Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Santri dan Syahwat

Status
Please reply by conversation.
Chapter 1



"Kamu jangan ngawur Yun, kamu belum kenal siapa pemuda itu !" Seru Ning Ishma tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya, kenapa adiknya langsung tertarik pada pemuda yang baru pertama kali dilihatnya. Sangat tidak masuk akal, begitu hebatkah daya tarik yang dimiliki Burhanuddin sehingga setiap wanita dengan mudahnya jatuh cinta.

"Aku sendiri nggak tahu Mbak, kenapa hatiku langsung bergetar melihat wajahnya. Seperti ada kekuatan yang menarik hatiku sehingga aku tidak bisa berpaling dari wajahnya, mengingatkanku dengan kisah Siti Zulaikha dengan Nabi Yusuf. " Jawab Ning Yuni menunduk malu, wajah pemuda itu sepertinya enggan menghilang dari pikirannya.

"Hati hati, jagalah hatimu dari sesuatu yang belum pasti ada manfaatnya !" Gumam Ning Ishma, dia berpaling melihat photo pernikahan dirinya dengan Gus Nur, matanya terpejam saat wajah Gus Nur berubah menjadi Burhanuddin.

----XXX----​

"Hahahaha aku sangat ingin hamil olehmu Din, sayang seribu kali sayang ternyata kamu tidak bisa menghamiliku !" Seru Zaenab kecewa, hingga kini benih yang diharapkan mampu membuahi rahimnya tidak juga berhasil menghamilinya.

"Kamu tidak hamil, Nab ?" Tanya Burhanuddin girang, hampir saja dia melompat dan berteriak nyaring kegirangan. Ketakutannya tidak terbukti, Zaenab tidak hamil.

"Ya, ternyata kamu mandul !" Seru Zaenab jengkel, keperawanannya terbuang sia-sia karena Burhanuddin tidak bisa menghamilinya dan pernikahan yang diinginkan tidak akan pernah bisa terjadi.

"Jangan sembarangan kamu, aku tidak mandul !" Imel Burhanuddin tersinggung oleh tuduhan Zaenab tanpa dasar.

"Buktinya aku tidak hamil Din, aku berasal dari keluarga besar berjumlah tujuh orang. Itu artinya aku tidak ada keturunan mandul, bisa saja kamu yang mandul." Jawab Zaenab yakin, kedua orang tuanya mempunyai tujuh orang anak.

"Aku tidak mandul, akan aku buktikan bisa menghamiliku !" Seru Burhanuddin, dia langsung memeluk Zaenab sebelum gadis itu sadar Burhanuddin melumat bibir Zaenab dengan bernafsu. Dia harus membuktikan tuduhan Zaenab itu tidak benar, dia harus bisa menghamili Zaenab secepatnya atau gadis itu akan terus menerus mengatainya mandul.

" Mmmmmm !" Zaenab terkejut oleh serangan tiba-tiba Burhanuddin, namun tidak urung bibirnya terbuka menyambut ciuman Burhanuddin dengan sepenuh hati. Ini yang selalu dirindukan dari Burhanuddin setelah beberapa bulan mereka hanya bisa saling bertatapan dari kejauhan. Gairahnya langsung bangkit tak terkendali saat payudaranya yang montok diremas kasar oleh Burhanuddin, tubuhnya menggeliat di antara dengus nafasnya yang tersengal-sengal karena bibirnya tersumpal bibir Burhanuddin yang panas.

"Akan aku buktikan, aku tidak mandul !" Bisik Burhanuddin setelah puas melumat bibir Zaenab, tangannya berusaha mengangkat gamis lebar Zaenab yang dengan suka rela mengangkat pinggulnya mempermudah pekerjaan Burhanuddin.

"Buktikan, jangan cuma ngomong." Jawab Zaenab tersenyum bahagia, kerinduan dan birahinya akan terbayar tuntas hari ini di gubuk yang tersembunyi. Walau Zaenab sempat khawatir akan ada yang memergoki mereka, kekhawatiran itu langsung lenyap oleh birahi yang membakar jiwanya.

Burhanuddin tidak menjawab, perlahan dia mendorong Zaenab hingga rebah di bale bale bambu yang berdebu, tidak ada penolakan dari Zaenab yang pasrah menunggu apa yang akan terjadi. Mereka saling bertatapan beberapa saat, disaksikan oleh langit yang tiba-tiba berubah menjadi mendung seakan tidak mau melihat apa yang sedang dilakukan sepasang insan yang sedang dimabuk birahi.

"Tentu, aku akan menumpahkan semua benihku di rahimmu." Gumam Burhanuddin menyingkapkan gamis Zaenab hingga leher, bra warna putih dan CD yang juga berwarna putih masih menyembunyikan bagian vitalnya.

Burhanuddin tidak mau menyia-nyiakan waktu, tempat ini bukanlah tempat aman untuk mengumbar nafsu. Burhanuddin menari CD Zaenab, gadis itu hanya pasrah mengangkat pinggulnya membiarkan CD nya lepas sehingga memeknya yang terlihat gundul semakin membakar birahi Burhanuddin.

"Nab, memekmu dicukur ya ?" Tanya Burhanuddin meneguk air liur melihat memek Zaenab yang semakin indah setelah bulu jembut tidak menghalangi lembah sempit memanjang, tangannya menyentuh memek Zaenab membuat gadis itu sedikit mengejang.

"Iya, biar kamu bebas jilatin memekku." Jawab Zaenab membuka pahanya selebar mungkin, sepasang kakinya diangkat ke atas dan Zaenab memegang pahanya agar tetap mengangkang menggoda Burhanuddin yang tidak berkedip menatap memeknya yang mulai basah.

"Kamu nggak mau jilatin memekku Din, sudah aku cuci pake sabun sirih jadi wangi.. !" Seru Zaenab menggoda Burhanuddin dengan membuka belahan memeknya yang berwarna merah membuat Burhanuddin kembali menelan air liur, kontolnya berontak di dalam celana dalam dan sarung yang dipakainya.

Burhanuddin segera berjongkok di antara selangkangan Zaenab sambil menahan paha gadis itu, matanya tak berkedip memandang lubang memek yang menganga memperlihatkan bagian dalamnya yang basah berlendir. Perlahan Burhanuddin menjulurkan lidahnya menyentuh lubang memek yang semakin menganga oleh tarikan pada ke dua sisinya oleh Zaenab yang menahan nafas menikmati sentuhan lidah kasar Burhanuddin.

"Ahhhhh, ennnakkkk !" Seru Zaenab lirih, matanya mendelik menatap wajah Ning diantara selangkangannya. Jantungnya berdegup semakin kencang oleh sensasi yang selalu membuatnya takjub. Rasa nikmat yang dirasakan, selalu membuatnya tergoda untuk mengulangi dan terus mengulanginya walau harus menggunakan berbagai macam cara yang merendahkan derajatnya. Hamil, mungkin itu bonus yang diharapkannya agar Burhanuddin mau menikahinya dan Zaenab sangat yakin Burhanuddin akan menikahinya kalau dia hamil. Entah keyakinan itu dia dapatkan dari mana sehingga dia mengabaikan kemungkinan Burhanuddin lari dari tanggung jawab apa bila dia hamil..

"Aaaaa, terusssss...!" Zaenab mendesis lirih merasakan lidah Burhanuddin semakin cepat menggelitik dinding memeknya, matanya terpejam menikmati setiap momen terindah dalam hidupnya. Dia merasa Burhanuddin bukan lagi orang lain, pria itu sudah menjadi calon suaminya. Hanya itu yang selalu dipikirkannya, tidak ada hal lain.

Lidah Burhanuddin bergerak semakin liar di dalam memeknya, disertai sentuhan cepat pada itilnya membuat tubuh Zaenab menggeliat dan mengejang, seluruh bulu halus ditubuhnya bangkit oleh rasa nikmat yang menguasai jiwanya. Hingga akhirnya jemari Zaenab melepaskan memeknya, dia menjambak rambut Burhanuddin dengan kasar dan menariknya hingga semakin terbenam di selangkangannya.

"Ampunnnnn, akkku kelllllluaarrrrr !" Teriak Zaenab, dia tidak bisa mengendalikan rasa nikmat yang membuatnya orgasme dalam waktu singkat. Sesingkat orgasme yang cepat berlalu dalam hitungan detik, Zaenab merasakan seluruh tubuhnya lemas dan jambakannya terlepas dari rambut Burhanuddin.

"Baru dijilat kamu sudah keluar, apa lagi aku entot..!" Goda Burhanuddin setelah Zaenab melepaskan jambakannya, dia menatap wajah cantik Zaenab yang tidak pernah membuatnya bosan. Harus diakui, kecantikan Zaenab mampu membuat setiap pria dengan mudah jatuh hati walau penampilannya terlihat sederhana dengan pakaian yang sebagian besar pemberian orang lain.

"Iya, entot aku sekarang. Buktikan kamu bisa menghamiliku, buktikan kamu tidak mandul...!" Seru Zaenab mengejek, dia hampir yakin Burhanuddin mandul dan tidak mungkin bisa menghamilinya. Buktinya, hingga kini dia belum juga hamil dan itu membuatnya semakin penasaran untuk terus mencoba agar dia benar benar bisa hamil oleh benih Burhanuddin.

"Aku nggak mandul, aku pasti akan menghamili kamu." Gerutu Burhanuddin merasa dilecehkan, walau sebenarnya dia mulai terpengaruh oleh tuduhan Zaenab. Buktinya dia adalah anak tunggal. Tapi dia berusaha mengingkari dan ingin membuktikan bahwa benihnya bisa menghamili Zaenab dan dia akan terus mencobanya hingga berhasil.

Burhanuddin segera membuka celana dalam dan menggulung sarungnya hingga pinggang, dia tidak berniat membuka sarung untuk berjaga jaga apa bila dalam keadaan genting tidak perlu bersusah payah memakai sarung. Tempat ini bukan tempat aman, sewaktu waktu ada orang yang ke sini dan cukup menurunkan sarung dan baju Zaenab maka bagian vital mereka tersembunyi aman. Itu hal paling realistis yang bisa dipikirkan oleh Burhanuddin dan Zaenab.

"Masukin, buruan...!" Seru Zaenab tidak sabar, dia tidak perlu pemanasan yang berlebihan. Memeknya sudah basah dan siap menerima sodokan kontol Burhanuddin, Zaenab segera meraih kontol Burhanuddin dan menariknya mendekati lobang memeknya yang sudah siap menerima kehadirannya. Apa lagi mereka harus secepatnya menuntaskan hasrat birahi ini sebelum orang lain melihat perbuatan mereka, secepatnya kontol Burhanuddin menaburkan benih pada memeknya.

"Ohhhhh, awwww ...!" Zaenab mendelik, seperti ada ribuan titik cahaya berpedar di matanya saat kontol Burhanuddin menerobos masuk dalam lobang sempit memeknya, menggesek dinding memeknya yang halus dan lembut hingga akhirnya menyentuh bagian terdalam dari memeknya. Zaenab menahan nafas merasakan centi demi centi kontol Burhanuddin perlahan memasuki memeknya hingga bagian terdalam, tidak ada lagi bagian batang kontol yang tersisa di luar memeknya.

"Ohhhh, memekkkkkk...!" Rasa takjub tidak kalah dirasakan oleh Burhanuddin, memek Zaenab seperti meremas batang kontolnya dengan lembut. Cairan pelumas yang keluar sama sekali tidak mengurangi cengkeramnya, bahkan dinding memek Zaenab seperti sebuah vibrator yang bergetar menghisap kontolnya membuat Burhanuddin terdiam membiarkan kontolnya terbenam utuh di memek Zaenab..

"Aduhhhh, kontol kamu bikin memekku ngilu tapi enak." Seru Zaenab takjub kontol sebesar Burhanuddin bisa masuk seluruhnya di memeknya yang sempit, dia baru memikirkan hal itu sekarang.

"Gila, memekmu bisa berkedut...!" Seru Burhanuddin tidak bisa menyembunyikan rasa herannya saat menarik kontolnya yang terbenam, hisapan memek Zaenab seperti menahannya dan kedutannya begitu terasa menambah rasa nikmat yang luar biasa. Burhanuddin berpikir keras, di antara empat wanita yang pernah dirasakan memeknya, memek siapa yang paling nikmat ? Burhanuddin gagal menemukan jawaban, memek Ning Sarah, Ning Ishma dan juga Nyai Aisyah mempunyai kenikmatan dan sensasi yang berbeda tergantung situasi hati yang dihadapinya.

"Ahhhhh, ennnnak kontolmu..." Jawab Zaenab menatap wajah Burhanuddin antara cinta dan nafsu yang menguasai jiwanya, dia sendiri ragu mana yang paling dominan menguasai hatinya. Cinta, atau sekedar nafsu meraih kenikmatan duniawi. Zaenab sudah tidak peduli, dia hanya ingin meraih kenikmatan yang bisa diraihnya bersama sodokan demi sodokan kontol Burhanuddin hingga akhirnya dia berhasil hamil oleh benih yang akan segera ditaburkan oleh kontol Burhanuddin.

"Ini ennnak, ennak sekali...!" Seru Burhanuddin, dia melakukannya dengan bernafsu, menyodok nyodokkan kontolnya tanpa perasaan sedikitpun selain nafsu untuk menghamili dan menyetubuhi tubuh indah gadis cantik yang memeknya memberikan kenikmatan luar biasa. Dia tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini, walaupun resiko yang harus dihadapinya gadis ini akan hamil. Ya, tujuannya memang membuat Zaenab hamil, dia merasa tersinggung karena sudah dituduh mandul itu artinya dia sudah merendahkan kedua orang tuanya yang hanya bisa menghasilkan anak semata wayang. Mengingat hal itu, nafsu Burhanuddin semakin liar memacu memek Zaenab sehingga bale bale bambu ikut terguncang disertai suara deritan yang cukup keras. Burhanuddin tidak peduli hal itu, baginya harus secepatnya menaburkan benih dari pejuhnya untuk menghamili Zaenab.

"Iya terus, entot aku dan hamili aku....!" Seru Zaenab histeris, dia meremas payudaranya yang montok dan sejak tadi tidak disentuh oleh Burhanuddin. Zaenab mendelik nikmat saat kontol Burhanuddin berungkali menyentuh bagian terdalam memeknya, rasa ngilu masih cukup terasa berbaur dengan rasa nikmat yang teramat sangat dahsyat.

"Pasti, pasti akan aku hamili kamu !" Seru Burhanuddin kalap, dia semakin kasar memompa memek Zaenab tanpa ampun dan berusaha secepatnya meraih orgasme sebelum ada orang yang memergoki perbuatan mereka. Waktu terasa sangat berharga, atau waktu terasa menyerempet bahaya yang sewaktu waktu datang menghampiri mereka.

"Akkkku kelllllluaarrrrr, ennnakkkk....!" Teriakan histeris Zaenab membuat Burhanuddin panik, bagaimana kalau ada yang mendengar dan mereka berlari ke sini? Burhanuddin terdiam beberapa saat memperhatikan sekelilingnya, cakaran Zaenab pada pergelangan tangan tidak dirasakannya sama sekali.

Kamu hebat, kontolmu hebat...!" Seru Zaenab dengan nafas tersengal sengal setelah badai orgasmenya berlalu, tubuhnya terasa letih namun sama sekali tidak menghilangkan birahinya. Dia masih ingin merasakan sodokan demi sodokan brutal kontol Burhanuddin pada memeknya, meraih orgasme berkali kali hingga tubuhnya tidak mampu digerakkan lagi.

"Kamu jangan berisik, nanti ada yang dengar. Gerutu Burhanuddin, dia akan memberikan Zaenab pelajaran atas perbuatannya yang mengandung bahaya seperti tadi. Tanpa ampun Burhanuddin kembali memompa memek Zaenab dengan cepat dan bertenaga sehingga bale bale reot semakin terguncang hebat dan menjerit jerit minta ampun tapi Burhanuddin sudah tidak peduli lagi dan tidak menyadari deritan bale bambu sama kencangnya dengan jeritan Zaenab tadi.

"Aduhhhh, ancur memekku...!" Seru Zaenab mengeluh nikmat, dia berpegangan keras pada sisi bale yang berguncang. Kenikmatan demi kenikmatan seakan tidak berhenti mengambang ambingkan jiwanya sehingga dalam waktu singkat kembali dia meraih orgasme yang tidak kalah dahsyat dengan yang pertama diraihnya namu sial, orgasmenya kali ini disertai rubuhnya bale bale bambu sehingga tubuh Burhanuddin ikut terjatuh menimpa tubuh montoknya.

"Aduhhhhh, " jerita Zaenab diantara badai orgasme sehingga tidak menyadari bale bale rubuh.

"Aduhhh, " jerita kesakitan Burhanuddin merasakan kontolnya tertekuk menimbulkan rasa nyeri yang hebat, kontolnya seperti patah.

"Kalian gila, apa yang kalian lakukan di sini?" Teriak Latifah yang tiba tiba sudah berdiri di belakang Burhanuddin dan Zaenab, mata indah gadis cantik itu terbelalak melihat adegan mesum di hadapannya.

"Fah....!" Seru Zaenab tidak kalah terkejut, perbuatannya dipergoki oleh sahabatnya sendiri dan kemungkinan ada orang lain yang juga melihatnya. Zaenab menatap sekelilingnya dengan perasaan was-was, sementara Burhanuddin masih berada diatas tubuhnya menahan rasa sakit pada kontolnya.

"Fah...!" Burhanuddin tidak kalah terkejut, dia bangkit dari atas tubuh Zaenab dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat pada kontolnya yang kemungkinannya patah. Dengan tertatih sambil memegangi batang kontolnya, Burhanuddin berusaha berdiri tegak di hadapan Latifah yang bertolak pinggang marah melihat perbuatan mereka.



Bersambung
 
Wuuaaahh...
Bahaya bagi Burhanudin, disaat Latifah melihat dzakar Burhanuddin dan mungkin ingin merasakan, saat yang sama dzakar Burhanuddin harus dalam perbaikan..
Ada untungnya juga, Zaenab jadi tidak hamil.
Benih Burhanuddin buat Ning Ishma dan Ning Sarah plus Ning Yuni.

Lanjuuut suhu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd