Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Part 34

Sesampai disana kulihat ada kapal laut yang tidak terlalu besar dan sepertinya hanya muat untuk penumpang yang tidak lebih dari 10 orang. Dan saat kutanyakan pada pak Maliq memang kapal ini maksimal hanya bisa untuk 8 orang saja.

Lalu pak Maliq pun segera bertemu dengan awak kapal yang ia sewa dan akan membawa kami ke laut dan juga pulau-pulau kecil dekat lombok nantinya. Kulihat awak kapal itu juga orang timur yang berkulit gelap seperti pak Barnabas. Ada 3 awak kapal yang akan mendampingi kami nantinya selama perjalanan ke lautan ini.

Mereka pun menemuiku dan pak Maliq. Dimulai dari kru pertama yang bicara dengan pak Maliq dan sepertinya adalah semacam bos dari para awak ini. Namanya Robert. Ia berkepala botak dan badannya pendek dan agak buncit. Dari perawakannya sepertinya ia setidaknya sudah berusia antara 40-50 tahun.

Sedangkan dua anak buah kapal lain adalah Frengky dan Ode. Mereka juga asli daerah indonesia timur dengan ciri fisiknya yang berkulit kehitaman. Keduanya ini masih termasuk agak muda mungkin di usia 30an tahun. Keduanya berambut kriwil khas orang timur. Frengky rambutnya agak cepak dan Ode berambut gondrong.

Mereka menatap diriku yang memang berbalut busana seksi ini. Tapi mereka tidak berani lama-lama melihat tubuhku mungkin takut jika aku marah. Aku yang cuek saja ini pura-pura saja tidak tahu jika tiga pria awak kapal ini sesekali curi-curi pandang ke arahku, terutama ke bagian payudara dan pahaku.

Frengky dan Ode membantu mengangkat tas tenteng milikku dan pak Maliq ke dalam kapal. Lalu tidak lama aku pun dibantu untuk naik ke kapal laut ini. Ode memegangi tanganku supaya aku tidak terjatuh karena memang kapalnya sedikit bergoyang-goyang membuat aku agak kesulitan. Lalu saat akan melangkah sampai di geladak kapal itu aku agak terpeleset sehingga aku jadi hampir saja tersungkur. Beruntung ada Ode yang sigap menangkapku sebelum aku bisa terbentur lantai kapal. Tapi sialnya tangan Ode yang hitam itu malah jadi memegang erat ke buah dadaku. Sepertinya ia tidak sengaja tapi yang jelas aku jadi agak risih. Dan seperti ada setruman karena payudaraku seperti diremas ketika ia memegang dengan kuat buntalan dadaku itu. Hampir saja aku mendesah akibat remasannya itu. Untung saja aku bisa menahan mulutku. Ode tampak ketakutan dan ia buru-buru meminta maaf tapi aku bilang tidak apa-apa sambil tersenyum tipis.

Dimulailah jalan-jalan di laut lepas bersama guruku dan 3 orang ABK. Sungguh ini adalah pengalaman baru karena aku belum pernah hanya sendirian di atas kapal ke lautan lepas bersama para pria seperti ini. Ada perasaan deg-degan menanti kegilaan yang direncanakan oleh pak Maliq. Tapi memang aku tidak akan bisa menolak apalagi kabur karena memang aku harus menuruti keinginan guru Fisikaku ini selama jalan-jalan di Lombok dengannya.

Tidak lama, mesin kapal laut ini pun dinyalakan. Terdengar deru mesin kapal yang sedang bersiap untuk menjalankan kapal ini ke laut lepas. Kulihat pak Robert yang sedang berada di balik kemudi kapal yang mengendalikan arah kapal ini. Sementara Frengky dan Ode yang terlihat mengecek kesiapan navigasi kapal dan lainnya.

Sesekali dua awak kapal itu mencuri pandang ke arahku. Aku pura-pura saja tidak tahu itu padahal mata mereka begitu melotot memandangi tubuhku yang hanya berbalut tanktop dan celana hotpants. Pastilah para awak kapal ini bagaikan mendapat pemandangan indah melihat diriku yang putih mulus ini. Apalagi mereka yang sering pergi melaut tentu jarang bertemu wanita apalagi yang sepertiku.



Entah kenapa darahku berdesir membayangkan diriku digumuli oleh mereka yang badannya hitam terbakar matahari itu. Uhh, pikiranku cepat sekali kotor karena sudah begitu seringnya aku ngeseks dengan pria-pria pekerja kasar dan berkulit gelap seperti mereka ini. Apalagi aku sempat melihat sekilas celana Frengky yang terlihat menggembung. Pastilah batang miliknya sangat besar. Aku makin terbakar oleh birahiku. Walau aku tentu saja tidak mau terang-terangan meminta mereka menyetubuhiku. Aku masih punya gengsi untuk tidak meminta lebih dulu.

Frengky lalu menggantikan pak Robert di bagian kemudi kapal. Pak Robert mengantar pak Maliq dan aku menuju ke bilik kamar tidur kami. Wah, ternyata kamar di kapal ini cukup luas dan terlihat nyaman. Setelah itu pak Robert menunjukkan ke kami kamar mandi yang terletak tidak jauh dari bilik kamar. Dan ia juga membawa kami ke area dapur dan gudang kapal sekedar untuk kami melihat-lihat.

Setelah sekitar hampir 20 menit lamanya kapal laut ini berlayar, tiba-tiba pak Robert pun menghentikan laju kapal. Jadilah kini kapal sudah berhenti total dan terlihat Ode menurunkan jangkar supaya kapal jadi stabil dan tidak bergerak. Kulihat Frengky yang mengambil alat pancingan dari ruangan di kapal ini. Oh, ternyata mereka ingin memancing.

Lalu pak Maliq berkata, “Nah Selina, yuk kita mancing. Hehe.”.

Frengky lalu menyerahkan alat pancing dan juga kantong berisi umpan ke pak Maliq. Kulihat guruku menerimanya dan mulai menyiapkan umpan ke kail alat pancing. Tidak lama kemudian pak Maliq pun melempar kail pancing ke lautan.

Ode lalu memberikanku alat pancing yang lain sambil matanya terus curi pandang ke arah payudaraku. Aku cuek saja dan mengambil alat pancing dan juga umpannya. Ew, umpannya menggunakan udang. Aku agak jijik saat memegang udang dan mengaitkannya ke kail mata pancing.

Setelah aku selesai memasukkan umpan, aku pun segera melempar kail pancing seperti guruku tadi. Kulihat umpan pancing guruku ternyata sudah disambar ikan. Dan ia sedang berjuang untuk menarik ikan itu, sepertinya cukup besar ikannya terlihat dari bagaimana kesulitannya menarik alat pancingnya.

Saat aku sedang menatap ke guruku tiba-tiba kurasakan ada tarikan di alat pancingku. Nice, ternyata umpanku juga digigit ikan. Aku yang jadi semangat ini pun segera mencoba menarik alat pancingku. Tapi ternyata ikannya melawan dan mencoba kabur. Jadilah alat pancingku seperti ditarik ke arah laut di saat ikan ini yang mencoba melepaskan diri. Uh, ikan ini kuat sekali aku jadi agak kewalahan.

Oh gawat aku malah tidak kuat menahan tarikan dari si ikan yang sepertinya memang besar ini. Aku pun panik dan agak berteriak minta bantuan, “Eh eh bang, bantuin aku dong.”.

Lalu Ode dengan sigap segera mendekatiku dan menawarkan bantuan. “Sini neng aku bantu tarik pancingnya.”, ujar Ode. Aku tentu saja mengiyakannya dan saat aku baru mau menyerahkan alat pancing itu tiba-tiba ikan itu menghentak kuat sehingga aku agak terdorong ke depan. Bahkan aku jadi agak tertarik dan hampir terjengkang ke depan. Lagi-lagi Ode harus menangkapku seperti tadi saat aku naik ke kapal. Ia memegangi badanku yang jauh lebih mungil dibanding badannya itu.

Gawatnya aku bagaikan dipeluk oleh si awak kapal ini. Dan tangannya ada yang berada di perut sekitar pusarku dan satu lagi tepat memegang bagian bawah payudaraku. Ah, entah sengaja atau tidak tapi tangannya seperti meremas-remas buah dadaku. Bahkan tangannya yang di perutku lalu seperti turun ke bawah dan meraba-raba area selangkanganku.

Ode lalu mencoba menarik badanku supaya tidak tersungkur. Dan ia lalu mulai memegang alat pancing di tanganku. Aku yang sudah bisa berdiri dengan stabil ini lalu melepaskan peganganku di alat pancing dan membiarkan Ode mengambil alih alat pancing itu. Terlihat awak kapal ini yang pastinya sudah terbiasa memancing itu tampak santai saja. Tidak butuh waktu lama akhirnya ikan itu ditarik ke atas. Wah ternyata memang besar ikan itu.

Aku menoleh ke pak Maliq yang ternyata gagal menangkap ikan yang tadi sudah menggigit umpannya. Ia tampak tertawa melihatku sambil berkata, “Wah dapet ya ikannya. Tapi dibantu bang Ode ya kamu. Haha.”.

Aku hanya tersenyum manis saja mendengar kata-kata pria keturunan arab itu. Aku pun mengambil HP ku dan mengabadikan ikan yang kutangkap. Lalu aku meminta pak Maliq memfotoku yang sedang memegang ikan yang barusan kutangkap atau lebih tepatnya aku dan bang Ode tangkap. Jepret, ya lumayanlah bisa kupost di IG nantinya. Tentu saja aku tidak berfoto dengan guruku. Bisa heboh nanti. Hehe.

“Wah ikannya besar ya Selina. Emang kamu nih magnet buat yang besar-besar ya. Hahaha.”, celoteh pak Maliq yang tersirat kata-kata yang jorok sebenarnya.

Tapi aku hanya pura-pura tidak mengerti maksudnya dan tertawa saja menanggapinya. Bagaimanapun aku bergantung padanya sampai aku lulus dari sekolahku. Jadi ya aku harus mengikuti kemauannya dan juga bersikap sebaik mungkin di depannya. Lalu aku pun kembali melempar kail pancing.

Pak Robert, Ode dan Frengky juga memancing ikan. Memang kata mereka ikan ini nantinya akan kami jadikan makan siang dengan dibakar. Hmmm, jadi berasa piknik di tengah laut nih. Hehe.

Begitulah kami memancing ikan dan tidak terasa waktu berlalu cukup cepat. Sudah hampir 2 jam ternyata kami memancing dan juga duduk di atas dek kapal laut ini. Jam menunjukkan pukul 11:52 siang. Sinar matahari menyinari walau tidak terlalu panas karena ada tertutup awan.

Mata pak Robert, Frangky dan Ode tidak henti-hentinya diarahkan ke area dadaku dan juga pahaku yang putih ini. Pak Maliq tampak sesekali tersenyum nakal melihatku yang duduk di dek kapal ini dengan kaki yang diselonjorkan. Sepertinya guruku sudah horny dan ingin mengajakku bercinta.

Lalu pak Maliq tampak memberiku kode dengan jarinya untuk mengikutinya ke bilik kamar kami. Pak Maliq pun berkata kepada awak kapal bahwa ia mau istirahat sebentar denganku. Pak Robert pun mengiyakan dan berkata, “Siap pak. Ini kami juga lagi siapin makan siang dari ikan yang kita pancing tadi. Nanti setelah dari kamar kan pasti lapar ya. Hehe.”. Hmmm, kata-katanya seperti memberi kesan maksudnya mesum ketika ia bilang “setelah dari kamar”.

Kini aku pun sudah berada di kamar bersama pak Maliq. “Bapak nafsu banget ngeliat kamu ditatapin sama para awak kapal.”, ujar guruku ini. Lalu ia memelukku sambil bibirnya melumat bibirku. Tanpa buang waktu lagi pak Maliq pun segera melepaskan tanktopku dan ia meremasi buah dadaku yang masih terlindung bra. Kemudian ia kembali mencumbuku dengan bernafsu. Aku yang memang dari tadi juga agak horny karena disentuh oleh awak kapal dan juga dari tatapan penuh birahi mereka tadi membuatku segera membalas ciuman guruku.

Puas mencium bibirku, lalu bibir guruku mengarah ke telingaku. Diciuminya telingaku dan lalu turun ke leherku. Sesekali juga ia mencium tengkukku. Sambil menciumi leher dan tengkukku, tangan kirinya meremas-remas dadaku yang masih tertutup oleh bra hitamku. Aku makin terangsang akibat kelihaian bibir dan tangan guruku yang sedang menstimulasiku.

Setelah itu guruku pun melepaskan kaitan bra hitamku hingga payudaraku pun terekspos. Matanya menatap tajam ke gundukan dadaku yang montok ini lalu tangannya meremas-remas buah dadaku yang kanan. Jari-jarinya juga memainkan puting susuku yang sudah mancung ini. “Hehe, ni puting kamu dah keras gini Selina. Pasti dah sange ya kamu dilihat terus sama awak kapal.”, godanya. Ia lalu menarik kedua puting susuku ke depan membuatku merasa nikmat bercampur sedikit sakit.



Dan tangannya yang satu dimasukkan dari atas celana hotpantsku dan lalu ia merangsek masuk dari celah celana dalamku yang juga berwarna hitam. Jari-jarinya lalu segera merayap ke bukit vaginaku yang sudah agak becek. “Wah wah, memek kamu juga udah basah aja. Harusnya tadi bilang aja kalo kamu uda sange Selina. Daripada ditahan-tahan. Hehe.”, ejek pak Maliq yang merasakan beceknya liang kewanitaanku.

Aku hanya diam saja tidak menggubrisnya dan terus merem melek meresapi rangsangan yang kuterima dari dua tangannya. Pak Maliq terus membombardir vaginaku dengan gerayangan jari-jarinya dan meremas payudaraku dengan liarnya. Aku kini tidak menahan diri untuk melenguh nikmat akibat rangsangannya, “Sshhh…ngghhh.. pak Maliq.. aahhhh.. sshhh..”.

“Enak kan Selina? Hehe.”, tanya pak Maliq yang sebenarnya sudah tahu aku sudah sangat horny ini.

“Ohhh.. iyahhh pak..”, jawabku spontan dengan jujur. “Hehe, ya udah kamu sepongin bapak ya abis itu bapak sodok memek becekmu. Ntar kalo kelamaan keburu makan siangnya siap. Hehe.”, ucap pria keturunan arab ini sambil dipencetnya puting merah mudaku dengan cukup kuat. Aku sontak jadi menggelinjang dan mendesah, “Ahhhhh..”.

Lalu aku pun segera menuruti keinginannya dan aku berpindah ke depannya dan duduk di atas ranjang. Pak Maliq yang ternyata sudah melepaskan celana nya ini lalu berdiri di depanku dengan penis yang sudah setengah ereksi. Terlihat batang yang sudah berkali-kali memuaskanku itu sudah agak tegak seolah menantangku untuk mengulumnya.

Aku pun membuka mulutku lebar-lebar lalu memajukan kepalaku hingga batang kemaluan pak Maliq yang berwarna coklat kehitaman ini memasuki mulutku. Terasa penuh mulutku oleh kontol pria berdarah arab ini. Ukuran penisnya yang memang sangat panjang dan tebal membuatku mulutku jadi sesak. Tapi aku yang sudah sangat horny dan ingin segera disetubuhinya ini dengan segera mengeluarkan teknik oral seksku, membuat pria berusia 60an tahun ini melenguh nikmat.

“Ahhh mulutmu emang so good Selina..”, ceracau pak Maliq yang meremas-remas rambutku melampiaskan rasa nikmat dari servis blowjob yang kuberikan.

Tidak sampai 2 menit kusepong, pak Maliq pun memintaku untuk berbaring telentang di kasur. Aku pun dengan segera berbaring dengan mengangkangkan kedua belah pahaku hingga vaginaku pun terpampang jelas untuk disodok penis pak Maliq. Pak Maliq menatap nanar vaginaku dan lalu mengelus-ngelus sejenak bibir vaginaku.



Lalu ia segera mencoblos memekku dengan kontol perkasanya. Dengan tempo yang awalnya lambat dan terus makin meningkat, pak Maliq menyetubuhiku. Aku mendesah-desah keenakan digenjot oleh guru Fisikaku ini. Harus kuakui, batang kejantanan pak Maliq ini memang termasuk yang terbaik yang pernah masuk ke vaginaku. Aku pun dibawanya merasakan kenikmatan birahi yang entah sudah berapa kali kureguk bersamanya sejak pertama kali di ruangan kantornya.

Sekitar 5 menitan disodoknya ini, aku pun merasakan badai orgasme mendekat. "Aaahhhhh pak Maliq.. aku bentar lagihh.. ahh ahhhh.. iyaaahhh teruuuuuuus pakkk! ohh oooooh!”, desahku yang sedang dilanda kenikmatan seksual ini.

“Ohhh ohhh pakh.. ahhh.. cepetiiiiiin genjotnyaaa.. ahhh iyahhh ahhh,… Lina dahh mauhh nyaaaampee.. oohh ohhh.. teruuuusss..”, rintihku dengan mata merem melek. Guruku pun seolah menurutiku dan ia memompa memekku dengan lebih cepat. Kontol panjangnya keluar masuk dengan cepat di rongga vaginaku, menggesek dinding vaginaku menimbulkan aliran kenikmatan ke seluruh tubuhku.

Tidak sampai 1 menit kemudian, akhirnya gelombang klimaks yang kunantikan itu tiba. Tubuhku mengejang-ngejang kuat dengan vaginaku berkontraksi. “Aahhh ahhh ahhhh , iyaaaaahhhh , iyaaaahhhh , ohhhh fuckkkkk… aaaaaahhhhhh!!", jeritku dengan cukup kuat saat aku berorgasme.

Vaginaku menyemburkan cairan orgasme membasahi kontol pak Maliq yang sedang tertanam di lubang kewanitaanku ini. Aku pun terengah-engah selepas badai orgasme yang baru kurasakan di seks pertama dengan pak Maliq di kapal laut ini.

Setelah membiarkanku istirahat sejenak, guruku memintaku untuk menaiki kontolnya. Ia ingin gaya cowgirl rupanya. Aku yang masih agak lemas setelah orgasme pun terpaksa bangkit dan segera memposisikan tubuhku di atas selangkangan pak Maliq yang sedang berbaring di kasur.

Kugunakan tanganku untuk mengenggam kontol guru Fisikaku itu dan aku pun mulai menurunkan tubuhku saat posisi memekku sudah tepat di atas kontolnya. Pelan-pelan aku menduduki batang perkasa pak Maliq hingga vaginaku mulai menelan penisnya itu. Kurasakan batang yang keras itu sudah berada di dalam lubang memekku.

Tanpa menunggu perintah, aku pun mulai menggerakkan tubuhku. Tubuh langsing dan putih mulusku kini sedang naik turun di atas tubuh coklat kehitaman pak Maliq. Di posisi seks ini aku bisa memegang kendali. Dengan tempo cepat, aku menaik turunkan tubuhku membuat pak Maliq melenguh keenakan. Aku juga ikut merasakan nikmat dan meluapkannya dengan mendesah keras, “Ahhh ahh ahh.. damn.. ahh ahhh ahhh!”.



Guru Fisikaku ini dengan enaknya berbaring menikmati goyanganku, yang adalah salah satu murid di kelasnya. Pak Maliq yang gemas dengan buah dadaku yang ikut memantul naik turun itu segera meraih buntalan susuku dan meremas-remasnya dengan bernafsu. Tangan pak Maliq dengan bernafsu terus memainkan sepasang payudaraku yang sedang bergoyang seirama gerakan tubuhku yang naik turun. Dipilinnya puting susuku yang sudah sangat tegak itu.

Pak Maliq lalu menghisap pentil susuku yang kanan sambil tangan satunya mencubit dan memelintir pentil susu kiri. Sambil menghisap, lidah pria keturunan arab ini juga bergerak menjilat-jilat tonjolan mungil berwarna merah muda di dadaku ini dengan cepat. Aku begitu keenakan dengan kontolnya dan permainan bibir dan lidahnya di puting susuku, membuatku mendesah keenakan, “Ssshhh.. ahhh pak… enakhh.. ahhh ahhh..”.

Pak Maliq kini tidak hanya diam dan juga ikut menghentakkan kontolnya ke memekku dari posisi berbaringnya. Aku yang merasakan kenikmatan tambahan kini lebih liar lagi bergoyang. Sesekali kuputar pinggulku juga membuat guru Fisikaku ini merintih keenakan.

Kurasakan kembali gelombang orgasmeku datang menghampiriku. Sekitar 3 menit kemudian aku pun kembali berkelojotan karena badai klimaks seks bersama pria keturunan arab ini. "Ngghh.. pakhh.. aku keluarrr.. aahhhhhhhhh!!", jeritku dengan tubuh mengejang-ngejang diatas tubuh pak Maliq. Tubuhku bergetar-getar selagi aku sedang mendapat kepuasan birahiku. Pak Maliq juga menggeram dan tidak lama ia pun meraih orgasmenya. Kurasakan memekku disembur lahar putihnya beberapa kali. Terasa hangat rahim dan rongga vaginaku yang diisi oleh spermanya.

Selesai juga seks pertama di kapal ini dengan pak Maliq. Kubersihkan vaginaku yang belepotan lendir sperma dan cairan orgasmeku dengan tisu basah. Kami pun lalu memakai pakaian kami kembali. Aku merapikan rambutku yang agak lecek. Setelah selesai merapikan diri, aku dan pak Maliq pun berjalan ke arah geladak utama kapal tempat pak Robert, Frengky dan Ode sedang memasak makan siang kami.

Sesampai disana, terlihat para awak kapal itu yang menyambut kami. Ternyata makannya sudah hampir siap juga. Lalu kami pun diberikan piring berisi nasi dan juga ikan yang sudah dibakar. Memang perutku sudah lapar akibat “olahraga” dengan pak Maliq di kamar barusan. Aku pun makan dengan lahap karena memang ikan bakar yang dimasak awak kapal ini sangat lezat. Sekitar 20 menit kemudian kami pun selesai makan.

Pak Maliq lalu mengajakku kembali ke kamar untuk beristirahat. Aku dan pak Maliq pun tidur sekitar 1 jam. Aku dibangunkan oleh pak Maliq yang lalu berkata, “Selina, kamu godain mereka ya sampe ngentotin kamu. Nanti bapak ngintip dari sini. Hehe.”.

Sungguh gila memang pak Maliq ini. Ia ingin menonton live-show aku menyerahkan tubuhku untuk dinikmati tiga awak kapal yang ia sewa. Tapi aku tahu aku tidak ada pilihan selain mengikuti kemauan guruku. Maka aku pun mengiyakannya saja.

“Nah kamu mandi dulu sana, abis itu pake aja bikini. Jadi kamu bilang aja mau sunbath di geladak kapal. Hehe.”, pak Maliq mengutarakan rencananya yang ia ingin aku praktekkan seolah ia adalah seorang sutradara saja. Ya, sutradara film bokep.

Aku pun segera bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku yang memang tadi sempat berkeringat saat ngeseks dengan pak Maliq. Kubasahkan juga rambutku supaya membuat penampilan menjadi tambah seksi untuk menggoda awak kapal beruntung itu. Selesai mandi aku pun kembali ke kamar dan mengenakan bikini yang sudah dipilih oleh guruku.

“Nah, kamu sekarang ke geladak ya. Bikin sehot mungkin ya dan natural juga. Jadi biar mereka yang kaya merkosa kamu. Heheh.”, ujar pak Maliq dengan entengnya seolah ia sedang membuat film porno dengan aku bintangnya.

“Iya pak.”, jawabku singkat dan aku berjalan ke arah geladak. Lebih baik segera tuntaskan saja keinginan guruku. Toh, aku juga sudah menduga guruku ingin para awak kapal ini menyetubuhiku. Hanya saja aku kira guruku akan terang-terangan saja memberitahu mereka dan bukan seperti ini dimana aku harus menggoda para awak kapal.

“Sore pak.”, ucapku saat melihat pak Robert yang sedang memancing. Tampak ada Frengky yang juga sedang ikut memancing. Sedangkan Ode hanya duduk sambil sedang membersihkan sandalnya. Pak Robert yang mendengar sapaanku langsung menoleh ke arahku dan ia tampak takjub melihat tubuhku yang hanya ditutupi bikini two piece berwarna hitam putih dengan ada hiasan pita kupu-kupu warna merah. Penampilanku memang sangat menggoda dan aku bisa melihat mata pak Robert yang jadi melotot tidak berkedip menyaksikan keindahan tubuhku yang putih mulus.



“Eh eh so sore neng. Mau berenang neng?”, tanya pak Robert yang gugup. Pria bekepala botak ini tampak canggung di dekatku dan sesekali ia tampak mencuri pandang ke diriku, terutama ke buah dada dan selangkanganku.

“Oh, gak koq pak. Cuma mau jemur aja di geladak sini. Hihi.”, jawabku dengan secentil mungkin.

Dan saat kuarahkan pandanganku ke Frengky dan Ode, ternyata mereka berdua juga sudah memperhatikan tubuhku yang berbalut bikin saja. Tampak mereka juga tidak berkedip dan melotot menyaksikan pemandangan yang tentunya langka bagi mereka yang sering melaut.

“Oh bo boleh neng. Silakan sini baring.”, ucap pak Robert dengan mata yang belum berhenti curi pandang ke tubuhku.

“Oke, makasih ya pak.”, jawabku sambil tersenyum.

Aku pun menggelar handuk tipis sebagai alasku untuk berbaring. Aku memang sudah menyusun rencana supaya mereka jadi terpancing untuk menyetubuhiku. Aku akan meminta mereka untuk mengoleskan krim sunblock ke tubuhku.

Kini aku pun sudah berbaring di atas handuk dengan posisi menelungkup. Lalu aku pun memanggil Ode yang kulihat paling tidak sibuk. “Eh bang Ode, boleh minta tolong?”.

Ode yang mendengar panggilanku pun langsung bergegas menghampiriku. “Ada apa neng?”, tanyanya dan matanya terus jelalatan melihat tubuhku.

“Eh anu bang, tolong olesin krim ini ya ke punggungku.”, pintaku sambil tersenyum semanis mungkin dan mengambil botol sunblock dari tasku.

“Oh siap neng.”, jawab Ode mantap dan ia lalu mengambil botol krim sunblock dari tanganku.

Aku pun segera berbaring telungkup menunggu Ode mengoleskan krim ke punggungku. Ode pun dengan cepat mulai mengoleskan krim itu ke badanku. Tangannya tampak meratakan krim itu ke punggugku. Aku yang merasa tali bikiniku mengganggu ini pun segera meminta Ode untuk melepaskannya. “Eh bang, lepasin aja tali bikiniku ya jadi biar punggungku kena semua.”, ucapku dan senyum sambil menatap Ode.

Ode pun tanpa perlu disuruh lagi segera mulai melepaskan tali bra bikiniku di bagian punggung. Kini tali itu pun terlepas tapi cup bra bikininya masih menutupi payudaraku. Tangan Ode pun lebih leluasa kini mengoleskan krim sunblock itu ke seluruh punggungku. Sesekali tangannya pun seperti sengaja diarahkan ke bagian samping tubuhku dan mengenai bagian buah dadaku yang tergencet tubuhku.

Kulihat pak Robert dan Frengky yang kini tidak konsen memancing dan menatap ke arah tubuhku yang sedang diolesi krim sunblock oleh Ode. Wajah mereka terlihat mupeng. Hihihi. Pasti mereka sudah sange karena melihat keseksianku.

Hmmm, kalo hanya punggung tidak akan jadi panas dan memancing mereka memerkosaku. Dan lagian ini hanya Ode saja. Aku perlu lebih panas nih. Lalu aku pun memanggil pak Robert dan Frengky untuk join membantu mengoleskan krim sunblock dan sekaligus memijitku.

“Eh pak Robert dan bang Frengky, bantuin olesin sunblock sama mijitin aku boleh? Hehe.”, tanyaku sambil menampilkan senyuman termanisku.

Mereka yang mendengar itu bagaikan mendapat durian runtuh tentunya. Mereka langsung semangat 45 mengiyakan permintaanku dan buru-buru mendekatiku yang sedang telungkup ini. Jadilah aku, seorang gadis chinese berkulit putih dikerubuti oleh para awak kapal berkulit hitam. Sungguh pemandangan yang kontras. Pak Maliq pasti senang karena memang ini yang dia mau.

Pak Robert kebagian bagian kiri tubuhku dan bang Frengky yang kanan. Mereka tampak mengoleskan krim sunblock ke tanganku. Setelah itu barulah bagian kakiku. Mereka juga memijit-mijit kakiku kini membuatku merasakan rileks sekaligus mulai horny. Ada sensasi hot ketika aku tahu mereka sudah nafsu ingin menyetubuhiku dengan kontol mereka yang panjang.

Sentuhan-sentuhan mereka membuatku tambah bergairah. Aku merasa vaginaku mulai becek dan putingku juga mengeras. Bahkan kini pak Robert lebih berani dan ia memijit bagian pangkal pahaku yang kiri. Frengky ternyata tahu yang bosnya lakukan dan ia mengikutinya. Pangkal pahaku yang kanan kini juga dipijit oleh Frengky. Aku tanpa sadar mendesah, “Nghh…”.

Ode juga kini sudah mulai memijit pundakku. Rencanaku sudah berhasil karena kuintip sekilas ada tonjolan besar di celana pak Robert dan Frengky di sampingku. Mereka sudah sange juga dengan tubuh *******. Tapi sayangnya tiga awak kapal ini belum ada yang bertindak lebih jauh. Mungkin mereka tidak berani macam-macam karena takut pak Maliq akan memperkarakan mereka.

Aku pun memutuskan untuk lebih menambah tensi dengan meminta mereka untuk mengoles dan memijit bagian depan tubuhku. “Eh udahan ya pak mijitnya.”, ucapku.

Kudengar ada suara lenguhan kecewa entah dari Ode atau Frengky saat mendengarku bicara barusan. “Sekarang olesin sunblok di bagian depan badanku ya. Hehe.”, ujarku yang disambut dengan suara iya yang terdengar bersemangat.

Aku pun segera berbalik jadi berbaring telentang di atas alas handuk. Bra bikiniku yang sudah dilepaskan talinya ini tetap kuletakkan di atas payudaraku. Karena memang aku tidak boleh terlihat mudah dan harus mereka yang memulai. Seperti instruksi pak Maliq yang ingin aku diperkosa mereka.

Mulailah pak Robert, Ode dan Frengky mengoleskan krim sunblok ke bagian depan tubuhku. Dari ujung kaki sampai ke area leherku tidak ada yang luput disentuh tangan mereka. Jujur aku sudah sangat horny akibat rangsangan dari sentuhan tangan kasar para awak kapal ini. Aku ingin mereka segera memerkosaku supaya mereka juga bisa menuntaskan birahiku.

Tangan-tangan mereka yang hitam dan kasar ini kontras dengan kulitku yang sangat putih dan mulus. Aku sangat terbuai dengan pijitan tangan mereka terutama saat tangan mereka berada di area pangkal paha dan dekat payudara. Aku pun tidak bisa menahan rintihan nikmat dari sentuhan tangan mereka. “Sssh… ohhhh…”, suaraku yang pasti terdengar sensual di telinga para awak kapal ini.

Apalagi saat jari jemari mereka ada yang merayap di bagian samping payudara bulatku dan memijit-mijitnya sungguh membuatku begitu terlena oleh rasa nikmatnya. Bahkan ada yang mulai berani lebih nakal dan jarinya disusupkan di balik bra bikiniku dan terus bergerak memijit-mijit mendekati pucuk payudaraku yang sudah begitu tegang itu. Jari-jari itu dengan perlahan seperti mengitari saja bagian dekat aerola putingku. Ahh, aku begitu ingin jari itu memainkan pentil susuku yang sudah keras karena sangat terangsang.

Uh, kurasakan memekku makin becek saja. Pastilah mereka bisa melihat noda basah di bagian tengah selangkangan bikini ini yang memang berwarna putih. Pak Robert yang sepertinya pertama berinisiatif berbuat lebih jauh. Jari-jarinya yang besar merangsek masuk dari celah samping celana dalam bikini ini. Lalu jari-jari itu langsung membelai bibir memekku membuatku reflek melenguh keras, “Aahh!”.

Aku pun pura-pura protes ke pak Robert. “Eh pak, jangan kurang ajar ya!”, hardikku keras walau hanya sandiwara.

Tapi pak Robert tidak menggubrisku dan ia lalu menarik celana bikiniku sampai ke betisku. Tampaklah vaginaku yang berambut kemaluan tipis ini di depan para anak buah kapal ini. Mata mereka tampak melotot sampai begitu besar melihat liang kewanitaanku.

Aku pun pura-pura protes dan segera menutup selangkanganku dengan dua tangan sambil berteriak, “Hey apa-apaan ini pak! Kurang ajar kamu!”.

Saat aku fokus menutup vaginaku, tiba-tiba bra bikiniku direnggut Ode dan dilempar ke ujung geladak. Jadilah kini buah dadaku sudah terpampang juga untuk dilihat mereka. Tiba-tiba kurasakan ada remasan di payudara kananku. Ternyata Frengky yg meremasnya.

“Wah alus banget toket ni cewe. Hehe.”, komentar Frengky yang baru merasakan kemulusan kulit payudaraku.

“Mana sini jadi mau coba juga.”, ujar Ode yang lalu meremas payudara kiriku.

Lalu pak Robert segera membentangkan kedua belah pahaku dan ia segera melumat bibir vaginaku bagaikan sedang menikmati es krim. Lidahnya segera ditusukkan ke dalam liang memekku dan bermain di dalamnya. Klitorisku juga terkena sapuan lidahnya membuatku bagai tersetrum. Tapi aku berusaha untuk tetap tidak terima mereka lecehkan walau hanya pura-pura saja supaya lebih terkesan diperkosa.



Pak Robert terus saja mencumbu vaginaku dan lidahnya terus merayap di dalam lubang kemaluanku yang sudah becek ini. Aku makin kesulitan menahan desahan nikmat akibat serangan mulut pria plontos ini. Tapi akhirnya aku pun mendorong kepalanya dengan tanganku walau sebenarnya aku ingin ia meneruskan aksinya itu karena aku sudah sangat horny. Lalu aku pura-pura berteriak memprotes tindakan mereka. “Brengsek kalian! Mau saya laporkan ke pak Maliq hah!”, hardikku sambil coba menepis tangan Ode dan Frengky.

“Hehe, bilang aja silakan. Kami tinggal ikat dia lalu kami tetap perkosa neng. Gimana?”, ancam pak Robert dengan tenang.

“Eh eh ja jangan gitu pak.. tolong lepasin aku ya.”, ucapku yang coba memelas.

“Haha, udah telat neng. Lagian neng juga mancing-mancing kami gini dari tadi. Pake bikini lalu minta dikasi sunblock. Haha.”, sambung pak Robert sambil terkekeh.

“Eh bukan gitu pak..”, ucapku dengan nada pelan, yang ini hanyalah akting saja supaya mereka tahu aku sudah takluk. Daripada aku dikasarin mereka benaran kan.

"Heh masih gak mau ngaku juga. Ini celana dalem neng udah basah di bagian memek. Emang nengnya yang udah sange dan pengen kami entotin kan. Ngaku aja neng!", hardik pak Robert lagi.

"I iya pak, tadi emang niat saya cuma godain aja. Gak lebih. Tapi saya emang horny gegara godain kalian pak..", jawabku dengan suara pelan.

“Nah gitu dong neng jujur kan enak. Oke, kalo gitu neng layanin kami ya. Kami akan bikin neng puas koq. Hehe.”, ujar pak Robert yang mulai melepaskan celananya. Aku pun kini di posisi duduk di geladak ini layaknya budak seks yang siap melayani majikannya, yang adalah si pak Robert ini.

Terlihatlah kontol pak Robert yang bisa disebut jumbo ini. Lebih panjang sedikit dari milik pak Maliq dan juga sedikit lebih tebal. Sungguh menakjubkan ukuran batang kejantanan pria timur ini. Warnanya juga hitam dan penuh urat. Ia lalu menamparkan kontol itu ke mukaku seolah memintaku untuk mengulumnya.

Aku yang sebenarnya memang horny ini pun segera menggenggam kontol super pak Robert ini. Gila diameternya memang sangat lebar. Tanganku tidak bisa memegang keseluruhan penis pria berkepala plontos ini. Aku pun mulai memberikan handjob di kontol pak Robert.

“Nah, isep punya saya neng.”, perintah pak Robert sambil tersenyum sinis.

Aku pun menurutinya dan segera mendekatkan wajahku ke kepala kontolnya. Aku lalu mulai dengan menciumi ujung penisnya, dari lubang kencingnya dan terus ke leher penisnya sampai ke bagian testisnya. Terus kuulangi jilatan-jilatanku dari kepala penisnya hingga ke buah jakarnya. Kulakukan beberapa kali sebelum aku mulai menyepong kontol pak Robert ini.

Selagi aku memberikan blowjob ke penis pak Robert, ternyata Frengky dan Ode sedang menikmati tubuhku dengan mulut dan tangan mereka. Frengky sedang mengenyot puting susuku secara bergantian kiri dan kanan dan tangannya meremas-remas buah dadaku. Sedangkan Ode sedang menjilati memekku yang masih sedikit jembutnya ini dengan begitu rakus. Ia juga menusukkan jari-jarinya ke memekku dan juga anusku.

Aku berusaha konsen menyepong kontol pak Robert selagi menerima rangsangan dari dua anak buah kapal itu. Kurasakan penis hitam pak Robert makin mengeras dalam mulutku. Lidahku juga ikut memainkan penis yang sedang kukulum itu. “Uhh.. sepongan kamu enak banget neng.. udah pengalaman banget nih ya. Padahal masih muda. Hehe.”, komentar pak Robert dan juga agak menghinaku ini. Ia begitu menikmati servis mulutku di kontolnya sampai-sampai tangannya meremas rambutku. Oh gila, penisnya yang panjang ini terasa masuk sangat dalam hingga menyentuh ke ujung mulutku. Padahal ini belum seluruhnya yang bisa kutampung di mulutku.

Lalu sekitar 5 menit kemudian, pak Robert sudah merasa cukup dengan servis oral seks dariku dan kini ingin menikmati jepitan memekku pada kontolnya. “Oke neng, sini kamu nungging pegangan ya.”, ujarnya sambil menunjuk pegangan pada tepian kapal.

Aku pun menuruti kemauannya karena memang ingin urusan birahi ini cepat selesai. Pastilah pak Maliq terus menonton live-show interracial sex antara aku dan tiga ABK di atas kapal laut ini. Aku menungging sambil pegangan di tepian kapal ini. Kulihat laut di hadapanku yang begitu luas dan tidak ada apa-apa di depan sana. Kami benar-benar berada di lautan lepas. Aku pun lega setidaknya aku bisa bebas mendesah keras melampiaskan kenikmatanku saat sedang digenjot kontol pak Robert ini.

Pak Robert pun memposisikan dirinya di belakangku dan ia menempelkan penisnya di bibir vaginaku. Lalu ia mulai mendorong pinggulnya. “Aahhh..”, aku merintih saat kontol super pria berkulit gelap ini menghunjam vaginaku. “Ohh gila.. kontolku dijepit banget sama memek ni amoy.. oh..”, komentar pak Robert yang keenakan.

Aku yang memang dari saat dipijit oleh mereka sudah horny ini sekarang bagaikan mendapat pelampiasannya. Aku bagaikan mendapat pemuasan dari dahaga seksualku karena harus menunggu mereka memerkosaku dari tadi. Tempo sodokan pak Robert begitu tinggi dan juga sangat bertenaga. Kurasakan gesekan batang kontolnya yang berurat itu di dinding vaginaku.

"Gimana kontolku neng? Enak kan?", tanya pak Robert di sela genjotannya.

“Aahh.. kontol bapak gede bangethh.. panjang.. keras.. ngghh..”, desahku yang mulai dikuasai birahi. Dengan tempo cepat, digenjotnya memekku, membuat kedua payudaraku ikut bergerak-gerak seirama pompaannya. Sambil menggenjot dipelintirnya puting susuku yang kanan dengan dua jarinya.

“Ahhh.. ahh.. terus.. ahh.. enak.. ahh.. ahhh..”, desahanku yang sedang digenjot pak Robert di atas geladak kapal laut. Sekitar 10 menit kemudian aku pun orgasme untuk yang pertama kali bersama pria berkepala botak ini. Tubuhku mengejang hebat dan kakiku bergetar-getar selagi sedang berorgasme. “Aaahhhhh.. pak.. aku keluaarrggh! ahh ahhh aaahhhh!!”, jeritku yang mencapai kepuasan birahi. Aku yang masih lemas terus digenjot oleh si pria berkulit hitam ini. Pak Robert begitu bertenaga dan staminanya memang kuat. Aku begitu merasakan kenikmatan disetubuhi olehnya.

‘plok plak plok plak’, begitu kuatnya hentakan pak Robert yang bertemu dengan kulit pantatku sampai menimbulan suara khas yang keras.

Lalu Ode dan Frengky juga pun melepaskan celana beserta CD mereka. Penis mereka yang sudah agak tegang pun didekatkan ke mukaku lalu salah 1 dari ABK ini berkata, “Ayo neng, kami pengen cobain dikocokin dan disepong sama amoy cantik kaya neng. hehe”. Aku pun segera menggenggam kontol Frengky dan Ode dengan tanganku. Lalu mulutku menjilati penis mereka secara bergantian. Terasa bau pesing dan keringat di penis mereka, membuatku agak mual. Tapi kupaksakan untuk menservis mereka sebaik mungkin supaya mereka cepat keluar. Jadi aku tidak perlu harus melayani mereka nantinya, begitu pikirku.

“Bos, boleh aku ikutan ga? Mau nyobain boolnya. Hehe.”, ujar Ode yang membuatku harus siap didouble penetration.

“Oke deh, tapi kayanya mau badai nih. Yakin mau tetap disini?”, tanya pak Robert.

“Gapapa bos, kita kan gak lama. Biar lebih seru juga kan main di luar pas mau badai gini. Hehe.”, jawab Ode.

"Iya bos, kalo di dalem ntar ketauan si pak Maliq nya kan.", timpal Frengky.

“Oke kalo gitu, kita entotin ni amoy sampe jerit-jerit minta ampun. Haha.”, ucap pak Robert sambil tertawa.

Wah gila, sudah mau badai mereka malah tidak takut dan mau tetap bersetubuh..







~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Ada sedikit editing dan upload mulustrasi yang tadi ketinggalan.
Silakan dibaca dan kasi komen ya. Hargai karya ane dengan tidak jadi silent reader guys. hehe. :beer:

Ayoo hu...semangaaat lanjutin cerita nya....

Iya hu, di sela RL yang padat nih. hehe:cendol:

Tetap setia menunggu kelanjutan cerita selina

Siap suhu. :beer:

kok lama ya

Ya maklum hu RL kan lebih diprioritaskan. Masih syukur udah diupdate daripada banyak yang mandek.

BRo @thanosduh 👍😎👍
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•

Sama-sama suhu :beer:

Nice update suhu..
Gak terasa sudah page 199

Thanks hu apresiasinya :)

Makasih suhu
Sex boat trip hehe

Sama-sama hu :cendol:
 
Terakhir diubah:
Bimabet
ditungul lagi paft 35 nya

Siap suhu. :beer:

MAntaaapppp

Thanks hu :cendol:

Thanks hu yg di tunggu2 🙌

Sama" suhu :)

thanks suhu thanos

Sama" hu :beer:

kentangnua suhu 😳 tpi ptut di apresiasi karya suhu emang the best 👍

Haha, kan masih ada klimaks di kamar sama pak Maliq. :cif:
Thanks hu utk apresiasinya

Mantap updatenya

Thanks hu :cendol:

makasih updet lanjutannya @thanosduh

Sama" suhu :beer:

Makasih suhu @thanosduh
Nikmatkah double penetration?

Sama" suhu
Ya, nikmat hu bagi Selina ;)

Ninggal sendal dolooh..😀

Siap hu :beer:

wuih mantaplah update nya lebih dini.
padahal gua sendiri belum baca haha

Thanks hu :)

Mudah-mudahan badainya datengnya agak cepet, ga sampe bulan depan..

Haha, badai pasti berlalu ;)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd