SERULING BAMBU
BAB 11
KISAH KARINA
Bima termenung di teras rumah kakaknya itu…
Ada banyak hal yang menggantung di kepalanya hampir mirip teka teki yang penuh misteri.
Bima masih bekutat dengan isi kepalanya mencari jawaban pasti yang masuk dalam logikanya, setidaknya masuk akalnya. Kenapa seruling bambu yang bernama bulu merak itu ada ditangannya.
Alasannya apa ?
Kenapa Bima yang menerima dan bukan orang lain?
Kalaulah gara2 keturunan…
Harusnya khan kakaknya Rangga yanh menerimanya ?
Atau Bayu…?
Apa yang membedakannya dari kakak2nya ?
Pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya.
Semakin direnungkan semakin sulit akalnya menerimanya.
Pikiran Bima berkecamuk dan sampai akhirnya dirinya menyerah dengan segala macam kemungkinan2 yang tak bisa diterima akalnya. Seperti biasa, dirinya merasa harus mencukupkan pikirannya bekerja, karena data2 yang ada belumlah cukup membuatnya bisa menganalisa dengan benar.
Bima akhirnya hanya bisa tersenyum saja…
Baginya sementara semua peristiwa dianggap kelucuan semata.
Lumayan dapat "bulu merak". Ditimang2nya seruling itu dan entah kenapa ada semacam ada dorongan untuknya mulai meniup seruling.
***
Suara seruling itu lembut mengalun jernih sekali…
Suara2 yang keluar benar2 pas empuk dan mengalun sampai jauh…
Bima tergetar hatinya…
Nafasnya jadi agak berbeda dari biasanya…
Kala meniup seruling tadi, dirinya seolah membutuhkan semangat dan nafas yang sungguh berat.
Tak seperti biasanya...
Lagi2 Bima terheran dengan "bulu merak"
Segera diambilnya HPnya…
Ditelpnya seseorang…
"Mmmm sayang…
.
Dimana nih ? Mmm iya iya…
.
Duh tadi ga bisa bobo sayang, ga ada yang ngelonin sih ha ha ha
.
Duh marah ya… mmm
.
Ini mau nanya aku, biasanya Kirana niup suling lagunya apa ya ?
.
Oh… heemm jadi kidung2 sunan kalijogo...mmm
.
Ok ga papa cuma nanya2, ini mau coba2 niup soalnya ha ha ha…
.
Ok… mimipi indah ya sayang….
.
Bye juga"
Bima tak punya buku kumpulan kord lagu2 yang dimaksud. Akhirnya dirinya memutuskan pergi ke toko buku saja sambil jalan2….
Itulah khas anak2 Sumarna, kalau lagi penasaran atau ada pekerjaan pastilah diusahakan selesai saat itu, bila masih memungkinkan. Tak akan dia tunda2 lagi sampai besok atau besoknya lagi.
***
Malam itu dicobanya lagi "bulu merak"nya ditiup sesuai kunci nada yang ada dibuku. Lagu lir ilir di mulainya untuk ditiup.
Awalnya terasa dadanya sesak luar biasa…
Baru juga meniup lagu setengah bait sudah berat rasanya.
Namun dengan tekadnya yang kuat dilanjutkannya meniup dengan sepenuh tenaga..
Tiba2 ...plong…
Dadanya seolah ada aliran tenaga yang melegakan membuatnya merasa paru2nya membesar dan tiupannya menjadi kuat…
Bima terus saja meniup "bulu merak" hingga habis satu bait lagu…
Dadanya lega luar biasa seolah dirinya benar2 memiliki nafas yang sama sekali baru dengan paru2 yang baru…
Di perutnya timbul suatu arus hangat yang perlahan bergerak mengitari sekujur tubuhnya, nyamaan sekali…
Satu lagu selesai, Bima merasakan tubuhnya seolah ringan, betul2 ringan dan matanya seolah lebih terang dari biasanya. Bima kemudian menimang2 "bulu merak" tersenyum dan kemudian dirinya siap2 untuk tidur.
***
Di tempat lain…..
Karina tersenyum senang…
Telp dari Bima baru saja telah membuatnya merasa bahagia karena tersirat bahwa Bima tak sepenuhnya mengabaikannya, Bima cuma pengen punya waktu sendiri atau "me time" untuk mengetahui sesungguhnya apa keunggulan seruling bambu yang dipegangnya saat ini.
Karina paham bahwa seruling itu memang luar biasa, dulu sekali kala Kirana meniupnya untuknya, terasa betul bahwa dadanya menjadi longgar dan rasa sesaknya menghilang, hanya karena mendengarkannya semata. Dan berangsur2 penyakitnya pulih.
Mungkin benar kata dokter bahwa dirinya sehat karena udara segar di desa, tapi Karina tahu dan paham ada kekuatan dari suara seruling yang juga berperan menyembuhkannya.
Lagipula panggilan sayang dan pengen bobo dikeloni itu sesuatu yang menyenangkan bagi Karina dan membuatnya berbahagia karena Bima tak menganggapnya rendahan atau murahan tadi kala menggodanya.
Bima seolah tahu bahwa dirinya tadi merasa direndahkan dan hanya dengan beberapa kalimat singkat perasaan itu lenyap tak berbekas.
Sabrina yang kepo habis didepannya heran melihat Karina senyum2 sendiri karena dirinya mendapat telpon dari Bima…
Padahal sebelumnya, Sabrina sampai pusing melihat Karina marah2 ga jelas dan uring2an sepanjang waktu.
"Kamu tuh ya, habis marah2 sama Bima ga habis2 tiba2 ditelpon soal lagu bisa senyum2 kaya anak kecil dikasih permen…
Aneh"
"Hi hi hi, aku senang sekali soalnya Na… tadi aku marah2 soalnya salah sangka saja"
"Salah sangka gimana ?"
"Ada deh…. Hi hi hi"
"Issshhh pake rahasia2an segala. Memangnya tadi gimana sih?"
"Tadi…? Mmmm dia ngajak bobo bareng Na…"
"Haaaahhh?"
"Hi hi hi kepo nih ya…? Duh Sabrina, kalau kepo lucu deh"
"Aaissshh jadi kamu sudah jadian belum sih kok dah ngajak bobo bareng ?"
"Hi hi hi, dia tuh malah minta pijit karena capek kemaren…"
"Pijit saja kenapa, apa anehnya ?"
"Pake nenen soalnya hi hi hi"
"Waaaah beneran nih? Mesum juga Bima ternyata ya? Beneran nih?"
"Hi hi hi iya mesum tapi kaya ga berani gitu pas giliran aku jabanin… hi hi hi..
Eh ini nelpon minta dikelonin wes pokoknya aneh kok…
Kaya main tarik ulur gitu…."
"Mmmm kalau aku goda boleh ga ….?"
"Mmm goda gimana ?"
"Mmm akh ajakin ML lah ?"
"ML gimana ?"
"Ngenthu non ngentot ….paham ? Hi hi hi"
"Ya kalau dia mau ya silahkan lah…."
"Hi hi hi kamu kaga marah kan ?"
"Halah kaya kaga tahu saja….
Mmmm cuma kayaknya kagak bakalan deh kamu bisa ML sama dia hi hi hi"
"Issshhh cuma ngentot saja buka ngajakin pacaran… soalnya aku penasaran deh, kamu dielus2 saja dapat big O sampe kelojotan gitu nama lama lagi, jadi pengen…"
"Ehhh mmm kamu ngintip ya…?"
"Hi hi hi kaga ngintip wong kamu kaya ga ingat lagi di bioskop non… Cyndy sampe ngos2an lihatnya… hi hi hi ngebayangin yang ga ga kali ya hi hi hi"
"Iiih… jahat ya ngintipin orang yang lagi kencan…
Hi hi hi, itu Bima memang top kok, dah bikin aku kelojotan kayak begitu dia kalem saja lho.
Ga minta dipuasin atau apa…
Aku jadi gimana gitu…
Cool banget, padahal aku deg2an banget dia minta dipuasin juga….
Soalnya khan belum pernah ngapa2in…
Ciuman ya cuma sama dia, itupun gara2 taruhan juga…"
"Hi hi hi, aku lihat kamu bisa kelojotan kaya begitu asli jadi terangsang lho Rin…
Soalnya belum pernah aku sampai kaya kamu kelojotan dapat Big O apalagi kayaknya kamu dapat O nya beruntun ya…"
"Ho o, sampai ada 5-6 kali, sampe lemes mes… hi hi hi. Eeeh bener belum pernah dapet sampai lemes kamu ?"
"Iya Rin, biasanya cowok maunya banyak pas dijabanin belum2 keok…
Lha kamu, belum apa2 dianya kamunya dah keok…
Hi hi hi makanya jadi kepikiran terus pengen nyobain dia deh…
Cuma….
Cuma aku takut kamu marah terus kita tengkar gara2 si Bima…."
"Iisssh ga lah…
Buat sahabat ini, eh tahu ga kemaren di desaku dia hajar 3 orang preman sekaligus…
Duuh jantan banget deh dia, itu preman dihajar ga berkutik padahal dia kaya belum apa2 juga…
Sendirian…
Sampai semua orang bingung…"
"Iya gitu ada cerita gitu ? Memangnya itu preman ngapain sampai di hajar..?"
"Lha preman itu godain aku sambil pegang2 Na…
Ya dihajar sama dia, wong pegang2 didepan dia ga sopan sama sekali… mmm dia bilang jangan macem2 sama calon istriku ya…. Gitu… meleleh aku Na"
"Yaaaa romantis banget pengalamanmu Rin… Duh pengen punya cowok kaya begitu…."
"Eitssss….. Kalau mau jadi ceweknya, jangan mimpi ya…. Aku bakalan rame… hi hi hi"
"Kok bisa Rin…? "
"Mmmm tadi siang tuh aku sengaja pake baju sexy utk kerja maunya tuh biar dia cemburu atau gimana gitu…
Eh dianya cuek saja…
Pas aku pura2 lihatin tokedku sedikit ma orang2 lab…
Dianya cuna senyum2 saja Na…
Aku dah lemes soalnya becek dibawah mana tuh orang2 liurnya pada netes…
Rasanya terangsang banget aku…
Eh dianya kok kayak ga papa gitu malah santai2 saja kaya suka gitu orang2 pada mumet aku kasih lihat toked…"
"Iiissshhh Rin kamu dah mulai nakal ya… hi hi hi terus hubungannya apa sama aku ngentot sama dia?"
"Aku kayaknya menikmati kalau orang2 lihat aku sexy, mmm Bima kayaknya iya deh…
Mungkin kalau aku ngentot sama orang lain dia suka kali ya…
Mikir gitu aku jadi semakin lemes, baru mikir saja aku dah dapat O Na… hi hi hi nakal ya…
Kayaknya aku bakalan suka deh kalau mamasku ngentot sama cewek lain…
Mmm apalagi di depanku….
Sambil aku ngentot ma orang lain…
Edan Na…
Kayak ga normal sih, cuma aku seneng mikir gitu Na…"
"Isssh itu normal2 saja kali…
Dulu aku pernah tukeran pasangan juga…
Sensasinya memang luar biasa Rin….
Jadi cepet dapat O malah…. Hi hi hi, ternyata Karina nakal juga ya…"
"Aku juga heran kok, kok bisa nakal kayak gini ya ? Pasti gara2 si Bima nih"
"Hi hi hi, jangan2 kamu nakal tuh sejak dulu, cuma baru ketemu yang pas kayak si Bima"
"Mungkin ya Na, cuma aku ga tahu kalau sex itu mengasyikkan, baru ini aku benar2 tertarik dan tergoda meski aku masih perawan…"
"Hussss….. Jangan dilepas ya perawanmu, ga enak, jangan kaya aku, aku juga mikir nantinya suamiku mau menerimaku ga ya…"
"So…. Aku kudu gimana ?"
"Nikmati saja selama ga lepas perawan lah hi hi hi"
"Ok Na… dicoba tapi ngga janji deh hi hi hi"
***
Malam itu entah kenapa Bima tak bisa tidur sekalipun badannya benar2 capek. Memang sih masih jam 8 malam kurang dan Bima biasanya tidur lewat tengah malam. Cuma hari ini karena tak ada yang dikerjakan dan memang butuh istirahat ternyata mata tak bisa terpejam juga….
Akhirnya Bima keluar rumah dan duduk di teras sambil membawa "bulu merak". Perlahan ditiupnya lagu cinta dan rindu untuk gadis dalam mimpinya. Entah kenapa Bima seolah melayang2 terbawa oleh tiupan seruling yang mengalun merdu…
Bulu merak memanglah luar biasa, suaranya benar2 empuk mengalun merdu. Pas sebagai penyampai getar suara hati. Dan anehnya setelah meniup seruling selalu saja dadanya lebih segar dan lega rasanya…
Dan seolah ada tenaga hangat yang mengalir diperutnya dan kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya. Mata dan pendengarannya juga entah kenapa ikut lebih jelas melihat dan mendengar.
Bima benar2 merasa segar dan penuh semangat. Perlahan dia bangkit menyimpan "bulu merak" di pinggangnya kemudian dia mulai berlatih ilmu beladiri yang diajarkan oleh ayah dan paman Winotonya…
Ilmu beladiri keluarga besarnya. "Glatik Neba" ilmu yang bisa dilakukan bersama berpasangan atau sendirian. Ilmu yang mengutamakan kecepatan sekaligus kekuatan, ibaratnya seekor burung gelatik yang terbang menukik.
Inti ilmu ini adalah kecepatan dan pengendalian kekuatan diri serta bagaimana memanfaatkan kondisi yamg ada untuk memperbesar tenaga.
Saat burung turun menukik, pada dasarnya dirinya tak mengeluarkan tenaga seperti halnya saat dirinya terbang naik. Saat menukik burung gelatik hanya mempergunakan beratnya sendiri dan banyuan gravitasi dan angin sekaligus…
Itulah gambaran ilmu beladiri keluarga besar Soerjodiningrat, ilmu yang bila diperagakan bersama2 akan seperti sekumpulan burung glatik yg meski kecil namun sangat lincah dan dalam kevepatan menukik bersama2 tanpa tabrakan dengan yang lain.
Ringan2 saja gerakan pencak Bima namun yang ringan itu bila ketemu musuh akan berubah melibas musuh2nya dan anehnya semuanya menggunakan tenaga balikan dari musuh2nya dan melipatgandakan tenaga mereka untuk menundukkan nya.
Itulah kenapa Bima bisa mengalahkan musuh2nya seolah dengan mudah dan tanpa menggunakan tenaga sama sekali. Karena hakekatnya ilmu pencaknya memang demikian sifatnya.
Seolah lemas tapi cepat liuar biasa…
Berubah menjadi sangat garang bila ketemu musuh apalagi musuhnya banyak….
***
Namun entah kenapa Bima kemudian menarik keluar "bulu merak"nya dan berlatih dengan nya.
Suara dengingan yang merdu kemudian muncul mengiringi gerakan Bima. Indah betul suara itu seolah lagu yang bisa menghipnotis yang mendengarkannya.
Bima sendiri akhirnya paham bahwa seruling bambu memanglah senjata yang pas buat ilmunya. Itulah mengapa dulu pamannya berlatih dengan suling dan mengajarinya berlatih dengan menggunakan suling. Ternyata sura seruling bambu yang dikeluarkan oleh bulu merak juga biaa menjadi senjata buat membingungkan lawan.
Dulu kala menggunakan seruling bambu biasa, Bima memang juga mengetahui hal itu. Pamannya bisa menilai gerakannya salah atau benar hanya dengan mendengarkan suara seruling yang keluar saat dia menggerakkannya.
Tebal tipis suara itulah yang membedakan besar kecilnya tenaga dan arah serangannya. Saat ini ternyata dengan "bulu merak" jauh lebih luar biasa, seolah dia sedang bermusik…
Bukan berlatih lagi….
***
Ha ha ha….
Ini kok jadi semuanya kayak orang2 sakit jiwa ya?
Wah ga jelas ini si jempol ngetiknya…
Ha ha ha
Salam Edan E
