Pertarungan Singa vs Singa
Karena panggilan dari laki mantan gue dari dapur, kami buru2 berkemas agar dia tidak curiga. Gue menyuruh mantan gue keluar duluan. kemudian gue menyusul.
"Ayo, silakan duduk. nanti nasinya terlanjur dingin."
Lakinya mempersilakan kami duduk untuk memulai makan malam. Cumil duduk di sebelah kanan lakinya, sedangkan gue duduk berhadapan dengan lakinya. dari posisi tersebut gue masih dengan mudah menikmati payudara mantan gue yang telah dibungkus gaun tidur satin. Busyet..... ranum banget susu itu. tadi gue belum puas menikmatinya karena takut ketahuan, kata gue dalam hati.
"Gimana Fir, enak pempek susunya?"
Pertanyaan laki mantan gue membuyarkan lamunan gue akan kemolekan tubuh istrinya.
"Emang ada pempek susu ya bang? kenapa tidak dihidangkan?"
Jawaban gue membuat lakinya ketawa
"ha... ha..... Abang becanda aja. ayo dilanjutin makannya."
Gue melihat wajah mantan gue sedikit memerah. Jantung gue mendadak berdebar. Jangan2 lakinya tau apa yang terjadi di kamar tadi. Namun gue tetap mencoba tenang. Gue suap nasi dengan lahap karena memang gue sedang lapar.
"Yumil.... yumil..... ikut pergi arisan gak?"
Mantan gue pergi ke depan dan membukakan pintu untuk tamu.
"Iya tek jum. tunggu sementar ya, yumil ganti baju dulu."
Mantan gue lalu menuju ke kamarnya yang bersebelahan dengan dapur. Tak beberapa menit kemudian dia keluar dengan mengenakan gamis dan jilbab yang dalam. Namun jilbab dalamnya tidak bisa menutupi kemolekan tubuhnya. Payudaranya yang montok mencuat indah dibalik jilbabnya. Mantan gue menuju ke arah lakinya dan mencium tangan lakinya.
"Yumil pergi arisan dulu ya bg. nanti pulang arisan biar yumil yang beresin mejanya."
Lakinya mencium kening istrinya. Cumil berlalu dihadapan gue. Mata gue masih belum lepas dari susu yang bergelayutan di dadanya, walau telah ditutupi jilbab lebar. "Dasar lonte, jilbabnya aja yang lebar, pepek loe kasih juga sama lelaki lain." Gumam gue dalam hati
Sekarang tinggal gue dengan laki mantan gue di ruang makan. kami melanjutkan makan malam kami dengan keheningan. beberapa saat kemudian laki mantan gue berdiri dan mencuci tangannya di wastafel. setelah mengelap tangannya dengan tissue yang ada dekat wastafel dia menuju ke arah gue.
praaaak...... praaaaak..... dua tamparan mendadak mendarat di pipi kanan dan kiri gue.
"Anj*ng loe, udah gue kasih tempat nginap biar loe gak kedinginan, istri gue loe kerjain juga." cuuuiih... tak hanya tamparan, tetapi air ludahnya juga mendarat di jidat gue.
"Sabar bang. kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik."
gue berdiri dari tempat duduk dan berusaha menenangkan lakinya.
"bajingan loe..." laki mantan gue berusaha memukul muka gue dengan tangan kanannya. gue menghindar dari pukulannya dan menendang perutnya. tendangan gue tepat mengenai perutnya dan dia meringis kesakitan di lantai. melihat lawan gue kesakitan di lantai, gue lalu menghampirinya dan menarik krah bajunya. gue seret dia dengan krah bajunya dan gue sandarkan ke dinding.
"Trus loe gak terima. Mau loe apa? hmmmm.... gue punya ide gimana klo loe melihat tontonan gratis istri loe gue kerjai semalaman dengan tangan terikat? atau kalo loe mau yang sama2 nikmat, kita berbagi ranjang malam ini. Judulnya Cumil melayani dua lelaki yang mengaguminya. Gimana? kayak sinetron kan? ups maksud gue kayak cerita film semi jepang. come on bro, nikmati hidup ini. Jangan biarkan aktivitas ranjang loe dingin. gue yakin loe bakal semakin bergairah ama bini loe yang montok itu..... he.... "
"Bajingan loe, loe fikir istri gue lonte?"
Laki mantan gue mendorong gue sekuat tenaganya. gue terseret sampai ke bawah meja makannya. kuah gulai yang ada di meja makan tumpah. Kepala gue terbentur di sudut meja makan dan merasa sedikit pusing. lelaki itu menendang perut gue dua kali. Dia kemudian mengunci leher gue dengan tangannya dan merapatkan ke dadanya. gue makin sulit bernafas.
"Anj*ng loe. loe fikir istri gue lonte?"
Lakinya mengulangi pertanyaannya. Dia marah besar gue merendahkan istrinya.
"Chumil bukan lonte bro, tapi dia lebih nikmat dari lonte. Klo lonte itu memeknya udah melar bro udah gak berasa. Klo memek chumil masih menjepit dan berdenyut.... he.... he..."
"Susunya juga masih ranum. btw... loe rajin nyusu ya? dulu waktu masih ama gue susu chumil gak segede itu. mana ada lonte yang susunya masih ranum. makanya gue ingin nikmatin istri loe sekali lagi... he...."
Nafsu memang udah benar2 menyelimuti fikiran gue, sehingga gue berani mengucapkan kata2 itu kepada laki mantan gue.
"Hmmm.... besar juga nyali loe ya. Tapi loe harus mempertanggungjawabkan perbuatan loe tadi."
"Gini aja bro, tadi gue pake bini loe, besok loe juga bisa pakai bini gue. gimana deal?"
"Hmmm.... boleh juga usul loe, tapi gue belum pernah liat bini loe. mana tau bini loe kayak babu.....he"
Anj*ng kali laki mantan gue ni. kali ini dia yang merendahkan istri gue.
"Bentar bro, saya kasih liat foto istri gue."
Gue lalu berlalu ke kamar gue dan mengambil HP dengan langkah terhuyung karena menahan sakit di perut. Lelaki itu mengikuti gue dari belakang.
"nih istri gue. Susunya emang gak se besar punya istri loe, tapi dia pandai servis cowok di ranjang. loe bakal mati kenikmatan"
Gue memperlihatkan foto istri gue yang sedang pakai lingeri putih. Difoto itu istri gue nyaris bugil. fotonya pun menggoda sangat karena gue ambil setelah gue entotin dia.
"Boleh juga istri loe, tapi loe harus nambah. maksud gue tukar tambah....he.... gimana?"
"maksud loe?"
"Kan loe sendiri tadi yang bilang kalau susunya gak sebesar punya chumil. dan tadi loe udah melahap habis2 an susu istri gue. Sekarang loe berani tambah berapa?"
"Oke deh. gue tambahin sejuta? deal"
"No deal. tambahin 5 juta."
"Apa? lonte aja gak segitu bro harganya."
"Istri gue kan gak lonte. memeknya masih sempit dan toketnya masih ranum. Tambahin 5 juta atau klo loe gak mau, loe boleh angkat kaki dari rumah ini sekarang. o ya, jangan lupa buka semua baju dan celana yang loe pakai. loe punya waktu 10 hitungan untuk memutuskannya."
"1, 2, 3"
Kurang asem banget nih orang. dia tau klo posisi gue sedang sulit. mana mungkin gue pulang dengan bertelanjang. mana hari hujan lagi. motor gue juga rusak.
"6, 7,8"
"Ok bg deal. tapi gue mau nikmatin chumil satu kali lagi. Soalnya tadi nanggung banget bang."
"boleh. tapi mana duit loe 5 juta.... he..."
Gue ambil amplop yang ada di dalam tas gue. isinya 2 ikat duit 50 ribu.
"Ini bg. 5 juta buat lonte loe....he"
"Hmm... thanks.. jadi loe benar2 ingin nikmatin tubuh bini gue lagi. nanggung tadi ya? emang kontol loe masih sanggup ngacung? he...."
Asem ni orang. Kontol gue emang kecil tapi liar bro, ucap gue dalam hati.
"Iya bg, gue penasaran banget ama tubuh istri abang. dulu waktu pacaran gue gak sempat nikmatin chumil. bahkan untuk nyusu aja gak dikasih."
"he... he... dasar loe aja yang culun, makanya chumil ninggalin loe dan lebih milih gue. Gue aja waktu jalan ama chumil hampir tiap ketemuan dikasih mimik... he...."
benar juga kata lakinya chumil. gue mungkin emang kurang berani waktu pacaran. Secara chumil kan make jilbab, jadi gue agak ragu2. tapi ya udah lah. nasi udah jadi bubur.
"tapi loe gak bisa gratis nikmatin tubuh chumil. mesti ada tantangannya."
"Tantangannya apa bg?"
"Kita taruhan. nanti malam ada pertandingan U 16 Vietnam vs Indonesia. Klo loe menang, chumil milik loe malam ini. Tapi kalo loe kalah, 5 juta yang tersisa di tas loe jadi milik gue. Gimana?"
Gue berfikir sejenak. fikiran gue emang benar2 telah dipenuhi nafsu. Secara waktu pacaran gue belum pernah menjamah chumil. Lagi pula duit 10 juta itu juga hasil 'dunia hitam'.
"ok deal bg. tapi biar lebih seru gue punya usul. Misal gue megang Vietnam, nah kalo Vietnam gol, gue boleh ngapain aja ama chumil dan abang gak boleh marah."
"Boleh apa aja, selain ngentotin memeknya. loe hanya boleh ngentotin memeknya kalo Vietnam menang atas Indonesia. Deal?"
"Ok bang, deal."
Laki mantan gue kemudian keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu. Tak beberapa lama kemudian chumil masuk sepulang dari arisan. Mereka berdua gue lihat langsung menuju kamar tidur mereka. entah apa yang akan mereka bicarakan.
TUNGGU EPISODE SELANJUTNYA
VIETNAM VS INDONESIA U16 he...