Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

Assholeman

Semprot Addict
UG-FR+
Daftar
7 Nov 2014
Post
485
Like diterima
885
Lokasi
tempat yang tidak tergambar dalam peta Indonesia
Bimabet
Ini adalah cerita pertama dari TS, pasti banyak kekurangan, mohon keripik dan kentangnya. Cerita tentang seorang anak manusia dalam mengejar cinta dan citanya. Tidak disarankan bagi pembaca yang mencari bahan "fap-fap" untuk membaca cerita ini karena TS masih dalam tahap belajar untuk membuat SS. Jadi kita sama-sama berdoa saja agar TS diberikan kemudahan dalam melanjutkan cerita.

Terima Kasih

Soleman



SUPER SLAMET (hal. 1)

BIDADARI TANPA SAYAP (hal. 1)

ADAKAH YANG LEBIH BURUK DARI INI

KEJUTAN

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

MANUSIA SETENGAH MATANG

CITA-CITA

Si Unyil dan 2 Bidadari

TEMAN LAMA

NASIB SIAL

PERPUSTAKAAN KAMPUS

TERNYATA OH TERNYATA

MAKE OVER

BIDADARI MANIS

PARE BEROTOT

UJI COBA

TERLATIH PATAH HATI

SIDE STORY JANAH

HANYA MEMBAYANGKAN

HALAN-HALAN ENAK

MANUSIA INTELEK

KOTA-KOTA

MANUSIA MISTERIUS

TIKUS KEJU

PDKT

HARI YANG BASAH

NASIB BAIK ATAU NASIB BURUK

TANPA JUDUL

BARU RENCANA

KAMU SEPERTI JOGJA

SELAMAT JALAN SANG PAHLAWAN

MANUSIA PERTAMA

CINTA SERIBU SUNGAI

KETIKA BULAN DATANG TERLAMBAT

INGATLAH HARI INI

JANJI SLAMET

BIMBINGAN ATAU BELAJAR

YANG MUDA YANG BERSAHAJA

Cie..cie..cie..

TERIMA KASIH UNYIL

HADIAH YANG TAK TERDUGA

KENTU..KENTU..KENTU..

DOSA BESAR

NAIK KELAS

KARENA HIDUP ADALAH PERJUANGAN


SUPER SLAMET


"Kiri pak". Teriak seorang pemuda dalam angkot warna kuning ketika Tugu Batu sudah terlihat di depannya

"Makasih ya pak", ucap pemuda itu sambil menyerahkan 3 lembar kertas gambar Patimura

Slamet, seorang pemuda dari utara Jogja dengan perawakan gendut yang tidak beraturan, rambut panjang lurus hasil rebonding beberapa hari lalu semakin membuat wajah Slamet semakin unyu. Mahasiswa akhir periode yang masih saja belum lulus meski sudah semester 12 harus rela berangkat kuliah naik angkot karena motor bebek kesayangannya tiba-tiba dipijam Tantenya untuk kondangan ke Solo.

Biasanya dia akan berangkat bersama temannya jika motor kesayangannya itu tidak dapat dia pakai. Namun kali ini berbeda teman-temannya sudah lulus, sedangkan dia masih saja mengurusi skipsi yang sudah sejak 2 tahun belakangan tidak juga selesai dikerjakan.

Slamet merebahkan badannya di kasur kapuk yang berumur lebih tua dari umurnya, kamar bercat hitam dengan lampu 5 watt sebagai penerangan selalu menemani istirahatnya mulai dari kecil dulu, dan diapun tertidur lelap karena pengalaman pertamanya naik angkot.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 5 ketika dering tanda sms masuk ke Hp yang baru dia ambil dari pegadaian.

"Ple, ayo keangkringan mbak Maya!" sms dari Anas tetangga Slamet
"Oke Pek, jam 7 aku meluncur." jawab Slamet masih males-malesan

#
"Mbak, susu coklat 1 ya, anget aja gak usah panas." Pinta Slamet kepada mbak-mbak semok penjual angkringan

"Oke mas, tunggu sebentar."Jawab mbak-mbak penjual angkringan sambil berjalan mengambil gelas di meja

"Kok bisa ya kelapa sebesar itu menggantung didada mbaknya?" pikir Slamet dalam hati

"Apa gak berat gitu bawanya, coba mau dititipin ke aku mbak." senyum mesum Slamet kembali mengembang

"Ini met susunya." kata mbak Maya
"Eh,eh, iya mbak makasih." bales Slamet yang terkaget karena mbak Maya sudah menyodorkan susu diatas meja

Malam semakin larut, si Anas belum juga datang ketongkrongan kesayangan mereka itu. Sudah hampir setengah bungkus rokok Granat sudah habis, si Anas masih belum juga datang ke Angkingan.

"Pek, kamu dimana?, aku dah di mbak Maya." Slamet mengirim sms ke Anas
Sudah 2 jam lamanya sms Slamet masih belum juga dibalas. Sementara angkringan masih juga sepi belum aja pengunjung.

Mbak maya adalah istri dari seorang supir bus malam Jakarta-Surabaya. Sebenarnya tanpa jualan angkringanpun dia masih mampu bertahan hidup. Namun untuk mengusir kesepian sering ditinggal suaminya dia berjualan angkringan di depan Rumahnya.

Badan yang tidak terlalu gemuk, malah bisa dibilang semok, kulit putih khas orang gunung. Meskipun wajahnya gak terlalu cantik tapi istri mas Parmin selalu menggoda para lelaki untuk melirik kepadanya. Mbak Maya sih sebenarnya gak cocok jadi penjual angkringan, dengan body seperti itu sebenarnya lebih cocok jadi Wanita Panti Pijat.

Tak heran angkringan milik perempuan berumur 28 tahun ini tak pernah sepi dari para pengunjung, baik yang niatnya memang untuk mencari makan, ataupun nongkrong manis sambil godain mbak Maya. Namun berbeda dengan malam ini, angkringan masih saja sepi, padahal jarum jam sudah menunjuk diangka 9 malam.

Pemuda-pemuda mesum yang biasa nongkrong disana juga belum keliatan batang hidungnya. Hanya manusia bernama Super Slamet yang dari tadi masih setia menemani mbak Maya di angkringan.

"Gimana kuliahmu met?" tanya mbak Maya memecahkan keheningan.

"Masih skripsi mbak, dosene pergi-pergi gak jelas." jawab Slamet yang selalu sama jika ada orang yang menanyai masalah kuliahnya.

"Mas Parmin kapan pulang mbak?, perasaan udah 2 mingguan gak keliatan." basa-basi Slamet

"Masih di Jakarta Met, katane Bis e mogok gitu." balas mbak Maya

Suasana di angkringan kembali hening. Slamet masih saja menghisap rokok dan juga meminum susu coklat anget pesanannya tadi sambil terus menerus menatap kelapa gading yang menggantung di dada mbak Maya.

"Met, mbak bisa minta tolong?" tanya mbak Maya

"Iya mbak, pasti bisa, meh minta tolong apa?" balas Slamet penuh harap

"Matamu udahan ya met liatin susuku, jijik ngerti ra?, nek pengen maen Sarkem sana." jawab mbak Maya

"Apaan sih mbak, kepedean lho." cerocos Slamet melakukan pembelaan
Bukan tanpa sebab Slamet melakukan pembelaan seperti itu, dia terkenal sangat alim di Desanya, seorang ketua pemuda yang disegani, tiba-tiba ketahuan berbuat cabul terhadap pemilik angkringan, pasti akan jadi berita yang sangat menghebohkan di dunia dan akhirat. Untung tidak ada orang selain mereka berdua, jadi muka memerah Slamet hanya diketahui oleh mbak Maya.

Bersambung dulu ya
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
teasingnya lumayan nih................nunggu lanjutannya
 
Kisah yang bagus dan menarik.

Sedikit kripik, kalau boleh jangan terlalu mengambur-hambur kata tunjuk yang sebenarnya tak perlu.
Contohnya "Ple, ayo keangkringan mbak Maya!" sms dari Anas tetangga Slamet itu.

Kayaknya keseringan pake kata tunjuk yang sebenarnya tak dipakaipun sudah jelas.

Mohon maaf :ampun: jika kripik ini kurang berkenan.

Overall :jempol: bagus banget ceritanya...

:beer:
 
BIDADARI TANPA SAYAP


Pagi ini aku panasi motor bebek kesayanganku, si " Dolmen" teman-temanku menyebutnya seperti itu, bukan karena si "Dolmen" ini motor jelek, tapi karena motor antik ini semestinya tidak hidup lagi di jaman ini.

Tujuanku saat ini adalah kampus, aku ada janji dengan dosen pembimbingku. Aku harus segera lulus, dan lepas dari predikat mahasiswa tua. Sebenarnya aku sangat malu saat berkumpul dengan teman-temanku, bagaimana tidak mereka semua sudah lulus 2 tahun yang lalu, sedangkan aku skripsi aja baru mengajukan judul. Ah tidak mengapa ini menimpa manusia se Unyu aku ya Tuhan. Apa salah dan dosaku. Jika memang dosaku seberat itu ampunilah semuanya.

Kemeja hitam dan celana jean kekecilan yang tidak muat untuk menampung perut sexy lagi. Tapi biar lah sudah, ini satu-satu nya celana yang masih agak muat untuk ku pakai, dari pada celana jean ku yang lain.

Masih teringat jelas kejadian tadi malam yang benar-benar membuatku malu. Sebenarnya mbak Maya bukanlah wanita pertama yang menjadi korban mata nakalku. Bahkan setiap wanita yang bertemu denganku pasti juga akan aku perlakukan sama seperti itu, entahlah ini penyakit atau apa yang jelas mataku tanpa terkendali selalu meluncur ke dada para wanita. Semua ini gara-gara si Kampret Anas, coba aja dia datang ke angkringan pasti aku gak bakal dapet permintaan tolong dari mbak Maya.

Aku sudah siap, mengejar cita-citaku hari ini, bertemu dengan dosen, mengajukan judul skripsi, bimbingan, ujian dan selanjutnya jadi Sarjana Ekonomi. Pasti keren menyandang nama Slamet Arya Seta, SE. ayah ibu juga bakal seneng minta ampun kalau anak kesayangan Monyetnya ini bisa cepet-cepet jadi Sarjana. Mereka udah bosen liat anak semata wayangnya masih jadi mahasiswa abadi. Tapi itu kapan?, judul aja belum diajuin, semoga aja semua berjalan lancar hari ini

Kupacu si Dolmen dengan kecepatan 60 Km/jam, itu juga udah kecepatan maksimal, kalau aku gas lagi bisa rontok mesin bebek kesayanganku ini. Tapi aku selalu bersyukur Dolmen lah yang selalu setia kemanapun aku pergi dan dia yang selalu menjadi pendampingku saat aku kesepian.

Sampai kampus aku langsung menuju ke ruang dosen. Mencari Ibu Erlita Nasution, dosen pembimbingku yang baru pertama aku temui. Semoga saja dosennya masih muda, cantik dan semok. Jadi kan bisa bikin semangat bimbingannya. Dari namanya kan udah cantik, semoga aja namanya secantik orangnya.

Di depan ruang dosen sudah banyak mahasiswa yang sepertinya juga mau bimbingan. Dari muka nya sih aku gak pernah liat, mungkin angkatan dibawahku, karena tidak ada lagi temen seangkatanku yang belum lulus. Ya aku adalah makhluk terakhir di angkatanku yang belum lulus.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi aku ketuk pintu ruang dosen dan mencari ibu Erlita.

"Permisi, ibu Erlitanya ada?" tanya ku dengan sopan

"Ya saya, kamu siapa?, jawab seorang wanita diujung meja.

"Saya Slamet Arya Seta bu, yang kemaren ada sms ibu mau bimbingan skripsi." jawabku

"Oh Slamet, sini duduk kamu nak." suruh ibu Erlita

"Terima Kasih bu." aku jawab seadanya

Ternyata orang yang ada di depanku tidak seperti yang aku bayangkan tadi. Muda, cantik dan semok tiba-tiba berubah wujud menjadi wanita berumur 50 an dengan rambut beruban dan badan sedikit gendut.

"Waduh, apes bener nasibku eh." batinku

Tapi dasar mata gak bisa diatur, selalu aja mata ini memandang dada wanita yang ada di depanku.

"Besar juga ini pepaya tua, bolehlah aku kupas nanti." kembali pikiran mesum itu muncul

"Mas Slamet, ini bimbingan pertama kamu ya?" tanya bu Erlita

"Eh. Iya bu, ini mau ngajukan judul." jawabku terbata

Setelah panjang lebar aku menjelaskan tentang judul serta konsep dari skripsiku, ditengah penjelasanku tiba-tiba bu Erlita memotong.

"Mas Slamet, jadi kamu itu mau buat skripsi apa makalah?, kenapa bla..bla..bla" tanya bu Erlita

Aku hanya diam, tak bisa menjawab apa-apa. Rasa kecewa yang melanda seluruh jiwa, ditolak seorang nenek-nenek membuat pikiranku tiba-tiba kosong.

"Kamu siapkan dulu judul skripsimu yang bener, nanti kalo udah baru bimbingan sama ibu lagi ya." kata bu Erlita
"Iya bu." jawabku patah semangat

Aku keluar pintu ruangan dosen dengan wajah yang kaku, mungkin lebih kaku dari kanebo kering. Langkah gontaiku menghantarkan aku ke parkiran, apa lagi saat ini sudah jarang ada orang yang aku kenal di kampus ini. Pikiranku hanya tertuju pada 1 tempat, tempat yang aku kunjungi setiap kali otakku mapet tidak mau diajak berfikir.

Aku ambil HP ku, aku ketik sms ke Anas.

"Pek, kamu dimana?, ayo ikut aku".

Sudah 1 jam lamanya aku mengirim sms ke Anas, dan sampai saat ini masih saja belum ada balasan dari dia. Entah tidak ada pulsa atau memang anak itu malas aku ajak kali ini.

Sebenarnya dulu aku mempunyai 2 orang sahabat dekat, dan gara-gara merekalah hingga saat ini aku masih saja belum lulus kuliah. Bagaimana tidak mereka selalu mengajakku melakukan kegiatan yang tak berguna. Entah maen PS, Karokean, dan banyak kegiatan tak berguna lainnya. Dan bodohnya aku mau-maunya aku mengikuti mereka meskipun aku ada jadwal kuliah. Dan hasilnya aku belum juga lulus kuliah sedangkan mereka berdua sudah terkena kutukan dan sekarang bekerja di hutan belantara Kalimantan. Entah memang Tuhan sudah tidak sayang aku atau memang nasibku yang sudah jelek dari aku dilahirkan. Sampai saat ini aku juga belum tau jawabannya.

Sambil menunggu sms dari Anas aku beristirahat sejenak di kantin dekat parkiran, sambil sedikit membuang haus. Baik haus karena tenggorokan kering maupun haus karena mata ini jarang melihat wanita cantik. Bayangkan saja wanita terakhir yang aku ajak ngomong adalah bu Erlita, dosen pepaya tua yang menolak judul skripsi ku. Betapa muramnya nasibku Tuhan.

Aku memesan susu coklat dingin untuk menghilangkan dahagaku. Sambil menikmati rokok Granat sisa tadi malam. Sudah 3 batang rokok yang aku habiskan, namun belum juga ada balasan Sms dari Anas. Ini anak benar-benar menambah kejengkelanku hari ini.

Aku memutuskan untuk membayar minumanku di kasir. Pada saat membayar minumanku ini lah aku berharap keberuntunganku hari ini berubah. Bagaimana tidak mbak-mbak yang jaga dikasir membuat jantungku berdegup kencang. Seorang wanita muda yang duduk disana tersenyum manis kepadaku. Bahkan itu adalah senyuman termanis yang pernah aku terima dari seorang wanita. Dan baru pertama kali aku melihat wanita bukan dari dada nya. Melainkan dari senyuman manis penjaga kasir tadi.

Aku berpura-pura meminjam pulpen dan kertas kepada wanita itu. Dan dengan ke PD an super tinggi aku tuliskan no teleponku pada kertas pemberian penjaga kasir yang sampai saat ini belum aku tahu namanya. Dan dengan sedikit tersenyum aku berikan kertas serta pulpen sambil berbisik "aku telat 3 bulan". Eh tidak-tidak aku kembalikan kertas dan pulpen itu tanpa berkata-kata. Hanya mengucapkan terima kasih dan langsung meninggalkan dia.

"Mas." panggil penjaga kasir tadi

"Iya mbak, kenapa?." jawabku

"Minumnya belum dibayar."

Aduh buah kebodohan apa lagi ini Tuhan, sampai aku lupa membayar minumku. Untung orang-orang sibuk dengan dunia nya sendiri-sendiri sehingga tidak memperdulikan kelakuan konyolku tadi. Aku serahkan 1 lembar uang 10 ribuan dan nyelonong begitu saja.

Aku nekad menuliskan no Telp ku dikertas yang aku pinjam dari penjaga kasir tadi. Karena aku masih jomblo. Ya aku masih jomblo, bukan karena gak laku lho ya, tapi karena aku pemilih. Pemilih orang yang mau sama aku. Bayangin aja cewek-cewek aja liat aku kaya jijik gitu. Padahal mukaku gak jelek-jelek amat lho. Sumpah deh gak boong aku. Cuma agak gendut aja, lebih cenderung ke unyu-unyuan gitu.

Dulu aku pernah pacaran sih, tapi dulu sekali sebelum negara api menyerang. Waktu awal kuliah aku pernah punya pacar. Anindita wanita asal Purworejo yang bisa menaklukanku kala itu. Cantik, putih dan yang paling penting baik hati. Namun sayang dia sudah dikaruniai 1 orang anak pada saat ini. Aku yang pada saat itu tidak tau apa-apa tiba-tiba shock mendengar kabar bahwa dia hamil. Dan orang yang menghamilinya bukanlah aku tetapi teman satu kampung nya di Purworejo. Dan sejak saat itu aku memutuskan untuk sendiri dulu. Atau lebih tepatnya menunggu saat ada yang mau lagi sama aku.

Hingga pada beberapa menit yang lalu aku melihat bidadari penjaga kasir kantin kampus. Aku merasa dialah tulang rusukku yang selama ini aku cari. Dan berharap dia membaca kertas yang aku berikan kepadanya tadi.

Kertas dengan tulisan no HP dan juga "tolong nanti sms ke no ini ya mbak." adalah satu-satunya senjata pamungkasku untuk berkenalan dengannya. Dengan orang yang membuatku melayang karena senyuman paling manis yang pernah aku lihat.

Aku memutuskan untuk pulang karena Anas juga belum membalas smsku. Sesampainya dirumah aku dipanggil oleh Bapak dan Ibuku. Aku di dudukkan di meja bundar.

"Waduh, kena sidang ini." batinku
"Gimana kuliahmu le?" tanya bapakku
"Ya bagus pak, tadi abis bimbingan sama dosen." jawabku pelan
Aku tidak berani memandang bapak dan ibuku, karena aku merasa buah kebodohan yang aku tanam selama ini membuat malu kedua orang tuaku.

"Trus kapan kamu lulus e?, kan udah lama kamu kuliah, temen-temenmu aja udah pada lulus, kok kamu masih belum " ibuku menyahut

"Modar aku, harus jawab apa kali ini." batinku

"Secepet e bu, tadi udah bimbingan kok, besok mau bimbingan lagi biar cepet lulus." jawabku sekenanya

"Kamu jangan males-malesan ya le, mbok kasian sama bapak-ibumu cariin duit kamu buat bayar kulaih terus." lanjut ibuku

Aku yang merasa sangat bersalahpun hanya mampu mengiyakan nasehat dari bapak dan ibuku.

Akhirnya sidang meja bundarpun berakhir, aku merebahkan badanku di kasur. Sejenak menghilangkan penat yang ada dipikiranku sambil berharap ada sms masuk dari bidadari penjaga kasir kantin kampus. Dan tanpa sadar aku pun tertidur.

Mataku masih terpejam ketika Hp ku bergetar karena ada sms masuk, dengan hati yang berdebar aku buka sms itu,

Bersambung

Mohon kritik dan sarannya ya teman-teman

Terima Kasih

Soleman
 
Terakhir diubah:
ceritanya cukup ngalir, coba agak lebih panjangan updatenya bro........
 
Waaaa...
Jogja lagi..
Boleh lah Slamet kapan_kapan ngajak si Ale ke angkringannya mbak Maya, ekekeke..
Lanjut suhu, nice story..
 
hhhuuuaaa
ane pernah ngrasain nungguin dosen bareng ade angkatan yg dah ga trllu kenal..
masuk ruangan, cm buat dicoret dr pojok atas pe bawah berlembar2 gr2 konsep ma teori ga sesuai..
disidang dirumah ame bpk ibu. .
meskipun nasib ane ga setragis si slamet sii..
tapi tetep aja. . .
hhuuaaaa
:hua: :hua:
 
hhhuuuaaa
ane pernah ngrasain nungguin dosen bareng ade angkatan yg dah ga trllu kenal..
masuk ruangan, cm buat dicoret dr pojok atas pe bawah berlembar2 gr2 konsep ma teori ga sesuai..
disidang dirumah ame bpk ibu. .
meskipun nasib ane ga setragis si slamet sii..
tapi tetep aja. . .
hhuuaaaa
:hua: :hua:
Nyesek banget ya bang kri??..sama ane juga pernah kaya gitu kok..tapi ya sabar aja deh..
 
Bimabet
ADAKAH YANG LEBIH BURUK DARI INI


"Ought..terus met, goyang lebih kencang..mentokin Met." suara desahan seorang wanita terdengar sampai depan kamar

Tak tinggal diam tanganku jelamitan mainin kelapa gading yang menggantung indah di depanku.

"Remas yang kenceng Met, oughttt..enak banget met..terus met."

Aku terus memompa penisku kedalam liang senggama dari wanita berambut panjang yang ada di bawahku.

Plok..plok..plok..plok..suara 2 alat kelamin yang saling beradu menggemakan seisi ruangan.

"Ougth, enak mbak, seret banget memek mbak Maya, punyaku kaya di ulek-ulek."

"Terus mbak, terus, aku sudah hampir sampai."

Tok..tok..tok..tok.. Suara ketukan pintu kamar semakin kencang

"Siapa mbak?" bisikku ke mbak Maya

"Waduh mas Parmin pulang Met." kata mbak Maya

"Mati aku mbak, gimana ini?"

"Siapa di dalam cepat buka!" teriak orang yang ada diluar kamar

Pintu kamar terus digedor oleh orang yang berada diluar kamar. Semakin kencang, semakin kencang dan semakin kencang.

Hushh..hushh..hushh.. Aku mulai tersadar dari mimpi burukku. Pertanda apa lagi ini, pakai acara pause gini adegan bercintanya. Tapi untung cuma mimpi, kalo beneran bisa jadi onde-onde aku dihajar mas Parmin. Aku masih saja belum percaya dengan apa yang barusan aku alami. Aku berusaha untuk menenangkan diri, berusaha agar bisa menetralisir perasaan yang masih saja mengganggu pikiranku.

Aku lihat jam dinding jarum menunjukan pukul 8 malam, aku ketiduran lagi setelah membalas sms dari Anas. Aku cuci mukaku biar agak seger dan segera meluncur ke Angkringan mbak Maya. HP sengaja ku tinggal karena sedang dicharge.

Disana sudah teronggok sampah raksasa bernama Anas. Anas Wahyuning Urip. Ya Anas adalah sahabatku dari kecil, dia adalah orang yang selalu menemaniku dalam susah dan senang. Meskipun kadang- kadang jika aku sedang kesusahan dia memilih untuk melarikan diri. Contohnya tadi pagi ketika aku sedang mengalami masalah hidup yang sangat rumit (Aduh ngomong apa ini). Di tolak oleh nenek pepaya tua itu dia menghilang tanpa jejak..

"Su, tadi kemana kamu?, tak sms gak bales." tanyaku kepada Anas

"Belum bangun ple, lagian kamu sms aku pagi bener." jawab Anas

"Ah, alesan terus kamu tu, mati aja sana."

"Cangkemmu ple."

Aku memesan susu Coklat hangat ditambah beberapa tatapan mesum kepada buah kelapa yang menggantung di dada mbak Maya. Tiba-tiba saja aku teringat mimpiku barusan. Betapa nikmatnya ketika aku menghujamkan senjata andalanku keliang nikmat mbak Maya, dan betapa kagetnya ketika suami mbak Maya mengetok pintu kamar. Dasar apes bener nasibku, sampai di dalam mimpi pun aku masih dihinggapi yang namanya apes. Apa perlu namaku dirubah biar nasibku jadi lebih baik?, mungkin nama Alexander atau Jeremi akan berandil banyak merubah nasibku ini. Coba dulu orang tuaku memberi nama yang lebih kece, misal Dude Herlino atau Cristiano Ronaldo, pasti nasibku tidak akan seburuk ini. Tapi ya sudahlah, orang tuaku pasti punya alasan baik kenapa anak semata wayangnya diberikan nama Slamet Arya Seta.

Mbak Maya mengantarkan Susu coklat hangat ke mejaku, dia tersenyum genit kearahku. Itu adalah senyuman pertama yang dia berikan kepadaku setelah tindak pidana asusila yang aku lakukan kepadanya kemaren. Sedikit lega sih, mungkin dia sudah melupakan apa yang aku lakukan semalam, atau jangan-jangan dia punya rencana jahat lain kepadaku.

Pantatnya bergoyang-goyang ketika dia meninggalkan mejaku. Pikiran mesumku kembali menjadi setiap aku melihat mbak Maya, apa lagi dia sudah ditinggal mas Parmin hampir 2 minggu, pasti itu memek sudah gatel untuk diobok-obok. Tapi bagaimana caranya biar aku bisa secelup dua celup dengan mbak Maya. Karena kalo sampai aku perkosa maka akan menjadi berita menggemparkan di Jogja, bayangkan saja seorang mahasiswa tua memperkosa pemilik angkringan. Haduh mau ditaruh dimana mukaku yang unyu ini.

"Ple, tadi mau ngajakin kemana?" tanya Anas membuyarkan lamunanku

"Ke Salon Delima Pek, mau aku ajak pijet kamu."

"Kepalaku pusing banget" imbuhku

"Trus jadi gak?" tanya Anas

"Yo gak lah, males aku kalo sendiri."

Malam semakin larut dan mataku semakin ngantuk. Aku segera membayar minumanku dan pamit kepada teman-teman serta mbak Maya. Aku sudah tidak sabar untuk segera pulang. Kesialan hari ini membuatku sangat capek. Aku harus segera merestart otakku biar mau diajak kerjasama lagi.

Sampai dirumah aku segera membuka HP ku yang sedang ku charge. Terlihat ada 2 panggilan tak terjawab dengan no tidak dikenal. Mungkinkah bidadari penjaga kantin Kampus ya?.

"Siapa ya?", aku ketik sms ke no itu

"Aku Hesti mas." balasnya singkat

"Hesti siapa ya?" kutanya lagi lebih detail

"Aku yang bantuin ibu jagain kantin kampus mas." balasnya lagi

Hatiku berbunga, ternyata orang yang aku harapkan memberiku isyarat baik. Terima Kasih Tuhan di dalam cobaanMu pasti selalu ada hal baik dibelakangnya. Ternyata namanya Hesti, nama yang sesuai dengan orangnya, manis semanis permen.

Hari-hari berikutnya aku sudah mulai sms dan telp nan dengan Hesti, baik menanyakan kabar, memberikan perhatian maupun sekedar basa-basi saja yang penting aku masih bisa mendapatkan balasan dari dia. Kalau smsku tidak dibales, buru-buru aku akan menanyakan apakah dia marah kepadaku. Suaranya sangat merdu, karena setiap bercakap lewat telp dengannya jantungku selalu berdegup sangat kencang. Namun hal ini hanya berlaku di dunia Maya saja, karena saat bertemu di Kantin dia hanya tersenyum kepadaku, masih dengan senyuman termanis yang aku terima sejak aku lahir.

Contohnya 2 hari yang lalu, aku kendarai si Dolmen menuju kampus, namun kali ini tujuanku berbeda, bukan untuk bimbingan skripsi tapi untuk sekedar melihat bidadari tanpa sayapku itu. Seperti biasa aku memesan susu coklat hangat, sambil menikmati minumanku aku memperhatikan wajih manis ciptaan Tuhan yang paling indah. Tak pernah bosan aku memandang wajah itu. Namun setelah aku membayar dikasir dia tetap saja diam, hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih saja. Hal itu pun sudah membuat aku cukup puas, karena tujuanku bukan mengajak dia ngobrol, tetapi untuk melihat wajah manisnya.

Sesampainya di rumah aku langsung membuka layar hp ku. Ternyata ada sms dari Hesti, dia menyuruhku agar berhati-hati di jalan. Senang sekali Tuhan, aku balas sms dia.

"Terima Kasih, kamu manis bgt hari ini."

"Mas Slamet suka gombal ah." balasnya

"Gak kok, emang manis, sumpah deh gak boong."

Hari ini aku nekad ajak dia untuk jalan-jalan. Sekedar membuang penat yang ada dipikiran. Semoga aja dia tidak menolak ajakanku. Dan benar saja, gayung bersambut dia setuju untuk aku ajak jalan-jalan.

Rencananya aku akan mengajak Hesti ke Kaliurang, tempat dimana udang sebesar lemari es terpajang di tengah Jalan. Dan menghabiskan waktu di Telaga Putri sambil bersenda gurau di sana.

Hesti minta dijemput jam 4, karena dia selesai bekerja jam 3, dan meminta waktu untuk istirahat sebentar. Aku iyain aja sih, toh makin malem di Kaliurang semakin dingin, sapa tau aja bisa dapat yang hangat-hangat.

Si Dolmen aku pacu agak santai, karena aku berangkat dari rumah jam 3 jadi gak perlu keburu-buru dijalan. Kaos oblong, celana jean dan jamper warna abu-abu menemaniku untuk bertemu bidadari penjaga kantin kampus itu. Tak lupa tadi mampir dulu ke rumah Anas untuk minta minyak wangi. Aku ingin terlihat sempurna dikencan pertamaku dengan Hesti.

Tidak sulit untuk mencari alamat Hesti, karena sudah dari awal semester aku menjelajah daerah ini. Aku tunggu dia di depan pintu Kostnya, sebenarnya sih itu seperti rumah biasa, tidak seperti kost-kostan pada umumnya. Aku memberi kabar ke Hesti jika aku sudah diluar.

Tidak lama kemudian ada cewek keluar dari rumah kost. Dia celingak celinguk seperti mencari seseorang. Dan memang benar dia sedang mencari aku. Hesti menghampiriku sambil mengulurkan tangannya. Tapi sebentar, nanti dulu, sepertinya orang ini beda dengan dengan Bidadari Kantin. Dan benar dia bukan kasir yang melayani ku tetapi dia yang mengantarkan minuman ke mejaku. Bidadariku yang putih, mungil dan sangat manis, hari ini digantikan oleh Kopi pahit tanpa gula. Cobaan apa lagi ini Tuhan, jadi selama ini teman sms an dan telpku bukanlah bidadari tanpa sayap itu tapi kopi pahit tanpa gula yang sekarang ada di depanku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd