Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY SANG PENERUS

Status
Please reply by conversation.
MENGAJI KITAB AL HIKAM





Hari Sabtu.

Pukul 14.20.

Tak terasa memasuki hari ke 20 untuk Melisa,Lukman,Daniel dan Bimo puasa mutih. Bayu menyarankan mereka untuk tidur siang,karena malamnya wajib bergadang. Mereka pun menurutinya.

Paijo memutuskan berhenti dari tempat kerjaannya,ia pergi mencari tempat untuk membuka usahanya.

Bayu berencana ingin mengikuti pengajian kitab Al Hikam. Sebab setelah membaca kitab itu,dirinya tertarik untuk mengikuti pengajian tersebut.

Bayu memakai pakaian muslim,celana panjang,dan songkok,tak lupa ia membawa Shuriken buat berjaga - jaga serta 10 bungkus choki - choki. Ia berencana akan membeli kitab Al Hikam di toko buku dekat dengan pondok pesantren.

Bayu keluar dari kamar lalu menutupnya.

Saat akan menuruni tangga,abayu berpas - pasan dengan Mei Lien yang menaiki tangga.

"Mau kemana Bay...?" ucap Mei Lien.

"Mau ngaji bi..."ucap Bayu.

"Ngaji? Biasanya kamu ngaji di atas Bay...Kok turun.." ucap Mei Lien.

"Ngaji di pondok pesantren bibiku yang cantik..." ucap Bayu.

"Ikut donk..." ucap Mei Lien.

"Jangan....Itu pengajian khusus putra bi..." ucap Bayu.

"Aku ikut... Titik gak pakai koma...Dari pada aku nungguin kamu kaya orang gila,di telpon gak bisa..." ucap Mei Lien.

"Gak bisa bibiku yang cantik....." ucap Bayu.

"Tungguin aku... Kalau di tinggal,aku akan menyusulmu.." ucap Mei Lien lalu pergi ke kamarnya.

"Asem....." ucap Bayu.

Bayu kemudian berjalan ke arah teras rumah.

Sesampai di teras,Bayu duduk di lantai .
Sembari menunggu Mei Lien datang. Bayu mengambil Choki - chokinya.

"Semoga saja dia bisa jaga sikap.." ucap Bayu dalam hati sambil memakan choki - choki.

Tak lama kemudian,Mei Lien muncul bersama Hinata.

Bayu melihat Mei Lien menggunakan Baju yang waktu itu ia belikan,dan memakai jilbab milik Hinata.

"Lah... Ayu san...Kamu juga ikut..." ucap Bayu.

"Ano....Bayu san.. Aku penasaran..." ucap Hinata.

"Ooo...Begitu..

"Yo wes.... Tapi jangan berbuat yang aneh - aneh loh ya bi...Seperti ngaku - ngaku aku ini pacarmu... Biar gak menimbulkan fitnah...

"Dan untuk Ayu san.." ucap Bayu.

"Oke..." ucap Mei Lien.

"Hem....

"Nanti kalian di pondok putri saja...Jangan berbuat yang aneh - aneh ya..." ucap Bayu.

Kemudian mereka naik ke mobil.Lalu 4 mobil berjalan beriringan.

"Asem...Pengennya pergi sendiri...Malah rame - rame...Seperti mau piknik aja..." ucap Bayu dalam hati.

Setelah menempuh perjalanan,akhirnya mereka hampir tiba di pondok pesantren.

"Pak berhenti di depan toko buku..." ucap Bayu pada supirnya.

"Siap bos.." ucap supir.

"Bos minta berhenti di toko buku.." ucap pengawal di sebelah supir memberi tahu ke yang lainnya memakai radio.

4 mobil itu berhenti,lalu pengawal membuka pintu mobil,kemudian Bayu keluar dan berjalan ke toko buku.

Hinata dan Mei Lien ikut turun lalu menghampiri Bayu.

"Pak.. Ada buku kitab Al Hikam dan pulpen pilot hi tech 0,5 .." ucap Bayu pada penjual.

"Ada...Sebentar ya bang.." ucap penjual.

"Beli apa Bayu san..?" ucap Hinata.

"Beli kitab Al Hikam Ayu san..." ucap Bayu.

Penjual memberikan kitab Al Hikam dan pulpen,lalu Bayu membayarnya. Setelah itu Bayu masuk kembali ke mobil,

Tak lama kemudian mereka sampai di gerbang.

Nampak security pondok menanyakan maksud dan tujuan pada supir yang berada di depan.

Bayu kemudian turun lalu menghampirinya.

"Assalam mu'alaikum pak.." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam...

"Owalah...Pak ustadz Bayu... Maaf pak ustadz..Saya tidak tahu." ucap security.

"Ya.***kpapa pak..." ucap Bayu.

Bayu kembali ke mobilnya. Lalu mobil iringan itu masuk kedalam kawasan pondok,kemudian berhenti. Lalu mereka keluar semua.

Bayu berjalan ke arah rumah pak KH. Syukron di ikuti Hinata,Mei Lien dan para pengawal.

Nampak beberapa orang heran dan penasaran saat melihat Bayu datang bersama 2 wanita dan para pengawal.

Setelah sampai di depan rumah pak KH. Syukron.

Bayu berjalan bersama Hinata dan Mei Lien. Sedangkan pengawalnya berjaga di depan teras rumah.

Nampak pak KH. Syukron duduk di kursi tamu bersama 2 orang bapak - bapak.

"Assalam mualaikum..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam warah matullah..." ucap mereka.

"Silahkan masuk pak Kyai..." ucap Pak KH. Syukron.

Bayu kemudian masuk bersama Hinata dan Mei Lien.

Pak KH. Syukron lantas berdiri lalu bersalaman dan memeluk Bayu kemudian melepaskan.

Hinata menangkupkan tangannya,Mei Lien mengikuti Hinata,ia juga menangkupkan tangannya.

"Pak Kyai...Ini Ayu... kekasihku dan ini bibi saya Mei Lien... Mereka sangat penasaran dengan pondok pesantren.." ucap Bayu.

"Ooo...Begitu...Silahkan duduk dulu... Bapak mau kedalam sebentar " ucap pak KH. Syukron.

"Injih pak Kyai..." ucap Bayu.

Mereka kemudian duduk di kursi,sementara pak KH. Syukron masuk ke dalam.

Tak lama kemudian,pak KH. Syukron datang bersama seorang wanita dewasa .

"Neng Ayu dan Neng Mei Lien..Ikutlah bersama bu ustadzah Lutfi" ucap pak KH. Syukron.

Hinata dan Mei Lien melihat ke arah Bayu.

"Ikuti saja,katanya kalian tadi penasaran..." ucap Bayu.

Hinata kemudian berdiri kemudian berjalan ke arah ustadzah Lutfi.

"Aku di sini aja Bay..." ucap Mei Lien.

"Bi...Cewek sama cowok gak boleh satu ruangan... " ucap Bayu.

"Baiklah... " ucap Mei Lien.

"Oh iya Bi...Senjatanya jangan di bawa ke dalam.." ucap Bayu khawatir kalau Mei Lien menggunakan pistol itu di dalam pondok.

"Kalau ada preman gimana Bay?" ucap Mei Lien.

"Di sini gak ada preman bi...Jadi bibi tenang saja,gak usah khawatir.." ucap Bayu.

Mei Lien lantas mengeluarkan pistolnya yang berada di dalam tas lalu di serahkan ke Bayu.

Bayu menerima pistol Mei Lien

2 orang bapak - bapak itu terkejut melihat pitol Mei Lien.

Mei Lien berjalan ke arah ustadzah Lutfi. Lalu mereka masuk ke dalam rumah.

"Nak Bayu...Untuk apa bibimu membawa senjata api.?" ucap pak KH. Syukron penasaran.

"Untuk berjaga - jaga saja pak Kyai... Pak Kyai mau pistol?" ucap Bayu.

"Tidak terima kasih..." ucap pak KH. Syukron.

Pak KH. Syukron kemudian berbicara pada 2 orang bapak - bapak. Bayu hanya diam menyimak.

Tak lama kemudian 2 orang itu pamit undur diri.

Kini hanya Bayu dan pak KH. Syukron.

"Oh iya pak Kyai... Sebelumnya pernah belajar kitab kuning apa saja?" ucap pak KH. Syukron.

"Kitab Fiqih,Alfiyah,Hadits dan sejarah saja pak Kyai...Mau lanjut lagi,tapi saya pilih keluar dari pondok untuk membantu ibu saya. " ucap Bayu.

"Ooo.. Begitu...Baerapa lama mondoknya?" ucap pak KH. Syukron.

"Hem....8 tahun pak Kyai,terus saya sekolah SMP***k di pondok lagi.." ucap Bayu.

"Apakah nama ibundanya pak kyai itu bernama Hana?" ucap pak KH. Syukron. untuk memastikan. Sebab sebelumnya ia menelpon pak KH. Mustafa menanyakan perihal apakah pak KH.Mustafa punya musuh benuyutan seorang wanita. Pak KH.Mustafa jawab tidak ada.Hanya seorang wanita bernama Hana yang dulu pernah Hana akan menghajar dirinya.

"EH...!!??? Bayu terkejut.

"Pak Kyai tahu dari mana kalau ibu saya bernama Hana..." ucap Bayu heran dan penasaran.

"Dari pak KH. Mustafa..." ucap pak KH. Syukron.

" Ooo... Begitu...

"Jangan beri tahu ke pak Kyai Mustafa ya pak Kyai...Kalau saya mau belajar ngajai di sini..

Tiba - tiba muncul pak KH. Mustafa dari dalam rumah lalu berdiri di belakang Bayu tanpa Bayu sadari,sebab pak KH.Mustafa menggunakan amalannya seperti Hana untuk bergerak cepat.

"Ibu saya akan benar - benar menghajar beliau."ucap Bayu.

"Assalam mua'laikum pak Kyai..." ucap pak KH.Mustafa.

"Wa'alai...

Bayu menoleh kebelakang.

"JUANCOOOK.......!!!!??? teriak Bayu kaget setengah mati hingga ia berdiri dari tempat duduknya.

Bayu memgusap dadanya.

"Pak Kyai Kok ada di sini?" ucap Bayu heran.

Pak KH. Mustafa tak menjawab,ia berjalan ke arah Bayu lalu memeluk Bayu. Kemudian melepaskan pelukannya.

"Sahabatku yang mengundang bapak kemari,katanya ada seseorang yang ingin menemuiku. Rupanya kamu Bayu...Piye kabare..?" ucap pak KH. Mustafa.

"Alhamdulilah apik pak Kyai.." ucap Bayu.

Kemudian mereka duduk.

"Bapak mau nanya... Apakah wanita yang dulu di rumah pak Haji Ridwan itu adalah ibumu nak?" ucap pak KH.Mustafa memastikan,karena dirinya sangat penasaran.

"Injih leres pak Kyai..." ucap Bayu.

"Serius Nak...." ucap pak KH. Mustafa tak percaya.

"Serius pak Kyai... Jangan menemui ibuku loh ya pak Kyai... Jika pak Kyai mau modyar ya monggooo bertemu dengan ibuku.." ucap Bayu.

"Sial... Berarti benar,dia itu Hana ..Wanita yang dulu aku kerjain.. Tapi mengapa dia nampak masih muda" ucap pak KH.Mustafa dalam hati penasaran.

Tiba - tiba terdengar suara adzan Ashar.

"Bapak berani nak... Hanya titip pesan saja. Tolong maafin kesalahan bapak waktu itu... " ucap pak KH. Mustafa.

"Insya allah pak Kyai..." ucap Bayu.

Mereka kemudian keluar menuju mesjid.

"Mereka siapa nak?" ucap pak KH. Mustafa.

"Teman - temanku pak Kyai...

"Ayoo yang mau shalat ikut aku..." ucap Bayu.

Sebagian mereka ikut bersama Bayu .Sebagian berjaga di depan rumah pak KH. Syukron.

Setelah sampai di mesjid. Para santri terkejut melihat 5 orang membawa senjata api laras panjang.Ada pula yang takut

"Gak usah takut kang... " ucap Bayu.

Kemudian mereka masuk ke mesjid. Kali ini Bayu di tarik oleh pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.Karena Bayu berada di belakang shaf.

"Jangkreek..." ucap Bayu saat di tarik.

"Yang muda harus ngalah sama yang tua..." ucap pak KH. Mustafa.

"Asem....." ucap Bayu.

Mau tak mau Bayu jadi imam lagi.

---***----

Di dalam pondok pesantren putri.

Nampak Hinata dan Mei Lien berjalan melihat - lihat suasana pondok pesantren.

"Maaf sebelumnya,apakah mbak Ayu pernah berkunjung ke pesantren.." ucap ustdzah Lutfi.

"Tidak...Saya tidak pernah... Sebab saya berasal dari jepang..." ucap Hinata.

"Dari jepang..??" ucap ucap ustadzah Lutfi.

"Hai..." ucap Hinata.

Hinata melihat ada kantin lalu ia berjalan ke arah kantin.

Nampak beberapa santriwati melihat Ayu dan Mei Lien,mereka kemudian menghampirinya untuk berkenalan. Mereka pikir Hinata dan Mei Lien adalah santri baru.

Mei Lien melihat Hinata kebingungan menjawab pertanyaan para santriwati.

"Maaf...Kami kesini hanya jalan - jalan saja. Bukan untuk mondok di sini...

"Dan tolong beri kami privasi..." ucap Mei Lien.

"Kalian bubarlah... Jangan ganggu mereka..Mereka adalah tamu.." ucap ustadzah Lutfi.

Akhirnya para santri pergi meninggalkan mereka.

Hinata kemudian membeli jajanan di kantin tersebut.

Tak lama kemudian suara Adzan terdengar.

"Ano bu ustadzah...Saya tidak bawa mukena..." ucap Hinata.

"Di mushalla ada mukena..." ucap ustadzah Lutfi.

Mereka kemudian berjalan berjalan ke mushalla.

Sesampai di mushalla.Mei Lien duduk di teras.

"Mbak Mei tidak ikut Masuk?" ucap ustdzah Lutfi.

"Maaf,saya non islam..." ucap Mei Lien.

"Maaf...Saya tidak tahu.." ucap ustadzah Lutfi.Lalu masuk ke dalam.

Mei Lien melepas jilbabnya karena kegerahan.

---***---

Di teras rumah pak KH.Syukron.

Satu persatu para santri datang untuk mengaji kitab Al Hikam.

Bayu duduk di antara pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.

Pak KH. Syukron memulai pengajiannya setelah berkumpul para santri.

Bayu melihat ke arah kitab yang di buka pak KH. Syukron. Kemudian ia menyamakan halaman yang di buka oleh pak KH. Syukron.

Bayu mencatat hal yang penting saja,yang belum ia pahami di buku kitab tersebut.

Tak terasa pengajian itu telah selesai.

Para santri meninggalkan emperan rumah pak KH. Syukron.

"Oh nak Bayu... Apakah ibumu memberikan amalannya padamu?" ucap pak KH. Mustafa.

"Injih pak Kyai.." ucap Bayu.

"Gimana kabarnya pakdemu Bay..." ucap pak KH. Mustafa.

"Pakde siapa pak Kyai?" ucap Bayu.

"Ki Kartolo..." ucap pak KH. Mustafa.

"Alhmdulilah,beliau sehat pak Kyai... Pak Kyai kenal sama pakdeku?" ucap Bayu.

"Kenal...Bahkan akrab... " ucap pak KH. Mustafa.

"Hem..Kok bisa akrab pak Kyai?" ucap Bayu.

"Dulu waktu bapak masih remaja,sering bertemu di sawah untuk mencari keong, belut,sayuran... Kadang cari ikan..."ucap pak KH. Mustafa.

"Ooo... Pantesan aja,pakdeku menyarankan belajar sama pak Kyai,tapi ibuku tidak mau.." ucap Bayu.

Mei Lien muncul dari dalam rumah sendiri,tak memakai jilbab lalu duduk di depan Bayu.

"Karena pakdemu gak tahu masalah bapak dengam ibumu nak..." ucap pak KH. Mustafa.

"Bi...Kenapa di lepas jilbabnya ?..." ucap Bayu.

"Gerah Bay.... " ucap Mei Lien.

"Ayu mana bi...?" ucap Bayu tak melihat Hinata.

"Masih di dalam,lagi beli makanan di kantin.." ucap Mei Lien.

"Maaf pak Kyai... Bibi saya baru kali ini pakai jilbab.." ucap Bayu.

" Iya gakpapa nak..." ucap pak KH. Syukron dan KH . Mustafa.

"Apakah Mei Lien ini bibi kandungmu nak?" ucap pak KH. Mustafa.

"Injih leres pak Kyai... Bibi Me Lien ini salah satu bibi saya di keluarga Han..." ucap Bayu.

"Keluarga Han??

" Keluarga Han pengusaha itu kah nak Bayu ...?" ucap pak KH. Syukron.

"Injih pak Kyai..." ucap Bayu.

"Kok bisa nak... Setahuku bapak,ibumu itu orang tuanya jawa asli. Bukan orang china" ucap pak Kyai Mustafa.

"Kakek kandung Bayu adalah orang china pak Kyai.. Yang merawat ibuku adalah orang tua angkat..." ucap Bayu.

Lalu muncul Hinata sambil membawa kresek berisi makanan,lalu di berikan ke pengawal. Kemudian duduk di samping Mei Lien.

"Ooo...Begitu...Ya..Ya..Ya..Bapak paham sudah..." ucap pak KH. Mustafa.

"Ayu san tadi makan?" ucap Bayu.

"Hampir Bayu... Untung bibi Mei mengingatkan.." ucap Hinata.

"Ooo...Syukurlah...

"Oh iya pak Kyai...Saya pamit undur diri dulu,mau pulang." ucap Bayu.

Bayu memcium tangan pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.Lalu Bayu berdiri.

Hinata dan Mei Lien menangkupkan tangannya ke arah pak KH. Mustafa dan pak KH. Syukron.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam warahmatullah..." ucap pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa serempak.

Kemudian Bayu,Hinata,dan Mei Lien meninggalkan rumah pak KH. Syukron bersama para pengawalnya.

"Aku tak memyangka wanita yang aku tolong waktu itu adalah wanita yang dulu pernah aku kerjain..." ucap pak KH. Mustafa dalam hati.
 
MENGAJI KITAB AL HIKAM





Hari Sabtu.

Pukul 14.20.

Tak terasa memasuki hari ke 20 untuk Melisa,Lukman,Daniel dan Bimo puasa mutih. Bayu menyarankan mereka untuk tidur siang,karena malamnya wajib bergadang. Mereka pun menurutinya.

Paijo memutuskan berhenti dari tempat kerjaannya,ia pergi mencari tempat untuk membuka usahanya.

Bayu berencana ingin mengikuti pengajian kitab Al Hikam. Sebab setelah membaca kitab itu,dirinya tertarik untuk mengikuti pengajian tersebut.

Bayu memakai pakaian muslim,celana panjang,dan songkok,tak lupa ia membawa Shuriken buat berjaga - jaga serta 10 bungkus choki - choki. Ia berencana akan membeli kitab Al Hikam di toko buku dekat dengan pondok pesantren.

Bayu keluar dari kamar lalu menutupnya.

Saat akan menuruni tangga,abayu berpas - pasan dengan Mei Lien yang menaiki tangga.

"Mau kemana Bay...?" ucap Mei Lien.

"Mau ngaji bi..."ucap Bayu.

"Ngaji? Biasanya kamu ngaji di atas Bay...Kok turun.." ucap Mei Lien.

"Ngaji di pondok pesantren bibiku yang cantik..." ucap Bayu.

"Ikut donk..." ucap Mei Lien.

"Jangan....Itu pengajian khusus putra bi..." ucap Bayu.

"Aku ikut... Titik gak pakai koma...Dari pada aku nungguin kamu kaya orang gila,di telpon gak bisa..." ucap Mei Lien.

"Gak bisa bibiku yang cantik....." ucap Bayu.

"Tungguin aku... Kalau di tinggal,aku akan menyusulmu.." ucap Mei Lien lalu pergi ke kamarnya.

"Asem....." ucap Bayu.

Bayu kemudian berjalan ke arah teras rumah.

Sesampai di teras,Bayu duduk di lantai .
Sembari menunggu Mei Lien datang. Bayu mengambil Choki - chokinya.

"Semoga saja dia bisa jaga sikap.." ucap Bayu dalam hati sambil memakan choki - choki.

Tak lama kemudian,Mei Lien muncul bersama Hinata.

Bayu melihat Mei Lien menggunakan Baju yang waktu itu ia belikan,dan memakai jilbab milik Hinata.

"Lah... Ayu san...Kamu juga ikut..." ucap Bayu.

"Ano....Bayu san.. Aku penasaran..." ucap Hinata.

"Ooo...Begitu..

"Yo wes.... Tapi jangan berbuat yang aneh - aneh loh ya bi...Seperti ngaku - ngaku aku ini pacarmu... Biar gak menimbulkan fitnah...

"Dan untuk Ayu san.." ucap Bayu.

"Oke..." ucap Mei Lien.

"Hem....

"Nanti kalian di pondok putri saja...Jangan berbuat yang aneh - aneh ya..." ucap Bayu.

Kemudian mereka naik ke mobil.Lalu 4 mobil berjalan beriringan.

"Asem...Pengennya pergi sendiri...Malah rame - rame...Seperti mau piknik aja..." ucap Bayu dalam hati.

Setelah menempuh perjalanan,akhirnya mereka hampir tiba di pondok pesantren.

"Pak berhenti di depan toko buku..." ucap Bayu pada supirnya.

"Siap bos.." ucap supir.

"Bos minta berhenti di toko buku.." ucap pengawal di sebelah supir memberi tahu ke yang lainnya memakai radio.

4 mobil itu berhenti,lalu pengawal membuka pintu mobil,kemudian Bayu keluar dan berjalan ke toko buku.

Hinata dan Mei Lien ikut turun lalu menghampiri Bayu.

"Pak.. Ada buku kitab Al Hikam dan pulpen pilot hi tech 0,5 .." ucap Bayu pada penjual.

"Ada...Sebentar ya bang.." ucap penjual.

"Beli apa Bayu san..?" ucap Hinata.

"Beli kitab Al Hikam Ayu san..." ucap Bayu.

Penjual memberikan kitab Al Hikam dan pulpen,lalu Bayu membayarnya. Setelah itu Bayu masuk kembali ke mobil,

Tak lama kemudian mereka sampai di gerbang.

Nampak security pondok menanyakan maksud dan tujuan pada supir yang berada di depan.

Bayu kemudian turun lalu menghampirinya.

"Assalam mu'alaikum pak.." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam...

"Owalah...Pak ustadz Bayu... Maaf pak ustadz..Saya tidak tahu." ucap security.

"Ya.***kpapa pak..." ucap Bayu.

Bayu kembali ke mobilnya. Lalu mobil iringan itu masuk kedalam kawasan pondok,kemudian berhenti. Lalu mereka keluar semua.

Bayu berjalan ke arah rumah pak KH. Syukron di ikuti Hinata,Mei Lien dan para pengawal.

Nampak beberapa orang heran dan penasaran saat melihat Bayu datang bersama 2 wanita dan para pengawal.

Setelah sampai di depan rumah pak KH. Syukron.

Bayu berjalan bersama Hinata dan Mei Lien. Sedangkan pengawalnya berjaga di depan teras rumah.

Nampak pak KH. Syukron duduk di kursi tamu bersama 2 orang bapak - bapak.

"Assalam mualaikum..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam warah matullah..." ucap mereka.

"Silahkan masuk pak Kyai..." ucap Pak KH. Syukron.

Bayu kemudian masuk bersama Hinata dan Mei Lien.

Pak KH. Syukron lantas berdiri lalu bersalaman dan memeluk Bayu kemudian melepaskan.

Hinata menangkupkan tangannya,Mei Lien mengikuti Hinata,ia juga menangkupkan tangannya.

"Pak Kyai...Ini Ayu... kekasihku dan ini bibi saya Mei Lien... Mereka sangat penasaran dengan pondok pesantren.." ucap Bayu.

"Ooo...Begitu...Silahkan duduk dulu... Bapak mau kedalam sebentar " ucap pak KH. Syukron.

"Injih pak Kyai..." ucap Bayu.

Mereka kemudian duduk di kursi,sementara pak KH. Syukron masuk ke dalam.

Tak lama kemudian,pak KH. Syukron datang bersama seorang wanita dewasa .

"Neng Ayu dan Neng Mei Lien..Ikutlah bersama bu ustadzah Lutfi" ucap pak KH. Syukron.

Hinata dan Mei Lien melihat ke arah Bayu.

"Ikuti saja,katanya kalian tadi penasaran..." ucap Bayu.

Hinata kemudian berdiri kemudian berjalan ke arah ustadzah Lutfi.

"Aku di sini aja Bay..." ucap Mei Lien.

"Bi...Cewek sama cowok gak boleh satu ruangan... " ucap Bayu.

"Baiklah... " ucap Mei Lien.

"Oh iya Bi...Senjatanya jangan di bawa ke dalam.." ucap Bayu khawatir kalau Mei Lien menggunakan pistol itu di dalam pondok.

"Kalau ada preman gimana Bay?" ucap Mei Lien.

"Di sini gak ada preman bi...Jadi bibi tenang saja,gak usah khawatir.." ucap Bayu.

Mei Lien lantas mengeluarkan pistolnya yang berada di dalam tas lalu di serahkan ke Bayu.

Bayu menerima pistol Mei Lien

2 orang bapak - bapak itu terkejut melihat pitol Mei Lien.

Mei Lien berjalan ke arah ustadzah Lutfi. Lalu mereka masuk ke dalam rumah.

"Nak Bayu...Untuk apa bibimu membawa senjata api.?" ucap pak KH. Syukron penasaran.

"Untuk berjaga - jaga saja pak Kyai... Pak Kyai mau pistol?" ucap Bayu.

"Tidak terima kasih..." ucap pak KH. Syukron.

Pak KH. Syukron kemudian berbicara pada 2 orang bapak - bapak. Bayu hanya diam menyimak.

Tak lama kemudian 2 orang itu pamit undur diri.

Kini hanya Bayu dan pak KH. Syukron.

"Oh iya pak Kyai... Sebelumnya pernah belajar kitab kuning apa saja?" ucap pak KH. Syukron.

"Kitab Fiqih,Alfiyah,Hadits dan sejarah saja pak Kyai...Mau lanjut lagi,tapi saya pilih keluar dari pondok untuk membantu ibu saya. " ucap Bayu.

"Ooo.. Begitu...Baerapa lama mondoknya?" ucap pak KH. Syukron.

"Hem....8 tahun pak Kyai,terus saya sekolah SMP***k di pondok lagi.." ucap Bayu.

"Apakah nama ibundanya pak kyai itu bernama Hana?" ucap pak KH. Syukron. untuk memastikan. Sebab sebelumnya ia menelpon pak KH. Mustafa menanyakan perihal apakah pak KH.Mustafa punya musuh benuyutan seorang wanita. Pak KH.Mustafa jawab tidak ada.Hanya seorang wanita bernama Hana yang dulu pernah Hana akan menghajar dirinya.

"EH...!!??? Bayu terkejut.

"Pak Kyai tahu dari mana kalau ibu saya bernama Hana..." ucap Bayu heran dan penasaran.

"Dari pak KH. Mustafa..." ucap pak KH. Syukron.

" Ooo... Begitu...

"Jangan beri tahu ke pak Kyai Mustafa ya pak Kyai...Kalau saya mau belajar ngajai di sini..

Tiba - tiba muncul pak KH. Mustafa dari dalam rumah lalu berdiri di belakang Bayu tanpa Bayu sadari,sebab pak KH.Mustafa menggunakan amalannya seperti Hana untuk bergerak cepat.

"Ibu saya akan benar - benar menghajar beliau."ucap Bayu.

"Assalam mua'laikum pak Kyai..." ucap pak KH.Mustafa.

"Wa'alai...

Bayu menoleh kebelakang.

"JUANCOOOK.......!!!!??? teriak Bayu kaget setengah mati hingga ia berdiri dari tempat duduknya.

Bayu memgusap dadanya.

"Pak Kyai Kok ada di sini?" ucap Bayu heran.

Pak KH. Mustafa tak menjawab,ia berjalan ke arah Bayu lalu memeluk Bayu. Kemudian melepaskan pelukannya.

"Sahabatku yang mengundang bapak kemari,katanya ada seseorang yang ingin menemuiku. Rupanya kamu Bayu...Piye kabare..?" ucap pak KH. Mustafa.

"Alhamdulilah apik pak Kyai.." ucap Bayu.

Kemudian mereka duduk.

"Bapak mau nanya... Apakah wanita yang dulu di rumah pak Haji Ridwan itu adalah ibumu nak?" ucap pak KH.Mustafa memastikan,karena dirinya sangat penasaran.

"Injih leres pak Kyai..." ucap Bayu.

"Serius Nak...." ucap pak KH. Mustafa tak percaya.

"Serius pak Kyai... Jangan menemui ibuku loh ya pak Kyai... Jika pak Kyai mau modyar ya monggooo bertemu dengan ibuku.." ucap Bayu.

"Sial... Berarti benar,dia itu Hana ..Wanita yang dulu aku kerjain.. Tapi mengapa dia nampak masih muda" ucap pak KH.Mustafa dalam hati penasaran.

Tiba - tiba terdengar suara adzan Ashar.

"Bapak tidak berani nak... Hanya titip pesan saja. Tolong maafin kesalahan bapak waktu itu... " ucap pak KH. Mustafa.

"Insya allah pak Kyai..." ucap Bayu.

Mereka kemudian keluar menuju mesjid.

"Mereka siapa nak?" ucap pak KH. Mustafa.

"Teman - temanku pak Kyai...

"Ayoo yang mau shalat ikut aku..." ucap Bayu.

Sebagian mereka ikut bersama Bayu .Sebagian berjaga di depan rumah pak KH. Syukron.

Setelah sampai di mesjid. Para santri terkejut melihat 5 orang membawa senjata api laras panjang.Ada pula yang takut

"Gak usah takut kang... " ucap Bayu.

Kemudian mereka masuk ke mesjid. Kali ini Bayu di tarik oleh pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.Karena Bayu berada di belakang shaf.

"Jangkreek..." ucap Bayu saat di tarik.

"Yang muda harus ngalah sama yang tua..." ucap pak KH. Mustafa.

"Asem....." ucap Bayu.

Mau tak mau Bayu jadi imam lagi.

---***----

Di dalam pondok pesantren putri.

Nampak Hinata dan Mei Lien berjalan melihat - lihat suasana pondok pesantren.

"Maaf sebelumnya,apakah mbak Ayu pernah berkunjung ke pesantren.." ucap ustdzah Lutfi.

"Tidak...Saya tidak pernah... Sebab saya berasal dari jepang..." ucap Hinata.

"Dari jepang..??" ucap ucap ustadzah Lutfi.

"Hai..." ucap Hinata.

Hinata melihat ada kantin lalu ia berjalan ke arah kantin.

Nampak beberapa santriwati melihat Ayu dan Mei Lien,mereka kemudian menghampirinya untuk berkenalan. Mereka pikir Hinata dan Mei Lien adalah santri baru.

Mei Lien melihat Hinata kebingungan menjawab pertanyaan para santriwati.

"Maaf...Kami kesini hanya jalan - jalan saja. Bukan untuk mondok di sini...

"Dan tolong beri kami privasi..." ucap Mei Lien.

"Kalian bubarlah... Jangan ganggu mereka..Mereka adalah tamu.." ucap ustadzah Lutfi.

Akhirnya para santri pergi meninggalkan mereka.

Hinata kemudian membeli jajanan di kantin tersebut.

Tak lama kemudian suara Adzan terdengar.

"Ano bu ustadzah...Saya tidak bawa mukena..." ucap Hinata.

"Di mushalla ada mukena..." ucap ustadzah Lutfi.

Mereka kemudian berjalan berjalan ke mushalla.

Sesampai di mushalla.Mei Lien duduk di teras.

"Mbak Mei tidak ikut Masuk?" ucap ustdzah Lutfi.

"Maaf,saya non islam..." ucap Mei Lien.

"Maaf...Saya tidak tahu.." ucap ustadzah Lutfi.Lalu masuk ke dalam.

Mei Lien melepas jilbabnya karena kegerahan.

---***---

Di teras rumah pak KH.Syukron.

Satu persatu para santri datang untuk mengaji kitab Al Hikam.

Bayu duduk di antara pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.

Pak KH. Syukron memulai pengajiannya setelah berkumpul para santri.

Bayu melihat ke arah kitab yang di buka pak KH. Syukron. Kemudian ia menyamakan halaman yang di buka oleh pak KH. Syukron.

Bayu mencatat hal yang penting saja,yang belum ia pahami di buku kitab tersebut.

Tak terasa pengajian itu telah selesai.

Para santri meninggalkan emperan rumah pak KH. Syukron.

"Oh nak Bayu... Apakah ibumu memberikan amalannya padamu?" ucap pak KH. Mustafa.

"Injih pak Kyai.." ucap Bayu.

"Gimana kabarnya pakdemu Bay..." ucap pak KH. Mustafa.

"Pakde siapa pak Kyai?" ucap Bayu.

"Ki Kartolo..." ucap pak KH. Mustafa.

"Alhmdulilah,beliau sehat pak Kyai... Pak Kyai kenal sama pakdeku?" ucap Bayu.

"Kenal...Bahkan akrab... " ucap pak KH. Mustafa.

"Hem..Kok bisa akrab pak Kyai?" ucap Bayu.

"Dulu waktu bapak masih remaja,sering bertemu di sawah untuk mencari keong, belut,sayuran... Kadang cari ikan..."ucap pak KH. Mustafa.

"Ooo... Pantesan aja,pakdeku menyarankan belajar sama pak Kyai,tapi ibuku tidak mau.." ucap Bayu.

Mei Lien muncul dari dalam rumah sendiri,tak memakai jilbab lalu duduk di depan Bayu.

"Karena pakdemu gak tahu masalah bapak dengam ibumu nak..." ucap pak KH. Mustafa.

"Bi...Kenapa di lepas jilbabnya ?..." ucap Bayu.

"Gerah Bay.... " ucap Mei Lien.

"Ayu mana bi...?" ucap Bayu tak melihat Hinata.

"Masih di dalam,lagi beli makanan di kantin.." ucap Mei Lien.

"Maaf pak Kyai... Bibi saya baru kali ini pakai jilbab.." ucap Bayu.

" Iya gakpapa nak..." ucap pak KH. Syukron dan KH . Mustafa.

"Apakah Mei Lien ini bibi kandungmu nak?" ucap pak KH. Mustafa.

"Injih leres pak Kyai... Bibi Me Lien ini salah satu bibi saya di keluarga Han..." ucap Bayu.

"Keluarga Han??

" Keluarga Han pengusaha itu kah nak Bayu ...?" ucap pak KH. Syukron.

"Injih pak Kyai..." ucap Bayu.

"Kok bisa nak... Setahuku bapak,ibumu itu orang tuanya jawa asli. Bukan orang china" ucap pak Kyai Mustafa.

"Kakek kandung Bayu adalah orang china pak Kyai.. Yang merawat ibuku adalah orang tua angkat..." ucap Bayu.

Lalu muncul Hinata sambil membawa kresek berisi makanan,lalu di berikan ke pengawal. Kemudian duduk di samping Mei Lien.

"Ooo...Begitu...Ya..Ya..Ya..Bapak paham sudah..." ucap pak KH. Mustafa.

"Ayu san tadi makan?" ucap Bayu.

"Hampir Bayu san.. Untung bibi Mei mengingatkan.." ucap Hinata.

"Ooo...Syukurlah...

"Oh iya pak Kyai...Saya pamit undur diri dulu,mau pulang." ucap Bayu.

Bayu memcium tangan pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa.Lalu Bayu berdiri.

Hinata dan Mei Lien menangkupkan tangannya ke arah pak KH. Mustafa dan pak KH. Syukron.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam warahmatullah..." ucap pak KH. Syukron dan pak KH. Mustafa serempak.

Kemudian Bayu,Hinata,dan Mei Lien meninggalkan rumah pak KH. Syukron bersama para pengawalnya.

"Aku tak memyangka wanita yang aku tolong waktu itu adalah wanita yang dulu pernah aku kerjain..." ucap pak KH. Mustafa dalam hati.
 
Terakhir diubah:
Suwun pakde Kartolo @GI_karjo
mohon maaf kalau lancang suhu,mohon usul,mohon dikurangi pisuane Bayu,apalagi pas ketemu dengan para kyai,biar sesuai dengan seorang yg sering menjadi imam masjid ,sekali lagi mohon maaf atas kelancangan hamba.. πŸ™πŸ™πŸ™
setuju sih dari sisi manusia normal secara adab memang gal sopan ketika di ponpes apalagi ketemu kyai terus ada misuhnya tapi kalau bicara dari sisi penikmat cerita bagi ane gak masalah selama tidak ada unsur SARA
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd