Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisi gelap savitri akhwat bercadar(no sara) + pic

mulustrasinya dpt dr mana om bagus2 wkwk
Terimakasih suhu.. Hasil karya pribadi hu 🤣🤣🤣

Jika setiap kelakuan ada detailnya tentu lebih baik.
Maunya sih gitu hu.. Tapi bosen juga sih hu..pengen bikin yang anti mainstream.. Dan sepertinya suhu² dimari sudah pro dalam berimajinasi.. Jadi biarkanlah imajinasi yang berjalan hu.. Wkkwk
🌈🏃💨💨
 
Lanjut lagi yah
...
...

Situasi semakin meluas ke dalam kegelapan moral ketika para penonton, baik ikhwan maupun akhwat, tergoda untuk ikut serta dalam permainan keinginan terlarang. Aturan untuk para peserta kajian pun muncul, menyatakan bahwa mereka diperbolehkan melakukan hal serupa, tetapi tidak dengan pasangan mereka sendiri, karena semuanya masih dianggap sebagai bentuk latihan.

Ruang resort yang semula dipenuhi oleh gemuruh suara dan adegan terlarang, kini menjadi panggung bagi tindakan-tindakan amoral dari para penonton. Keterikatan mereka terhadap norma agama dan moralitas memudar, dan semakin banyak yang terjerumus ke dalam lubang keinginan yang tak terduga.

Para ikhwan dan akhwat, dalam lingkungan yang diberi izin untuk melampaui batas-batas agama, mulai melakukan tindakan yang semakin menggila. Pesan yang harusnya diingatkan oleh norma agama, kini terlupakan di tengah hiruk-pikuk gelombang nafsu.

Savitri, yang menjadi saksi dan objek dari pertunjukan gelap ini, merasakan perubahan dramatis dalam situasi yang seharusnya tidak pernah terjadi. Kini, bentuk latihan yang seharusnya menjadi simbol kepatuhan dan taat, menjadi alat untuk membenamkan diri lebih dalam ke dalam lembah nafsu yang terlarang.

Savitri, dalam ketidakpastian dan kesendirian, mendapati dirinya tidak hanya menjadi objek perhatian, tetapi sekarang dihadapkan pada situasi yang semakin menggila. Tanpa ampun, tiga orang sekaligus mendekatinya, merampas rasa pribadinya dalam tarian gelap keinginan terlarang.


4 some dengan paara ustad

Di tengah sorak-sorai dan desahan yang semakin memenuhi ruangan, Savitri terombang-ambing dalam pusaran nafsu yang membara. Ketiga orang yang seolah lupa akan norma dan moralitas berusaha memuaskan diri mereka sendiri, mengambil bagian dalam tontonan yang seharusnya hanya ada dalam bayangan gelap.

Savitri, dalam posisi yang semakin merendahkan, mencoba memahami kehendaknya sendiri dalam pertunjukan yang begitu membingungkan. Dalam setiap sentuhan dan perasaan yang mengguncang tubuhnya, ia merasakan dirinya semakin terhilang dalam alur keinginan terlarang.

Para penonton ikhwan dan akhwat, meskipun masih dalam bentuk "latihan," semakin menikmati pertunjukan gelap ini. Aturan-aturan yang seharusnya diharamkan tetapi jika niat atau tujuan penggunaan suatu hal berubah menjadi sesuatu yang positif seperti mengobati syahwat yang tak terbendung atau dalam hal proses pembelajaran, maka hal tersebut dapat mengubah status hukumnya.
Ketika situasi yang penuh dengan keinginan syahwat semakin memanas, para penyelenggara acara memutuskan untuk menaikkan aturan pengobatan dan pembelajaran. Seluruh akhwat, yang sebelumnya terlibat dalam tarian nafsu, diminta untuk berbaris seperti saat sholat dengan posisi sujud.

Berbaris seperti saat sholat dalam posisi sujud, bukannya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melainkan untuk merangkul keinginan dan nafsu yang semakin meluap. Ruangan yang seharusnya suci kini menjadi panggung untuk pertunjukan yang mencampuradukkan agama dengan keinginan terlarang.

Savitri, bersama dengan akhwat lainnya, diarahkan untuk mengikuti perintah tersebut. Dalam posisi sujud yang seharusnya sakral, mereka dihadapkan pada perasaan yang semakin terdistorsi oleh gairah dan nafsu. Bagi para penonton, adegan ini semakin menaikkan tingkat keintiman dan kegilaan dalam pertunjukan gelap mereka.

Kemurnian agama dan norma moral dihancurkan di tengah-tengah suasana yang semakin terjerumus dalam keinginan terlarang. Pergeseran antara yang suci dan yang terlarang semakin kabur, meninggalkan kerusakan moral yang tak terelakkan.

Pertunjukan gelap ini semakin merambah ke wilayah yang lebih gelap lagi. Aturan-aturan bermoral yang masih tersisa hancur berantakan ketika para penyelenggara acara memutuskan untuk membuat aturan baru yang semakin mengairahkan.

Bagi para ikhwan, perintah baru diberlakukan: melakuakn penetrasi daribarah belakang dan setiap 21 genjotan, mereka harus pindah ke sebelah akhwat lainnya, dan begitu seterusnya. Aturan ini mengubah pertunjukan menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar tontonan, tetapi menjadi permainan sadis dan mempermalukan yang merusak batas-batas kemanusiaan.


Proses penggenjotan

Savitri dan akhwat lainnya tunduk pada aturan baru ini, dalam posisi sujud yang seharusnya sakral. Mereka menjadi objek pemenuhan keinginan sesuai dengan aturan permainan yang semakin menggelikan dan kejam.

Di tengah-tengah ketidakberesan dan kebingungan, Savitri merasakan dirinya semakin terperangkap dalam lingkaran keinginan gelap. Ia, bersama akhwat lainnya, menjadi tontonan bagi para ikhwan yang dengan ganas menjalankan aturan yang mengejutkan dan hati berdebar ini.

Savitri, dalam keadaan yang semakin terangsang, merasa tak dapat lagi menghitung berapa banyak orang yang telah menggejotnya. Setiap gerakan dan pergantian posisi memberinya sentuhan dan kenikmatan yang semakin mengaburkan batas antara kenyataan dan keinginan terlarang.

Aturan yang semakin brutal dan bergairah membuat setiap genjotan terasa seperti pukulan moral yang memecahkan semua norma. Ruangan itu terasa penuh dengan suara desahan, rintihan, dan teriakan yang menciptakan simfoni keinginan terlarang.

Savitri, yang seharusnya menjaga kesucian dirinya, kini terjebak dalam pusaran nafsu yang menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Kehilangan kontrol atas situasi, ia merasa seperti sebuah boneka yang dikendalikan oleh kehendak gelap yang semakin menggila.

Para ikhwan yang semakin terlibat dalam pertunjukan gelap ini tampaknya tak lagi memiliki sisa-sisa moralitas. Mereka dengan ganas menjalankan aturan baru tanpa memedulikan rasa kemanusiaan dan norma agama. Semua kehormatan dan keberartian perlahan lenyap dalam keinginan yang terus membara.

Savitri, yang semakin tenggelam dalam kegelapan dan keinginan terlarang, mendengar pernyataan baru ini. Aturan yang semakin brutal dan kejam ini menegaskan bahwa semakin banyak akhwat yang menerima "benih," maka semakin tinggi derajat mereka dalam pertunjukan ini. Dan dalam keadaan ini, Savitri merasa semakin terpompa semangatnya.

Kesehariannya yang tidak luput dari olahraga dan rutinitas di gym memberinya kekuatan fisik yang luar biasa. Jepitan dan remasan pada vaginanya begitu kuat, dan kini, kekuatan tersebut menjadi senjata untuk memenuhi aturan baru yang semakin menggelikan.

Savitri, yang pada awalnya terlihat sebagai perempuan yang taat pada norma agama, kini menjadi pusat pertunjukan yang semakin gila. Kekuatan fisik dan kecakapan olahraga yang dimilikinya digunakan untuk memenuhi keinginan gelap yang terus berkembang di sekitarnya.

Sementara para peserta semakin tergila-gila, Savitri terus tampil sebagai objek dan pelaku dalam peristiwa yang semakin menyimpang. Pertunjukan ini, yang seharusnya tidak pernah terjadi, kini menjadi saksi dari hilangnya segala sisa-sisa moralitas dan batas-batas kemanusiaan.

[URL=https://www.imagebam.com/view/MEROOKX][/URL]
Penerimaan saldo rekening

Savitri, dalam keadaan yang semakin gelap dan terhanyut oleh arus keinginan terlarang, akhirnya merasakan bahwa dirinya telah menerima banyak "benih."

Tubuhnya yang semakin lelah dan perasaannya yang semakin terombang-ambing di antara kenikmatan dan malu menciptakan rasa yang sulit dijelaskan.
Pertunjukan yang semakin kacau dan gila ini memperlihatkan kepada Savitri bahwa ia telah menjadi bagian dari sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya. Setiap aturan dan tindakan brutal telah memupuk keinginan gelap yang kini mencapai puncaknya.

Para ikhwan, tanpa ampun, menjalankan aturan-aturan baru dengan semangat yang semakin liar. Savitri, yang kesehariannya penuh dengan kedisiplinan dan keteguhan, sekarang terlihat tenggelam dalam kegilaan yang melampaui batas-batas norma dan moral.

Pertunjukan yang seharusnya menjadi sesuatu yang melibatkan rohaniah dan ketaatan, kini berubah menjadi pertunjukan gelap yang merusak segala sesuatu di sekitarnya. Akhwat yang awalnya diharapkan mendapatkan derajat tinggi, kini terperangkap dalam pusaran keinginan yang semakin memadamkan segala cahaya kemanusiaan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. waktu subuh hampir tiba, namun suasana di dalam ruangan semakin jauh dari ketenangan dan sisa sisa
kegilaan yang melampaui batas-batas norma dan moral.

Kabar bahagia datang dengan cepat, bahwa Savitri dan beberapa akhwat lainnya terpilih sebagai penerima "benih" terbanyak. Keputusan ini mengubah takdir mereka, karena diumumkan bahwa besok mereka akan menjadi selir-selir para habib selama 1 malam.

Sebuah keutamaan yang seharusnya disambut dengan kehormatan dan ketakwaan, kini disambut dengan kebahagiaan yang tercampur aduk. Savitri dan akhwat terpilih merasa bangga bisa bersatu dengan habib, mengabaikan fakta bahwa semua ini terjadi dalam konteks pertunjukan gelap yang semakin merusak moralitas.

Mereka diberi perlakuan khusus oleh para ustad, dimulai dengan dimandikan oleh para ustad. Savitri dihadapkan pada kondisi yang tidak bisa ia hindari, berdiri di tengah tengah para ustad untuk melayani nya. Mereka mulai melakukan sentuhan sentuhan kecil tanpa ragu, tangan para ustad merayap ke bawah untuk menyentuh 2 bongkahan payudara dan pantatnya yang begitu mempesona. Mereka memijat dengan lembut, merasakan kelembutan daging yang memenuhi tangannya. Savitri merintih dengan kenikmatan, menggoda para ustad untuk melanjutkan permainan yang semakin meningkatkan birahinya ini, percakapan antara mereka penuh dengan kata-kata erotis yang membangkitkan nafsu.

Pada saat itu, Savitri dan 3 ustad menjelajahi kenikmatan yang tak terhingga. Mereka menyatu dalam keintiman yang liar, menjelajahi setiap sudut tubuh masing-masing dengan penuh nafsu. Tak ada batasan, tak ada rasa malu. Hanya ada kepuasan yang menggairahkan dan keinginan yang tak terpuaskan.


4 some lagi

Savitri, dalam keadaan yang semakin terangsang karena sentuhan sentuhan yang dirasakannya, terlibat dalam sesi singkat bersama tiga ustad yang memandikannya di tempat pemandian. Sentuhan-sentuhan dan aroma sabun memunculkan kembali gelombang keinginan persetubuhan terlarang dalam dirinya. terjadilah adegan adegan yang sangat bergairah, terdengar desahan dan suara-suara yang merayakan kepuasan diantara mereka.

Para ustad dengan penuh semangat merawat savitri dan para akhwat terpilih lainnya untuk persiapan melayani habib pada esok hari. Ritual-rutual yang seharusnya penuh dengan spiritualitas, kini terdistorsi menjadi pemuasan nafsu yang semakin tidak terkendali.

Setelah sesi gelap yang terjadi di malam itu, waktu subuh pun tiba. Ikhwan dan akhwat berkumpul untuk menunaikan kewajiban ibadah subuh berjamaah di masjid. Saat saf-saf terbentuk dan takbir berkumandang, suasana tampak kembali kepada kerohanian yang seharusnya.

...
...
...

TBC
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd