Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 65 20,6%
  • Indah

    Votes: 40 12,7%
  • Vera

    Votes: 20 6,3%
  • Yolanda

    Votes: 58 18,4%
  • Azizah

    Votes: 123 38,9%
  • Natsu

    Votes: 10 3,2%

  • Total voters
    316

Cikouna

Semprot Holic
Daftar
26 Dec 2017
Post
311
Like diterima
6.753
Bimabet
DISCLAIMER

Cerita ini hanyalah fiktif semata..
Nama, karakter dan jalan cerita, tak lain hanyalah fiktif dan hanya sebatas suatu alur cerita yang tidak didasarkan dari cerita hidup seseorang.

Jika ada kesamaan cerita, alur, nama dan karakter, itu semua hanya menjadi suatu kebetulan belaka.

Penulis sendiri, menuliskan cerita ini semata-mata untuk bersangkutan keluar dari kenyataan fana hidup ini sementara, demi mengisi waktu luang sembari berkreasi untuk diri sendiri, dan sangat bersyukur jika ada yang menikmati cerita berikut ini.

Sekian, dan sekali lagi, cerita ini hanyalah fiktif yang diciptakan dari ide dan imajinasi liar penulis.

Selamat menikmati..



*******



Season 1 : SG 1 - The Beginning

Akhir november, cuaca di kota B terasa dingin menusuk kulit, dan terdengar suara gerimis hujan diluar.

Buzz..buzz..

Di dalam kamar, ponselku bergetar di meja samping ranjang.

“Duh berisik banget .. siapa sih yang nelpon? “, gerutuku.

Aku yang sedang terbaring lemah di atas ranjang, berusaha menggapai ponselku yang belum berhenti berdering dalam mode getar.

Dengan kepala yang terasa berat, aku terbangun dan mengambil ponselku.

“Halo”, jawabku pelan berusaha menahan kesal.

“Iya hallo, ini dengan bapak Reza Renjani?”, terdengar suara merdu dari si penelpon.

“Iya betul, ini siapa ya?”, jawabku sambil berusaha untuk duduk, tetapi kepalaku yang masih terasa sangat pusing membuatku sedikit oleng.

“Perkenalkan pak, saya Ratna dari Bank ***. Bisa minta waktunya sebentar pak?”

“Duh sori, saya lagi sakit, mau istirahat. Lain kali saja ya” balasku kesal dan langsung mematikan pembicaraan telpon itu.

“Lagi puyeng gini malah ditelpon sales”, gerutuku.

Aku terduduk lunglai. Kurasakan badanku lembab karena keringat. Aku berusaha bernafas dengan rileks. Perlahan pusing di kepalaku agak berkurang. Kuperhatikan sekeliling kamarku. Kamar ini adalah kamar istriku di rumah orang tuanya. Hanya ada sedikit perabot di kamar ini. Sebuah ranjang queen size, meja tempatku mengambil ponselku tadi, sebuah meja rias, serta ada sebuah lemari kayu berwarna coklat tua.

“kenapa aku bisa jadi di sini, bukankah aku tadi .. “, pikirku heran. Aku berusaha mengingat untuk memahami kondisiku. Sambil memijit pelan dahiku, kurasakan memori itu perlahan kembali. Ingatan tentang suara dan tawa menyeramkan yang terakhir bergema di kepalaku sebelum aku terbangun tadi.

Manusia yang malang, Kuberikan kepadamu kesempatan kedua. Selesaikan misimu atau tidak akan ada lagi kesempatan lain untukmu. Hahahahaha


Ingatan-ingatan yang lain sebelum tidurku tadi kemudian berdatangan. Hantaman benda tumpul di kepalaku, aku yang tersungkur di lantai dengan darah yang menggenang di sekitar kepalaku. Lalu aku teringat semuanya menjadi buram, kegelapan perlahan menyelimuti hingga pekat. Hanya penyesalan dan kesedihan yang ada terakhir terlintas di pikiranku. Kemudian dalam kegelapan yang terasa lama itu, suara misterius itu terdengar sangat jelas seperti suara orang yang sedang memakai speaker dengan echo dan volume yang keras.

Aku yang tadi terduduk lunglai terhenyak mengingat kejadian itu. Kurasakan jantungku berebar keras. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhku.

“bukankah tadi aku sudah … mati??.. Suara apa itu? Kenapa aku jadi bisa disini?”. Beribu macam pertanyaan terlintas di pikiranku. Sambil terheran-heran , secara refleks aku melihat jam di ponselku. Dengan mata terbelalak aku melihat tanggal yang tertera di sana.

“20 November 2018?”

“Bukankah hari ini mestinya tanggal 20 November 2023?”

Aku berusaha mengingat-ngingat kejadian yang menimpaku. Sebelum para bedebah itu mengeroyokku, dan membawaku ke sebuah gudang tua yang entah dimana.

“Aku mati dan kembali ke masa lalu??”

“Suara apa itu tadi? Kesempatan kedua? Misi?”

Tidak ada yang menjawab dalam kesepian kamar ini.

Lalu tiba-tiba..

Cklek..

Pintu kamar terdengar terbuka. Aku terperanjat dalam kondisi masih terheran-heran.

“Lho kamu udah bangun sayang. Gimana kondisinya, udah baikan belum?”.

Dari balik pintu yang terbuka itu kulihat seorang wanita berparas manis terbalut hijab berwarna krem. Kukenali wanita itu adalah wanita yang kucintai sejak lama. Dia adalah istriku, yang sudah kupacari dari zaman kuliah sampai akhirnya kupinang pada tahun 2016 silam.

“Kok malah melongo, masih pusing ya kepalanya? Maaf ya lama tadi perginya. Habis antri banget tadi di supermarketnya. Tadi aku belikan bubur ayam kesukaan kamu. Mau dimakan sekarang?”, tanya istriku lagi.

Aku yang masih terdiam heran menatapnya lalu tersadar dan menjawab,

“Aku udah agak mendingan. Ya boleh deh makan sekarang aja, sama tolong buatin teh panas juga ya”, pintaku.

“Syukurlah kalo uda mendingan. Ya udah aku ambilin dulu ya”, jawab istriku.

Kemudian dia mengecup keningku dan berjalan ke arah tangga untuk menuju meja makan yang ada di lantai bawah. Pantatnya yang indah melenggok menggoda. Memang salah satu yang sangat aku sukai dari istriku adalah pantatnya yang bulat, bikin gak tahan untuk meremas.

Wajahnya sih tidak terlalu cantik, ayu manis tipikal gadis jawa. Tapi bodynya yang ramping dengan bokong yang sempurna selalu jadi perhatian pria-pria kalau kami sedang jalan keluar. Apalagi istriku kalau keluar suka memakai baju lengan panjang yang agak ketat, sehingga payudaranya yang seukuran pas di genggamanku itu selalu tercetak dengan indah. Dengan balutan jilbab yang selalu dipakainya kalau sedang diluar rumah, julukan jilboob mantul memang pantas disematkan untuknya.

“Ehh tapi apa itu?”, aku tersadar sambil memicingkan mata karena ada tulisan-tulisan agak bersinar di belakang punggungnya.

[Loyalty : 89]

[Lust : 15]

[Thought : worry, relief, feel guilty]

[Status : Wife (immune)]


……………

…………

Dan kulihat nilai lust itu turun 1 ke angka 14..

“What the **** !?!?!?”.. Aku terperangah melongo….


....
....
....
 
Terakhir diubah:
SG 2 - The System (1)

“WTF..Tulisan apaan itu?”, pikirku terheran. Belum sempat aku berfikir lebih jauh tentang apa yang kualami saat ini, aku terkaget mendengar suara yang berasal dari dalam kepalaku. Tapi suara ini kusadari bukan seperti suara orang, lebih mirip seperti suara mekanikal robot mesin dengan intonasi dan iramanya yang monoton..

““ Tingg..Selamat bergabung Master, dalam The Slave System.. ""

“” Total Slaves : 0 ""

“” Title : Beginner Master "”

“” Current Mission : None ””

“” Total Score : 0 ””

“” Remaining Points : 2 ””


Begitulah suara robot itu terdengar di dalam kepalaku. Informasi yang diberikan oleh suara itu seperti tercetak jelas dalam pikiranku..

“” Apakah Master ingin melanjutkan step tutorial ini "”, lanjut suara itu lagi.

“Siapa kamu? Apa itu slave system?”, tanyaku.

…….

Tidak ada jawaban.

“Ya, saya ingin melanjutkan”, kataku penasaran dengan apa yang terjadi. Tak lama kemudian suara itu berbicara lagi..

“” Misi utama seorang master adalah memiliki budak/slave sebanyak-banyaknya ””

“” Setiap master hanya boleh memiliki 1 slave target. Sebelum target tersebut berubah statusnya menjadi slave maka master tidak bisa menambah targetnya "”

“” Setiap slave yang terdaftar atas nama masternya akan diberikan Score dan Point. Kalkulasi score dan point akan berbeda-beda tergantung dari metode yang digunakan tiap master untuk menundukkan slave nya dan juga kualitas dari slave tersebut. "”

“” Kumpulkan score sebanyak-banyaknya dan dapatkan reward yang luar biasa dari sistem "”

“” Score dapat dikumpulkan dengan cara menyelesaikan misi yang diberikan secara acak oleh sistem "”

“” Point adalah nilai yang bisa ditambahkan dalam atribut status Anda ””

“” Fokus dan ucapkan ‘System – status’ dalam pikiran Anda untuk melihat status Anda "”




“Hmm..menarik!”, pikirku.

“Ini seperti cerita di webnovel yang pernah aku baca. Tapi kalo itu cultivation system, yg ini Slave System..mencari budak sebanyak2 nya??”

“Hahaha..ini sangat menarik”, lanjutku dalam lamunanku.

‘System – Status' “, kataku pada suara itu sambil berfokus dalam pikiranku.

..

“” Status “”

“” Name : Master Reza Renjani "”

“” Total Slaves : 0 “”

“” Total Score : 0 “”

“” Title : Beginner Master “”

“” Charm : 57 “”

“” Stamina : 27 “”

“” Technique : 78 “”

“” Strength : 34 “”

“” Int : 70 “”

“” Luck : 15 “”

“” Remaining points : 2 “”

“” Skills : None “”

“” Max point untuk tiap atribut adalah 99, akan tetapi Master bisa menambah max point dengan menyelesaikan misi-misi spesial. “”

“” Katakan ‘ System – Add x Point to specific atribute ‘ untuk menambahkan point ke dalam atribut Anda “”

“” Tutorial Selesai. Apakah Master ingin mengulang tutorial ini? Jika tidak maka sistem akan secara otomatis memberikan misi pertama untuk Anda “”




“ Huhhhh.. “, aku menghela nafas panjang.

“ Ternyata begini status diriku. “, pikirku.

Kusadari stamina dan kekuatanku (str) kecil karena aku jarang berolahraga, pola hidup yg kurang sehat karena aku seorang perokok berat, serta postur tubuhku yang memang kurus bawaan dari lahir.

Dalam urusan bercinta di ranjang pun aku cukup payah. Aku gampang orgasme duluan, padahal istriku belum merasakan puncaknya. Dia selalu bilang kalo dia juga udah puas, tapi aku tahu kalau dia berbohong. Ujung-ujungnya terpaksa kukeluarkan jurus-jurus lidah andalanku untuk membuatnya orgasme juga.

Tehnik bercinta dan oral yang aku pelajari dari ratusan film JAV koleksiku, selalu bisa membuat istriku menggelepar keenakan. Jadi diberikan nilai 78 untuk tehnik sih, sudah wajar menurutku. Aku sangat percaya diri bisa membuat wanita manapun menggelinjang menuju puncaknya dengan tehnik-tehnik sapuan lidah maut dan tarian jariku yg seperti seorang maestro piano handal.

Tapi charm segitu?? Mungkin ini yang dibilang orang muka pas-pasan. Apakah aku akan bertambah makin ganteng kalau atribut ini aku naikkan?.

Intelligent 70, sebagai seorang software engineer memang aku cukup pintar. Sejak zaman sekolah aku selalu masuk ranking minimal 5 besar di kelasku. Aku juga lulus dengan predikat cum laude dari sebuah perguruan tinggi negri yg terkenal di kota Y.

Yang membuatku menghela nafas panjang adalah poin Luck-ku. Keberuntungan memang selalu menjauh dari hidupku. Ayahku meninggal ketika aku masih kecil. Ibuku juga menyusul tak lama setelah ayahku tiada. Aku kemudian diasuh oleh pamanku yang tinggal di kota S. Setelah mendapatkan beasiswa, aku merantau ke kota Y untuk kuliah.

Aku kuliah sambil kerja sampingan di sebuah toko elektronik milik seorang keturunan tionghoa bernama Johan. Untuk urusan duit, Johan menurutku cukup royal dan tidak pelit. Tapi dia tidak segan-segan menghajar karyawannya yang membuat kesalahan atau sekedar kalau moodnya lagi buruk. Aku dan beberapa teman lainnya tetap bertahan bekerja di tokonya karena memang bayarannya yang cukup oke. Namun pengalamanku beberapa kali dihajar olehnya akan selalu membuatku mendendam kepadanya.

“Hmm, akan kugunakan sistem ini untuk membalas dendamku kepada bedebah-bedebah yang sudah membuat hidupku menderita di kehidupanku sebelumnya”, tekadku dalam hati.

15 poin keberuntungan yang dinilai oleh sistem mungkin sudah kuhabiskan semua untuk aku bisa mendapatkan Lia Rahayu, nama istriku, yang notabene adalah kembang kampusku dulu. Dengan modal SSI (speak speak iblis) dan usaha yang gigih, akhirnya dia mau kuajak jadian dan akhirnya kupersunting menjadi istriku.

Setelah lulus kuliah aku juga berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional dengan gaji yang cukup oke. 3 tahun lamanya aku bekerja di perusahaan itu hingga pada suatu saat ada tawaran projek besar dari seorang pengusaha kaya raya untuk membangun sebuah aplikasi untuk instansi pemerintahan.

Aku memutuskan untuk mengambil tawaran itu dan resign dari kantorku. Keputusan fatal yang menjadi awal petaka dari puncak ketidakberuntunganku.

Kematianku ….


.....
.....
.....
 
Terakhir diubah:
SG 3 - The System (2)

“" Apakah Master ingin mengulang step tutorial ini? ”", suara itu membuyarkan lamunanku.

Aku yang tersadar menjawab dengan singkat, “tidak”.

“Eh tunggu dulu, sistem, siapa yang membuat sistem luar biasa seperti ini? Apakah ada manusia lain yang memiliki kemampuan seperti saya? Bagaimana saya bisa kembali ke masa lalu?”, tanyaku kepada suara itu.

“”………………”” hening.

“” Tring..Tutorial accomplished ””

“” Reward : 1 dimentional ring (E Grade) obtained "”

“” Mission 1 (introduction) obtained "”

“” Detail misi : Pilih target slave dan masukkan sehelai rambut target kedalam cincin dimensional. Aktifkan perintah ‘System – Ring’ untuk mengakses cincin dimensional Anda "”

“” Reward : Sexual Remote App "”

“” Happy Hunting Master "”


Lalu hening lagi..

Aku yang belum pulih dari syokku sebelumnya, kembali melongo membaca informasi dari suara sistem itu. Kemudian tiba-tiba aku melihat cincin pernikahanku yang kupakai di jari manis tangan kiriku mendadak berkilau sesaat. Cahayanya cukup terang yang membuatku secara refleks menutup cincin itu dengan tangan kananku dan menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, khawatir kalau ada orang lain yang melihatnya.

“Syukurlah lagi ga ada orang”, batinku melega setelah kupastikan tidak ada siapa-siapa di sekelilingku.

“Dimentional Ring?? Apa itu?? Bukankah ini cuma cincin biasa?”. Tak ingin berlama-lama aku segera mengaktifkan perintah ‘System - Ring’ dalam pikiranku. Dan..

JEDENGGG..

Woahh!!.. Aku segera mendapati diriku berada di sebuah tempat yang asing. Aku seolah ditransfer ke sebuah ruangan dari sebelumnya aku berada di kamar istriku.

“Dimana ini? Ini yang namanya dimentional ring?”, tanyaku dalam hati sambil mengamati situasi di sekitarku.

Ruangan ini berukuran sekitar 3x3 meter dengan langit-langit yang agak rendah. Aku yang berpostur cukup tinggi (172 cm) pasti bisa menggapainya kalau melompat dengan sekuat tenaga. Ruangan ini cukup terang padahal tidak satupun kutemukan ada lampu. Cahaya ini kudapati berasal dari ke 4 dinding ruangan ini dan dari langit-langitnya. Walaupun terang tapi tidak menyilaukan. Malah ruangan ini membuatku sedikit merasa nyaman.

Aku yang sekarang menjadi lebih tenang mulai berani menjelajahi ruangan ini. Kuhentakkan sedikit kakiku yg tidak memakai alas. Lantainya keras, seperti terbuat dari logam yang keras tapi dengan permukaannya yang sangat halus. Aku berjalan menyentuh dinding dan kurasakan sensasi yang sama seperti pada lantai. Dan tidak ada apa-apa lagi disini. Kosong ..

“Aku dibawa kesini setelah perintah ‘System - Ring’ itu. Trus gimana caranya aku keluar?”, batinku mulai panik berada di sebuah tempat yang asing dan tertutup.

Lalu tiba-tiba ..

SYUUTTT..

Aku kembali mendapati diriku terduduk di kamar istriku.

…….

“Ternyata sangat gampang menggunakannya”, pikirku.

Aku lalu bereksperimen. Kuambil sebuah pulpen di meja sebelahku duduk dan kembali mengaktifkan perintah ring. Kuletakkan pulpen itu di lantai ruangan dimensional itu dan kembali.

Benar saja, pulpen itu menghilang dari tanganku setelah kudapati diriku balik ke kamar istriku. Kuaktifkan kembali perintah ring dan aku segera melihat pulpen itu berada di tempatnya kuletakkan tadi. Kuambil pulpennya dan kembali. Aku sekarang sedang memegang pulpen dan berada di kamar istriku lagi.

“Woahh ini luar biasa. Teknologi apa ini? Atau sihir?”, batinku takjub mengalami situasi yang tidak masuk akal ini.

“Aahh masa bodoh. Aku tidak peduli sistem apa ini atau siapa yg membuatnya. Akan kugunakan sistem ini untuk membalas dendamku. Tidak akan kusia-siakan kesempatan kedua ini”, tekadku dalam hati.

Slave System..hmm..Aku bisa mewujudkan fantasi-fantasiku dulu yang belum terwujudkan”, bibirku tersenyum menyeringai mesum.

Lalu aku teringat pada misi pertama yang diberikan oleh sistem tadi. “Pilih target slave dan memasukkan sehelai rambut kedalam ring.”, gumamku dalam hati. Dan hadiah untuk misi segampang ini adalah Sexual Remote App. Menyebutnya saja sudah membuat penisku sedikit menegang. Aku sudah tidak sabar..

“Calm down Reza Renjani..tenangkan dirimu..sebentar lagi adikmu bisa mendapatkan jatahnya”. Aku berusaha menenangkan diriku sambil mengambil dan menghela nafas panjang. Setelah kudapati nafasku yang tidak lagi memburu, aku berfikir,

“Siapa kira-kira yang cocok untuk menjadi mangsa pertamaku”. Aku menimbang-nimbang siapa yg cocok untuk dijadikan slave-ku yg pertama. Terutama dikarenakan aku membutuhkan sehelai rambutnya.

Pandanganku secara refleks menoleh ke arah pintu yang terbuka. Terus ke arah seberang kamar, menuju ke satu kamar lain. Pemilik kamar itu, yang sudah lama menjadi objek fantasi liarku dan bahan masturbasiku. Kamarnya Indah Dahayu..

Adik iparku….


....
....
....
 
Terakhir diubah:
SG 4 - The Plan


Aku berdiri dan berjalan ke arah kamar Indah. Sesampainya di depan pintu yang tertutup, kuketuk pelan..

Tok..tok..tok

Tidak ada jawaban, kemudian kuberanikan diri untuk membuka pintu itu. Kudapati kondisi kamar yang sepi tidak ada siapa-siapa. “Mungkin yang empunya kamar sedang kuliah”, pikirku.

Kamar adik iparku ini memiliki perabotan yang hampir sama dengan kamar istriku. Hanya berbeda terdapat sebuah printer di mejanya yang digunakan Indah untuk mem-print tugas-tugas kuliahnya. Kamarnya ditata dengan style girlish dengan beberapa ornamen pink, menjadikan kamar ini terasa memang kamar seorang gadis. Masih tercium olehku wangi parfum milik Indah yang mungkin dipakainya tadi sebelum berangkat kuliah.

Dengan bergegas, karena takut istriku tiba-tiba muncul, aku mencari sisir yang biasa dipakai Indah. Setelah menemukannya dan mengambil sehelai rambut dari sisir itu, aku buru-buru kembali ke kamar. Tak lupa kututup dengan pelan-pelan pintu kamar Indah.

Sekembalinya ke kamar istriku, aku dengan segera mengakses dimentional ring dan meletakkan rambut milik Indah disana. Lalu..


“” Trringg..Mission 1 (introduction) accomplished "”

“” Sexual Remote App obtained ””

“” Installing the app..1%...5%....49%...100% ””

“” Sexual Remote App successfully installed in your mind "”



Suara mekanikal itu bergema di kepalaku. Aku tidak merasakan ada yang berubah dari diriku, tapi tidak tahu apa yang terjadi dengan Indah.

“Gimana caranya menggunakan app ini, sistem?”, tanyaku kepada suara itu.

Tidak ada jawaban.. Aku berinisiatif sendiri bereksperimen. “ ‘System – App’ “, gumanku lirih. Tidak terjadi apa-apa. Kucoba dengan menggunakan perintah yang lain. Tetap tidak terjadi apa-apa. Jangan-jangan..

“ ‘System-Ring’ “… dan

JEDENGGG..

Benar saja, aku terkaget mendapati sosok Indah sedang berdiri di tengah ruangan, sedang menatap kosong ke arahku. Eh, tapi sosok itu kusadari bukan tubuh seorang manusia pada umumnya. Tubuh Indah terlihat seperti sebuah hologram.

Ya..Hologram..Karena ketika kucoba menyentuhnya, tanganku menembus tubuhnya..

“Hmm..menarik..Untuk apa ini ya? Eh apa ini”, kutemukan selain sosok hologram Indah, ada beberapa informasi atribut seperti yang kulihat di punggung istriku tadi. Hanya saja ada 2 tambahan atribut lain disitu. Mindbreak dan Sensitivity, serta ada 2 icon plus dan minus disebelah atribut sensitivity.


[ Loyalty : 24 ]

[ Lust : 8 ]

[ Thought : N/A, Electrocuted, feel pity ]

[ Status : Slave Target (on progress) ]

[ Mindbreak : 0 ]

[ Sensitivity : - 0 + ]



Aku coba menekan icon plus dan muncul angka 1 menggantikan angka 0. Kutekan lama dan angka itu juga berubah naik dengan cepat hingga mentok di angka 25. Dan kulihat 2 atribut lainnya berubah.


[ Lust : 13 ]

[ Thought : shocked, electrocuted, feel pity ]


Aku pun mencoba meremas payudara hologram Indah dengan lembut. Dan kulihat angka di libido melonjak menjadi 14. Kutelusuri setiap jengkal tubuhnya dengan teknik jariku yang biasa kupraktekkan ke istriku dan angka itu naik lagi menjadi 17!.

Iseng, aku berdayakan senjataku yang lain yaitu lidah dan bibirku. Kukecup dan kujilati dengan lembut bagian payudara serta lehernya. Tanganku pun bermain di daerah paha dan bokongnya, serta sesekali mengelus lembut area surgawinya. Angka itu sekarang menjadi 32!!. Dan perasaan Electrocuted berubah menjadi tickled, kemudian jadi stimulated. Dari kesetrum jadi kegelian, trus jadi terangsang?

Pikiranku menggila membayangkan apa yang sedang terjadi pada adik iparku itu, yang entah di mana posisinya saat ini. Ya..ini sangat gila diluar nalar akal sehatku. Tak lama kemudian aku dengan tiba-tiba menghentikan aktifitasku di hologram Indah. Tak lupa kukembalikan angka sensitivity Indah ke angka 0.

……..

Aku terdiam lama dalam analisaku.

“Sexual remote..sexual remote”, gumamku.

“Apa ini artinya aku bisa memberikan rangsangan dari jarak jauh kepada target? Dan sensitivity adalah menaikkan sensitifitas tubuhnya?”

“Hahaha ini benar-benar luar biasa”, tawaku dalam hati sambil tersenyum lebar penuh kemenangan.

“Tapi ini kurang seru.. Aku harus bisa melihat target, untuk bisa menyaksikan langsung reaksinya. Aku butuh rencana yang matang dan beberapa peralatan yang bisa membantuku”, pikirku dalam hati.

Lalu tiba-tiba..

“Eh apa-apaan sih sayang, sambil merem trus tau-tau senyum-senyum sendiri. Emang ada hal yang membahagiakan apa sih?”, kata istriku.

Aku yang terkaget seketika langsung melek sembari membatin, “Berarti aku selama di dimentional ring, matanya terpejam?".

Dengan sigap aku langsung berfikir mencari alibi yang pas untuk istriku.

“Ngga kok sayang, aku cuma merasa bersyukur aja punya istri sebaik dan secantik kamu”, ngelesku.

“Hidihh.. Sakit sakit juga masih bisa gombal..nih bubur dan tehnya. Langsung dimakan mumpung masih anget.”, katanya.

“Mau dicuapinn”, kataku manja.

“Jiahh kalo lagi sakit manjanya keluar ya. Ya udah sini”. Istriku pun beranjak duduk disebelahku dan kami pun memutar tubuh sehingga saling berhadapan. Aku menatapnya penuh cinta, dia cuma tersenyum simpul. Ia pun mengambil sendok dan menyuapkan bubur itu kepadaku.

Sambil makan disuapin istriku, aku kembali memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi pada diriku. Slave system, sexual remote app.. Aku tidak percaya aku bisa mendapatkan kekuatan dan kesempatan kedua seperti ini. Aku harus segera menyusun rencana. Tabunganku di tahun ini masih cukup banyak, karena aku dan istriku sedang menabung untuk membeli rumah untuk kami tempati berdua.

Kesempatan kedua ini bukan saja datang dalam bentuk the system. Tapi pengetahuanku tentang masa depan bisa kupergunakan disini untuk menambah pundi-pundi tabunganku dan memfasilitasi usahaku menjadi slave master no 1 di dunia tentunya..hehehe..

Ya..Saham, kripto dan sport gambling. Akan kupergunakan tabunganku di 3 investasi itu. “Masa Slave Master miskin, harus tajir melintir dong”, pikirku membayangkan pundi-pundi uang yang bisa aku dapatkan.

Sambil menatap istriku yang sedang menyuapiku, aku berjanji dalam hati kepadanya, “Tenang saja sayang. Tidak akan aku biarkan hal buruk itu terjadi lagi padamu”.
Masih terbayang olehku ingatan yang memilukan itu, istriku digilir oleh para bajingan-bajingan itu. Masih teringat juga dengan jelas, rintihan, pekikan, desahan dan suara memelas istriku ketika ia di double penetration oleh preman-preman berbadan kekar dan memiliki penis jumbo itu. Tidak akan kubiarkan itu terjadi lagi di kehidupan ini.. Engkau hanya untukku, milikku, my precious..

Kesadaranku kembali ke saat sekarang. Kulihat istriku dengan telaten menyuapi diriku. Aku berfokus untuk mencoba melihat statusnya kembali.


[ Loyalty : 89 ]

[ Lust : 23 ]

[ Thought : feel blessed, happy, feel guilty ]

[ Status : Wife (Immune) ]



Status istriku terbayang sekilas di pikiranku.

“Hmmh libidonya melonjak segitu hanya gara-gara aku gombalin?”

“Eh tapi btw kenapa istriku ada status immune ya di atributnya. Apa itu berarti dia kebal terhadap slave system??”, pikirku.

“Ada beberapa eksperimen yang bisa kulakukan kepada istriku. Malam ini akan menjadi malam yang panas, hehe”, otak mesumku sudah mulai bekerja.

“Aku sudah kenyang sayang”, kataku kepadanya.

“Ohh ya udah..minum obat lagi ya jangan lupa..ini aku beresin dulu piringnya ke bawah, eh ganti baju dulu deh, gak enak gerah”, jawabnya plin-plan.

Kulihat dia berdiri kemudian meletakkan piring di meja dan menutup pintu. Dia kemudian berjalan ke arah gantungan baju dengan posisi memunggungiku.

Perlahan Lia melepaskan jilbab di kepalanya. Kemudian sweater, t-shirt dan celana panjangnya. Ketika sedang melepas celana panjangnya, suguhan pantat yang masih terbalut celana dalam, tersaji indah dihadapanku.

Libidoku naik, dengan sigap aku berdiri dan menghampirinya. Lalu dengan lembut kuremas pantat belahan kanannya dengan tangan kananku, sembari tangan kiriku memeluk pinggangnya yang ramping.



…..
 
SG 5 - First Trial



“Hyyaaa..”, istriku memekik tertahan.

“Iihhh apa-apan sih sayang bikin kaget tauu”, omelnya sambil cemberut.

Aku menjawab, “Habis suruh siapa nyajiin pemandangan indah seperti ini di depanku. Gemesin tau”, sambil terus memijat lembut pantatnya.

Tangan kiriku pun tak tinggal diam menelusuri lekuk pinggang dan perutnya yang rata.

Istriku ini memiliki kulit yang kuning langsat. Yang juga membuatku suka adalah kulitnya yg halus dan lembut.

Sensasi yang diberikan oleh jari-jemariku ditubuhnya bukan saja dirasakan intens olehnya, tapi juga memberikan respons rangsangan ke syaraf di ujung jari-jariku.

Aku terus memberikannya sentuhan lembut, serasa meraba, mulai dari pinggang, ke perut , terus ke atas mengarah ke arah gunung kembarnya.

“Hmmmh..dasar kamu ya lagi sakit juga hornian. Nyebarin virus tau”, ledeknya lirih sambil melenguh pelan lalu sedikit menengadahkan kepalanya.

“Biarin..Aku kan mau nyebarin virus kenikmatan ke kamu”, balasku menggoda.

Lehernya yang terbuka mulai menjadi sasaran bibirku. Kukecup dengan lembut seraya memijit dengan bibirku yang membuat lenguhan istriku menjadi lebih sering terdengar.

Bibirku bergerilya di lehernya, turun ke arah pundak dan naik lagi ke atas menuju ke cuping telinganya.

Tangan kananku yang dari tadi meremas bokongnya, kini mengarah ke atas. Sambil meraba punggungnya dan ketika sudah mencapai tali bra nya, tanganku dengan cekatan beraksi melepasnya.

Dengan tangan kiriku, kusibak branya ke atas perlahan. Terpampanglah dua gunung kembarnya yang membusung menggoda.

Putingnya yang berwarna kecoklatan terlihat mulai sedikit mengeras. Dengan nafas yang sudah mulai memburu, Lia pun membantu melepaskan bra nya hingga terjatuh ke lantai.

Aku alihkan perhatianku sekilas ke statusnya. Libido Lia istriku yang tadi awalnya 23 sudah mulai bergerak naik dan sekarang berada di angka 31. Aku mulai bereksperimen di tubuhnya.

Kedua tanganku kembali bergerilya. Kutelusuri senti demi senti tubuhnya dan kudapati reaksi yang berbeda-beda dari Lia.

Di beberapa bagian, seperti ketika tangan kiriku melakukan gerakan memutar di sekitar balon payudaranya, dan kenakalan tangan kananku yang sekarang menari di lipatan pahanya, libidonya bergerak naik lebih intens. Tubuh Lia pun kurasakan sedikit bergetar.

“nghhh..”

“Mmmh..hehh”

“Aahh sayang, kamu nakal , itu tangannya bikin geliii..henggh”, ceracaunya tak jelas.

Kulanjutkan aktifitas tanganku bereksperimen sambil memantau statusnya dalam pikiranku.

“Hmmn libido 45 saja sudah membuat seorang wanita menggelinjang seperti ini apalagi kalau sampai 99”, pikirku menganalisa setiap perubahan dari tubuh Lia.

Penisku yang sudah sangat tegang kulepaskan dari sarangnya. Celana pendek dan boxer yang kupakai, kulempar sembarang.

Aku melihat Lia sedang mengatur nafasnya sambil menurunkan CD nya, sehingga Lia sekarang tidak mengenakan sehelai benang pun. Angka libidonya juga sedikit turun di 42.

Aku melanjutkan aksiku. Kuarahkan penisku yang tegak ke belahan pantat nya, menggesek vaginanya. Kurasakan area di sekitar vagina istriku sudah agak basah tanda Lia memang sudah terangsang.

Kurapatkan dadaku di punggungnya. Tangan kiriku menahan batang penisku sehingga lebih rapat menggesek liang surgawinya dari luar.

“Ahhh sayang..”, desahnya lirih.

Kulanjutkan aktifitas bibirku, sekarang sasarannya adalah leher Lia sebelah kanan. Kulakukan gerakan seperti yang kulakukan sebelumnya di leher bagian kirinya.

Tangan kananku tak mau kalah, aku memijat lembut payudaranya yang kanan. Telunjukku menari di sekitar areolanya. Putingnya sengaja belum kusentuh untuk lebih memancing gairah istriku.

“Hhhmmmmh…aahhh…uhhhhhh”

“Nghngg..ahh”

Suara desahannya terdengar lebih intens. Kurasakan pantatnya mulai meliuk liuk secara perlahan, berupaya mencari kenikmatan dari gesekan alat kelamin kami.

Kubantu usahanya dengan membuat ritme teratur dengan tangan kiriku menyundul-nyundulkan batang penisku di vaginanya. Jempolku kuusap lembut mencari klitorisnya.

Bersamaan dengan aku mencapit dan memutar pelan puting susu kanannya yang sudah mengeras dan tegang, aku memijat lembut cuping telinga kanannya dengan bibirku lalu menghisapnya dengan lembut.

“Sayaaannghhhhh”

“Ahhhhh .. hmmmmmmhhhhh”

Kulihat tangannya menutup mulutnya berusaha menahan desahannya yang keluar tak terbendung.

Tubuh Lia bergetar, vaginanya terasa makin basah. Ya..Istriku sudah mendapatkan orgasme pertamanya hari ini akibat kenakalanku.

Aku yang juga sudah hampir mendapatkan orgasmeku, melanjutkan gerakan tangan kiriku menggesek gesek penisku di vaginanya yang basah seraya memijit.

Namun tiba-tiba..


“” Tringg…Mission 2 (Slave Training 1) obtained ””

“” Reward : Unknown (based on final score) "”

“” Detail misi : Tingkatkan nilai lust dari slave target secara permanen dalam waktu 3 hari. Minimal poin pada atribut Lust bisa ditingkatkan secara permanen ketika sudah memenuhi beberapa syarat tersembunyi dari sistem. Temukan caranya dan dapatkan reward dari sistem sesuai dengan hasil kalkulasi skor misi ””

“” Happy experimenting, Master "”


…….

….

..


“FCCKKK$@%%#^”, batinku menjerit dalam kekentangan.


...
 
Terakhir diubah:
SG 6 - Analysis


Aku mendadak terdiam, dan berhenti melanjutkan foreplay panas ini dengan istriku. Pikiranku saat ini terfokus pada pesan sistem yang baru saja kuterima. Aku membaca dengan serius detail misi baru yang diberikan oleh sistem. Mencoba menganalisa dan merancang rencana untuk meningkatkan skor akhir dari misi ini.

Menyadari diamku, istriku yang masih ngos-ngosan akibat orgasme yang barusan didapatnya tadi, bertanya “Kamu kenapa sayang?”

Aku tidak menjawab..

“Sayangg??”, tanyanya lagi mulai khawatir.

“Eh iya, ga tau nih kok mendadak jadi pusing”, jawabku berbohong.

“Tuh kan..kamu sih..udah dibilangin juga. Ya udah tiduran sana. Minum obatnya dulu..”, omel Lia.

“Iya deh, aku tiduran dulu ya. Obatnya nanti aku minum kalo udah berkurang pusingnya”, aku menurut. Aku mau meneruskan analisaku atas misi ini lebih dalam.

“Ya udah sana tiduran. Aku mau ke bawah dulu, tadi ibu nyuruh bantuin masak”, jawab istriku seraya mengambil tisu basah yang ada di atas meja rias.

“Lah nanti kalo ditanya ibu, kok lama??”, tanyaku memancing.

“Bilang aja tadi abis suapin kamu..lama ngunyahnya weeq”, Lia melengos sambil memeletkan lidahnya. Aku hanya tersenyum tipis, sudah paham dengan karakter istriku.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Lia pun keluar dari kamar dan menutup pintu. Aku yang sekarang terbaring sendiri di ranjang, melanjutkan fokusku pada detail misi itu.

“Ternyata minimal lust point bisa ditingkatkan secara permanen. Menarik !..”, batinku bersemangat.

“Syarat tersembunyi?..hmmh, apakah semakin tinggi minilal poin nya semakin bagus juga reward yang diberikan oleh sistem, atau hal lain seperti perubahan perasaan target? Atau keduanya?”, aku mencoba menganalisa lebih jauh.

Dari experimen yang kulakukan pada istriku dan hologram Indah tadi, bisa kusimpulkan beberapa hal. Yang pertama adalah nilai dari atribut yang berupa angka bisa bergerak naik atau turun berdasarkan dari aksi yang kulakukan kepada mereka.

Kesimpulan lain yang kudapatkan adalah nilai dari thought. 2 nilai awal adalah pemikiran yang sedang dialami atas respons yang diterima pada saat itu atau yang belum lama terjadi. Sedangkan yang ketiga, menurut hipotesaku, itu adalah perasaan yang mendalam atas penilaian target kepadaku.

Contohnya adalah yang dirasakan oleh istriku. Perasaannya yang ‘feel guilty’ itu adalah perasaannya kepadaku yang merasa bersalah atas keputusan yang kami buat. Aku dan Lia sudah memutuskan untuk menutupi fakta yang sebenarnya dari kondisi pernikahan kami.

Sudah 2 tahun kami menikah dan belum dikaruniai anak. Hingga pada suatu hari, kami memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter. Hasil dari dokter yang kami dapat, sangat mengejutkan untuk kami, terutama Lia. Dokter mendiagnosa bahwa Lia mandul dan tidak mungkin bisa memiliki anak dari rahimnya.

Sebelumnya, aku cukup yakin bahwa akulah yang bermasalah. Soalnya dari setiap aku berhubungan badan dengan Lia, aku yang selalu berejakulasi dini. Ditambah pola hidupku yang buruk semakin memperkuat asumsiku.

Tapi ternyata kenyataannya berbeda. Lia lah yang bermasalah. Kulihat dirinya sangat syok ketika pertama kali mendengar bahwa dirinya lah yang membuat impian kami untuk bisa memiliki anak menjadi pupus.

Aku takut kenyataan ini dapat membuat Lia terpuruk. Apalagi kalau berita ini sampai tersebar. Tidak menyebar pun aku tahu Lia pasti tidak akan tahan dengan desas desus dan pandangan orang lain terhadap dirinya.

Oleh sebab itu kuputuskan untuk menjadi spotlight. Aku ceritakan kepada keluarga Lia, bahwa aku lah yang mandul. Aku tidak peduli apa kata orang terhadapku. Kehidupanku yang dari kecil sudah sulit dan penuh kesialan sudah menempa mentalku menjadi baja.

Tetapi dari situ aku bisa merasakan perubahan sikap keluarga Lia kepadaku. Termasuk adik kandung Lia, Indah. Makanya dari hasil penilaian sisten terhadap thought nya Indah, aku bisa menyimpulkan bahwa Indah merasa kasihan kepadaku.

“Tak lama lagi akan kurubah perasaan kasihan itu menjadi perasaan ketagihan dengan rudalku, cantik”, batinku mulai membayangkan hal-hal erotis yang nanti akan kulakukan kepada adik iparku yang cantik itu.

Aku kembali meneruskan analisaku …..

##

Sementara itu, beberapa saat yang lalu, di sebuah universitas swasta di kota B…



Pov Indah

Seorang gadis sedang duduk sendirian di bangku taman kampus yang saat itu sedang agak sepi. Gadis itu memang sedang ingin menikmati kesendiriannya.

Gadis yang memakai hijab berwarna pink itu terlihat sedang memegang gelas minuman boba dan smartphone nya, seraya jarinya men-scroll laman fesbuk tanpa terlalu memperhatikan kontennya. Sesekali gadis itu menatap jauh. Terlihat masih ada kesenduan di matanya yang sembap, tanda belum lama ini dia habis menangis.

Gadis itu adalah Indah Dahayu, mahasiswi jurusan akuntansi di sebuah universitas swasta yang terkenal dengan mojang nya yang cantik-cantik di kota B.

Saat ini, Indah sedang mengenakan kemeja lengan panjang kotak-kotak berwarna putih serta celana bahan berwarna krem. Payudaranya yang sebenarnya tergolong cukup kecil tercetak jelas di kemejanya yang ketat.

Indah memiliki wajah yang cukup cantik. Dengan kulitnya yang putih mulus, muka innocent dan lesung pipi membuat cowok-cowok akan terpana melihat Indah kalau lagi tersenyum. Badan Indah lebih mungil dibandingkan kakaknya Lia. Ukuran payudaranya pun lebih kecil dibanding kepunyaan kakaknya.

Tetapi baik Indah dan Lia sama-sama memiliki bokong yang bulat dan padat mempesona. Terkadang Indah suka memakai kacamata yang memberikannya kesan penampilan yang lebih imut dan stylish. Walaupun, tidak jarang juga Ia memakai kontak lens.

“Hehhh..”, Indah kembali menghela nafas seraya menutup layar ponselnya. Kesedihan yang menimpanya baru-baru ini masih tergambar jelas di wajahnya. Kekasih yang ia cintai, tertangkap basah oleh nya berselingkuh.

Dengan mata kepala sendiri, Indah melihat Irfan, nama kekasihnya, menggandeng mesra seorang gadis di sebuah mall. Indah mengenali gadis itu, mahasiswi baru jurusan manajemen, yang sering didengar Indah ramai diperbincangkan oleh teman-teman cowoknya.

Gadis yang bernama Maya itu memang belakangan menjadi buah bibir di kampusnya. Sikapnya yang sedikit bitchy dan pakaiannya yang seksi, didukung dengan wajahnya yang cantik sensual, membuat banyak cowok di kampusnya terpesona dan tergoda berusaha mendekatinya.

“Kayanya gw gak kalah cantik deh”, gerutu Indah.

“Apa karena gw kalah seksi gitu?”.

“Kenapa sih irfan bisa tergoda sama gadis itu..kenapa Irfan gak bisa setia kayak mas Reza setia ke mba Lia..", gumamnya dalam hati.

“Eehh knp gw tau tau jadi mikirin mas Reza?”, gerutu Indah. Namun tanpa dapat ia cegah, pikiran Indah melayang, mengingat kejadian malam itu..

Waktu Indah hendak mengambil barangnya yang tertinggal di kamarnya mba Lia, Indah tidak sengaja mendengar suara aneh dari dalam kamar.

DEGG..

Indah terhenyak menyadari mba Lia dan suaminya sedang melakukan hubungan ranjang di kamar itu. Sebenarnya, Indah saat itu mau buru-buru balik ke kamarnya karena malu. Tetapi rasa penasarannya dan suara suara yang terdengar erotis itu membuatnya diam terpaku cukup lama di depan kamar mba Lia.

Mas Reza yang baru diketahuinya adalah seorang pria mandul, bisa membuat mba Lia mengerang dan mendesah seperti itu. “Diapain sih mba Lia sama mas Reza?!”, batin Indah saat itu.

Tersadar, Indah segera balik badan menuju ke kamarnya dengan muka yang memerah. Indah tahu tidak pantas bagi dirinya menguping adegan persetubuhan mba Lia dan mas Reza. Ia pun berusaha membuang rasa aneh dan risih yang timbul dalam dirinya itu. Namun pengalaman itu sampai saat ini masih sering terbayang di benaknya.

..

Kembali ke saat ini di taman kampus..

“Cukup..cukup.. Indah”, kata Indah seraya menggeleng-gelengkan kepala nya ketika Ia tersadar dari lamunannya.

“Mereka itu kakak-kakak elu..kok elu jadi cewek gak bener gini sih.”, omel Indah pada dirinya mengutuki kesalahannya. Lalu tanpa tahu datangnya dari mana tiba-tiba…

SERRR..

Badan Indah tersentak seperti dialiri oleh listrik bertegangan rendah.

“Ehh knp ini..kok gw ngerasa kayak kesetrum”, batin Indah keheranan. Entah darimana datangnya, mendadak bayangan mas Reza, kakak iparnya itu, tergambar lagi di pikirannya. Sikap mas Reza yang selalu baik kepadanya membuat Indah cukup terkesan pada kakak iparnya itu. Kemudian..

DEGG..

Indah merasakan ada seseorang yang memegang dadanya. Dirinya yang saat itu sedang terlintas dalam pikirannya bayangan kakak iparnya itu, merasa seolah tangan seseorang yang sedang memegang dadanya adalah tangannya mas Reza. Indah pun langsung kaget menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sumber dari sensasi sentuhan itu dan tidak menemukan siapa-siapa disekelilingnya.

Untungnya sensasi itu tidak lama dirasakan oleh Indah. Ia menghela nafas lega dan berusaha menenangkan pikirannya dari imajinasinya yang tidak-tidak.

Sayangnya usahanya itu sia-sia. Indah merasakan perlahan tubuhnya menjadi lebih sensitif dan panas. Keringat mulai muncul di kulitnya yang putih, dan nafasnya perlahan memburu. Tidak lama kemudian sensasi itu muncul kembali. Kali ini tangan itu bukan hanya diam tak bergerak, namun juga meremas lembut payudaranya.

“Hyaaa..”, pekik Indah. Dalam pikiran Indah, lagi-lagi pemilik tangan itu adalah mas Reza. Setelah puas bermain di payudara kiri nya, tangan itu sekarang menari lincah menelusuri lekuk tubuhnya yang membuat Indah menggeliat seperti cacing kepanasan.

Lalu 1 tangan lagi muncul tiba-tiba menjamah payudaranya yang sebelah kanan. Indah juga merasakan jemari tangan itu bermain-main di areola nya. Puting susu nya terkadang dirasakan olehnya seakan sedang disentil-sentil lembut dan dipilin..

“Henghnnnh”, Indah menutup mulutnya mencoba menahan erangan yang tanpa sadar keluar dari mulutnya. Ia berusaha mengatupkan bibirnya, tetapi rasa geli yang dirasakannya saat ini, secara refleks membuatnya mendesah erotis.

Indah masih sadar bahwa dirinya saat itu berada di tempat umum. Perasaan malu dan takut orang lain mengetahui kondisi dirinya saat itu, membuatnya berusaha mengumpulkan tenaga dan bertekad untuk segera pergi dari sana.

Baru saja Indah mau berdiri, ia kembali terduduk. “hhhnnmh”, dengan sekuat tenaga ia menutup mulutnya mencegah erangannya keluar. Indah merasakan saat ini bukan hanya tangan mas Reza yang sedang menjamahnya. Ia merasakan payudaranya dicium dan dijilati oleh mulut seseorang, bergantian yang kiri dan kanan.

“Jangannnhhh..”, pekik Indah tertahan.

Tangan-tangan yang tidak bisa dihalangi oleh Indah tadi, sekarang sedang meraba, mencubit dan meremas gemas bokong dan pahanya. Sesekali tangan itu juga dengan lancang menyentuh daerah kewanitaannya.

Indah berusaha menutupkan rapat-rapat kedua kakinya, untuk mencegah tangan itu mengakses area surgawi miliknya. Namun usahanya itu percuma saja.

Dirangsang sedemikian rupa oleh tangan-tangan dan jilatan terkutuk itu, lama kelamaan Indah merasakan sesuatu yg belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa dirinya melayang.

Indah seolah sedang dibawa oleh tangan-tangan tak kasat mata itu ke puncak gairah muda nya. Ia siap untuk meledak, melampiaskan klimaks dari sensasi dirangsangnya saraf saraf sensitif di tubuh Indah. Lalu tiba-tiba..

ZNGG…

Sensasi itu menghilang secara tiba-tiba tak tahu kemana. Tidak ada lagi tangan-tangan nakal yang menjamah tubuhnya. Tidak ada lagi cumbuan dan sapuan lidah di area payudaranya..

Indah yang sedari tadi memejamkan mata, kemudian secara perlahan membuka matanya. Pemandangan taman kampus kembali terpampang di hadapannya. Tempat itu untungnya tidak sedang ramai. Hanya ada sesekali mahasiswa yang melewati taman itu.

Indah masih merasakan nafasnya tak beraturan. Didapati dirinya sedang duduk menutupkan kaki rapat-rapat. Klimaks yang hampir didapatkannya tadi membuat perasaannya campur aduk antara malu, syok, takut, dan juga kecewa.

Tidak mau berlama-lama lagi di sana, ia segera bangkit dari duduknya dan berlari meninggalkan tempat itu..



…..
 
Terakhir diubah:
SG 7 - Slave Training (1)



Pov Indah

Kejadian di taman kampus tadi masih membayang di benak Indah. “Apa yang terjadi sama diri gw tadi?”, batin Indah masih syok atas kejadian yang menimpanya barusan.

“Kenapa gw jd kebayang mas Reza dan hal-hal menjijikkan itu? Apa itu cuma imajinasi gw? Tapi itu terasa sangat nyata..”, beribu pertanyaan terlintas di benak Indah.

“Apa jangan jangan gw lagi dipelet sama mas Reza? Ah ga mungkin kalee..”, Indah geli sendiri atas pikiran-pikiran bodohnya itu.

“Atau jangan-jangan lagi ada setan lewat trus gw digangguin? Hiiy..”, Indah merasakan bulu kuduknya berdiri membayangkan tadi habis ‘dikerjain’ makhluk tak kasat mata.

“Ah udah ah gw pulang aja. Udah ga mood mau kuliah juga. Lagian mata kuliah perpajakan ini, bisa titip absen ke sheila “, batin Indah seraya mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan WA ke teman baiknya itu. Kemudian dia berjalan ke parkiran motor untuk pulang.


##

Sesampainya di rumah, Indah melihat ibunya sedang masak dibantu oleh mba Lia. Indah lalu langsung berjalan menuju tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Di lantai dua rumah itu, Indah menemukan lantai itu sepi. Pintu kamar mba Lia tertutup rapat, begitu juga pintu kamarnya. Baru saja Indah mau membuka pintu kamarnya tiba-tiba..

CKLEK..

DEGG..

“Oh Indah baru pulang kuliah?”, sapa mas Reza.

“Ehh i..iya mas”, jawab Indah agak tergagap karena kaget dan masih belum pulih dari ingatan pada kejadian yang tadi dialaminya di taman kampus. Indah merasakan mukanya memerah, sambil menunduk ia buru-buru masuk ke kamar dan mengunci pintunya.

Indah mendengar suara langkah kaki menuju kamar mandi yang ada di lantai itu dan menghidupkan mesin pompa air. “Mungkin mas Reza mau mandi”, batin Indah.

“Kok gw jadi gini sih!?”, pikir Indah tak percaya dirinya masih saja belum bisa melupakan kejadian di taman kampus tadi.

Walaupun syok dan takut, Indah juga merasakan ada suatu perasaan yang berbeda dalam dirinya. Seperti ada suatu keinginan terpendam Indah yang sangat ingin dilampiaskan olehnya. Keinginan untuk merasakan lebih jauh, keinginan untuk dilecehkan, untuk dijamah dan didominasi.

“Astaghfirullah”, sadar Indah. Ia pun berusaha membuang jauh-jauh perasaan itu.

“Gila kamu Indah..Itu gak bener tauu !! ... dan apa kamu tega merusak hubungan mba Lia dan suaminya”, kutuk Indah pada dirinya.

“Haram berpikiran seperti itu. Buang jauh-jauh pikiran itu semua!!”, tuntut Indah pada dirinya.

“Dah ah tidur aja..capek”, gerutu Indah. Setelah berganti baju dengan piyama, Indah pun berniat untuk tidur untuk menenangkan syoknya. Ia memang sengaja mau melewatkan makan malam yang biasanya dilakukan bersama-sama anggota keluarganya di meja makan di lantai bawah.

Indah lagi tidak mau melihat kakak iparnya. Kejadian tadi masih membuatnya malu dan risih, padahal Indah tau ini bukan kesalahan kakak iparnya itu melainkan hanya imajinasinya lah yang berlebihan. Ia mau mengubur dalam-dalam perasaan dan pengalaman aneh yang dialaminya hari ini.


##

Keesokan paginya..

Setelah melakukan ‘morning routine’-nya, Indah menuruni tangga menuju lantai bawah. Ketika sedang menuruni anak tangga, Ia mendengar suara mba Lia, “Kenapa tau-tau harus ke kantor sih? Kamu kan lagi sakit. Apa gak bisa izin aja?”

“Ya namanya juga kerjaan sayang. Harus ikhlas dijalani dan disyukuri. Lagian aku udah gak apa-apa kok. Tadi juga udah minum obat lagi jadi nanti di travel mudah-mudahan bisa istirahat”, mas Reza menjawab.

Indah melihat muka mba Lia sedikit cemberut namun tidak berkata apa-apa lagi.

“Ya udah aku pamit dulu ya sayang”, lanjut mas Reza.

“Pak, reza pamit dulu pak”, pamit reza kepada bapak sambil mencium tangannya yang Indah lihat sedang menonton tv.

“Hmm hati-hati”, jawab Bapak santai sedikit cuek. Indah tahu Bapak masih belum bisa menghapus kekecewaannya ketika tahu dirinya tidak akan bisa menggendong cucu dalam waktu dekat.

“Gw harus menikah cepet-cepet biar keinginan Bapak untuk bisa menimang cucu bisa terwujud”, pikir Indah.

“Hush..Indah..Indah..Kuliah aja belum kelar uda mikirin mau kawin. Dasar binal!”, kutuk Indah pada dirinya dan berusaha melupakan pikiran gak masuk akal itu.

“Eh Indah udah bangun..mas pamit dulu ya”. Lamunan Indah buyar, Indah melihat mas Reza sedang menatapnya sambil tersenyum.

DEGG..

“Ehh i..iya mas. Hati-hati di jalan”, jawab Indah terbata dengan volume suara yang makin mengecil hampir tidak terdengar. Jantungnya ia rasakan berdetak sedikit lebih kencang dan mukanya berubah memerah. Indah melihat mas Reza hanya tersenyum kecil.

Mas Reza mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah. Indah melihat sudah ada mobil yang menunggu di depan rumah. “mungkin go**k”, pikir Indah.

Setelah kepergian mas Reza, Indah basa-basi bertanya ke mba Lia, “Berapa hari mas Reza di kota J, mba?”.

“Gak tau..belum pasti..mungkin 2-3 hari”, jawab mba Lia.

“Hoo”, balas Indah singkat.

Indah tahu kantornya mas Reza ada di kota J. Kebijakan perusahaan tempat mas Reza bekerja, membolehkan karyawannya untuk kerja remote dari rumah. Walau terkadang karyawan itu harus siap datang ke kantor sewaktu-waktu dibutuhkan.

Pernah satu waktu, mas Reza bekerja hampir sebulan di kota J tanpa pulang ke kota B. Namun akhir-akhir ini, indah lebih sering melihat mas Reza kerja dari rumah saja.

“Enak juga ya bisa kerja kayak gitu”, pikir Indah membayangkan dirinya bisa mendapatkan pekerjaan seperti itu nanti setelah lulus kuliah.

…..



..


POV Reza

Sesampainya di kota J..

Aku bukannya pergi ke kantor, melainkan sedang menuju daerah keman*****n dengan ojek online. Satu-satunya teman baikku selama dulu kuliah di kota Y membuka toko elektronik dan security system di sana.

Ketika sudah sampai di depan tokonya, aku melihat teman baikku itu sudah menungguku.

“Cuy, lama amet lu gak kesini..sibuk ngelonin bini ya?”, ledek temenku tanpa babibu menanyakan kabar.

“Iya lahh..makanya cepet merit lu, biar bisa ngerasain juga ngelonin awewe”, candaku padanya.

“Halahh kalo cuma buat ngelonin awewe mah gw tinggal jalan ke hotel C**s**c”, jawab temenku itu santai.

“Awas lu kena penyakit..penyakit gila lu aja blm sembuh-sembuh uda mau kena penyakit baru..wkwkw”, balasku.

“Wahahawahwa”, tawanya juga. “Dah yuk masuk dulu”, ajaknya sambil merangkul pundakku.

Kami berjalan menaiki tangga untuk menuju kantor pribadinya. Sesampainya di sana aku dengan tidak sungkan langsung merebahkan diri ke sofa panjang. Kulihat Gio, nama temanku, berjalan ke arah minibar yang ada di kantornya.

“Mau minum apa? Whisky, vodka apa brandy?”, tanya Gio.

“Heh kunyuk, lu kan tau gw ga suka minum gituan”, gerutuku.

Gio hanya tersenyum tipis sambil membuka sebuah laci dan mengeluarkan sebuah kaleng kecil tempat rokok.

“Kalo yang ini lu pasti gak nolak kan?”, Gio berkata dan melemparkan sebuah lintingan yang kalian itu pasti tau itu apa.

“Hehe tentunya”, balasku cengengesan sambil mengeluarkan korekku dan membakar ujungnya.

Hufff..Puhhh..

Mulutku tampak mengeluarkan kepulan asap putih. Kulihat Gio datang dan duduk di sofa kulit di sebrangku sambil membawa sebotol kopi kemasan.

“Gw masih ga percaya za, kenapa lu tau-tau mau minta barang-barang yang lu pesan di chat kita tadi malam. Buat apaan? Mau lu taro di kamar mandi cewe ya buat ngintipin milf-milf lagi cebok?”, tanya gio kepadaku.

“Ngga lah..lagian ini gw mau beli bukan minta ya”, jawabku seraya menyodorkan lintingan itu padanya.

“Ahh lu kayak sama sapa aja..trus buat apaan dong”, Gio membalas seraya menghisap dalam-dalam.

Aku mulai bercerita ke teman baikku itu. Bukan tentang slave system tentunya. Rahasia ini tidak boleh ada satu orang pun yang tahu, termasuk Gio dan Lia istriku.

Aku menceritakan kepadanya tentang kondisi aku dan istriku. Tentang istriku yang mandul dan reaksi keluarganya tentang cerita bohong yang aku ceritakan ke mereka. Keluarga istriku menganggap aku lah pria yang mandul dah tidak bisa memberikan cucu kepada kedua mertuaku.

“Jadi gw mau pasang kamera ini di ruang tamu dan ruang tv”, kataku sedikit berbohong ke Gio. “Gw mau tau apa yg diobrolin sama mereka tentang gw ketika gw lagi gak di rumah”, lanjutku.

“Hmmh kasihan Lia ya”, Gio menghela nafas kenudian melanjutkan, “Ya udah ini gw kasih 3 set lengkap dengan charger, receiver dan lain-lainnya. Barang ini wireless jd lu harus sering-sering cek kondisi batrenya. Gambarnya bisa langsung lu pantau dari hape lu. Lu ngerti lah gimana setup nya, tinggal baca aja manual nya kalo bingung”.

Gio lalu berdiri dan berjalan ke arah meja kerjanya. Kulihat dia mengambil 3 box berukuran sedang dan meletakkannya di meja sebelahku berbaring.

Aku langsung merubah posisiku menjadi terduduk dan meraih salah satu box itu sambil membaca-baca spesifikasi produk di dalamnya.

“Gw bilang kan gw cuma butuh 2. Kenapa lu kasih 3, cok?”, tanyaku pada Gio seraya membolak-balik kotak tiny wireless cam itu di tanganku.

“Ya kan sapa tau aja lu juga mau pasang 1 di kamar adik ipar lu yang cantik itu buat ngintipin dia? Btw uda punya cowo belum dia? Sini biar babang yang mendidiknya”, jawab Gio sambil menepuk-nepuk dadanya.

“Sampe taun jebrot juga gak akan gw kenalin dia sama PK kayak lu”, jawabku berkilah tidak mau temanku sampai tahu bahwa itulah sebenernya rencanaku..hehehe..

“Ok deh tq banget ya bro. Btw nanti malem gw nginep dirumah lu yak, gw males tidur di hotel. Besok pagi gw langsung otw lagi ke kota B”, kataku pada Gio.

“Iya lah tidur di rumah gw aja. Lagian bonyok lagi ke singapur. Jadi cuma ada gw sama bi Inah di rumah. Iya terserah lu dah, gw tau kok lu udah ga sabar buat ngintipin si Indah wkkwk”, balas Gio cengengesan. Aku hanya ikut tertawa. Malam itu aku tidur di rumah Gio.

...

Di sebuah kamar yang disediakan Gio untukku, aku berbaring sedikit menyender ke tumpukan bantal di punggungku sambil mengirimkan pesan ke istriku.

“Sayang..kerjaan aku ud beres sebagian nih. Kt si bos sisa kerjaannya bs dikerjain dr rmh aj”, ketikku di pesan WA untuk Lia.

“Bsk pagi2 aku otw plg ya, ambil travel pagi. Skr aku lg numpang tdr di rmh gio”, lanjutku

Beep..Beep..Ada balasan dari Lia..

“Alhamdulillah uda kelar. Iy syg hati2 di jln bsk ya. Si gio gmn kbrny? Kok blm merit2 dia? Kburu tua blgin..hehe”, balasnya.

“Kan emg dia cita2ny mo jd perjaka tua, eh sala, PK-tua. Wkwk”, balasku di WA itu.

“Hehe, ya uda km tdr dl gih pasti cape..bsk ak tnggu drmh, ak ud kangen km lg soalny”, jawab istriku menggoda.

“Km kangen aku ato kangen rabaan dan ciumanku?”, pancingku lebih menggoda.

“Semuanya!!”, balasnya singkat. Aku cuma tersenyum melihat balasan istriku. Chatku dengan istriku ini membuatku teringat pada hal lain yang lebih penting.

Misiku ke Indah ….


##

POV Indah

Malam itu, setelah pulang kuliah, Indah terlihat sedang duduk di meja belajar di kamarnya. Indah terlihat sedang fokus ke layar laptopnya mengerjakan makalah yang harus ia serahkan besok.

Jemarinya bergerak lincah di keyboard laptopnya. Sesekali dia berhenti untuk berpikir merangkai kata-kata yang akan dia tuangkan ke dalam makalahnya.

Lagi asik-asiknya Indah mengerjakan tugasnya itu, tiba-tiba..

SERR..

“Ehh..”, Indah terkaget.

“Kenapa ini? Kok tiba-tiba badan gw jadi gerah dan aneh begini. Jangan jangan...”, pikiran Indah secara refleks teringat akan kejadian yang menimpanya di taman kampus kemarin.

“Tidak..tidak..gw gak mauuu”, pinta Indah seraya menggeleng.

Indah terlihat berkomat-kamit. Dia sepertinya sedang membaca sesuatu, atau beristighfar..entahlah..Indah berharap dengan cara ini, kejadian yang terjadi padanya tidak akan terulang lagi. Matanya dikatupkan sekuatnya seperti menahan sakit. Mukanya tampak memelas mengiba.

Kemudian tanpa bisa ia cegah, sensasi aneh yang sangat tidak ia harapkan itu, terjadi lagi kepadanya. Indah merasa seperti ada sosok yang berdiri sangat dekat dihadapannya. Indah bahkan hampir bisa mendengar desahan nafas dari sosok itu.

Lalu sosok itu bergerak, membelai lembut pipinya yang halus. Tangan itu kemudian bergerak menuju tengkuknya dan diam disana.

Jempol tangan itu, Indah rasakan mengelus-elus cuping telinganya yang membuat Indah sedikit merasa geli. Belum juga hilang sensasi yang dirasakannya di tengkuk dan telinganya, mendadak bibir Indah serasa dicium oleh sosok itu.

“Hiaahh”, terkaget Indah seketika membuka matanya dengan mulut yang sedikit terbuka. Dia tidak melihat ada siapa-siapa di hadapannya.

Hanya ada layar laptop yang masih menyala, menampilkan aplikasi microsoft office yang Indah gunakan tadi untuk mengerjakan tugas makalahnya..

Tapi sensasi itu tetap masih ada, terasa sangat nyata. Padahal Indah sudah berusaha sekuatnya mengatupkan bibirnya lagi. Bibirnya seolah sedang dikecup dan dikenyot dengan lembut, serta sesekali Indah rasakan bibirnya dijilati dan digelitik oleh lidah nakal tak kasat mata.

“Hmmhmmhhh”, Indah kembali tersentak ketika lidah itu sekarang berusaha menerobos bibirnya yang tertutup. Lidah itu kemudian menari didalam rongga mulutnya. Indah secara reflex kembali memejamkan mata sekuatnya.

Lalu tiba-tiba …..

…..

 
Terakhir diubah:
SG 8 - Slave Training (2)

“Hmmmnnghhh”, Indah melenguh tertahan ketika dalam pikirannya, sosok itu kembali muncul. Sosok mas Reza, kakak iparnya itu, saat ini dalam imajinasinya sedang mencium dan mengulum bibirnya dengan lembut tapi terasa panas di badan Indah.

Posisi Indah saat ini menyender ke kursi dengan kepala sedikit mendongak ke atas. Dalam bayangannya, Indah merasa mas Reza sedang memberinya french kiss yang sangat melenakan Indah.

Kepala belakangnya dipegang oleh tangan kiri mas Reza. Tubuh mas Reza dirasa begitu rapat menekan tubuhnya sehingga seolah-olah Indah terdorong ke belakang semakin menyender ke kursinya. Dada mas Reza dirasakan Indah sedikit menekan payudaranya.

Tangan kanan mas Reza yang sedari tadi menggelitik kupingnya sekarang bergerak turun menyusuri punggungnya dan mengusapnya dengan lembut. Jemari tangan itu memberikan kegelian serta satu rasa aneh yang semakin membuai Indah dalam permainan nakal kakak iparnya itu.

“hmmh..hmmh..nggh”, desahan Indah jadi semakin sering terdengar. Ciuman itu terasa sangat lama, membuat Indah gelagapan berusaha mencari nafas.

Ciuman mas Reza di bibir lembutnya mendadak dirasakan Indah terlepas sesaat. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Indah membuka mulutnya mencari oksigen sebanyak-banyaknya supaya masuk ke rongga pernafasan dan paru-parunya.

“Hehhh..hhh..hehh”, terdengar Indah susah payah mengatur nafasnya.

Belum sempat dia bernafas lega, serangan mulut mas Reza kembali menyerbu mulut kecilnya, tapi kali ini Indah merasakan serbuan mas Reza menjadi lebih ganas dan liar.

“Hhhhhhhmmmhhhh..”, Indah tersontak kaget seperti tersetrum listrik, ketika ia rasakan tangan kanan mas Reza meremas gemas sebelah pantatnya.

Kemudian remasan itu berubah menjadi pijatan-pijatan lembut, sambil sesekali salah satu jarinya mengorek-orek pelan belahan pantatnya.

“Aaahhh tidaakk..cukuupp!!”, teriak Indah dalam benaknya masih menolak perlakuan sosok mas Reza pada dirinya saat ini. Namun lama kelamaan, Indah semakin terbuai dengan permainan lihai kakak iparnya itu.

Dirasakannya sekarang ciuman itu terlepas, lalu bergerak menciumi pipi dan dagunya, terus turun menuju lehernya. Naik lagi ke telinganya dan dikecup-kecup kecil oleh bibir yang memberikan rangsangan-rangsangan yang tak bisa ditolak oleh Indah.

Ya..Indah benar-benar sudah sangat terlena. Belum pernah ia merasakan hal seperti ini seumur hidupnya. Indah yang memang seorang gadis konservatif, yang berusaha tidak terjerumus kedalam zina, selalu memelihara dirinya dari pergaulan yang tidak benar. Ketika berpacaran pun, Indah hanya mengizinkan pacarnya untuk memegang tangannya saja, tidak lebih dari itu..

Akan tetapi saat ini, sosok maya yang dibayangkannya sebagai mas Reza-nya itu sedang merangsang saraf-saraf sensitif tubuh gadisnya. Indah merasakan tubuhnya sangat panas.

Rasa geli, risih tapi juga nikmat semakin membuatnya terbuai. Indah sebenarnya tidak suka diperlakukan seperti ini. Dalam benaknya Indah memelas dan memohon agar perbuatan ini segera dihentikan.

Tapi apa daya, Indah saja tidak sanggup menghalangi tangan, lidah dan bibir itu menjamahi tubuhnya. Apalagi dalam imajinasinya, sosok mas Reza-lah yang sedang ‘mengerjai’ dirinya, seolah sedang memberikan pelajaran tentang kenikmatan yang selama ini tidak diketahui Indah.

Ciuman dan jilatan di leher dan kupingnya sekarang dirasakan Indah bergerak turun ke arah gunung kembarnya yang terlihat naik turun dengan tempo yang cukup cepat. Seakan bersiap untuk menghadapi apa yang akan dilakukan oleh mulut itu, Indah sedikit membusungkan dadanya untuk memberikan akses yang lebih leluasa.

“Oohh .. teruusshh.. sshhh”, Indah melirih pelan.

Namun lagi-lagi Indah tidak menduga ciuman dan jilatan itu naik lagi ke arah lehernya. Kedua tangan mas Reza dirasakan Indah sekarang bergerilya di kedua belahan pantatnya. Terkadang naik ke pinggangnya, terkadang turun mengelusi pahanya yang putih bersih, mengikuti pergerakan bibir dan lidah yang juga bergerak naik turun.

Saat ini leher sebelah kiri dan kanan serta kedua cuping telinganya sudah dijelajahi oleh bibir dan lidah itu, memberikan sensasi yang begitu melenakan Indah. Indah jadi berharap aktifitas bibir dan lidah itu terus turun menuju payudaranya, tapi itu tidak pernah terjadi.

Padahal Indah sudah berusaha membusungkan dadanya, memancing ciuman dan jilatan itu agar bermain disana. Puting susunya dirasakannya sudah sangat tegak dan runcing.

Namun ciuman dan jilatan-jilatan lidah panas itu seperti sedang mempermainkan Indah. Seolah-olah memaksa Indah untuk menjadi lebih terangsang, lebih binal dan lebih pasrah. Ya..lebih pasrah untuk ingin dijamah dan didominasi.

“Iya juga ya, buat apa gw menolak ini. Ini kan cuma imajinasi gw aja.. Ohh mas rezaa .. ahhhn geliii.. ihhh.. uhhhmm”, pikir Indah dalam benaknya. Indah kemudian akhirnya takluk dan memasrahkan dirinya kepada mas Reza dalam imajinasinya itu, untuk terus berbuat lebih...lebih nakal..lebih liar…lebih nikmat.

Indah tidak lagi mencoba menolak cumbuan, remasan dan rangsangan-rangsangan lain yang diberikan oleh mas Reza. Ia sudah pasrah, ia ingin ini terus berlanjut..

“Ahhh..ahhh uhhmmm..ehhh”, Indah tak kuasa menahan desahannya untuk tidak keluar dari mulutnya. Ia sudah tidak tahan untuk segera mencapai klimaks. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kenyataan bahwa yang sedang memberinya kenikmatan ini adalah kakak iparnya sendiri..

“Ahh .. maass .. teruuusss”, lirih Indah tak tahan sambil berinisiatif meremasi kedua payudaranya dengan tangannya sendiri.

Namun tiba-tiba…

SHINGGG..

Sama seperti yang dialaminya waktu di taman kampus kemarin. Sensasi itu mendadak hilang.

Indah sontak tersadar dan mendapati kedua tangannya sedang memegang payudaranya. Pahanya juga terlihat mengatup erat sambil berusaha menggesek-gesek agar saraf sensitif di area kegadisannya bisa lebih mendapat rangsangan.

Tetapi percuma..Ini dirasakan Indah sangat berbeda dari apa yang dirasakan Indah ketika tubuhnya dijamah oleh mas Reza dalam imajinasinya tadi.

Indah mencoba memejamkan mata dan membayangkan kakak iparnya itu sembari terus memberikan rangsangan kepada tubuhnya dengan tangan Indah sendiri. Saat ini memang Indah terlihat seperti seorang gadis yang sedang bermasturbasi.

Akan tetapi sensasi geli dan nikmat yang tadi dirasakannya tidak bisa dihadirkannya lagi melalui gerakan tangan dan pahanya.

“Ini sangat berbeda.. ahhh”, batin Indah berteriak frustasi. Dengan ketidakberdayaannya untuk mencapai apa yang sangat diinginkannya itu, Indah pun tidak kuat menahan tangis. Pikirannya berkecamuk, ia tidak bisa berfikir secara rasional.

Di satu sisi, keinginannya yang sangat untuk bisa mencapai klimaks itu, tidak bisa tercapai. Indah tahu, dari artikel yang dulu pernah dibacanya online, apa yang ingin dicapainya saat ini namanya orgasme. Indah tidak tahu bagaimana rasanya orgasme karena seumur hidupnya belum pernah ia melakukan masturbasi.

Namun ketika saat ini dirinya mencoba bermasturbasi untuk mencapai klimaks itu, dia tidak bisa, dia tidak tahu caranya. Rasanya begitu berbeda dibandingkan apa yang dirasakan olehnya dari perbuatan kakak iparnya di imajinasinya tadi.

Di sisi yang lain dia merasa sangat bersalah kepada kakaknya Lia, karena sudah berani berimajinasi yang tidak wajar kepada pria yang sangat dicintai kakaknya. Tidak sepantasnya seorang adik membayangkan bercumbu dengan kakak iparnya sendiri. “Ini salah..ini dosa..”, batin Indah berkecamuk.

Perlahan nafas Indah yang tadinya cepat dan tidak beraturan, mulai stabil. Nafsunya yang tadi sudah diubun-ubun perlahan mulai hilang. Indah merasakan tubuhnya tidak lagi panas dan sensitif. Dia mulai bisa berfikir lebih jernih. Indah pun membuka matanya yang sedari tadi terpejam..



8##

Sementara itu di kota lain, di sebuah kamar, terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas ranjang. Mata pria itu terpejam, wajahnya terlihat damai.

Namun dari bibirnya tercetak senyum yang lebar seakan telah mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Dalam pikirannya, pandangan pria itu tertuju pada tulisan-tulisan bersinar yang perlahan berubah-ubah..

[ Lust : 43 ]

[ Thought : aroused, excited, resigned ]

..

[ Lust : 39 ]

[ Thought : passionate, hopeful, resigned ]

..

..

..

[ Lust : 26 ]

[ Thought : feel guilty, disappointed, skeptical ]


..

Seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada status itu, pria itu tertidur semakin lelap dengan bibir yang masih tersenyum puas..

…..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd