SERULING BAMBU
BAB 14
KEGILAAN DI DESA
Obrolan2 ringan itu akhirnya telah sampai pada waktu dimana rencananya Bima dan Karina berangkat menunu desa Bima….
"Mas Bima sayang…
Jadi kita berangkat ?"
"Ya jadilah, bisa2 aku ga dianggap anak kalau ga pulang sesuai perintah ibuku….."
"Ayolah kalau begitu…
Tas mas Bima apa sudah disiapkan ?"
"Sudah sejak kemaren malah, tinggal ambil saja kok..
Lagian di rumahku khan masih ada baju2 lama sayang…"
"Mmmm…
Gitu ya… kami ga diajak nih…?"
"Iya nih Na, kayaknya si Karina ga mau ngajak kita nih… katanya pacar satu buat bertiga…?"
"Ha ha ha…
Mumet aku kalau begini…
Ini jadinya bagaimana enaknya ya…
Aku sendiri saja pulangnya bagaimana ?
Ga papa kok, dari pada disana nanti aku harus bilang kamu semua sekedar teman tapi mesra malah ditabok aku sama bapak ibu…."
"Iiissshhhh ga, pokoknya aku ikut ke desamu sesuai perjanjian…."
"Ga bisa gitu….
Kalau gitu kami ikutan….
Kalau ga boleh… ya ga pergi semuanya…"
"Mmmm… ok ok ada aturan mainnya nih soalnya…"
"Aturan mainnya apa coba…."
"Pertama biaya dibagi 4, kemaren kami urunan 2 jutaan buat bensin dan tol makan dll"
"Deal…. Ok aku transfer nanti "
"Deal…. Siap lah pokoknya Rin"
"Yang kedua…
Kami 2 hari dirumahku
…… 3 hari di kampus…
……. 2 hari di rumah Bima…"
"Enak saja…. 2 hari gantian rumahmu, rumah Sabrina dan rumahku lah…"
"Hi hi hi, kalian berdua ga punya desa kali…."
"Ga peduli…"
"Ga bisalah, kalau dirumahmu ga ada alasan yang lainnya ikutan…
Bahaya lagi… bisa kembung soalnya nanti…"
"Lha kalau dirumahmu kemaren ?"
"Malah ga bisa bermesra2an lah… ada bapak ibu adek2 soalnya, coba kalau dibalik…
Kalian bisa dibacem sama Bima sendirian… enak saja"
"Hi hi hi, gini saja deh…. Kita main kemana kek utk yang 2 hari itu ber empat, gimana ? Atau di desanya mas Bima 2 + 2"
"Lhhaaa aku ga mau deh pokoknya di desaku sekali lagi, kasihan orang tuaku lah…
Aku ini ga kumpul keluarga tiap hari kaya kalian…"
"Ha ha ha haduuuh….
Aku ini boleh ngomong ga ya ?"
"Ga boleh !!!!"
Ketiga gadis itu hampir berteriak bersama2 mengucapkan hal yang sama….
Bima hanya garuk2 kepala sambil tersenyum….
Dia berdiri masuk kamarnya agak lama dan kemudian keluar membawa tas nya…
"Jadi ikut ga…?
Atau aku berangkat sendiri saja…?"
Bima lantas membuka pagar seolah hendak keluar rumah…..
"Heeei…. Mas Bimaa tunggu mas…"
"Sabrina ikut…"
"Cyntia ikut juga….."
Buru2 akhirnya mereka mengambil tas mereka dan masuk ke mobil…
"Aaiiiisshhhh rumah kok ga ditutup sih….? Hadew…"
Lagi2 Bima hanya garuk2 kepala dan menutup pintu dulu sebelum akhirnya masuk ke mobil.
"Lhooo… kok Karina yang nyetir sih…?"
"Hi hi hi, kamu dibelakang saja sama Sabrina…"
"Kok…?"
"Sudah deh ke belakang napa sih ?"
…
"Mas Bima sini dong pelukin Sabrina napa?"
"Ha ha ha, ya sudah sini Bima peluk Sabrina deh"
Bima kemudian memeluk Sabrina…
Tak lupa atau entah otomatis tangannya pas jatuh di susu Sabrina….
Dengan cekatan tiba2 susu itu keluar tampak muncul…
Entah bagaimana Bima melepaskan kancingnya…
"Ha ha ha...
Ini namanya efektif effisien, terbuka langsung sampai ke bagian bawah…"
Ternyata baju Sabrina adalah gaun dengan sistem resleting dari atas hingga ke bawah. Dan begitu dibuka tebukalah bagian depan baju itu sampai ke bawah…
Ditambah Sabrina tak mengenakan daleman sama sekali, sehingga susu dan memeknya terlihat jelas oleh Bima…
"Sayang, Biar sayang puas deh. Lagian Sabrina pengen dielus2 kaya tadi pagi…."
"Mmmm Sabrina sayang, boleh Bima nanya dulu?"
"Mmm boleh"
"Sampai dengan tadi pagi sayang masih punya pacar khan ?"
"Mmmm iya sih ?"
"Kenapa putus ?"
"Karena Sabrina setelah tadi pagi dibuat Big O berkali2"
"Memangnya pacarnya dulu ga bisa bikin big O kah? Atau ada alasan lain?"
Entah kenapa Bima nanya2 yang sebenarnya justru memadamkan api birahi…
Cuma sambil nanya2 Bima tetap saja mengelus2 susu Sabrina sambil sesekali memelintir putingnya yang memang luar biasa mempesona…
"Hiks hiks hiks…. Mas marah ya aku pernah punya pacar…. Aku sudah ga perawan lagi mas… Hiks hiks hiks…"
"Husssh mas ga tanya itu sayang…"
"Hiks hiks hiks iya mas iya… Sabrina wanita nakal mas… suka kesana kemari menclok sana sini…. Sudah banyak kontol yang masuk memek Sabrina…
Hiks hiks hiks… Sabrina kotor mas kotoor sekali "
"Hussshhhh…. Duuh sayang sini mas peluk ya…"
Bima memeluk erat Sabrina dan tak lagi mengelus2 susu atau lainnya.
Melulu hanya menenangkan Sabrina saja…
Mengelus rambutnya dan mencium dahinya…
"Sayangku Sabrina…
Yang lalu sudah biarlah berlalu sayang…
Cuma mas mau nanya…
Ke depan Sabrina masih ingin bebas lepas kaya begitu ?
Maksud mas, meski sudah punya pasangan masih mau coba lainnya lagi…?"
"Huuuuu huuuuu mas marah Sabrina suka menclok sana sini mas ?"
"Mmmmm kalau sudah jadi pacar mas masih gitu ya mas ga mau lah…
Kalau kemaren2 mas ga mau perduli, makanya tadi mas nanya begitu…
Takutnya bila mana nanti ada lelaki yang bisa memuaskan Sabrina, terua menclok sana sini lagi…"
"Terus gimana caranya mas bisa percaya Sabrina…"
"Mmmm bukan itu, bagaimana Sabrina bisa percaya sama diri Sabrina.. Itu yang penting sayang, lagipula nih, Sabrina kok bisa sih mau berbagi ? Apa alasannya ?"
"Mmm itu sih awalnya cuma guyonan mas…."
"Mmm guyonan ? Guyonan biar kamu bertiga punya pacar yang sama dan bebas kesana kemari asyik2 saja kah ?"
"Iya mas…. Awalnya gitu, cuma setelah tadi pagi, Sabrina ga tahu kok tiba2 jadi sayang banget dan cinta banget sama mas…."
"Mmmm setelah dapat big O beruntun khan ?"
"Iya sih… Tapi bukan itunya…"
"Mmmm….?"
"Pagi tadi Cyntia ngasih kabar, mas bisa diajak tidur bareng.. Cyntia dah ga pake daleman juga… mas juga bisa ngapa2in saja…
Ternyata mas ga ngapa2in Cyntia mas…
Awalnya Sabrina ga percaya…
Pagi tadi baru percaya…
Mas sudah kasih Big O beruntun ke Sabrina, sampai Sabrina sangat2 puas hingga ambrug, mas toh bisa masukin kontol mas biar sama2 puas dan Sabrina boleh2 saja…
Ternyata mas ga lakukan, itulah kenapa Sabrina benar2 jatuh hati mas…"
"Ha ha ha….
Coba kalau misalnya mas masukkan kontol mas kemudian kamu puas lebih puas lagi apa ya mikir sama atau cuma mikir sex semata….
Sama2 puas atau aku sangat2 memuaskan apakah itu berpengaruh ?"
"Mmmm bukan masalah kontolnya mas…. Bukan masalah puasnya….
Tapi masalah perlakuan yang mas berikan kepada Sabrina itulah intinya…."
"Perlakuan apa sayang ?"
"Perlakuan mas yang lembut dan mengutamakan kepuasan pasangan kemudian tidak melecehkan seolah pasangannya tunggangannya semata…
Satu lagi…
Ada tiga wanita pagi tadi yang mas puaskan sepuas2nya hingga ga bisa bangkit alias ambrug…
Satupun dari ketiganya ga mas ambil sebagai pemuas…
Mas perlakukan mereka dengan kasih sayang…
Itu yang membuat Sabrina jatuh cinta mas…."
"Bawa celana dalam dan bra khan ?"
"Bawa mas…"
"Bisa kamu pakai sekarang, terus tutup bajumu ?"
"Baik mas…"
Kemudian Sabrina melepaskan bajunya, telanjang bulat, kemudian mengenakan celana dalam dan branya ...
Setelah itu mengenakan pakaiannya…
Dan setelahnya memeluk bima dan menempelkan wajahnya di dada Bima…
"Mas….
Sabrina sekarang makin sayang sama mas…."
"Mmmm…. Bener nih…?
Bisa kulumin kontol mas sampai muncrat ?"
"Apapun mas, asal mas jangan lupakan Sabrina…
Apapun mas minta Sabrina akan kasih dan kerjakan semampunya…"
"Ha ha ha…. Iya deh iya… percaya kok…
Dah kita pelukan saja ya…
Mas pengen peluk Sabrina saja kok"
Bima memeluk mesra Sabrina sambil menepuk nepuk punggungnya, sesekali dibelainya juga…
Hingga akhirnya Sabrina tertidur…
Mungkin tenaga nya belum pulih setelah kejadian tadi pagi…
***
Sampai di desa, di pelataran parkir rumah pak Sumarna, seisi rumah gempar bin takjub kala melihat Bima pulang membawa tiga orang gadis yang ngakunya pacar Bima semuanya.
Pak Sumarna sampai merasa takjub dan seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar…
"Assalamu'alaikum pak..
Saya Karina pakbu, mahasiswi Arsitektur, adek angkatan mas Bima, pacar mas Bima pak…."
"Saya Sabrina pak bu, Sipil adek tingkat mas Bima pak, pacar mas Bima juga pak…"
"Saya Cyntia pak bu, Teknik Kimia adek tingkat mas Bima, kebetulan pacar mas Bima juga…."
Kontan Pak Sumarna melotot ke Bima dan bu Sumarna sambil menutup mulutnya tertawa seolah sedang mendengarkan atau melihat film komedi yang lucu….
"Bima sayang….. Sini nak ibu peluk…
Duh anakku yang gagah ganteng….
Ibu itu ga kasih nama Arjuna lho nak…
Lha kok bisa lama ga pulang sampai ibu harys marah2…
Pulang2 bawa 3 orang pacar sekaligus nak…
Hi hi hi
Ayo masuk2 semuanya…
Jangan lama2 diluar…
Bisa2 bapakmu pingsan diluar….
Hi hi hi, ayo mas Marna sayang masuk mas hi hi hi…"
"Sebentar…. Bima kamu disini dulu…
Sayang ajak itu pacar2 Bima duduk dulu…
Bima sini kau, bapak mau lihat latihanmu dulu…"
Begitu sang bapak bicara, bu Sumarna segera mengajak 3 orang gadis cantik yang mengaku pacar Bima diajak duduk di gazebo di halaman.
Bima kemudian mengikuti sang Bapak ke galaman samping rumah
Begitu Bima sudah berdiri siap, pak Sumarna segera melakukan serangan2 yang cepat dan lugas mengarah ke segala arah…
Seolah tangan pak Sumarna menjadi demikian banyaknya dan tubuhnya mengabur saking cepatnya gerakan.
Itulah jurus kepakan sayap glatik.
Yang inti gerakannya seolah gerakan sayap yang luar biasa cepat.
Bima menjawabnya dengan gerakan lincah berkelit kesana kemari seolah menari nari.
Gerakan glatik mengecoh garuda.
Seolah hilang….
Kedua anak baoak itu menjadi segumpalan asap..
Yang meliuk liuk saling membelit dan saling menabrak satu dengan lainnya…
Bu Sumarna tersenyum….
Ketiga gadis yang mengaku pacar Bima hanya bisa melongo…
Tak disangka oleh mereka begitu datang disuguhi pertunjukkan pencak tingkat tinggi yang membuat mereka tak bisa membedakan mana bapak mana anaknya. Saking cepatnya mereka bergerak dan saling gebrak.
Kemudian formasi berubah….
Tampak bima terpaku ditempatnya…
Tubuhnya meliuk2 seolah mau jatuh tapi tidak jatuh sempoyongan dengan tangannya bergerak lincah kadang kakinya menendang kesana kemari.
Jurus gelatik diatas padi.
Jurus yang menggambarkan seolah glatik berdiri dia atas padi yang berayun2 sehingga sayapnya berkepakan dan kakinya bergerak mengikuti ayunan padi…
Sementara pak Sumarna menghilang lenyap menjadi awan yang bergulung2 dan berusaha melibas Bima…
Jurus glatik berombongan menyerbu padi…
Berombongan untuk menunjukkan seolah ada sekumpulan burung yang terbang menukik bersama2 menyerbu padi…
Jurus ini adalah salah satuh jurus gabungan atau jurus dalam tata gerak suatu barisan namun juga bisa dilaksanakan sendirian dengan melakukan gerakan yang lebih cepat sehingga seolah serangan dari banyak orang.
Wajah Bima begitu kalem penuh senyum riang dalam meladeni bapaknya. Sehingga seolah keduanya sedang bermain2…
Tiba2 Sumarna melompat jauh…
Dan berdiri tegak…
"Ha ha ha…
Aku kira kamu lupa latihanmu…
Pacaran terus kerjanya, ternyata ilmu "Glatik Neba"mu berkembang pesat…"
Bima tak menjawab, hanya tersenyum saja…
Sambil garuk2 kepala…
Pak Sumarna seolah mengerti kesulitan Bima mengakul anak bungsunya dan menepuk nepuk pundaknya…
"Ha ha ha….
Ya sudah masuk dulu sana ke kamarmu…
Hai kalian bertiga…
Bantu ibumu menyiapkan makan malam….
Bapak dah lapar….
Ha ha ha
Cepat …
Jangan bengong2 we ya…"
"Hi hi hi, sini sayang ayo bantu Ibu masak2 besar…
Bapakmu kalau lagi senang suka makan banyak soalnya hi hi hi ayok…."
Pak Sumarna dan Bu Sumarna, dengan bijaknya menyuruh dengan kata "ibumu" dan "bapakmu" seolah isyarat agar mereka sudah dianggap anak. Tak diperpanjang lagi cerita soal bagaimana kenapa apa alasannya dan lain lain dan sebagainya.
Jelas menanyakan hal itu merupakan kesulitan tersendiri bagi para gadis untuk menjawabnya…
***
Suasana makan malam itu benar2 sangat meriah.
Mas Rangga dan mbak Tini serta anak mereka yang sedang lucu2nya dipanggil datang…
Bima seolah takjub dengan keluarganya…
Awalnya dirinya bakal dibombardir pertanyaan2 seputar pacarnya yang 3 orang.
Bima jelas ga akan menjawab kalau dirinya terpaksa diam menyetujui maksud ketiga gadis memacarinya. Itu sangat melukai perasaan para gadis yang diajaknya saat ini. Cuma Bima juga ga bisa menerangkan atau merangkai kata bagaimana dirinya bisa menembak para gadis itu…
Mbak Tini dan Rangga hanya tersenyum simpul kala diperkenalkan dengan ketiga pacar Bima…
"Ha ha ha hasyuuu… kon dek.
Aseem jancuk jaran….
Ha ha ha…
Wes ra iso komen aku wes…."
"Hi hi hi….
Kirain adekku ini ga berani sama cewek…
Begitu pulang bawa pacar 3 orang…
Hi hi hi…
Awas kalau mas Rangga nyoba2 ikutan Bima ya…."
"Wadooow…. Eh kok aku dijiwit tho sayang…
Sakit tahu…
Awas nanti malam aku habisi kamu ya…
Ha ha ha haaaddoooowwww"
"Hi hi hi takuuut ….."
"Ha ha ha takut apa takut ?"
"Iisss Bima ntar jadi pengen lho…."
"Ha ha ha yo wes ben… kuwi wes ono 3 sing siap…
Ha ha ha"
***
Suasana akrab keluarga Sumarna memang lain daripada yang lain…
Soal2 tabu dibicarakan di rumah bukan hal aneh… lagi. Bu Sumarna sering bahkan mengajari Tina tentang bagaimana merawat diri dan bagaimana membuat suami bahagia di ranjang…
Memang bu Sumarna pandai merawat diri dan pandai olah cinta di ranjang…
Hingga saat ini di usia yang tak muda lagi, bu Sumarna tampak masih sangat bersinar, setidaknya masih bisa membuat anak2 muda memimpikannya"
Pinggul dan susunya masih sangat kencang dan kenyal seolah mengajak siapapun lelaki membayangkan apa yang ada dibalik pakaiannya..
Sabrina, Cyntia dan Karina sangat bersyukur keluarga Bima sangat welcome terhadap kehadiran mereka. Pandu si kecil anak mas Rangga juga sedang lucu2nya sehingga mereka bertiga bisa ada yang dikerjakan, yaitu bermain dengan si kecil.
Yang pasti…
Mereka bertiga kagum dengan ibu mas Bima dan kakak iparnya yang luar biasa memancarkan aura kewanitaan mereka.
Bahkan ketiga wanita muda itu pun begitu mengagumi bagaimana kedua wanita dewasa tadi bergerak dan bertutur kata terkesan kuat kewanitaan mereka sehingga pesona kehadiran mereka masih bisa bersaing dengan gadis muda macam mereka bertiga.…
***
Kahadiran Bima yang sudah 2 tahun an tak pernah pulang ke rumah tentu saja membuat pak Sumarna gembira dan senang.
Sampai larut malam Pak Sumarna, Rangga dan Bima ngobrol tentang perkembangan sawah dan ladang mereka.
Mas Rangga juga mulai merambah usaha perdagangan hasil pertanian dan perkebunan. Dimana denga jeringan yang dimiliki semasa kuliah dan kemudian berkembang jauh, Rangga bisa mulai masuk menjadi sulplier supermaket dan pemasok di pasar2 induk kota2 besar seluruh Indonesia.
Dengan hasil usahanya itulah mas Rangga juga akhirnya memiliki banyak sawah dan kebun yang dikelolanya dengan sangat profesional. Jauh lebih baik dibanding kala Pak Sumarna dulu bertani.
Pak Sumarna dan mas Rangga telah merestruktutisasi usaha pertanian dan ladang mereka menjadi usaha produktif dan sangat maju dibanding dulu.
Setidaknya ada 3 usaha yang sekarang ini sudah dilembagakan dalam bentuk PT oleh bapak dan anak ini. Yaitu ;
- Usaha Pertanian dan Sayuran
- Usaha peternakan unggas, kambing dan penggemukan sapi.
- Usaha peralatan pertanian modern.
Dan masih akan mengembangkan usaha perikanan terpadu dengan jebis yang sesuai. Sekalipun usaha perikanan yang mulai ditekuni ini belum begitu besar, namun mulai bisa dirasakan hasilnya.
Kehadiran Mas Rangga ikut mengembangkan bisnis keluarga ini, membuat Pak Sumarna lebih bersemangat memikirkan usaha alat2 pertanian yang selama ini sudah banyak prototipe yang sudah dibuatnya di kamar/bengkel kerjanya.
Setidaknya ada 3 jenis alat pertanian yang Sumarna buat dan produksi secara massal. Traktor untuk membajak sawah, alat penggiling beras potable dan pompa air khusus utk pengurasan sawah.
Masing2 alat dibuat berseri oleh beliau dengan kapasitas berbeda.
Bima yang pasti sangat gembira dan bangga dengan bapak dan kakaknya itu. Setidaknya Bapak dan Ibunya sudah ada yang menemani di masa tua dan masih bisa berkiprah di bidangnya.
Obrolan kemudian lebih hangat dengan cerita2 Bima soal dijadikannya dirinya srbagai asisten dosen yang membantu di laboratorium.
Bagaimana liburan ini bima hanya punya waktu pulang 2 hari setiap minggunya…
Bagaimana liburan ini banyak pekerjaan di lab.
Bagaimana nilai2nya yang hampir semuanya A.
Sampai akhirnya Bima mengeluarkan seruling bambunya….
Pak Sumarna terkaget hingga saking kagetnya dirinya seolah seperti melompat …
"Bulu Merak…?"
"Bapak tahu seruling ini ?"
"Bagaimana ga tahu nak, ini seruling milik keluarga besar Cahjadiningrat nak…
Sarana berlatih ilmu glatik neba…
Pantas kamu memperoleh kemajuan pesat nak…."
"Sumonggo pak…"
Bima mengangsurkan serulingnya…
Pak Sumarna menitikkan air matanya saat memegang seruling bambu itu…
"Dulu sekali bapak pernah memegang seruling ini, oleh kakek disuruh mengenalinya. Bapak setahun berlatih dengan kakek bapak, bututmu nak. Makanya bapak bisa melakukan banyak hal yang pamanmu Winoto belum bisa lakukan"
Perlahan bapak berdiri dan kemudian melakukan gerakan2 pencak aliran glatik neba. Perlahan namun pasti kemudian bapak seolah menghilang dalam gerakannya dan seolah hanya tinggal gulungan asap saking cepatnya…
Lamat2 muncul lagu atau tembang yang keluar dari seruling…
Tiba2 mas Rangga dan Bima duduk sila dan melakukan pernafasan…
Semakin lama suara seruling semakin tinggi…
Bima dan Rangga semakin tertekan dan lebih berkonsentrasi dalam pernafasannya…
Lambat laun suara seruling menjadi mendayu dayu dan lembut merdu merayu…
Gerakan Pak Sumarna lebih lembut dan seolah menari…
Rangga dan Bima entah kenapa melah lebih tertekan oleh nada2 itu sehingga mereka seolah menderita dan lebih berkonsentrasi dengan pernafasannya…
Begitu seterusnya hingga lebih dari satu jam pak Sumarna melakukan gerakan2 pencak aliran Glatik Neba..
Selama itu pula Rangga dan Bima melakukan pernafasan dengan gigih seolah melawan pengaruh suara seruling….
Tiba2 suara seruling lemyap dengan diamnya pak Sumarna…
Beliau meneteskan air matanya…
Seolah sedang bersedih hati…
Pak Sumarna kemudian duduk diam dan terpekur…
Rangga dan Bima belum pernah sekalipun melihat bapaknya nampak begitu sedihnya.
"Anak2ku… coba rasakan tenaga kalian saat ini"
"Sepertinya bertambah pak, seolah waktu bapak berlatih tadi sekaligus membuat kami terpaksa melatih pernafasan kami, cuma ini seolah memaksa dan menekan kami berlatih sehingga kemajuan yang kami dapat sungguh sangat besar" Rangga menjawab.
"Sama dengan Bima pak, cuma kali ini seolah jauh lebih teratur dan lembut serta ulet."
"Eh betul pak… bima betul"
"Itulah inti dari perguruan glatik neba…
Satu latihan semua latihan…
Satu meningkat semua meningkat….
Tak terkecuali…
Baik yang berlatih dengan suling ataupun tidak…
Keteraturan kelembutan dan keuletan itu adalah ciri dari pernafasan glatik neba juga ciri dari pencak barisan glatik neba.
Pencak ini dibuat oleh leluhur kita, eyang Cahjadiningrat kala kerajaan kediri jaya…
Beliau inilah yang menciptakan gelar pasukan tempur glatik neba yang seolah burung glatik yang sedang menukik bersama2 menyerbu sawah yang penuh padi. Gelar pasukan yang sering mengecoh lawan.
Seolah gelar perang brubuh tanpa bentuk tetapi sangat ulet dan teratur kerjasamanya, dan oleh karena itu musuh suka terkecoh.
Seruling biasa bisa dipakai atau digunakan untuk berlatih sebenarnya. Cuma daya kekuatan menerima suara atau tiupan dengan tenaga dalam yang kuat sering membuat bambu tak kuat dan pecah.
Di keluarga kita ini, hanya adi Winotolah yang mempunyai kekuatan bathin yang kuat yang bisa membuat seruling yang mirip dengan "bulu merak" ini secara fungsional.
Kakakmu Rangga dan Bayu memiliki masing2 satu buatan adi Winoto tersebut. Dan setiap membuat satu lagi buat kamu Bima, selalu saja gagal…
Kami akhirnya berfikir kalau kamu tidak pas dibuatkan seruling yang sama dengan milik kakak2mu. Tak tahunya takdir menghendaki kamu berlatih dengan "bulu merak" yang buatan leluhur kita. Bapak akhirnya bisa bersyukur telah memberikan menurunkan semua ilmu keluarga pada anak2 bapak juga kepadamu, tadinya Bapak berfikir kamu hanya sampai level menari sebagaimana kala memngalahkan 10 orang preman saja waktu itu.
Sekarang, jangan kata 10 orang, sepasukan tempur juga kamu bisa obrak abrik nak...
Rangga coba kamu berlatih di depan adekmu dengan serulingmu"
"Baik pak"
Ranggapun mencabut serulingnya dan mulai berlatih.
Kembali nada2 indah keluar dari latihan rangga, suara yang sama merdunya dan sama kuatnya dikeluarkan seperti kala pak Sumarna berlatih.
Bedanya suara seruling milik Rangga atau mungkin jurus dan tenaga milik Rangga lebih kuat dan kokoh laksana menggedor jiwa.
Panas dan menggelora…
Benar2 suara yang menunjukkan sifat ksatria...
Begitu berbeda watak dan sifatnya dengan seruling bulu merak yang lembut melengking tajam...
Suara2 itu lagi2 membuat pak Sumarna dan Bima harus melakukan pernafasan guna melawan atau lebih tepatnya berlatih dibawah tekanan suara seruling yang dilambari tenaga yang panas dan menggedor2 jantung…
Setelah sekian lama baru Rangga menghentikan latihannya…
"Bagaimana Bima rasanya ?"
"Mmmm suara yang dihasilkan mas Rangga benar2 kuat membetot jantung sehingga Bima sekarang lebih kuat rasanya mendapatakan tekanan. Dada serasa lebih plong sekarang pak"
"Ha ha ha itulah warna nada nak…
Kakakmu memang kuat sekali daya gedornya dalam gerakan2 pencaknya, dari bulu merak kamu berlatih keuletan…
Itulah seruling bambu…
Setiap tangkai bambu punya daya tersendiri dan itu juga mewarnai latihan pemiliknya…
Bapak benar2 bersyukur ada bulu merak yang sesuai dengan pribadi dan watakmu Bima….
Soal bulu merak yang sakti, mmmm sebanarnya karena terus menerus digunakan melatih tenaga dalam jadi seolah digembleng menjadi kuat. Itulah kenapa "bulu merak" seolah lebih keras dari batu hitam.
Seruling milik kakakmu juga tak akan lecet oleh sabetan pedang nak. Prosesnya hampir sama sih sebenarnya. Cuma bulu merak digunakan jauh lebih sering oleh orang2 yang memiliki tenaga jauh lebih kuat.
Nantipun seruling milik Rangga akan seperti itu, bahkan saat inipun kondisinya hampir mendekati bulu merak.
Coba Bima kamu gunakan seruling kakakmu berlatih"
"Baik pak"
Sekarang Giliran Bima berlatih…
Gerakan Bima perhalan awalnya lemah gemulai namun kemudian menjadi lebih cepat dan lebih cepat…
Muncul kembali suara2 seruling yang merdu luarbiasa lemut tapi sangat panas dan menggedor jiwa sekaligus…
Nampak bahwa warna tenaga Bima dan gabungannya dengan sifat seruling milik Rangga membuat suara2 yang dihasilkan berbeda dengan saat Rangga berlatih.
Kekuatan warna suling Rangga dan tanaga Bima menyatu membuat warna yang lebih lembut tapi tetap membuat dada bisa berguncang.
Luar biasa sekali ilmu keluarga Cahjadiningrat ini..
***
Pagi itu desa tempat tinggal Bima geger, betapa tidak Bima berangkat ke sawah diiringi oleh pacar2nya yang tiga orang…
Semuanya cantik bak bidadari…
Semuanya modis…
Semuanya sexy dan kelihatan smart…
Jangankan 3, satu saja dari pacar Bima sulit dicarikan tandingannya…
Mana mereka manja2 sekali kepada Bima…
Dan satu lagi, mereka dengan santainya mengungkapkan perasaan cinta mereka dengan mencium tepatnya melumat bibir Bima dengan panasnya bergantian di jalan menuju sawah…
Apalagi Sabrina dan Cyntia yang memang sexy2 bajunya….
Kemana2 saja itu susu dan pahanya…
Luar biasa….
Tak pelak berita pulangnya Bima liburan dengan membawa 3 bidadari yang cantik dan sexy luar biasa mengegerkan seluruh desa…
Pemudanya geger…
Pemudinya geger juga…
Apalagi orang2 yang dulu pernah dihajar oleh Bima…
Semuanya geger…
Ada yang ingin lihat bidadarinya seperti apa…
Ada yang ingin lihat sesexy apa…
Ada yang merencanakan penghadangan malah.
Ada yang ingin tahu peletnya dapat dimana…
Gurinya siapa…
Tapa dimana …
Macam2 kabar yang beredar…
Luar biasa cepat dan luar biasa ramai dengan bumbu2 berita yang luar biasa wah dan woow juga...
Ada semacan Wow effect setiap berita yang berhubungan dengan keluarga Sumarna…
***
Hari itu Sumarna dan kedua anaknya ke sawah, Karina, Sabrina dan Cyntia juga ikut. Mereka sebenarnya ingin berlibur ala orang desa…
Mencoba menanam padi juga…
Mencoba kalau bisa mandi di sungai juga…
Akhirnya cuma jadi lucu2an belaka…
Tubih mereka penuh lumpur juga wajah2 mereka karena menanam padi sambil tertawa2 bermain dan bersendagurau…
Pak Sumarna hanya tersenyum melihatnya.
Bagaimanapun juga beliau sedikit paham watak gadis kota macam mereka..
Menantunya… Mmm anak kandingnya Sekar juga gadis kota yang sama sebenarnya.
Jadi perilaku mereka bukan hal yang aneh. Masalahnya adalah mereka bertiga…
Jadi daya rusaknya luar biasa…
Bukannya membantu…
Malah bikin repot saja…
Namun akhirnya mereka bisa juga menanam padi sesuai dengan yang seharusnya…
Sampai menjelang siang…
3 orang gadis itu berhasil menyelesaikan sepetak sawah…..
Mereka bersoarak riang seolah prajurit menang perang.
Sumarna dan Rangga tersenyum saja melihat mereka…
Bagaimanapun usaha mereka belajar menanam.padi patut dihargai…
"Ha ha ha bagus… bagus…
Itu masih sepetak lagi lho ya…"
"Baik bapak…. Hi hi hi asyik bener pak ini"
Lagi2 dengan semangat mereka akhirnya menanam padi sepetak sawah lagi….
Kali ini jelas lebih cepat dan rapih…
Tepat tengah hari…
Sepetak itu selesai lah sudah ditanami…
"Horreeeeee……
Kami sudah selesai bapak…. "
"Ha ha ha…
Bagus….jempol deh semuanya mantap…."
Teriakan pujian pak Sumarna serta acungan jempolnya membuat para wanita itu berteriak penuh kebanggan.
"Hadewww….. Kotor amat….
Yuk ah bebersih disana yuk…"
"Iiisshhh ga bawa baju ganti gimana…?"
"Ya sudah basah2an saja ntar kering juga kok"
"Iih gatel gatel nih…"
"Ha ha ha, dinikmati saja lah, enak kok anggap saja aku kelitikin… Ha ha ha ayok bebersih. Ikut aku saja"
Rombongan itu berjalan beriringan di atas gelengan atau jalur kecil pemisah petak2 sawah yang biasa juga digunakan sebagai jalan.
Lebarnya paling juga 30 sd 50 cm.
Wajah2 petani atau orang2 desa di sawah rata2 sangat heran atau terperangah sebab adanya 3 bidadari yang lewat…
Ayu cantik modis dan sexy tapi sangat kotor penuh lumpur tubuh dan pakaiannya…
Mereka menjinjing sepatu2 mereka yang sangat modis, telanjang kaki berjalan sambil bergurau kadang sambil mencium atau memeluk Bima..
Kalau seorang yang mesra mungkin tak ada yang bertanya2 nah ini ada 3 bidadari masing2 mesra kepada Bima…
Orang2 jelas bertanya2…
Siapakah mereka..?
Kok bisa ga pake malu mesra2an gitu…?
Eh kok tiga2nya mesra sama bima…?
Perempuan baik2 kah ?
Macam2 spekulasi dan pendapat berkeliaran di benak mereka masing2 dan kemudian tersebar plus tambahan hasil pemikiran imajinatif masing2 orang tadi.
***
Begitu melihat sungai…
Ramai2 Karina Cyntia dan Sabrina menceburkan diei sambil berteriak2…
"Mas…Sini mas…
Airnya seger banget mas…..
Yuhuuiiiiiiii"
Rame2 mereka semua berteriak dan saling menciprati kawan2 mereka…
Baju2 mereka basah kuyub lah…
Kotoran diwajah hilang..
Kotoran di rambut hilang…
Kotoran di baju hilang…
Ketiganya benar2 menjelma jadi bidadari yang sexy habis seolah mandi di bumi sehabis bermain di kahyangan…
Dengan wajah basah dan baju basah…
Kesexyan mereka meningkat beberapa derajat…
Baju mereka seolah lebih tembus pandang…
Luar biasa…
Cantiknya...
Sexynya….
Menggairahkannya….
Tiba2….
"Duh nimas ayu….
Kakang ikutan mandi boleh…?"
Ada suara cempreng mengganggu mereka…
Ternyata segerombolan orang2 berwajah kasar yang mukanya muka mupeng dengan air liur yang menetes di bibir mereka…
***
Lho siapa yang ganggu itu ya…?
Wah bisa2 diperkosa mereka rame2 sama si mupeng ga ya ?
Ha ha ha
Ya mbuh…
Kaga tahu lah
Mumet…
Ha ha ha
Salam Edan E