Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Si Badak Pembawa Nikmat

Eps 4

Badak yang kembali ke saungnya didalam hutan pun kini melamun sendiri mengingat ingat pergumulan panas yang baru saja terjadi antara dirinya dengan mbak wati, ia pun tersenyum sumringah sambil merebahkan dirinya di saung yang dibuatnya sendiri dan sambil bernyanyi menghibur dirinya hingga ia pun terlelap di siang hari yang panas.

Sementara diseberang jalan mbak wati sedang sibuk dengan warung nasi nya yang ramai karna memang sudah waktunya makan siang, kehadiran mbak wati sendiri inilah yang sebenarnya salah satu penyebab warung nasinya ramai selain karena memang keahlianya meracik bumbu sehingga masakan yang dibuatnya pun menjadi enak, keberadaan mbak wati dengan parasnya ayu nya, putih kulitnya serta body yang masih sangat padat menjadi daya tarik buat para pelangganya yang sebagian besar lelaki bahkan supir supir truk yang terbiasa melintas diadaerah situ banyak yang menyempatkan diri mampir ke warungnya sekedar untuk ngopi ataupun makan gorengan tetapi tujuan utama mereka kebanyakan untuk melihat mbak wati, banyak sekali pria yang menggoda mbak wati di warungnya itu tetapi tak satu pun pria yang menarik hatinya selain dia memang sudah bersuami tetapi dia juga sudah tertarik dengan seorang pria besar penebang kayu yang hari demi hari membuatnya selalu merasa ingin berdekatan meskipun dia sadar bahwa dia sudah terikat dengan mas pardi suaminya yang saat ini menjadi buruh bangunan di kota dan pulang terkadang 3 bulan sekali dan itupun paling lama seminggu sehingga menimbulkan sebuah kekosongan didirinya.

Di sela sela kesibukanya melayani pembeli di warungnya ia pun sering kali memperhatikan seberang jalan untuk sekedar melihat pria berbadan besar yang kini mengisi kekosongan tersebut, jantungnya berdegup kencang ketika dia mengingat kembali pergumalannya dengan Badak di saung tempat badak beristirahat, pergumulan panas yang benar benar dirindukanya bahkan dia pun merasakan pergumulannya dengan badak jauh lebih panas dibanding pergumulanya dengan suaminya bahkan disaat saat malam pertama mereka dulu.

Sore Hari pun hampir berlalu tak terasa sudah maghrib seiring berkumandangnya Adzan maghrib badak pun terbangun dari tidurnya, tidak terasa siang itu dia tidur nyenyak sekali sehingga terbangun dihari yang sudah mulai gelap, ia pun bangkit berdiri dan berjalan keluar hutan menuju ke rumahnya, tak lupa ia membeli nasi bungkus untuk dibawa nya pulang dan disantap bersama mbah karso mengingat dia sendiri saat ini luar biasa lapar karena tidak makan daritadi siang niatnya ingin mampir ke warung nasi mbak wati pun ia urungkan karena melihat dari seberang jalan warung mbak wati sudah dalam keadaan tertutup dia pun berjalan menghampiri pedagan nasi goreng yang kebetulan lewat dan dia pun langsung memesan 3 bungkus dimana 2 bungkus akan dimakanya sendiri dan 1 bungkus lainya untuk mbah karso, saat duduk menunggu pesananya selesai, dia teringat akan bisikan dari mbak wati yang memintanya datang kerumahnya malam ini, Badak pun tersenyum sumringah, senyum penuh kemenangan, senyum dimana dia akhirnya dapat merasakan kebahagian sebagai laki laki yang sudah hampir dua tahun terakhir ini tidak dirasakanya.

Selepas Makan malam Badak pun bergegas mandi membersihkn diri dan bersiap untuk meladeni undangan yang dilayangkan kepadanya oleh mbak wati, badak pun berpenampilan seperti biasa dengan kaos dan celana pendek karena dia tidak mau mengundang kecurigaan Mbah karso bila dia berpenampila tidak seperti biasanya.

Disisi lain Mbak Wati pun sudah berdandan bak remaja yang sedang kasmaran diapun ingin terlihat cantik dimata Pria Besar yang kini dirasakanya mengisi kekosongan yang ditinggalkan suaminya mas pardi yang bekerja jauh di kota, tidak lupa Wati pun memasak makanan yang memang disukai dan sering dipesan badak di warungnya, Ikan Teri kacang balado, Sayur tumis kacang panjang sorek tempe serta tempe mendoan, dan tidak lupa dia memasak air kemudian memasukannya ke termos air supaya air tetap panas untuk dibuat teh karna mbak wati pun belum tahu kapan pria yang dinantikanya akan datang.

Mbak Wati menunggu dengan jantung yang berdegup kencang sambil membayangkan kejadian yang membuat dirinya selalu teringat akan si pria besar yang menjadi pria kedua selain suaminya menjamah tubuh dan mencium bibirnya, jantung wati juga berdegup kencang karena disisi lain hatinya berpikir apakah ini perbuatan benar atau salah, dan dia pun sebenarnya juga takut ketahuan warga bila ada pria yang masuk kedalam rumahnya malam malam selain suami atau saudaranya, tetapi semua keresahan itu berhasil dipatahkan oleh gairah yang sudah menggebu akan belaian tangan pria yang memang sangat ingin dia rasakan, gairah yang memuncak ini lah yang sudah menutupi benak wati akan perbuatan benar ataupun salah.

Jam menunjukan setengah 10 malam dan dari pintu rumah wati terdengar ketukan pelan dan suara memanggil yang terdengar seperti berbisik ‘mbak… ini saya badak', mbak wati yang memang sudah menunggu diruang tamu pun langsung menyaut ‘iya sebentar’ sembari berjalan membukakan pintu, dan saat pintu dibukakan dengan cepat badak langsung masuk dan menutup pintu dan menguncinya karena dia juga tidak mau ketahuan warga bertamu di rumah seorang wanita malam malam dimana wanita tersebut sudah bersuami.

Tidak ada basa basi seketika pintu tertutup dan terkunci badak pun langsung mengarah kan wajahnya untuk mencium bibir wati yang berhiaskan pemerah bibir sehingga terlihat semakin menggairahkan, ‘Cupp…. cuphh…. cuph…’ wati yang mendapatkan ciuman yang mendadak tadi pun membalas ciuman badak dan kini beradulah bibir mereka, permainan lidah pun terjadi hmmmm, ehmmmm…. hmmmmm badak yang saking bersemangatnya dengan balasan wati pun kini duduk di sofa yang memang berada disamping pintu dan mendudukan wati di pangkuannya menghadap dirinya dan ciuman yang mereka lakukan pun semakin ganas seolah keduanya tidak mau melepaskan bibir mereka masing2 ‘'hmmmmhhhh……muachhhhh….. ehmmmmmm mmmhhhh" kedua tangan wati kini berada di kedua pipi badak yang banyak ditumbuhi bulu bulu keriting sambil membelai pipi badak wati pun semakin aktif memainkan lidah nya yang kini saling membelit dengan lidah badak, air liur mereka pun sudah bercampur di mulut mereka masing masing ‘mmmuacchhh….cuphhhh…. cuphh…’ kembali ciuman badak mendarat di bibir wati tak terasa sudah beberapa menit mereka saling mencumbu wati pun bangkit berdiri dan menarik tangan badak kearah meja makan dengan makanan yang disediakan.

‘Makan dulu mas, saya buatkan air teh ya sebentar’ ujar wati sambil berbalik badan menuju dapur.

‘tapi saya sudah makan’ sahut badak

‘Makan dulu kek mas sedikit juga gapapa, sudah saya buatkan khusus untuk mas’ balas wati lagi yang kini sambil cemberut cemberut manja

Badak yang melihat hal itu pun tertawa dan sambil mengambil piring ‘iya ya mas makan jangan cemberut dong cantik’

‘nah gitu dong, ya sudah aku buatkan teh dulu ya mas' wati hendak bergegas kedapur tetapi badak menangkap tangan wati

‘eh tunggu dulu… cium dulu’ badak pun memonyonkan bibirnya

Seperti anak remaja yang sedang kasmaran wati pun mencium badak ‘cuph… cuph…’, dah yah tak tinggal, badak pun kembali menangkap tangan wati ‘lagi dong lagi’, wati pun berbalik badan sambil mencubit genit pinggang badak dia pun mencium bibir pria itu ‘cuph…. mmmuachh', ‘sekali lagi dong’ pinta badak, ‘ih mas udah ah genit deh, makan dulu mas’ dan dia pun mencium bibir badak lagi dengan ciuman panjang ‘cupppppppphhhhhh’ setelah itu badak melepaskan tangan wati dan mbak wati pun bergegas menuju dapur untuk membuatkan teh.

Didapur mbak wati pun menyiapkan teh jahe untuk Badak, dan dari gerakanya yg sangat bersemangat itu terlihat betapa bahagianya dia malam ini, dia pun sesekali memegangi bibirnya yang sebelumnya baru saja saling beradu dengan pria besar yang kini sedang lahap memakan hidangan yang memang disediakan untuknya, hidangan sederhana yang memang sangat disukainya, Badak pun terlihat senang menyantap makanan yang ada didepanya dia pun seolah menyadari betapa besarnya kepedulian mbak wati kepadanya sampai dia pun menyiapkan makanan yang memang digemarinya. Wati yang mengintip badak sedang makan pun tersenyum senang melihat badak makan dengan lahapnya, dia pun mengambil teh jahe yang dibuatnya tadi dan membawanya ke meja makan.

‘Ini mas teh nya’ wati menaruhnya di depan badak

‘mbak ini masih panas, boleh minta air putih’

‘oh iya maaf mas, bodoh aku, bentar ya mas’ ujar wati bergegas kedapur, sekembalinya ke meja ia pun langsung memeberikanya ke badak, dan duduk kembali sambil memandangi pria besar itu sedang lahap memakan hidangan yang dia siapkan, dia pun memandanginya dengan sesekali memperlihatkan gesture yang seakan sudah tidak sabar untuk dijamah, sesekali dia terlihat menggigit bibir bawahnya hal itu terlihat oleh badak yang sedang makan dan dia pun hanya tersenyum sambil kembali melahap makananya sambil bergumam ‘nah kan… salah sendiri kenapa suruh aku makan dulu’.

-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd