begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 553
- Like diterima
- 9.425
•••••
Sampan Sekali Dayung
MINGGU siang saya pergi ke rumah Fahri, teman saya. Maksud saya mau mengajak Fahri mancing ikan gurami di kolam ikan Haji Soleh.
Sudah hampir 4 bulan kami tidak pergi mancing, karena kesibukan kami masing-masing. Fahri sudah punya istri, anaknya satu orang berumur 4 tahun.
“Istri gua lagi sakit, Del. Tuh, lagi diurut di kamar. Kita ngobrol di sini aja, ya?” kata Fahri.
“Ya udah, nggak apa-apa, lain kali aja. Istri lo sakit apa?” tanya saya.
“Kecapean, adiknya baru habis menikah kemaren. Maaf ya Del, gua nggak ngundang lo."
"Adiknya yang mana?"
"Irah..."
"Irah...? Irah yang baru kemaren lulus SMA itu...?
"Iyaa...! Tadinya gua siapin buat lo, Del... nggak taunya sudah gini duluan..." Fahri memperagakan wanita hamil dengan tangannya. "Sudah 4 bulan baru ketahuan...."
"Lupakan saja, Ri..."
"Lo mau minum apa, gua buatkan lo kopi hitam aja ya... gua dapat kopi Tor@ja dari teman gua...”
“Boleh....” jawab saya.
Fahri pergi ke dapur.
Lebih baik saya pergi ke dapur juga, kalau mau ngobrol masalah cewek, kata saya dalam hati, lebih aman di dapur, daripada disini nanti kedengaran bini Fahri.
Saya bangkit dari duduk saya di ruang tamu, dan sewaktu kaki saya melangkah sampai di depan kamar yang pintunya setengah terbuka, oooalaaa.... astagaaaa.... bini Fahri tengkurap telanjang bulat di atas kasur!
Bongkahan pantat Zaskia sedang diurut oleh seorang wanita yang mengenakan jeans biru panjang dan berkaos hitam ketat....
Buru-buru saya berlari ke halaman menghirup udara segar untuk melonggarkan pernapasan saya.
Setelah jantung saya sudah tidak begitu berdebar, saya baru kembali ke ruang tamu, karena saya melihat Fahri sudah datang dari dapur membawa kopi.
“Tukang urutnya bisa dipanggil ke rumah nggak, Ri?” tanya saya. “Boleh nih, kalau bisa,” kata saya.
“Rumah lo kejauhan, Del. Kasihan kalau dia harus ke rumah lo naik angkot. Lebih baik lo ngurut di sini aja kalo mau ngurut. Nanti gantian setelah istri gua selesai,” jawab Fahri.
“Nggak kecapean dia? Minggu depan aja gua ke sini lagi,”
“Ah... minggu depan kelamaan, Del. Sekarang aja kenapa?”
“Mmm... mmm... maaf Ri, biasanya Zaskia kasih berapa sekali ngurut?”
“Sudahlah, nanti sama gua aja sekalian.” jawab Fahri.
Maksudnya, Fahri yang akan membayarkan saya. Nggak enak saya dengan Fahri. Fahri bukan orang kaya. Rumah masih sewa dan tanggungannya banyak.
Ia harus mengirim duit pada mertuanya, pada kedua orang tuanya, dan membayar uang kuliah adiknya.
Fahri bangun dari duduknya. Dia melangkah ke depan kamar. "Mbak, masih kuat ngurut temen saya, nggak?" tanya Fahri.
"Deli mau ngurut ya, Pih... ini Mami sudah selesai kok... suruh masuk aja ke sini..." balas Zaskia
"Del, sini..." panggil Fahri. "Bini gua sudah selesai..."
Tanpa curiga saya melangkah ke depan kamar. Ooouuu... Zaskia memang sudah selesai diurut, tetapi tubuhnya yang mengkilap berlumuran minyak itu masih telanjang bulat dan kedua tangannya terangkat ke atas sedang mengikat rambutnya yang sebahu itu yang biasanya ditutupi dengan kerudung.
Tapi Zaskia berdiri membelakangi Fahri dan saya. "Sebentar lagi aja kali, Ri... biar Mbaknya istirahat dulu..." kata saya beralasan untuk menghindari tatapan mata Zaskia.
Saya kembali duduk di ruang tamu minum beberapa teguk kopi dan sewaktu saya melihat Zaskia yang berbalut kain sudah pergi dari kamar, saya baru pergi ke kamar.
Fahri memperkenalkan tukang urutnya pada saya. Panggilannya Mbak Ayu. Umurnya saya taksir sekitar 40 tahunan. Wajahnya bulat berminyak, hidungnya juga bulat, bibirnya tebal tanpa senyum. Mungkin agak judes. Teteknya lumayan besar. Dan rambutnya digelung.
Tapi dia tersenyum pada saya setelah Fahri pergi. “Buka pakaiannya, dong..." katanya pada saya. "Saya telepon suami saya sebentar..." lalu Mbak Ayu pergi dari kamar membawa hapenya.
Saya buru-buru melepaskan pakaian saya dan hanya tinggal celana dalam, saya meraih BH Zaskia yang digeletakkan di tempat tidur bersama celana dalamnya.
Saya cium BH Zazkia yang harum pewangi pakaian. BH Zaskia kecil, mungkin hanya nomor 34 ukuran teteknya, sedangkan celana dalamnya bau asem dan bau kencing.
Jantung saya berdebar-debar sewaktu Mbak Ayu kembali ke kamar. Saya lalu segera tengkurap di kasur, tempat Fahri dan Zaskia bercinta dan tadi tubuh telanjang Zaskia juga tengkurap disini.
Sampan Sekali Dayung
MINGGU siang saya pergi ke rumah Fahri, teman saya. Maksud saya mau mengajak Fahri mancing ikan gurami di kolam ikan Haji Soleh.
Sudah hampir 4 bulan kami tidak pergi mancing, karena kesibukan kami masing-masing. Fahri sudah punya istri, anaknya satu orang berumur 4 tahun.
“Istri gua lagi sakit, Del. Tuh, lagi diurut di kamar. Kita ngobrol di sini aja, ya?” kata Fahri.
“Ya udah, nggak apa-apa, lain kali aja. Istri lo sakit apa?” tanya saya.
“Kecapean, adiknya baru habis menikah kemaren. Maaf ya Del, gua nggak ngundang lo."
"Adiknya yang mana?"
"Irah..."
"Irah...? Irah yang baru kemaren lulus SMA itu...?
"Iyaa...! Tadinya gua siapin buat lo, Del... nggak taunya sudah gini duluan..." Fahri memperagakan wanita hamil dengan tangannya. "Sudah 4 bulan baru ketahuan...."
"Lupakan saja, Ri..."
"Lo mau minum apa, gua buatkan lo kopi hitam aja ya... gua dapat kopi Tor@ja dari teman gua...”
“Boleh....” jawab saya.
Fahri pergi ke dapur.
Lebih baik saya pergi ke dapur juga, kalau mau ngobrol masalah cewek, kata saya dalam hati, lebih aman di dapur, daripada disini nanti kedengaran bini Fahri.
Saya bangkit dari duduk saya di ruang tamu, dan sewaktu kaki saya melangkah sampai di depan kamar yang pintunya setengah terbuka, oooalaaa.... astagaaaa.... bini Fahri tengkurap telanjang bulat di atas kasur!
Bongkahan pantat Zaskia sedang diurut oleh seorang wanita yang mengenakan jeans biru panjang dan berkaos hitam ketat....
Buru-buru saya berlari ke halaman menghirup udara segar untuk melonggarkan pernapasan saya.
Setelah jantung saya sudah tidak begitu berdebar, saya baru kembali ke ruang tamu, karena saya melihat Fahri sudah datang dari dapur membawa kopi.
“Tukang urutnya bisa dipanggil ke rumah nggak, Ri?” tanya saya. “Boleh nih, kalau bisa,” kata saya.
“Rumah lo kejauhan, Del. Kasihan kalau dia harus ke rumah lo naik angkot. Lebih baik lo ngurut di sini aja kalo mau ngurut. Nanti gantian setelah istri gua selesai,” jawab Fahri.
“Nggak kecapean dia? Minggu depan aja gua ke sini lagi,”
“Ah... minggu depan kelamaan, Del. Sekarang aja kenapa?”
“Mmm... mmm... maaf Ri, biasanya Zaskia kasih berapa sekali ngurut?”
“Sudahlah, nanti sama gua aja sekalian.” jawab Fahri.
Maksudnya, Fahri yang akan membayarkan saya. Nggak enak saya dengan Fahri. Fahri bukan orang kaya. Rumah masih sewa dan tanggungannya banyak.
Ia harus mengirim duit pada mertuanya, pada kedua orang tuanya, dan membayar uang kuliah adiknya.
Fahri bangun dari duduknya. Dia melangkah ke depan kamar. "Mbak, masih kuat ngurut temen saya, nggak?" tanya Fahri.
"Deli mau ngurut ya, Pih... ini Mami sudah selesai kok... suruh masuk aja ke sini..." balas Zaskia
"Del, sini..." panggil Fahri. "Bini gua sudah selesai..."
Tanpa curiga saya melangkah ke depan kamar. Ooouuu... Zaskia memang sudah selesai diurut, tetapi tubuhnya yang mengkilap berlumuran minyak itu masih telanjang bulat dan kedua tangannya terangkat ke atas sedang mengikat rambutnya yang sebahu itu yang biasanya ditutupi dengan kerudung.
Tapi Zaskia berdiri membelakangi Fahri dan saya. "Sebentar lagi aja kali, Ri... biar Mbaknya istirahat dulu..." kata saya beralasan untuk menghindari tatapan mata Zaskia.
Saya kembali duduk di ruang tamu minum beberapa teguk kopi dan sewaktu saya melihat Zaskia yang berbalut kain sudah pergi dari kamar, saya baru pergi ke kamar.
Fahri memperkenalkan tukang urutnya pada saya. Panggilannya Mbak Ayu. Umurnya saya taksir sekitar 40 tahunan. Wajahnya bulat berminyak, hidungnya juga bulat, bibirnya tebal tanpa senyum. Mungkin agak judes. Teteknya lumayan besar. Dan rambutnya digelung.
Tapi dia tersenyum pada saya setelah Fahri pergi. “Buka pakaiannya, dong..." katanya pada saya. "Saya telepon suami saya sebentar..." lalu Mbak Ayu pergi dari kamar membawa hapenya.
Saya buru-buru melepaskan pakaian saya dan hanya tinggal celana dalam, saya meraih BH Zaskia yang digeletakkan di tempat tidur bersama celana dalamnya.
Saya cium BH Zazkia yang harum pewangi pakaian. BH Zaskia kecil, mungkin hanya nomor 34 ukuran teteknya, sedangkan celana dalamnya bau asem dan bau kencing.
Jantung saya berdebar-debar sewaktu Mbak Ayu kembali ke kamar. Saya lalu segera tengkurap di kasur, tempat Fahri dan Zaskia bercinta dan tadi tubuh telanjang Zaskia juga tengkurap disini.