Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Skandal Asmara Di balik Asrama

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
hehehehe.... kasih tau ngga yachh.... biar penasaran mending... (ngga..ngga...kata shiro) #kutipan cerita thread nara mozhizuki.
Yang jelas nanti saya usahakan setiap tokoh ada pov nya dulu sebelum ke konflik drama nya.
Doain semoga lancar semua nya hu...
Ga usah hu biar aja bikin penasaran yg penting ga macet dan sampai tamat. Jadi enak bacanya
 
Ga usah hu biar aja bikin penasaran yg penting ga macet dan sampai tamat. Jadi enak bacanya
Insya allah, ane orang nya selalu berprinsip apa yang saya mulai baik harus pula diakhiri dengan baik pula...
Semoga ane selalu diberikan kesehatan dan dilancarkan urusan RL biar bisa luncurkan karya lain nya.
 
Cuma mohon dimaklumin aja mungkin tidak serapi kalau pake lepi... ngetik nya cuma pake hp andro.. kadang terkendala sama teknis.
Dan sampai sekarang masih belum bisa bikin indeks...Sambil terus belajar bikin indeks dan baca2 cerita lain dari suhu2 hebat di sini untuk menambah referensi dan wawasan dalam dunia sastra.
 
Insya allah, ane orang nya selalu berprinsip apa yang saya mulai baik harus pula diakhiri dengan baik pula...
Semoga ane selalu diberikan kesehatan dan dilancarkan urusan RL biar bisa luncurkan karya lain nya.
Amien, mantap deh semoga suhu lancar RLnya dan sehat selalu
 
Teaser before update

Di sebuah panti asuhan seorang gadis cilik bermain dengan riang nya dengan teman-teman nya sebaya, umur mereka masih belia tidak lebih dari 7 tahun rata-rata usia penghuni panti asuhan khusus diperuntukan untuk anak perempuan.

Terlihat keceriaan mereka kala itu walaupun sebetul nya hampir semua penghuni panti asuhan itu merasakan kepahitan hidup tanpa kasih sayang orang tua atau bahkan kami disini hampir semua tidak mengetahui siapa kedua orang tua kandung kami.

"Rin.... capek akh lari-lari".

Seorang gadis cilik tersebut terengah-engah dengan nafas yang ngos-ngosan mencoba mengajak berhenti bermain kucing-kucingan.

"Ya, gitu aja capek bel". Seru rina gadis sebaya dengan nya yang sedang menemani nya bermain kucing-kucingan.

"Gimana kalau kita bantu ibu panti masak".

Gadis cilik yang bernama lengkap BELLA SEPTIAWATI yang saat itu baru berusia 6 tahun.
 
Terakhir diubah:
Mohon bersabar, update sedang di godok. Kalau sudah siap akan saya share insya allah kalau sempat nanti malam.
 
Terakhir diubah:
Lebih kerasa susah menulis pov bella, mendalami karakter bella...
Tapi semoga pembaca bisa masuk dan terasa feel nya bella.
 
FTOtHJcr.jpg

Bella Septiawati

PART 7


Pov Bella


Suasana di kamar hotel menjadi hening setelah kak ricky menceritakan semua kisah masa lalu nya bersama nika kekasih nya yang telah meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat, aku seakan ikut merasakan kesedihan kak ricky tanpa aku bisa tahan air mata kesedihan ku pecah.

Aku terus membenamkan kepala ku di dada bidang nya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu tipis dan kedua tangan ku memeluk erat tubuh nya yang kekar dan sixpack.

"Kak, bella sedih mendengar cerita kakak, selama ini bella merasa curiga kakak hanya ingin tubuh bella tetapi setelah tau betapa besar nya cinta kak ricky pada kak nika bella sadar bahwa kakak butuh waktu dan bella bersedia menjadi cahaya buat kakak".

"Makasih bella sayang, jujur kakak belum sepenuh nya bisa mencintai kamu, tetapi pasti kakak akan berusaha menjadikan kamu cahaya hati kakak buat menerangi kegelapan hati kakak selama ini, kamu itu mengingatkan kakak sama nika walaupun kakak tau itu bukan sesuatu
yang baik untuk membanding-bandingkan kamu dengan alm.nika".

"Iya kak, bella sepenuh nya percaya pada kak ricky".

Aku kemudian menatap tajam mata nya memahami apa yang sedang ia rasakan saat itu, kedua tangan nya mengelus pipi ku seolah ingin menyampaikan perasaan nya disetiap sentuhan tangan nya di pipi ku.

"Kak, boleh bella cerita masa lalu ku, bella harap kakak mau mendengarkan nya, berat rasa nya menanggung ini semua sendiri kak".

Kepala ku kembali ku rebahkan di dada nya yang membuat nyaman bila aku berada di sisi nya. Kak ricky membelai rambut ku seolah ingin menghibur dan membuat ku kuat.

"Ayo dik! kita sambil santai aja ya, ceritakan semua nya, biar berkurang beban hidup mu, percayalah kakak akan tetap sayang padamu".

Di sebuah panti asuhan terlihat seorang gadis cilik bermain dengan riang dengan teman-teman sebaya nya, umur mereka masih belia tidak lebih dari 7 tahun rata-rata usia penghuni panti asuhan khusus diperuntukan untuk anak perempuan.

Terlihat keceriaan mereka kala itu, walaupun sebetulnya hampir semua penghuni panti asuhan ini merasakan kepahitan hidup tanpa kasih sayang orang tua atau bahkan kami semua disini sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua kandung kami.

"Rin, capek akh lari-lari".

Seorang gadis cilik tersebut terengah-engah dengan nafas yang ngos-ngosan mencoba mengajak berhenti bermain kucing-kucingan.

"Ya, gitu aja capek bell". Seru rina gadis sebaya yang menemani nya bermain kucing-kucingan.

"Gimana kalau kita bantu ibu panti masak?".

Gadis cilik yang bernama lengkap BELLA SEPTIAWATI yang saat itu baru berusia 6 tahun itu adalah aku.

"Eh iya ya bell, bentar lagi kan makan siang, yuk kita bantu ibu panti!".

Gadis cilik yang berkulit coklat bernama Rina Apriliani mengiyakan ajakan ku.

Kami berdua masuk ke dalam rumah panti menuju arah dapur dimana ibu panti yang bernama ibu yanti sedang sibuk mempersiapkan masakan buat anak-anak panti makan siang.

"Bu. Boleh kami berdua ikut bantu-bantu ibu", kataku saat sudah berada di dapur dan melihat kesibukan ibu yanti dalam mempersiapkan masakan buat seluruh anak panti asuhan.

"Boleh, kalian berdua bantu ibu siapin piring dan gelas nanti taruh diatas meja makan", ucap ibu yanti dengan ramah.

"Siap bu". Jawab kami kompak.

"Nak bella, kalau sudah nanti tolong aduk-aduk ya sop ini".

"Sementara nak rina, bantu iris tempe, potong kecil-kecil biar gampang di goreng dan mudah meresap nanti bumbu nya".

Ibu yanti memberikan perintah kepada kami berdua dengan lugas dan cepat.

"Kapan bik hindun pulang ke panti bu"?.

Aku mempertanyakan kepulangan bik hindun yang sedang pulang kampung mengurusi anak nya yang sedang sakit.

"1 minggu lagi nak, kalau sudah sembuh bik hindun pasti balik ke panti". Jawab ibu yanti saat aku menanyakan soal bik hindun.

Sekitar 30 menit semua telah tersaji rapi di ruang tengah untuk makan siang penghuni panti asuhan yang berjumlah hampir 100 orang tersebut.

Suara riuh penghuni panti asuhan mulai terdengar saat semua sudah berkumpul di ruang tengah tempat biasa kami gunakan buat kumpul dan makan bareng, ruangan yang termasuk luas bisa menampung sekitar 100 orang dan kami semua anak-anak panti duduk lesehan membentuk lingkaran walaupun sedikit berdempetan satu sama lain.

Keakraban saat sedang kumpul bersama ini lah yang selalu membuat ku kuat dan bahagia melihat teman-teman semangat menyantap menu makan siang kami yang sangat sederhana.

Nasi, tempe goreng, sop ayam, sambal terasi dan ikan asin serta lalapan kol dan kemangi adalah menu makan siang saat itu terasa nikmat bila dimakan dalam suasana hangat penuh kekeluargaan.

Diselingi senda gurau teman-teman kebersamaan itu membuat hati ku terharu ada tetesan air mata bahagia yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.

Selesai makan siang yang riuh oleh celotehan, bahkan ketawa dan candaan kami semua tidak lupa membersihkan piring makan kami masing-masing tanpa diperintah karena sudah mengerti sendiri dengan tugas dan tanggung jawab selama si panti asuhan.

Setelah makan, ibu yanti mengumpulkan kami terlebih dahulu, ada beberapa hal yang ingin dia sampaikan kepada anak-anak panti.

"Kalian semua sudah pada kumpul, ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian".

Kami semua diam menyimak dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan ibu yanti saat itu.

"Pertama-tama, berhubung bik hindun sekarang pulang kampung, maka ibu akan buat daftar piket buat anak-anak panti biar semua bisa membantu ibu masak, mengerjakan pekerjaan membersihkan seluruh ruangan, berbelanja untuk keperluan dapur, semua itu akan ibu bagi tugas dengan kalian dengan menjadwal nya setiap hari biar semua kebagian dan ikut membantu demi panti ini dan kalian sendiri biar nanti nya bisa mandiri".

"Kedua, ini buat nak bella, seminggu lagi ibu kandung mu akan menjemput mu dan ibu berharap kamu mau menerima nya dan jangan membenci ibu mu, biar bagaimanapun ia adalah tetaplah seorang ibu yang telah melahirkan mu".

Aku kaget mendengar omongan ibu yanti barusan, kerinduan ku kepada orang tuaku selama ini akhirnya terkabulkan, walaupun masih ada kekhawatiran ku untuk bisa menerima ibu ku, karena sejak aku dilahirkan belum pernah ia menemuiku bahkan foto nya pun aku tidak punya.

Semua anak-anak panti melihat ke arahku, ada senyum bahagia dari mereka tetapi tidak sedikit ada diantara mereka yang merasa iri karena aku akan ketemu ibu ku.

Mereka iri dalam artian aku masih beruntung mempunyai ibu kandung yang masih hidup dan masih mangakui ku sebagai anak kandung nya walaupun sebenar nya aku tidaklah tahu alasan kuat ibu ku sampai menelantarkan ku di sebuah panti asuhan ini.

Ada sebagian anak-anak panti asuhan yang bersimpati padaku memberikan pelukan bahagia nya, memberi ucapan selamat bahkan juga mamberikan ku dukungan dan semangat untuk menjalani hidup dengan ibu kandung ku yang belum aku ketahui sejak aku dilahirkan.

Tetapi di satu sisi, aku merasa sedih harus meninggalkan panti asuhan ini, meninggalkan sahabat dan teman-teman panti yang nasib nya tidak seberuntung aku yang masih memiliki ibu kandung.

Rina yang merupakan teman sekamar dan sekaligus sahabat ku merasa terpukul akan perpisahan ini, dia menundukkkan wajah nya dan seperti tidak mau melihat dan menatap ku.

"Nah, anak-anak sekarang kalian boleh bubar, silahkan kalian mau bermain ataupun mau belajar nanti malam ibu tempel pengumuman buat jadwal piket buat kalian semua".

Anak-anak panti satu persatu beranjak dari ruangan tersebut, hingga menyisahkan aku, rina dan ibu yanti.

"Nak rina dan bella, sini nak..!".

Ibu yanti dengan ramah memanggil aku dan rina dan kami berdua segera bergeser mendekati beliau.

"Ibu tau perasaan rina dan bella, pasti kalian sedih dan berat mendengarkan berita yang ibu sampaikan tadi". Ucap beliau memulai omongan nya.

"Nak rina! Kamu jangan sedih atas kepergian bella, kita malah mesti bersyukur karena Allah SWT membukakan hati dan pikiran ibu kandung nya bella, biar bagaimanapun ibu kandung nya lah yang berhak membesarkan bella sebagai tanggung jawab nya sebagai ibu, nak rina mesti melepas bella dengan ikhlas dan ibu yakin bella anak nya saleh dan baik, ibu yakin dia tidak akan melupakan kita dan tetap menjadi sahabat kamu walaupun kalian berdua tinggal dan hidup terpisah.

Rina merebahkan kepala nya di bahu ibu yanti dan menangis sesegukan, membuat aku pun sedih dan ikut menangis.

Ibu yanti menarik pelan tubuh ku agar aku ikut mendekat pada nya, kami bertiga menangis mengeluarkan semua kesedihan yang ada di hati karena sebentar lagi akan ada perpisahan aku dengan panti asuhan ini yang telah berjasa mengurus dan membesarkan ku selama kurang lebih 5 tahun dari aku masih bayi berumur 6 bulan hingga saat sekarang ini usia ku memasuki 6 tahun.

Lanjutan nya dibawah
 
Terakhir diubah:
2 hari sebelum kedatangan ibu kandung ku, aku dan rina sudah seperti biasa layak nya anak-anak seusia kami yang penuh ceria, bermain, berceloteh hal-hal yang baru kami ketahui dan persahabatan kami semakin erat menjelang perpisahan, rina banyak mengajarkan hal-hal baik pada ku seperti mengaji, menghafal surat-surat pendek, bacaan sholat, dan semua yang ia ketahui lebih banyak dan lebih hafal dibandingkan aku.

Aku makin sayang dengan rina sebagai sahabat dan tidak akan bisa melupakan ia walaupun kami nanti nya akan berpisah.

Ibu yanti menghampiri kami berdua lalu ia mengajak ke teras depan sambil melihat-lihat anak-anak panti bermain setelah tadi kami selesai belajar mengaji yang diajar oleh bu ustazah Anna.

"Nak bella dan nak rina, kalian anak-anak yang baik, ibu berharap kelak kalian berdua mendapatkan kebahagian untuk menembus semua kesedihan dan kepahitan hidup yang kalian rasakan saat ini".

"Ibu sedikit mau cerita tentang masa lalu ibu biar kalian bisa mengambil hikmah dan kuat lagi menjalani kehidupan ini".

Aku dan rina dengan antusias mendengar curahan hati ibu yanti yang setau aku orang nya kuat dan tegar.

"Ibu sewaktu menikah di usia 20 tahun, dinikahi oleh seorang pria yang dijodohkan oleh kedua orang tua kami, 2 tahun kemudian lahirlah anak ibu yang pertama yang di beri nama Septya Hadi Gunawan, suami, mertua dan kedua orang tua ibu sangat bahagia.

Memasuki usia pernikahan yang ke5, aku dititipkan Tuhan lagi seorang anak dirahimku dan melahirkan putri cantik bernama Putri Az-Zahra.

Kehidupan rumah tangga ibu yang awal nya bahagia hancur seketika, saat malam itu terjadi perampokan yang sadis dan biadab.

Suami ibu dibunuh dengan keji, anak-anak ibu diculik dan dibawa kabur oleh mereka dan ibu menjadi korban pemerkosaan dan penganiayaan mereka, perampok yang berjumlah 5 orang tersebut secara bergiliran memperkosa ibu hingga ibu tak sadarkan diri.

Saat ibu sadar, ibu sudah berada di rumah sakit dengan selang infus di tangan dan seluruh tubuh terasa sakit semua terutama di kemaluan ibu dan saluran anus.

Dokter memberikan hasil autopsi berupa adanya tindakan pemerkosaan dan pencabulan yang dilakukan pelaku lebih dari satu orang selama lebih dari 1 jam dilakukan secara bergilir dan diketemukan bekas sperma di kemaluan dan anus ibu, autopsi ini sebagai bahan laporan untuk penyelidikan kasus ini oleh pihak kepolisian.

Yang makin membuat ibu depresi adalah ibu hamil akibat dari pemerkosaan tersebut hingga ibu depresi dan beberapa kali mencoba bunuh diri dengan membentur-benturkan kepala di tembok, menyakiti diri dengan memotong urat nadi tetapi semua gagal dan mereka orang-orang yang tulus mencintai ku selalu menggagalkan usaha bunuh diri ku, atas anjuran psikiater aku di
bawa ke rumah sakit jiwa dan di rawat di sana selama lebih dari 2 tahun.

Kandungan ku semakin besar dan memasuki usia 8 bulan, karena gangguan psikis yang parah, ditambah lagi kesehatan ku yang tidak ku pedulikan membuat janin itu akhirnya meninggal, ya ibu saat itu keguguran.

Yang membuat ibu bisa bangkit dari semua ini adalah keajaiban Allah, setelah keguguran depresi ibu mulai berkurang, ibu sudah bisa mengenali kedua orang tua dan mertua yang senantiasa selalu memberikan perhatian dan kasih sayang nya pada ku, walau masih diam dan bungkam dengan hanya memberi anggukan kepala bila ditanya.

Hari ke hari perkembangan kesehatan psikis ku semakin hari semakin meningkat, aku sudah bisa memasrahkan semua yang terjadi dan berharap pelaku bisa tertangkap dan di hukum dengan seberat-berat nya.

Hingga 3 bulan kemudian saat ibu selesai sholat Tahajud, ibu bermimpi dengan suami ibu yang meninggal ditangan perampok, dalam mimpi ibu, suami berkata kamu akan menemaniku di surga sayang tetapi ini belum saat nya kamu menghadap ilahi, temukan dan carilah anak kita insya allah mereka bisa engkau temukan melalui anak panti asuhan, asuh dan didiklah mereka menjadi anak yang baik, saleh dan jangan pernah kamu menyakiti mereka, dari merekalah anak-anak kita pasti akan bisa kamu temukan".

Ibu yanti menyelesaikan semua cerita nya dengan suara serak dan parau, sudah beberapa tetes air mata turun dari kedua sudut mata nya yang saat itu beliau berusia 30 tahun seorang janda ditinggal mati suami dan anak-anak yang ia cintai.

Kami bertiga berpelukan erat, aku dan rina mempererat pelukan kami untuk memberi dukungan buat ibu yanti dan memberikan kekuatan biar beliau makin tegar menjalani kehidupan ini dan pelukan ini sebagai pelukan tulus dan sayang dari orang yang dengan tulus merawat dan membesarkan kami tanpa pamrih dan imbalan apapun, ini beliau lakukan sebagai upaya menebus semua kenangan pahit masa lalu nya dan menjalankan amanah suami nya.



(bersambung)
 
Terakhir diubah:
PART 8

Sore yang begitu mengharukan setelah mendengarkan cerita hidup ibu yanti yang begitu pilu dan pahit, hanya orang seperti ibu yanti lah yang tegar dan kuat bertahan untuk menghadapi cobaan yang berat yang sebenar nya tidak dia inginkan terjadi.

2 hari kemudian...

Saat pagi yang indah menyonsong, sinar matahari pagi yang hangat dusertai kicau burung bersahutan menambah kehangatan dan kesejukan suasana pagi di panti asuhan as-salam yang berada di Jl. Jend.A.Yani Talang Banten No.105 Palembang, yang diasuh oleh K.H.Abdullah Mustafa dimana sang kiayi mempercayakan sepenuh nya urusan panti asuhan ini kepada anak menantu nya yang bernama Yanti Yuniarsih putri sahabat dan suami anak nya yang mengalami tragedi perampokan, pemerkosaan, penculikan dan penganiayaan yang mengakibatkan jatih nya korban meninggal yaitu putra tunggal nya yang bernama Imam Kusuma Mustafa.

Pagi itu sesuai dengan informasi yang di berikan ibu ku melalui telpon bahwa ia akan menjemput ku sekaligus mengadopsi aku menjadi anak asuh nya yang menurut ibu yanti beliau itu memang ibu ku yang pertama kali menitipkan anak nya di panti ini kurang lebih 5 tahun yang lalu.

Aku berdandan secantik mungkin untuk menyambut ibu ku dan berusaha untuk ikhlas menerima nya dengan tangan terbuka.

Rani yang pagi itu tampak kurang bersemangat, aku tau dalam hati nya bahagia karena aku masih mempunyai seorang ibu, dan yang memberatkan hati nya adalah rasa kehilangan sahabat yang selama ini kami selalu berbagi dalam suka dan duka di panti asuhan ini.

Akupun merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan rina, kenangan, persaudaraan, kekeluargaan serta persahabatan semua aku mulai dan belajar dari panti asuhan ini.

Jam 10.00 wib saat aku sudah selesai berhias diri, ibu yanti datang menemui ku di kamar, beliau memberikan kecupan di kening ku sebagai isyarat perpisahan, beliau menggandeng tangan ku dan rina untuk turun dan menemui seorang perempuan dewasa yang sedang menunggu di sofa di ruang tamu panti asuhan.

Begitu sampai di ruang tamu, aku melihat seorang ibu muda yang muka dan wajah nya mirip sekali dengan ku tetapi dalam bentuk dan ukuran dewasa.
Perempuan yang ku maksud itu adalah ibu ku, ya ibu yang dulu pernah membuang anak nya di panti asuhan as-salam ini, tetapi karena mengikuti dan patuh dengan yang diajarkan oleh ibu yanti aku bersikap santun dan ramah mencium tungkai tangan perempuan itu.

"Nak bella ini mama kamu namanya Widya Oktaviani. Ibu widya, ini bella anak perempuan ibu yang pernah ibu titipkan di panti asuhan ini 5 tahun yang lalu".

Ibu muda itu langsung memburu ku sambil menangis haru melihat aku tumbuh menjadi gadis cilik yang cantik menurut teman-teman panti lainnya, begitu pun aku yang senang sekaligus bahagia dipertemukan secara langsung dengan ibu kandung ku.

"Ibu widya... Perkenalkan ini rina teman sekamar bella dari bayi hingga sekarang, mereka berdua seperti sahabat yang sulit untuk dipisahkan satu sama lain". Ujar ibu yanti memperkenalkan rina sahabatku.

"Bagaimana kalau saya adopsi sekalian rina nya bu, biar bella tidak merasakan kesepian dan mereka berdua menjadi tanggung jawab saya sebagai orang tua asuh mereka, semua keperluan dan sekolah nya akan saya yang biayai?". Ucap ibu ku melihat kedekatan kami yang sulit untuk dipisahkan.

Aku dan rina berpelukan sambil menangis, mendengar ibu ku mau membawa rina juga dan membiayai rina layak nya seperti anak nya sendiri.

"Boleh kalau itu memang keinginan ibu, saya pun sangat senang rina memperoleh ibu asuh yang tepat, kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung bu, saya pun tadi nya khawatir jika rina dan bella dipisahkan takut nya nanti mereka sakit salah satu nya". Ucap ibu yanti menjawab permintaan ibu ku untuk mengadopsi rina.

"Nak rina, kamu baik-baik disana sayangi dan cintai lah ibu widya seperti kamu menyayangi ibu kamu sendiri, dan jaga bella seperti layak nya adik kandung mu sendiri".

Pesan ibu yanti buat rina, kakak, sahabat sekaligus teman curhat ku mulai hari ini sampai kami dewasa.

Kami bertiga meninggalkan panti asuhan as-salam tersebut, setelah sebelumnya berpamitan dan bersalaman dengan anak-anak panti lainnya.

Mobil mulai melaju perlahan-lahan meninggalkan sejuta kenangan indah di panti asuhan ini, kini lembaran baru akan di mulai, aku, rina dan mama ku akan memulai perjuangan hidup kami bertiga dalam melawan keras nya kehidupan dan persaingan.

Mobil mama berhenti di sebuah kompleks perumahan bernama Polygon Indah Blok G No.8, aku dan rina diajak masuk kedalam sama mama dan di sambut oleh ART (asisten rumah tangga) bernama bik sumiati (bik sum).

Rumah mama ini besar dan luas, mempunyai 6 kamar, 3 kamar di lantai dasar dan 3 kamar di lantai II. Mama menyerahkan kami berdua untuk memilih kamar yang kami sukai, dan ternyata kami memilih 2 kamar diatas dan masing-masing kami diberi 1 kamar.

"Besok bella dan rina mulai mama sekolahkan di SD Muhammadiyah 1, kalian berdua harus berhasil meraih cita-cita yang kalian impikan". Ucap mama ku saat ngobrol santai saat makan malam pertama di rumah yang megah ini.

"Mama mau jujur sama bella anak kandung mama dan rina yang mama anggap anak mama juga, kenapa mama sampai menitipkan bella di panti asuhan as-salam". Ucap mama saat memulai cerita tentang asal usul ku.

"Mama merupakan anak tunggal pengusaha PT.H.M.ALI yang merupakan pengusaha terkemuka di kota Palembang, mama menjadi manja dan selalu dituruti semua keinginan dan permintaan ku, pergaulan mama sejak dari SMP sudah mengenal yang nama nya pacaran, minum-minuman keras, clubing dan diskotik".

"Setelah lulus SMP mama mengenal seorang lelaki tampan berkulit putih yang saat itu baru kelas 2 SMA di salah satu SMA favorit di Jl.Bangau Veteran Palembang, dia bernama Henry Sumampow.

Dia lah pacar mama yang berani berbuat nekat supaya mama bisa menerima cinta nya, akhirnya mama menerima nya menjadi pacar dan resmi kami berpacaran saat itu.

Karena pergaulan mama sebelumnya yang sudah terkenal bebas, hingga kesucian mama hilang saat usia mama baru berusia 16 tahun dan Henry S lah yang mendapatkan keperawanan mama.

Sejak berhubungan badan pertama seterus nya kami terus mengulangi nya bahkan sudah menjadi kebutuhan buat kami berdua.

Lulus SMA mama ikut UMPTN dan lulus di UNSRI fakultas kedokteran sedangkan henry s diterima juga di fakultas teknis sipil UNSRI.

Hingga di tahun kedua mama kuliah di fakultas kedokteran UNSRI, mama hamil dan itu jelas anak nya Henry S karena mama hanya ML sama henry pacar mama dan tidak ada lelaki lain dihati mama.

Kehamilan ini membuat mama panik dan meminta pertanggung jawaban dari henry s untuk segera menikahi mama karena mama hamil dari nya.

Tetapi papa biologis mu menolak dengan berbagai macam alasan, masih kuliah lah, belum siap punya anak lah, belum kerja lah, dan perbedaan keyakinan diantara kami yang sangat mendasar hingga aku bingung untuk mencari solusi atas masalah ini.

Akhirnya mama bicarakan masalah kehamilan ini sejujur-jujur nya kepada kedua orang tua mama, mereka marah, kecewa dan saking kesalnya kakek mu sampai menampar pipi mama yang baru kali itu mama merasakan kemarahan nya.

Atas dasar pertimbangan masa depan mama, akhirnya kakek mu papa nya mama mencari teman nya yang ternyata pemilik panti asuhan as-salam yaitu K.H.Abdullah Mustofa dari berliau papa mengikuti saran pak kyai.

Setelah mama melahirkan mama menitipkan kamu kepada ibu yanti yang merupakan anak menantu dari pak kyai, tiap bulan semua kebutuhan kamu mama cukupi dan juga buat anak-anak panti lain nya.

Hingga akhir nya kakek mu sebelum meninggal berpesan agar aku segera mengambil kamu di panti asuhan assalam dan merawat serta mengasuh kamu selayak nya ibu kepada anak nya.

Mama mohon maaf pada bella, jika mama dianggap membuang bella, menelantarkan anak, meninggalkan tanggung jawab, jujur mama berat saat itu melihat senyum mu dan paras mu yang persis seperti mama sedang bercermin.

Mama berjanji dalam hati suatu hari nanti kamu pasti akan mama ambil kembali karena kamu darah daging mama cucu H.M.ALI".

"Maafin mama ya, sekarang mama ingin membahagiakan kamu dan rina untuk membayar semua kesalahan masa lalu mama".

Mama menangis, aku dan rina segera mendekati nya memberi pelukan hangat pada nya.

"Ma, sudah kita lupakan masa lalu, bella bangga punya mama dan lebih bangga lagi mama mau menerima rina sebagai anak mama dan menjadi saudara bella, bella sayang mama dan tidak pantas seorang anak marah dan benci sama mama nya apapun itu kesalahan yang diperbuat nya dia tetap lah orang yang wajib kita hormati dan dimuliakan".

"Makasih sayang, kalian berdua mutiara mama, mama semakin semangat menjalani kehidupan ini, tetaplah menjadi bella yang bisa menjadi cahaya harapan bagi orang lain".

"Oiya mulai hari ini rina dan bella panggil mama ya, dan jangan sungkan dengan mama, nak rina sudah mama anggap seperti anak kandung mama sendiri seperti bella anak kandung ku dan kalian akan mendapatkan perlakuan yang sama sebagai anak mama, kalian ada yang keberatan". Ucap mama menjelaskan status kami berdua sebagai anak nya.

"Yaudah kalau begitu kalian lekas tidur karena besok, kalian mulai masuk sekolah". Ucap mama mengingatkan kami berdua untuk lekas tidur.

Aku dan rina mendapatkan kelas yang sama, dan selama bersekolah di SD Muhammadiyah 1 dari kelas 1 hingga kelas 6, kami berdua selalu bersaing untuk menjadi juara kelas, aku mendapat ranking pertama dan rina ranking kedua itupun nilai kami cuma berbeda koma nya aja.

Lulus SD kami melanjutkan ke SMP N.1 Palembang, di SMP ini kami selalu bersaing untuk menjadi peraih nilai tertinggi, dan ternyata rina di kelas 1B mendapatkan juara pertama, aku mendapatkan juara pertama di kelas 1A, begitu kenaikan kelas kami disatukan menjadi satu kelas.

Dari ke 8 kelas 1 peringkat 1 sd 5 di satukan di kelas 2A. Dari penggabungan kelas tersebut kami berdua tetap mendapatkan ranking tetapi sekarang rina yang mendapat ranking pertama dan aku mendapat ranking kedua.

Kelas 3A seperti tahun sebelum nya rani bisa mempertahankan juara kelas nya sedangkan aku mendapat ranking kedua.

Setahun kemudian mamaku menikah dengan seorang dokter spesialis yang bekerja di RSU Palembang, saat mama menikah aku dan rina sudah masuk di SMA N 1 Palembang, usia ku saat itu 16 tahun dan rina 16 tahun 6bulan.

Persaingan prestasi sekolah tidak membuat hubungan persaudaraan ku dengan rina menjadi renggang dan bermusuhan malah sebalik nya kami senantiasa saling membantu mengerjakan PR, tugas-tugas sekolah.

Mama juga mengharuskan kami berdua mengikuti bimbel (bimbingan belajar), dari situlah kami mulai ketahuan bakat minat dan prestasi, aku lebih cenderung menyukai angka-angka, logaritma, aljabar, fisika dan kimia lebih dominan dibandingkan dengan rina, tapi sebalik nya rina sangat jago dalam hapalan, biologi, geografi, sejarah.

Kelas 1 aku mendapat ranking pertama sedangkana rina mendapat ranking ketiga, kelas 2 mulai ada pemisahan antara jurusan IPA dengan juruaan IPS.

Aku lebih senang dengan angka-angka tidak ragu memilih jurusan IPA, sedangkan rina lebih memilih IPS, dari situ lah kami mulai memilih jalan nasib dan tujuan pendidikan selanjut nya.

Selama masa-masa SMA aku dan rina belum pernah dekat dengan lelaki, walaupun banyak yang mendekati kami berdua tetapi belum ada satupun yang bisa menarik hati kami berdua.


Lanjutan nya di bawah
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Ijin berteduh bentar dimari :ngeteh:
Silahkan om pai....
suatu kehormatan nih suhu sudi mampir. ke thread perdana ane.
Mohon bimbingan, saran dan masukan nya untuk perbaikan ke depan nya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd