Side Story: Christmas Eve…?
Author POV
“kamu dimana?” Gaby menelfon Yusa.
“Sabar ya, aku masih dijalan. Jangan telfon dulu” balas Yusa padanya.
Gaby mematikan telfon dan menunggu Yusa didepan apartementnya, mereka hari ini berencana untuk berbelanja keperluan natal. Gaby hari ini berdandan kasual namun sangat cantik. Ia menunggu Yusa sekitar 10 menit.
“sore kak, gocar atas nama Aby?” sebuah motor berhenti didepannya.
“ih aku kira siapa!” Gaby tertawa kecil sambil memasuki mobil Yusa.
“mau kemana mbak?” tanya Yusa.
“ajak saya kemana aja mas, asal sama masnya” balas Gaby padanya.
“saya ajak ke pelaminan mau mbak?” Balas Yusa lagi.
“wah jangan dulu ya mas, tunggu saya lulus dulu.” balas Gaby lagi.
“yah padahal saya juga belum lulus mbak” balas Yusa lagi.
“udah ah, yuk jalan kebur kemaleman” Gaby menyuruhnya jalan.
Hari ini mereka berdua akan berbelanja sedikit keperluan natal, karena hari ini Yusa akan merayakan malam natal bersama dengan keluarganya. Yusa mengajak Gaby untuk ikut dirinya, karena keluarga Gaby merayakan natal di puncak tempat neneknya tinggal sedangkan Gaby masih harus perform di tanggal 26. Jadi Yusa memutuskan mengajak Gaby karena biar dia tidak sendirian dan sekaligus mengenalkannya ke keluarganya.
“Yusa bagus gak?” Gaby mengambil sebuah dress dan menunjukannya pada Yusa.
Ia masuk ke ruang ganti dan mencoba dressnya. Yusa menunggunya di luar sambil menjaga barang-barang mereka.
“bagus” Balas Yusa padanya.
Gaby melihat dirinya di kaca dan kemudian berganti kembali, ia mencari cari di tempat lain. Tak berapa lama ia telah kembali membawa sepasang pakaian di tangannya.
“kalau yg ini?” Gaby menunjukan sebuah blazer hitam.
“bagus juga kok” balas Yusa lagi.
“bawahnya ditambah rok ini bagus ya?” Gaby memperlihatkan sebuah rok pada Yusa.
Kemudian Gaby kembali ke ruang ganti dan mencobanya, tak berapa lama setelahnya ia memperlihatkannya pada Yusa.
“bagus tuh, cocok” Balas Yusa lagi.
“Ih dari tadi bagus bagus, kan aku jadi bingung pilih yg mana…” Balas Gaby sebal.
“kok jadi salah aku… ya abis kamu kan pake apa aja bagus” Balas Yusa pada Gaby.
“aaa… aku serius!” Wajah Gaby memerah malu.
“kamu pilih aja yg menurut kamu bagus, aku pasti suka kok” balas Yusa tersenyum.
“ih emangnya kalo kamu suka kenapa? Kan nanti jelek diliat orang kalo salah pilih” Balas Gaby cemberut.
“kamu kan emang udah jelek…” Balas Yusa.
“Ih kamu mah!” Gaby nampak marah padanya.
“Untung aja kamu jelek…” Tambah Yusa lagi.
“Oh gitu, Iya aku gak secantik Della yg manis. Aku juga gak cantik kyak Melati yg ceria…” Gaby marah dan wajahnya cemberut.
Yusa, mendekati Gaby yg duduk tak jauh darinya. Gaby yg sedang marah tidak menatap kearah Yusa. Yusa tertawa kecil melihat kekasihnya yg cemberut itu. Ekspresi yg paling Yusa sukai dari Gaby pacarnya.
“Karena kalo kamu cantik, aku bakal susah jagain kamu dari laki-laki lain.” balas Yusa sambil mencubit pipinya.
“Kalo kamu cantik, yg aku suka nanti wajahnya aja. Bukan diri kamu seluruhnya…” Balas Yusa lagi masih tetap mencubit pipinya, “Jelek aja aku sayang, apalagi kalo cantik. Pusing abang neng”
“Iiiiih sana!” Balas Gaby sambil menepis tangan Yusa, wajahnya masih cemberut.
“Yah marah beneran, jangan dong nanti jeleknya nambah” Balas Yusa lagi.
“Biarin! Biar makin jelek!” Balas Gaby lagi.
“yaudah deh gapapa jeleknya nambah” Balas Yusa sambil menggenggam tangan Gaby, “biar sayangnya nambah terus juga”
“Bodo! Gombal!” balas Gaby masih dengan cemberutnya yg khas, “Aku ngambek”
“dih ngambek ngomong ngomong” Balas Yusa padanya.
Yusa kembali menggeser duduknya dan memandangi Gaby yg ngambek, ia melihat Gaby sesekali mencuri curi melihat kearahnya. Lucu sekali melihat Gaby yg pura-pura marah seperti ini, Yusa mengambil Dress yg tadi Gaby coba, berdiri dan berjalan perlahan meninggalkan Gaby. Membuat Gaby menatapnya kebingungan.
“Ih kok aku ditinggal?!” Balas Gaby yg juga berdiri mengejarnya perlahan.
“aku mau bayar ini, abis itu mau beli es krim” balas Yusa.
“ya kenapa aku ditinggal?!” balas Gaby kesal.
“karena aku tau kamu gak bakal nolak kalau tau aku mau beli Es krim. Nih buktinya ngikutin kan?” Balas Yusa meledek Gaby.
“Gak mau! Sana beli sendiri, aku pulang aja!” balas Gaby yg sadar bahwa ia terpancing.
“Black Sakura atau Häagen-Dazs ya?” Yusa berpura-pura bicara sendiri.
“Gaby pasti mau Häagen-Dazs, ah tapi dia mau pulang ya katanya” Yusa melanjutkan kata-katanya sendiri.
“Häagen-Dazs!” Gaby berteriak semangat, namun ia sadar kalau Yusa memancingnya lagi.
“Maksudnya, aku mau beli dulu baru pulang!” balas Gaby.
“Oh yaudah, aku makan sendiri aja deh.” Yusa meninggalkan Gaby kembali setelah selesai membayar dikasir.
“Oh oke, aku mau deh makan es krim sama kamu” Gaby kini meledek Yusa balik.
“Oh udah gak ngambek nih?” Balas Yusa mendekatinya dan menggandeng Gaby.
“Ia tiba tiba aku mau makan Es krim sama kamu” Balas Gaby tersenyum, Yusa melihatnya curiga.
“Loh kok gitu?” Yusa menghentikan langkahnya dan menatapnya bingung.
“ia, karena akhirnya kamu mau makan es krim sama aku” Gaby menatap Yusa.
“janji?” Kata Gaby pada Yusa.
“ia deh janji, jangan ngambek lagi ya” balas Yusa.
Gaby menarik tangan Yusa agar cepat sampai ketempat es krim, Yusa masih nampak bingung dengan tingkahnya yg tiba tiba berubah itu. Ia tidak mengerti kenapa mood perempuan ini begitu cepat berubah.
“Es krim Es krim~” Gaby berjalan sambil bernyanyi nyanyi kecil.
“Kenapa seneng banget sih?” tanya Yusa yg kebingungan namun senang karena Gaby tidak marah lagi.
“Karena makan es krim sama kamu” Balas Gaby tersenyum lebar.
Yusa memutar otaknya karena sikap Gaby yg langsung berubah 180 derajat ini. Ia berusaha mencari tau apa penyebab Gadis ini begitu senang. Ia terus memutar otak sampai akhirnya ia sadar dan berubah pucat.
“Cintaku, tunggu!!” Yusa menahan tangan Gaby yg menariknya.
“Ayo cepet, kan mau makan es krim” Senyum Gaby berubah menjadi senyuman yg licik.
“Gak mau!! Please Cintaku!” Yusa sekarang merengek meminta ampun.
“Ayo, kan udah janji” Gaby menyeringai dan kembali menarik Yusa.
“AKU GAK SUKA ES KRIM!” teriak Yusa menolak, namun kini wajahnya pucat dan pasrah mengikuti tarikan Gaby.
Gaby memesankan 2 buah es krim, coklat dan vanilla lalu memberikan es krim coklatnya pada Yusa. Gaby tersenyum manis sekali kearah Yusa, namun Yusa tau bahwa sekarang ia sedang di kerjai Gaby. Sepertinya ini pembalasan dendam Gaby karena tadi.
“cintaku, maaf…” Yusa meminta ampun pada Gaby.
“Apa? Kamu gak salah kok, aku kan emang jelek” Balas Gaby tersenyum, “Aku gak marah kok, malah seneng bisa makan es krim sama kamu”
Namun ini berbanding terbalik dengan kenyataannya, karena Gaby memesankan 2 hal yg sangat tidak disukai Yusa. Es krim dan coklat.
“Gab, jangan marah lagi dong” Yusa menunduk.
“Aku gak marah kok cintaku, dimakan dong es krimnya” Gaby tersenyum lebar kearah Yusa yg menunduk.
“Ma-kan.” Gaby menyuruh Yusa.
Yusa mengangguk pasrah dan menghela nafas panjang. Ia menatap kearah es krim yg ada didepannya itu, ia menyendok sedikit dan mengarahkannya ke mulutnya.
“Udah gak usah dimakan, aku bercanda kok” Gaby menghentikan tangan Yusa.
“Biar aku makan dua-duanya, gak usah dipaksain” Gaby tersenyum, “aku cuma mau tau aja”
“eh… jadi gimana? Udah gak marah?” Balas Yusa bingung.
“aku gak marah kok, becanda aja haha” Balas Gaby.
“Aku gak nyangka kamu mau makan es krimnya, kamu kan orangnya kalo udah gak suka dan gak mau pasti kekeuh sama pendirian.” Gaby meneruskan sambil tersenyum.
“Kamu jahat ya, hampir aja aku eneg seharian. Tapi ya karena kamu yg minta, lebih baik aku eneg sendirian daripada lihat kamu marah ke aku walau semenit aja” Balas Yusa pada Gaby sambil menyelipkan rambut Gaby ke telinga.
“aku jadi makin sayang sama kamu” Gaby berkata pada Yusa sambil makan es krimnya.
“Aku gak” balas Yusa cepat.
“Ih kok gitu?!” Balas Gaby kembali cemberut.
“Ya gimana mau makin sayang, kan udah mentok” Balas Yusa lagi tersenyum lebar.
Setelah selesai, mereka berdua berencana melakukan perjalanan kembali menuju rumah Yusa di Bekasi. Mereka berdua takut terlalu malam sampai sana dan terlambat mengikuti doa malam natal bersama. Yusa dan Gaby berjalan sambil bercanda dan tertawa. Sebuah pasangan yg begitu serasi dan membuat yg melihatnya iri karena mereka terlihat begitu bahagia bersama.
“Gab!” Yusa menghentikan langkahnya dan mengejutkan Gaby.
“apa sih ngagetin aja” Balas Gaby padanya.
“ada Timezo*e” Balas Yusa dengan mata berbinar.
“kamu mau main itu? Kemaleman nanti” Balas Gaby padanya.
“sebentar~” Yusa meminta pada Gaby seperti anak kecil.
“kyak anak kecil deh kamu” Balas Gaby menggeleng.
“Aku sama Della biasa main ini kok, gak bakal kemaleman kita” Balas Yusa lagi memohon.
“biasanya aku sama Della main claw crane atau hockey, kadang main boom boom car. Boleh ya sebentar???” Yusa meneruskan.
Ekspresi diwajah Gaby berubah, tadinya ia ingin memperbolehkan Yusa bermain sebentar. Namun setelah mendengar nama Della ia mengurungkan niatnya dan moodnya berubah kembali. Yusa nampak kebingungan melihat Gaby yg wajahnya seperti sedang bete.
“gak, udah ayo kita berangkat sekarang” Gaby meninggalkan Yusa berjalan keparkiran.
Yusa yg bingung dengan perubahan sikap Gaby, mengejarnya dari belakang sambil bertanya tanya ada apa dengan kekasihnya itu.
Sementara itu dirumah Yusa…
“Hai silahkan masuk Lusi, Theo. Yuk duduk” Ibu Yusa mempersilahkan kedua orang tua Della masuk.
“Yaampun Delly udah ganteng ya sekarang, keren lagi. Kamu ajarin Yusa lah biar kyak kamu” Ayah Yusa bersalaman dengan Delly, kakak laki laki Della.
“hai Debby, kamu tumben bisa ikut. Gak adaj adwal syuting? Kangen loh tante, pangling liat kamu jadi tinggi dan cantik gini” Ibu Yusa memeluk Debby, adiknya Della yg seorang artis sinetron.
“Daniel!” Dua orang anak berlari kearah Daniel, adik Della yg paling kecil.
“Kak Meza, Yosua” Daniel kearah mereka dan selayaknya anak kecil. Mereka langsung bermain bersama.
Namun semua orang yg ada diruangan ini dibuat pangling saat seorang gadis memasuki ruang tamu keluarga Eyusa ini. Della nampak cantik mengenakan dress berwarna putih se lutut dengan ornamen pita di pundak kanannya. Bagaikan seorang malaikat yg turun ke tengah tengah keluarga yg akan merayakan natal malam ini.
“Yaampun, kamu makin cantik ya” puji ibu Yusa pada Della.
“Haha bisa aja Tante Yunita” Della tersenyum simpul dan berjalan mendekati kedua orang tuanya.
“Yusa pasti kaget liat kamu secantik ini, om yakin” Tambah ayah Yusa.
“haha om Jonathan, bikin malu aja” Della tertawa kecil.
“Yusa mana om?” tanya Della pada ayah Yusa.
“Masih dijalan kesini dari Jakarta sama temennya, mau ikut natalan juga.” Balas Ayah Yusa padanya.
“Oh gitu, siapa om temennya? Tumben” tanya Della kembali.
“Kurang tau, dia gak bilang detailnya” Ibu Yusa menambahkan.
“oh oke, kalau gitu kita belom bisa mulai ya kalau dia belum ada” tambah Della sambil menghela nafasnya pelan.
“Hati hati ya” Della berkata dalam hati, senyuman tipis merekah di bibirnya.
Malam ini begitu indah dan tenang. Tak ada bulan di langit namun bintang berpendar dengan terang, mengiringi laju mobil yg berjalan dengan santai dibawahnya. Sebuah mobil yg didalamnya terdapat sepasang kekasih yg sedang saling terdiam, keadaan yg begitu canggung terjadi dalam sana. Sang wanita hanya menatap keluar kearah jalan raya dengan keadaan mood yg buruk. Sedangkan sang pria masih fokus kearah jalanan sambil sesekali melirik kearah sang wanita, bertanya tanya apa yg terjadi pada gadis itu.
Malam natal ini, apa yg akan terjadi?
-Bersambung-