Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Si Badak Pembawa Nikmat

Eps - 3

Pagi harinya Badak yang memang sudah terbiasa bangun pagi sedang mie instant untuk sarapan ia dan mbah karso, saat memasak ia pun sesekali menciumi tanganya yang semalam berjabatan dengan rara seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan harum yang semalam dijumpainya di rumah pak RW, ia pun terlarut akan khayalan yang membuat tanganya reflek mengelus elus tongkat kejantananya itu yang memang berukuran cukup besar dengan ukuran 22 cm dan berdiameter 6 cm saat ereksi maksimal, namun saat ini ia hanya bisa mengelus elus kejantananya tersebut sambil bergumam ‘sabar sedikit lagi saja, berikutnya pasti kamu yang akan dicari cari'

Selesai masak ia pun memanggil mbah karso dan segera lahap menikmati sarapan yang sudah ia masak, setelah makan ia pun bergegas mandi dan mengambil peralatanya untuk menabang kayu yang sudah dipesan kepadanya. sambil berjalan keluar rumah ia pun pamit kepada mbah karso yang sedari kecil merawatnya ‘Mbah Pergi dulu ya’ ujar karso menutup pintu rumah.

Mbak Wati yang pagi itu sudah merapikan tas anaknya yang berisi baju untuk dibawa anak2 menginap dirumah mbah mereka pun sudah duduk di meja makan menunggui kedua anaknya selesai sarapan dan bersiap untuk mengantar anak anaknya kerumah adik nya, ‘yuk ndhuk cepetan makanya mas mu sudah selesai dari td’ ujar wati kepada tina anaknya yang sedang asik melahap makanan yang dimasakan ibunya.

‘Sabar toh bu, mas kan memang selalu cepat makanya’ timpal Tina kepada ibu nya

5 menit kemudian tina pun sudah selesai makan dan menghampiri ibunya yang sedang mensisir rambut kakak laki lakinya sunoto yang biasanya dipanggil oleh tina mas Sun. Sunoto ini anak tertua dari Wati dan mas pardi yang usianya saat ini 8 tahun berbeda 4 thn dari tina.

‘Buk… mas yuk tina sudah selesai’ ucap tina yang sudah berada dibelakang ibu dan kakak laki lakinya itu. dengan sigap Wati pun bangkit berdiri dan mengecek semua jendela sebelum dia keluar rumah, setelah selesai mengecek keadaan rumah dia pun menggandeng kedua anaknya berjalan keluar rumah dan tidak lupa mengunci pintu.

Diperjalanan mbak wati yang sedang mengantar anak anaknya bertemu dengan Badak yang sedang memanggul peralatan menebang pohon dan ia pun menyapa ‘Pagi Mas badak, mau cari kayu kah’, Badak pun menoleh dan melihat mbak wati sambil tesenyum ia pun menjawab ‘iya mbak, loh ini pada mau kemana’ tanya badak lagi melihat mbak wati dan anak2 nya jalan membawa tas yang terlihat penuh.

‘ini mas mau antar anak2 ke rumah budenya mau liburan nengokin mbahnya’ sahut mbak wati sambil tersenyum.

Mendengar jawaban mbak wati ini, Badak seolah melihat kesempatan untuk mendekati mbak wati. sambil tersenyum dan membelai rambut anak mbak wati badak pun berpesan ‘hati hati ya ndhuk, Le jangan nakal di rumah mbahnya’…

‘Iya Om Badak’ sahut sunoto dan Tina berbarengan.

Badak pun melanjutkan perjalanannya menyeberang jalan kearah Hutan untuk mencari kayu dan dia pun berpamitan pada wati sambil tersenyum ‘duluan ya mbak’, ‘iya mas' ujar wati kembali menjawab badak dan ia pun melemparkan senyumnya yang manis itu.

Sambil menunggu angkot yang datang Mbak tina pun tersenyum senyum sendiri merasakan hatinya berbunga melihat senyum yang dilemparkan oleh pria yang berbadan besar dan tegap dan terlihat gagah itu, bak orang yang sedang kasmaran ia pun tetap memandang kearah badak yang berjalan memasuk area hutan sampai tidak nampak lagi, wati pun sekilas nampaknya sudah sangat haus akan belaian seorang pria mengingat suaminya lebih sering berada di luar kota daripada bersamanya, memang banyak lelaki yang coba menggodanya terutama di warung nasi miliknya yang memang ramai dikunjungi, tapi tak satu pun yang mampu menariknya, akan tetapi kali ini seorang penebang kayu yang berbadan besar dan berkulit hitam mampu membuatnya seoalah ingin dipeluk dan digagahi pria itu seakan ia lupa bahwa ia sudah bersuami dan memiliki anak.

Angkutan yang ditunggu pun muncul dan ia pun naik mobil tersebut untuk mengantarkan anak anaknya kerumah budenya untuk berlibur dirumah orangtuanya sendiri, sesampainya di rumah adiknya itu wati pun tidak berlama lama karna dia harus membuka warung nasi nya, Wati pun berpesan pada anak2 nya sebelum pergi ‘jangan nakal ya mas sun, jaga adiknya… tina juga jngn nakal ya ndhuk’ setelah mencium kening dari anak anaknya ia pun pamit ke adiknya dan bergegas pergi untuk membuka warung.

Diperjalanan pulang tina yang memang merasa sendirian malam nanti pun tersenyum sendiri membayangkan badak dan sekarang pikiranya pun sudah terasuki nafsu yang menggebu akan sentuhan badak diapun menghayal sepanjang jalan hingga sampailah ia diseberang warung nasi nya yang memang tidak jauh dari jalan masuk hutan yang sering dimasuki badak untuk mencari kayu dan memang biasanya dia terkadang meminta badak untuk mencarikan kayu bakar untuk ia memasak nasi serta air, sebelum ia menyeberang jalan untuk membuka warungnya iya melihat kearah jalan masuk hutan sesosok pria bedar sedang memanggul kayu, entah dorongan apa iya pun berjalan menghampiri pria itu dan menghampiri masuk kedalam hutan.

‘Mas badak’ teriak wati sambil berjalan masuk melewati jalan masuk hutan menghampiri badak yang sedang menata kayu kayu yang dipotongnya dan disusun rapi dipinggir jalan masuk hutan. badak yang mendengar ada yang memanggilnya pun menoleh kebelakang dan melihat mbak wati yang setengah berlari menghampirinya, saat sudah mendekat mbak wati yang setengah berlari tadi tersandung dengan sigap badak pun menangkapanya sehingga mbak wati pun tidak terjatuh.

‘kenapa toh mbak lari lari kayu ne abis sebentar tak anterkan ke warung mbak, ini mbak ga kenapa kenapakan' sambil badak melihat kearah kaki wati mengamati apakah ada yang terluka atau tidak untuk memastikan tidak kenapa kenapa.

'Wati yang tadi tersandung dan ditangkap badak pun terkesima melihat pria yang menangkapnya tadi ternyata besar berotot dan keringat yang membasahi kulit pria tersebut membuat kulit hitam badak terlihat mengkilat diterjang sinar matahari sehingga otot otot nya terlihat jelas, Wati pun menelan ludah nya melihat betapa gagah nya pria besar itu.

‘Mbak Mbak gapapa kan’ seru badak lagi dengan menggoyang goyangkan lutut Wati

Wati yang tersadar pun menunduk malu seraya berkata ‘Gapapa mas maaf ngerepoti jadinya sedikit nyeri aja’

Wati memegang betisnya yang memang terasa agak nyeri kini duduk diatas gundukan kayu sambil memijit betisnya, Melihat itu Badak yang sehari harinya didalam hutan pun mengambil persediaan minyak urutnya yang biasa dia gunakan dan dia taruh didalam saung yang dia dirikan didalam hutan untuk tempatnya beristirahat, Saung tersebut tidaklah jauh dari pintu masuk hutan tempat mbak wati duduk saat ini.

‘Mbak yuk saya urut kakinya yang sakit, ikut saya mbak bisa jalan kah ada saung saya disebelah sana ada minyak urut’

mbak wati yang memang merasa nyeri karena tesandung tadi pun mengiyakan sambil terpincang pincang dia pun ikut badak kesaungnya, sesampainya di saung ‘mari mbak selonjorin kakinya’ pinta badak, saung yang dibangun badak ini cukup nyaman beralaskan kayu dan rotan sebagai tempat tidurnya.

Mbak wati pun menurut saja dan badak pun kemudian membalurkan minyak urut di betis mbak wati dan mengurutnya, mbak wati yang nampak menikmati tangan pria yang mengurut betisnya itu pun berteriak kecil ‘auwhhh…sakit'.

‘Maaf mbak kekencengan ya' saut badak sambul melanjutkan mengurut betis mbak wati.

Mbak wati pun terpejam dan mengigit bibir bawahnya menikmati Pijitan di betisnya, iya pun seakan terbuai dengan belaian tangan yang mengurut betisnya naik turun dan ia pun dihinggapi nafsu yang memang saat ini masih bisa ditahanya karena memang saat dia ditangkap oleh badak td dia pun terbawa nafsunya ketika memandangi tubuh besar badak yang berkeringat dan mengkilat karna terpaan sinar matahari, pemandangan ini terlihat oleh badak yang sedang memijat, badak yang memang juga mengagumi mbak wati pun seakan mendapatkan peluang, ia pun kemudian mulai berani menaikan pijitanya kearah paha mbak wati, semakin lama semakin keatas… mbak wati yang masih terpejam tadi pun seolah menghayati dan bergumam pelan ‘auwhh…. hmmmm…,’ mendengar suara yang terdengar itu dan melihat tidak ada penolakan dari mbak wati atas pijatan badak di area paha itu pun memuat Badak jg mencari kesempatan mendekatkan kepala nya ke wajah mbak wati yang masih terpejam dan sangat menggairah itu badak pun kemudian mencium bibir dari mbak wati.

‘Cuph… mmhhhhh…’ wati yang kaget pun membuka matanya, tetapi bukanya menolak wati pun malah membiarkan dan menikmati ciuman dari pria besar itu, badak yang melihat itu pun sudah mengerti bahwa dia sudah mendapatkan persetujuan untuk meneruskannya dan dia pun mulai semakin agresif menciumi mbak wati yang jg mulai terbawa suasana ‘cuph… cuph,…. mhmmmhhh… ehmmmmm’ badak pun membaringkan tubuh mbak wati yang menurut saja, cumbuan badak pun semakin agresif kini ia mulai mencumbui area leher dari mbak wati, ‘cuppphhh….. mmmmmhhhhh, mmhhhh’ tanganya yg membesar pun mulai mencari sesuatu untuk dipegang dan dia pun kini sudah meremas buah dada dari mbak wati sambil terus mencumbui mbak wati,….. ‘cupph…. cuphhhh ehmmm….. ehmmm… mmmmmhhhhh’ Wati yang sudah terbawa suasana pun kini mulai mengelus ngelus kepala dari badak yang sedang menciumi tengkuk dan belakang telinga mbak wati.. ia pun mulai mengeluarkan desahan kecil…. 'ahhhhhhkk hmmmmm mas…… ahhhkkkk…..ehmmmmm….. mas…. ahk….

Desahan itu pun seakan menjadi pertanda bagi badak untuk meneruskan permainyanya, badak pun tidak menyia nyiakan kesempatan itu dan kini mulai agresiv menciumi bibir sensual mbak wati yang wajah nya terlihat semakin cantik ketika sudah dihinggapi gairah, cuphhh…. ehmmmm.. Badak pun mulai berani memainkan lidahnya mbak wati yang sedari tadi pasif pun kini mulai aktif dan menyambut permainan lidah badak, kini kedua lidah insan yang sedang dilanda birahi hebat pun semakin ganas hmmmm…. mhmhhhh…. sshhhhh…. sesekali wati mengeluarkan erangan erangan kecil saat tangan tangan kekar badak mulai menyentuh area kewanitaannya ahhhh…. mass…. jangan…… ahk….. badak yang sudah lama tidak bercumbu dengan wanita itu pun kembali melumat bibir wati dan memainkan lidah nya didalam lidah wati…. sambil tanganya masuk kedalam rok yang dikenakan wati dan mengelus ngelus liang kenikmatan itu dari balik celana dalam…. ehmmmm ehmmmmm muach…. Cumbuan cumbuan mereka pun semakin lama semakin panas Wati yang kini seakan sudah terhipnotis akan gairahnya mulai menjambak rambut dan memeluk tubuh badak yang masih berkeringat, bau terik dari matahari ditubuh badak yang berkeringat itu bahkan tidak menganggunya dan malah membuat gairahnya semakin meningkat ia pun mulai berani menciumi pundak dan leher dari Badak yang penuh keringat sementara tangan satunya mulai mencari pegangan, badak yang merasakan cumbuan dari wati pun semakin ganas mencumbu dan kini iya menggesek gesekan jari telunjuknya di liang kenikmatan milik wati yang dilakukanya hampir beberapa menit dengan gerakan yg berbeda beda sesekali dia seakan mengelus elus terkadang dia melakukan gerakan yang seakan mengurut urut lubang kenikmatan itu, ‘ahhhhhh massss ena……ahhhhhhh…. mhhhhhhhj… mhmmmmmmmh’ tanpa terasa cumbuan itu sudah hampir 15 menit lamanya dan wati pun melenguh panjang ahhhhhhhhhkkkk…… menandakan dia pun mendapatkan orgasme pertamanya…

Badak yang melihat itu pun menyingkirkan tanganyan dari lubang kenikmatan wati dan memeluknya sambil terus menciuminya….. hmmmm hmmmmm…..

‘Dak…. Badak’ Teriak seorang memanggil dari luar jalan masuk hutan, Badak dan wati yang terkaget pun buru buru menyudahi dan membereskan pakaian mereka yang terangkat td, badak yang sebenarnya sedang sangat bergairah itu pun sadar kalau pekerjaanya belum selesai, seakan tidak rela untuk berpisah badak pun memeluk tubuh wati yang sudah bersiap untuk meninggalkanya dan menciumi bibirnya lagi ‘cupphhh…. mhhhhmmmhh…’ wati pun sebenarnya enggan berpisah namun dia sadar kalau warung nasinya belum dibuka. sebelum berpamitan untuk keluar duluan dari hutan seraya menggendong kayu kayu bakar yang memang ditaruh badak didalam saungnya itu dia pun berbisik manja ke badak ‘Nanti malam kerumah ya mas kita tuntasin', mendengar bisikan itu badak pun kembali memegang wajah wati dengan kedua tanganya dan memberikan ciuman sebelum meninggalkan saungnya…. cuph… ‘iya nanti malam saya datang’ bisik badak lagi

Badak pun keluar dari dalam hutan sambil membawa gelondongan kayu dan langsung menghampiri orang yang memanggilnya tadi.

‘ya pak sebentar lagi saya muat ke mobil', badak pun melanjutkan pekerjaan mengangkut kayu dari dalam hutan dan menaikanya kedalam mobil, setelah penuh bapak pemilik mobil tadipun memberikan uang kepada badak yang langsung dikantungi tanpa dihitung dulu, ya memang begitulah badak yang sangat mempercayai orang orang yang menjadi rekanananya dalam berbisnis dan dia pun bukan tipikal orang yang perhitungan dan memasang harga tinggi untuk jasanya itu, karna itulah para pengrajin kayu senang bertransaksi dengan Badak.

Setelah urusan dengan pemilik mobil tadi selesai badak pun kembali lagi kesaungnya untuk beristirahat.



-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd