Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sang Pejantan (no sara) (part 18) #Jagopolo

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
ditunggu update hu
 
kemungkinan Update sabtu dini hari hu utk update part 17, dan kemungkinan jika proses menulis part 18 selesai. akan update 2 part sekaligus. part 17 masih cari mulustrasinya sebagai penunjang cerita.
terimakasih
Di tunggu lho hu...
 
UPDATE 17
(agar paham alur cerita silahkan membaca terlebih dahulu cerita sebelumnya)

Ustadz Zainal

Ustadzah lilis


Ustadz Roni

Asnoni



_________________
Kehidupan di Pondok memang menentramkan, apalagi ditambah suasana Alam yang berada di sekitar pondok. Pondok yang dipimpin oleh Abah haji, beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan yang pesat. Mulai dari gedung Asrama Santri, Fasilitas, Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. Abah benar benar merombak pesantren ini dengan gaya ataupun metode pembelajaran yang lebih modern. Santri-santri betah tinggal di pesantren, karena mendapatkan pelayanan yang baik dan ditunjang oleh Para Ustadz-Ustadzah yang berkompeten dalam masing masing bidang. Total ada 150n Ustadz dan ustadzah di Pondok. Namun semua Ustadz maupun ustadzah tersebut tidak seluruhnya bermukim di dalam Pondok. Ada yang melaju dari rumah, ada yang tinggal bareng Santri dan santriwati, dan juga ada yang tinggal di Kompleks perumahan para pengajar Pondok.
.
Para pengajar Pondok yang bisa menempati kompleks perumahan hanya bisa dari keluarga pondok pesantren, ataupun orang yang diberikan kepercayaan oleh Abah. Seperti Asnoni, bukan berasal dari keluarga pondok, namun Asnoni diberikan kepercayaan oleh pondok untuk tinggal sementara di rumah Ustadz iwan dan istrinya Ustadzah Anytha. Asnoni sendiri memperoleh kepercayaan yang sama oleh Ustadz Roni untuk membantu di perkebunan Teh, memperoleh kepercayaan oleh Ustadz Zainal dan Ustadz iwan untuk merawat tanam tanaman di sekitar rumahnya. ketiga Ustadz ini rumahnya saling berdekatan. Ajaran ajaran di pondok memang seperti ini, mendahulukan kegiatan kegiatan yang dianggap mudah namun sukar untuk dilakukan. Contohnya, Asnoni sering kali potong rumput di rumah rumah para Ustadz-Ustadznya, disuruh untuk belanja perlengkapan Santri ke desa, dan sebagainya.
.
Semua kegiatan tersebut tak luput dari suruhan abah haji, karena Abah melihat Asnoni orang yang cukup rajin, namun kadang bebal pemikirannya. Maka perlu ada kebiasaan tersendiri yang harus dilakukan. Tujuannya untuk bisa lebih dewasa dan bijak mengatur emosional. sudah dua kali dalam seminggu Asnoni diajak Ustadz Roni untuk kirim Teh ke Kota, tak sedikit pula dari beberapa Ustadzah yang belum punya pasangan alias masih single, mencoba mencari tahu Profil Asnoni lewat Ustadzah lilis dan Ustadzah Anytha.
.
Bukan dari kalangan ustadzah yang masih single yang mengagumi Asnoni. Bahkan ustadzah lilis sudah berhasil take Off dalam birahi kejantanan Asnoni. Umur Asnoni yang masih sangat muda pasti diidamkan oleh para wanita, apalagi tubuh kekarnya. Asnoni juga dipercaya sebagai pelatih pencak silat di pondok juga Asisten dari para pelatih pencak silat. Terutama menjadi bagian pembinaan nutrisi dan kesehatan fisik. Karena Abah haji menginginkan santri santri putranya bertubuh dempal dan berotot.
.
Kegiatan yang sangat berat dilakukannya ialah, bangun pagi untuk berangkat Jamaah Subuh. Setiap subuh mau tidak mau harus mandi terlebih dahulu supaya bisa melek. Kalau tidak mandi, mata Asnoni sulit untuk melek. Tapi berkat kedisiplinan Ustadz Iwan dan Ustadzah Anytha yang selalu membangunkannya. Asnoni terbiasa dengan kegiatan rutinan tersebut. Disiplin dan patuh merupakan kunci pokok Asnoni untuk bisa mengikuti semua hal yang ada di pondok pesantren.
.
10 hari berselang Asnoni kirim Teh ke Kota, besok dia harus kembali lagi mengantar Teh Teh ke Kota.
.
.
POV ASNONI

Brak brak brakk brakk.. (suara gedoran pintu)
Ustadzah Anytha : assss Asnoni.. bangun, subuh subuh
Asss.. asnoni

.
.
Asnoni : iya ustadzah, udah bangunudah..

(mata masih lengket, nyawa belum 100% kembali.. hmm) gumamku dalam hati.
.
Aku mulai mempersiapkan diri untuk Jamaah Subuh, sekarang masih jam 3.55 masih ada waktu untuk mandi. Rutinitasku setiap bangun pagi adalah mandi. Jika melewatkan mandi, gak bakalan bisa melek mata ini. Setiap aku mandi, Ustad dan ustadzahku sudah berangkat terlebih dahulu. Karena mereka punya tanggung jawab untuk membangunkan santri-santrinya. Pagi ini sedikit gerimis dan mendung dengan cuaca yang super dingin 12 derajat celcius. Beginilah pondok apabila berada di dataran tinggi, cuacanya berubah ubah.
.
Aku mulai mempercepat langkahku, banyak santri putra juga berlarian menuju masjid. Biasanya santri santri yang tertinggal berangkat Jamaah adalah santri yang suka begadang malam, suka Rokokan di belakang asrama atau di atap pondok. Sesampai di masjid aku dan santri putra harus lewat sebelah kanan jamaah santri putri. Rasa rasanya seperti lewat di depan presiden, gerogi.. bagaimana mana tidak gerogi, aku yang berbadan tinggi besar lewat di samping ribuan santri putri. Dilihatin, di perhatiin sampai aku dan santri putra masuk dalam shof santri santri putra.
.
Selesai Jamaah. Aku menghampiri para Ustadz yang sedang mengobrol di teras masjid. Ustad Roni, Ustad Zainal dan ustad iwan berada dalam obrolan ini. Tapi saya hanya bisa diam memerhatikan ucapan para Ustadz. Mereka membicarakan Kitab, sedang aku tidak paham dengan itu. Tapi, hal yang menarik dalam obrolan ini ialah mereka saling mendengarkan dan memberikan tanggapan. Padahal sekarang sudah pukul 05.40 tapi mereka masih antusias untuk berdiskusi.
.
Ustadz Roni : ayo balik semua.. udah jam segini.
(kata ustad roni disela sela obrolan panjang para Ustadz.)
Ustadz Zainal : besok jadi kirim mas?
Ustadz Roni : jadi krim nal, besok pagi berangkat sama cowok sampingmu.. ada apa?
Ustadz Zainal : kalau jadi kirim, aku mau ngrepotin mas ron.
Ustadz Roni : Mau ngrepotin apa? Ngomong aja langsung.
Ustadz Zainal : besok mau ikutan kirim.. hehe
Ustadz Roni : ikut aja, besok kan dua mobil krim..
Ustadz Zainal : gak Cuma itu saja Mas Ron.. aku sekalian pinjem mobilnya.
Ustadz Roni : sehabis kirim pakai aja gpp.. gak usah sungkan-sungkan. ngomong-ngomong mau kemana nal?
Ustadz Zainal : besok mariska mau pindahan mas Ron, kost nya mau habis, terus disuruh dampingi dia. Hari senin depan mau Seminar Proposal skripsi.
Ustadz Roni : ya udah pakek aja yang Grand Max, nanti aku sama Asnoni.
Asnoni : Gak sekalian minta bantuan sama kita-kita tadz?
Ustadz Zainal : gak usah aku sendiri aja.
Ustadz Roni : beneran, emang kuat pindahin sendiri?
Ustadz Zainal : kuat lah mas Ron..
Asnoni : kenapa gak dilanjutin kost ya tadz? Kalau habis tinggal perpanjang.
Ustadz Zainal : bener memang As, kemarin sempet mau dilanjutin kostnya, tapi aku pikir-pikir Mariska mau skripsi, terus dia minta aku sering ke Kota buat nemenin dia. Kalau aku ke kost yang sekarang, gak muat itu kost. Kurang besar. Ya sudah minggu kemarin minta bantuan temen buat carikan rumah kontrakan yang aksesnya dekat sama kampus.
Asnoni : terus udah dapet tadz rumahnya?
Ustadz Zainal : udah as.. udah dapet.
Asnoni : gak ngomong sama Asnoni buat carikan tadz, rumah Bapak di kota juga ada yang deket kompleks kampus.
Ustadz Zainal : gak lah as.. ngrepotin kamu nya, sungkan sama bapak kamu.
Asnoni : tadz tadz.. gak lah tadz kalau ngrepotin.
Ustadz Roni : emang kampusnya mariska deket kampusmu As?
Asnoni : dekat tadz.. emang khusus wilayah buat kampus, dekat banget.
Ustadz Roni : besok gampang nal, bawa aja itu mobil, aku bisa pulang sama Asnoni. Malah seneng pulang bisa di setir bocah bagus.. haha
.
Sampailah aku di kamar, karena ini pagi. Aku langsung berganti kostum untuk olahraga. Olahragaku cukup di depan kamar. Karena dulu setelah sampai disini aku minta dikirimi Home Gym. Home Gym sengaja di taruh di luar kamarku yang terhubung langsung dengan Dapur. Kalau Ustadzah Anytha sedang masak, biasanya diajak ngobrol olehnya. Tapi pagi ini tidak melihat Ustadzah sedang memasak. Hari-hariku menjadi tambah betah tinggal dirumah Ustadz iwan meskipun kamarku paling belakang, alasanku betah ialah Ustadzah Anytha. Entah ini hanya pandanganku atau perasaan aku saja, ustadzah anytha semakin tambah molek tubuhnya, aku tau karena ketika memasak sering memakai Kaos press body dan legging Yang memperlihatkan kakinya yang jenjang. Setiap kali aku mandi pernah menjumpai Test pack di kotak tisu kamar mandi, dan kurma muda di meja makan. Kalau diambil relevansinya dari kedua benda tersebut dapat disimpulkan Ustadzah anytha sedang program Hamil. Karena kurma muda sangat baik bagi mereka kaum wanita yang tengah menjalani program kehamilan.
.
Sampai saat ini memang keluarga Ustadz Iwan belum dikaruniai anak atau memang sengaja menunda kehamilan dan barulah sekarang mereka menjalani program hamil. setiap malam ini kadang sering mendengar jeritan Ustadzah anytha dan Ustad iwan yang tengah asyik menikmati persetubuhan. Ustadz iwan dalam hal sexs menurutku bukan orang yang Awam. ketika aku dulu pernah mengintipnya dari kaca jendela kamarnya, Ustadz Iwan sangat lihai dalam urusan Ranjang. Tapi desahan desahan dan jeritan jeritan mereka yang selalu membangkitkan Jagoku berontak. Untung nya aku punya dua wanita yang bisa mengobati jagoku,yang tak lain ialah April dan Ustadzah Lilis.
.
Semenjak hubungan intens dengan Ustadzah lilis, beliau sering kali mengirimkan photonya ke whatsa*pku. Photo photo tersebut bukan yg biasa. Melainkan saat tengah bersetubuh dengan suaminya. Kemarin malam ustadzah lilis menghubungiku untuk memintaku melakukan hal yang sama saat di kebun Teh. Jujur, aku menolak ajakan tersebut. karena menilai waktunya kurang tepat. Kenapa sekelas Ustadzah melakukan hal ini dengan aku, ketika aku bertanya saat video call, Ustadzah lilis menjawab, karena sejak pertama kali merasakan penis suaminya, muncul fantasi ingin merasakan penis orang lain yang masih muda. Akhirnya fantasi tersebut mulai menggebu gebu saat aku berada di pondok, bahkan ustadzah lilis sempat ragu ingin melakukannya. Namun ketika pertama kali melihat penisku yang jauh lebih besar dari perkiraannya dan ukuran panjang besarnya lebih dari kepunyaan suaminya, fantasinya akhirnya terbayarkan.
.
Jam 10.00 pagi aku berangkat ke Kebun Teh. Kondisi gerimis dan kabut tebal membuat aku harus memakai jaket. Hari ini memastikan mobil yang akan aku bawa untuk mengirim Teh besok, para santri yang sejak pagi berada di gudang Teh dapat kami lihat sedang Mempacking Teh Teh kedalam karung besar. Suka sekali dengan para santri putra yang semangat ketika berada di Gudang. Namun aku tak melihat Ustadz Roni berada di gudang.
Asnoni : kang Ustadz Roni belum kesini?
santri : belum kang, tapi ustadzah lilis sudah disini dari pagi tadi. Kami kurang tau Ustadz Roni. Kemungkinan masih mengajar.
Asnoni : Ya sudah kang, Terimakasih.. ohh iya ini yang mau di angkut ke mobil yang mana?
Santri : itu kang, tumpukan karung itu yang baru siyap..
Asnoni : oke makasih banyak..
.
Aku mulai mengangkut Karung-karung ini ke mobil untuk ditata. Bersama Dua santri lain yang menemaniku menata Teh. Satu persatu karung aku tata sedemikian rapinya, agar mobil bisa muat banyak karung. Jika pondok bisa beli Truk, mungkin muatan 2 mobil pickUp bisa langsung terangkut menjadi satu truk. Tapi sayangnya pihak pondok belum cukup rejeki untuk beli Truk. Satu mobil Grand Max sudah cukup untuk packing barang. Tinggal satu mobil yang akan dikendarai Ustadz Roni yang belum terMuati. Sambil menunggu karung-karung yang diisi aku istirahat sambil main Hp. Ketika aku buka What*ap ternyata Ustadzah lilis chat aku dan memberitahukan kalau dirinya sedang berada di Kantor gudang.
.
Beranjak bangun dari istirahat, aku lalu ambil kesempatan untuk bertemu dengan Ustadzah lilis.

Asnoni : Assalamualaikum ustadzah lilis...
Ustadzah lilis : waalaikumsalam, brondong ganteng kok kringetan?
Asnoni : habis menata muatan ustadzah..
Ustadzah lilis : ooo.. gitu..
As.. knapa kemarin2 kmu tolak? Hmm


(tiba-tiba ustadzah melontarkan pertanyaan yang abstrak namun mengarah pada chatnya yang tempo hari mangajakku berhubungan. Nada bicarany yang ketus, seakan akan Ustadzah lilis terkecewakan)
Asnoni : tolak? Apanya yg titolak ustadzah..
Ustadzah : hmmm...
(gini nih kalo perempuan ngambek, mukanya terlihat memerah, jawabny Cuma hamm hemm hamm hemm)

Asnoni : iyaa tau Asnoni.. waktuny kurang pas Ustadzah..
Ustadzah lilis
:Ohhh kurang pas ya.. coba kamu duduk disitu.

(lalu aku pindah duduk didepan meja ustadzah, kursi sofa yang menghadap langsung ke arah pintu.)

Ustadzah lilis : tolong jangan menolak.

(dia mengatakan seperti itu sambil berjalan kearahku, wajah Ustadzah semakin mendekat ke arah wajahku. Aku hanya berpura pura mematung saja, biar Ustadzah mengira aku hanya cowok yang Polos.)

Ustadzah lilis : cuppppl.. cuppp... cupp.. tolong jangan menolak, aku mau kamu keluarkan adik kecil kamu.
Asnoni : disini Ustadzah? Tapi, dibawah banyak santri Ustadzah...
Ustadzah lilis : kan dibawah, ini kan di lantai dua.
Asnoni : kalau santri tau bagaimana? Ustadz Roni kan pasti kesini nantinya..
(bagaimanapun aku juga khawatir, memang jika ada orang menuju kantor pasti terdengar langkahnya dari dalam kantor. Tangga yang terbuat dari besi itu akan bunyi seiring langkah kaki seseorang.)
Ustadzah lilis : ihhh lama As, buruan keluarin itumu.

(aku lalu berdiri untuk menurunkan celanaku beserta Cd yang aku pakai, sementara Ustadzah berusaha melepas Celana dalam sambil mengangkat gamis yang ia pakai)
Ustadzah lilis : Uhh itumu as.. panjang besar banget. ini yang buat lobang utadzah longgar.. wkwk
Bentar aku lepas dulu CD aku. Hihihihi...
Asnoni : gamisnya sekalian lepas Ustadzah.. hehe
Ustadzah lilis : maumu... enggak. rawan kalo dicopot semua.
(Ustadzah langsung jongkok dan tanpa basi basi langsung mengarahkan mulutnya mengulum Penisku.)

Ustadzah lilis : ihhh senengnya... bisa emut ini lagi as..
Muachhh..
Cuppp.. slurppp..
Slurppppl..
Gemes tau Ass..

Asnoni : tapi Asnoni deg deg an Ustadzah...
Ustadzah lilis : sama, aku juga deg degan..
tapi ustadzah penasaran..
Slurppppl...
Klok klok klok...
Slurppppl..

Gerakan mulut ustadzah yang mengeluarkan masukkan penisku sambil disedot sedotnya membuat penisku smakin keras dan tegang. Rasa cemas karna dibawah banyak santri, membuat aku merasakan sensasi yang lain.
Ustadzah lilis : muat ass di mulut, aku coba sampe tenggorokan..
Slurppppl..
Slurppp... clokk.. klok klok klok.. cupp
Klok klok
Cupp...muachhh
..
Asnoni : ohh enak banget Ustadzah..

mulut ustadzah memang kecil seperti perawakannya. Tapi sedotannya lebih kuat daripada April. Ini memang faktor pengalaman atau emang Ustadzah lebih pintar dalam urusan ini.
Terus ustadzah... ohhh
Oghhh..


Ustadzah lilis : gimana sedotan mulutku. Beda gak sama yang minggu kemaren?
Asnoni : iya nih beda ustadzah..
Ustadzah lilis : hihihihi.. padahal aku Cuma insting aja sedot sedot punyamu..
Aku mau kamu duduk. Aku mau rasain adik kamu...

Asnoni : duhh ustadzah..
Ustadzah lilis :
gak usah cemas brondong sayang... emang aku sengaja di kondisi seperti ini. Aku mau cari sensasi lebih..
Asnoni : ya sudah Ustadzah.. tapi aku mau rasain memek ustadzah dulu. Duduk dulu ustadzah, kangkangin kakinya..
Ustadzah lilis : aku hadap pintu as..
Asnoni : iya.. kangkangin kakinya. Buka selebar lebarnya...

Ustadzah kemudian duduk, kakinya mulai dilebarkan. Aku lalu berjongkok, kepalaku mulai aku dekatkan di selangkangan milik Ustadzah.
Memek Ustadzah yang masih merah terlihat mempesona. Apalagi ditambah cairan yang telah banyak keluar dari memeknya.
Slurppp.. slurppp
Slurpp..

Ustadzah lilis : ihhh.. nakal..
Asnoni : jangan menjerit, dibawah bnyak santri ustadzah..
Ustadzah lilis : geli as..
Asnoni : basah banget ininya..
slurpp.. slurpp..
Cupp..
Slurpp..

Lidahku berusaha untuk bermain lubang vagina milik Ustadzah. tapi, karena kondisi dibawah banyak santri, apalagi pintu kantor masih terbuka. Aku tak lama lama bermain di vaginanya.
Asnoni : aku masukin ustadzah, kayaknya bentar lagi Ustadz Roni nyusul kemari.
Ustadzah lilis : udah aku kangkangin, ayo masukin..
Asnoni : jangan Ustadzah, asnoni yang duduk.. Ustadzah nanti belakangin asnoni terus masukin penis asnoni.
Ustadzah lilis : oke oke.. jadi aku hadap pintu ini.
(Ustadzah lilis berdiri, sekarang aku duduk di kursi.)
Ustadzah lilis : semakin deg-degan ustadzah As
Asnoni : tapi sensasinya dapat Ustadzah..
Ustadzah lilis : iya As, hadap pintu lagi. Aku dudukin kamu, bantu arahkan tu penis besarmu.
Oghhh...
Ihhhhhh... ngilu
Nikmat as...
Asnoni : masih sisa ini, belum masuk semua.
Ustadzah lilis : gak muat di dalam As..
Ohhh ass..
pentokin baru genjot
Ahhh..
Plok plok plok
Duhh... ihhh


Ustadzah lilis semakin cepat menaik turunkan badanya. Demi efisien waktu, aku juga menyeimbangkan gerakan tubuhnya. Yang merasakan ngilu bukan hanya Ustadzah lilis, melainkan adik kecilku pun merasakan yang sama. Cengkraman dinding vagina milik Ustadzah sangat kuat.

Ohh ustadzah.. ohh

Ustadzah lilis : ohhhh... ohhh
Enakk ba.. ngett.. uhh
Ughh.. ohh ass..
Plok plok plok plok plok
Aku mau kluar...

Asnoni : aku juga ustadzah...
Ustadzah Lilis : enak bangettt... ihhhhh
Ohh ohh..
asnoni : ayo ayo....
Ustadzah lilis : ohhh.. angkat ustadzah ass.. miringin..
uhhh.. iyaa beginii
iyaaa... uhhhh

Asnoni : Jangan keras keras ustadzah suaranya..
Ustadzah lilis : udah lirih ini.. ohhhh
Aku mau sampai.. ohhh
Ohh
Ohhh
Asnoni : ohh ayo ustadzah..
( jepitan dinding vagina yang lumayan ketat, menjadikan pertahannku mulai luntur)

Plok plok plok plok

Tangan kananku langsung aku arahkan ke mulut ustadzah, aku tak mau jeritan Ustadzah terdengar keras hingga mengakibatkan santri curiga.

Asnoni : aku lepas, ustadzah aku gendong
Ustadzah lilis : okee.. gimana gimana
Asnoni : aku angkat kaki kanan ustadzah,
penis asnoni udah siap masuk lagi
..
Ustadzah lilis : ayoo...
uhhhhh... pelan
aghhh..

Asnoni : sekarang aku angkat smua kakinya
sedikit menghentak ini. jangan menjerit..

Ustadzah lilis : heghhhhhh...
ohhhhh mentok
sampe ujung lobang ass,, ngilu banget
ohhh
ahh.. pelan genjotny
ihhh ihhhh

asnoni : enakkk... kann...
plok plok plok
plok plok

ustadzah lilis : kelihatanny aku mau sampe ass
ohhh
ohhhh.. uhhh

asnoni : tahan ustdzah dikit lagi..
Ustadzah lilis : aku sampaii..
Plok plok plok
Ohhhh.. ehhhmmm
hemmmmm..
Hmmmmm
mmm
ihhhhhhhhhhhhh..
eghhhhhhh


Badan ustadzah mengejang di pangkuangku. Tanganku berhasil menutup mulut ustadzah supaya tak menjerit. Rasanya lemes, letih, seolah olah tenaga hari ini sudah habis dan terkuras semuanya.
Ustadzah lilis : ohh.. As, sumpah puasssss... semburan dari penismu panas ass, ohh
Ohhh.. gilaa..
ohh..
enak aduhhh.. sampai mentok gila kamu ass..


Ustdzahpun berdiri dan tercopotlah penisku dari cengkraman vaginanya.
Cepet balik kamu kebawah nanti yang lain curiga
Asnoni : Rapikan dulu pakaian ustadzah..

Aku juga membersihkan sisa sperma yang menetes dengan tisu. Fantasi berpikirku benar benar liar, pikiranku membawa dalam imajinasi yang luar biasa.
Setelah rapi aku tinggalkan ustadzah yang masih mengatur nafasnya.
.
.
Malam hari setelah kejadian tersebut, aku merasa was was apabila Ustadz roni mengetahui lubang milik istrinya menjadi longgar. Yang aku khawatirkan ustadzah lilis tidak bisa beralasan dengan baik.
Ohh iya.. besok pagi aku harus kirim kembali teh ke pabrik, seperti biasa berangkat setelah sholat subuh. Namun tidak berdua lagi besok kirim teh ke pabrik, kali ini Ustadz Zainal ikut dengan kami. Akan tetapi setelah pulang dari pengiriman Teh, Ustadz Zainal langsung menuju Ke kota untuk bertemu dengan istrinya yaitu Ustadzah mariska.


terimakasih
see you next part 18 (proses editing)
jangan lupa coment & like
sumber foto : unkown
untuk pertanyaan penting silahkan ditanyakan lewat pesan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd