Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Seruling Bambu

SERULING BAMBU



BAB 20
KIRANA - KARINA




Papa Cyntia kemudian melihat Bima berdiri di teras….
Tampak tersenyum sambil memandang ke arah Cyntia…
Nampak ketulusan di wajahnya…
Kebahagiaan atas behagianya keluarga Cyntia…

Papa Cyntia kemudian mendekati Bima dan memeluknya….

"Terima kasih ya nak….
Terima kasih…."

"Maaf ya pak, saya bertindak tidak dalam koordinasi dengan bapak dan ibu disini. Sebab awalnya spontanitas saja pak. Sekali lagi maaf "

"Husss kamu ngomong apa tho, semua yang kamu lakukan bapak ibu mu pun kaget, aku sama mama apalagi…
Kayaknya cuma si Anton yang bisa tahu detailnya. Gimana2 dia punya jalur dikepolisian sih..
8 orang kamu gebugin sendirian apa ga takut kamu..
Papa dan mama sampai bingung semalam Cyntia ga pulang lagi…
Tapi kami bersyukur Cyntia di tangan yang bener sekarang…
Kami titip Cyntia ya Bima…"

Bima garuk2 kepalanya…
Kebingungan ala Bima ya begitu itu….

"Ha ha ha
Bima… tadi papa Sabrina khan telpon…
Mau mintain Cyntia buat kamu, ya sekarang papa dan mama menyerahkan Cyntia buat kamu urus kenapa bingung ?"

"Mmmm seneng sih pak cuma apa papa tahu kalau… mmmm"

"Kalau kamu berencana punya 3 orang istri ?
Hi hi hi tahulah nak…
Papa dan mama setuju kok, malah dulu rencananya kalian waktu masih kecil2 hendak dijodohkan cuma kok kaya jaman Siti Nurbaya, makanya dibiarkan saja nyari2 sendiri…
hi hi hi ujung2nya sama saja khan ?"


***


Bima diam membisu saat pulang ke rumahnya…
Ada beberapa hal yang aneh dan rasanya tak mungkin dipahaminya karena ada sesuatu yg hilang..

Entah apa, rasanya para orangtua dulu memiliki hubungan yang sangat luar biasa hingga akan menjodohkannya dengan 3 orang gadis…

Ada apa?
Mengapa ?
Kenapa bukan kakak2nya ?

Karina kenapa seolah tak tahu, orangtuanya juga seolah tak tahu ?

Banyak pertanyaan berbelit berputaran di benak Bima dan seolah itu semua sangat sulit dipecahkannya…
Bapak dan Ibu juga tak pernah membicarakannya sama sekali…
Seolah ada sesuatu yang entah apa…

Yang pasti ada hubungannya dengan "bulu merak"

Dan seperti biasa…
Bila seluruh data tak.memungkinkan untuk menjawab masalah Bima dllantas segera melupakan masalah yang ada dan menyimpannya di dalam benaknya yang terdalam….


***


Bima sampai di rumah menjelang tengah malam…
Sendirian…
3 wanitanya tadi tidak ikut dengannya karena papa dan mama Cyntia ingin Cyntia tidur di rumah mereka dan terpaksa semuanya ikut tidur disana…

Yang pasti Sabrina bisa menerima, sekalipun dirinya merasa hari ini jatahnya….
Bima sendiri ga paham soal jatah2an…
Yang pasti Bima menikmati itu, gila apa ga menikmati jatah menjamah susu dan memek…

Malam itu, Bima mencoba tidur namun tak bisa, entah kenapa, akhirnya Bima keluar duduk dinteras dan meniup "bulu merak" nya.

Suara seruling mengalun lembut perlahan menenggelamkan Bima dalam alunan suara seruling…
Seolah dengan itu Bima bertanya tentang semua hal yang terjadi pada dirinya dan semua gadisnya,menanyakan kemana Kirana berada saat ini, sudah lama dirinya tak memunculkan diri di mimpi2nya…

Ada rasa kangen yang luar biasa kepada gadis yang cantiknya gilang gemilang dengan mata yang bak bintang gemintang…

Bima kangen kebadirannya
Senyumnya
Kelembutan ciumannya
dan sebagainya…

Entah kenapa masih ada kekosongan di dalam hatinya meski dia memperoleh 3 gadis sekaligus saat ini…

Setengah jam lebih Bima meniup serulingnya hingga pepat di dadanya berangsur pulih…
Ada kesegaran dalam tubuhnya setelah meniup seruling itu…
Entah kenapa Bima menciba mengipatkan seruling itu dengan lambaran seluruh tenaganya…

PRAAAT

Semua yang berada dalam jarak 2m dalam lintasan kipatan "bulu merak" seolah terpapas rata berserakan jatuh ketanah.
Bima meleletkan lidahnya, ada kekagetan luar biasa karena yang terpapas itu ada dahan yang sebesar lengannya…

Luar biasa….

Bima berdiri terpekur melihat itu semua…
Kemudian dibayangkannya jika itu tubuh manusia…
Seolah terpapas putus hanya dengan angin yang keluar menderu dari serulingnya itu…

Begidik ngeri Bima…
Luar biasa…
Setidaknya ini adalah pertanda bahwa dirinya harus lebih berhati2 lagi kedepannya…


***

Lewat pukul 1 dini hari kala Bima akhirnya bisa menidurkan dirinya…

"Hei bangun… katanya kangen sama aku hi hi hi"

Kaget Bima ketika dilihatnya Kirana ada di pinggir ranjangnya dengan senyum yang tetap melelehkan jiwanya…

"Ada yang kamu ingin tanyakan bukan sayang? Mmmm ?, hi hi hi bingung berat ya kamu ?"

Wajah Bima terlihat senang melihat Kirana di pinggir ranjangnya…
Segera Bima bangun dan duduk memeluk Kirana menumpahkan segala keresahannya lewat pelukan.
Hanya sebuah pelukan yang Bima inginkan saat ini guna menghapus resah dan gelisah di dadanya.

Kirana seolah tahu kemauan Bima membalas pelukan itu dan membelai kepala Bima…

"Mmmm mmmm mmmm mmm"

Sambil memeluk Bima, Kirana bersenandung merdu melagukan tembang ilir ilir gubahan Sunan Kalijogo itu…

Mendengar itu Bima seolah ingat segala dosa2nya…
Ingat bagaimana hidupnya ga keruan selama ini, banyak dosa yang dia telah perbuat…

Bima mengeluarkan air mata nya di dada Kirana yang masih saja menggumam atau bersenandung di telinga Bima perlahan sambil mengelus kepala Bima.

"Semua pasti ada jawabnya sayang, pasti ada jawabnya…
Cuma kamu musti sabar sedikit lagi…
Ga lama lagi kamu akan memahami kenapa semua ini terjadi…
Sabar ya sayang…
Mmmm mmmm mmm mmm mmm"

Kirana bersenandung merdu di telinga Bima sampai akhirnya Bima tertidur dalam mimpinya…
Dengan sunggingan senyuman….
Lelap tertidur…
Dengan iringan senandung merdu Kirana ..
Kirana … Sang Dewi Angin….


***

Pagi yang berbeda dari biasanya….
Ada kesegaran dan kelegaan luar biasa karena bertemu dengan Kirana lagi…

Sarapan sudah…
Siap2 sudah…

Tinggal berangkat ke Lab, sebentar untuk menyelesaikan laporan yang kemarin belum beres….
Mungkin nanti jam 10an beres urusan pekerjaan…
Setelah itu siap berangkat ke desa Karina…


***


Benar2 tadi jam 10 selesai pekerjaan di Lab….
Terus ke desa Karina, kali ini berempat dengan Cyntia dan Sabrina…

Bima sekaligus ingin menjajagi kemungkinan2 yang ada mengenai semua yang dia sangkakan dalam benaknya..

Sebelum jam 1 Mobil sudah mendekati desa Karina…

Bima merasa plong sekarang dan tak ragu lagi. Whatever will be will be lah…


***

Sambutan keluarga Karina entah kenapa terasa lebih meriah dari kemaren2…
Bapak dan ibu Karina sangat gembira demikian adek2nya tapi bukan karena bertemu dengan Karina, tapi lebih karena bertemu dengan Bima….

"Ha ha ha ternyata sang jagoan yang datang, kemaren bapak baru saja dapat telp dari mas Winoto juga mas Sumarna kalau kamu adalah sang jagoan yang dijanjikan itu…
Ha ha ha
Mari masuk…"

"Hi hi hi, jagoan satu ini yang katanya menumbangkan 27 orang berandalan sendirian ya…

Waah bapak kalah nih, hi hi hi
Kalau mama masih muda kayaknya bakalan terpikat ya pak… hi hi hi"

Bima berempat semuanya bingung ga jelas…
Bingung dengan perkataan semua orang tua yang menyetujui lamarannya…
Kali ini bahkan belum juga bilang apa2 sudah seolah tahu kalau Bima adalah "jagoan" yang akan dijadikan suami 3 orang wanita…

Gila…

Memangnya apa perjanjian yang ada dulu ya…?

Seperti biasa Bima tak banyak komentar dan menyimpan semua nya dalam hati. Tak ingin bertanya2 juga tak ingin memikirkan lebih jauh. Bagi Bima toh kalau nanti semua bakalan terbuka dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi dulu dan seterusnya, biarlah terbuka pada saatnya…

Biarlah Dirinya menikmati saja apa yang ada tanpa berfikir banyak.


***


Sore itu entah bagaimana ceritanya, seolah bapak dan ibu Karina memberikan waktu buat para gadisnya bercerita satu demi satu tentang pengalaman hidup mereka…

Dimulai dari Karina menceritakan bagaimana dia merasa berbahagia bisa berbagi "cinta" ku dengan kedua sahabat2nya tanpa rasa cemburu dan sebagainya…

Bagaimana bapak dan ibu mas Bimanya memperlakukannya dan menganggap dirinya merupakan menantu mereka, sekalipun bapak dan ibu mas Bimanya paham dan mengetahui pacar anaknya tak hanya Karina seorang…

Bagaimana Cyntia dan Sabrina menganggapnya sahabat dengan satu pacar dan saling hisa menerima dan seterusnya…

Entah bagaimana kemudia Cyntia bercerita penderitaannya selama ini…
Bagaimana perawannya hilang dan seterusnya hingga akhirnya Bima bisa mengeluarkannya dari dera siksa pacarnya dulu yang hanya memanfaatkannya…
Bagaimana dirinya tersiksa dan seterusnya…

Aneh….
Sungguh aneh seolah bersambung Sabrina kemudian menceritakan semua kisah hidupnya yang tadinya bebas melakukan apa saja termasuk sex dengan siapapun baik dwngan pacar atau bukan…

Bagaimana dirinya sekarang seolah terikat dengan Bima dan entah kenapa.dirinya juga merasa ga masalah harus berbagi…

Bapak dan Ibu Karina hanya tersenyum simpul mendengarka semua cerita yang ada…
Bagaimanapun juga mereka merasa bangga dengan anak semata wayangnya yang masih perawan diantara ketiga pacar2 Bima…

Tapi entah kenapa, tampak ada sakit juga dihati mereka kala mengetahui kalau Cyntia mengalami nasib yang memilukan hati…

Aneh bin ajaib….
Bapak dan Ibu Karina sangat welcome pada Cyntia dan Sabrina seolah mereka juga anak2 mereka saja…
Tampak betul kalau mereka sayang juga pada Cyntia dan Sabrina…

Bima melihat itu semua, merasakan itu semua tapi dalam benaknya sesungguhnya ada banyak pertanyaan yang sukar dijawab…
Kenapa ?
Apa alasannya ?
Dulu bagaimana ceritanya sampai2 ketiga orang tua gadis2 nya seolah menerimanya tanpa banyak tanya dan begitu saja menerimanya…?

Namun seperti biasa Bima seolah tahu apa yang sedang terjadi atau lebih tepatnya menganggap itu semua sudah seharusnya begitu tanpa banyak kata dan tanya….
Mengalir saja…
Khas anak2 Sumarna…


***

Malam semakin larut…
Bima masih di kamar belakang yang disediakan untuknya…
Matanya nyalang tak bisa terpejam sama sekali…
Banyak pertanyaan di benaknya yang sungguh kali ini amat mengusiknya…

Perlahan dirinya bangkit dan menuju halaman belakang rumah Karina…
Khas rumah2 di desa…
Bagian belakangnya adslah tegalan (pekarangan yang ditanami bermacam2 tanaman kebutuhan rumah tangga)....
Ada saung dibangun disana agak menjorok ke belakang jauh dari rumah…
Tepatnya diatas kolam ikan seperti di rumah Bima juga, ada tanaman singkong dan ubi, cabe tomat dan sayuran macam sawi dan kangkung yang jumlahnya tak seberapa banyak, asal cukup dimakan sendiri saja…

Agak jauh ada macam2 tanaman umbi2an seperti jahe, kunyit, kencur dan lengkuas, juga buah2an macam pepaya dan pisang…

Sedikit kebelakang ada serumpun bambu yang terdiri dari bambu pethung dan bambu ori…

Setelah duduk di saung2an atau gubuk2an itu, Bima lantas mengeluarkan serulingnya…
Selintas kemudian ditiupnya dengan perlahan lagu yang entah lagu apa yang seolah menanyakan apa arti semua yang dialaminya selama ini…

Nada2 lembut mengalun tinggi seolah memaksa seolah bertanya juga…
Lagu2 yang melantunkan keingin tahuan juga kangennya pada sosok gadis yang selalu hadir dalam mimpinya….

KIRANA…

Dalam lagunya Bima hendak menyampaikan rasa kangennya dan cintanya yang tak jelas akan bagaimana caranya dilabuhkannya….

Gadis yang pertama kali mengusik dirinya dan hatinya akan wanita…
Gadis yang mengajari semua yang dibutuhkan wanita dari dirinya….
Gadis yang justru akhirnya tak nyata…
Gadis yang tak adal lagi di dunia ini….

Semakin lama tiupan seruling bambunya berubah lagunya seolah merintih sedih dan mengajak pendengarnya menangis…

Tiba2 dari tempat mana…
Antah berantah…

Muncullah KIRANA…
Dalam balutan cahaya temaram…
Seolah dewi yang sungguh sangat cantik jelita…
Tersenyum kepadanya….

Senyum yang membuat seisi dunia menjadi 100x lebih indah mempesonakan hatinya…
Senyum yang seolah menebarkan kekaguman…
Senyum yang seolah membuat ketenangan dalam hati Bima….


***


"Tiup terus serulingmu sayangku….
Biarkan aku menari mengiringimu…"

Bima lantas saja meniup serulingnya sambil melihat lekat2 setiap gerakan Kirana…
Semakin diperhatikan oleh Bima semakin lebar senyum Kirana…

Senyum yang seolah membetot sukma dan seluruh perhatian Bima…
Sehingga seolah tak disadari, Bima melagukan lagu2 cinta dan soal ketulusan hati serta segala gundah gulananya melalui seruling…

Kirana mengiringinya dengan tarian yang benar2 pas dengan irama serta nada yang dilantunkan…
Bima melotot….
Karena gerakan tarian itu seolah gerakan silat Glatik Neba tapi dengan irama yang lembut…
Atau Glatik Neba ala wanita….!!

Gerakan2 Kirana semakin lama semakin luar biasa seiring dengan tiupan seruling bima yang semakin dalam dan kadang mengalun tinggi…
Seolah dengan tiupannya Bima mengajak Kirana bergerak lebih jauh sesuai dengan irama musiknya…

Kirana bergerak lebih cepat lagi seolah menjadi gumpalan asap yang lincah berpindah kesana kemari…

"Sayaangggg…..
Perhatikan ya sayang….
Inilah Gelatik Neba yang menuju puncak kesempurnaannya….
Hiaaaatttttttt……"

Kirana yang tadinya bekelebat masih nampak sedikit bayangannya seolah menghilang benar2 jadi kabut menggumpal tipis yang perpindahan ataupun gerakannya sudah tak terlihat lagi oleh orang awam…

Bima semakin bersemangat meniup serulingnya seolah saat ini dia mengejar kecepatan gerak Kirana yang sungguh sangat cepat dan lebih cepat…

Tampak keringat Bima mengucur deras…
Dari kepalanya seolah ada kepulan asap tanda dirinya sangat besar mengeluarkan tenaga dalamnya….

Mata Bima melotot memperhatikan setiap gerakan2 Kirana…
Tapi kemudian akhirnya Bima memejamkan matanya dan memperhatikan dengan mata bathinnya….
Sambil berpejam mata Bima masih meniup serulingnya…
Entah bagaimana ceritanya Bima bisa mengukuti setiap gerak Kirana sampai ke detail2nya tanpa satupun gerakan terlewat…

"Hi hi hi
Akhirnya paham juga sayangku ini….
Seruling itu adalah soal pengaturan tenaganya…
Gerakannya ada di dalam benak juga mengikuti irama atau sebaliknya….
Lepaskan tenaga tiupanmu sayang"

Perlahan dilepaskannya tenaga tiupannya sehingga mmelambat dan akhirnya tiupannya berakhir...
Bima membuka matanya….
Tampak hadir dihadapannya gadis yang cantiknya gilang gemilang…
Yang tatapannya bagaikan bintang gemintang…
Tersenyum cerah kearah Bima dan segera berlari melompat kedalam pelukan Bima…


***

Lho kok….
Katanya sudah mati?
Lha kok…?

Waduh jangan tanya lah…
Ini tangan maunya begini…
Eh…
Jempol ding…

Hiiiiii

Salam Edan E

 
Sik sik sik, sampean kabeh iki @condol27 & @bocahmumetz po ndak duwe garapan liyo ? Koyo to beol, pipis, maem, ngopi ? Kok lek ono apdet trus2 an ngarep dewe ....
He he he .. jian asyik
Jiancuk

Oh ya, matur nuwun apdet'e suhu @Pemancingmimpi
Kita hanya perhatian saja sama yg kita suka
:pandaketawa:

Matur suwun malih kaliyan paman @Pemancingmimpi kangge update ingkah sae...

Bima angsal 4 estri... Dados lelananing jagat
 
SERULING BAMBU



BAB 21
BENCI DAN RINDU


Bima masih tak percaya akan kejadian dia bisa memeluk Kirana…
Benar2 kehangatan cinta Kirana dirasakannya…

"Sudah meluknya sayang? Hi hi hi….
Sekarang kamu berlatih jurus yang aku baru ajarkan ya….
Gelatik bermain Angin…
Saat kau bergerak sebisa mungkin kau sandarkan semuanya pada perasaanmu ya sayang…
Lepas sajalah…
Yakinlah pada ketajaman perasaanmu dalam bergerak dan memainkannya…"

"Haaash… baru juga peluk sudah disuruh berlatih…
Ha ha ha…
Ok ok nona manis…
Lihat abang berlatih ya…"

Kemudian Bima memulai latihannya…
Awalnya gerakan2annya ringan dan lambat…
Tapi semakin lama semakin cepat dan bertenaga…

"Matamu tolong dipejamkan ya sayang…..
Gunakan suara serulingmu dan gemanya untuk mengenali keadaan sekitar…
Kuatkan semua indera pendengaranmu dan rasa mu"

Entah kenapa, bisikan Kirana sebenarnya pelan namun nampak jelas di telinga Bima…

Kemudian Bima mulai memejamkan matanya…
Entah kenapa seolah semua rasa yang ada pada dirinya kini begitu kuat untuk bisa mengenali sekitarnya, seolah dirinya tak sedang memejamkan matanya…

Tiba2…

BUUK…

Tubuhnya terkena lemparan batu…

"Sayang konsentrasi yang kuat…
Aku masih bisa melakukan serangan dan masuk…."

Rupanya Kirana melontarkan jentikan2 batu yang seolah serangan pada tubuh Bima…

Swiinggg….
Swiinggg…. Buuk..

Beberapa kali masih saja lontaran batu Kirana masuk mengenai tubuh Bima…

"Sayang masih kurang cepat reaksinya….
Ayo dong…
Ntar dikasih cium deh sama Kirana….
Hi hi hi"

Bima ternyata masih bisa lebih cepat lagi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Kirana…

Swiiinggg
Swiiinggg
Swiiinggg

Lontaran2 baru mendesing2 menuju titik kelemahan Bima, namun semuanya bisa dielakkan oleh bima…

"Hi hi hi menghindarinya sih mudah…
Ok sekarang sambutlah batu2 ini dengan seruling bambu mu…."


***


Sekali lagi Bima mempercepat gerakannya hingga serulingnya bersuara dengan lengkingan khasnya…
Membentuk nada2 yang sungguh sangat magis, seolah tangisan seorang anak gadis…
Kadang seolah raungan macan…
Apa saja…
Semua nada2 seram muncul dari serulingnya dan itu bagi orang biasa akan nampak menakutkan dan sebenarnya bagi lawannya akan menggetarkan hatinya…

Swiiingg
Swiiingg
Swiingg

"Hi hi hi mas, masih lolos batu2nya….
Masih kurang cepat gerakannya mas….
Suara serulingnya kurang membetot sukma…
Ingat mas, jurus ini adalah jurus raungan pembetot sukma…
Satu rangkaian paling gila dalam burung gelatik bermain angin…."

Swiiingg…..
Swingg… pletak…
Swiinggg….
Swiinggg…
Swiingg pletak…

"Hi hi hi….
Masih 2 dari lima batu yang kena mas…..
Lebih konesntrasi mas….
Ayoo jangan lemas…."

Bima lebih mempercepat lagi gerakannya, matanya sekarang benar2 terpejam, tadi Bima masih takut2 menabrak sesuatu sehingga langkah2nya dia buat sangat hati2…
Tapi lemparan2 batu Kirana semakin membahana…
Kecepatannya semakin tinggi…
Dua konsentrasi bagi Bima…
Menjaga langkahnya agar tudak menabrak pohon atau batu atau bangunan…
Satu lagi merabai ke arah mana batu2 terlempar…

Kirana masih ber hi hi hi sambil melempar atau menjentik batu semakin cepat…
Semuanya mengarah ke sela2 pepohonan dan semakin sulit dijangkau…

Suara tertawa Kirana merupakan gangguan tersendiri sebenarnya, karena dilakukan dengan menggunakan tenaga dalam nya juga guna memecah konsentrasi…

Entah kenapa akhirnya Bima menutup segala indranya terutama telinganya agar tak terganggu oleh suara2 tertawa Kirana yang memang sengaja menganggu…

Digunakan semua rasanya….
Energi bathinnya….
Lebih tepatnya getaran bathinnya untuk mendeteksi keberadaan semua hal yang ada disekelilingnya…

Akhirnya dengan semua kemampuan yang ada dan dengan energi bathinnya Bima bergerak…
Semakin lama semakin cepat 2x 3x hingga akhirnya tubuhnya lenyap saking cepatnya yang nampak hanyalah gelungan kabut sisa gerakannya…

Kecepatan Bima sungguh sudah menyamai kecepatan Kirana tadi…


***


Kirana menjentik batu2nya lebih gila lagi, lwbih banyak dan lebih cepat dan mengarah pada kerimbunan pepohonan atau tempat2 yang sempit…

Dan entah kenapa tak ada suara desingan sama sekali dari batu2 itu…
Rupanya Kirana memang sengaja meredam kecepatannya dengan menjentik dengan cara tertentu sehingga desingannya tak teraba sama sekali…

Tak tak tok tok..
Tak tak tok tok…

Ramai suara batu2 kena pukul jatuh oleh Bima….
Sekalipun semakin banyak, sekalipun semakin cepat dan sekalipun tak terdengar tapak desingan lajunya batu…
Bima seolah bisa menjangkaunya….
Lama2 batu2 yang dijentik oleh Kirana berkurang dan tak lagi ada batu yang dijentik oleh Kirana…

Bimapun memperlambat kecepatannya dan kemudian berhenti….

Plok plok plok…
"Cihuiii mas Bima sekarang luar biasa….
Sini Kirana kasih hadiah cium…
Muuuaaaachhhh"

Karina memeluk Bima dengan erat dan wajahnya sangat bahagia melihat kemajuan kemampuan Bima…
Gelagapan akibat dipeluk Kirana akhirnya Bima sekaligus menggendongnya dan membawanya duduk di saung2an di kebun belakang tersebut...


***


"Mas tahu tidak kalau yang Kirana ajarkan adalah ilmu puncak dari Gelatik Neba mas…?
Dan itu tak diajarkan selama beratus tahun ?"

"Eh….
Iya gitu kenapa ?
Bapak dan paman apa ga bisa juga ?"

"Hi hi hi….
Nanyanya kaya tembakan pak tentara iih…
Namanya ratusan tahun tak diajarkan ya pasti lah bapak dan paman Winoto mu tak bisa juga lah…
Itu ada hubungannya dengan suling ini mas…
Karena yang bisa mempelajarinya ya pemilik suling ini…"

"Lha kamu kok bisa ilmu itu sayang…?"

"Emmmmm….. Gimana ya bilangnya…."

"Mmmm ?"

"Sepertinya aku harus cerita soal ilmu ini deh…"

"Apapun lah itu…."

"Mmm dulu kala ada raja yang bijaksana mas…
Namanya Airlangga…
Beliau sangat sakti mandraguna dan sangat bijaksana…

Ilmu beliau yang paling hebat adalah Banyumili, atau air mengalir…
Entah itu seperti apa ilmunya aku tak paham mas ..
Cuma ilmu itu memang luarbiasa dan sangat bisa diandalkan…"

"Banyu mili, rasanya pernah dengar aku ya….
Gerakannya kaya orang menari kalau ga salah…
Apa hebatnya itu ?"

"Hi hi hi ilmumu sendiri apa bukan kaya orang menari sayang….? Kira2 hebat ngga..? Jangan pandang remeh kelembutan ya…."

"Eeeh iya ya… gerakan ilmu yang pamungkas kayaknya mirip2 gerakan banyu mili ya…? Dulu ada pekerjanya Bapak yang mempelajari itu sebagai ilmu leluhurnya soalnya"

"Mmmm gitu ya…..
Aku lanjut ceritanya ya sayang…?"

"Mmm silahkan sayang…. Maaf ya tadi interupsi"

"Hi hi hi muaach ga papa kok…
Nah Raja Airlangga ini kemudian menjadi seorang pertapa setelah membagi kerajaannya menjadi 2, masing2 bagian buat 2 orang anaknya.

Selama bertapa, Airlangga ditemani anak perempuannya yang nanti akhirnya menjadi pertapa juga…
Juga ditemani seorang pemuda gagah yang menjadi muridnya…
Keduanya belajar dari Airlangga…

Cuma si murid lelaki ini mempunyai kecenderungan pamer tenaga yang besar…
Dia belajar banyu mili khususnya bagian2 yang menggerakkan tenaga besar..
Sehingga melupakan hal2 yang lembut dan mengalir…
Serangan2 nya luar biasa ganas…
Airlangga melihat itu sebagai salah satu wujud air yang memang bisa menggilas habis, laksana air bah dan banjir bandang…

Namun semakin lama semakin keras wujud ilmu yang diperagakan oleh sang murid, sehingga hilang watak airnya yang lembut dan kadang juga melenakan…
Watak air yang bijaksana dan mengalir memberi kehidupan...
Oleh sang guru, si murid tadi di peringatkan sifat kebijaksanaan namun apalah daya sang murid tak mau mendengarkan sama sekali…
Hingga akhirnya sang murid pergi meninggalkan gurunya dan mencari ilmu lainnya yang mendukung wataknya tang telengas dan suka melibas habis dalam pertempuran…

Itulah akhirnya sang guru sedih dan nelangsa akan nasib ilmunya…
Yang akhirnya entah bagaimana ceritanya lenyap tak karuan….
Sementara sang anak perempuannya suka dengan gerakan2 lembut dan kelincahan juga seolah tenggelam dalam kesukaannya dalam berlatih dua hal tadi…
Sang anak akhirnya membuat satu jenis aliran tersendiri karena kesukaannya, yaitu Gelatik Neba…
Karena terinspirasi dengan gerakan2 burung gelatik yang bergerombol dan sedang menyerbu sawah yang penuh padi...

Air adalah air…
Ada kalanya lembut lincah mengalir dari celah2 bebatuan dan kadang dia ganas melibas…
Kedua muridnya ternyata memilih jalan yang sesuai dengan kharakternya…
Satu sangat keras dan telengas dan penuh kekuatan melibas…
Satu sangat lincah dan seolah menari penuh kelembutan dan keriangan…

Oleh sang ayah, sebagai penutup ilmu yang kemudian dinamai gelatik neba dibuatkannya penutup yang sangatbluar biasa yakni gelatik bermain angin…
Wujud kasih sayang ayah pada puterinya….

Angin yang diambil ini juga mempunyai watak sama sebenarnya dengan air…
Kalau air yang dipelajari oleh Raja Ailangga yang kemudian menjadi pertapa adalah watak airnya…

Dalam pembuatan ilmu gelatik bermain angin, sedikit berbeda…
Yang diambil oleh sang resi atau sang Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana nama julukan kebesarannya adalah bagaimana menghadapi air justru…
Menghadapi angin…
Seolah ilmu yang bisa menaklukkan ilmunya sendiri…
Tapi sebenarnya bukan, inilah ilmu yang bisa berpasangan dengan ilmu airnya...

Dan kala senggang sang ayah kadang suka berlatih bersama dengan sang anak guna menyelaraskan kedua ilmu tersebut…

Tahukah kamu kenapa sang ayah mengajarkan ilmu ini ?"

"Ya mana tahu aku ?
Mmm rasanya ada hubungannya dengan sang murid deh"

"Hi hi hi hi….
100…. Sang murid ini kemudian ternyata termasyur sebagai ahli ilmu keras…
Dirada Meta…
Gajah yang mengamuk…
Kesaktiannya luar biasa, kebal senjata dan sangat ganas…
Dalam palagan atau pertempuran tak pernah ada kata maaf…
Semua dilibasnya habis…
Tanpa belas kasih…"

"Bisa begitu ya….?
Sang Airlangga atauResi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana tentunya sedih hati ya…?"

"Hi hi hi tidak lah…
Karena sang murid bagaimanapun telah membaktikan kemampuannya di salah satu kerajaan anaknya di kerajaan Jenggala sebagai patih perang…

Dan menurunkan ilmunya pada cucunya, pangeran di Jenggala…
Makin lama kerajaan Jenggala ini makin kuat saja karena kehadiran patih yang memang gemar perang ini…"

"Mmmm….
Sepertinya sang Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana akan mengutus sang puteri ke kerajaan Kediri ya…"

"Hi hi hi tepat, sebagai penyeimbang kedudukan Kediri terhadap Jenggala…
Bagaimanapun juga harus ada yang bisa dan mampu menghadapi keganasan ilmu Dirada Meta ini dan memang kehendak sang resi untuk menurunkan segenap kemampuannya melalui murid2nya…

Akhirnya ilmu Gelatik Neba ini dipelajari luas dikalangan putra putri keraton Kediri sama dengan dipelajarinya Dirada Meta di Jenggala…"

"Mmmm jadi sering ya kedua ilmu tersebut berhadapan ?"

"Ya iyalah, tapi selalu dalam keadaan persahabatan sih…
Masing2 bergantian saling mengalahkan tergantung sampai dimana keuletan mereka belajar…
Keduanya sangat luar biasa kala bertempur bersama sama seolah berpasangan antara keras dan lembut..

Akhirnya putra putri keturunan Airlangga ini karena kesatuan ilmunya bisa juga tertarik atau saling tertarik dan menikah…

Itulah yang membuat kedua kerajaan pecahan kerajaan Raja Airlangga…
Ilmu itulah sumber bersatunya kedua kerajaan…"

"Waaaah…. Bagus betul ya….
Roman klasik…"

"Hi hi hi…
Iya sih mas….
Tapi… ada tapinya….
Itu karena sang pewaris ilmu glatik neba tak diajarkan ilmu gelatik bermain angin oleh sang resi putri…"

"Maksudnya ?"

"Ilmu yang mas pelajari barusan khusus dibuat untuk mengalahkan pewaris Dirada Meta, bukan untuk mendampingi…
Selama di kerajaan Kediri itu sang resi putri tidak menemukan atau belum menemukan pangeran atau putri yang sesuai dengan hatinya untuk diajarkan ilmu gelatik bermain angin tersebut…

Sementara kondisi aman tenteram selalu sampai menikahnya putra mahkota dari Jenggala dengan putri dari Kediri…"

"Oowww begitu….
Setelah itu pasti bakal diturunkan dong….
Soalnya Banyu Mili, Dirada Meta dan Glatik Neba sudah menjadi ilmu yang tersebar luas khan ?"

"Mmmm ketiga nya malah justru jarang dipelajari lagi waktu itu…
Hi hi hi…
Karena sulitnya Banyu Mili jarang dipelajari…
Apalagi sifatnya yang welas asih membuat yang mempelajarinya sulit menggunakan di medan perang…

Dirada Meta terlalu telengas, seolah buta ijo grusa grusu juga sulit berkembang, hanya satu dua orang yang belajar itupun lama2 hilang…
Hanya satu pangeran yang belajar itu…
Sang Pangeran yang juga patih perang…
Senopati Perang...

Glatik Neba memang akhirnya menjadi ilmu yang banyak dipelajari di kalangan luas terutama para prajurit. Karena sifatnya khas dan bisa digunakan secara bersama2 atau beregu…
Namun makin lama makin hilang juga wataknya karena penyesuaian sana sini untuk tujuan praktis peperangan…
Hanya satu Pangeran yang mempelajarinya hingga tuntas…
Yakni leluhurmu itu…
Yang menjadi Patih Bidang Perdagangan dan Kebudayaan…
Hi hi hi
Aku tak tahu gelar jabatannya, pokoknya ga ngurusi perang saja…"

"Oww gitu…..
Lantas bagaimana hilang dong itu ilmu ?"

"Hi hi hi…
Disitulah watak manusia yang akhirnya berubah…
Rakyat gemar membanding2kan keduanya sebab sama2 sakti sama2 prajurit sejati, sekalipun leluhurmu itu bukan senopati perang, tapi latihan ilmu silat tetap dia yang paling benyak mengajar para prajurit…

Rupanya sang patih perang ini gemar tersinggung dan marah2…
Suatu ketika orang2 berbincang soal kehebatan sang patih leluhurmu itu…
Panaslah dirinya…
Mungkin lagi stress…
Ditantanglah leluhurmu perang tanding di alun2…

Awalnya leluhurmu menolak dan menghindar, tetapi karena diolok2 dan dipermalukan di depan orang banyak marahlah dia…
Maka diladeninya tantangan tersebut…

Kala itu menjelang sore…
Mereka bertempur tak ada yang bisa melerai…
Raja pun tidak…
Ratu pun tidak…
Pertarungan itu begitu sengitnya…
Patih perang merangsek terus…
Patih leluhurmu rupanya sadar akan kesalahannya menerima tantangan tidak meladeni sungguh2 hanya menghindar saja...
Hingga malam lewat sampai pagi nya…
Kondisinya masih sama2 kuat tak ada yang roboh…

Namun tak bisa disangkal, sang patih perang kelihatan sangat kelelahan…
Sepanjang pertempuran itu dirinya mengeluarkan seluruh kekuatannya tanpa ditahan2 agar cepat selesai, namun sang lawan tak meladeni dengan cara yang sama…

Kelincahan meredam kekuatan…
Keuletan adalah jawaban…
Lambat laun akhirnya tampak kalau sang patih perang akan kalah saking kelelahannya…
Dan memang akhirnya pertempuran berakhir kala sang patih leluhurmu mengalah dengan meloncat jauh dan mengaku kalah…

Luar biasa…
Mengaku kalah dalam kondisi menang…
Semua orang melihat itu dan mengagumi leluhurmu…
Juga semua punggawa kerajaan dampaipun Raja dan Ratu juga ikut memahami...
Dan itulah yang dianggap penghinaan bagi patih perang…

Sejak saat itu dia memiliki dendam tak berujung pada keluargamu…"

Beberapakali bahkan kemarahannya dilampiaskan pada sang Raja dan Ratu dengan memberontak…
Pemberontakan pertama di Kediri atau Daha...

Melihat itu…
Sang resi puteri terpaksa menurunkan ilmunya pada salah satu pangeran leluhurmu hingga akhirnya kondisi membaik…
Dan ilmu itu menghilang lagi dalam suling bulu merak yang kamu pegang itu"

"Lantas kenapa sekarang kamu ajarkan kepadaku?"

"Hi hi hi…..
Soalnya Hero itu adalah keturunan langsung dari pewaris Dirada Meta, tapi dia tak becus saja belajarnya….
Hingga bisa kamu jadikan bulan2an sayang…
Kalau kakeknya mendengar dirinya dipermalukan…
Boleh jadi dia akan minta bayar denda sampai ke bunganya sekalipun…."

"Mmmmm Hero ya………"

Tiba2 muncullah suara tawa yang bergema begitu kuat…
Gaungnya luar biasa menggetarkan saung tempat Bima dan Kirana duduk….

"Ha ha ha …..
Gadis nakal…
Rupanya kamu belum mati ya…..

Malam2 kamu berduaan dengan kekasihmu membicarakanku ya…
Ha ha ha…

Sayang yang aku hadapi masih muda, mmmmm…
Begini saja….
Seminggu lagi aku temui kamu semua untuk memberikan hukuman….
Ha ha ha

Tunggulah seminggu lagi…
Latihan yang benar…
Biar kalahpun ga menyesal….
Ha ha ha"


***


Lho kok jadi begini….?
Kok jadi cerita silat lagi…
Waduh….
Mumet ini jari2nya ga jelas kemana arahnya….

Waduh….

Salam Edan E

 
Yg ngganjel dr awal cerita,ada pertanyaan sesuai karya subes ini,,,,apa benar hanya bimalah yg murni benih sah perkawinan bpk ibunya(Sumarna&Tika) ...????
Mkanya dia pewaris ilmu glatik neba warisan leluhurnya.
Kakak"nya bukan benih sah(perselingkuhan.)
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd