# Spider Power
Namaku Pendo Parker, Pendo singkatan dari Pendek n Dongo. Aku memang pendek dan culun. Aku seorang mahasiswa di salah satu universitas terkemuka di Jakarta. Beda dengan siswa lain, aku harus bekerja keras agar bisa diterima di universitas ini, ya aku mengandalkan beasiswa agar bisa masuk ke universitas ternama itu. Aku hanya tinggal bersama bibiku yg bernama Martinah, sedangkan pamanku telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena penyakit sipilis / raja singa. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, aku bekerja sambilan sebagai seorang buruh foto kacangan di tempat-tempat hiburan. Aku mencari para pengunjung yg lengah, lalu kupotret mereka, kutunjukkan foto hasil jepretanku tadi, dan kupaksa mereka untuk membayar.
Kali ini aku mangkal di sebuah kebun binatang di daerah Jakarta Selatan. Kebetulan pengunjung hari ini sedang ramai, karena ada pameran binatang dari luar negeri hasil rekayasa genetika. Aku segera menuju tempat pameran, berharap ada korban baru untuk hasil fotoku yang payah. Tempat pameran sungguh penuh sesak, banyak sekali binatang yang dipamerkan di tempat ini. Dari kesemua binatang disini, hanya ada satu binatang yang menarik perhatianku, Laba-Laba Binal Afrika. Ukurannya luar biasa, tiga kali lipat ukuran laba-laba tarantula.
Aku sedang asyik memotret para pengunjung yang lengah, ketika tiba-tiba terdengar suara kaca pecah, disusul dengan suara alarm yang membuat pengunjung panik dan berhamburan keluar. Aku mencoba berlari, namun tempat ini sungguh penuh sesak, dan tiba-tiba seseorang menabrakku dan mendorongku jatuh kebelakang. Aku mencoba berdiri, belum sempat aku berdiri, tiba-tiba kurasakan sakit yang teramat sangat amat luar biasa di selangkanganku. Astaga, laba-laba Afrika tadi menggigitku tepat di buah zakarku. Aku segera berteriak kesakitan, aku pun pingsan.
Aku terbangun karena sinar yang begitu menyilaukan mataku. Astaga, dimana aku? Tanganku di infus, dan buah zakarku terasa benar-benar ngilu. Dokter datang menghampiriku.
"Dok, kenapa dengan saya? Saya ingat buah zakar saya digigit oleh laba-laba besar itu!" tanyaku panik.
"Ah, ga apa-apa kok. Badannya doank yg besar, paling agak ngilu-ngilu aja sedikit, besok juga sembuh." jawab dokter acuh.
"Yang bener, dok?" tanyaku heran.
"Iya, ga percayaan amat sih. Yang dokter loe, apa gua sih?! Udah, loe boleh pulang sekarang." jawabnya sewot.
Aku hanya terdiam, namun masih sedikit khawatir dengan keadaan buah zakarku, aku tidak berani untuk menengoknya. Aku segera bangkit mengambil tas kameraku dan pergi dari rumah sakit itu.
Sampai di rumah, nyeri buah zakarku masih saja terasa. Setelah menyapa bibi yang sedang asyik tiduran sambil nonton sinetron, aku segera masuk kamar. Kali ini aku memberanikan diri untuk melihat kantung masa depanku yang nyeri itu. Kumulai buka celanaku, aku amat terkejut melihat ukuran buah zakarku yang membengkak, warnanya pun berubah menjadi biru pucat. Aku mencoba menenangkan diri dengan mengingat pesan dokter tadi. Dan aku segera tidur karena seluruh tubuhku terasa pegal-pegal.
Pagi hari aku bangun, aku merasa tubuhku amatlah berat. Kulepas kaosku yang terasa begitu sempit. Astaga, seluruh tubuhku berubah. Otot-otot tanganku yang tadinya tidak ada, kini padat berisi seperti binaraga, ditambah lagi perutku yang tadinya buncit karena sering mabuk berubah menjadi keras dan six pack. Kubuka celanaku, buah zakarku tidak juga normal, namun ukurannya menjadi lebih kecil dari kemarin, dan aku benar-benar kaget saat melihat penisku yang dua kali lipat bertambah panjang dan besar dari ukuran penisku sebelumnya yang hanya 9 cm. Aku senang bercampur heran.
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seekor tikus yang meloncat ke atas meja disampingku, reflex kulemparkan kaus yang kupegang di tanganku. Aku bertambah kaget, dari pergelangan tanganku, keluar sebuah cairan berwarna putih mengkilap, tikus itu pun terkena cairan itu dan tak dapat bergerak lagi. Dan yang paling parah, aku benar-benar merasa sangat horny, tubuhku berasa panas dan keringat dingin keluar di sekujur tubuhku. Astaga, ada apa dengan tubuhku?!!
Aku yang bingung, segera pergi menuju ke halaman belakang rumah bibiku. Aku heran dan bertanya-tanya, bagaimana cairan itu bisa keluar dari tanganku. Kucoba berbagai macam gaya tangan, dari mulai peace, ok, metal, fuck you, sampai kupaksa kelingkingku, namun cairan tadi tidak juga keluar. Karena putus asa dan emosi, kumaki diriku sendiri, sambil kuselipkan ibu jariku diantara jari telunjuk dan jari tengah, sambil berkata ngentot!! Tiba - tiba cairan aneh itu keluar lagi, aku berhasil menemukan caranya. Kisahku pun dimulai...
***
# The New Hero Has Born
Seminggu sudah semenjak kejadian di kebun binatang. Aku sudah terbiasa dengan kekuatan baruku ini. Lalu aku berpikir, dengan kekuatan seperti ini, aku bisa jadi apa saja, pahlawan, perampok, dll. Aku bisa merampok dengan mudah dengan menggunakan kekuatanku, aku juga bisa menjadi pahlawan dan membuat gadis-gadis suka padaku, khususnya wanita pujaanku, MJ alias Marni Jane. Selama seminggu ini pun, aku tidak henti-hentinya horny, dan aku lampiaskan horniku itu dengan masturbasi sendiri di kamar, tapi aku heran, kenapa ga bisa orgasme juga, itu malah membuatku semakin horny dan horny.
Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang pahlawan baru bagi kota ini dan setiap pahlawan butuh kostum yang keren. Aku tidak punya banyak uang untuk memesan kostum khusus, aku hanya punya uang 100ribu rupiah hasil dari memotretku tadi siang. Hah, aku mendapatkan akal, aku segera menuju ke sebuah apotek di dekat rumah.
"Misi, mas, jual kondom gak?" tanyaku malu-malu.
"Oh, ada, mas, yang rasa apa?" jawab si apoteker.
"Saya mau beli banyak, mas, satu kardus, jadi yang paling murah aja deh." jawabku.
"Gila, buat apaan, mas? Yang paling murah ada sih, tapi rasa ikan asin, mau?" tanyanya heran.
"Buset, ikan asin? Hmm.. ya udahlah, gak pa-pa, satu kardus, mas." jawabku.
Singkat cerita, aku berhasil membuat kostumku yang ketat dan beraroma ikan asin itu dengan menjahit kondom-kondom tadi satu persatu. Lahirlah pahlawan baru di kota ini, Who Im I? Im Sexpiderman...
***
# When Good Go BAD
Malam harinya, aku mulai menyusuri jalan-jalan kumuh di samping rumah dengan kostum baruku, bergelayutan di pon-pohon dan tiang listrik dengan jaring yang mirip sperma ini. Tubuhku menggigil, bukan karena dinginnya malam, tapi karena aku tidak bisa melampiaskan nafsuku selama seminggu ini, ingin rasanya aku menyewa seorang pelacur untuk memuaskanku, tapi uang hasil kerjaku tidak akan mungkin cukup untuk menyewa mereka, kecuali pelacur-pelacur tua yang vaginanya sudah penuh dengan penyakit.
Tiba-tiba kudengar seorang wanita menjerit, aku segera melompat lincah seperti laba-laba ke arah gang asal suara wanita itu tadi. Seorang preman sedang berusaha memperkosa wanita muda itu, segera kuterjang preman yang sebenarnya aku kenal, namanya Godek, dia sering memalakku di pasar. Wah, kesempatan emas nih, sambil pamer bisa sekalian balas dendam ke si Godek.
Godek menyerangku dengan botol beer yang dia pegang. Aku menghindar, kuarahkan Jarsem (Jaring Sperma) ke arah tubuhnya, pas masuk ke dalam mulutnya yang sedang terbuka lebar karena memaki-makiku. Godek langsung tersedak, beberapa saat kemudian dia muntah-muntah, lalu kabur menghilang di gelapnya ujung gang ini.
"Neng, ga pa-pa?" tanyaku sok keren.
"Engg... enggak nape-nape, bang. Abang siapa ya, kok pake baju renang malem-malem?" tanyanya heran.
"Buset! Baju renang? Ini kostum abang, neng. Perkenalkan, nama abang Sexpiderman." jawabku gagah.
"Oh, makasih yah, abang Septiktank, udah nolongin saya." jawabnya lalu pergi meninggalkanku begitu saja.
Buset, aku kaget dengan respon dari wanita itu. Dia pergi meninggalkanku begitu saja, tau gitu ga usah aku tolong tadi. Dia semakin menjauh berjalan, pantatnya yang montok terlihat jelas dan menggoda dengan rok mini ketat yg dipakainya. Wajahnya juga lumayan cantik. Pikiran jahatku langsung berkerja, "Cewek ga tau terima kasih kayak gitu, harusnya dikasih pelajaran sedikit nih.."
Segera kumeloncat melesat dengan Jarsem-ku ke arah wanita kurang ajar tak tau diuntung itu. Kulemparkan Jarsemku melilit tubuhnya, kutarik tubuhnya ke atas, lalu kutangkap dengan satu tanganku, dia menjerit keras, kusumpal mulutnya dengan Jarsem sehingga dia tidak dapat berbicara lagi. Aku membawanya ke sebuah tanah kosong di belakang komplek, kuikat tubuhnya di pohon dengan Jarsem-ku. Lalu aku sibuk membuat rumah jaring dengan Jarsemku tadi. Aku sudah berlatih membuat sarang dengan Jarsem beberapa hari lalu. Kuangkat tubuh wanita muda itu ke tengah-tengah sarang spesialku ini, lalu kubuka penutup mulutnya.
Di bawah terangnya sinar rembulan, wanita itu menjerit keras, tapi tidak akan ada yang mendengar jeritannya di tengah tanah kosong yang luas ini. Kalau ada yang mendengar pun tidak akan berani masuk ke dalam tanah kosong yang terkenal angker ini.
"Mampus loe, berani sih loe kurang ajar sama gue." Bentakku.
"Bang, ampun, bang. Salah saya apa, bang?" tanyanya panik.
"Salah loe? Udah gua tolong, malah pergi gitu aja, ga sopan." aku semakin emosi.
"Bang, itu... Saya emang harus gima..."
Belum habis dia ucapkan kata-kata dari mulutnya, segera kutembakan Jarsem ke arah bajunya, kutarik dan bajunya pun sobek. Payudaranya yang besar terlihat jelas di balik bra warna pinknya. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Jarsemku yang lain meluncur lincah menarik satu-satu pakaiannya, rok pendek yang dipakainya, branya, celana dalamnya, hingga wanita sialan itu bugil total.
"Huuuuaaa... bang! Ampun, bang septiktank!!" jeritnya memelas.
"Setan, masih berani ngatain gue lagi!!" bentakku.
"Ammpuunn... bang, ammm..."
Lagi-lagi belum selesai dia berucap, kudesakkan penis baruku ini ke dalam mulutnya, dia hampir tersedak dan tidak bisa bernapas karena ukuran penisku yang super besar. Kupaksa penisku keluar masuk di mulutnya, air mata pun menetes di wajah cantik wanita muda itu.
"Eeeemmm... Emmmm..." dia mencoba berkata dangan mulutnya yang sesak.
"Ape loe? Isep nih kontol gua!" gertakku.
"Eeemmmm... Eeemmmm..." dia mencoba melepaskan penisku dari mulutnya.
"Kalo ga loe isep, gue jatohin loe dari atas sini, biar remuk tulang-tulang loe!!"
"Emm.. Emm.. Emm.. Slurp.. Slurp.." dia perlahan mulai mengisapnya.
Ouh, begitu nikmat. Wanita ini seperti sudah biasa dan mahir menghisap penis, dasar lacur sok jual mahal. Kuarahkan tanganku yang besar dan berotot ke arah payudara wanita itu, kuremas-remas, kuplintir putihnya yang lancip, lalu payudaranya semakin lama menjadi mengeras. Wah, dia sudah mulai menyerah nih.
Beberapa menit dia mengulum penis besarku. Tanganku semakin menjadi-jadi, aku turunkan tanganku ke arah vaginanya, mulai kugesek-gesekkan jariku di atas klitorisnya yang ternyata sudah basah. Aku tak sabar lagi untuk menikmati vagina wanita jalang ini, kucabut penisku dari mulutnya.
"Huuuaaahh..." desah wanita itu lega.
"Nah, sekarang lubang bawah loe yang gue cobain!!" gertakku.
"Hah, jangan, bang! Ampun, bang! Ammmppuuunnn!!!" tangisnya.
Kudekatkan tubuhku, kuregangkan kakinya, jaring-jaring buatanku ini sangat lengket di tubuhnya, jadi dengan mudah kutempelkan kedua kakinya di jaring. Selangkangan wanita ini terbuka dan dapat terlihat jelas vaginanya yang basah dan mengkilap karena cahaya bulan. Tanpa lama, kutancapkan penis superku di vagina wanita itu, berasa sangat sempit dan menggigit.
"Eeennngggg... Aaaaaahhhhh... Eeeehhh... Sssssttttt..." desah wanita itu.
"Enak kan kontol gede gue?!" sambil terus kukocok penisku.
"Ampun, bang! Aaaahhhh... Ooooohhh...!" desahnya kencang.
Kusemakin lincah, penis besarku keluar masuk dengan cepat di vaginanya, dia pun semakin meregang keenakan. Kuremas-remas payudaranya yang besar itu, kupelintir putingnya yang lancip. Dia semakin kencang mendesah sambil sesekali menggigit bibirnya untuk menahan nikmat.
"Uuuuuhhhhhhhh... Eeeggghhhh!!" desahnya keras.
"Nah, mo keluar ya loe, lacur?!" tahu dia akan segera orgasme, segera kupercepat irama penisku di vaginanya dan...
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh...!!" tubuh wanita itu menggeliat, kurasakan penisku dibanjiri oleh cairan hangat yang keluar dari dalam vaginanya.
"Enak kan, cur?" bentakku.
"Enak, bang! Aaahhh... Aaaahhh..." jawabnya terbata, sementara aku terus mengocok, dan terus mengocok, hingga...
"Aaahhh... Uuuuhhhh... Aaarggghhh... Aaaaaaaaaarrrrrrrrggggggggghhh..!!" astaga, wanita ini orgasme lagi, mungkin karena ukuran penisku yang besar ini, dia benar-benar merasakan kenikmatan dunia. Aku terus mengocok penisku dan tanganku terus mengerayangi tubuhnya. Aku belum juga merasakan sensasi-sensasi orgasme.
Beberapa menit kemudian, wanita itu orgasme lagi, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi, sampai akhirnya dia pingsan tak berdaya. Dan astaga! Aku belum juga orgasme, ada apa dengan tubuhku!!! Aku tidak bisa lagi menikmati tubuh wanita ini, aku harus mencari cara lain untuk bisa membuatku orgasme. Kupakai lagi kostum kerenku, kuturunkan wanita itu dari sarang Jarsem-ku, dan aku pun melesat bebas diterangi cahaya bulan sambil menahan birahiku yang tidak juga terpuaskan.
Aku Sexpiderman, aku kuat, cepat, dan aku HORNY...
[Bersambung]
Namaku Pendo Parker, Pendo singkatan dari Pendek n Dongo. Aku memang pendek dan culun. Aku seorang mahasiswa di salah satu universitas terkemuka di Jakarta. Beda dengan siswa lain, aku harus bekerja keras agar bisa diterima di universitas ini, ya aku mengandalkan beasiswa agar bisa masuk ke universitas ternama itu. Aku hanya tinggal bersama bibiku yg bernama Martinah, sedangkan pamanku telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena penyakit sipilis / raja singa. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, aku bekerja sambilan sebagai seorang buruh foto kacangan di tempat-tempat hiburan. Aku mencari para pengunjung yg lengah, lalu kupotret mereka, kutunjukkan foto hasil jepretanku tadi, dan kupaksa mereka untuk membayar.
Kali ini aku mangkal di sebuah kebun binatang di daerah Jakarta Selatan. Kebetulan pengunjung hari ini sedang ramai, karena ada pameran binatang dari luar negeri hasil rekayasa genetika. Aku segera menuju tempat pameran, berharap ada korban baru untuk hasil fotoku yang payah. Tempat pameran sungguh penuh sesak, banyak sekali binatang yang dipamerkan di tempat ini. Dari kesemua binatang disini, hanya ada satu binatang yang menarik perhatianku, Laba-Laba Binal Afrika. Ukurannya luar biasa, tiga kali lipat ukuran laba-laba tarantula.
Aku sedang asyik memotret para pengunjung yang lengah, ketika tiba-tiba terdengar suara kaca pecah, disusul dengan suara alarm yang membuat pengunjung panik dan berhamburan keluar. Aku mencoba berlari, namun tempat ini sungguh penuh sesak, dan tiba-tiba seseorang menabrakku dan mendorongku jatuh kebelakang. Aku mencoba berdiri, belum sempat aku berdiri, tiba-tiba kurasakan sakit yang teramat sangat amat luar biasa di selangkanganku. Astaga, laba-laba Afrika tadi menggigitku tepat di buah zakarku. Aku segera berteriak kesakitan, aku pun pingsan.
Aku terbangun karena sinar yang begitu menyilaukan mataku. Astaga, dimana aku? Tanganku di infus, dan buah zakarku terasa benar-benar ngilu. Dokter datang menghampiriku.
"Dok, kenapa dengan saya? Saya ingat buah zakar saya digigit oleh laba-laba besar itu!" tanyaku panik.
"Ah, ga apa-apa kok. Badannya doank yg besar, paling agak ngilu-ngilu aja sedikit, besok juga sembuh." jawab dokter acuh.
"Yang bener, dok?" tanyaku heran.
"Iya, ga percayaan amat sih. Yang dokter loe, apa gua sih?! Udah, loe boleh pulang sekarang." jawabnya sewot.
Aku hanya terdiam, namun masih sedikit khawatir dengan keadaan buah zakarku, aku tidak berani untuk menengoknya. Aku segera bangkit mengambil tas kameraku dan pergi dari rumah sakit itu.
Sampai di rumah, nyeri buah zakarku masih saja terasa. Setelah menyapa bibi yang sedang asyik tiduran sambil nonton sinetron, aku segera masuk kamar. Kali ini aku memberanikan diri untuk melihat kantung masa depanku yang nyeri itu. Kumulai buka celanaku, aku amat terkejut melihat ukuran buah zakarku yang membengkak, warnanya pun berubah menjadi biru pucat. Aku mencoba menenangkan diri dengan mengingat pesan dokter tadi. Dan aku segera tidur karena seluruh tubuhku terasa pegal-pegal.
Pagi hari aku bangun, aku merasa tubuhku amatlah berat. Kulepas kaosku yang terasa begitu sempit. Astaga, seluruh tubuhku berubah. Otot-otot tanganku yang tadinya tidak ada, kini padat berisi seperti binaraga, ditambah lagi perutku yang tadinya buncit karena sering mabuk berubah menjadi keras dan six pack. Kubuka celanaku, buah zakarku tidak juga normal, namun ukurannya menjadi lebih kecil dari kemarin, dan aku benar-benar kaget saat melihat penisku yang dua kali lipat bertambah panjang dan besar dari ukuran penisku sebelumnya yang hanya 9 cm. Aku senang bercampur heran.
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seekor tikus yang meloncat ke atas meja disampingku, reflex kulemparkan kaus yang kupegang di tanganku. Aku bertambah kaget, dari pergelangan tanganku, keluar sebuah cairan berwarna putih mengkilap, tikus itu pun terkena cairan itu dan tak dapat bergerak lagi. Dan yang paling parah, aku benar-benar merasa sangat horny, tubuhku berasa panas dan keringat dingin keluar di sekujur tubuhku. Astaga, ada apa dengan tubuhku?!!
Aku yang bingung, segera pergi menuju ke halaman belakang rumah bibiku. Aku heran dan bertanya-tanya, bagaimana cairan itu bisa keluar dari tanganku. Kucoba berbagai macam gaya tangan, dari mulai peace, ok, metal, fuck you, sampai kupaksa kelingkingku, namun cairan tadi tidak juga keluar. Karena putus asa dan emosi, kumaki diriku sendiri, sambil kuselipkan ibu jariku diantara jari telunjuk dan jari tengah, sambil berkata ngentot!! Tiba - tiba cairan aneh itu keluar lagi, aku berhasil menemukan caranya. Kisahku pun dimulai...
***
# The New Hero Has Born
Seminggu sudah semenjak kejadian di kebun binatang. Aku sudah terbiasa dengan kekuatan baruku ini. Lalu aku berpikir, dengan kekuatan seperti ini, aku bisa jadi apa saja, pahlawan, perampok, dll. Aku bisa merampok dengan mudah dengan menggunakan kekuatanku, aku juga bisa menjadi pahlawan dan membuat gadis-gadis suka padaku, khususnya wanita pujaanku, MJ alias Marni Jane. Selama seminggu ini pun, aku tidak henti-hentinya horny, dan aku lampiaskan horniku itu dengan masturbasi sendiri di kamar, tapi aku heran, kenapa ga bisa orgasme juga, itu malah membuatku semakin horny dan horny.
Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang pahlawan baru bagi kota ini dan setiap pahlawan butuh kostum yang keren. Aku tidak punya banyak uang untuk memesan kostum khusus, aku hanya punya uang 100ribu rupiah hasil dari memotretku tadi siang. Hah, aku mendapatkan akal, aku segera menuju ke sebuah apotek di dekat rumah.
"Misi, mas, jual kondom gak?" tanyaku malu-malu.
"Oh, ada, mas, yang rasa apa?" jawab si apoteker.
"Saya mau beli banyak, mas, satu kardus, jadi yang paling murah aja deh." jawabku.
"Gila, buat apaan, mas? Yang paling murah ada sih, tapi rasa ikan asin, mau?" tanyanya heran.
"Buset, ikan asin? Hmm.. ya udahlah, gak pa-pa, satu kardus, mas." jawabku.
Singkat cerita, aku berhasil membuat kostumku yang ketat dan beraroma ikan asin itu dengan menjahit kondom-kondom tadi satu persatu. Lahirlah pahlawan baru di kota ini, Who Im I? Im Sexpiderman...
***
# When Good Go BAD
Malam harinya, aku mulai menyusuri jalan-jalan kumuh di samping rumah dengan kostum baruku, bergelayutan di pon-pohon dan tiang listrik dengan jaring yang mirip sperma ini. Tubuhku menggigil, bukan karena dinginnya malam, tapi karena aku tidak bisa melampiaskan nafsuku selama seminggu ini, ingin rasanya aku menyewa seorang pelacur untuk memuaskanku, tapi uang hasil kerjaku tidak akan mungkin cukup untuk menyewa mereka, kecuali pelacur-pelacur tua yang vaginanya sudah penuh dengan penyakit.
Tiba-tiba kudengar seorang wanita menjerit, aku segera melompat lincah seperti laba-laba ke arah gang asal suara wanita itu tadi. Seorang preman sedang berusaha memperkosa wanita muda itu, segera kuterjang preman yang sebenarnya aku kenal, namanya Godek, dia sering memalakku di pasar. Wah, kesempatan emas nih, sambil pamer bisa sekalian balas dendam ke si Godek.
Godek menyerangku dengan botol beer yang dia pegang. Aku menghindar, kuarahkan Jarsem (Jaring Sperma) ke arah tubuhnya, pas masuk ke dalam mulutnya yang sedang terbuka lebar karena memaki-makiku. Godek langsung tersedak, beberapa saat kemudian dia muntah-muntah, lalu kabur menghilang di gelapnya ujung gang ini.
"Neng, ga pa-pa?" tanyaku sok keren.
"Engg... enggak nape-nape, bang. Abang siapa ya, kok pake baju renang malem-malem?" tanyanya heran.
"Buset! Baju renang? Ini kostum abang, neng. Perkenalkan, nama abang Sexpiderman." jawabku gagah.
"Oh, makasih yah, abang Septiktank, udah nolongin saya." jawabnya lalu pergi meninggalkanku begitu saja.
Buset, aku kaget dengan respon dari wanita itu. Dia pergi meninggalkanku begitu saja, tau gitu ga usah aku tolong tadi. Dia semakin menjauh berjalan, pantatnya yang montok terlihat jelas dan menggoda dengan rok mini ketat yg dipakainya. Wajahnya juga lumayan cantik. Pikiran jahatku langsung berkerja, "Cewek ga tau terima kasih kayak gitu, harusnya dikasih pelajaran sedikit nih.."
Segera kumeloncat melesat dengan Jarsem-ku ke arah wanita kurang ajar tak tau diuntung itu. Kulemparkan Jarsemku melilit tubuhnya, kutarik tubuhnya ke atas, lalu kutangkap dengan satu tanganku, dia menjerit keras, kusumpal mulutnya dengan Jarsem sehingga dia tidak dapat berbicara lagi. Aku membawanya ke sebuah tanah kosong di belakang komplek, kuikat tubuhnya di pohon dengan Jarsem-ku. Lalu aku sibuk membuat rumah jaring dengan Jarsemku tadi. Aku sudah berlatih membuat sarang dengan Jarsem beberapa hari lalu. Kuangkat tubuh wanita muda itu ke tengah-tengah sarang spesialku ini, lalu kubuka penutup mulutnya.
Di bawah terangnya sinar rembulan, wanita itu menjerit keras, tapi tidak akan ada yang mendengar jeritannya di tengah tanah kosong yang luas ini. Kalau ada yang mendengar pun tidak akan berani masuk ke dalam tanah kosong yang terkenal angker ini.
"Mampus loe, berani sih loe kurang ajar sama gue." Bentakku.
"Bang, ampun, bang. Salah saya apa, bang?" tanyanya panik.
"Salah loe? Udah gua tolong, malah pergi gitu aja, ga sopan." aku semakin emosi.
"Bang, itu... Saya emang harus gima..."
Belum habis dia ucapkan kata-kata dari mulutnya, segera kutembakan Jarsem ke arah bajunya, kutarik dan bajunya pun sobek. Payudaranya yang besar terlihat jelas di balik bra warna pinknya. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Sreet.. Jarsemku yang lain meluncur lincah menarik satu-satu pakaiannya, rok pendek yang dipakainya, branya, celana dalamnya, hingga wanita sialan itu bugil total.
"Huuuuaaa... bang! Ampun, bang septiktank!!" jeritnya memelas.
"Setan, masih berani ngatain gue lagi!!" bentakku.
"Ammpuunn... bang, ammm..."
Lagi-lagi belum selesai dia berucap, kudesakkan penis baruku ini ke dalam mulutnya, dia hampir tersedak dan tidak bisa bernapas karena ukuran penisku yang super besar. Kupaksa penisku keluar masuk di mulutnya, air mata pun menetes di wajah cantik wanita muda itu.
"Eeeemmm... Emmmm..." dia mencoba berkata dangan mulutnya yang sesak.
"Ape loe? Isep nih kontol gua!" gertakku.
"Eeemmmm... Eeemmmm..." dia mencoba melepaskan penisku dari mulutnya.
"Kalo ga loe isep, gue jatohin loe dari atas sini, biar remuk tulang-tulang loe!!"
"Emm.. Emm.. Emm.. Slurp.. Slurp.." dia perlahan mulai mengisapnya.
Ouh, begitu nikmat. Wanita ini seperti sudah biasa dan mahir menghisap penis, dasar lacur sok jual mahal. Kuarahkan tanganku yang besar dan berotot ke arah payudara wanita itu, kuremas-remas, kuplintir putihnya yang lancip, lalu payudaranya semakin lama menjadi mengeras. Wah, dia sudah mulai menyerah nih.
Beberapa menit dia mengulum penis besarku. Tanganku semakin menjadi-jadi, aku turunkan tanganku ke arah vaginanya, mulai kugesek-gesekkan jariku di atas klitorisnya yang ternyata sudah basah. Aku tak sabar lagi untuk menikmati vagina wanita jalang ini, kucabut penisku dari mulutnya.
"Huuuaaahh..." desah wanita itu lega.
"Nah, sekarang lubang bawah loe yang gue cobain!!" gertakku.
"Hah, jangan, bang! Ampun, bang! Ammmppuuunnn!!!" tangisnya.
Kudekatkan tubuhku, kuregangkan kakinya, jaring-jaring buatanku ini sangat lengket di tubuhnya, jadi dengan mudah kutempelkan kedua kakinya di jaring. Selangkangan wanita ini terbuka dan dapat terlihat jelas vaginanya yang basah dan mengkilap karena cahaya bulan. Tanpa lama, kutancapkan penis superku di vagina wanita itu, berasa sangat sempit dan menggigit.
"Eeennngggg... Aaaaaahhhhh... Eeeehhh... Sssssttttt..." desah wanita itu.
"Enak kan kontol gede gue?!" sambil terus kukocok penisku.
"Ampun, bang! Aaaahhhh... Ooooohhh...!" desahnya kencang.
Kusemakin lincah, penis besarku keluar masuk dengan cepat di vaginanya, dia pun semakin meregang keenakan. Kuremas-remas payudaranya yang besar itu, kupelintir putingnya yang lancip. Dia semakin kencang mendesah sambil sesekali menggigit bibirnya untuk menahan nikmat.
"Uuuuuhhhhhhhh... Eeeggghhhh!!" desahnya keras.
"Nah, mo keluar ya loe, lacur?!" tahu dia akan segera orgasme, segera kupercepat irama penisku di vaginanya dan...
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh...!!" tubuh wanita itu menggeliat, kurasakan penisku dibanjiri oleh cairan hangat yang keluar dari dalam vaginanya.
"Enak kan, cur?" bentakku.
"Enak, bang! Aaahhh... Aaaahhh..." jawabnya terbata, sementara aku terus mengocok, dan terus mengocok, hingga...
"Aaahhh... Uuuuhhhh... Aaarggghhh... Aaaaaaaaaarrrrrrrrggggggggghhh..!!" astaga, wanita ini orgasme lagi, mungkin karena ukuran penisku yang besar ini, dia benar-benar merasakan kenikmatan dunia. Aku terus mengocok penisku dan tanganku terus mengerayangi tubuhnya. Aku belum juga merasakan sensasi-sensasi orgasme.
Beberapa menit kemudian, wanita itu orgasme lagi, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi, sampai akhirnya dia pingsan tak berdaya. Dan astaga! Aku belum juga orgasme, ada apa dengan tubuhku!!! Aku tidak bisa lagi menikmati tubuh wanita ini, aku harus mencari cara lain untuk bisa membuatku orgasme. Kupakai lagi kostum kerenku, kuturunkan wanita itu dari sarang Jarsem-ku, dan aku pun melesat bebas diterangi cahaya bulan sambil menahan birahiku yang tidak juga terpuaskan.
Aku Sexpiderman, aku kuat, cepat, dan aku HORNY...
[Bersambung]
Terakhir diubah oleh moderator: