Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Seruling Bambu

Karina Mbak Astrid, Rupane sifate podo, 11 12, Siji Madiun, Siji Magetan 27,3 Km, jarak tempuh 38 Menit, Siji Paidjo Siji Bimo, podo "O" akhirane, Lubang suling 7
11, : 2
1, : 1
1, : 1
27,3 : 12 : 3
38 : 11 : 2

7. : 7
Kesimpulanne :
iki kisah wong loro (bimo,karina) Sing nyimpen 1 Misteri ning 1 keluarga, sing nglibatno 3 keluarga, (keluarga marna,sutanto lan kel karina) sing dipecahno wong 2 kae, setelah entuk 7 pitulungane si @Pemancingmimpi

2,1,1,3,2,7

Dadi munie, Re, do, do, mi, do, do, si...

ngono tah nger @Pemancingmimpi
wong gedhe kuwi bebas yo

re,do,do,mi,do,do,si

Renio... Rennio
iki dodoku .... Iki dodoku
Ayo mrinio... Ayo mrinio
iki dodoku.... Iki dodoku
bimo karina... Bimo karina
ayo dilanjut... Ayo dilanjut

Kapan om areke berubah profesi jd bandar togel,:Peace:
 
Sik sik.. Tak mikir sik hubungane Kirana karina mbe Bima...emm Hu ngapunten nggih sederenge.. Ngopo Niku mas Bima mboten kemutan kali kirana, menawi kirana niku saudari kembar karina.. Perawakane kirana kalih karina niku mboten bedo adoh..

Nyuwun sewu nggih..
 
SERULING BAMBU



BAB 08
DEWI ANGIN



Hari itu, Bima membuka buka lembaran album foto lama keluarga Karina.
Ada beberapa foto lama Kirana dan Karina yang lama saat masih kecil.

Dua2nya cantik menggemaskan, cuma ada semacam keanehan…
Setiap wajah Kirana bampak seolah buram…

Bima jadi teringat bagaimana setiap penampakan Kirana dalam mimpinya seolah diakhiri dengan tubuhnya memburam sudah itu semakin buram.dan menghilang…..

"Itu foto Kirana mas….
Cantik ya, mmmm kayaknya mas juga tahu kalau Kirana sangat cantik… "

"Mmm yaa…
Cantik sekali…
Tapi Karina juga cantik kok…. Mmm"

"Mmm iya deh mas…..
Mmm.. mas, bisa ceritain kenapa mas tahu Kirana dan kenapa itu suling bambu ada ditangan mas ?"

"Sebelum cerita, boleh tahu kenapa semua orang di rumah ini kenal dengan suling ini ?"

"Gimana ya ceritanya, mmmm mas nanti sore mas nanya2 deh ke ibu atau bapak ya…
Bukan apa, soalnya ini suling ada sejak Karina dan Kirana masih bayi…
Jadi yang tahu ceritanya ya bapak dan ibu mas…."

"Ok deh… ga papa kok, duh yuk jalan2 saja keliling desamu ini, kali2 ada yang jual bakso, pengen makan bakso soalnya. Suntuk dirumah terus…."

"Hhmmm ayuk mas…. Pamitan dulu ya…."

"Iyalah masa ngeloyor saja di rumah orang….
Bisa2 dilaporin ke rumah bonyok aku dihajar bapakku ha ha ha"


***

Desa tempat Karina tinggal merupakan desa yang sudah sangat berkembang. Mungkin karena merupakan ibukota kecamatan kali ya….

Pasarnya juga besar…
Ruko2 berjajar di pinggir jalan…
Sudah ada beberapa supermarket bahkan…

Rumah Karina ga dipinggir jalan besar sih cuma dekat saja, paling juga beberapa ratus meter dari pusat keramaian itu.

Karina mengajak Bima makan di Bakso langganannya yang selalu dia kunjungi bila pulang ke rumah nya.

Tempat makan bakso itu mungkin enak betulan, soalnya ramai sekali yang beli. Karina dan Bima harus rela berdiri dulu antri untuk dapat tempat makan yang sebenarnya sudah cukup banyak dan memadai, tapi karena yang beli membludak ya gimana lagi…

Tempat makan yg layak dicoba ya begini ini, meski tempatnya kurang nyaman kalau sampai yang beli membludak dan harus antri, itu pasti enak… pakai banget banget banget….

Tadinya Bima ga percaya kalau bakso ini enak, cuma melihat perjuangan untuk memebelinya begitu luar biasa, maka meski belum makan juga, Bima yakin penilaian Karina ga akan salah.

Tiba2…..

"Eeehhh Karina sayang, kapan datang ? Kok ga kasih kabar sama mas sih ?"

Tampak seorang pemuda menyapa Karina, dibelakangnya ada 2 orang pemuda lagi yang entah kenapa Bima merasa mereka tak begitu bersahabat ditinjau darintatapan mata mereka yang tak lepas2 dari wajah Bima.

Bima tenang2 saja dan menunggu reaksi Karina.
Sebenarnya sejak tadi Bima sudah merasakan tatapan mata mereka, terutama pamuda yang menyapa Karina begitu sengit ….

Karina menoleh karena tadi membelakangi pemuda tadi. Wajah Karina berubah jadi memerah karena sesuatu yang ditahannya…

"Iiisssh memangnya siapa kamu hei? Datang2 panggil sayang, mana minta dikabari lagi Karina dimana ?"

"Duuh pacarku ini makin cantik saja kalau marah"

"Iisssh…. Pacar2 enak saja ngaku2 pacar…
Kamu itu ngaca kali dulu….
Pake cermin yang besar, pantes ga ?"

Entah bagaimana ceritanya tiba2 si pemuda tadi memegang tangan Karina dan seolah menariknya untuk dipeluknya…

TAPP…

"Hei mas, kalau sama wanita mbok ya yang sopan dikit lah"

Sambil berkata Bima memegang tangan pemuda yang menarik Karina dan untung dengan cekatan Karina melepaskan diri atau sepertinya pemuda tadi kesakitan dan melepaskan pegangannya terhadap tangan Karina….

Dengan sedikit gerakan, tiba tiba pemuda itu menjerit….

"Hhhhaaaaaduuuuuuhhhhhh"

"Cepat minta maaf kamu sama Karina"

"Ddduuuhhh kamu siapa kok berani2nya ngurusi urusan kami ?"

"Saya calon Suaminya kenapa ? Haaa"

Sekali lagi Bima memutar pergelangan si pemuda…

"Hayo minta maaf, cepaaat"

"Iiyaaaa iyyaaaa…
Karina saya mintaaa maaaaaaaafffffff"

Pemuda tadi minta maaf sambil berteriak karena Bima menambahkan puntirannya di saat terakhir.
Kemudian Bima melepaskan pegangannya...

Rupanya pemuda tadi belum kapok juga…

Dirinya berbalik arah dan tiba2 memukul Bima sambil berteriak "serbuuuuu"
Temannya yang 2 tadi ikut menyusul menyerang Bima.

Bima tenang saja, dengan sedikit bergerak dirinya berkelit dan menangkap tangan yang memukulnya memutarnya sehingga pada saat teman2 pemuda tadi pukulannya datang maka yang menyambut pukulan itu adalah muka pemuda yang pertama.

Bima kemudian membalas pukulan tersebut dengan pukulan dan tendangan….
Kedua pemuda tadi penasaran dan membalas pukulan bima…
Lagi2 yang kena tetap kawannya sendiri…

BAG BUG BAG BUG….
PROK PROK…
PLAK
"Cuuuk ****** raimu gendheng cuuuk……"
"Adaooowwww… cuuukkk wes mandek rek mendek cuuk"

Bima masih saja mmemukul dan menendang teman pemuda tadi…

BAG BUG PLAK PLAK DUG DUG...

Tapi keduanya susah membalas…
Akhirnya tumbang juga keduanya….
Eh ketiganya…
Yang satu ssudah tumbang dari tadi…

"Piye mas…..?
Lanjut …?"

Entah bagaimana Bima menemukan sebatang kayu sebedar lengan dan mematahkannya didepan pemuda2 tadi…

"Ketemu aku lagi tak patahin kakimu semua…. Paham !!!"

Entah kenapa kali ini Bima seolah tak main main bicaranya…
Wajahmya mengelam bengis matanya melotot memandang pemuda2 tadi…

Langsung ciut mereka…
Menyembah2…

"Iya mas kapok aku… kapik mas… iya mas"
"Sana pergi..!!!"

BRUUUAAAAKKKK

Sambil berkata Bima mambanting potongan kayu tadi dan entah kenapa kayu tadi remuk ….

Langsung saja pemuda2 tadi ngibrit lari tunggang langgang…

Wajah Bima berangsur pulih menjadi begitu menawan lagi, sambil garuk2 kepala dia minta maaf kepada seluruh pengunjung yang ada…

"He he he, maaf tadi menganggu para pembeli… maaf pak…. Sorry kayunya yang disana itu remuk pak…"

Bima membungkuk minta maaf kepada penjual bakso yang melotot kaget.

Bagaimana tidak kayu yang dimaksud Bima tadi adalah kayu jati yang dipakainya pasak untuk menahan tenda waktu berjualan dulu, saat tendanya diganti dengan yang lebih besar kayu itu dibiarkan karena tak ada yang bisa nyabut kecuali digali dulu dan itu susah karena sudah diplester sekelilingnya.

Mencabutnya saja sulit, apalagi mematahkannya kemudian meremukkannya…
Tentu saja penjual bakso bisa nya melet2 saking kaget dan kagumnya…

Lagian Bima tadi memang kayak buto cakil, wajahnya merah membara penuh hawa amarah yang bengis dan matanya melotot membesar bulat mengerikan…

"Duuh den, gapapa den, itu kayu memang pengennya dicabut, cuma ga ada yang kuat den. Lagipula mmm pemuda2 tadi berandalan semua suka makan ga bayar den, sekali2 dikasih pelajaran lah…"

"Duuh makasih pak, kalau memang harus saya ganti bilangnsaja pak, oh ya sayang, kita makan dirumah saja ya, dibungkus ga enak sama pengunjung lainnya…."

"Eeh baik mas…. Pak kami bungkus saja deh 6 ya pak ?"

"Kok 6?"

"Lha orang rumah apa ga dibelikan mas ?"

"Eh ya ding ha ha ha … 6 bungkus pak lupa sama yang dirumah.. He he he"

"Baik den, sebentar ya…"

Bimapun garuk2 kepala karena likat dan ga enak saja….
Mirip kaya murid eyang sinto gendeng dia memang…

"Ini den baksonya, makasih ya sudah memberi pelajaran berandal2 tadi, dulu ada dewi angin Kirana yang suka nggebuki mereka pake suling…..

Haaah, cuma orang baik umurnya pendek den…
Kasihan"

Bima yang melihat Karina bersedih tak memperpanjang kata2…

"Terima kasih pak, mari pak….."

"Monggo den monggo…."

Ada satu info menarik tentang Kirana yang tercatat di benak Bima, gadis yang cantiknya bak bintang yang gilang gemilang itu ternyata gadis pendekar rupanya dan senjatanya sebuah suling bambu.

Khas keturunan Sumarna, semua data di kepala kala tak ada tambahan data hanya tersimpan rapih di benaknya. Cukup itu nanti kalau ada info lagi ya dibuka lagi...


***

Ha ha ha …..
Ceritanya kok jadi kayak cerita silat gini ya….
Ha ha ha
Ga tahu lah…
Pokoknya lanjut saja….

Gimana jempol dengan jiwa srayanya mengetik di hp sajalah…

Ha ha ha

Salam Edan E
 
SERULING BAMBU



BAB 08
DEWI ANGIN



Hari itu, Bima membuka buka lembaran album foto lama keluarga Karina.
Ada beberapa foto lama Kirana dan Karina yang lama saat masih kecil.

Dua2nya cantik menggemaskan, cuma ada semacam keanehan…
Setiap wajah Kirana bampak seolah buram…

Bima jadi teringat bagaimana setiap penampakan Kirana dalam mimpinya seolah diakhiri dengan tubuhnya memburam sudah itu semakin buram.dan menghilang…..

"Itu foto Kirana mas….
Cantik ya, mmmm kayaknya mas juga tahu kalau Kirana sangat cantik… "

"Mmm yaa…
Cantik sekali…
Tapi Karina juga cantik kok…. Mmm"

"Mmm iya deh mas…..
Mmm.. mas, bisa ceritain kenapa mas tahu Kirana dan kenapa itu suling bambu ada ditangan mas ?"

"Sebelum cerita, boleh tahu kenapa semua orang di rumah ini kenal dengan suling ini ?"

"Gimana ya ceritanya, mmmm mas nanti sore mas nanya2 deh ke ibu atau bapak ya…
Bukan apa, soalnya ini suling ada sejak Karina dan Kirana masih bayi…
Jadi yang tahu ceritanya ya bapak dan ibu mas…."

"Ok deh… ga papa kok, duh yuk jalan2 saja keliling desamu ini, kali2 ada yang jual bakso, pengen makan bakso soalnya. Suntuk dirumah terus…."

"Hhmmm ayuk mas…. Pamitan dulu ya…."

"Iyalah masa ngeloyor saja di rumah orang….
Bisa2 dilaporin ke rumah bonyok aku dihajar bapakku ha ha ha"


***

Desa tempat Karina tinggal merupakan desa yang sudah sangat berkembang. Mungkin karena merupakan ibukota kecamatan kali ya….

Pasarnya juga besar…
Ruko2 berjajar di pinggir jalan…
Sudah ada beberapa supermarket bahkan…

Rumah Karina ga dipinggir jalan besar sih cuma dekat saja, paling juga beberapa ratus meter dari pusat keramaian itu.

Karina mengajak Bima makan di Bakso langganannya yang selalu dia kunjungi bila pulang ke rumah nya.

Tempat makan bakso itu mungkin enak betulan, soalnya ramai sekali yang beli. Karina dan Bima harus rela berdiri dulu antri untuk dapat tempat makan yang sebenarnya sudah cukup banyak dan memadai, tapi karena yang beli membludak ya gimana lagi…

Tempat makan yg layak dicoba ya begini ini, meski tempatnya kurang nyaman kalau sampai yang beli membludak dan harus antri, itu pasti enak… pakai banget banget banget….

Tadinya Bima ga percaya kalau bakso ini enak, cuma melihat perjuangan untuk memebelinya begitu luar biasa, maka meski belum makan juga, Bima yakin penilaian Karina ga akan salah.

Tiba2…..

"Eeehhh Karina sayang, kapan datang ? Kok ga kasih kabar sama mas sih ?"

Tampak seorang pemuda menyapa Karina, dibelakangnya ada 2 orang pemuda lagi yang entah kenapa Bima merasa mereka tak begitu bersahabat ditinjau darintatapan mata mereka yang tak lepas2 dari wajah Bima.

Bima tenang2 saja dan menunggu reaksi Karina.
Sebenarnya sejak tadi Bima sudah merasakan tatapan mata mereka, terutama pamuda yang menyapa Karina begitu sengit ….

Karina menoleh karena tadi membelakangi pemuda tadi. Wajah Karina berubah jadi memerah karena sesuatu yang ditahannya…

"Iiisssh memangnya siapa kamu hei? Datang2 panggil sayang, mana minta dikabari lagi Karina dimana ?"

"Duuh pacarku ini makin cantik saja kalau marah"

"Iisssh…. Pacar2 enak saja ngaku2 pacar…
Kamu itu ngaca kali dulu….
Pake cermin yang besar, pantes ga ?"

Entah bagaimana ceritanya tiba2 si pemuda tadi memegang tangan Karina dan seolah menariknya untuk dipeluknya…

TAPP…

"Hei mas, kalau sama wanita mbok ya yang sopan dikit lah"

Sambil berkata Bima memegang tangan pemuda yang menarik Karina dan untung dengan cekatan Karina melepaskan diri atau sepertinya pemuda tadi kesakitan dan melepaskan pegangannya terhadap tangan Karina….

Dengan sedikit gerakan, tiba tiba pemuda itu menjerit….

"Hhhhaaaaaduuuuuuhhhhhh"

"Cepat minta maaf kamu sama Karina"

"Ddduuuhhh kamu siapa kok berani2nya ngurusi urusan kami ?"

"Saya calon Suaminya kenapa ? Haaa"

Sekali lagi Bima memutar pergelangan si pemuda…

"Hayo minta maaf, cepaaat"

"Iiyaaaa iyyaaaa…
Karina saya mintaaa maaaaaaaafffffff"

Pemuda tadi minta maaf sambil berteriak karena Bima menambahkan puntirannya di saat terakhir.
Kemudian Bima melepaskan pegangannya...

Rupanya pemuda tadi belum kapok juga…

Dirinya berbalik arah dan tiba2 memukul Bima sambil berteriak "serbuuuuu"
Temannya yang 2 tadi ikut menyusul menyerang Bima.

Bima tenang saja, dengan sedikit bergerak dirinya berkelit dan menangkap tangan yang memukulnya memutarnya sehingga pada saat teman2 pemuda tadi pukulannya datang maka yang menyambut pukulan itu adalah muka pemuda yang pertama.

Bima kemudian membalas pukulan tersebut dengan pukulan dan tendangan….
Kedua pemuda tadi penasaran dan membalas pukulan bima…
Lagi2 yang kena tetap kawannya sendiri…

BAG BUG BAG BUG….
PROK PROK…
PLAK
"Cuuuk ****** raimu gendheng cuuuk……"
"Adaooowwww… cuuukkk wes mandek rek mendek cuuk"

Bima masih saja mmemukul dan menendang teman pemuda tadi…

BAG BUG PLAK PLAK DUG DUG...

Tapi keduanya susah membalas…
Akhirnya tumbang juga keduanya….
Eh ketiganya…
Yang satu ssudah tumbang dari tadi…

"Piye mas…..?
Lanjut …?"

Entah bagaimana Bima menemukan sebatang kayu sebedar lengan dan mematahkannya didepan pemuda2 tadi…

"Ketemu aku lagi tak patahin kakimu semua…. Paham !!!"

Entah kenapa kali ini Bima seolah tak main main bicaranya…
Wajahmya mengelam bengis matanya melotot memandang pemuda2 tadi…

Langsung ciut mereka…
Menyembah2…

"Iya mas kapok aku… kapik mas… iya mas"
"Sana pergi..!!!"

BRUUUAAAAKKKK

Sambil berkata Bima mambanting potongan kayu tadi dan entah kenapa kayu tadi remuk ….

Langsung saja pemuda2 tadi ngibrit lari tunggang langgang…

Wajah Bima berangsur pulih menjadi begitu menawan lagi, sambil garuk2 kepala dia minta maaf kepada seluruh pengunjung yang ada…

"He he he, maaf tadi menganggu para pembeli… maaf pak…. Sorry kayunya yang disana itu remuk pak…"

Bima membungkuk minta maaf kepada penjual bakso yang melotot kaget.

Bagaimana tidak kayu yang dimaksud Bima tadi adalah kayu jati yang dipakainya pasak untuk menahan tenda waktu berjualan dulu, saat tendanya diganti dengan yang lebih besar kayu itu dibiarkan karena tak ada yang bisa nyabut kecuali digali dulu dan itu susah karena sudah diplester sekelilingnya.

Mencabutnya saja sulit, apalagi mematahkannya kemudian meremukkannya…
Tentu saja penjual bakso bisa nya melet2 saking kaget dan kagumnya…

Lagian Bima tadi memang kayak buto cakil, wajahnya merah membara penuh hawa amarah yang bengis dan matanya melotot membesar bulat mengerikan…

"Duuh den, gapapa den, itu kayu memang pengennya dicabut, cuma ga ada yang kuat den. Lagipula mmm pemuda2 tadi berandalan semua suka makan ga bayar den, sekali2 dikasih pelajaran lah…"

"Duuh makasih pak, kalau memang harus saya ganti bilangnsaja pak, oh ya sayang, kita makan dirumah saja ya, dibungkus ga enak sama pengunjung lainnya…."

"Eeh baik mas…. Pak kami bungkus saja deh 6 ya pak ?"

"Kok 6?"

"Lha orang rumah apa ga dibelikan mas ?"

"Eh ya ding ha ha ha … 6 bungkus pak lupa sama yang dirumah.. He he he"

"Baik den, sebentar ya…"

Bimapun garuk2 kepala karena likat dan ga enak saja….
Mirip kaya murid eyang sinto gendeng dia memang…

"Ini den baksonya, makasih ya sudah memberi pelajaran berandal2 tadi, dulu ada dewi angin Kirana yang suka nggebuki mereka pake suling…..

Haaah, cuma orang baik umurnya pendek den…
Kasihan"

Bima yang melihat Karina bersedih tak memperpanjang kata2…

"Terima kasih pak, mari pak….."

"Monggo den monggo…."

Ada satu info menarik tentang Kirana yang tercatat di benak Bima, gadis yang cantiknya bak bintang yang gilang gemilang itu ternyata gadis pendekar rupanya dan senjatanya sebuah suling bambu.

Khas keturunan Sumarna, semua data di kepala kala tak ada tambahan data hanya tersimpan rapih di benaknya. Cukup itu nanti kalau ada info lagi ya dibuka lagi...


***

Ha ha ha …..
Ceritanya kok jadi kayak cerita silat gini ya….
Ha ha ha
Ga tahu lah…
Pokoknya lanjut saja….

Gimana jempol dengan jiwa srayanya mengetik di hp sajalah…

Ha ha ha


Salam Edan E
Mantap jiwaaaaaa
 
Terserah tu jari ma jiwa arahnya kemana2, mau jd pendekar jg gak apa2 kan mau ikut jejak gitar kelana hihihihihi. Lanjut lg biar tambah edan, salam edane :beer::beer::beer::beer:
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd