Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Malam dingin begini mampir baca2 lagi part 10 biar panas dan puas.

:bacol:

semoga update segera muncul. hehe
 
Drive my car past this place tonight hoping for update
:polisi:
ku tetap setia menunggumu Selina..

Sip hu, lagi tahap finishing :cool:

Sabtu siang hadir disini
:fgenit:
moga2 segera update. hehe

Iya sis, uda mau update :)

gelar tikar sambil ngopi☕☕ sembari menunggu update keliaran yang akan terjadi di bandung......

siap hu :cendol:
thanks dah mampir

Malam dingin begini mampir baca2 lagi part 10 biar panas dan puas.

:bacol:

semoga update segera muncul. hehe

sip suhu. uda mau update koq.
makasih uda mampir :beer:
 
Cum in Selina...
We've been Sexpecting you... 😁😁😁
 
Tonight is the night for a long awaited update of Selina The Sexplorer
:adek::konak:
tik tok tik tok waktu berputar. ku terus menanti. hehe
 
Part 17

Sekitar 1 jam kami mengobrol seru. Tidak hanya mengenai acara jalan-jalan kami di bandung tapi juga lebih mengenal sepupu Diana dan temannya ini. Ternyata apa yang tadi mereka lakukan itu sudah biasa. Bagi mereka itu semacam prank kepada pria-pria supaya mereka jadi mupeng. Bahkan di kampus mereka pun sering menggoda para OB dan satpam. Mendengar ini membuatku kaget. Gila juga, mereka ini termasuk gadis yang sangat liar.

Entah apakah mereka juga sudah pernah ML dengan pria-pria yang berbeda status sosialnya dan interracial sepertiku. Kuingat-ingat lagi pria-pria kalangan bawah yang sudah pernah menikmati tubuhku. Ada Penjaga sekolah, Tukang Sapu, Tukang Pijat, OB, Satpam, Sopir dan bahkan kakek-kakek tua di Bali. Sungguh gila juga pengalaman seksku ini jika dipikir-pikir lagi.

Memang dari cara menggoda pelayan cafe ini sepertinya Agatha dan Anastasya adalah gadis yang nakal dan bisa saja tidak sungkan bercinta dengan pria-pria begini. Karena Diana sendiri berani melakukannya saat kupergoki dia sedang main dengan seorang pria Indonesia timur di kamar hotel di Bali. Tapi kuputuskan tidak bertanya karena baru juga mengenal dan mereka juga mengira aku gadis yang alim.

Setelah puas ngafe kami pun kemudian pergi dan jalan-jalan di mall ini. Dan gilanya Diana, Agatha dan Anastasya masih tetap tidak memakai bra mereka! Walaupun keadaan mall memang tidak terlalu ramai karena masih jam kerja tetap saja apa yang mereka lakukan ini termasuk nekat. Masih ada orang yang berada di mall ini yang bisa saja melihat tubuh mereka terutama payudara.

Diana bilang mau membeli pelindung layar karena miliknya ini sudah rusak. Kami pun masuk ke sebuah toko HP dengan logo buah yang terkenal itu. Kebetulan ada 2 orang penjaga toko, yang satu cowo dan satunya cewe. Yang cewe terlihat sedang menyusun barang-barang ke lemari pajangan casing HP. Sedangkan si penjaga toko yang cowo yang melayani kami. Matanya agak melotot melihat kami berempat, tapi pandangannya tentu saja lebih ke arah Diana, Agatha dan Anastasya yang tidak memakai bra.

Berhubung Diana yang mencari pelindung layar maka Diana bertanya pada si mas-mas ini. Si mas-mas agak kaget mendengar pertanyaan Diana, karena konsentrasinya dari tadi hanya pada pentil susu tiga gadis cantik yang samar-samar terlihat dari balik pakaian mereka. Hahaha.

Kulihat nametagnya si mas ini bernama Rangga. Dia pun segera mengambil beberapa pilihan tempered glass untuk Diana. Tidak lama Diana sudah selesai memilih produk yang ia mau itu dan segera ke kasir untuk membayar. Mbak penjaga toko yang menjadi kasir dan melayani transaksi Diana itu.

Si mas Rangga ini mendekati Agatha yang sedang melihat-lihat tablet. Kulihat tatapan mata mas Rangga yang terus ke arah belahan payudara Agatha yang terlihat jelas karena ia tidak memakai cardigannya lagi. Ia pasti sedang curi-curi pandang melihat ke dalam celah tanktop Agatha.

Agatha yang sebenarnya sadar sedang dilihatin mas-mas penjaga toko ini pun malah sengaja agak menunduk saat sedang memainkan tablet pajangan. Kontan, mas Rangga dapat melihat gundukan payudara Agatha yang putih mulus dengan putingnya yang berwarna merah muda.

Diana yang sudah selesai membayar pun berjalan mendekati kami dan mengajak untuk pergi. Agatha sambil tersenyum nakal bertanya pada si mas Rangga, “Ih itu apa tuh yang nonjol di celananya mas? HP yang ukuran max ya? Uhh…gede banget..”.

Si mas Rangga yang ketahuan sedang ngaceng itu pun jadi gugup dan salah tingkah. Dia segera menutupi tonjolan di tengah celana chinonya itu sambil tergagap, “eh bu.. bukan non.. maaf..”.

Agatha hanya terkikik dan menimpalinya, “Gapapa koq mas. Santai aja.”. Lalu sambil berjalan melewati mas Rangga, Agatha dengan binalnya menggeser tangan mas Rangga dan mengelus kemaluan mas-mas ini yang menggembung di balik celananya.

“Ughhh!”, teriak mas Rangga yang kaget dengan elusan tangan halus Agatha. Mbak yang sedang di kasir sampai menoleh ke arah kami akibat teriakan mas Rangga itu.

Agatha hanya tersenyum sambil kembali berjalan ke arah kami. Lalu ia menoleh ke mas Rangga dan berucap, “Kerasnya gak kalah loh sama tu ipad. Hihi.” Mas Rangga makin kelihatan salah tingkah dengan ucapan Agatha itu. Benar-benar sepupu Diana ini sangat binal.

Kami berempat kembali berjalan-jalan di mall ini. Lalu Anastasya mengajak mampir ke sebuah toko pakaian branded asal Spanyol. Ada beberapa pria pengunjung toko itu dan pelayan toko yang melihat kami sampai ada yang melotot. Tentunya karena cahaya toko yang terang itu membuat puting susu Diana, Agatha dan Anastasya lebih terlihat.

Setelah belanja, kemudian Diana menantangku untuk ikut menanggalkan bra. Aku kaget dengan tantangannya itu tapi akhirnya kuiyakan juga karena jujur aku penasaran dengan sensasi berjalan-jalan di mall tanpa bra seperti yang mereka lakukan. Aku yang mengenakan kaos polos berwarna putih dengan kerah yang rendah dan celana hotpants jeans putih.



Aku pun segera mampir ke toilet untuk menanggalkan BHku lalu kumasukkan BH tersebut ke dalam tasku. Setelah itu, aku keluar dari toilet untuk menemui mereka yang memang menungguku sambil duduk di kursi yang terletak tidak jauh dari lorong ke toilet. Saat sedang berjalan di lorong itu aku berpapasan dengan seorang pria berusia kisaran 20an tahun yang dari seragamnya merupakan petugas kebersihan mall ini. Deg! Ada perasaan tegang juga karena menyadari buah dadaku yang tanpa penghalang dengan puting yang agak mancung ini dapat terlihat olehnya.

Pikiranku berkecamuk antara ingin menutupi dadaku dengan tangan atau tidak. Tapi aku pikir nantinya saat bersama Diana mereka, pastinya aku tidak diperbolehkan menutupi dadaku ini. Maka kuputuskan untuk tidak menutupi area payudaraku yang tanpa bra ini.

Si petugas kebersihan ini melihatku dengan wajah aneh. Lalu ia seperti tersadar saat melihat tonjolan di kaosku ini. Ya, iya menyadari puting susuku tercetak di kaos putihku. Kulihat matanya yang besar makin membesar karena nafsu dengan dadaku.

Aku yang risih pun pura-pura memalingkan mukaku ke layar HPku sambil terus berjalan. Akhirnya si mas-mas ini pun berlalu juga. Huff, tegang tapi ada perasaan aneh yang sulit kulukiskan. Lalu dari arah berlawanan di lorong ini kulihat ada seorang bapak-bapak berkepala botak yang berjalan ke arahku.

Bapak-bapak berkulit coklat gelap berkaos dan celana pendek yang dari perawakannya sepertinya sudah berumur 40-50 tahun itu sudah di posisi kurang dari 2 meter di depanku. Matanya terlihat melotot memandangiku, tepatnya ke arah payudaraku. Pasti ia bisa melihat pentil susuku yang tercetak di kaos ini. Memang pentilku yang dalam kondisi biasa saja sudah mancung ini menekan kain kaos yang kukenakan. Ditambah lagi bahan kaos ini lumayan tipis sehingga bulatan payudara serta putingku juga lumayan menerawang.

Ah, ada perasaan aneh mengetahui si bapak ini mengetahui diriku yang tidak mengenakan dalaman. Apalagi dari tatapan matanya terlihat ia jadi sangat bernafsu akibat pemandangan puting susuku yang tercetak. Uh, aku jadi horny akibat sensasi dari aksi liarku ini. Terasa vaginaku berdenyut dan puting susuku mengeras.

Duh, pastinya pentilku makin mancung nih. Tentu saja makin jelas terlihat pucuk payudaraku ini oleh siapapun yang berpapasan denganku. Aku sudah melewati si bapak itu tapi gawatnya di depanku kini ada seorang pria bule yang berpakaian kantoran dan masih cukup muda. Saat sudah dekat denganku ia menatap kaget ke arah dadaku.

Matanya terus tertuju pada kedua buah dadaku dengan puting yang sudah mengeras dan tegak menekan kain pakaianku ini. Kutatap pria bule ini yang gilanya ia lalu tersenyum sambil berucap, “Nice tits you have there. Thanks for showing it. Hahaha.”. Ia tertawa seraya berjalan melewatiku.

Oh, sensasi nikmat akibat memamerkan tubuh atasku ini makin bertambah. Apakah ini yang membuat Diana, Agatha dan Anastasya melakukannya? Aku pernah membaca ini disebut eksibisionis.

Akhirnya tidak lama kemudian aku pun tiba di tempat Diana mereka duduk. Mereka bertiga yang melihatku sudah tidak mengenakan bra pun sontak menggodaku.
“Wuih mantep kecetak gitu Sel. Haha.”,ucap Diana sambil tertawa.

“Gimana rasanya? Seru kan? Hihihi.”, Agatha menimpali sambil cekikikan.

Aku dengan masih agak malu-malu pun menjawab, “Iya, tegang tapi ada sensasi nikmat juga..”.

Anastasya pun ikutan berkomentar, “Nah, yuk kita lanjut jalan lagi. Kasi hiburan ke cowo-cowo di mall ini. Haha.”.

Kami berempat pun lalu kembali berjalan. Kami kini naik ke lantai atas untuk karena Agatha ingin membeli roti untuk dibawa pulang. Saat sedang naik tangga eskalator, dari arah berlawanan ada segerombolan anak remaja berjumlah 5 orang. Kesemuanya berkulit sawo matang dan tampangnya tidak ada yang ganteng.

Salah satu remaja yang dari posisi masih cukup jauh sudah menyadari kami tidak memakai bra lalu memberitahu teman-temannya untuk ikut menyaksikan “pemandangan indah” dari payudara kami ini. Kulihat teman-temannya langsung heboh sambil berkomentar jorok mengenai kami. Mereka cukup ribut dan bereaksi dengan heboh melihat 4 gadis berkulit putih seperti kami yang memakai pakaian tanpa bra.

Oh, terasa darahku berdesir melihat tatapan nafsu para cowo-cowo remaja itu dan mendengar celotahan jorok mereka terhadap kami. Anastasya dengan gilanya malah menarik tanktop abu mudanya ke bawah sehingga buah dadanya yang berukuran 36C itu makin terpampang hingga menekan kain tanktopnya itu.

Dapat ditebak reaksi lima cowo remaja yang kini posisinya hampir persis di samping kami seperti apa. Mereka makin blingsatan dengan muka nafsu melihat Anastasya.

Agatha juga tidak mau kalah dan menarik celah leher tanktop hitamnya ke bawah hingga belahan payudaranya pun terlihat jelas hingga pinggiran puting pinknya bisa terlihat.

Diana juga sudah membuka kancing kemejanya hingga belahan payudaranya bisa terlihat jelas.

Aku yang memang termasuk masih pemula dalam bereksib ini hanya mengamati saja reaksi gerombolan cowo remaja ini yang digoda oleh tiga gadis amoy. Mungkin mereka tidak menyangka di siang bolong begini bisa mendapatkan pemandangan indah begini, hihihi.

Kami pun sudah melewati mereka dan akhirnya tiba di lantai 3 mall ini. Lalu kami segera berjalan ke arah toko roti. Kembali kami berpapasan dengan orang-orang. Ada pasangan suami istri yang berjalan melewati kami. Si suami bengong melihat empat gadis putih dengan pakaian seksi dan puting susu menerawang. Istrinya yang menyadari itu langsung mencubit lengan suaminya membuat si suami tersadar dari lamunannya. Haha, siapa suruh otaknya mesum. Si istri geleng-geleng melihat penampilan kami yang memang liar ini.

Kami pun tiba di toko roti. Saat sedang melihat-lihat roti yang akan dibeli, masuklah seorang bapak-bapak berkepala plontos. Deg! Itu kan bapak yang tadi berpapasan denganku saat aku sedang keluar dari toilet. Si bapak yang mengenaliku ini berdiri tepat di depanku. Matanya melotot dan tersenyum mesum menatapku. Ia menatap ke arah buah dadaku dengan pentil yang menonjol ini.

Lalu sambil pura-pura memilih-milih roti di etalasi toko ini si bapak berjalan perlahan mendekatiku dari samping. “Neng, berapa tarifnya semalam?”, ia bertanya padaku dengan suara pelan hampir seperti berbisik, mungkin takut ketahuan jika ia berkata mesum. Gila, aku dikira pelacur.

Aku pun menatapnya dengan marah sambil membalasnya, “Saya bukan pelacur pak. Jangan kurang ajar ya.”.

Si bapak dengan tenang dan masih dengan suara pelannya menimpaliku, “Lah itu toket dipamerin gitu. Pentil juga udah ngacung. Kalo bukan pecun pasti lu mah cewe binal kan neng.”.

Memang dari penampilanku yang tidak memakai bra seperti ini wajar saja membuat pria mesum sepertinya berpikiran yang tidak-tidak. Maka aku hanya diam mendengar kata-katanya yang melecehkanku itu dan aku pun cepat-cepat berjalan menjauhinya dan mendekat ke temanku yang sedang memilih roti.

Selesai membeli roti, kulihat jam sudah menunjukkan pukul 17:03. Aku yang teringat jika jam setengah 7 malam ini aku sudah ada janji makan malam dengan orang tuaku karena besok mereka akan pergi ke luar negeri lagi. Maka aku pun memberitahu teman-temanku ini bahwa aku harus pulang duluan. Mereka yang mengerti pun mengiyakan keputusanku.

Aku bergegas ke toilet untuk memakai braku karena bisa gila jika aku pulang ke rumah seperti ini. Keluar dari toilet, aku pun menelpon sopirku dan 10 menit kemudian aku sudah dalam perjalanan pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah aku segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi makan malam dengan kedua orang tuaku.

-------

Akhirnya hari yang ditentukan itu pun tiba. Pada hari Jumat sekitar jam 2 siang, kami berempat pun berangkat ke Bandung menggunakan mobil yang dikendarai sepupu Diana. Tidak terasa setelah perjalanan 3 jam lebih akhirnya kami pun tiba di villa keluarga Diana.

Diana pun menelpon penjaga villanya untuk membukakan pintu gerbang. Sambil menunggu aku pun turun dari mobil untuk melihat-lihat area luar villa milik keluarga Diana ini. Kuhirup udara segar khas pegunungan yang bebas polusi ini. Sungguh menyegarkan.

Villanya sangat bagus dan asri karena memang di kiri kanan villa ini hanya ada pepohonan dan ada perumahan penduduk lokal sekitar 3 km dari villa ini. Villa ini terletak jauh dari perkotaan sehingga sangat tenang. Memang untuk orang Jakarta yang selalu mengalami kemacetan dan hiruk pikuk sebuah kota besar, ketenangan seperti ini adalah sesuatu yang menjadi daya tarik.

Pastinya kami akan menikmati liburan singkat di Bandung ini. Diana bilang kami akan coba jalan-jalan juga ke hutan yang tidak jauh dari villa ini. Aku makin tidak sabar berpetualang karena suntuk berada di kota Jakarta yang hanya banyak gedung-gedung, hihi.

Tidak lama kemudian keluarlah seorang pria tua berpakaian singlet dan sarung yang merupakan penjaga villa Diana. Ia pasti sudah sangat tua, dari fisiknya sepertinya ia sudah berusia setidaknya 60an tahun. Ia sudah beruban, dari jenggot dan rambut pendeknya sudah banyak yang memutih. Kulitnya yang agak keriput berwarna coklat gelap dengan tubuh yang kurus.

Agatha pun memajukan mobil hingga ke ruangan parkir mobil di villa ini. Kami berempat kemudian turun dari mobil dan Diana memperkenalkan kami pada penjaga villanya yang akhirnya kuketahui bernama Somad. Ia tersenyum ramah menyapa kami semua saat kami memperkenalkan diri padanya.

Entah sengaja atau tidak tapi terasa sesekali tatapan matanya menatap tajam ke tubuh kami, terutama area payudara. Memang pakaian kami semua agak tipis dan ketat sehingga dada kami bisa agak terlihat menonjol. Tapi hanya sesaat saja tatapannya itu jadi mungkin tidak ada maksud apa-apa darinya.
Si penjaga villa ini membantu kami membawa tas-tas kami ke dalam villa. Saat masuk ke dalam ruang depan villa ini, terlihat ruangan yang bersih dan tertata rapi. Sepertinya pak Somad ini memang rajin membersihkan villa ini. Suasana villa ini begitu nyaman dan tenang, tidak heran keluarga Diana sering kemari.

Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 17:39 saat kami duduk di sofa ruang tamu villa ini. Melihat pak Somad yang sudah mengeluarkan semua tas kami dari mobil, Diana pun meminta pak Somad untuk mengambilkan minum untuk kami berempat.

Sambil duduk santai di sofa kami pun mengobrol-ngobrol. Ternyata Anastasya juga baru pertama kali ke villa milik keluarga Diana ini. Sedangkan Agatha yang masih family dengan Diana sudah pernah ke villa ini tapi sudah cukup lama saat masih kecil. Karena memang keluarga Agatha tinggal di kota Makassar dan Agatha baru tinggal di Jakarta saat mulai kuliah satu tahun lebih.

Sekitar 10 menit kemudian Pak Somad sudah datang membawakan 4 gelas jus apel kepada kami. Kami yang memang cukup haus setelah perjalanan panjang pun meneguk jus apel itu dengan cepat hingga habis. Kami pun lanjut ngobrol dan Anastasya tiba-tiba bertanya, ”Nanti malam mau makan di luar apa di villa aja ya?”.

“Hmm, makan di villa aja kali ya. Capek juga kan dah lama di jalan tadi. Besok lah baru kita pergi.”,timpal Agatha.

“Boleh juga. Makan apa ni?”,ucapku dan balik bertanya.

“Nah, dekat sini ada yang jual sate kambing enak. Langganan keluarga gue tiap kesini. Boleh lah kita makan itu aja.”,celetuk Diana memberikan ide.

“Ya udah boleh. Dah laper gue.”,ucap Anastasya. Aku juga sudah merasa lapar karena memang sudah jam makan malam.

“Pak Somad, tolong beliin sate kambing ya buat kami sama buat bapak juga.”,ucap Diana. Setelah itu Diana memberikan uang pada pak Somad untuk membeli sate kambing buat makan malam kami. Hmm, dingin-dingin begini memang enak makan yang panas-panas seperti sate kambing. Heheh.

Pak Somad pun segera pergi keluar villa untuk membeli sate kambing seusai perintah Diana, majikannya. Lalu temanku ini mengajak kami untuk menaruh tas ke kamar tidur di villa ini. Tapi sebelum itu, Diana terlebih dulu menunjukkan pada kami area dapur, kamar mandi, ruang makan, dan taman belakang. Setelah itu barulah akhirnya memberitahu kami letak kamar-kamar villa ini. Kamar tidur di lantai satu ada dua dan di lantai dua ada tiga kamar.

Berhubung kamarnya banyak, jadi kami bebas memilih. Agatha yang ternyata agak penakut itu memilih tidur bareng Anastasya di kamar tidur lantai satu. Sedangkan Diana bilang ia ingin tidur sendiri saja karena sering VCS dengan pacarnya malam-malam. Ia tersenyum nakal saat memberitahu itu padaku. Aku mengiyakannya karena aku memang sudah biasa tidur sendiri.

Diana menempati kamar tidur utama di lantai dua dan satu-satunya kamar tidur yang ada kamar mandinya. Sedangkan aku menempati kamar tidur tamu di lantai dua. Kamar mandi luar kamar ada dua, satu di bawah dan satu lagi posisinya persis di sebelah kamar tidur yang kutempati.

Setelah itu, Agatha bilang ia ingin mandi dulu dan kemudian berjalan ke arah kamar mandi. Aku pun lalu masuk ke kamarku dan membuka tasku. Kukeluarkan pakaian ganti yang akan kugunakan setelah mandi, sebuah kaos kuning dan celana pendek santai.

Aku sempat terpikir apakah menggunakan celana santai yang panjang berhubung masih ada pria yaitu penjaga villa ini. Tapi kurungkan niatku itu karena Diana bilang Pak Somad tinggal di kamar yang terletak di bagian belakang villa ini. Kamar pak Somad persis bersebelahan dengan taman.

Aku pun kemudian masuk ke kamar mandi yang terletak di sebelah kamarku. Dari jendela kamar mandi ini aku bisa melihat hutan dan saat aku memandang lebih jauh lagi terlihat ada rumah-rumah penduduk serta juga ada villa-villa lain.

Sekitar 20 menit kemudian aku pun sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Aku segera berjalan ke ruang makan karena Pak Somad sudah selesai membeli sate dan lontong untuk kami. Terlihat di meja makan ada Diana dan Agatha. Sedangkan Anastasya masih mandi.

Kami bertiga pun akhirnya makan duluan karena sudah lapar. 5 menit kemudian barulah Anastaysa ikut duduk di meja makan menyantap sate kambing yang panas dan lezat ini.

Selesai makan kami duduk di ruang tamu dan menonton film barat bertema drama romance. Film ini cukup banyak adegan panasnya sehingga membuat aku agak horny menontonnya adegan-adegan seks di film ini. Sepertinya Diana juga horny sehingga ia bilang mau tidur duluan, padahal aku tahu ia pasti mau VCS dengan pacarnya.

Kurang lebih 2 jam filmnya pun berakhir. Kulihat jam sudah menunjukkan angka 10:25 malam. Aku yang sudah agak mengantuk dan memutuskan untuk segera masuk ke kamarku dan tidur. Aku pun pamitan dengan Agatha dan Anastasya yang sedang menonton siaran berita malam di TV.

Sesampainya di kamar kulepas bra ku karena memang lebih nyaman tidur tanpa penutup payudara ini. Aku pun menggosok gigi dan segera merebahkan tubuhku di kasur ranjang yang empuk ini. Berhubung malam di Bandung yang dingin maka kututupi tubuhku dengan selimut dan tidak sampai 2 menit aku sudah tertidur pulas.

Tengah malam aku terbangun karena mau buang air kecil. Terdengar suara hujan yang turun. Kulihat ke jendela kamarku ini ternyata sedang hujan deras di luar. Udara malam yang tadi sudah dingin jadi makin dingin saja. Aku yang kebelet pipis pun segera keluar kamar menuju ke toilet.

Selesai buang air kecil, aku berjalan keluar dari toilet. Kulihat lampu kamar Diana yang masih menyala terang. Wah, Diana belum tidur padahal sudah jam 12:39 tengah malam nih. Dia yang bilang besok mau bangun pagian karena kami mau jogging ke hutan dekat villa ini. Apa dia masih telponan sama pacarnya?

Aku pun mencoba mendekatkan telingaku ke pintu kamar Diana, tapi tidak terdengar suara sedikitpun. Lalu kubuka pintu kamarnya dan ternyata Diana tidak ada dalam kamar.

Wah, kemana nih Diana tengah malam gini. Apa dia ke kamar Agatha mereka ya? Aku pun turun ke bawah tapi kulihat lampu kamar Agatha sudah gelap dan tidak terdengar suara dari kamar mereka. Hmmm, kemana ya Diana. Di ruang makan dan dapur juga tidak ada Diana.

Dari dapur, aku berjalan ke arah taman belakang yang memang dekat dengan dapur. Aku tidak melihat ada Diana di taman. Tapi aku menemukan sepotong kaos hijau yang tergeletak persis sebelum pintu keluar ke taman. Sepertinya ini punya Diana deh.

Aku pun berjalan ke arah taman tapi menyusuri samping taman yang ditutupi oleh kanopi sehingga aku tidak kehujanan. Dan aku kini menemukan celana hotpants jeans di lantai jalan setapak. Deg, jalan samping taman ini kan mengarah ke kamar belakang yang ditempati Pak Somad.

Apa Diana dan Pak Somad sedang bercinta?? Diana memang binal dan memang ia sudah sering ngeseks dengan orang-orang asing, bahkan yang bukan dari kalangan atas. Tapi apa dia mau mau saja bercinta dengan penjaga villanya yang sudah setua itu???

Aku pun terus berjalan menyusuri area tepi taman. Hujan turun cukup lebat, tapi untungnya ada kanopi sehingga aku masih terlindung. Semakin dekat ke kamar Pak Somad, akhirnya telingaku menangkap ada suara-suara rintihan.

Terdengar erangan wanita yang cukup keras walaupun juga agak tersamarkan oleh suara hujan yang terus turun. Saat sudah hampir sampai di kamar Pak Somad, suara itu makin jelas terdengar.

“Aaahhh ahhhh terus pak.. isap memekku..”,erang wanita yang dari suaranya kukenali itu Diana.

Kamar pak Somad ini ada sebuah jendela di samping pintu kamarnya. Dan ada celah jendela yang agak terbuka sehingga memungkinkan untuk mengintip ke dalam kamar. Aku pun mendekatkan kepalaku di celah jendela.

Apa yang kulihat benar-benar gila dan menggairahkan. Diana, seorang gadis keturunan dan anak pemilik villa ini dalam keadaan telanjang bulat sedang berbaring mengangkang di atas ranjang kamar ini dan seorang pria tua berkulit gelap sedang menjilati dengan rakus kemaluan temanku ini. Pak Somad masih mengenakan singlet putih dan sarungnya.



‘Sllrrrrpppp..sllrrpp..slllrrrpppppp’, suara hisapan mulut Pak Somad di vagina Diana yang berbulu lebat.

Beberapa menit kemudian, tubuh Diana pun terlonjak-lonjak tanda ia orgasme dan dari mulut temanku itu terdengar desahan keras, “Aaaahhhhhh aku keluar pak!”. Pak Somad terus mencecar liang kemaluan temanku dengan mulut dan lidahnya. Ia menghisap semua cairan orgasme yang mengucur dari memek Diana.

“Wah masih tetap gurih memek non..hehe..bapak paling doyan isapin cairan memek non..”,ucap Pak Somad yang dari umurnya itu sebenarnya bisa menjadi kakek Diana.

Si penjaga villa ini lalu menjilati bibirnya yang belepotan cairan orgasme Diana sambil kemudian melepas sarungnya hingga kini batang kejantanannya terlihat. Aku cukup terpukau dengan ukuran penis Pak Somad yang sudah baru setengah ereksi itu. Penisnya panjang dan cukup tebal dimana rambut kemaluannya sudah hampir semua memutih.

“Non Diana masih kuat kan buat layanin bapak? Hehe..”,tanya Pak Somad sambil terkekeh.

“Masih dong pak. Diana sange berat nih gara-gara nonton film tadi. Mana pacarku lagi sakit jadi gak bisa video call tadi.”,ucap Diana sambil kini berjongkok di depan Pak Somad.

“Hehe, kenapa gak dari tadi aja ke kamar bapak kalo dah sange non?”, penjaga villa ini kembali bertanya.

“Lah kan ada sepupuku dan 2 temanku pak. Ntar ketauan dong.”,ucap Diana menimpali Pak Somad.

“Oh iya juga si. Duh, non Agatha sekarang jadi cantik banget. Putih dan seksi. Terakhir liat non Agatha pas masih kecil banget. Mau ga ya dia main sama bapak? Hehe. Itu yang dua lagi juga seksi dan putih.”,kembali pak Somad bertanya dengan seenaknya.

“Wah kalo itu aku ga tau pak. Emang memek Diana belum cukup pak? Hihi.”, Diana bertanya sambil kini mengelus-ngelus penis pak Somad.

“Yah kan bapak cuma berandai-andai non. Ada non Diana mah bapak dah senang koq. Cuma sayangnya non jarang datang ke villa, bapak kangen banget.”,ucap pak Somad.

“Iya soalnya papi mami lagi sibuk ngurus bisnis jadi jarang ke bandung akhir-akhir ini. Makanya puas-puasin ya selagi bisa. Hihi.”, Diana berujar selagi ia mengocok-ngocok penis pak Somad.

“Uhhh.. iya non.. bapak bakal ngentotin non sampe pagi. Haha.”,ucap Pak Somad sambil mengerang saat penisnya kini dikocok sambil dijilati oleh temanku.



‘Slllrrpp sllurrrppp’, suara jilatan lidah Diana pada kepala penis Pak Somad.

“Wah emang bapak.. mmm.. kuat sampe pagi? Hihi. Mmmmh..”,ucap Diana di sela servis mulut dan tangannya pada kontol penjaga villanya.

“Buat non ya kuat lah. Hehe. Ni bapak dah minum obat kuat jadi bisa lah ngentotin non Diana beberapa ronde.”,timpal Pak Somad sambil menunjuk bungkusan obat kuat di meja.

“Mmmhh… asyik.. emmmm.. puasin aku pak.. mmhhhh.. bikin aku orgasme.. mmmhhh.. berkali-kali.. mmmmhh..”, dengan binalnya Diana menimpali sambil sesekali mengulum penis Pak Somad.

“Ohhh..siap non.. ahh gila..sepongan non makin mantap aja..”,ceracau Pak Somad yang keenakan dengan blowjob oleh majikannya itu sampai meremas rambut Diana.

Menonton adegan foreplay live-show temanku dan seorang kakek yang berstatus penjaga villa dan umurnya terpaut jauh ini membuatku horny. Terasa vaginaku berdenyut-denyut seiring birahi yang mulai meninggi.

Kini Diana sudah berbaring di atas ranjang sambil mengangkangkan kedua kakinya sehingga vaginanya yang ditumbuhi rambut yang amat lebat terpampang jelas. Terlihat memek temanku yang sudah basah oleh sisa cairan orgasme dan ludah pak Somad dengan liang nya yang berwarna kemerahan.

“Ayo pak, cepat entot Diana.”, pinta Diana pada penjaga villanya dengan wajah binal.

Pak Somad tanpa perlu diperintah lagi segera menyiapkan penisnya di selangkangan Diana. Digesek-gesekkannya kepala kontolnya di bibir kewanitaanku Diana seakan ingin menggoda temanku.

“Ahh pak.. buruan masukin gih..”,ucap Diana yang sudah tidak tahan untuk disetubuhi pak Somad.

“Hehehe, memek non dah gatel ya pengen dikontolin?”,tanya si penjaga villa pada majikannya dengan seringai mesum.

“Ih pake tanya lagi. Iya lah pak. Memek Diana pengen disodok pake kontol bapak. Makanya masukin pak.”,jawab temanku ini sambil mencoba mengarahkan selangkangannya mendekat ke penis pak Somad.

Pak Somad yang melihat reaksi Diana hanya tertawa saja dan lalu ia mulai mendorong penis berubannya memasuki liang senggama majikannya. Tidak butuh waktu lama sebelum penis itu tertelan di memek Diana. Tanpa menunggu lagi, kulihat Pak Somad sudah mulai memompa vagina Diana dengan tempo cepat. Dan temanku itu juga ikut menggoyang pinggulnya menyambut sodokan si penjaga villa tua ini.



Terdengar suara khas kulit paha dan selangkangan yang sedang beradu pada persetubuhan antara majikan dan pembantu. Begitu panasnya persenggamaan antara Diana dengan Pak Somad membuatku aku jadi tidak tahan untuk tidak merangsang tubuhku. Kuremas-remas buah dadaku dari balik kaosku ini. Kupilin-pilin pentil susuku yang mulai mengeras akibat dinginnya malam dan panasnya seks interracial live-show yang sedang kutonton.

Tanganku yang satu kini kumasukkan dari atas celana pendekku dan segera kuraba-raba vaginaku dari luar celana dalamku. Terasa sudah ada cairan yang merembes dan membasahi area tengah celana dalamku ini. Sambil terus menonton Diana dan Pak Somad yang terus bercinta di dalam kamar belakang ini, aku pun makin gencar memainkan payudara dan vaginaku.

Dinginnya udara karena hujan tidak membuatku merasakan dingin karena nafsu birahi yang sudah memuncak. Aku terus memainkan tubuhku dengan liar karena aku ingin cepat mencapai orgasmeku.

Di dalam sana, terdengar Diana menjerit cukup keras tanda ia sudah orgasme lagi akibat genjotan si penjaga villa yang sudah sangat tua ini. “Oooohhhhhh pak Somad! Diana sampe lagi! Ahhhhh enakkk Aaahhhhhhhh!”,lenguh Diana dengan keras.

Kulihat bagaimana tubuh putih temanku ini menggelepar beberapa kali saat ia sedang mencapai klimaksnya. Tubuh Diana yang terbaring sampai terangkat dan dadanya membusung hingga kedua payudaranya semakin maju dan menonjol. Ini membuat Pak Somad tidak tahan untuk tidak mengemut puting susu Diana yang berwarna coklat muda itu. Dihisap-hisap dengan rakusnya pentil gadis muda yang berstatus majikannya itu seolah sedang menyusu.



Lalu pak Somad kembali memompa penisnya sambil terus menyusu di payudara Diana. Temanku mendesah-desah akibat kenikmatan yang diberikan oleh mulut dan penis si penjaga villa ini.

“Sssshhhh..ahhhh.. iyahhh.. isep terus..sshhhh.. pentilku pak..ohhh nghhh..”, ceracau Diana.

“Mmm… tetek non Diana makin kencang.. bapak suka.. mmmhh..”, timpal Pak Somad sembari menghisap puting susu Diana.

Kini tanganku sudah kumasukkan dari bawah kaosku dan menyentuh langsung payudaraku. Begitu juga dengan tangan yang satunya sudah menurunkan celana pendekku hingga sepaha. Kini tanganku sudah masuk ke dalam celana dalamku dari samping dan kumainkan memekku dengan jari-jariku. Kubelai-belai klitorisku yang sudah menegang ini hingga membuatku makin kesulitan untuk menahan desahanku.

Aku menahan suara desahanku karena takut ketahuan oleh Diana dan Pak Somad. Kugigit bibirku selagi menikmati self service oleh kedua tanganku ini. Terasa makin basah organ intimku hingga mengenai celana dalamku akibat jari-jariku yang terus keluar masuk di liang kemaluanku.

Kini Diana sudah berganti posisi menjadi berada di atas tubuh kurus dan keriput Pak Somad. Dengan liarnya temanku ini menaik turunkan tubuh putih mulusnya di atas tubuh hitam terbakar matahari milik penjaga villanya. Kedua buah dada Diana bergoyang-goyang seirama gerakan tubuhnya di posisi Woman On Top ini.



“Ngghhhh ahhh ahhh ahhhh!”, desah Diana dengan mata merem melek selagi ia bergoyang dalam birahi.

Pak Somad mengerang keenakan akibat servis dari gadis muda yang adalah majikannya itu. Pastinya ia merasa beruntung karena seorang kakek tua dan hanya seorang pembantu sepertinya bisa menikmati anak gadis majikannya yang adalah gadis keturunan dan orang kaya.

“Uhhhh.. gelo.. goyangan non Diana emang juara..ahh.. enak pisan memekmu non…ahh..terus non..”, ceracau Pak Somad dengan muka keenakan. Kedua tangannya meremas-remas payudara Diana yang sedang bergoyang itu. Dipilin-pilinnya juga puting susu Diana yang sudah mancung itu dengan jari telunjuk dan jempolnya.

“Oohhh.. ahhh.. iyahh pak.. ahhh.. kontol bapak enak.. aahhh ahhh!”, erang temanku dengan wajah sayu dan horny.

Kemudian Pak Somad memegang kepala Diana dan mencium bibirnya yang sedang merekah itu. Mereka pun beradu lidah dengan liarnya selagi bersetubuh.



Oh, sensasi bermasturbasi sambil menonton panasnya persetubuhan antara temanku dengan si kakek-kakek yang berstatus penjaga villanya ini sangat nikmat. Bahkan perlahan-lahan kenikmatan yang kuperoleh dari kedua tanganku ini membuatku makin mendekat ke orgasme.

Tapi saat sedang asyik beronani ini, tiba-tiba terasa ada sesuatu yang berbulu mengenai kaki kananku dan aku pun segera melihat ke arah kakiku. Ternyata itu adalah tikus! Aku pun kontan memekik ketakutan karena aku memang paling takut dengan tikus. Tanganku juga reflek mengenai kaca jendela sehingga menimbulkan suara keras.

Deg! Suara ribut yang kuciptakan ini pun terdengar oleh Diana dan Pak Somad dalam kamar. Mereka lalu menghentikan persetubuhan dan segera membuka pintu.

Kaos dan celanaku masih acak-acakan karena sesi masturbasiku yang panas tadi. Pak Somad menatap selangkanganku yang hanya terlindung celana dalamku dengan mata melotot. Dan dari bahan kaos kuningku yang tipis ini samar-samar dapat terlihat kedua puting susuku. Mata pak Somad dari tadi hanya terfokus di tubuhku.

Diana juga kaget dengan kehadiranku tapi ia yang sadar aku bermasturbasi sambil menonton adegan mesum mereka lalu jadi tenang dan malah menggodaku.

“Wah wah, lu onani sambil nontonin kami ngewe Sel?”, tanya Diana dengan tersenyum mengejek.

“Eh eh.. bukan gitu..”,ucapku berusaha mengelak.

“Bukan gitu gimana. Tu jari sama memek lu basah gitu.”,ucap Diana sambil menunjuk tangan dan celana dalamku. Aku yang baru sadar dengan pakaianku, buru-buru membenarkan posisi celana pendekku.

Pak Somad akhirnya ikut menimpali, “Wah kalo cuma pake tangan gitu mana enak non? Mending pake punya bapak. Ya gak non Diana?”.

“Iya ni Sel. Mending kontol pak Somad aja. Dijamin dah lu pasti ketagihan. Hihi.”,ucap Diana menimpali pak Somad.

Aku hanya diam karena malu kepergok masturbasi oleh Diana dan penjaga villanya. Melihatku yang hanya diam Diana lalu menarikku ke dalam kamar pak Somad sambil berujar, “Ya udah lu join gua sama pak Somad aja yuk. Pak Somad masih kuat kan?”.

Aku yang memang masih tanggung akibat masturbasi barusan pun pasrah saja masuk ke kamar pak Somad ini.

“Masih dong non. Apalagi sekarang ada non Selina juga. Hehe.”,ucap Pak Somad dengan muka sumringah karena akan menikmati dua gadis amoy sekaligus.

Setelah aku dan Diana masuk, pak Somad pun ikut dan lalu menutup pintu kamar ini.

“Yuk pak lanjutin yang tadi, bapak baring gih.”,ucap Diana yang segera diikuti pak Somad dengan posisi berbaring seperti tadi.

Lalu tanpa malu-malu dengan kehadiranku, kembali Diana pun mengarahkan penis keras pak Somad ke liang vaginanya dan lalu mendudukinya hingga penis kakek ini amblas ke dalam memeknya. Diana dengan cepat menaik turunkan tubuhnya seperti tadi.

Aku hanya berdiri sambil menonton live-show temanku dan penjaga villanya ini. Ini sungguh menggairahkan melihat begitu kontrasnya kedua insan yang sedang mereguk kenikmatan duniawi. Yang satu gadis muda dengan tubuh putih khas keturunan yang adalah anak orang kaya dan satu lagi kakek berkulit gelap dan keriput serta hanya berstatus seorang pembantu di villa ini.

‘Plak Plak Plak Plak’, terdengar suara pantat Diana yang beradu dengan paha pak Somad selagi ia terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh kurus penjaga villanya.

Melihat liarnya temanku yang sedang berpacu dalam birahi bersama penjaga villanya dari dekat begini membuat nafsu birahiku kembali naik. Tanpa sadar aku kembali memainkan dada dan vaginaku karena sudah kembali horny.

Dengan muka keenakan Diana menoleh ke arahku dan bertanya, “Ahhh ahhh..Sel.. lu dudukin aja muka pak Somad. Ahh ahh.. lidahnya mantap.. lu pasti.. ahh ahh.. demen.. masih nanggung kan lu.. ahh ahh.. tadi belum crot? Haha.”

Aku yang memang sudah sange ini pun seperti terhipnoptis dan aku mendekati Pak Somad yang sedang berbaring.

Pak Somad yang melihatku pun berkata, “Ayo non.. sini biar bapak bikin enak.. bapak jilat memeknya non Lina..”.

Aku yang sudah dikuasai birahi pun segera menanggalkan celana pendek beserta celana dalamku. Kini tubuh bagian bawahku sudah bugil sehingga vaginaku yang hanya berbulu tipis ini dapat dilihat oleh Pak Somad.

Ia menatap kemaluanku dengan nanar dan berkomentar, “Wah memeknya gak ada jembutnya.. mantep non Lina.. sini jongkok di wajah bapak..”.

Aku pun segera memposisikan tubuhku untuk menduduki wajah pak Somad..




~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Yesssss selina udah mula eksib..hehe
Makasih suhu
Pembantu villa yg beruntung..
 
Update part 17 ini agak lama harap maklum karena RL yang harus didahulukan. hehe.
Jangan lupa komen ya supaya kasi semangat ke ane sebagai penulis :)

Tonight is the night for a long awaited update of Selina The Sexplorer
:adek::konak:
tik tok tik tok waktu berputar. ku terus menanti. hehe

Yes, it is already on air bro. :D

Udah gak sabar nunggu nih hu hehehe

Sudah tayang nih hu ;)

Simetriskan posisi rebahan kita simak update nya dari @thanosduh
:tepuktangan:
5.5 k kata puasss ini mah :goyang:

Siap suhu. :papi:

Yesssss selina udah mula eksib..hehe
Makasih suhu
Pembantu villa yg beruntung..

Sama2 suhu :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd