Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Seruling Bambu

Sulinge kan wes muni ki @Hiukali,
Re Do Do Mi Do Do Si, iso diartikno
Renio iki Dodo (kuah) mie, (gandengane bakso mesti onok Mie ne) Dodo (kuah) di Si... Ramno nang Preman kuwi,
di transfer rumusan
211 3 11 7 = 4 + 3 + 9 = 7 + 9 = 16
1 6 = 7
lo kan mesti entuk ongko 7, tulungan ngerr @Pemancingmimpi
dadi 7 dadi rumusan Magical
Bilangan Ganji yo bilangan Prima
7 : 2 = 3 sisa 1
3 ibarate, Bimo, Karina, Kirana
1 ibarat, kirana sing Gak ketok (ngimpi)
Kesimpulane, iki cerito soko @Pemancingmimpi
spean ngerti rung, aku sing nulis, mboh iki nulis opo, dowooooo pisan
😂😂😂😂

Analisamu kuwi koyo kuliah matematika terapan...cuman sayange iki faktor elemen independent e ora mung suling lho,,, cobo amati kalimate kirana ben ngetok nang bimo,, mosok ujug ujug kenthu,,, opo ra nggawe cawet kuwi si demit e kirana...cobo podo di cek @areke
 
SERULING BAMBU



BAB 09
PENIUP SULING



2 hari di desa Purwoasri Kediri tempat tinggal Karina benar2 luar biasa pengalaman dan berita atau kabar yang diperoleh oleh Bima. Setidaknya soal Karina dan Kirana saja sudah membuatnya kaget luar biasa…

Belum lagi soal seruling bambu yang datang lewat mimpinya yang ternyata senjata buat nggebug lawan2 berkelahi bagi Kirana.

Dari foto2nya Bima seolah tahu, Kirana berbeda sejak awal setidaknya sejak usia kanak2. Dan pasti ada cerita dibalik itu. Cuma seperti biasanya khas keturunan Sumarna, Bima pandai sekali menyimpan semua data dan menutupnya seolah tak ada yang diketahuinya.

Sama sekali tak tampak wajah kepo Bima yang karena penasaran ingin mengorek2 keterangan bahkan soal pemuda2 berandalan di warung atau kios Bakso kemaren siang tak pernah diungkitnya.

Bima secara bijaksana membiarkan Karina sendiri yang memilih menutupinya atau menjelaskannya kepadanya. Bahkan dari petang sampai menjelang tidur kemaren Bima sama sekali bertingkah seolah tak ada apa2 siang hari itu.

Dan nampaknya Karina sangat berterimakasih kepadanya dengan tak mengungkit2 cerita siang itu di meja makan saat makan malam bersama keluarga Karina.

Sarapan tadi pun tidak.
Hanya ternyata ada cerita yang tak kalah menarik yang disampaikan oleh bapak Karina, soal pasukan majapahit yang porak poranda oleh seorang peniup suling.

Entah cerita itu benar entah salah atau hanya khayalan semata. Diceritakan artinya masih katanya, bahwa sang peniup suling memiliki ajian ilmu sakti bayu bajra yang bisa memporak porandakan sepasukan tentara majapahit dalam sekali tiup saja.

Jelas saja Bima meleletkan lidahnya…
Tercekat…
Pasukan Majapahit itu bukan pasukan biasa lah…
Panglimanya juga bukan panglima biasa…
Kalau pasukan biasa manalah mungkin menguasai nusantara yang dari ujung ke ujung ditempuh dalam 2 tahun lebih perjalanan kala itu.

Dulu sekali pasukan berangkat ya sudah…
Berapa tahun kemudian baru tahu menang kalahnya…
Menang dapat hadiah…
Kalah ya tinggal nama...

Ga kaya sekarang….
Begitu berangkat dipantau lewat satelit kalah dikit minta bantuan pesawat dikirim…

Lah kalau pasukan model tempe sekali dikebut kocar kacir apa ya bisa diandalkan ?

Cuma itulah pikiran Bima seorang…
Tampak luar Bima tenang2 saja seolah mendengarkan cerita pengantar tidur sajalah…
Lagipula apalah susahnya menyenangkan orang tua yang sudah mau bercerita ?

Itulah didikan Sumarna pada anak2nya…

"Dengarkan orang cerita apa saja, kalau bohong juga dengarkan saja, nanti pasti ada yang bisa diambil dari ceritanya.

Kalau bohongnya luar biasa berarti kamu kedepan harus hati2 sama orang itu…
Kalau bener dan bohon nyampur, kamu harus lebih hati2 lagi, sebab dia punya kecerdasan mengangkai kata bohon dan jujur jadi satu, munafik itu..
Kalau bener, kamu bisa pakai dia sebagai teman

Itu nikmatnya mendengarkan nak…"

Itulah Bima….
Jarang sekali dia berbicara…
Sekalinya berbicara juga dipikir banget sekalipun dengan kecepatannya berfikir bisa seolah spontanitas belaka…

Sampai suatu ketika bapak Karina bercerita soal keturunan peniup suling tadi yang ternyata masih kakek Karina dari ibu nya…

"Kakek Karina sangat sayang sama Kirana dan Karina, waktu itu baru merekalah cucunya adek2 Kirana dan Karina belum lahir.

Karina dan Kirana suka mendengarkan kakeknya meniup seruling, cuma hanya Kirana yang mau belajar meniup seruling. Karina disuruh sama kakeknya tetap ga mau."

"Kenapa ga mau pak ? Khan enak bisa ada pelampiasan kalau stress… he he he"

"Ha ha ha bapak juga ga tahu, katanya nafasnya sesak kalau belajar niup seruling nak, gitu katanya"

"Sesak…? Memang umur berapa waktu itu kok gitu saja sesak ?"

"Mmmm sejak kecil bahkan sejak bayi mereka berdua berbeda nak, Karina sakit2an beda dengan Kirana, sehingga perlakuan kami pada Karina agak gimana ya… protektif lah bahasa sekarang.

Kami jaga makannya, minumnya juga Karina ga boleh jajan sembarangan, soalnya ususnya rantas nak, mmm istilahnya radang, tipis…. sedikit pedas makan sakit… paru2nya juga ga berfungsi normal sejak kecil jadi sering sessak nafas dia"

"Lho kakeknya tak tahukah kalau Karina sakit sesak nafas ?"

"Ya tahulah nak, cuma entah kenapa katanya meniup seruling bisa menyehatkan tubuh Karina gitu kakeknya punya prinsip.

Tapi mana kami tega memaksa anak yang ga mau belajar nak. Kirana tadinya ikutan ga mau karena kembarannya ga mau.

Kirana itu solider banget. Apa saja yang Karina ga boleh makan dia ikut ga makan. Pokoknya Kirana selalu menjaga perasaan Karina"

"Mmmm kok sekarang Bima lihat Karina sehat ya pak?"

"Itulah nak…

Kata dokter sih sakit Karina itu karena waktu dalam kandungan berebut gizi berdua, Karina dianggap kurang mendapatkan gizi yang diperlukan nak. Makanya lahir sakit2an.

Masih kata dokter juga, hidup sehat dan bersih akan membantu pemulihan jaringan yang tadinya ga sempurna tumbuh jadi sempurna.

Makanya atas saran itu bapak pindah kemari nak, hitung2 mendekati kakek neneknya Karina yang sudah sepuh biar ada yang merawat meski kami buat rumah sendiri bersebelahan. Disana itu dulu rumah kakek nenek Karina yang kami bongkar jadi taman dan kolam. Disini udaranya bersih dan segar bebas polusi, sehingga bisa membuat Karina berangsur sehat…

Cuma kata kakeknya beda…"

"Beda ?"

"Kata kakeknya ya gara2 tiap hari mendengarkan Kirana meniup seruling yang ada daya menyembuhkan nak, he he he ya sudah bapak iyakan saja nak, apa susahnya yang penting Karina akhirnya sehat betul menjelang SMA."

"Ha ha ha saya sependapat pak, yang penting sehat, lagian berbantah2an soal itu bikin sakit hati orang tua pak, dosa…. He he he"

"Ha ha ha iya nak…. Itu dulu pikiran bapak, hassshhh dulu kalau melihat Karina bapak kasihan sekali nak, sampai SMP dia itu banyak sakitnya daripada sehatnya…

Makanya SMP dia pindah kemari, alhamdulillah kemudian sehat, jadi meski rejeki desa, ya tetap bersyukur bapak nak.

Rumah di surabaya jadi kos2an…
Sekarang Karina tinggal disana sekalian mengawasi kos2an itu…"

"Ooww gitu ya… saya pikir pas Karina bilang rumahku ya maksudnya kosannya dia pak… Tahunya bener2 rumah bapak tho, ha ha ha"

"Lumayan nak, Karina kuliah biayanya ya dari sana lah nak, bapak pegawai kecil ini ha ha ha"

"Alhamdulillah pak… saya jadi paham kenapa bapak pindah kemari pak… tapi khan sawah bapak luas sekarang pak? Buat nambah2 penghasilan khan selain jadi pegawai ?"

"Ha ha ha itu warisan dari kakek neneknya Karina. Dulu sekali ya makan uang gaji plus hasil kos2an. Alhamdulillah sekarang ada tambahan nak ha ha ha pokoknya bapak bersyukur saja nak"

Obrolan2 ringan dengan orang tua Karina menambah hormat Bima kepada keluhuran budi bapak ibu Karina. Dari situ, Bima paham kenapa sekalipun teman2 Karina sedikit "nakal" Karina masih bisa menjaga diri.

"Eh pak… Bapak mau lihat seruling bambu yang ada pada saya ?"

"Hhhhaaaassshhh kalau boleh terima kasih nak, dulu Kirana meninggal ditabrak truk terpental hingga meninggal ditempat setelah kepalanya terbentur trotoar nak, suling itu dia pegang erat… hiiiks hiiks itulah sebabnya suling itu kami kuburkan bersama jasadnya…

Entah kenapa kok bisa nak Bima pegang, melalui mimpi pula memberikannya…
Bapak sampai sekarang ga paham kenapa dan bagaimana bisa itu terjadi"

"Sebantar pak saya ambil dulu…"


***


Bapak Karina memegang suling itu dan menimangnya kemudian dengan kecepatan tinggi diayunkannya suling itu menghantam batu hitam besar di taman dekat teras.

Bima jelas memekik kaget,

"Hhaaaaaahhh"

Bukan apa, bambu dihamtamkan kepada batu ya ga kebayang dalam benak Bima.
Remuukmm ini…

Ternyata…
Batu besar itu belah…

Bima hanya bisa melongo saja…
Bengong serasa ga percaya…

"Ha ha ha….
Kaget ya nak Bima ?"

"Lha gimana ga kaget pak…
Suling dari bambu bagus2 diadu sama batu hitam, dalam pikiran saya pasti remuk itu seruling….
Antara sayang dan kaget pak"

"Ha ha ha…
Bapak tadi kemakam Kirana dan tak ada tanda2 makam itu dibongkar.
Sejatinya bapak ga percaya cerita nak Bima karena seolah tak masuk akal….
Jadi pikir bapak, pasti sulingnya palsu…
Ternyata asli…
Hiks hiks hiks…
Maaf ya nak Bima…
Bapak jadi ingat Kirana nak…"

"Iya pak ga papa….
Cuma kenapa aslinya bapak yakin setelah dihamtamkan ke batu ?"

"Itulah….
Itulah suling yang memporak porandakan pasukan Majapahit yang dulu menyerang kediri nak…."

"Mmmm
Boleh saya yang mencoba memukul batu pakai seruling itu pak ?"

"Mmm ha ha ha silahkan nak, kamu persis sama denganku waktu pertama kalinya mendengar kisah seruling ini…
Silahkan nak, puaskan rasa penasaranmu "

Bima menerima seruling itu dan kemudian mengadunya batu hitam yang kelihatannya kokoh.

BLAARRR

Batu hitam itu remuk….
Bima meleletkan lidahnya…
Seolah tak percaya namun tetap harus percaya...

Bima terdiam lamaaaaa sekaliii…

Bapak Karina membiarkannya duduk terpekur seperti itu entah dengan tujuan apa.

"Haaassshhhh….
Sepertinya suling ini dikirimkan kepada saya untuk dikembalikan kepada bapak sebagai pesan bahwa adalah salah menguburkannya bersama Jasad Kirana…….

Seruling ini harus diturunkan kepada pewarisnya yang sah…"

"Ha ha ha….
Betul itu nak….
Tapi siapa ? Yang jelas bukan kami nak…"

"Lhoo lantas siapa yang berhak memilikinya pak ?"

"Ya kamulah"

"Kok….. Ah bapak ini ada2saja"

"Ha ha ha…..
Sebantar ya nak….."


***

Bapak Ibu
Yang saya cintai dan sujudi.

Kalau bapak dan ibu melihat surat ini, itu artinya Kirana sudah tiada, bukan berarti Kirana menulis surat ini karena mendahului takdir tapi karena Kirana menulis ini diperintahkan oleh kakek, untuk jaga2 bila ada kejadian yang menimpa Kirana, ada pesan Kakek yang tersampaikan.

Pesan ini adalah mengenai Seruling Bambu yang saat Kirana menulis surat ini masih dipegang oleh Kirana seorang.

Seseorang akan memilikinya sesuai dengan hak nya bahwa Seruling Bambu yang saya pegang saat ini akan menerimanya dari Kirana.

Kakek dan Kirana hanyalah pemegang amanah sampai yang berhak akan menerimanya.
Oleh sebab itu Bapak dan Ibu jangan risau dan bimbang, sebab itulah kehendak takdir.

Nanti Bapak dan Ibu juga tahu siapa yang dikehendaki oleh takdir sebagai pemilik Seruling Bambu ini.

NB : nama seruling ini adalah "bulu merak"


Ananda yang sangat mencintai bapak dan ibu serta Karina dan adek2


Membaca surat itu, meleleh air mata Bima…
Adalah benar gadis dalam impiannya telah meninggal dunia…
Tadinya Bima berfikir bahwa gadis itu masih bisa dia temukan didunia dengan cara apapun.

"Nak Bima, seruling bambu itu adalah milikmu, bulu merak sudah ada pemilik sahnya.
Kenapa begitu kami tak tahu.
Bulu Merak lah yang memilihmu."

"Baik bapak, akan saya terima sebagai amanah yang entah mengapa bisa jatuh ketangan saya"

Bima menghormat takzim kepada bapak Karina.
Pikirannya melayang penuh tanda tanya mengapa dirinya yang ditunjuk sebagai pemilik..

Tapi itu cuma sebentar saja, Bima kembali lagi pada sifatnya semula, kembali dalam ketenangannya.
Semua informasi yang masuk dianggap sebagai data yang disimpan dalam relung pikirannya untuk kemudian perlahan dicarikan jawabannya….


***

Ha ha ha kok jadi cerita mistik ya…
Duh mbuh kah…
Mana saya tahu….
Jempol saya nih…

Ha ha ha

Salam Edan E
 
Mantab tenan.... moga2 jadi ada unsur kanuragannya jadi kisah fantatis karena jagoan gak ada musuhnya kurang afdol sudah berbekal senjata sakti tinggal ngasah kanuragan bima siapa yg bakal jadi musuh bima baik musuh keluarganya atau ada konflik yg mengancam negeri ini masih mistery.... kita saksikan bersama kelanjutannya
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd