Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Secangkir Teh untuk Cinta

Awal yang menarik, langsung gaspol ke inti masalah dan lumayan dibuat bingung karena ada beberapa PoV.

Mendingan Cheryl nga usah punya pacar aja deh keknya, bakalan punya akses ke high level terus keknya nih

Tx buat tulisannya suhu @etherina , ditunggu updatenya

Emank ga punya pacar dia
Punya ny yang lain

Moga bisa sampai tamat hihihi

Itu dia masalahnya ya

Ternyata suhu Legend. Tadinya males baca cerita ini, karena judulnya gw kira copas dari cerita lama..... Kagak tahunya Ori dari suhunya 😂

Welcomeback Suhu, Semoga Betah ☕

Gak Legend
iya betah mudah2an tamat haha
 
Part V : The Magician
Jennifer Adrian

Kepalaku benar-benar terasa sakit sekarang, selain batuk yang tidak juga berhenti membuat tenggorokanku terasa perih.

Aku harus ke dokter rasanya, tapi tubuhku benar-benar terasa lemas sekali, aku tidak yakin kalau aku bisa pergi ke dokter sendirian. Dan rasanya mustahil untuk-ku menghubungi mama atau papa, mereka tidak boleh tahu kalau aku tinggal di tempat ini sekarang.

Tapi, aku harus bagaimana sekarang, kutarik selimutku untuk membalut tubuhku erat-erat. Entah berapa suhu tubuhku saat ini, tapi aku harus bagaimana?

Kuraih handphoneku dari lantai, aku harus mencari rumah sakit terdekat disini. Dan, mungkin aku harus mengambil air, tenggorokanku benar-benar terasa sakit. Dan peningnya kepalaku ini membuatku benar-benar merasa bisa pingsan kapan saja.

Hah, mataku pun terasa begitu bias tiap aku melihat layar handphoneku. Tapi aku harus bisa mencari rumah sakit terdekat sebelum kondisiku benar-benar parah.

OK, rumah sakit ini cuma 5 km dari tempatku, dan aku harus berangkat sekarang kesana, aku berusaha duduk di kasurku sekarang dan berhenti sejenak meyakinkan diriku untuk bisa bangun, sambil memesan taksi online.

Yups aku sudah dapat skrg, aku harus mengambil tasku dan turun kebawah.

Kukunci pintu kamarku, dan kuperiksa sekali lagi saat seseorang berdiri di belakangku dan …
 
Part VI : The Temperance
Victory Arden

“ Aduh sakit banget “ gadis itu merintih kecil, demamnya hampir 40 derajat, dan dia masih bisa berusaha pergi sendiri ke rumah sakit itu benar-benar sebuah keajaiban.

“ Jen, “ panggilku

Dia hampir melompat saat melihatku, yang memanggilnya duduk di sebelah tempat tidurnya.

“ Ko Vic ?? “ , “ Koq bisa ? aku dimana ? “ dia masih bingung, wajar karena dia dibawa kesini dalam keadaan pingsan. Tapi aku tahu, dia lebih kaget lagi melihatku duduk di sebelahnya.

“ Di rumah sakit, kamu pingsan. Demam kamu tinggi banget selain itu ga ada yang mengkhawatirkan, selain very big messy you did in a last couple months “

Dia menatapku, sebelum kemudian menunduk.

“ I’m sorry, who brought me here. I think I passed away in front of my rooms, the online taxi driver bring me here ? “ jawabnya, aku tahu dia sudah cukup tertekan dengan kekacauan yang dia buat beberapa minggu ini. Dan aku tahu, tidak bijak sama sekali untuk menekannya lebih jauh lagi.

“ I’m not contacted your daddy and mammy yet, I know you need time “ ucapku tak menjawab pertanyaannya.

“ Thanks koh, I’m sorry, I really sorry “

Aku mengusap kepalanya, sambil mengambilkan air hangat untuknya minum.

“ Tetangga kost kamu yang bawa kamu kesini, koko ga tau namanya siapa, dia bawa kamu ke IGD dan urus semua berkas-berkas kamu “ , “ untungnya pas koko udah dateng dan liat kamu didorong pas lewatin IGD,kalau ga koko ga liat dan ga akan tau kamu udah ada di Indonesia sekarang “

Jen hanya mengangguk sambil kembali menidurkan badannya ke ranjang rumah sakit.

“ I’m sorry koh “ wajahny terlihat begitu bingung dan putus asa.

“ Jangan banyak pikirin, you know, you sick because of here and here “ aku menunjuk kepala dan dadanya “ Relax, Koko pasti jagain kamu, tapi koko ga mungkin bisa sembunyiin ini selamanya “, “ Sekarang kamu istirahat dan nanti koko bawain makan malam kamu. 2 – 3 hari juga kamu udah bisa pulang koq “

Dia Jennifer Adrian, Sepupuku yang paling bungsu. Aku tahu dia menghadapi masa-masa sulit saat ini, kabur dari kampusnya di Singapore dan gak ada seorangpun keluarganya yang tahu, juga teman-temannya yang tahu keberadaanya, sampai hari ini tanpa sengaja dia pingsan dan diantar oleh teman kostnya. Ah, aku lupa siapa nama orang tadi dan dimana mereka tinggal, sekedar jaga-jaga kalau anak bandel satu itu kabur dari rumah sakit.

Ponsel-ku berdering, sepertinya suster sudah memanggilku untuk appointment jam 4 ini, oh iya aku juga harus bertemu dengan Edison jam stg 5 nanti.

“ Jen, Koko harus praktek, kamu koko tinggal dan jangan bikin ulah, kalau mau bikin ulah tunggu sembuh koko juga gap using, paham ? “ tanyaku memastikan

“ Iya ko, Jen janji ga bikin ulah… “ dia masih memejam saat menjawabku

“ Yawda koko tinggal “ kataku sambil berjalan ke pintu keluar kamarnya.

“ Ko,.. “ panggilnya “ Thanks ya ko “

Aku tersenyum, sambil mengunci pintu kamar perawatannya.

###

“ Lu sih, selalu nyusahin gw sih “ aku tersenyum kesal melihat kawan lamaku “ Kalau sakit lu harus, dapet proper treatment donk “ keluhku pada Edison

“ Ah lu tau, ga boleh ada medical record kan, apalagi obat ini “ ucapnya..

Aku hanya mengangguk mengerti, tapi aku tahu dia membutuhkan lebih dari sekedar obat ini untuk menjaga kondisinya.

“ Iya, gw tau ini ga lethal, lu bisa hidup 50-60 tahun lagi dengan penyakit ini, tapi berdamai dengan penyakit lu itu juga bukan pilihan yang tepat “

“ Udahlah bro, tenang aj… everything gonna be alright, gw cuma perlu dopping sementara. Dan cuma karena bantuan lu ini, gw bisa dapet obat ini tanpa medical record “

“ Iya, tapi bahayain gw juga dengan lu ambil obat ini gitu aja “

“ Apa susahnya sih, rumah sakit juga punya bokap lu kan ? “

“ Yang susah, bokap lu juga punya saham di rumah sakit ini kampret “

“ Hahahahaha “ dia tertawa, “ Ya, gw percaya lu pasti bisa aturlah “ seperti biasa dia selalu menggampangkan masalah.

“ Terus lu jadi? Di jodohin ? “ ledek-ku

“ Hahaha, ga tau lah gw bingung. Lu sih enak ya, ga pernah ribet begini “ dia menggaruk kepalanya.

“ Ga ada yang mau sama dokter kaya gw, pulang malem tidur sebentar pergi lagi “ , “ Ga kuat, ga dibelai bro, cewek-cewek sekarang “

“ Ya, ga tau lah. Semoga gw beruntung dalam pernikahan politik kaya begini. “

“ Pastilah, dari sekian banyak cewe di Indonesia pasti ada yang bisa pas, both for you and your family “ , “ Terus lu kapan jadi mau dkenalin lagi ? setelah sekian banyak perjodohan lu “

“ Ga usah diomongin, lu tau kan gw dari dulu ga pernah mau untuk melakukan ini, kita sama-sama tahu ada orang yang bener-bener gw mau jauh disana “ ucap Edison tertawa sambil memasukan handphonenya ke kantung.

Dia duduk dengan gelisah sesaat.

“ Lu pasti paham, gimana dia benci gw kan? Benci keluarga gw lebih tepatnya “ desahnya sambil menyender.

“ Belum tahu, itu kan selalu cuma asumsi lu, belum tentu dia mikir yang sama ama lu. Belum tentu bokapnya mikir yang sama kaya lu “ Jawabku, aku tahu pasti wanita mana yang dia ceritakan saat ini.

“ Ah udahlah Di, Gimana kabar Alice ?? “

“ Baik, ngapain lu tanya-tanya ade gw ? “ dia tertawa, tahu aku hanya menggodanya. His little sister from different father.

“ Gw kayaknya pengen banget ke Perth, udah lama banget gw ga ketemu nyokap gw “

“ Berapa lama sih lu ? tapi susah lah, lu baru kerja sekarang. Biar itu punya bokap lu, tetep ga akan dia biarin lu seenaknya sendiri “

“ Gw baru berenti “ jawabnya enteng

“ Hah?? “

“ Iya, baru berenti kerja tadi sore. Makanya hari ini gw mau ketemu jodoh pilihan bokap gw biar dia ga marah-marah amat. “

“ Dari keluarga itu kan ? “ tanyaku memastikan.

“ Iya, make your enemies your family “ tawanya tidak lucu.

“ Haha, hope she will be beautiful. Ga ada anak-anak kita yang tahu calon lu itu, jadi ya gw cuma bisa berdoa yang terbaik buat lu “ ledek-ku.

“ Ah udahlah, gw jalan ya. Gw janji jam 8 di rumahnya dan gw ga boleh telat “

“ May The Force Be With You My Friends “ ucapku garing. Dia berdiri dan keluar dari ruanganku, langkahnya berat, aku tahu kalau hidupnya tak pernah sesederhana yang orang bayangkan, aku pikir idenya untuk sedikit jalan-jalan sambil bertemu ibunya ide yang cukup baik juga.

“ Sus, tolong panggil pasien selanjutnya ya “ ucapku di telephone, tinggal 3 pasien lagi dan aku harus membelikan makan malam untuk Jenny.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd