Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Si Boy Anak Mesum (Lanjutan Jurus Melepas Sukma)

“Monggo diminum kopinya” suara lembut cewek anak Pak Jiwo

“Terima kasih, maturnuwun” kataku

“Lho.. wong Jowo juga ya Mas?” sapanya

“Asli Jogja besar di Jakarta, he he.. Gw Boy..” kataku sambil mengajaknya bersalaman

“Dinda” jawabnya lemah lembut.

Saat bersalaman saya rasakan ada sesuatu yang lain dari orang biasa, misterius tapi seperti sesuatu yang sudah saya kenal sebelumnya. Perasaan yang dalam dan menyatu. Dan walaupun hanya bersalaman saya merasakan seperti dipeluk dengan erat dan nyaman oleh aura cewek ini. Sampai..

“Ehem..” suara dehem Pak Jiwo. Memberi kode kalau kita terlalu lama bersalaman nya. Dan secara spontan kamipun langsung melepas tangan kami.

“Kelas berapa Din?” kataku memecah suasana yang canggung

“Kelas 10, lw kelas berapa?” katanya

“Kelas 11 gw, berarti kita bisa kakak-adik an donk.. ha ha..” kataku garing

“Kita.. lw aja keles, ha ha..” jawabnya sambil tertawa.

Karena takut pakai ilmu (ketahuan bokapnya bisa berabe ini mah) ya lumayanlah basa-basi untuk kenalan nya, berikutnya tinggal diatur aja. Fucekboy jg harus cerdas ngatur strategi.

“SMA mana Din, gw SMA XXX deket sini” kataku

“Gak nanya.. ha ha.. Piss. Gw SMA YYY, sebelum SMA lw kl dari sini.” jawabnya

“Kapan-kapan gw tongkrongin sana lah, ada temen gw jg di situ” kataku

“Ok deh Boy.. Masuk dulu ya, mau nerusin drakor. Mumpung hari Minggu gak ada yang marahin” katanya sambil melirik Pak Jiwo

“Ha ha.. OK. Salam kenal ya” kataku tambah garing

Setelah Dinda pergi, saya sebenarnya pingin tanya-tanya lebih jauh ke Pak Jiwo tentang Dinda, tapi saya urungkan karena tetap harus fokus ke tujuan utama ke sini. Walaupun kayaknya tujuannya bisa saja bergeser sih setelah bertemu Dinda, ha ha..

“Jadi begini Mas Boy.. kalau yang Mas cari itu guru, terus terang kalau saya tidak akan pantas. Mungkin untuk pengetahuan saya memang tau, tapi kalau melihat derajat ilmu nya Mas Boy ini sudah jauh di atas saya, dan mungkin hampir sama dengan guru saya. Begini saja, ini saya ada cincin pemberian guru saya, coba nanti diterawang siapa tau berjodoh dengan guru saya.” Kata Pak Jiwo sambil mengeluarkan cincin akik bermotif pusar bumi dengan ring dari bahan kuningan.

“Maturnuwun Pak” kataku sambil menerimanya.

Cincin nya biasa saja menurut saya, seperti akik-akik model orang tua jaman dulu. Sambil berkonsentrasi saya rasakan energi di cincin itu, vibrasinya tidak terlalu istimewa kelas menengah kebawah lah. Dan saat konsentrasi saya semakin dalam, saya bisa merasakan energi dari sosok yang merawat cincin itu sebelumnya. Lalu coba saya cari pemilik energi itu, dan ketemu. Laki-laki tua sekitar 80 tahun an dan sedang bersemedi di atas batu dengan pasir hitam di sekelilingnya. Seperti merasakan penerawangan saya, beliau langsung membuka matanya dan menatap saya.

Ono opo Le? (Ada apa Nak)” katanya

“Ini saya sedang mencari guru dan sama Pak Jiwo diarahkan ke Mbah?” jawabku

“Ha ha ha… Jiwo Jiwo.. mesti lak ngawur sak karep e dewe (mesti kok ngawur mutusin apa-apa semau sendiri). Opo yo ra ngerti si Jiwo nek ilmu mu wis duwur, gek opo pantes aku dadi gurumu Le ( Apa tidak tahu Si Jiwo kalau ilmu mu sudah tinggi, terus apa pantas kalau saya jadi gurumu)” kata MBah-mbah itu.

“Saya mau belajar Mbah, makanya saya cari guru. Biar tau ilmu dan kemampuan saya yang sebenarnya.” Kataku

“Ha ha ha.. paling sak pasaran wis entek ilmu ku Le (paling 5 hari sudah kamu kuasai semua ilmuku). Yowis ngene wae ben ngerti sejatimu, ning omah e Jiwo kui enek keris sing cuklek njajal delok en gek rasakno. Nek uwis, engko wengi temonono aku maneh bada isya. Aku tak nerusne lelakuku disik (ya udah begini saja biar tau kemampuanmu seberapa, di rumahnya Jiwo ada keris yang patah coba kamu lihat dan rasakan. Kalau sudah, nanti malam temuin saya setelah isya. Saya meneruskan bertapa dulu)” katanya mengakhiri komunikasi via sukma call.



Setelah selesai melakukan sukma call saya langsung menceritakan masalah keris yang patah itu kepada Pak Jiwo, dan beliau langsung masuk mengambil keris tersebut. Sambil menunggu saya sruput kopi dan tanpa ijin dari Pak Jiwo saya nyalakan rokok andalan saya. Daripada asbaknya nganggur.

“Maaf saya merokok Pak Jiwo, pusing habis nemuin Mbah tadi” kataku setelah melihat Pak Jiwo datang membawa kain yang isinya keris.

Lha monggo di sekecakne lho Mas (silahkan Mas), saya juga merokok” katanya

Untuk memulihkan stamina yang sedikit berkurang sehabis menerawang tadi kita ngobrol-ngobrol sebentar sambil menikmati kopi dan rokok. Gak ada jaim-jaiman lah, lemang lagi pusing kliyengan. Daripada pingsan malah merepotkan nanti. Setelah satu batang dan tenaga sudah terkumpul saya buka buntelan kain tadi dan terlihatlah keris luk 5 yang patah di tengah-tengahnya. Saya ambil dan dengan seksama saya amati, saat saya elus bagian yang patah. Seperti ada gambaran masa lalu dibenak saya, langsung saya pejamkan mata dan berkonsentrasi. Ada seorang yang dikawal banyak orang mendatangi seorang yang terlihat seperti pande besi dan langsung mengarahkan keris ke hadapannya, orang itu nampak terkejut dan dengan sigap langsung mengunci keris dengan kedua jarinya, dengan gerakan seperti menggunting dia mematahkan keris itu seperti menggunting kertas. Lalu gambaran setelahnya pun menghilang. Saya ceritakan kepada Pak Jiwo apa yang saya lihat dan dibenarkan olehnya. Jadi yang mendatangi pande besi tadi adalah bangsawan dari Kraton Surakarta, dan masih kerabat dari Pak Jiwo. Sedangkan pande besi tadi adalah seorang empu di Jogja yang ternyata adalah kakek saya, Mbah Sastro. Keris luk 5 yang patah tadi adalah keris berkarakter baik tetapi disalahgunakan untuk menantang seseorang. Secara filosofi sangat bertentangan dengan sifat asli keris itu sendiri, jadi mungkin karena itulah sangat mudah dipatahkan oleh seorang empu.



Lalu untuk apa saya disuruh melihat keris ini, apa untuk belajar sejarahnya atau gimana ini. Iseng-iseng saya satukan kedua bagian yang patah dan memposisikan masing-masing bagian di posisinya semula. Tangan saya terasa agak panas dan logam kerisnya seperti terasa empuk mirip plastisin (malam/playdough) , saya pijit-pijit seperti saat waktu kecil bermain. Saya haluskan bagian bekas patahan dan secara ajaib keris itu dapat tersambung dengan sempurna. Tidak terlihat sama sekali bekas patahannya. Vibrasi dari keris tersebut langsung terasa lebih kuat sampai terasa bergetar. Pak Jiwo yang melihat itupun merasa keheranan dan takjub. Jangankan Pak Jiwo, saya juga heran sendiri. Dan saat saya letakkan keris itu di meja, taplak meja langsung terbakar dan keris tadi tampak merah menyala seperti habis dimasukkan tungku pembakaran. Karena panik saya langsung ambil sisa kopi dan saya siramkan ke keris dan taplak meja yang terbakar, sedangkan Pak Jiwo langsung ngacir mengambil seember air dari luar. Wkkk.. suasana yang semula tenang jadi kacau gara-gara kebakaran meja.



“Ada yang kebakar ya Pa, kok bau asap?” suara Dinda dari dalam rumah

“Rokok papa kena taplak meja Din” kata Pak Jiwo sambil menyiramkan air ke meja yang terbakar.

“Waduhh.. maaf Pak, saya beneran gak tau kalau itu panas. Tadi pas saya pegang cuma terasa hangat dan empuk saja. Maaf ya Pak” kataku

“Ha ha ha.. Gak pa-pa Mas, masih banyak taplak meja di dalam.” Kata Pak Jiwo sambil tertawa.

Waduhh.. saham hancur ini, baru perkenalan sudah bakar meja wkkk…

Setelah api padam dan suasana kondusif lumayan ada iklan sedikit, Dinda datang membawa pel dan lap meja. Walau sebentar momen itu saya manfaatkan dengan baik, langsung saya screening pantat dan payudaranya saat dia membungkuk dan mengelap meja. Mantab lah untuk ukuran anak kelas 10 SMA, sudah terlihat padat dan berisi. Anggap saja bonus untuk wajahnya yang cantik ayu dan manis.



Dengan muka yang berseri-seri Pak Jiwo lalu mengambil dan mengamati keris yang sudah diperbaiki lagi. Beliau mengatakan kalau sudah banyak mendatangi empu dan pande besi di seputaran Jogja dan Solo untuk memperbaiki keris tetapi tidak ada yang bisa, kedua patahannya selalu terlepas saat logamnya sudah dingin. Pak Jiwo kemudian menyerahkan keris itu kepada saya, karena saya terlihat penasaran juga. Sambungannya hampir tidak terlihat dan tidak ada bekas seperti kalau kita menge-las logam, hanya saja sekarang ada tambahan sidik jari saya di bagian yang patah tadi (jadi keris Cap Jempol sekarang, ha ha…). Karena penasaran saya coba pukulkan keris itu ke lantai keramik, dan memang terlihat kuat sambungannya. Lalu saya tes dengan menusukkan ujungnya ke lantai, slebbbb.. lantai keramik tertembus seperti tahu.

“Waduh Pak.. abis meja, sekarang lantai..” kataku dengan kikuk

“Ha ha ha ha ha… Udah gak pa-pa Mas, sekalian buat tanda biar ingat nanti ceritanya seperti apa” kata Pak Jiwo meihat saya salah tingkah.



Saat saya mencabut keris itu dari tanah, saya merasakan ada kekuatan yang masuk ke dalam keris itu. Keris langsung bergetar dan terlihat lebih berkilau, seperti mendapat kekuatan dari bumi. Kalau kata Pak Jiwo itu karena dia kembali ke ibunya. Ada kepercayaan Jawa kalau keris itu “bapa angkasa dan ibu bumi/pertiwi”, perpaduan antara meteorit dan logam di bumi. Jadi setelah dia kembali ke ibunya (bumi) maka kekuatannya akan kembali atau meningkat, tetapi harus dilakukan oleh orang yang tepat dan tidak semua orang bisa melakukannya. Tambah bahagia saja ini Pak Jiwo, akses ke anaknya pasti lebih lancar ini ha ha…. Lumayanlah ada banyak pembelajaran hari ini, dan yang terpenting saya ada jalan untuk mendapatkan guru.



Karena sudah agak sore dan takut eMak keburu pulang akhirnya saya pamitan ke Pak Jiwo. Beliau berkali-kali mengucapkan terima kasih dan menawari untuk makan dulu, karena baru sekali ke rumahnya jadi langsung saya bilang kalau saya sungkan baru sekali bertamu, mungkin berikutnya saja Pak (padahal niatnya biar bisa ketemu lagi sama anaknya, he he..).



“Pa ada telpon Pa..” suara Dinda memanggil Pak Jiwo

Mumpung ada Dinda sekalian saja pamitan pulang, Speak-speak dikit dan saved, nocan sudah di tangan ha ha.. Setelah selesai menelepon Pak Jiwo langsung nyamper dan mengatakan kalau itu telpon dari gurunya, namanya Mbah Prawiro, dari Jogja (Mbah-Mbah yang tadi saya temui melalui sukma). Singkatnya Pak Jiwo menjelaskan ke beliau kalau saya memperbaiki keris leluhurnya.



Lahh terus kl ada HP ngapain tadi susah-susah pakai menerawang segala, di telpon bentar khan beres.. Dikerjain ini kayaknya wkkk.. Tanpa basa-basi lagi akhirnya saya langsung pulang, nungguin basa-basinya orang Jawa selesai bisa sampai besok pagi baru pulang (lha keluargaku yo wong Jowo, wis paham lah). Astaga…

Sampai kelupaan sama genderuwonya, ini jadi tambah item karena kepanasan atau memang sudah segini tadi itemnya.

“Mas.. lepasin Mas..” kata genderuwo memelas

“Dipotong ya kontolnya..” kataku bercanda tapi dengan nada serius

“Ampuuuun.. jangan mas” genderuwo tampak ketakutan

“Makanya gak usah ngagetin orang, gak usah nakut-nakutin. Gw lepasin tapi jagain rumah ini, kalau ada yang niat jahat sikat aja” kataku

“Ampun.., iya Mas. Saya jagain dari pohon” katanya

Akhirnya saya lepas kontolnya yang terikat di ban motor saya dan dia pun langsung kembali ke pohon trembesi. Dan saya lanjut pulang.

Sore hari sampai rumah langsung mandi, jangan sampai memancing di air keruh. Gara-gara telat mandi saja bisa merembet ke lain-lain ini nanti. Pas selesai mandi Ibu saya pulang dengan membawa banyak oleh-oleh dari saudara. Langsung gas karena lapar. Ngobrol-ngobrol sebentar dan lanjut ngopi di teras sambil mainan game menunggu malam. Dari sebelah terdengar suara mbil berhenti, saya samperin ternyata kak Sinta baru pulang naik mojol (mobil ojol).

“Hai seksi.. suit suit..” sapaku

“Ih.. males ah.. ngambek gw” kata kak Sinta sambil megolin pantatnya

“Ha ha.. maaf Kak tadi ada urusan, urgent” kataku

“Bodo..” katanya sambil pasang muka ngambek dan ngloyor masuk rumah

Yaaa.. gak pa-pa lagian udah 3 kali ini kmaren, ha ha.. Lanjut ngopi aja sambil push rank.



Jam 8 malam, saatnya sudah tiba. Saya langsung bilang ke Ibu saya untuk tidur cepat karena besok mau bangun pagi. Di dalam kamar langsung saya duduk bersila khas orang-orang yang sedang bertapa dan langsung melakukan Sukma Call dengan Mbah Prawiro (memang lagi musim belajar daring ini). Skip skip.. Saya di jelaskan hal-hal dasar dan berbagai tingkatan ilmu kebatinan yang sebaiknya dikuasai secara bertahap. Banyak fase yang sudah terlewati karena secara alami sudah saya kuasai, dengan bantuan dari Kirana juga. Ada 4 tahapan dan saya sudah melewati 3 tahapan awal, yaitu Kasantosan, Kadigdayan, dan kawijayan. Di semua tahapan ini secara gampangnya saya sudah bisa ilmu seperti pelet/gendam, santet, terawang dan rogoh sukmo. Jadi saya langsung fokus ke tahapan terakhir, Kasampurnan. Di tahapan ini sangat luas cakupannya karena bisa dilakukan untuk banyak hal, dengan kemampuan yang tidak terbatas oleh nalar. Inti dari tahap ini adalah roh saya bisa menyatu dengan alam dan memanfaatkan kekuatan alam yang melimpah. Tidak semudah yang dijelaskan, karena semuanya kebanyakan otodidak dan harus di praktekkan sendiri. Hmmmm… semangat….



Setelah kelas daring Sukma Call dengan Mbah Prawiro badan saya langsung lemas dan tertidur pulas. Tepat jam 5 pagi saya terbangun dan langsung berlari pagi, rutinitas baru di kondisi yang baru. Badan segar semangat pun bertambah segar, walaupun berangkat sekolah masih nebeng Ibu saya tapi hari ini saya merasa sangat percaya diri. Bahkan saat sampai di sekolah saya berjalan dengan gagah perkasa, bodo amat omongan orang kalau abis kesurupan.

“Sehat Boy?” suaranya Bambang pasti ini. Dan memang benar aja tuu gerombolan cowok lemah pagi-pagi udah pada ngumpul di lorong kelas.

“Gas” kataku sambil ngeloyor menuju kelas. Males ngladenin anak-anak ini.

Sesampainya di kelas teman-teman langsung nyamperin dan menanyakan kabar saya, ternyata mereka pada kuatir. Saya jelaskan kalau darah rendah saya kumat, makanya kliyengan dan pingsan. Pelajaran pertama dan kedua terlewat dan saatnya istirahat. Sepanjang jalan menuju kantin sepertinya pada ngomongin saya semua, sedikit konsentrasi ke indra pendengaran dan semua percakapan mereka terdengar dengan jelas. Huhh.. bener lagi pada ngomongin saya yang kesurupan, biarin aja emang begitu adanya.

“Ca ca ca.. Boy Ca..” suara cewek terdengar, kayaknya suara Dara ini. Seya intip sedikit dan tampak Dara sedang ngobrol di depan kelasnya dengan Ica.

“Kok jadi kelihatan tambah ganteng ya Ra, pantesan ceweknya cantik banget kmarin” kata Ica.

“Iya ganteng banget Ca” kata Dara

Hmmm.. sahamku naik rupanya, ha ha.. Tunggu saja, waktu kalian akan segera tiba. Jiwa mesumku bergelora.



Urusan nanti aja itu, yang penting sekarang makan dulu, laper. Makan kenyang, langsung cuss nyari tempat buat rokokan. Ketemu lagi sama geng anak orang kaya.

“Bokin lw manteb jg Boy.. Kenalin lah ke kita-kita” kata Virza

“Lw pada khan sudah ada itu Ica ma Dara” kataku

“Nyari yang lebih manteb Bro” kata Virza

“Gampanglah itu, atur aja” kataku dengan cool

Dan kabar seperti ini biasanya akan cepat menyebar di sekolah, harga saham pasti tambah naik. Cewek-cewek bakalan tambah penasaran sama gw , he he..



Hari Senin selalu menjadi hari yang menyebalkan, selain pelajarannya susah-susah gurunya laki-laki galak semua. Sambil menunggu istirahat kedua iseng-iseng saya coba ilmu plintir yang sering saya dengar dari anak-anak tongkrongan. Coba ke Selly saja, tidak terlalu cantik sih anaknya tapi baju sama roknya ketat terus. Toket dan pantatnya juga termasuk besar, bulat dan padat. Amoy entotable lah, bahkan rumor-rumornya dia open di BO. Seperti biasa, konsentrasi dan saya tembakkan energi sukma saya ke arah Selly, jadi tidak memakai bantuan setan atau jin. Libidonya langsung meningkat terbukti duduknya menjadi tidak tenang dan kadang-kadang menggeliat. Pahanya mulai digesek-gesekkan dan mulai saya panjangkan sukma tangan saya sampai menyentuhnya. Ini yang saya pelajari semalam bahwa sukma itu sifatnya fleksibel, bisa membesar, memanjang atau mengecil sesuai kebutuhan, tetapi untuk memecah sukma bukanlah hal yang mudah dan harus dipelajari dengan hati-hati karena sangat beresiko.



Saya kobel-kobel memeknya dan Selly semakin gelisah menahan nikmat, raut mukanya menjadi sangek dan kadang-kadang menggigit bibir seperti menahan desahan. Dan saat saya rasakan memeknya semakin berkedut, Selly langsung ber pura-pura tidur, menutupi muka dengan lengannya dan kepala menunduk menempel meja. Orgasmenya meledak dan segera saya tarik sukma saya. Setelah kira-kira setengah menit dia mengangkat lagi kepalanya dan terlihat terengah-engah mengatur nafas, muka dan telinganya memerah. Kemudian dia bangkit dan pamit ke kamar mandi. He he.. bisa juga ternyata.



Istirahat kedua. Saya lihat HP ternyata ada WA masuk. Dari Pevita, OMG mantabbb. Langsung saya balesin

P: Masih sekolah ya Boy, pulang jam brp?

B: Iya. Ampe jam 3. Ad apkh??

P: Gw mo minta tolong nee, ada acara lain gak nanti?

B: Ada

P: Yasud deh kl gitu, laen kali aj

B: Iya itu acaranya bantuin lw, he he.. Bisa kok tenang aja. Apa sih yg gak buat lw

P: Dasar basi

B: Emang ada apaan sii?

P: Nanti aj ngomongnya kl udah ketemu. Btw bawa kendaraan gak?

B: Gak. Td dianterin eMak

P: Ok nanti gw jemput aj, share loc ya. Dah…

B: Ok

Percakapan singkat tapi sangat bermakna, ha ha.. Tidak sabar menunggu pulang sekolah.





Pulang sekolah saya tunggu sebentar di kelas. Klunting.. WA masuk

P: Gw dah di depan Boy. Alpat hitam ya Boy

B: Ok. Wait. OTW

Dengan semangat 45 langsung saya tancap gas. Sampai depan sekolah tolah-toleh dan terlihatlah mobil Alpat hitam di seberang sekolah. Saya samperin lalu kaca jendela terbuka sedikit dan terlihatlah wajah cantik Pevita, rasanya langsung hilang penat seharian di sekolah. Setelah di kode untuk masuk, saya langsung duduk di depan. Saat saya buka pintu Virza and the gank ternyata memperhatikan saya dan langsung terkejut begitu sekejap terlihat Pevita. Buru-buru saya masuk dan tidak memberitahu Pevita kalau ada yang mengamati kami.

“Langsung jalan ya Bang” kataku

“Ohhh.. sialan.. lw kira gw ojol” kata Pevita ketus

“Ha ha.. Becanda, Piss” jawabku

Ngeri khan cuyy.. Udah diajak ketemuan ma artis, dijemput di sopiri lagi.



Sambil menuju apartemennya, Pevita menjelaskan kalau dia ada masalah sama artis lain. Mantan temen deketnya ternyata punya rekaman video waktu mereka lagi ML, dan sekarang itu digunakan untuk mengancamnya. Sebentar menjelaskan ada telepon masuk dan langsung dijawab oleh Pevita. Setelah selesai menelepon Pevita bercerita.

“Gawat Boy.. orangnya udah nunggu di lobby apartemen” kata Pevita

“Siapa sih orang ini?” kata saya

“Lw pasti tau lah ini, artis terkenal” kata Pevita

Tidak pakai lama, daripada penasaran langsung saya terawang apartemen Pevita. Owalah, ternyata Boriel Bro. Kurang ajar dia berani-beraninya ngancem Pevita.

“Owalah Boriel ya Pev, tuu pakai topi biru lagi baca Koran di lobby” kataku

“Lhoo.. kok tau sih. .” kata Pevita keheranan

“Mas Boy gitu loh ha ha.. Jadi ini nanti maunya gimana Pev?” kataku

“Terserah deh pokoknya videonya dihapus, gitu aja. Aduuuuhhh… stress stress” katanya sambil mengacak-ngacak rambutnya

“Tenang aja, slow. Semua bisa diatur” kataku

“Bisa Boy? Beneran bisa?” katanya dengan muka berbinar

“Bisa aja, tapi nanti minta sun ya” sambil saya menunjuk pipi saya

“Sekarang aja Boy.. mmmmuah. Makasih ya Boy” kata Pevita sambil mencium pipi saya dan langsung membuat saya jadi malu dan senang sekali.

“Yahhh.. kok sekarang sih, nanti jadi gak seru donk” kataku

“Nanti gw bonusin 1 lagi” katanya ceria

“Beneran ya, yang kiri ya. Biar gak kaku sebelah pipnya. Ha ha” kataku



Sesampainya di lobby langsung kita menemui Boriel. Saya diperkenalkan sebagai sepupunya dan saat salaman untuk berkenalan langsung saya gendam. Wuzz.. jadi kodok jadi kodok beneran lw sekarang Bor. Saya tes sebentar dan dia menuruti semua ucapan saya. Tanpa berlama-lama langsung saya minta dia untuk menghapus rekamannya. Dia mengeluarkan HP nya dan dibukalah folder videonya, kita lihat cek sebentar dan busyetttt dah.. Pevita posisi WOT liar sekali kayak sedang naik kuda sambil mengerang-ngerang , hrrr hrrrr… Langsung bereaksi Joni dibuatnya, theng theng.. Pevita langsung jadi malu sendiri dibuatnya.

“Udah buruan hapus ah.. Boy, malu nee” kata Pevita

“Bntar Pev liat sebentar aja..” kataku

“Malu ah.. Udah nanti aja di kamar” katanya yang langsung membuat saya melongo..

“Siappppp Bos” kataku bersemangat



Setelah di HP nya sudah terhapus lalu kita tanya dan ternyata memang ada yang di simpan di cloud. Kita lihat folder video kita buka dan sort by name. Bujug buneng.. Aura, Bunga, Cut.. anjirrr ceweknya sampai urut abjad ada semua, emang jagoan Boriel ini. Kita cari punya Pevita dan kita hapus. Yang lain biarin aja deh, biar seru nanti kalau kena infotainment. Setelah semua terhapus langsung saya sugesti untuk meghapus semua data tentang Pevita kalau ada di computer, hardisk atau tempat lain. Saya kerjain sedikit untuk duduk seperti kodok selama 5 menit dan setelah sadar dia melupakan tujuan datang ke sini. Dan dia pun menurut begitu saja. Sambil tertawa-tawa kita amati dari kejauhan dan setelah sadar tampak Boriel tolah-toleh kebingungan dan langsung pergi meninggalkan lobby. Muka Pevita terlihat senang sekali dan berbinar-binar, ada sedikit air mata kelegaan di ujung matanya.

“Makasih lagi ya Boy mmmuah” sambil mencium pipi kiri saya

“He he.. Ok” kataku

“Ayo.. ke apartemen Boy. Katanya mau kayak yang di video tadi” katanya genit

Haaa.. apaaa.. dug dug dug dug.. Dadaku seperti kena serangan jantung rasanya. Dan tanpa berkata-kata saya langsung ikut ke roomnya. Mungkin sekarang saya yang kena gendam Pevita, ahayyy..

Joni.. maksinya steak premium ini, wkkkkk



-Bersambung-



Ha ha.. becanda bro. Lanjut..



Begitu pintu apartemen tertutup Pevita dengan ganas langsung mencium bibirku, lidahku sampai ngilu disedot-sedot. Bibir atas bawah digigiti dengan lembut secara bergantian, seluruh bagian mulutku dilumatnya habis. Benar-benar bersemangat Pevita, mungkin karena hatinya lega dan bahagia. Saat sudah di dekat kasur, badanku langsung di dorong dan terlentang di kasur. Sambil terus menciumi bibir dan kadang menjilat telinga dia melepas kancingku satu persatu. Bajukuterlepas dan dilemparkannya ke lantai. Putingku langsung dijilati dan digigit kecil-kecil bergantian kkiri dan kanan.. Gelinya langsung nyetrum ke Joni. Setelah puas dengan puting, Pevita langsung membuka ikat pinggang dan resleting cekanaku, Joni langsung meloncat keluar dan tanpa melepaskan celana ku seluruhnya langsung Pevita menangkap Joni dan hap.. dilumatnya dengan gemas. Tidak butuh waktu lama Joni langsung berdiri dengan sikap sempurna, hormat senjataaaaaaaa… grakk.. Biji Joni pun tak luput dari sapuan lidahnya, dan bahkan digigit dengan agak kencang sampai terasa ngilu-ngilu sedap. 2 menitan dia bermain-main dengan Joni lalu showtime dengan gerakan seksi melepas celana legging hitamnya dengan perlahan, pantatnya membulat dan menonjol sempurna dengan paha mulus sedikit berotot khas cewek-cewek yang suka fitness. Memeknya tembem dengan cameltoe yang tecetak di CD hitamnya. Dengan gerakan yang seksi dan seperti menggoda, Pevita mengangkat kaosnya sedikit-sedikit dan berirama. Terlihatlah perutnya yang rata dan tampak sedikit six pack menambah kesan seksi dan menggemaskan, sensasinya sangat berbeda ketika melihat perut seperti ini. Menimbulkan tantangan tersendiri. Dan saat mencapai atas, langsung dibukanya dengan cepat BH sekaligus kaosnya, ditarik bersamaan dan menyembul lah susu 34 C nya dengan bentuk bulat sempurna dan natural, puting mengacung berwarna pink seperti orang bule. Bagai terkena serangan kejutan, mata saya langsung terbelalak melihatnya. Woww.. sungguh body idaman. Dia kemudian berputar membelakangiku dan sambil melenggok-lenggok kan badannya memelorotkan CD nya sampai terlepas dari kakinya. Berbalik perlahan dan mengibaskan rambut panjangnya dengan seksi. Huhhfth.. bener-bener empal kualitas premium, jembutnya dicukur segitiga rapi dengan memek luar yang tembem dan berwarna pink muda. Lalu pevita mengemut jari tengahnya dan langsung dieluskan ke memeknya, diputar perlahan dengan gerakan sensual dan kadang terlihat bagian dalamnya yang berwarna merah merekah dan sedikit mengkilap karena basah. Setelah menarik lepas celanaku, Pevita naik ke tubuhku dan langsung meraih Joni, diposisikan tepat di bibir memeknya. Kepala Joni lalu digesek-gesek kan maju mundur dan dengan gerakan cepat langsung dimasukkan ke memeknya. OMG.. rasanya penuh kejutan. Joni lalu didiamkan sebentar dan dikempot –kempot dengan gerakan kegel. Cenat cenut rasanya, geli-geli nikmattttt… Tidak mau berdiam diri, dengan hembusan nafas hussss.. Muncullah Super Joni jeng jeng.. Himpitan dan kempotan memek Pevita semakin terasa saat Joni membesar dan memenuhi liang senggamanya. Ahhhh…. Pevita sampai mengerang saat Joni menyentuh semua bagian memeknya. Dengan muka terkejut dia langsung mencium saya dengan ganasnya.



Setelah berciuman Pevita langsung naik turun menggenjotku. Susunya bergoyang-goyang dan membuat saya bernafsu untuk meremasnya. Saat tanganku mau meraih toketnya langsung ditepiskan dan memberi kode untuk tidak menyentuh susunya. “Kamu diem aja ya Sayang biar aku yang memuaskan kamu”.. Uhhh binal sekali suara Pevita. Setelah bergerak naik turun secara perlahan, Pevita kemudian memutar pinggulnya patah-patah dengan ritme yang teratur. Mungkin bisa pusing Joni dibuatnya. Sambil mengacak-acak rambutnya sendiri kemudian Pevita naik turun seperti naik kuda rodeo. Persis seperti di videonya Boriel tadi. Yihhhhaaaaaaa… Bahkan sambil bergerak se liar itu memek Pevita masih terus mengempot, rasanya Joni seperti di hajar dari segala arah. Memang cewek yang rajin berolahraga stamina dan kempotannya istimewa. Bahkan Joni perlu diperkuat secara ekstra untuk menahan gempuran ini. 10 menit menunggangiku gerakan Pevita tiba-tiba menjadi tidak teratur dan benar saja.. Aaaahhhhhhhhh…. Boyyyyy… Orgasmenya langsung meledak dan memeknya seperti meremas Joni dengan kuat. Rasanya seperti dipuntir, tapi sangat nikmat. Pevita langsung memeluk saya dan menikmati setiap kedutan di memeknya, begitupun Joni. Nafasnya terengah-engah dan tenaganya melemas.

Tidak pakai menunggu lama langsung ku balik dia dan tanpa turun dari kasur langsung ku serang memeknya dari belakang, uuuhhhhhhggh.. semakin rapet dan kuat kempotannya. Tanpa ampun langsung ku gas Joni dengan RPM maksimal, Pevita mengerang-erang dan melenguh menahan geli dari sisa orgasmenya tapi tidak saya pedulikan. Ahhhhh… Boyyy.. geli Boyyy.. AAhhhhh… 3 menit ku hajar di posisi itu dan kemudian kurapatkan kakinya dan ku pentok-pentokkan Joni di pintu rahimnya. Rapat dan berkedut..uuhhh.. sungguh sensasi yang ajibbb… Hanya 1 menit aku bisa menahannya dan langsung ku tarik Joni keluar dan mengeluarkan pejuhku di punggungnya. Aaaaahhhh.. rasanya seperti meledak dengan kecepatan super saat spermaku keluar… Dan pada saat Joni ku tarik keluar tadi, Pevita pun orgasme dengan sedikit squirt yang menyembur ke kasurnya. Pantatnya sampai terangkat otomatis menahan kenikmatan itu.



-Bersambung-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd