Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Bimabet
Hell yeah....
Selina is back...
Beware old man...
Better get some some extra juice before get into action...
 
Part 18

Aku yang sudah dikuasai birahi pun segera menanggalkan celana pendek beserta celana dalamku. Kini tubuh bagian bawahku sudah bugil sehingga vaginaku yang hanya berbulu tipis ini dapat dilihat oleh Pak Somad.

Ia menatap kemaluanku dengan nanar dan berkomentar, “Wah memeknya gak ada jembutnya.. mantep non Lina.. sini jongkok di wajah bapak..”.

Aku pun segera memposisikan tubuhku untuk menduduki wajah pak Somad. Perlahan-lahan aku menurunkan pinggulku di atas kepala Pak Somad. Saat vaginaku sudah cukup dekat dengan mulut si penjaga villa ini, kurasakan sengatan nikmat saat lidah Pak Somad yang basah ini menjilati tepian liang kemaluanku.

Akibat rangsangan lidah si kakek ini, tanpa sadar aku mendesah cukup keras, “Aaahhhhhhhhh..”. Sontak Diana pun mengejekku, “Hehe, enak kan Lin? Jangan ditahan.. yang keras juga gapapa.. ga bakal ada yang denger koq..”.

Aku hanya menggangguk sambil menatap sayu ke arah temanku yang sedang bergoyang dalam birahi di atas tubuh keriput penjaga villanya ini. Diana melenguh-lenguh melampiaskan rasa nikmat yang diberikan oleh batang kejantanan Pak Somad yang kokoh itu pada memeknya. “Aahh ahhh enakk kontol pak Somad! Ahh ahh.. abis ini lu harus coba lin.. ahh ahh pasti ketagihan lu.. ahh ahhh!”.

Pak Somad dengan brutalnya terus menjilati memekku yang sudah sangat basah ini. Lidahnya menari-nari di area dalam dari bibir vaginaku dan pelan-pelan lidahnya mulai menerobos masuk ke lubang memekku. Sungguh nikmat kurasakan dari teknik oral kakek tua ini. Tubuhku sampai bergetar akibat rasa enak ini.

‘Slllurrrrpppp…sllrrrpppppp..’, suara yang dihasilkan dari permainan lidahnya di liang kemaluanku.

Begitu hornynya aku, sehingga dengan binalnya aku meraih kedua tangan pak Somad dan mengarahkannya ke arah payudaraku. Tanpa perlu disuruh, kedua tangan si penjaga villa ini pun langsung mulai meremas-remas buah dadaku.

Jari-jarinya juga sesekali mencubit puting susuku yang sudah begitu keras ini. Ah, kurasakan aliran kenikmatan dari rangsangan pada pentilku yang sangat sensitif ini. Jari-jari pak Somad begitu jago memainkan puting susuku ini hingga membuatku makin larut dalam birahi.

Seakan belum cukup memberiku kenikmatan, kini lidahnya dengan lincahnya menyentil-nyentil klitorisku, membuatku menggelinjang kuat bagaikan kena setrum. “Ngghhh pak! Iyahh! Di situ! Oohhhh..”, rintihku dengan mata terpejam meresapi kenikmatan tersebut.

Sekitar 5 menit kemudian terdengar Diana menjerit penuh kenikmatan, “Aaahhhh Pak Somad! Diana keluarrrr… aaaahhhhhhhhh!!”. Kulihat tubuh temanku yang putih khas gadis keturunan ini berkelojotan dengan kuat di atas tubuh kurus dan hitam milik penjaga villanya. Beberapa detik kemudian Diana pun ambruk ke arah depan hingga berpegangan pada bahuku dengan nafas memburu.

Kurasakan ada gelombang orgasme yang kian dekat. Tidak lama lagi aku akan klimaks. Apalagi Diana dengan nakalnya kini menyedot puting susuku yang tepat ada di hadapannya. Aku makin keenakan hingga mendesah-desah makin keras.

Tidak sampai 1 menit kemudian akhirnya badai orgasme itu datang menerpaku. Kulampiaskan nikmat ini dengan mendongakkan kepala dan menjerit keras, “Ooooooohh pak! Selina sampeee!! Aaahhhhhhhhh!!”. Tubuhku bergetar hebat di atas kepala pak Somad yang terus saja menghisap vaginaku yang mengeluarkan cairan orgasme.

Aku yang baru orgasme pun membaringkan tubuhku ke samping sambil terengah-engah. Kulihat Diana kini sudah beranjak dari atas tubuh pak Somad dan mengambil air minum di meja kamar ini.

Pak Somad berdiri sambil menatap tubuhku yang sedang baring ini, lalu bertanya, “Siap buat hidangan utama, non Lina? Hehe.” Ia mengacungkan kontolnya yang masih tegak dan basah oleh cairan orgasme Diana itu.

Melihat kontolnya itu jujur membuatku penasaran juga karena Diana sampai dibuat keenakan begitu tadi. Maka aku pun segera bangkit dan berlutut di depan Pak Somad seraya berkata, “Ayo pak.. Selina siap..”.

Pak Somad tersenyum senang karena sebentar lagi akan menikmati gadis amoy muda dan cantik selain majikannya. Ia lalu berkata, “Non, kaosnya lepas aja ya. Tenang, gak bakal kedinginan koq non.. bakal bapak angetin. Haha.”. Tanpa menunggu jawaban dariku, ia langsung meraih ujung kaosku dan mengangkatnya ke atas. Aku juga spontan membantunya dengan mengangkat kedua tanganku hingga kaos itu pun mudah dilepaskan dari tubuhku.

Kini aku sudah telanjang bulat di hadapan Pak Somad, seorang kakek tua dengan tubuh kurus dan hitam ini. Kulihat mata Pak Somad yang melotot menatap tubuhku yang putih mulus dengan buah dadaku yang berukuran 34B dan puting nya yang berwarna merah muda. Vaginaku masih mulus dengan hanya ada rambut-rambut tipis sehingga bagian dalam liang vaginaku yang berwarna merah muda dapat terlihat jelas.

“Body non Lina emang indah.. putih banget.. ni pentil warnanya aja bisa kayak gini.. hehe..”, puji pak Somad yang matanya dari tadi tidak bisa lepas dari tubuhku sambil mencolek puting susuku yang kanan. “Eh non Lina.. sepongin kontol bapak dulu ya bentar..”,pinta pak Somad yang segera kuturuti.



Kujilati bagian pangkal penisnya beberapa kali sebelum melahap penis beruban itu. Kumainkan lidahku di dalam mulutku, kusapu kepala penisnya hingga leher penisnya. Lalu kumaju mundurkan kepalaku dengan cepat hingga si penjaga villa ini mengerang keenakan, “Ahhh sepongan non Lina luar biasa.. bapak demen..”.

Diana yang juga mendengar pujian pak Somad lalu nyeletuk, “Dih pak Somad mah.. ada Selina langsung deh lupain aku..”. Muka Diana agak cemberut tapi kuyakin itu hanya pura-pura untuk menggoda pak Somad saja, hihi.

Pak Somad menimpali Diana, “Eh bukan gitu non Diana.. kan bapak baru pertama kali liat non Lina.. maklum lah.. hehe.. Non Diana kan satu-satunya amoy yang pernah bapak ewe.. tapi bapak mah tetep ga akan bosan ngewe sama non Diana koq.”.

Diana lalu berjalan mendekat ke arah penjaga villanya sambil berucap, “Hihi, Diana tau koq. Gapapa, pak Somad bikin temanku ini enak ya.. mana tau ntar ketagihan.. haha.”. Lalu Diana mencium bibir penjaga villanya ini sambil tangannya memeluk lehernya. Tidak lama Diana pun duduk di kursi sambil melihat ke arah kami.

“Siap non.. bapak bakal kasi yang terbaik.. hehe..”,timpal pak Somad sambil terkekeh dan lalu mulai memposisikan tubuhku berbaring telentang di kasur ini.

Aku yang sudah tidak sabar pun agak melebarkan kakiku ini hingga vaginaku terpampang jelas. Diana yang melihat vaginaku yang tanpa bulu ini lalu bertanya, “Kapan lu cukur jembut na? Itu lu bukan waxing ya?”.

Aku pun menjawab, “Iya, baru-baru ini kucukur ni. Gak waxing. Aku pake pisau cukur..”.

Diana cukup kaget dan menimpaliku, “Wah gila juga lu pake pisau cukur. Mendingan waxing lah lebih rapi na.”.

“Iya hehe, waktu itu pengen coba aja..”,ucapku berbohong karena vaginaku kan sebenarnya dicukur oleh Pak Mamat.

Kurasakan penis pak Somad digesek-gesekkan di bibir vaginaku, menimbulkan sensasi geli nikmat. Tidak lama penisnya pun mulai didorong memasuki memekku secara perlahan. Kurasakan centi demi centi dari penis milik kakek penjaga villa ini mengisi liang senggamaku.

‘Bles’, setelah masuk dengan sempurna pak Somad pun mulai menggenjot vaginaku dengan kejantanannya itu. Oh, aku mulai merasakan nikmat dari persenggamaan dengan si penjaga villa Diana ini. Walau ukuran penisnya tidak wah tapi kekuatan sodokan pak Somad kuakui lumayan sehingga bisa memberikan rasa nikmat di vaginaku.

“Ahhh ahhh ahhh ahhh..”,suara desahanku yang sedang disetubuhi oleh pak Somad.

“Uhhh memek non Lina mantep…”, lenguh pak Somad yang terus menyodokkan penisnya dengan tempo cepat.

“Nghh.. kontol pak Somad enak.. keras..ahh terus.. ahh ahhh..”,ceracauku yang sudah dimabuk birahi.

“Ohhh baik.. non Lina…uhh.. bapak mau nyusu dulu ya..”,timpalnya dan lalu mengarahkan mulutnya ke arah payudara kiriku.

Dicaploknya puting susuku itu dengan penuh nafsu. Dikenyot-kenyot pentil merah mudaku, membuatku makin blingsatan akan rasa nikmat ini. Gigi pak Somad banyak yang sudah ompong hingga hanya menyisakan gusinya saja, membuat sensasi enak hisapan mulutnya di putingku makin bertambah.

“Ssshhhh.. iyahhh.. isep terus pak.. ahh.. pentil Lina.. ohh..enaakkk..ahh ahh..”, rintihku dengan muka merem melek.

“Ohh.. iya non.. pentil non mancung banget.. merah muda gini.. bapak demen..”, ceracau si penjaga villa ini di tengah persetubuhan kami.

Rasa nikmat dari memek dan puting susuku ini perlahan mulai membawaku menuju klimaks. Desahan-desahanku pun lebih keras seiring tubuhku yang makin keenakan oleh rangsangan di tubuhku.

“Ahhh ahhh pak.. bentar lagi aku mau sampe..ohhh oohhh..”, ucapku sambil terus merintih nikmat.

“Uhhh.. keluarin aja non.. ahh.. jangan ditahan.. ga baik.. hehe..”, timpal pak Somad sambil terus menggenjot liang kewanitaanku dengan batang kemaluannya.

Akhirnya sekitar 5 menit kemudian, kurasakan gelombang orgasme itu pun datang. Beberapa kali vaginaku berkedut kuat dan menyemburkan cairan hasil klimaks diriku ini. Aku pun melolong keras seiring badai kenikmatan orgasme ini melandaku, “Nggghh pak! Selina sampe! Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh!!”.

‘crrt..crrtt..crtttttt’, cairan dari memekku membasahi kontol pak Somad yang tanpa ampun masih terus keluar masuk di vaginaku.
Tidak lama kemudian pak Somad mencabut penisnya sambil menatap ke arah Diana.

“Non Diana, yuk giliran non ya. Kasian non Selina kecapean. Hehehe.”, ucap pak Somad sambil terkekeh. Lalu Pak Somad duduk di tepi ranjang ini sambil mengarahkan penisnya yang tegak ke arah Diana.

Diana pun bangkit dari kursi dan berjalan ke arah ranjang ini dengan tersenyum nakal sambil berkata, “Oke pak Somad. Memekku juga emang dah gatal pengen disodok kontol bapak nih..”.

“Sepong bentar ya non.. hehe..”, pinta pak Somad yang diiyakan Diana dengan mengganggukkan kepalanya.

Aku yang masih lemas setelah orgasme pun bangkit dan pindah ke kursi lalu duduk melihat Diana dan Pak Somad yang akan segera bercinta. Kulihat Diana kini sedang menyepong penis tua pak Somad layaknya permen lolipop.

“Ahhh mantep non Diana.. sepongan non emang yahud..ohh..”, ceracau si pria tua ini sambil meremas rambut Diana yang sedang berlutut di bawahnya.

‘sllrruuppp..slllrruuuuuppp..sllrruuppp..’, suara jilatan dan hisapan mulut temanku di penis penjaga villanya.

Sekitar 2 menit Diana memblowjob penis pak Somad, lalu ia pun melepaskan kulumannya dan mendorong pak Somad agar berbaring di ranjang. Ia lalu menduduki perut pak Somad sambil mengarahkan kontol keras si kakek ini ke vaginanya.

Tidak lama kedua insan di depanku, yang sangat jelas berbeda jauh, dari warna kulit, ras dan status sosial ini sudah saling berpacu dalam birahi. Diana mengerang-ngerang keenakan dengan tubuh yang tersentak-sentak oleh sodokan pak Somad di bawahnya.

“Ahhh ahhh ahhhh yes ahh ahhh yang kencang pak! Ahh ahh enak!”, lenguh Diana dengan liarnya.

Kulihat kedua tangan pak Somad bekerja memerah payudara putih dan bulat milik Diana dengan gemas. Diana tidak hanya pasif tapi ia juga menggoyang pinggulnya searah jarum jam sehingga tentunya penis pak Somad serasa dipelintir di memek temanku ini.

“Uhhh goyangan non emang asoy.. ahh ahh.. enak non..terus..”, lenguh si kakek penjaga villa ini dengan wajah keenakan.

“Ahh ahhh iyahh.. kontol bapak juga.. ahh.. mantap.. bikin memek Diana enak gini.. ahh ahh ahhh!”, jerit temanku yang dengan binalnya memainkan lubang pantatnya dengan jarinya selagi naik turun di atas tubuh kurus pak Somad.

5 menit kemudian Diana menjerit keras dengan tubuh berkelojotan tanda ia kembali orgasme. Hebat juga stamina si pak Somad, walaupun ada bantuan obat kuat, tapi tetap saja untuk pria setua dia masih bisa tahan tidak orgasme setelah bercinta dengan Diana dan aku dari tadi benar-benar luar biasa.

“Aaaaaaahhhhhhhhhhhhh enaaakkkkkkk!!”, jerit temanku sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

Diana lalu roboh ke samping hingga penis pak Somad terlepas dari vaginanya. Aku yang sudah kembali horny karena menonton live-show seks Diana dengan pak Somad ini tanpa malu-malu lagi berjalan ke arah pak Somad.

Pak Somad yang penisnya masih perkasa itupun terlihat tegak menantang diriku untuk mengulumnya. Maka aku pun menundukkan kepalaku ke selangkangan pak Somad yang sedang berbaring. Segera kusapukan lidahku ke kepala penisnya sebelum aku mulai mengulum batang kejantanan si kakek ini.

“Mmmmhhh…mmmmm…”,suara mulutku yang memberikan servis blowjob pada penjaga villa Diana ini.

“Sshhh.. enak non.. mulut tipis kecil gini emang mantep.. ahhh..”, ceracau si pria tua ini yang menikmati diservis oleh gadis muda sepertiku.

Baru 1 menitan kusepong lalu pak Somad memintaku untuk berhenti dan menungging membelakanginya.

“Yuk non, nungging ya. Gaya anjing kawin. Hehe.”, ucapnya dengan menyeringai mesum.

Aku yang memang sudah kembali horny ini dengan segera mengikuti kemauannya. Setelah melepaskan kulumanku, aku menunggingkan tubuhku ke arah pak Somad. Si kakek itu tampak terdiam sesaat, mungkin sedang mengagumi bagian pantatku yang putih mulus ini. Kurasakan tangannya membelai-belai kulit punggungku dan turun ke bongkahan pantatku. Tangannya meremas pantatku sambil berkomentar, “pantat non bagus.. mulus gini..hehe..”. Dibelai-belainya juga bibir vaginaku yang merekah menantang dengan jari-jarinya.



Penisnya yang keras pun digesek-gesekkan di bibir vaginaku sebelum ia mulai mendorong penisnya. Ah, nikmatnya saat vaginaku mulai terisi oleh penis si penjaga villa ini.

Segera setelah penisnya masuk sempurna, mulailah pak Somad menggenjot liang kemaluanku di posisi doggy style ini. Sambil terus menyodok, dimainkannya buntalan susuku yang menggantung bebas ini dengan tangan nya yang keriput dan kasar. “Ngghhh.. ohh pak....sshhh.. enak.. ohh..ahh..terus pak.. ahh ahh ahh..”, lenguhku penuh nafsu akibat genjotan penis tuanya.

Penisnya terasa begitu dalam menghunjam ke rahimku, membuatku sangat terbuai oleh rasa nikmat ini. Aku sampai memejamkan mataku saking nikmatnya. 5 menitan disetubuhi pak Somad, tiba-tiba kurasakan putingku dikulum. Kubuka mataku dan kulihat ke arah buah dadaku yang sedang bergoyang-goyang ini. Ternyata Diana sedang mengenyot puting susuku.

Ia yang memang tadi berbaring di samping tubuhku ini, menyelipkan kepalanya ke bawah payudaraku. Dan temanku ini dengan nakalnya merangsang putingku dengan mulutnya itu.

“Biar tambah enak Sel.. haha..”,ucapnya lalu kembali menghisap pentil susuku yang sudah sangat keras ini.

“Ahh ahhh iya Na.. enaaak… ohhhh.. terus pak Somad.. sodok memekku.. ahhh ahhh!”, aku yang sudah diamuk birahi terus merintih-rintih keras.

‘Plak Plok Plak Plok’, suara pantatku yang beradu dengan paha pak Somad yang menyodokkan penisnya dengan tempo cepat.

5 menit kemudian aku pun takluk akan keperkasaan pak Somad untuk yang ketiga kalinya. “Aaahhhhhhhhh enakkkk!!! Nghhh!”, aku menjerit penuh kenikmatan melampiaskan orgasme ini.

Saat vaginaku masih berkedut-kedut, kurasakan penis pak Somad juga berkedut. Lalu si kakek ini menggeram sambil meremas kuat-kuat bongkahan pantatku. Ia kemudian menjerit keras “Aahhhhhhh bapak keluar non!!”.

Terasa liang vaginaku terisi oleh cairan putih kental hingga meluber keluar. Si penjaga villa ini pun mencabut penisnya yang mulai melemas lalu berbaring di sebelah Diana dan diriku di atas ranjang ini. Kuambil tisue yang terletak di atas meja samping tempat tidur ini lalu kubersihkan ceceran sperma yang belepotan di bibir vaginaku. Tidak lupa kubersihkan juga liang vaginaku yang penuh sperma.



Tubuhku benar-benar lemas setelah 3 x orgasme bersama si penjaga villa ini. Diana juga sepertinya sudah ngantuk karena kulihat ia menguap. Terlihat jam dinding kamar ini menunjukkan angka 2:18.

“Ya udah aku balik dulu ke kamar ya.”, ujarku sambil mulai memungut pakaianku di lantai dan memakainya.

“Yuk, bareng aja Sel.”,timpal Diana yang memakai pakaian dalamnya. Ia lalu mengambil selimut pak Somad untuk menutupi tubuhnya yang hanya ditutupi oleh BH dan CD karena dinginnya udara malam yang disertai hujan. Ini karena celana pendek dan kaosnya masih tergeletak di luar. Salah sendiri kenapa lepas nya di luar gitu, hihi.

“Ga mau tidur sini aja sama bapak? Biar hangat-hangatan bertiga. Hehe.”, celetuk si kakek ini sambil tersenyum mesum.

“Haha, ga lah pak. ntar ketahuan sama Agatha & Anastasya.”, timpal Diana dan lalu membuka pintu kamar ini.

Setelah itu kami berdua pun berjalan kembali ke kamar tidur masing-masing. Aku yang sudah amat lelah langsung membaringkan tubuhku ke ranjang lalu menutup tubuhku dengan selimut. Huff, dingin banget udara Bandung yang hujan gini.

Tidak lama aku pun sudah terlelap.

Keesokan paginya aku dibangunkan oleh suara ketukan di pintu kamar ini. Dan ada suara Anastasya yang memanggilku, “Sel.. bangun yuk. Sarapan kita.”.

Aku yang masih agak ngantuk lalu bangkit dari tidurku. Aku membuka pintu kamar ini dan kujawab Anastasya. Lalu aku mencuci mukaku sebelum kemudian berjalan ke arah meja makan. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 9:36 pagi.

Saat aku tiba di ruang makan, terlihat mereka semua sudah duduk di meja makan. Diana pun masih tampak acak-acakan, maklum karena dia juga kurang tidur akibat ikut “bertempur” dengan si kakek penjaga villanya bersamaku. Sedangkan Agatha dan Anastasya sudah mandi dan rapi.

Kami pun bersantap pagi nasi goreng ditemani kopi susu. Kami mengobrol seru mengenai acara jalan-jalan hari ini. Diana mau mengajak kami untuk jalan-jalan ke hutan dekat villa ini. Memang cuaca hari ini terlihat cerah walaupun semalam sempat hujan deras.

Sekitar 1 jam kami makan sambil mengobrol lalu aku dan Diana pun memutuskan untuk mandi. Sedangkan Agatha bilang ia mau melihat taman villa ini. Anastasya ke ruang tamu dan menonton acara TV.

Selesai mandi aku pun segera berpakaian dan make up-an. Kupilih kaos biru muda dan celana hotpants putih berbahan jeans. Setelah beres aku pun berjalan ke arah ruang tamu. Kulihat hanya ada Anastasya yang sedang duduk di sofa sambil memainkan HPnya. Agatha masih belum kembali dari taman sepertinya.

Diana juga masih mandi sepertinya. Aku pun ikut duduk di sofa dan menonton acara Reality Show di TV bersama Anastasya. 5 menit kemudian Diana pun ikut duduk bersama kami di ruang tamu ini.

“Eh Agatha mana?”, tanya Diana.

“Tadi cuma bilang mau liat taman belakang tuh.”, timpal Anastasya.

“Uda lama juga ya. Gua mandi dan siap-siap aja uda mau 1 jam kan.”, ucapku.

“Nangkep kodok kali tu anak. Haha.”, ucap Anastasya sambil tertawa.

“Oh, coba gue susul deh ke taman.”, ujar Diana sambil berjalan ke arah belakang villa.
Aku dan Anastasya pun melanjutkan menonton. Sekitar 25 menit berlalu tapi Diana dan Agatha belum juga kembali. Hmm, kemana ya kira-kira mereka. Apa jangan-jangan ngewe dengan pak Somad? Tapi apa Agatha seliar itu??? Pikiranku berkecamuk saat memikirkan kemungkinan si kakek penjaga villa yang beruntung itu dapat bercinta dengan gadis muda lain selain aku dan Diana.

10 menit kemudian Anastasya pun jadi penasaran kemana perginya Diana dan Agatha. “Lah koq ga balik-balik si Diana juga. Coba yuk kita ke taman.”, ajak Anastasya yang segera kuiyakan.

Aku dan Anastasya pun berjalan ke arah taman. Tapi sesampainya di taman tidak terlihat ada Diana dan Agatha. Jujur aku sudah punya firasat bahwa mereka ada di kamar pak Somad. Belum sempat aku bicara, si Anastya sudah lebih dulu mengajak ke arah kamar belakang.

“Eh itu ada bilik tuh. Mana tau mereka ke sana Sel.”, ucap Anastasya sambil mulai berjalan di jalan samping taman yang mengarah ke kamar penjaha villa itu.

Ya, yang kupikirkan tadi ternyata memang benar terjadi. Saat sudah cukup dekat dengan kamar pak Somad, terdengar lah suara erangan dan desahan yang sahut menyahut. Suara yang jelas-jelas terdengar dari orang yang sedang ngeseks.

Anastasya tampak kaget mendengar suara itu dan spontan berkata, “Wah gila juga kalo si Agatha sampe main sama pak Somad. Pertama kali main sama yang aki-aki kek gini. Hehe.”. Aku kaget Anastasya dengan santai mengucapkan kata-kata itu, apa memang mereka sudah biasa main dengan yang berbeda ras dan status sosial sepertiku juga?

“Kalian uda sering main sama pria-pria yang model begini Tasya?”, tanyaku.

“Iya Sel, dah biasa koq kami. Main sama satpam, OB, tukang-tukang gitu. Tapi gak pernah sama yang setua pak Somad ini. Haha.”, timpalnya dengan santai seolah itu adalah hal yang biasa saja.

“Semalam emang sempat saling nantangin ni mau godain pak Somad. Penasaran juga main sama yang tua gitu gimana. Haha.”,tambah Anastasya.
Aku hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan Anastasya ini sambil terus berjalan. Kini kami sudah sampai di depan pintu kamar pak Somad.

Aku mencoba melihat ke dalam melalui jendela kamar ini. Mirip dengan semalam bedanya kini ada Agatha juga. Terlihat sepupu Diana yang sudah bugil ini sedang menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh kurus pak Somad. Agatha mendesah-desah keenakan saat vaginanya dihunjam oleh kontol si penjaga villa ini. Kedua buah dadanya yang bulat putih dan berpentil merah muda sedang diremas oleh pak Somad. Sedangkan Diana yang hampir bugil, hanya mengenakan bra putih nya menduduki wajah si penjaga villanya yang dengan rakus menjilati memeknya yang berjembut lebat itu.



Kulihat Agatha berkelojotan sambil menjerit keras, “Aaaahhhhhhhhhhh pak Somaaaddd!!!”. Sepertinya ia sudah orgasme. Tidak lama setelah Agatha, gantian Diana yang kulihat badannya bergetar-getar saat mencapai klimaksnya berkat permainan lidah pak Somad di vaginanya.

Bukannya berhenti, kulihat pak Somad tetap melanjutkan memompa vagina Agatha dengan menghunjamkan penisnya ke atas. Padahal Agatha yang lemas setelah orgasme barusan membaringkan tubuh putihnya di atas tubuh kurus keriput pak Somad. Diana juga sedang berbaring beristirahat setelah orgasme.

Lalu Anastasya yang dari tadi sedang mendekatkan telinganya ke pintu kamar ini mendekatiku. “Wah beneran si Agatha dan Diana di dalam loh.”, ucap Anastasya. Lalu dengan cepat ia beralih melihat dari jendela dan mengetoknya sambil berkata, “Woi buka pintu. Mau nonton ni yang lagi pesta seks di dalam. Hahaha.”

Aku hanya berdiri mematung mendengar suara desahan di dalam terdiam dan tidak lama pintu kamar ini dibuka oleh Pak Somad. Ia tidak memakai apapun, mungkin ia pun sudah diberitahu oleh Agatha mengenai aktivitas seks ia dan Anastasya selama ini.

“Non-non pada mau ikutan dibikin enak sama pusaka bapak ini? Hehehe.”, tanya pak Somad dengan mesum sambil menunjuk ke arah penisnya. Muka si penjaga villa tua cabul ini tampak sumringah karena ia yakin tidak lama lagi bisa menikmati 4 gadis keturunan seperti kami.

Anastasya menjawab dengan tidak kalah mesum, “Uh, bapak tau aja ni kalo aku lagi pengen yang enak-enak. Wah panjang juga ya punya bapak. Tapi tahan lama ga nih? Hehe.”.

“Tentu aja dong non Tasya. Bapak kan dah minum obat kuat. Hehe. Yuk mari masuk. Non Diana dan Agatha lagi rebahan abis dienakin.”, ucap pak Somad sambil mempersilakan kami masuk ke ruang kamarnya yang menjadi saksi persetubuhan interracial antara 4 gadis muda dengan 1 kakek ini.

Kulihat Diana dan Agatha di dalam sedang berbaring di atas ranjang. Keduanya sudah bugil polos tanpa kain satupun melekat di badan mereka. Terlihat vagina Agatha yang mulus dan hanya ada rambut-rambut tipis dan tercukur rapi di atasnya. Payudara Agatha sangat putih, mirip sepertiku dengan puting susu yang juga merah muda. Melihat kami, mereka hanya menyapa dengan santai.

“Duh, mimpi apa bapak bisa ngerasain ngewe sama 4 amoy seksi putih mulus kayak non-non pada. Kirain bapak udah beruntung bisa ngewe sama non Diana dan Selina berdua semalam.”, cerocos pak Somad.

Mendengar itu Agatha dan Anastasya kaget dan mereka menoleh ke arahku.

“Wah beneran tu Sel? Lu duluan ngerasain rudal pak Somad dibanding kami? Mantap juga kamu. Dah pro ni. Hihi.”, tanya Anastasya.

“Wuih salut ni sama lu Sel. Haha.”, timpal Agatha sambil tertawa.

“Siapa dulu dong mentornya?”, ucap Diana dengan wajah bangga.

Aku sebenarnya malu tapi berhubung sudah ketahuan jadi apa boleh buat. Maka aku menjawabnya, “Iya, semalam aku nyari Diana eh ternyata dia di sini sama pak Somad. Jadinya aku ikut deh. Hehe.”

Anastasya pun mulai menanggalkan kaos dan celana pendeknya hingga hanya menyisakan pakaian dalamnya. “Yuk pak Somad. Puasin aku ya.”, ucap Anastasya sambil mengelus batang kejantanan pak Somad.

“Siap non. Kebenaran non Diana dan Agatha tadi baru aja crot. Hehe.”

Kini Anastasya dan Pak Somad sudah berciuman layaknya sepasang kekasih, begitu liarnya Anastasya dalam mencium dan meraba tubuh pak Somad. Si kakek itu juga tidak diam dan membalas merabai tubuh Anastasya yang sintal ini. Kulihat tangan pak Somad melepaskan kaitan bra Anastasya sehingga payudara 36C nya dengan puting coklat mudanya terpampang jelas.

Diana dan Agatha pun berpindah duduk di kursi dan meja kamar ini sambil melihat tontonan panas yang akan segera tersaji di depan mereka.

“Lu koq ga ikutan Sel?”, tanya Diana padaku.

Aku seperti tersadar dari lamunanku dan aku segera melepaskan pakaian di tubuhku hingga telanjang juga. Aku lalu segera memeluk tubuh keriput pak Somad dari belakang. Kujilati telinga pak Somad sambil menggesekkan payudaraku ke punggung si kakek yang beruntung ini.

Pak Somad juga gantian mencium bibirku sambil tangannya juga meremas payudaraku. Si kakek ini bagaikan raja yang sedang dilayani oleh dua selirnya saja.

Lalu Anastasya kini menggunakan payudaranya untuk menjepit penis pak Somad. Ia menaik turunkan tubuhnya hingga buah dadanya yang besar itu menggesek kontol kakek ini. Pak Somad mengerang keenakan akibat titfuck oleh Anastasya.



“Ahh mantep non teteknya..”,ceracau kakek penjaga villa ini.

Tidak hanya dengan buah dadanya, Anastasya juga menjilat kepala penis pak Somad saat penisnya sedang berada dekat mulutnya. Sekitar 5 menit kemudian pak Somad pun sudah tidak sabar untuk merasakan jepitan vagina.

“Yuk non, kita ngentot. Hehe.”, pinta pak Somad.

“Aku duluan ya Sel. Udah ga tahan ni. Horny. Uhh..”, ucap Anastasya sambil melepaskan celana dalamnya hingga sudah bugil.

Aku juga sebenarnya tidak tahan ingin menuntaskan hasrat seksku tapi masih coba jaim dengan menahan diri. Setidaknya masih ada mulut pak Somad yang bisa memuaskanku.

Pak Somad lalu membaringkan dirinya di atas ranjang. Anastasya pun memposisikan dirinya dengan gaya woman on top ini. Ia menggenggam penis pak Somad dan pelan-pelan mendudukinya hingga amblas di dalam memeknya.

Tanpa menunggu lagi, Anastasya pun menggoyang pinggulnya di atas tubuh keriput dan hitam pak Somad. Aku yang sudah sangat horny tanpa bisa menahan diri lagi segera menduduki wajah pak Somad. Dengan segera kurasakan lidah si kakek ini bergerilya di liang kemaluanku.

Suara desahanku dan Anastasya campur baur di ruangan kamar ini. “Ahhh ahhh ahhh kontol tua ternyata.. ahh ahh.. enak juga.. oohh terus pak yang kencang.. ohh ohhh!”, lenguh Anastasya yang terus memacu tubuhnya naik turun menyambut sodokan pak Somad.

“Ssshhhh pak.. iyahh.. jilat itilku pak.. ahhh yess.. nghh.. enaakkk.. terussss ahh iyahh.. ahhh!”, rintihku merasakan nikmat saat clitorisku dijilati lidah si kakek penjaga villa ini.

Kulihat Agatha kini sudah mendekati aku, Anastasya dan pak Somad yang sedang seks threesome ini. Dipegangnya tangan kanan pak Somad dan diarahkannya ke liang vaginanya seakan meminta untuk dirangsang. Pak Somad yang sebenarnya sedang “sibuk” dengan memekku dan Anastaya pun dengan spontan mulai menggerakkan jari-jarinya keluar masuk di vagina Agatha yang berjembut tipis.

“Aahhh iyahh pak Somad.. mainin itilnya juga pak.. ohhh yes! Ahhh!”, desahan Agatha yang sedang difingering oleh pak Somad.

“Wah aku juga mau dong pak Somad dimainin pake jari bapak.”, celetuk Diana yang kini berlutut di sebelah kiri pak Somad. Diana pun mengarahkan tangan kiri pak Somad ke memeknya. Tidak lama jari-jari tangan kiri pak Somad pun juga “bekerja” mengobok-ngobok vagina Diana.

Diana yang keenakan oleh jari pak Somad juga tidak kalah liar dari Agatha saat mendesah, “Nghhh pak.. yang kencang kocok memekku.. ahhh.. iyahhh.. itilnya.. ahhh terusss!”.

Sungguh liar apa yang sedang terjadi di bilik kamar belakang villa ini. Empat gadis muda keturunan dan orang kaya dengan kulit putih mulus sedang mengelilingi tubuh keriput berkulit gelap dari seorang kakek yang hanya berstatus penjaga villa, dimana penis, mulut dan tangan si kakek ini sedang memberikan kenikmatan bagi empat gadis muda tersebut. Pemandangan yang kontras ini tentu akan membuat siapa yang melihatnya menjadi berdesir darahnya.

Belum lagi suara-suara desahan nikmat yang keluar dari mulut kami semakin menambah erotis persetubuhan fivesome ini. Kami sudah tidak peduli lagi dan mendesah keras melampiaskan birahi yang sedang coba dipuaskan oleh si kakek penjaga villa ini.

Sekitar 5 menit kemudian terdengar Anastasya menjerit dengan tubuh yang terhentak-hentak tanda ia sudah orgasme. “Aahhhhh enaknya ngentot!!!”, teriak Anastasya dengan keras.



Lalu ia pun bangkit dan melepaskan diri dari penis pak Somad yang masih keras. Kini giliranku maka aku pun segera bangkit dan berpindah ke selangkangan pak Somad. Terdengar Diana yang meminta untuk duluan digenjot penis pak Somad, “Sel, aku dulu ya. Tadi aku belum sempat disodok kontol pak Somad nih.”.

Aku yang sudah sangat bergairah ini tentu saja tidak menggubris permintaan temanku itu. Kuejek Diana dengan berkata, “Siapa cepat dia dapat dong Na. Hihi.”. Kulihat Diana hanya tersenyum kecut sambil kini memposisikan vaginanya di atas mulut pak Somad. Aku pun juga mulai menduduki kontol beruban pak Somad.

‘Bles’, penis itu sudah tertanam dengan mantap di vaginaku. Mulailah aku memacu tubuhku naik turun sehingga penis itu memberikan kenikmatan saat bergesekan dengan dinding vaginaku. Pak Somad sepertinya kelelahan hingga ia hanya diam membiarkan aku yang bergoyang.

Oh, nikmatnya saat vaginaku sedang dihunjam penis pak Somad. Apalagi kini Anastasya dengan nakalnya mengenyot puting susuku dan sesekali menggigitnya. Sambil mengenyot ia berucap, “Enak kan? Hehe. Buruan crot Sel. Masih ditunggu Diana dan Agatha tuh. Haha.”.

Terdengar jeritan nikmat Agatha yang ternyata orgasme karna permainan jari pak Somad. Tidak lama aku pun akhirnya takluk dan mendapatkan orgasmeku. Tubuhku berkelojotan dengan kuat saat klimaks. “Nghhhh.. aku keluar pak… aahh.. enaaaaakkkk… ahhhhhhh!!”

Aku masih terengah-engah saat Diana tiba-tiba mendekatiku dan memintaku pindah sambil mendorongku. Ternyata ia sudah tidak sabar ingin penis pak Somad di memeknya. Aku pun segera bangkit dan duduk di kursi menonton seks antara temanku dan Pak Somad.

Diana ternyata ingin digenjot di posisi misionaris. Kulihat ia berbaring dan mengangkangkan kakinya. Pak Somad yang pun segera mengarahkan penisnya yang masih keras ke memek Diana. Tidak lama ia sudah memaju mundurkan penisnya menyodok vagina temanku itu.

Anastasya dan Agatha kini berdiri di samping kiri dan kanan pak Somad. Kulihat Agatha memegang kepala pak Somad dan mengarahkannya ke vaginanya. Sedangkan Anastasya meraih tangan kiri pak Somad dan mengarahkannya ke payudara montoknya itu. Kembali si kakek penjaga villa ini meladeni nafsu tiga gadis muda dengan penis, mulut dan tangannya.
Aku memutuskan hanya menonton saja kali ini sambil beristirahat. Terdengar desahan nikmat dari Diana yang sedang digenjot penjaga villanya itu. Agatha juga merintih nikmat saat memeknya sedang dijilati oleh pak Somad dengan rakus. Anastasya kini mengarahkan tangan pak Somad ke memeknya dan meminta untuk difingering.

Sungguh apa yang sedang kusaksikan ini tidak kalah dengan bokep yang pernah kutonton. Begitu liarnya Diana, Agatha dan Anastasya yang sedang diamuk birahi sehingga jeritan-jeritan mereka membahana di ruangan kamar yang tidak terlalu luas ini.

Peluh juga terlihat di tubuh putih mulus Diana, Agatha, Anastasya serta pak Somad yang larut dalam gairah seks ini. Aku juga tadi sudah berkeringat saat berpacu dengan liar. Memang kamar pak Somad ini hanya ada kipas angin kecil sehingga dengan orang sebanyak ini tentu saja bakal panas. Tapi panasnya ruangan ini tidak membuat nafsu kami mereda, melainkan lebih menggila.

Aku mulai merasa horny menonton persetubuhan teman-temanku dengan si kakek penjaga villa ini. Tubuh mereka yang keringatan berkilat-kilat, semakin menambah panas live-show ini.

Maka aku pun memutuskan untuk kembali masuk ke “medan pertempuran” birahi ini. Kulihat tangan kiri pak Somad nganggur maka aku meraih tangannya itu dan kuarahkan ke memekku. Pak Somad pun mulai mengocok jari-jarinya di vaginaku.

Tidak lama terdengar suara jeritan nikmat Diana yang sudah orgasme, “Aaaaaahhhhhhhhhhhhh kontol enakkk!!”. Diana lalu segera bangkit dan duduk di kursi. Kini Agatha pun segera mengambil posisi Diana dan mengangkangkan kedua pahanya. Terlihat vaginanya yang mulus dan dihiasi rambut tipis itu dengan bagian dalamnya yang berwarna pink.

Pak Somad kini menghunjamkan kontol tuanya ke vagina Agatha yang sudah sangat basah. Kembali pak Somad menyodok-nyodok penisnya dengan tempo sedang. Agatha dengan binalnya menyambut sodokan pak Somad dengan menggoyang pinggulnya.

Aku juga keenakan oleh jari-jari pak Somad yang bercokol di memekku. Kulihat Anastasya juga menjerit nikmat saat ia mendapat orgasme dari servis mulut pak Somad di memeknya.

5 menitan di posisi ini lalu pak Somad meminta Agatha untuk menungging. Ia ingin ganti gaya ke doggy style. Agatha yang masih nanggung pun segera membalik badannya dan menungging. Pantat Agatha yang sangat putih dan mulus pun tersaji di depan si kakek penjaga villa. Tanpa menunggu lagi, pak Somad pun kembali melesakkan kontolnya yang beruban ke dalam memek Agatha. Dengan tempo cepat pak Somad memompa memek Agatha, membuat ia merem melek merintih nikmat.



"Sshhhhh ahhh enak pak.. yang kencang.. ahhh yeahhh.. sodok terus.. ohhh.. memekku! Ahh ahhh!", jerit Agatha dengan liar.

"Uuhh.. siap non Agatha.. bapak bakal bikin non puas!", timpal Pak Somad sambil beberapa kali menepuk pantat putih Agatha dengan keras.

"Oohhh.. tepuk terus pantatku pak.. ahh.. yang kencang.. iyahhh ahh ahh!", Agatha yang sudah keenakan meminta pak Somad terus menepuk bongkahan pantatnya yang mulus itu.

Kulihat pantat Agatha yang sangat putih itu sampai ada bekas telapak tangan pak Somad dengna warna agak kemerahan. Sekitar 10 menit kemudian, Agatha tampak bergetar-getar dengan hebat sambil melenguh keras, “Oohhhhh pak! Aku nyampe!! Aaahhhhhhhhh!!”.

“Ahhh non.. bapak juga mau keluar nih.. keluar dimana non??”, tanya pak Somad yang diambang orgasme.

“Nghh..sini pak.. di mulutku aja.. mau cobain peju aki-aki kayak pak Somad..”, jawab Agatha sambil menengokkan kepalanya ke samping sambil tersenyum nakal.

Lalu pak Somad pun mencabut penisnya dan mengarahkannya ke mulut Agatha yang mungil. Tanpa perlu disuruh Agatha pun membuka mulutnya dan melahap penis pak Somad. Agatha memaju mundurkan kepalanya dengan cepat membuat si kakek penjaga villa ini mengerang, “Ohhh dikit lagi non..”.

Akhirnya pak Somad pun menggeram dengan tubuh agak bergetar saat penisnya menyemburkan sperma beberapa kali ke dalam mulut Agatha. Lalu penis pak Somad tercabut tapi masih menyemprotkan spermanya hingga mengenai dagu, bibir dan pipi Agatha.



Aku yang melihat itu dengan spontan mengarahkan mulutku dan mencaplok penis pak Somad. Masih ada 1 kali semprotan sperma yang keluar saat penisnya berada di mulutku. Terasa asin sperma pak Somad ini. Aku tidak menelannya dan hanya memuntahkannya ke tanganku. Terlihat cairan putih kental yang bercampur dengan air ludahku.

Pak Somad yang tentu sangat kelelahan pun berbaring di atas ranjang di samping Agatha. Kulihat Diana berjalan mendekat ke pak Somad yang masih mengumpulkan tenaga setelah bercinta habis-habisan dengan empat gadis muda.

Jujur, aku salut dengan stamina pak Somad yang walaupun dibantu obat kuat, tetap tidak mudah untuk memuaskan empat gadis sekaligus seperti ini seorang diri.

Diana dengan binalnya bertanya seraya menggoda, “Yuk pak, ronde dua. Hehe.”. Ia menggunakan jarinya membuka liang vaginanya dan memamerkannya ke arah pak Somad.

Si kakek penjaga villa ini terlihat lelah dan bilang, “Wah non, bapak udah lemas nih. Nanti lagi ya kasi bapak istirahat dulu.”.

“Duh Diana kan masih pengen pak..”,ucap temanku ini dengan wajah cemberut.

“Iya non tapi bapak dah ga kuat. Maklum la non usia. Kalo bapak hajar obat kuat bisa mokat karna jantungan ntar. Haha.”, timpal si pak Somad.

“Kita jalan-jalan aja yuk ke hutan.”, usul Agatha yang sudah berdiri dan membersihkan wajahnya dari sperma pak Somad.

“Ya uda mandi bentar ya. Lengket gini badan gue.”, ucap Anastasya sambil memegang payudaranya.

“Iya ni, mandi dulu ya.”, timpalku yang setuju dengan usul Anastasya.

Kami pun segera memungut pakaian kami dan berjalan ke kamar mandi. Pak Somad yang kelelahan melihat saat kami, empat gadis muda telanjang bulat berjalan keluar dari kamarnya dan menyusuri samping taman villa ini. Ia mungkin masih tidak percaya betapa beruntungnya bisa menikmati empat gadis muda dan cantik seperti kami sekaligus.

Sekitar setengah jam kemudian kami berempat sudah siap dan segera berangkat berjalan ke arah hutan yang tidak jauh dari villa..


~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Woohoo....
What an awesome reverse gangbang....
Pak Somad menang banyak....
Tapi bro, tega amat teaser nya
Makes me curious of what will they find at the woods....

Something fun I imagine....

Hahaha
 
Ini yang ane bisa simpulkan dr cerita semacam ini


1. Cerita macam ini gak akan berakhir dan akan selesai bila si penulis sudah kehabisan akal

2. Gampang diakhiri. 1 atau paragraf juga cukup.
Well...
Everyone with their own style, bro....
Let's just enjoy it...
 
Asyik. Di tunggu nanti malam

Iya hu, dah tayang. :cendol:

Hell yeah....
Selina is back...
Beware old man...
Better get some some extra juice before get into action...

Yeah bro. :D

Gabisa skrng hu ? Dah di ujung tombak nih

Udah tayang ni hu :cendol:

Terimakasih suhu update nya.

Sama2 hu :beer:

Ini yang ane bisa simpulkan dr cerita semacam ini


1. Cerita macam ini gak akan berakhir dan akan selesai bila si penulis sudah kehabisan akal

2. Gampang diakhiri. 1 atau paragraf juga cukup.

Waduh suhu satu ini komennya koq begini ya tiap ane update. Ampun bang jago :Peace:

Pengen jadi pak somad rasanya:(:(:(

Hahaha, soalnya enak ya hu dikeroyok gadis2. :genit:

Woohoo....
What an awesome reverse gangbang....
Pak Somad menang banyak....
Tapi bro, tega amat teaser nya
Makes me curious of what will they find at the woods....

Something fun I imagine....

Hahaha

Haha, save the adventure for next part bro. Need to rest too, just like Somad after that sex with 4 ladies.:cool:

Waaah..PS5 nih..pesta sex 5 orang..hehe

Haha, PS5. Bisa aja suhu. :D

makasih updet lanjutannya @thanosduh

Sama2 hu :beer:

Mantap suhuu ceritanya

makasih hu :cendol:

Wewww suhuu @thanosduh
Update yang mantapp..

Ngga percuma menunggu berminggu Minggu hahaha

thank you hu :beer:
iya, maklum RL harus didahuluin. hehe

mantap suhu di tggu lanjutnya

thanks hu :cendol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd