Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SSI Teman dari SD yang Alim hingga Menikah [REAL STORY] (UPDATE 16 APRIL 2024)

Apakah pengambilan pengalaman di cerita nya cukup detail, atau kurang detail?


  • Total voters
    175

Sorry update Part 5 lama, selain karena keburu berangkat liburan dan ceritanya belum selesai, kerjaan langsung numpuk pasca liburan. Untuk Part 5 ini bisa dibilang 2 part yang dijadiin 1, makannya isi nya lebih panjang dari biasanya.
Untuk part 6 seperti biasa TBA. Tapi bakal update kok.

________________________________

[MAIN STORY] PART 5​

Eksperimen Yang Tidak Diduga​

________________________________

Desain-tanpa-judul-3.png

Momen yang paling sulit untuk dilupakan adalah momen ketika pertama kali melakukan sesuatu, dan hal tersebut saya alami baru saja saya alami beberapa jam yang lalu. Walaupun bibir kami berdua dipisahkan dengan masker yang dikenakan oleh Anggi, namun ciuman pertama saya dengan Anggi bukanlah kecupan bibir belaka, melainkan French Kiss yang mana Anggi pun menikmati dan mengikuti permainan bibir saya pada saat itu.

Setelah kegiatan French Kiss kami berdua terhenti secara mendadak dan Anggi pun pulang ke rumahnya karena akan pergi ke rumah saudaranya, saya langsung pergi ke Kamar saya dilantai 2 dan mengingat dan mengenang kembali hal yang baru saja saya lakukan dengan Anggi. Saat itu saya mengenang kembali sensasi kelembutan bibir mungil Anggi yang secara samar bisa saya rasakan dibalik masker, Anggi yang memejamkan mata dan mengeluarkan suara desahan kecil ketika kami berdua sedang melakukan French Kiss adalah bukti nyata bagaimana dirinya tengah larut dalam kenikmatan, Anggi yang semula berupaya memberontak pada akhirnya luluh dengan birahi dan hawa nafsu yang sudah tumbuh di dalam dirinya. French Kiss yang dilakukan kami berdua beserta kondisi Anggi yang tunduk pada birahi dan hawa nafsu pada hari itu, menjadi titik balik bagaimana kami berdua yang semula sudah hijrah pun tunduk pada rasa penasaran dan kenikmatan tentang hal-hal seksual.

Tidak lama saya larut mengenang hal yang barusan terjadi, saya langsung menghubungi Anggi via chat. Tujuan saya melakukan hal tersebut untuk memanfaatkan kondisi Anggi yang kemungkinan besar masih terangsang agar kami berdua bisa berciuman kembali di lain hari.
Saya : "Assalamu'alaikum, Anggi. Udah sampai rumah?"
Anggi : "Wa'alaikumssalam, ini udah di mobil. Udah berangkat juga"
Saya : "Ayah sama Ibu nanyain ga tadi kenapa kamu lama di rumah aku?"
Anggi : "Nanyain, aku bilang aja nungguin keluarga kamu soalnya tadi masih di rumah saudara"
Saya : "Mereka ga curiga? .-."
Anggi : "Mereka cuma nanya gitu doang sih, menurutku sih mereka ga curiga. .-."
Saya : "Bagus atuh kalau mereka ga curiga ._."
Anggi : "Btw kamu kan katanya nanti kuliah di Bandung, terus pergi ke Bandung nya kapan ._.?
Saya : "Kalau diliat di jadwal sih Ospek nya bulan Agustus, tapi nanti ada proses administrasi di akhir Juli. Paling nanti sekalian di Akhir juli itu cari-cari kosan sih ._."
Anggi : "Nanti akhir Juli ke Bandung itu sama Ayah atau Ibu? ._."
Saya : "Aku bilang sih sendiri, soalnya kalau sama mereka pasti nanti pake mobil. Ribet gitu kalau pake Mobil, pasti macet juga di Bandung .-."
Anggi : "Naik motor atau naik bus? .-."
Saya : "Naik motor, kalau cek di maps sih nanti lewat Subang Ciater, tembus di Dago nanti sampai ke Bandung. .-."
Anggi : "Berarti nanti kalau kamu kuliah, kita ga bisa ketemu lagi ya? .-."
Saya : "Masih bisa lah, cuma ya nanti kalau aku libur terus pulang kerumah paling. Yang namanya Kuliah gitu sih pasti rata-rata pulang nya 1 bulan sekali atau 2 minggu sekali"
Anggi : "Yah padahal baru juga kita ketemu sama berduaan lagi .-."
Saya : "Kalau kamu ga sabar, ya tinggal datang aja ke Bandung ._."
Anggi : "Aku ga punya uang pak, kecuali kalau aku udah kerja pasti ayo aja :')"
Saya : "Gampang dong kalau perihal uang, nanti aku tinggal TF aja ongkos buat kamu pulang - pergi ke Bandung .-."
Anggi : "Kamu di Bandung kan kuliah, emang gapapa aku kesana buat main ketemu kamu? Nanti keganggu lho kuliahnya .-."
Saya : "Kan ga tiap hari, pastinya kan pas aku libur. -_-"
Anggi : "Terus nanti disana kita mau main kemana? .-."
Saya : "Ya kan kita bisa jalan-jalan kemana, Bandung kan luas kali. Apa kamu mau ikut nanti sama aku ke Bandung akhir Juli ini? sekalian buat survey tempat buat nanti kita jalan-jalan? .-."
Anggi : "Mauuuuuu! seriusan nih gapapa aku ikut? ._."
Saya : "Gapapa lah, cuma ya paling kita berangkat sekitar jam 4 menjelang Subuh supaya ga terlalu siang sampai Bandung .-."
Anggi : "Yaudah oke, nanti kamu kasih tau aja tanggal berapanya ya. Kita chat nya dilanjut nanti lagi ya, aku pusing main HP sambil naik mobil, ditambah ngantuk juga soalnya"
Saya : "Okeee, nanti kamu chat duluan aja ya kalau udah bisa chat lagi"
Anggi : "Okeee"​

Seusai percakapan kami berdua di chat tersebut, rencana kegiatan kami untuk bertemu pun berubah menjadi kegiatan jalan-jalan. Perjalanan dari Kampung saya ke Bandung memakan waktu sekitar 3 jam, sehingga kami berdua harus berangkat pagi buta agar tidak sampai terlalu siang di Bandung. Sambil menunggu Anggi mengirimkan chat kepada saya lagi, saya mengecek rute perjalanan yang akan kami lalui nanti di Google Maps, dan secara tidak sengaja saya melihat bahwa kami akan melewati Tempat Wisata Pemandian Air Hangat C****r. Langsung terbesit dalam pikiran saya untuk mengajak Anggi berendam di kolam air hangat yang berada di Tempat Wisata Pemandian Air Panas C****r, karena saya yakin Anggi sendiri belum pernah mengunjungi tempat tersebut dan akan sangat senang sekali jika dia bisa mengunjungi tempat tersebut.

Cukup lama saya melakukan browsing untuk mencari tahu fasilitas dan harga pemandian air panas beserta tempat-tempat yang akan kami kunjungi nanti, secara tidak sengaja saya tertidur. Ketika saya terbangun dan mengecek HP, waktu menunjukkan pukul hampir jam 4 sore dan ada beberapa pesan Anggi yang masuk. Dengan segera saya melakukan shalat Ashar karena telah melewatkan waktu shalat Dzuhur secara tidak sengaja. Setelah shalat Ashar tersebut, saya pun mengecek chat Anggi :
Anggi : "Udah sampai nih, yuk lanjut lagi. Kamu lagi ngapain sekarang? ._." - diterima pukul 13:31
Anggi : "Hey, tidur? -_-" - diterima pukul 14:15
Anggi : "Masih tidur juga?" - diterima pukul 14:52
Saya : "Maaf, tadi setelah shalat sekitaran jam 1 aku malah ketiduran. Habis kamu lama sih ngirim pesannya" - ujar saya berbohong
Anggi : "Maaf ya, ini aja baru nyampe karena tadi macet di jalan. Kalau aku paksa chat di mobil bisa-bisa aku muntah karena pusing .-."
Saya : "Iya gapapa kok. Kita bahas lagi perihal obrolan kita tentang pergi ke Bandung akhir Juli nanti, nanti kita berangkat itu sekitaran jam 4 pagi ya. Bisa kan?"
Anggi : "Insya Allah bisa, nanti aku minta izin ke Ibu sama Ayah kalau tanggalnya udah pasti. Terus nanti kita ketemuan di mana?"
Saya : "Okee, paling nanti aku jemput kamu aja ya dirumah kamu"
Anggi : "Yaudah okee. Terus nanti kita pas di Bandung mau main kemana aja? .-.
Saya : "Pas sampai Bandung sih pastinya kita pergi dulu ke kampus ya, soalnya kalau terlalu siang nanti takut rame. Setelah itu sih bebas gimana kamu, aku ga kepikiran mau kemana soalnya. .-."
Anggi : "Ada beberapa tempat yang ingin aku kunjungi sih, macam ke Jalan Braga di Bandung, Grafika Cikole Lembang, Pemandian Air Panas di C****r, sama ke Gunung Tangkuban Perahu gitu .-."
Saya : "Banyak amat, pilih aja 1 atau 2 tempat soalnya waktunya sedikit. Takut kemalaman pas kita sampai rumah lho -_-"
Anggi : "Yaudah nanti aku pikirin lagi deh. Btw aku kangen .-."
Saya : "Kangen? Ingin ketemu? ._."
Anggi : "Iya ._."
Saya : "Kan beberapa jam lalu kita udah ketemu -_-"
Anggi : "Kita ketemu sebentar doang, apalagi kan kita udah ga pernah ketemu sama ngobrol berdua hampir 2 tahun. Emang kamu ga kangen? -_-"
Saya : "Ya sama kangen sih, tadi emang ketemuannya kurang sih. Mau kerumah lagi nanti besok? ._."
Anggi : "Gapapa emang? Ayah sama Ibu kamu emang ga akan ada di rumah lagi besok? ._."
Saya : "Ga tau juga sih, ya paling nanti aku kabarin aja pagi-pagi kalau mereka pergi kerja ._."
Anggi : "Yaudah, nanti besok kabarin aja ya. Aku ini HP nya mau dichas karena baterainya habis, lanjut lagi nanti ya"
Saya : "Okeee"​

Tidak disangka Anggi yang meminta untuk kembali bertemu kembali di rumah saya. Sudah sangat jelas jika Anggi tidak hanya ingin bertemu saja, tetapi ingin berduaan dengan saya di rumah karena dia bertanya apakah besok orangtua saya ada di rumah atau tidak. Bisa dibilang keinginan Anggi untuk berduaan dengan saya di rumah adalah sinyal lampu hijau dari Anggi untuk kembali melakukan hal yang sebelumnya terhenti secara tiba-tiba (Ini dikonfirmasi oleh Anggi, dan akan saya ceritakan sudut pandang Anggi di Side Story Part 3). Saya pun semakin tidak sabar untuk menunggu waktu esok tiba.
------

Esok hari pun tiba dan saya sudah terbangun sejak jam 5 lewat. Saya bergegas turun ke lantai 1 untuk melaksanakan shalat Subuh, sekalian mengecek kondisi orangtua apakah mereka akan pergi bekerja atau tidak. Kedua orangtua saya sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja ternyata, dan bisa dipastikan sekitar jam 6 pagi mereka sudah keluar dari rumah dan meninggalkan saya seorang diri di rumah. Seusai saya shalat Subuh, saya pun langsung mengirimkan chat kepada Anggi :
Saya : "Assalamu'alaikum Anggi, udah bangun? .-."
Anggi : "Wa'alaikumssalam, udah kok ._."
Saya : "Gimana? Jadi nih mau kerumah? .-."
Anggi : "Ya itu kamu gimana? orangtua kamu masih ada dirumah ga? ._."
Saya : "Mereka lagi siap-siap buat berangkat, sekitar jam 6 mereka biasanya udah pergi sih. ._."
Anggi : "Oh yaudah, aku siap-siap kalau mereka udah keluar aja ya .-."
Saya : "Kenapa ga dari sekarang aja sih siap-siapnya? .-."
Anggi : "Soalnya kan orangtua kamu biasanya pulang sore kan? Jadi pasti kita disana punya waktu banyak buat berduaan .-."
Saya : "Kamu ingin banget ya kayaknya berduaan gitu sama aku .-."
Anggi : "Emang kamu ga ingin berduaan apa? -_-"
Saya : "Ya ingin sih, cuma ga nyangka aja kamu sampai sebegitunya ._."
Anggi : "Yaudah kalau kamu ngomong gitu, batalin aja kita ketemuan di rumah kamu nya -_-"
Saya : "Dih kok gitu sih? -_-"
Anggi : "Habisnya diomongin mulu gitu, nyebelin banget -_-"
Saya : "Iya maaf, ya ga masalah kok kamu kalau ingin banget berduaan sama aku. Cuma aneh aja gitu soalnya kita baru komunikasi lagi juga .-."
Anggi : "Kita udah ga ketemu 2 tahun lho, wajar lah. Soalnya waktu itu kamu putusin aku pas aku lagi sayang-sayangnya sama kamu -_-"
Saya : "Maaf ya, kamu juga kan paham kenapa waktu itu kita putus .-."
Anggi : "Aku juga paham, tapi yang namanya orang lagi sayang sama cinta ya susah buat dikasih taunya. Aku tuh kangen banget tau ke kamu, biasanya kan kita sering ketemu, sering jajan bareng atau ngobrol bareng. Kalau kita ketemu tuh kamu pasti suka ngelus-ngelus kepala aku, itu tuh nyaman banget dan aku suka. Bayangin aja kalau kamu di posisi aku yang biasa ngelakuil hal kayak gitu terus tiba-tiba berhenti dan ga ketemu selama 2 tahun, ngerti kan?"
Saya : "Iya, aku ngerti. Selama ini juga aku sama kok kangen sama sayang banget sama kamu. Maaf ya, nanti aku bakal ngasih kamu jatah elusan di kepala selama 2 tahun ke belakang ya .-."
Aku : "Iya yaudah. Nanti kabarin aja kalau Ayah sama Ibu kamu udah pergi ya"
Saya : "Iyaaa"​

Dari percakapan kami di chat tersebut, saya tidak pernah mengira bahwa Anggi mempermasalahkan pilihan saya untuk putus dengan dirinya hingga saat ini. Saya yang sudah lama mengenal Anggi sangat paham jika chat yang dia kirimkan terakhir itu berasal dari perasaan di dalam dirinya selama ini, perasaan kesal dan marah namun juga rindu dan cinta. Secara logika Anggi paham bahwa kami berdua harus putus pada saat itu, namun hal tersebut berbenturan dengan perasaan sayang dan cinta Anggi kepada saya pada saat itu, sehingga mau tidak mau harus ada yang dikorbankan, pada akhirnya Anggi terpaksa mengorbankan perasaan nya kepada saya demi menghargai keputusan saya pada saat itu.

Namun perasaan Anggi tersebut sebenarnya tidak menghilang, tetapi hanya bersembunyi di sudut hatinya dan menunggu momen yang tepat untuk meledak. Momen di mana Anggi bisa bertemu dengan saya dan berduaan dengan saya pada hari kemarin menjadi pemicu ledakan perasaan Anggi yang dia pendam selama ini. Itulah mengapa Anggi yang sebelumnya enggan untuk berkomunikasi dan bertemu saya selama 2 tahun lamanya kini dengan berani menunjukkan keinginan untuk mengobrol dan berduaan dengan saya.

Pesan chat di mana saya memberikan izin kepada Anggi untuk bisa bertemu saya, adalah bukti di mana Anggi menyadari bahwa bukan hanya dirinya yang memendam perasaan rindu dan sayang, tetapi saya pun juga memendam kedua perasaan tersebut. Singkatnya, kami berdua saling menahan diri untuk menunjukkan perasaan rindu dan sayang dikarenakan takut apabila perasaan tersebut hanyalah dimiliki oleh salah satu pihak saja, ketika kami berdua tahu bahwa masing-masing diantara kami juga memendam perasaan yang sama, membuat usaha memendam perasaan tersebut menjadi tidak ada artinya lagi. Untuk apa membohongi diri dan berpura-pura kuat, jika sebenarnya kami berdua ingin kembali seperti dulu lagi?
------

Sambil menunggu kedua orangtua saya pergi, saya pun juga bersiap-siap diri, saya terlebih dahulu sarapan dengan masakan buatan Ibu kemudian pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi di lantai bahwa saya bergegas pergi ke kamar saya di lantai 2 untuk memakai pakaian. Karena Anggi akan datang kerumah untuk bersua dan berduaan, maka sudah bisa dipastikan pakaian yang saya kenakan haruslah pakaian yang nyaman untuk digunakan tetapi juga nikmat untuk dipandang. Sehingga saya memilih menggunakan pakaian sehari-hari di rumah saja yaitu Kaus T-Shirt polos dan celana basket pendek tanpa menggunakan celana dalam. Alasan mengapa saya tidak menggunakan celana dalam karena memang setiap harinya ketika di rumah saya tidak pernah menggunakan celana dalam, ditambah karena saya pikir tidak akan ada masalah jika saya tidak menggunakan celana dalam. Setelah saya sudah menggunakan baju sehari-hari tersebut dan mengetahui kedua orangtua saya sudah pergi keluar, saya pun segera mengabarkan Anggi bahwa rumah sudah kosong dan dia sudah bisa berangkat sekarang ke rumah saya, tidak lupa saya memberitahukan bahwa pintu gerbang dan pintu rumah tidak dikunci.

Saya pun langsung bergegas mempersiapkan minuman dan cemilan untuk bisa kami nikmati nanti, tidak lupa juga kipas angin langsung saya nyalakan sehingga kami nanti tidak akan mengalami kegerahan. Setelah semua dirasa siap, saya pun lanjut duduk menunggu Anggi di ruang tamu sambil memperhatikan pagar depan rumah dari balik jendela ruang tamu, dan perasaan senang dengan jantung berdebar-debar pun kembali saya rasakan. Sensasi tersebut mungkin karena ekspektasi bahwa kami berdua bisa melakukan French Kiss kembali tanpa dihalangi oleh masker.

Kemudian sekitar jam 7 kurang saya melihat seorang perempuan dengan setelan kerudung dan gamis berwarna hitam dan menggunakan cadar hitam tengah berjalan di depan pagar rumah saya. Awalnya saya curiga siapa perempuan tersebut, namun saya sadar bahwa perempuan kemungkinan besar adalah Anggi, karena hanya dia satu-satunya perempuan yang diketahui akan mendatangi rumah saya dan mengetahui kondisi pagar tidak dikunci. Sesampainya di depan pintu gerbang pagar rumah, Anggi kemudian menengok kiri dan kanan beserta arah tempat dia datang, lalu Anggi segera membuka gerbang pagar rumah saya lalu kemudian mengunci nya kembali ketika dia sudah masuk ke halaman. Sesampainya di teras, Anggi melepaskan kedua sepatunya lalu kemudian membuka pintu depan rumah saya yang tidak terkunci, saya sendiri hanya menyaksikan dan tidak menyambut Anggi karena takut membuat dia kaget seperti hari kemarin.

Pintu depan rumah saya pun terbuka, Anggi pun segera masuk ke dalam rumah dan menutup serta mengunci pintu depan rumah saya. Anggi pun berbalik dan baru menyadari bahwa saya sudah duduk dan memperhatikan Anggi sejak awal, saya hanya melemparkan senyum dan tawa ke arah Anggi ketika dirinya baru menyadari keberadaan saya di sofa.
Anggi : "Kenapa ketawa?" - Ucap Anggi, sambil menarik nafas pendek beberapa kali karena kecapean
Saya : "Gapapa kok, cuma seneng aja gitu ngeliat kamu datang kesini" - Ujar saya, sambil tetap melemparkan senyum dan tawa kecil
Anggi : "Capek tau jalan ke rumah kamu, apalagi kalau sambil pake cadar" - Ucap Anggi, sambil tetap berdiri di belakang pintu memperhatikan saya yang tengah duduk di sofa
Saya : "Yaudah, sini cepetan duduk terus minum air dingin. Supaya ga capek lagi"
Anggi : "Bentar, ini sepatu aku disimpan di mana?" - Ucap Anggi, sambil menunjukkan kedua sepatu yang dipegang oleh tangan kirinya
Saya : "Simpen aja di lantai belakang pintu, gapapa jangan takut kotor" - Jawab saya, sambil menunjuk ke arah pintu di belakang Anggi
Anggi : "Okee"​

Anggi lantas meletakkan kedua sepatunya di belakang pintu, kemudian bergegas menghampiri saya lalu duduk disamping kanan saya dalam 1 sofa yang sama. Anggi menghela nafas panjang, dan langsung menyandarkan tubuhnya ke sofa.
Anggi : "Aduh capek sama panas banget aku" - Ucap Anggi, sambil mengibas-ngibas tangan ke arah dirinya
Saya : "Yaudah istirahat dulu, nih aku tuangin air dingin ya ke gelas kamu" - Ujar saya, sambil menuangkan air dingin ke gelas Anggi
Anggi : "Iya, makasih ya" - Ucap Anggi, sambil meraih gelasnya.​

Anggi kemudian membuka ujung cadar dengan tangan kirinya agar bisa meminum air yang telah saya tuang, dalam beberapa detik air di dalam gelas tersebut pun habis diminum oleh Anggi. Mengetahui gelasnya kosong, Anggi pun lantas meraih botol berisi air dingin di atas meja untuk dituangkan ke gelasnya lalu kemudian diminum kembali olehnya. Sepertinya Anggi ini memang benar-benar capek karena berjalan ke rumah saya.
Saya : "Kamu capek kayaknya karena pake cadar sih, soalnya mungkin itu bikin kepanasan terus badan juga jadi cepet capek"
Anggi : "Ya soalnya aku juga belum biasa sih pake cadar"
Saya : "Terus kenapa pake cadar sih sekarang?" - Tanya saya heran
Anggi : "Kan kemarin kamu minta aku buat pake cadar juga" - Tukas Anggi, menjawab keheranan saya.
Saya : "Dih apaan? Aku cuma bilang kalau kamu itu ga pake cadar aja udah cantik, tapi kalau pake cadar pasti bakal lebih cantik. Aku ga minta kamu buat pake cadar lho"
Anggi : "Oh aku kira kamu ngomong gitu tuh kode supaya aku pake cadar kalau ketemu lagi nanti" - Ujar Anggi, sambil tertawa kecil ke arah saya.
Saya : "Dih, lagian kan kamu itu ketemu aku. Jadi ga usah pake cadar juga kali, emang ga keganggu gitu?"
Anggi : "Kurang nyaman sih, mungkin karena belum biasa aja. Kamu emang keganggu ya aku pake cadar?" -Tanya Anggi sambil menatap wajah saya dan memegang cadarnya.
Saya : "Engga sih, cuma ya tinggal dilepas aja cadarnya kalau kamu kurang nyaman pake. Tapi kalau kamu mau latihan buat terbiasa pake cadar, ya gapapa juga sih" - Jawab saya
Anggi : "Masih bisa ditolerir sih ga nyaman nya, jadi ya gapapa sih ga dilepas juga cadarnya" - Ucap Anggi sambil sedikit mengibas-ngibas cadarnya untuk memberikan angin
Saya : "Yaudah, Senyaman nya kamu aja sih" - Ujar saya.​

Anggi pun beristirahat dengan menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil memejamkan matanya. Saat itu saya teringat akan percakapan kami di chat sebelumnya bahwa saya akan mengelus kepala Anggi, lantas saya pun segera mengulurkan tangan dan mengusap secara perlahan kerudung bagian atas kepala Anggi. Tidak ada rasa sungkan atau keragu-raguan ketika saya mengelus kepala Anggi pada saat itu, karena memang Anggi sendiri sudah memberikan izin sebelumnya di chat, dan tidak ada penolakan baik ucapan ataupun gesture tubuhnya ketika saya tengah mengusap kepalanya dengan tangan kanan saya.

Anggi menarik nafas panjang ketika saya mengusap kepalanya, usapan lembut yang saya berikan kepada Anggi tampak membuatnya sangat nyaman. Wajah Anggi memang tertutup cadar, namun terlihat jelas dari gerakan di kelopak matanya bahwa dia tengah menikmati usapan kepala yang saya berikan. Hampir 1 menit lamanya saya memberikan usapan di kepala Anggi, tiba-tiba tarikan nafas panjang Anggi pun semakin lama semakin cepat dan semakin terdengar keras, dan kelopak mata Anggi terlihat mengkerut seakan berusaha keras berusaha memejamkan mata dengan keras, tidak lama air mata muncul dari ujung mata Anggi.

Anggi menangis, bukan tangisan kecil biasa melainkan tangisan yang tersedu-sedu. Nampak dengan jelas Anggi berusaha untuk mengentikan tangisan tersebut dengan menahan suara tangisan agar tidak keluar sambil menutup matanya dengan kedua tangannya. Saya terpana ketika melihat Anggi menangis, karena saya langsung menyadari kemungkinan besar alasan mengapa Anggi tiba-tiba menangis seperti itu adalah karena ledakan perasaan rindu dirinya kepada saya selama 2 tahun kebelakang. Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan pada saat itu hanyalah menunggu luapan emosi Anggi mereda, sambil berusaha menenangkan dirinya dengan tetap memberikan usapan di kepalanya.

Anggi pun mulai memiringkan tubuhnya lalu bersandar ke bagian dada saya, dan hal tersebut membuat tubuh saya terdorong ke belakang sehingga posisi saya menjadi berbaring namun tubuh bagian bawah seperti kaki masih berada di samping, saya pun lantas memperbaiki posisi sehingga sekarang saya berbaring lurus diatas sofa sedangkan posisi Anggi akhirnya berada di atas saya dengan posisi duduk di atas selangkangan saya. Anggi memendamkan wajahnya ke baju bagian dada saya, sedangkan kedua tangan nya mencengkram baju bagian perut saya. Dalam kondisi tersebut pun Anggi masih berusaha untuk menahan dan menghentikan tangisan dirinya, mungkin karena terbawa suasana saya pun pada akhirnya memeluk Anggi yang terbaring di atas saya. Tangan kanan saya mengusap-usap punggung Anggi, sedangkan tangan kiri saya mengusap-usap kepala Anggi, tujuannya tidak lain untuk menenangkan Anggi.
Saya : "Kenapa? kok tiba-tiba nangis sih? - ucap saya dengan pelan sambil mengusap-usap punggung dan kepala Anggi dengan lembut.
Anggi : "Aku ka-kangen banget tau sama kamu" - ucap Anggi terbata-bata sambil menangis
Saya : "Saking kangen nya sampai bikin kamu nangis?" - ucap saya sambil tetap mengusap-ngusap punggung Anggi.
Anggi : "Iya" - ucap Anggi dengan suara lirih, saya rasakan cengkraman tangan Anggi di baju bagian perut saya menguat ketika dia berbicara.
Saya : "Yaudah, ini kan kita udah ketemu lagi. Berhenti ya nangisnya" - ucap saya berusaha menenangkan Anggi sambil tetap mengusap-usap punggung Anggi
Anggi : "Ya sekarang kan ketemu, tapi nanti lagi kan kita ga bisa ketemu kayak gini lagi" - tukas Anggi
Saya : "Kamu ingin bisa terus ketemuan kayak dulu lagi?" - tanya saya
Anggi : "Iya" - jawab Anggi dengan lirih
Saya : "Yaudah, nanti kalau kamu ingin ketemu terus berduaan sama aku lagi ya tinggal bilang lagi aja" - Ucap saya sambil tetap mengelus kepala dan punggung Anggi.​

Mendengar ucapan saya tersebut, Anggi pun sontak mengangkat wajahnya dan langsung memandang wajah saya.
Anggi : "Serius gapapa kita ketemuan lagi kayak dulu?" - Ucap Anggi sambil menyembunyikan wajah dengan posisi badan berbaring di atas saya.
Saya : "Ya gapapa, soalnya kasian kamu kayak kangen banget gitu" - Jawab saya meyakinkan Anggi
Anggi : "Kamu emang ga kangen ke aku?" - Gerutu Anggi mendengar jawaban saya
Saya : "Ya kangen, makannya ya aku ngasih izin buat kita ketemuan kayak gini lagi kedepannya" - Ujar saya membela diri
Anggi : "Sama aku juga kangen banget sama kamu" - Ujar Anggi yang kemudian mengangkat kepalanya dan menatap wajah saya​

Anggi pun kemudian memendam wajahnya kembali ke dada saya, dan tangisan Anggi pun perlahan melambat hingga berhenti sepenuhnya. Cukup lama Anggi memendamkan wajahnya ke dada saya dengan posisi tubuhnya berbaring berada di atas saya, kemudian Anggi memiringkan wajahnya di atas dada saya sehingga tidak lagi membenamkan diri. Dalam posisi tersebut, Anggi pun bertanya ke saya :
Anggi : "Selama ini kita cuma manggil pake nama lho. Mau pake nama panggilan ga?" - Tanya Anggi sambil menatap saya
Saya : "Iya gitu? ga nyadar soalnya" - Ujar saya
Anggi : "Iya tau, kamu ga nyadar karena emang kita jarang banget manggil pake nama langsung ataupun nama panggilan" - Ujar Anggi
Saya : "Kamu mau kita pake nama panggilan?" - Tanya saya
Anggi : "Boleh ga?" - Ucap Anggi bertanya balik ke saya
Saya : "Ya boleh aja, mau pake nama panggilan apa emang?" - Ucap saya
Anggi : "Pake Mas - Adek aja gimana? Aku panggil kamu mas, terus kamu panggil kamu adek."
Saya : "Hmm boleh, yang penting kamu seneng sama nyaman aja"
Anggi : "Iya, makasih ya mas"​

Anggi pun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah saya lalu kemudian memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan saya, tentu saja kondisinya pada saat itu ciuman tidak langsung karena Anggi masih menggunakan cadarnya. Kemudian Anggi pun bangkit dan menatap kedua mata saya kembali.
Anggi : "Aku sayang banget sama kamu mas, jangan jauh-jauhan lagi kayak dulu ya" - Ucap Anggi memohon
Saya : "Iya, mas juga sama sayang banget sama kamu" - Balas saya​

Mendengar jawaban saya tersebut, Anggi pun tampak sangat senang dan langsung memegang pipi saya dengan kedua tangannya. Ekspresi rasa senang Anggi tidak hanya bisa saya lihat dari ekspresi matanya dan suaranya saja, tetapi tindakan Anggi yang mencium keras secara berulang-ulang pipi kiri dan pipi kanan saya secara bergiliran seperti tengah mencium pipi anak bayi. Saya hanya diam dan membiarkan apa yang Anggi lakukan pada saya, sensasi ciuman yang diberikan oleh Anggi selaku orang yang saya cintai dan juga posisi duduknya yang di atas selangkangan saya membuat penis saya pun ereksi secara perlahan hingga sampai di titik full ereksi. Kondisi saya yang pada saat itu tidak menggunakan celana dalam dan hanya celana pendek basket membuat saya bisa merasakan dengan sangat jelas gesekan serta sentuhan penis saya yang tengah full ereksi dengan bagian paha Anggi.

Mengetahui dan merasakan penis saya yang tegang ereksi, Anggi pun menghentikan ciuman yang dia berikan ke pipi saya, kemudian dia langsung mengangkat badannya sehingga posisi Anggi sekarang tengah duduk tegak di atas selangkangan saya dengan posisi kedua kaki nya berada di samping dan menjepit pinggang saya. Saya yang tengah berbaring di bawah hanya bisa tertegun menatap wajah dan tubuh Anggi yang tengah duduk di atas selangkangan saya, itu adalah pemandangan yang sangat indah dan hanya pernah saya lihat di film-film porno saja. Tidak pernah saya bayangkan saya melihat seorang perempuan duduk di atas selangkangan saya seperti layaknya posisi WOT di film-film porno, apalagi perempuan tersebut adalah Anggi yang merupakan perempuan yang saya cintai dan juga dikenal alim, menggunakan jilbab bercadar dengan gamis hitam tengah duduk di atas selangkangan saya.

Anggi menatap wajah saya dan kedua mata kami pun bertemu, kemudian Anggi mulai menggerakkan pinggulnya kedepan dan ke belakang beberapa kali tanpa melepaskan tatapan matanya ke arah saya, hal tersebut membuat penis saya yang tengah ereksi pun bergesekan dengan selangkangan Anggi. Posisi Anggi yang duduk di atas selangkangan saya saja sudah membuat saya kaget tidak percaya, apalagi ketika Anggi dengan sangat jelas tengah berupaya menggesek-gesekkan penis saya dengan selangkangan dia. Kemudian Anggi menggerakkan pinggulnya beberapa kali ke kiri dan ke kanan, seperti sedang mencari posisi duduk yang tepat, lalu tiba-tiba dia berhenti.

Anggi pun nampak menatap saya dan terlihat kedua alisnya terangkat lalu menyipitkan matanya seperti sedang tertawa kecil. Tiba-tiba Anggi memeluk saya lalu mencium pipi kanan saya beberapa detik, setelah itu Anggi pun mengangkat kepalanya lalu menatap wajah saya kembali, pandangan kami pun kembali bertemu lantas Anggi pun berkata :
Anggi : "Nanti pas kamu kuliah di Bandung, jangan lost contact apalagi sampai ninggalin aku ya" - Ucap Anggi dengan pelan
Saya : "Iya, mas janji ga bakal ngelakuin itu semua ke kamu" - jawab saya sedikit sayu​

Setelah itu, Anggi langsung mencium bibir saya. Tidak seperti ciuman di pipi yang Anggi berikan sebelumnya, ciuman di bibir yang Anggi berikan sekarang itu langssung permainan bibir seperti ajakan untuk melakukan French Kiss. Setiap kali Anggi mencium dan beberapa kali berupaya melumat bibir saya di balik cadarnya, suara nafas berat Anggi yang terdengar sangat jelas membuat saya semakin terangsang, sehingga saya pun menerima ajakan bibir Anggi untuk melakukan French Kiss. Kami berdua saling berupaya melumat bibir masing-masing, namun upaya tersebut pun gagal dikarenakan keberadaan cadar Anggi yang menghalangi dan juga bibir kami berdua yang sama-sama berusaha untuk mendominasi. Ada sekitar 2 menit lamanya kami melakukan Indirect French Kiss, tiba-tiba Anggi menghentikan ciuman kami dan melepaskan cadar hitam yang dia pakai lalu dilemparnya ke arah meja.
Anggi : "Cadar nya ngeganggu" - Ujar Anggi sambil terengah-engah​

Seusai Anggi melepaskan cadarnya, Anggi pun langsung mencium dan melumat bibir saya. Pada saat itu sangat jelas bahwa Anggi yang bertindak agresif memimpin permainan dan saya hanya bertindak pasif saja, karena posisi saya yang saat itu berada di bawah Anggi dan tidak ingin melakukan tindakan inisiatif apapun selain hanya mengikuti arus. Bisa saja saya pada saat itu memegang dan meremas dada Anggi, tetapi saya takut Anggi memberikan penolakan sehingga menghentikan permainan tersebut.

Anggi berkali-kali melumat bibir saya, lalu mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulut saya. Saya yang juga terbawa suasana tidak mau kalah dan ikut berupaya melumat bibir Anggi, kami berdua saling melumat bibir dan berupaya memasukkan lidah kami masing-masing. Setiap kali saya mundur untuk menarik nafas, Anggi langsung berupaya melumat bibir saya tanpa memberikan kesempatan saya menarik nafas dan beristirahat sejenak.

Walaupun saya tidak bisa meremas dada Anggi agar membuat dirinya semakin terangsang, namun ada cara lain, yaitu dengan memegang dan memberikan rangsangan di kedua telinganya. Ketika kami berdua saling berupaya mendominasi melumat bibir masing-masing, saya memegang kedua telinga Anggi yang tertutup kerudung dengan tangan saya, lalu saya elus dan saya tekan sedikit di sekitar lubang telinga Anggi agar dia semakin terangsang. Ternyata hal tersebut membuat Anggi tidak fokus melumat bibir saya sehingga saya mulai mendominasi permainan French Kiss kami, Anggi kini hanya bisa menerima bibirnya dilumat habis oleh bibir saya sambil sesekali mendesah menikmati rangsangan yang dia rasakan.

Anggi pun kemudian meniru saya dengan mengelus dan memasukkan jarinya ke telinga saya, namun lumatan bibir yang saya berikan ke Anggi tidak melemah sedikitpun sehingga saya masih mendominasi di permainan French Kiss kami tersebut. Tiba-tiba kedua tangan Anggi memegang serta mengelus kedua pipi saya, dan Anggi yang tengah duduk di atas selangkanan saya pun mulai menggerakan pinggulnya maju mundur.

Pinggul Anggi yang bergerak maju mundur tersebut membuat selangkangan Anggi dan selangkangan saya pun saling bergesekan. Walaupun terhalang oleh celana basket pendek saya, saya bisa merasakan posisi penis saya yang berada tepat di bibir vagina Anggi. Setiap saya melumat bibir Anggi dan memasukkan jari saya ke telinganya, tempo gerakan pinggul Anggi pun semakin kuat dan semakin cepat, Anggi pun menjadi semakin sering mendesah keenakan. Gerakan pinggul Anggi tersebut memberikan rangsangan yang cukup kuat pada penis saya, walaupun tidak sampai ke tingkat bisa membuat saya ejakulasi.

Ada sekitar 5 menit kami berdua melakukan French Kiss dan Anggi menggerakan pinggulnya maju mundur, tiba-tiba gerakan pinggul Anggi semakin cepat dan semakin kuat, saya pun berusaha mengimbangi dengan semakin agresif melumat habis bibir Anggi. Anggi kemudian bangkit sehingga dia duduk tegak diatas selangkangan saya, Anggi pun menekan dada saya dan mempercepat gerakan pinggulnya maju mundur, suara desahan Anggi pun semakin kencang dan semakin sering. Hingga tiba-tiba sekujur tubuh Anggi pun bergetar dan mengejang hebat.
Anggi : "Mas~ Aku keluar~ Aku keluar~ Ah~"​

Gerakan Pinggul dan desahan Anggi pun melambat lalu kemudian berhenti secara bersamaan, Anggi yang sebelumnya duduk tegak di atas selangkangan saya pun kemudian menjatuhkan diri ke saya dan langsung memeluk saya. Saya pun membalas pelukan Anggi dengan melingkarkan tangan saya ke pinggangnya lalu mengusap-usap punggungnya. Tampak dengan jelas bahwa Anggi kelelahan, karena suara nafas Anggi yang terengah-engah seperti habis berolahraga. Beberapa detik Anggi beristirahat di atas pelukan saya, Anggi pun bangkit lalu menatap wajah saya dan tersenyum serta tertawa kecil.
------
Anggi : "Hah-hah-haduh, Capek banget" - ujar Anggi sambil tersenyum
Saya : "Yaudah istirahat dulu, lagian salah kamu juga ngajak ciuman sambil gerak-gerakin pinggul kamu kayak tadi" - Ucap saya sambil memasang muka heran
Anggi : "Gapapa, soalnya seneng aja kita bisa balikan lagi hehe" - Jawab Anggi sambil tertawa kecil
Saya : "Terus juga waktu kemarin bilangnya ciuman cuma boleh pake penghalang, terus kenapa tadi boleh ciuman ga pake penghalang?" Ujar saya sambil memasang wajah heran
Anggi : "Tadi tuh susah nafasnya, jadi dilepas aja. Lagian yang awalnya ngajak ciuman kan kamu, jadi ya aku sebagai pihak yang ngasih izin ciuman nya pake penghalang atau engga hahahaha" - Ujar Anggi tertawa meledek
Saya : "Terus kamu tadi bilang kalau kamu keluar, kamu orgasme ya? Curiga nih, kok kamu bisa tau orgasme sih?" - Ledek saya
Anggi : "Ya tau dong, kepo nih bapak aku tau itu darimana. Lagian yang harusnya curiga itu aku, kok kamu bisa tau itu sih?" - Ujar Anggi membela diri
Saya : "Kan mas itu cowok, lagian kan kamu tau sendiri mas dulu pernah koleksi film BF, ya pasti tau dong. Justru kamu itu yang aneh, kok bisa tau orgasme sih? - Jawab saya penasaran sambil meledek​

Anggi pun menutup wajahnya dengan menempelkannya di dada saya, terdengan teriakan Anggi diiringi pelukan yang kuat olehnya kepada saya.
Anggi : "Ah maluuuuu!" - Teriak Anggi sambil menyembunyikan wajahnya di dada saya.
Saya : "Ey, malu kenapa? Jawab dong, kamu tau dari mana istilah orgasme?" - Ujar saya sambil mencoba menatap wajah Anggi.
Anggi : "Aku tau orgamse dari cerita di wattpad" - ucap Anggi sambil tetap menyembunyikan wajahnya
Saya : "Cerita di wattpad? itu cerita apaan dah sampai-sampai ada isinya tentang orgasme gitu?"- Ujar saya heran
Anggi : "Ya pokoknya dari situ aja, ada adegan nya cewek duduk di atas cowok terus pinggulnya maju mundur gitu, jadi ya aku coba ikutin aja" - Ujar Anggi sambil tetap menyembunyikan wajahnya.
Saya : "Dih jangan asal nyoba praktekin apa yang ada di internet dong, bahaya lho" - Ujar saya memperingatkan, sambil menyentil kepala Anggi
Anggi : "Aw sakit, jangan disentil dong. Lagian kan praktek nya sama mas ini, gapapa dong" - Jawab Anggi, sambil menatap wajah saya dengan ekspresi kesakitan.
Saya : "Ya emang sih untungnya sama mas dan bukan sama orang lain, soalnya kalau sama orang lain kan bisa aja kamu diapa-apain gitu" - Ujar saya
Anggi : "Iyalah, aku juga pasti mikir. Kalau kamu kan ga bakal nyakitin aku, paling nanti aku laporan aja ke Ibu kamu kalau kamu berani nyakitin aku" - Ujar Anggi tertawa jahat
Saya : "Pasti lah, mas kan sayang sama kamu. Mana mungkin mas bakal nyakitin kamu" - Ujar saya
Anggi : "Iya aku tau kok, aku juga sama sayang sama kamu mas" - Ucap Anggi, sambil memeluk kembali saya.​

Setelah pelukan tersebut, Anggi pun bangkit dari atas badan saya dan duduk kembali di sofa. Saya yang sudah berbaring cukup lama pun bangkit dan duduk kembali di atas sofa. Anggi pun menatap wajah saya dengan senyum nakal.
Anggi : "Duh, burungnya bangun tuh pak" - Ujar Anggi dengan nada jail, sambil menunjuk kearah selangkangan saya​

Saya pun langsung melihat selangkangan saya, terlihat dengan sangat jelas jika penis saya nampak berdiri namun tertahan oleh celana basket pendek yang saya gunakan, sehingga bentuk selangkangan saya seperti tenda dengan tiang tegak di tengahnya. Efek French Kiss dan Petting yang kami lakukan sebelumnya ternyata masih membuat penis saya ereksi.
Saya : "Jelas lah bangun, kan dibangunin sama kamu" - Ujar saya dengan nada kesal
Anggi : "Dih aku ga ngapa-ngapain juga"
Saya : "Apaan? Tadi kan kamu gerakkin pinggul kamu maju mundur dan itu kena burung mas, ya otomatis jadi bangun lah"
Anggi : "Oh gitu? Maafin aku ya burung"​

Anggi mengelus perlahan penis saya, lalu beberapa kali menyentuh dan menekan halus penis saya yang ereksi di balik celana dengan jari telunjuknya, terlihat dengan jelas dari ekspresi wajahnya jika Anggi penasaran.
Anggi : "Kamu ga pake celana dalam ya mas?" - Tanya Anggi, sambil mengelus-elus selangkangan saya.
Saya : "Iya, biasanya kalau dirumah emang ga pernah pake celana dalam" - Ujar saya
Anggi : "Teksturnya aneh ya, dari luar keliatannya gede sama keras, tapi ternyata lembek tapi sedikit keras pas disentuh, terus kayak ada tonjolan-tonjolan tpis panjang gitu" - Ujar Anggi sambil tetap menyentuh bagian kepala penis saya dengan jari telunjuknya
Saya : "Emang kayak gitu, kan penis tuh otot. Jadi dia bisa keras sama bisa lunak, tergantung kondisi. Terus tonjolan tipis panjang itu urat di sekitaran penis" - Ujar saya
Anggi : "Oh gitu, tergantung kondisi tuh maksudnya gimana ya?" - Tanya Anggi heran
Saya : "Kalau terangsang, penis tuh bisa keras sendiri. Tapi ya bisa juga dibikin keras tanpa ada rangsangan, walaupun ya rada susah juga" - Ujar saya
Anggi : "Oh gitu. Ini kan lagi sedikit lunak ya mas, coba dong dikerasin" - Ucap Anggi sambil beberapa kali menyentuh bagian kepala penis saya dengan jari telunjuknya
Saya : "Ya kamu kasih rangsangan aja supaya keras penisnya" - Ucap saya
Anggi : "Caranya gimana emang?" - Tanya Anggi penasaran
Saya : "Digenggam aja batang penisnya kayak gini" - Ucap saya sambil menggenggam batang penis saya dari luar celana untuk memberi contoh

Anggi pun menggenggam batang penis saya, walaupun cukup sulit karena terhalang oleh celana basket yang saya gunakan, kemudian Anggi memegang dan sekali-kali meremas batang penis saya. Rangsangan yang diberikan oleh Anggi tersebut tentu saja membuat penis saya semakin keras.

Anggi : "Ih beneran jadi keras ya. Ini kepala penisnya ya?" - Tanya Anggi sambil menggenggam ujung kepala penis saya
Saya : "Iya itu kepala penis, dari sini sampai sini itu kepala penis" - Jawab saya
Anggi : "Terus ini batangnya ya?" - Tanya Anggi sambil menggenggam batang penis saya
Saya : "Iya bener itu batangnya" - Jawab saya
Anggi : "Terus ini buah zakar ya?" - Tanya Anggi sambil meremas perlahan bagian buah zakar saya.
Saya : "Iya, hey pelan-pelan jangan diremas gitu bagian zakar, linu soalnya" - Ucap saya sambil merasakan linu.
Anggi : "Oh maaf, aku ga tau soalnya" - Ujar Anggi.
Saya : "Iya gapapa kok" - Ucap saya.​

Setelah itu Anggi pun turun dari sofa dan duduk di lantai, sehingga posisi saya duduk di sofa dan Anggi duduk di lantai berada di depan saya dan menghadap selangkangan langsung. Sebelum saya hendak bertanya mengapa Anggi duduk di lantai, Anggi secara tiba-tiba memasukkan tangan kanannya ke lubang kaki celana basket saya dan menggenggam batang penis saya, saya kaget karena Anggi secara perlahan meremas-remas batang penis saya.
Anggi : "Oh jadi gini ya ternyata tekstur kulit penis tuh, kayak mengkerut elastis gitu ya" - Ucap Anggi sambil tangan kanannya masuk ke bawah celana pendek saya dan meremas-remas batang penis saya.
Saya : "Ah~ bilang dulu dong kalau mau pegang" - Ucap saya mendesah kecil karena kaget bercampur nikmat
Anggi : "Oh maaf, sakit ya?" - Ucap Anggi menghentikan tangannya yang tengah meremas-remas batang penis saya sambil menatap wajah saya.
Saya : "Ga sakit, enak malah. Cuma ya kaget aja kamu tiba-tiba pegang penis mas dari bawah celana gitu" - Ucap saya sambil menatap wajah Anggi dan tertawa kecil
Anggi : "Enak? emang rasanya kayak gimana?" - Tanya Anggi sambil mengernyitkan dahi karena heran
Saya : "Iya, rasanya ya geli-geli gimana gitu rasanya pas kamu pegang batang penisnya" - Jawab saya mencoba menjelaskan.
Anggi : "Oh gitu, aku kira bikin kamu sakit pas penisnya dipegang. Aku ga pernah liat bentuknya soalnya, jadi ga tau takut salah pegang terus ga sengaja bikin kamu kesakitan" - Ucap Anggi sambil mulai meremas batang penis saya lagi secara perlahan
Saya : "Emang kamu ga pernah liat penis? Di google gitu juga ga pernah?" - Tanya saya penasaran
Anggi : "Ga pernah, paling cuma ilustrasi di buku Biologi doang" - Ucap Anggi datar
Saya : "Di Wattpad yang kamu baca ga pernah ada gambar penis sama sekali emang?" - Tanya saya kembali
Anggi : "Ga ada, cuma cerita doang sama ilustrasi gambar yang ga vulgar. Jadi ya wajar aku penasaran juga, karena kan belum pernah liat yang asli" - Jawab Anggi​

Jawaban Anggi tersebut terdengar seperti sebuah umpan yang dia lemparkan ke saya, saya menduga jika Anggi ingin sekali melihat penis saya namun malu untuk mengatakannya. Kami berdua telah melakukan French Kiss, gesek-gesek selangkangan dan membahas hal-hal berbau seksual, sehingga tidak aneh jika kegiatan kami berdua ini akan mengalir lancar ke tahapan menunjukkan alat kelamin. Saya pun menganggap Anggi melemparkan umpan, sehingga saya pun juga melemparkan umpan dengan menawarkan kepada Anggi apakah dia mau melihat penis saya atau tidak. Jujur pada saat itu saya sudah mulai berharap jika Anggi akan memberikan Oral Seks, walaupun kecil kemungkinan hal tersebut terjadi, apalagi jika hal-hal tersebut terjadi dalam 1 hari yang sama.​

Saya : "Hmm, kamu mau pegang sambil liat penis mas langsung?" - Ucap saya sambil mengelus-elus kepala Anggi
Anggi : "Gapapa emang?" - Tanya Anggi sambil menatap wajah saya.
Saya : "Ya gapapa kali, daripada kayak gini kamu duduk di bawah terus coba pegang dari bawah celana. Susah kan pegangnya?" - Ujar saya berusaha memberikan alasan
Anggi : "Hmm, iya emang susah sih. Aku juga penasaran soalnya sama bentuk asli penis tuh kayak gimana" - Jawab Anggi​

Umpan Saya pun diambil oleh Anggi, lantas saya pun berdiri sejenak lalu menurunkan celana basket yang saya gunakan hingga ke mata kaki, setelah itu saya langsung kembali duduk di sofa. Penis saya yang semula terkekang oleh celana pendek yang saya gunakan, sekarang terbebas dan berdiri tegak dengan sangat keras. Penis saya yang secara persis berdiri tegak tepat berada di depan wajah Anggi yang pada saat itu tengah duduk di lantai tampak membuat Anggi kaget. Anggi nampak fokus memperhatikan penis saya yang tengah berdiri tegak di depan wajahnya sambil kedua tangannya berada di atas paha saya. Anggi nampak mengamati secara serius Penis saya dan beberapa kali berubah posisi agar bisa melihatnya dari arah samping, bawah maupun dari atas. Anggi kemudian menyentuh dan menekan secara perlahan bagian batang serta kepala penis saya.
Anggi : "Eh gila, gede juga ya ternyata kalau diliat langsung gini" - Ucap Anggi dengan nada kaget
Saya : "Iya gitu? Padahal ukuran rata-rata penis ya segini kok, sekitar 15cm doang" - Jawab saya
Anggi : "Dibandingkan pas tadi ketutup celana, ini lebih gede sih. Bentuk batang penis tuh gini ya ternyata. Terus ini kepala penis nya ya?" - Ucap Anggi, sambil menyentuh dan meraba-raba batang penis hingga kepala penis saya.
Saya : "Iya, dari sini sampai sini itu batang penis. Terus bagian atas ini kepala penisnya" - Ucap saya sambil menunjukkan batas batang penis dan batas kepala penis.
Anggi : "Hmm, kayak jamur ya bentuknya. Terus Ini lubang pipis nya ya?" - Tanya Anggi, meraba kepala penis dan lubang penis
Saya : "Iya itu lubang penis nya buat pipis" - Jawab saya tersenyum kecil.
Anggi : "Eh ini kok basah ya ujungnya?" - Ucap Anggi kaget
Saya : "Oh itu tuh namanya cairan precum" - Ujar saya
Anggi : "Precum itu apaan? - Tanya Anggi
Saya : "Itu biasanya muncul di penis yang udah ereksi sama udah kena rangsangan, singkatnya ya kayak cairan yang keluar sebelum penis bakal ngeluarin sperma gitu" - Jawab saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Oh gitu, berarti kalau misalkan cowok itu mau orgasme itu dia keluar dulu cairan precum ya?" - Tanya Anggi
Saya : "Iya semacam itu" - Ujar saya​

Anggi pun menempelkan jari telunjuknya ke lubang penis saya kemudian mengusap cairan precum di penis saya, setelah itu Anggi pun mengusap jari telunjuknya dengan ibu jarinya seakan sedang bereksprimen tentang tekstur cairan precum. Selanjutnya Anggi pun mengendus jari telunjuknya nya tersebut lalu langsung menjilatnya dengan mulutnya.
Anggi : "Teksturnya sedikit lengket gitu terus ga ada baunya, tapi rasa precum ternyata asin ya" - Ujar Anggi, sambil menjilat beberapa kali jari telunjuknya
Saya : "Dih ngapain dicobain?" - Ucap saya kaget sekaligus heran
Anggi : "Eh kenapa emang? ga boleh dicobain ya?" - Tanya Anggi kaget ketika mendengar saya
Saya : "Ya gapapa sih, cuma kaget aja soalnya kamu main coba-coba aja gitu." - Ujar saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Oh, Penasaran aja. Soalnya kan aku baru pertama kali liat penis cowok itu kayak gimana. Ternyata rasa precum itu sedikit asin sama sedikit tawar gitu ya" - Ujar Anggi berupaya menjelaskan
Saya : "Oh rasanya gitu? mas ga tau soalnya karena ga pernah ngerasain juga" - Ujar saya​

Setelah itu perhatian Anggi pun berpindah ke kantung buah zakar saya, tindakan "Gesek-gesek" yang dilakukan oleh Anggi sebelumnya membuat kantung buah zakar saya pun menjadi cukup keras dan bulat karena sperma saya yang sudah berkumpul di dalamnya. Anggi pertama-tama mengelus buah zakar saya dengan tangan kanannya, sambil beberapa kali menekan secara perlahan kantung buah zakar saya.
Anggi : "Terus ini buah zakar ya? bentuk sama teksturnya sekilas kayak jeruk yang udah dikupas ya, bulat kasar sama sedikit keras tapi empuk gitu" - Ujar Anggi, sambil mengelus dan sedikit menggenggam kantung buah zakar saya dengan tangan kanannya
Saya : "Bukan, itu namanya kantung buah zakar. Bentuk kantung buah zakar nya bulat sedikit keras kayak gini karena di dalamnya udah ada sperma" - Ucap saya berusaha menjelaskan
Anggi : "Oh ini bukan buah zakar. Ini ya buah zakar nya ya?" - Tanya Anggi, sambil menunjuk ke bentuk kelereng yang muncul di buah zakar saya.
Saya : "Iya itu yang bentuknya kayak ada 2 kelereng gitu, pelan-pelan pegangnya soalnya linu kalau salah pegang" - Ujar saya mengingatkan
Anggi : "Oh ga enak ya kalau dipegang gini? Maaf ya" - Ucap Anggi sambil melepaskan genggaman tangannya
Saya : "Iya gapapa kok"​

Anggi menggenggam dan meremas secara perlahan batang penis saya dengan tangan kanannya, rasa penasaran terlihat jelas di raut wajah Anggi pada saat itu. Anggi yang semula hanya meremas penis saya pun perlahan mulai mengocoknya ke atas dan kebawah, hal tersebut Anggi lakukan sesekali melihat wajah saya seperti ingin melihat ekspresi saya ketika dirinya sedang meremas penis. Anggi mengocok penis saya dengan tangan yang tidak sepenuhnya menggenggam dan terlalu tinggi hingga ujung kepala penis, sehingga sensasi kocokan tangan tersebut cenderung kasar dan membuat leher kepala penis sedikit kesakitan karena gesekan tanpa adanya pelumas.
Anggi : "Sakit ga mas kalau diginiin?" - Ujar Anggi sambil perlahan mengocok penis saya dengan kasar
Saya : "Kalau diremas kayak tadi enak, tapi kamu ngocok penis gitu malah bikin sakit" - Ucap saya jujur
Anggi : "Oh sakit ya? maaf ya" - Ucap Anggi lalu kemudian menghentikan kocokan tangan nya.
Saya : "Iya gapapa, kalau ngocok kayak tadi itu ga bisa kering penisnya, harus basah sama licin. Misalkan kayak pake minyak zaitun atau sabun gitu" - Ucap saya
Anggi : "Oh gitu ya? Terus kamu mas kalau masturbasi gitu biasanya gimana?" - Tanya Anggi penasaran
Saya : "Kadang pake minyak zaitun sih, tapi seringnya ga pake. Cuma cara ngocoknya ga kayak kamu tadi" - Ucap saya
Anggi : "Kayak gimana emang caranya?" - Tanya Anggi
Saya : "Gini nih cara masa biasa masturbasi" - Ujar saya​

Saya pun menunjukkan kepada Anggi bagaimana cara mengocok penis tanpa pelumas. Saya genggam penis saya dengan tangan kanan saya, tidak terlalu kuat namun juga tidak terlalu lemah sehingga penis tidak diremas terlalu kuat namun juga rongga antara tangan dan penis pun tidak terlalu lebar. Kemudian secara perlahan saya mengocok penis saya tersebut di depan Anggi, tarikan kocokan tersebut tidaklah terlalu tinggi sehingga tidak menyebabkan rasa sakit di leher kepala penis. Anggi nampak memperhatikan secara serius sambil sesekali merubah posisi agar bisa mengamati dari berbagai perspektif.
Saya : "Genggam batang penisnya jangan terlalu kuat tapi juga jangan terlalu lemah, nanti rongga antara penis sama tangan itu ga terlalu lebar juga ga terlalu sempit. Terus kocoknya jangan terlalu tinggi sampai ujung penis, tapi sampai leher penisnya aja kayak gini, karena yang bikin geli nya itu justru di kepala penisnya ini" - Ucap saya menjelaskan sambil menunjukkan contoh genggaman tangan saya di penis
Anggi : "Oh gitu ya, coba aku praktekin ya" - Ucap Anggi
Saya : "Iya sok, pelan-pelan aja" - Ujar Anggi​

Saya kemudian berhenti menggenggam penis saya untuk memberikan kesempatan kepada Anggi. Genggaman tangan Anggi di penis saya sekarang masih cukup lemah walaupun tidak selemah sebelumnya, dan tarikan kocokan Anggi pun sekarang tidak terlalu tinggi dan hanya sebatas leher kepala penis saja. Sensasi penis dikocok oleh pacar lebih nikmat dibandingkan dikocok sendiri, walaupun kocokannya masih cukup kasar karena memang baru pertama kali. Anggi awalnya mengocok penis saya secara perlahan, lalu kemudian tempo kocokannya menjadi semakin cepat walaupun masih terbilang lambat. Anggi yang secara fokus mengocok dan mengamati dengan fokus penis saya dari dekat, sesekali matanya melirik ke arah saya seakan ingin melihat ekspresi saya.
Anggi : "Masih sakit ga mas sekarang?" - Tanya Anggi, sambil perlahan mengocok penis saya
Saya : "Engga kok dek, lebih enak sekarang. Walaupun masih sedikit kasar, tapi ya wajar kan namanya baru pertama kali" - Ujar saya sambil menikmati kocokan tangan Anggi di penis saya.​

Menjadi bahan eksperimen dan eksplorasi seksual Anggi pada saat itu memberikan sensasi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kondisi di mana Anggi yang penasaran tentang bentuk dan karakteristik penis laki-laki, ditambah tindakan Anggi menyentuh dan menggenggam hingga mengocok penis untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan hal tersebut bagaikan imajinasi dan cerita seks di internet yang menjadi kenyataan. Tidak pernah saya mengira hal tersebut bisa terjadi di dunia nyata, namun nyatanya hal tersebut justru terjadi dan dialami oleh saya. Tentu saja ada kepuasan dan adrenalin khas yang dirasakan ketika kita bisa menaklukkan seorang akhwat yang shaleh dan taat secara perlahan terjerumus dan menyerah pada rasa ingin tahu akan sensasi hawa nafsu, apalagi jika perempuan tersebut adalah orang yang kita cintai secara tulus.

Anggi pun kemudian berhenti ketika sudah mengocok penis saya sekitar 1 menit lamanya, Anggi yang masih duduk di bawah lantai kemudian kembali mengamati penis saya sambil sesekali menyentuh dan mendorong penis saya yang tengah berdiri tegak dengan jari telunjuknya. Penis saya yang dikocok oleh Anggi membuat cairan precum pun kembali muncul di lubang penis saya, dan cairan tersebut lebih banyak dari yang sebelumnya. Anggi yang melihat itu pun langsung kembali mengusap-usap precum tersebut dengan jarinya kemudian menjilat jarinya tersebut.
Anggi : "Haha precumnya keluar lagi" - Ujar Anggi sambil tertawa
Saya : "Ya iyalah, kan kamu tadi ngocok penis mas" - Jawab saya membela diri
Anggi : "Ga nyangka langsung keluar lagi gitu, rasanya juga sama sedikit asin gitu sih" - Ucap Anggi sambil kembali meraba ujung penis saya dengan jari telunjuknya dan langsung menjilatnya
Saya : "Iya emang, udah ga penasaran lagi kan?" - Ujar saya mencoba untuk menyudahi eksperimen
Anggi : "Sebentar, jangan pake celananya dulu mas" - Ucap Anggi
Saya : "Kenapa emang?" - Tanya saya​

Anggi kembali menatap sejenak penis saya yang masih berdiri, lalu kemudian menggenggam dan meremasnya secara perlahan. Setelah itu Anggi melepaskan genggaman tangan nya di penis saya dan langsung menjilat langsung precum yang ada ujung penis saya dengan lidahnya, lalu tiba-tba Anggi membuka mulutnya dan memasukkan kepala penis saya ke dalam mulutnya. Saya kaget bukan main ketika melihat Anggi mengulum penis saya secara tiba-tiba, sensasi ketika kepala penis saya bersentuhan dan berada di dalam bibir Anggi membuat saya menggelinjang dan bangkit dari tempat duduk saya, yang membuat penis saya yang tengah berada di dalam mulut Anggi pun terdorong ke dalam secara tiba-tiba.

Dorongan penis saya yang tiba-tiba tersebut membuat itu penis saya mengenai gigi Anggi, sontak Anggi yang kaget tersebut mengeluarkan penis saya dari mulutnya karena penis saya yang tiba-tiba terlalu masuk ke dalam dan membuatnya tersedak dan batuk-batuk.
Saya : "Maaf dek, geli banget soalnya kamu tiba-tiba ngulum penis mas. Kamu gapapa dek?" - Jawab saya sambil mengelus kepala Anggi
Anggi : "*Uhuk* Gapapa kok *Uhuk*" - Ujar Anggi sambil menahan batuknya​

Tidak berselang lama, Anggi pun kembali memasukkan kepala penis saya ke dalam mulutnya. Saya pun kembali kaget walaupun tidak seperti di awal yang membuat saya menggelinjang dan bangkit dari tempat duduk saya. Anggi kemudian menjilat dan memainkan kepala penis saya yang tengah dikulum oleh mulut Anggi dengan lidahnya, bisa saya rasakan hangatnya air liur dan lidah Anggi yang pada saat itu bergerak memainkan kepala penis saya ke kiri dan ke kanan. Ada sekitar 1 menit lamanya Anggi mengulum dan memainkan kepala penis saya dengan lidahnya, saya hanya bisa pasrah menikmati dan melihat Anggi yang tengah asyik sendiri.

Anggi kemudian mengeluarkan penis saya dari mulutnya, air liur mulut Anggi nampak menetes di bibirnya ketika Anggi mengeluarkan penis saya dari mulutnya. Suatu pemandangan ketika seorang perempuan dengan kerudung lebar meneteskan air liurnya setelah mengulum penis pacarnya adalah hal yang paling seksi dan membuat saya semakin terangsang. Ditatapnya sejenak penis saya oleh Anggi, dan kali ini Anggi tidak mengulum penis saya namun menjilat batang dan kepala penis saya langsung. Anggi menjilat penis saya dari bawah ke atas layaknya menjilat eskrim, lalu memainkan dan menggerakkan penisnya dengan lidahnya ke kiri dan kanan, hal tersebut berulang kali Anggi lakukan secara bergantian.

Walaupun saya masih kaget karena Anggi memberikan oral seks pada saya, saya hanya diam melihat dan menikmati pemandangan serta permainan lidah yang dilakukan oleh bibir Anggi pada saat itu. Tidak ada lagi upaya untuk menanyakan alasan mengapa Anggi memberikan oral seks, karena bisa saja dia tiba-tiba malu dan menghentikan semua itu. Satu hal yang pasti bahwa ini bukanlah karena rasa penasaran, karena tentu saja durasi Anggi memainkan penis dengan lidah dan mengulumnya sudah bukan di tahap penasaran semata.

Anggi pun kembali berhenti memainkan penis layaknya menjilat eskrim, ditatapnya sejenak penis saya kembali lalu kepala penis saya tersebut kembali dikulum oleh Anggi. Setelah itu Anggi berhenti dan mengubah posisi duduk dan kepala sehingga mulut Anggi berada tepat di atas penis saya. Anggi pun kemudian menghisap kepala penis saya sambil mengangkat kepalanya hingga kepala penis saya keluar dari mulutnya, hisapan mulut Anggi tersebut membuat area sekitar kepala penis saya pun terhimpit dan tertarik oleh bibir Anggi, hal tersebut memberikan sensasi geli hebat di kepala penis saya hingga saya secara refleks mendesah keenakan.

Hisapan dan tempo kuluman Anggi pun semakin cepat seiring semakin cepat dan semakin kencang suara desahan yang saya keluakan. Walaupun memang hisapan Anggi tersebut sudah lebih cepat, namun saya rasa masih cukup kurang hingga bisa membuat saya ejakulasi. Sehingga saya memberikan saran kepada Anggi tentang posisi dan gerakan yang harus dia lakukan.
Saya : "Dek, coba tolong kamu kulum sama hisap yang cepat penis mas, tapi sambil batang penisnya dikocok"​

Mendengar ucapan saya tersebut, Anggi pun melepaskan penis saya yang tengah dia kulum. Setelah itu Anggi menggenggam terlebih dahulu batang penis saya, lalu kemudian dia masukkan kembali kepala penis saya kedalam mulutnya dan menghisapnya sambil tangan kanannya mengocok batang penis saya. Hisapan mulut dan kocokan tangan Anggi pun terasa masih kasar dan tidak singkron pada saat itu, dan itu wajar karena memang ini pertama kalinya bagi Anggi melakukan hal tersebut. Setelah mempraktekkan sekitar 10 detik, Anggi pun melepaskan kembali kuluman penis saya.
Anggi : "Kayak tadi bukan?"
Saya : "Iya kayak tadi, jadi kamu kocok batang penisnya keatas sama kebawah. Bibir kamu ditempel di kepala penis terus dibikin kayak orang mau cium gitu, kamu masukin kepala penisnya sambil kayak orang ngehisap gitu"
Anggi : "Oh oke"​

Anggi kembali mencoba apa yang saya perintahkan. Anggi menggenggam batang penis saya dan memposisikan kepala serta mulutnya di atas kepala penis saya. Anggi merubah bentuk bibirnya seperti hendak mencium penis, lalu dihisapnya kepala penis saya oleh bibir Anggi sehingga kepala penis saya secara perlahan masuk ke mulut Anggi dengan kondisi bergesekan di bibir Anggi yang lembut, hal tersebut membuat saya mendesah keenakan.

Seakan mengetahui saya menikmati hal tersebut, Anggi pun menarik keluar kepala penis saya dan memasukkan kembali ke dalam mulutnya dengan cara yang sama. Anggi menghisap kepala penis saya dan memasukkannya kedalam bibirnya, tangan kanannya pun secara perlahan mengocok batang penisnya. Hisapan mulut dan kocokan tangan Anggi yang semula tidak singkron, perlahan mulai beraturan. Pemandangan seorang gadis berkerudung lebar tengah mengulum penis laki-laki yang bukan mahramnya, ditambah sensasi kelembutan bibir dan tarikan hisapan mulut Anggi memberikan stimulasi hebat yang baru pertama kali saya rasakan di kepala penis saya. Tidak sampai 1 menit Anggi melakukan hal tersebut, saya merasa bahwa saya sebentar lagi akan ejakulasi.​

Saya : "Dek, mas mau keluar sebentar lagi" - Ujar saya, sambil mencoba menahan desahan karena sensasi geli yang hebat di penis.

Mendengar ucapan saya, Anggi pun mempercepat hisapan dan kocokan yang diberikan kepada penis saya. Kocokan dan hisapan yang terlalu cepat tersebut terkadang mengenai gigi Anggi, dan suara hisapan Anggi pun semakin jelas layaknya tengah menyeruput mie. Tanpa sadar saya mengelus dan memainkan telinga Anggi.​

Saya : "Dek, mas keluar, mas keluar, mas keluar~"

Layaknya gunung berapi, penis saya pun meledak dan memuntahkan sperma hangat di dalam mulut Anggi. Anggi pun nampak kaget dan menghentikan hisapannya agar sperma yang keluar dari penis tidak tumpah keluar, sedangkan tangan kanan Anggi tetap mengocok batang penis saya seakan berupaya membantu mengeluarkan sperma di dalam penis agar tidak tersisa sedikitpun. Ada sekitar 10 detik saya ejakulasi, Anggi menahan posisinya dan menutup mulutnya dengan rapat. Setelah penis saya berhenti berkedut, Anggi mengangkat wajahnya dan menatap saya. Dengan posisi mulut yang masih menghisap penis, ekspresi wajah dan juga mata Anggi nampak memberikan senyuman dan juga tawa, dan saya pun membalasnya dengan tawa dan elusan di kepala Anggi.

Tanpa diminta, Anggi secara perlahan menelan sperma yang ada di dalam mulutnya. Kemudian Anggi mulai menghisap kembali secara perlahan penis saya lalu mengeluarkannya dari mulut, setelah itu Anggi menjilati penis saya seakan tengah membersihkan sisa-sisa sperma di penis. Anggi pun kemudian berhenti lalu menatap saya sambil tersenyum.​

Anggi : "Enak ga?" - Ujar Anggi sambil tersenyum dan tangan kanannya masih memegang penis saya

=== BERSAMBUNG ===



___________________________​


Tidak Menerima PK

Tidak terima ajakan 3S, Swinger, Dsb​

Tidak menerima PM apapun​

 
Terakhir diubah:
Terima kasih atas updatenya hu..
Emang bener ya, perempuan kalo nafsunya udah bener2 di ujung bisa ngelakuin hal2 diluar prediksi kita2 para pria..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd