Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SSI Teman dari SD yang Alim hingga Menikah [REAL STORY] (UPDATE 16 APRIL 2024)

Apakah pengambilan pengalaman di cerita nya cukup detail, atau kurang detail?


  • Total voters
    175

________________________________

[SIDE STORY] PART B​

Wattpad dan Kesempatan yang Hilang​

________________________________




Untuk Side Story [2/3] ini adalah pengalaman Anggi yang diceritakan kepada saya dan saya tulis ulang, serta pengalaman Anggi dan pengalaman saya yang digabung lalu ditulis ulang.


Mengulang kembali pertanyaan di Side Story pertama perihal Anggi :


"Bagaimana mungkin Anggi di Part Selanjutnya bisa terjerumus jika memang dirinya Alim?"

Penyebab bagaimana Anggi bisa terjerumus salah satunya (dan sudah saya ceritakan sebelumnya di SIDE STORY 1) disebabkan kejadian pertama kali kami berdua menonton film Titanic, kemudian penyebab kedua adalah kondisi di mana Anggi sudah mengenal Cerita Seks dari Wattpad dan secara tidak sengaja masturbasi untuk pertama kalinya ketika awal SMA.

Dari pengakuan Anggi sendiri, dia pertama kali mengetahui Wattpad sejak SMP kelas 2. Pada awalnya dia membaca suatu cerita tentang romansa anak SMA yang normal saja, namun seiring rilisnya chapter terbaru dari cerita tersebut, isi cerita mulai berisikan hal-hal yang berbau seksual. Dari yang semula menceritakan kisah pasangan anak SMA yang berpacaran normal, lama-kelamaan menceritakan bagaimana mereka berciuman, berpelukan, melakukan petting (merangsang puting toket perempuan, berpelukan sambil menggesek-gesek tubuh dengan memakai pakaian lengkap) hingga melakukan oral seks, intercourse vaginal dan anal.

Yang saya tahu kalau perempuan itu makhluk yang emosional dan memiliki imajinasi yang tinggi, sehingga kami berdua menduga bahwa cerita seks yang Anggi baca di Wattpad ini menjadi faktor penyebab paling dominan mengapa Anggi bisa "terjerumus". Anggi sendiri mengaku dan bercerita kepada saya (ketika sudah menikah), tubuhnya selalu merinding dan panas ketika membaca adegan di mana karakter di cerita Wattpad tersebut berpelukan sambil melakukan french kiss, serta melakukan petting dengan pakaian lengkap. Saat Anggi menonton film Titanic dengan saya ketika SD, dia belum tahu bahwa dia tengah terangsang (horny), namun ketika Anggi membaca cerita seks di wattpad saat SMP, Anggi mulai paham jika itulah sensasi dimana seseorang tengah terangsang (horny).

Dari kegiatan membaca cerita di Wattpad ketika SMP itulah, rasa penasaran Anggi tentang hal-hal seksual tumbuh. Namun pada saat itu Anggi tahu jika dia tidak bisa merasakan sensasi berpelukan, berciuman apalagi petting, selain karena tindakan tersebut akan membuat masalah bagi dirinya dan keluarganya, kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan seorang laki-laki. Anggi pada saat itu pun tidak meminta saya untuk membantunya merasakan sensasi berpelukan dan berciuman, karena pada saat itu Anggi belum menyukai saya (Anggi membaca cerita Wattpad di kelas 2, sedangkan Anggi baru menyukai dan berpacaran dengan saya ketika kelas 3 SMP menjelang kelulusan).

Namun karena rasa penasaran Anggi tentang hal-hal seksual tersebut baru tumbuh, dia belum bisa mengendalikan dan menahan rasa penasaran tersebut. Akhirnya Anggi berupaya mencoba pertama kali kegiatan seksual di dalam cerita Wattpad yang tidak membutuhkan bantuan siapapun, yaitu masturbasi dengan bidet (semprotan) toilet duduk. Dari pengakuan Anggi kepada saya, dia pertama kali masturbasi dengan bidet toilet duduk di Mall saat duduk di kelas 2 SMP (dikarenakan toilet di rumahnya bukan toilet duduk). Anggi sepulang sekolah dengan sengaja pergi ke Mall di kota untuk mencoba masturbasi dengan bidet toilet, sesampainya di kamar toilet Mall, Anggi duduk dan menurunkan rok, celana pendek dan celana dalamnya, lalu kemudian membua HP nya untuk membaca salah satu adegan di cerita wattpad yang biasa dia baca :​

Riri mengarahkan bidet ke arah klitorisnya yang tepat berada di atas bibir vaginanya, dan secara perlahan dia menekan tuas bidet tersebut.

Anggi pun mengikuti apa yang dilakukan oleh karakter utama di cerita Wattpad tersebut, dia menyimpan terlebih dahulu HP nya ke dalam tas nya lalu kemudian mengambil bidet di samping toilet dengan tangan kanannya lalu mengarahkan bidet tersebut ke atas bibir vaginanya (tempat klitoris). Secara perlahan dia menekan tuas bidet tersebut, dan secara perlahan pula air keluar menyemprot bagian klitorisnya. Anggi merasakan sensasi geli yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, rasa geli yang nikmat namun bukan rasa geli yang tidak nyaman ataupun menyiksa, dan disaat yang bersamaan Anggi secara tidak sadar mengeluarkan suara desahan kecil karena saking nikmatnya sensasi yang dia rasakan. Tidak sampai 1 menit Anggi merasakan sensasi seperti hendak pipis disertai perasaan geli yang teramat sangat di klitorisnya, dan karena kebetulan dia memang tengah duduk di toilet maka dia terus meneruskan menyemprotkan air bidet ke arah klitorisnya hingga Anggi merasa bahwa air pipis nya akan keluar. Anggi pun menekan kuat tuas bidetnya sehingga tekanan air yang menyemprot klitorisnya pun semakin kuat hingga akhirnya Anggi pun merasakan orgasme untuk pertama kalinya, tubuh Anggi mengejang dan bergetar kuat, secara tidak sadar dia mendesah cukup kencang dan secara reflek pula dia menutup mulutnya dengan tangan kirinya.

Anggi kemudian memakai kembali celana dalam, celana pendek dan rok sekolahnya. Dia tidak langsung keluar dari toilet namun duduk beristirahat terlebih dahulu mengumpulkan tenaganya yang hilang. Anggi mencoba mengulang kembali ingatan akan kejadian yang dia alami sebelumnya, rasa geli dan nikmat dari orgasme, rasa lelah dan lemas yang dia rasakan setelahnya, serta moodnya yang menjadi lebih baik setelah orgasme. Suatu perasaan yang sangat nikmat dan akhirnya menjadi candu, Anggi pun kemudian paham mengapa karakter Riri di dalam wattpad nya ttidak hanya melakukan masturbasi ketika sedang horny saja, namun juga ketika dia sedang memiliki masalah. Sejak saat itu, kegiatan masturbasi selalu Anggi lakukan ketika dia horny akibat membaca wattpad, dan ketika dia sedang pusing karena banyak tugas sekolah.​

________________________________


Ketika saya dan Anggi berpacaran pada akhir SMP, Anggi masih melakukan masturbasi ketika dia merasa membutuhkannya. Pada waktu itu, saya tidak tahu bahwa Anggi sering membaca cerita seks di wattpad dan melakukan masturbasi karena kisah ini pun baru dia ceritakan ketika kami sudah menikah. Namun ada satu kejadian yang membekas dalam ingatan Anggi hingga dia malu menceritakan kepada saya, yaitu ketika dia pernah mencoba menggoda saya saat awal SMA

Hal tersebut terjadi ketika SMA kelas 1 di bulan Maret awal, salah satu adik Anggi pada saat itu berada di kelas 3 SMP sudah mulai bersiap-siap menghadapi Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Karena latar belakang ekonomi keluarga Anggi yang rendah membuat adiknya tidak memiliki buku kisi-kisi US dan UN. Sehingga Anggi hendak meminjam kepada saya pada waktu tersebut melalui chat :​

Anggi : "Assalamu'alaikum fajar"
Saya : "Wa'alaikumssalam, iya ada apa gi?"
Anggi : "Kamu punya buku kisi-kisi buat Ujian Sekolah sama Ujian Nasional ga? .-."
Saya : "Aku adanya yang tahun lalu, kenapa emang? ._."
Anggi : "Itu bukunya kepake ga? Adek aku butuh buat belajar dia, soalnya kalau beli kemahalan .-."
Saya : "Oh ya sok buat adek kamu aja, soalnya udah ga dipake juga sih. .-."
Anggi : "Serius gapapa emang buat adik aku? ._."
Saya : "Serius, kan aku ga punya adik atau saudara yang SMP juga kali. Daripada jadi rongsokan di rumah -_-"
Anggi : "Hmmm, yaudah makasih ya. Terus paling aku aja deh yang ambil kerumah kamu, ga enak soalnya kalau kamu harus nganterin juga .-."
Saya : "Boleh, mau kapan emang? .-."
Anggi : "Nanti aja lusa besok, hari sabtu pas sorenya aku ke rumah kamu, soalnya mau langsung diphotocopy sepulang dari rumah kamu ._."
Saya : "Yaudah oke, sekitar jam brapa?"
Anggi : "Sekitar jam 3 gimana? udah pulang belum mamah sama bapak kamu? .-."
Saya : "Belum, mereka pulangnya aja biasanya magrib menjelang Isya. Kenapa emang? -_-"
Anggi : "Gapapa, ga enak sama malu aja ketemu mamah sama bapak kamu dirumah ._."
Saya : "Tenang aja, emang biasa ga ada orang di rumah sampai malam kok -_-"
Anggi : "Oke deh kalau gituuu"

Pada waktu itu tidak terlintas dalam pikiran saya kenapa Anggi bertanya apakah ada orangtua saya dirumah pada sore hari nanti. Bahkan ketika pada saat itu saya sudah mulai paham tentang hal-hal yang berbau seksual (Saya sudah mengenal dan beberapa kali coli sejak SMP kelas 1, dan memiliki sedikit koleksi photo bugil hingga video bokep di komputer), namun tidak pernah terpikirkan kalau hal tersebut akan saya alami pada saat itu. Apalagi ketika saya tahu bahwa Anggi ketika SMP adalah perempuan yang tomboi namun tetap memakai kerudung dan menjaga batas ketika berinteraksi dengan lawan jenis (seperti tidak membiarkan laki-laki bersalaman dengan dia).

Hari Sabtu pun tiba, dan sepulang sekolah (sekitar jam 12) saya pun langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya pun langsung mengganti pakaian saya dengan pakaian sehari-hari (celana basket & kaos polos) dan langsung menyalakan komputer di meja belajar saya untuk menonton Anime. Pada waktu itu Anime yang tengah populer dan saya coba tamatkan adalah anime berjudul Highschool DxD (Yang suka Anime pasti tahu ini, dan bisa nebak kira-kira umur saya sekarang berapa), karena adegan Ecchi yang sangat banyak di anime tersebut membuat saya terangsang dan pada akhirnya saya memilih untuk berhenti menonton Anime dan melakukan coli.

Saya membuka folder khusus yang berisikan gambar perempuan bugil dan film porno di komputer saya. Nama foldernya adalah "New Folder" dan terletak di Desktop, tidak tersembunyi malah gampang ditemukan karena orangtua saya tidak paham komputer dan kemungkinan ada orang yang membuka komputer saya itu sangatlah kecil. Saya menonton film porno barat yang tengah melakukan anal seks dan menggunakannya sebagai bacol (bahan coli) saya, kemudian saya coli sambil duduk di kursi meja belajar hingga mencapai orgasme, setelah itu saya membersihkan kontol dan tangan saya dengan tissue dan saya langsung tiduran di atas kasur hingga tertidur pulas, tidak peduli kondisi bagian bawah tubuh saya itu telanjang dan komputer belum dimatikan.​

Cukup lama rasanya saya tertidur, tiba-tiba saya mendengar nada panggilan masuk hingga membuat saya terbangun dari tidur siang, ternyata itu adalah panggilan suara dari Anggi dan saya pun buru-buru mengangkat panggilan tersebut :

Anggi : "Hey, kamu dimana? aku udah di depan rumah kamu lho"
Saya : "Aku dirumah, ini dikamar tadi kebangun karena lagi tidur. Ada apaan kok kamu ada di depan rumah?"
Anggi : "Lah kan waktu hari Kamis kemarin aku bilang mau pinjam buku, ini aku udah didepan pintu rumah kamu lho"
Saya : "Duh, yaudah tunggu sebentar ya"
Anggi : "Iya, jangan lama"​

Saya cek di HP, waktu hampir menunjukkan pukul 4 Sore. Saya pun dengan cepat memakai celana basket tanpa menggunakan celana dalam dan bergegas membuka pintu depan rumah saya agar Anggi bisa masuk ke dalam rumah. Ketika saya membuka pintu, saya disambut dengan raut wajah Anggi yang kesal :​

Anggi : "Kenapa bisa lupa dah? Aku ini udah nungguin hampir 1 jam lho di luar. Udah aku ketok pintu sama jendela rumah, udah ditelepon juga ga bangun-bangun" - ujar Anggi dengan nada kesal disertai wajah yang cemberut
Saya : "Maaf, aku ngantuk banget soalnya tadi siang. Lagian kamar aku di lantai 2, jadi ada yang ketok atau salam dari depan pintu itu pasti ga kedengeran" - bela saya
Anggi : "Nyebelin banget, aku sampai haus tau manggil-manggil kamu dari tadi"
Saya : "Iya maaf, yaudah masuk dulu aja ke ruang tamu nanti aku ambilin dulu minumannya"
Anggi : "Iya yaudah"​

Saya pun membuka pintu rumah dengan lebar dan mempersilahkan Anggi untuk masuk ke rumah dan menunggu di ruang tamu, kemudian setelah Anggi masuk ke rumah saya pun menutup pintu depan dan meninggalkan Anggi untuk mengambil air dingin di dapur. Ketika saya kembali dari dapur ke Ruang Tamu, Anggi tengah duduk di sofa panjang ruang tamu sambil memperhatikan setiap sudut ruangan hingga mata kami bertemu saling melihat satu sama lain. Anggi pada saat itu menggunakan kerudung hitam dengan kaos lengan panjang berwarna hitam serta menggunakan rok panjang denim yang biasa dia pakai, sedangkan saya hanya menggunakan kaos putih polos dengan celana basket tanpa celana dalam, 5 detik kiranya berlalu hingga tatapan kami berdua terhenti oleh Anggi yang memulai pembicaraan :​

Anggi : "Kamu pake celana basket kayak gitu, emang kamu bisa main basket?"
Saya : "Lah emang harus bisa main basket buat pake celana basket?
Anggi : "Ga boleh lah, apalagi kamu ga biasa olahraga juga"
Saya : "Ya gapapa dong, soalnya enak dipake buat dirumah. Adem gitu karena gombrang di bawahnya" - Celetuk saya karena tersindir
Anggi : "Selama ga dipake keluar rumah gapapa buat kamu, soalnya betis sama paha kamu ga kayak orang biasa main basket. Yang ada malah nanti diledekin" - Ujar Anggi semakin menyindir
Saya : "Tubuh aku kayak gini pun nyatanya kamu tetep suka" - Sindir balik saya sambil menyimpan botol dan gelas di atas meja​

Saya pun duduk di sofa kecil sedangkan Anggi duduk di sofa panjang, kami dipisahkan oleh lengan sofa kecil. Kemudian saya menghampiri meja dan menuangkan air untuk kami berdua :

Saya : "Nih minum, katanya haus kan tadi?" - Ujar saya sambil menyodorkan gelas berisikan air dingin ke Anggi.
Anggi : "Iya makasih ya, ini ga ada mamah sama bapak kan di rumah?"
Saya : "Iya ga ada, buktinya kan kamu ketuk-ketuk sama manggil-manggil pun ga ada yang bukain pintu kan?"
Anggi : "Hehe, iya juga ya. Terus buku UN nya itu mana?"
Saya : "Oh iya, ebentar ya aku cari dulu. Aku lupa nyimpennya di mana, soalnya udah lama juga kan"
Anggi : "Hmmm, yaudah deh iya"
Saya : "Oke, tunggu aja dulu ya aku coba cari di atas. Kalau mau nyusul ke atas sok aja ya”
Anggi : "Iyaaaa"


Saya pun lekas meninggalkan Anggi di ruang tamu dan bergegas ke Gudang di lantai 2. Sebagai informasi, kamar saya dan Gudang berada di lantai 2 dan saling bersebelahan, dan sebelah Gudang terdapat teras tertutup sebagai tempat menjemur pakaian.

Alasan mengapa saya pergi ke Gudang terlebih dahulu karena saya ingat jika buku-buku pelajaran bekas pada saat SMP itu saya simpan langsung ke Gudang agar kamar saya tidak terlalu banyak barang-barang tidak terpakai. Dikarenakan pada waktu itu saya menyimpan buku kisi-kisi UN SMP di dalam kardus bersamaan dengan buku-buku yang lain, ditambah isi Gudang yang cukup berantakan dengan banyak kardus tertutup dan barang-barang bekas yang lain, membuat saya membutuhkan waktu cukup lama untuk mencarinya, pencarian buku kisi-kisi UN tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 menit dan setelah itu saya langsung bergegas ke bawah untuk memberikan buku tersebut ke Anggi.

Sesampainya di ruang tamu, sosok Anggi tidak ada dan hanya terdapat gelas yang berisikan sedikit air. Karena takut Anggi pulang tanpa izin karena saya terlalu lama mencari buku, saya coba tengok teras depan rumah untuk mengecek apakah ada sandal yang Anggi gunakan atau tidak, dan ternyata sendal Anggi masih tersusun rapi di depan teras. Saya coba panggil nama Anggi sambil bergegas ke arah kamar mandi di bawah dapur namun Anggi tidak juga saya temukan, lalu tempat terakhir yang belum saya cek adalah kamar saya di lantai 2, langsung saja saya bergegas ke kamar.​

Sesampainya saya masuk ke kamar, saya melihat Anggi tengah fokus menatap layar komputer saya sambil berdiri tanpa menyadari bahwa saya memperhatikan nya dari pintu kamar. Saya coba menegur Anggi sambil menghampirinya :

Saya : "Hey, lagi ngapain?" - ujar saya

Saya sadar ketika melihat monitor komputer, bahwa saya lupa untuk menutup film yang sebelumnya saya tonton. Perasaan kaget, panik, dan bingung pun langsung saya rasakan ketika tahu Anggi melihat film porno yang belum saya tutup di komputer ketika saya onani di siang hari tadi.

Anggi : "Ih ini kamu habis nonton BF ya? - Ujar Anggi sambil menatap saya dan mengerutkan alis di dahinya
Saya : "Dih ngapain coba buka-buka komputer aku? -Ujar saya membela diri
Anggi : "Aku ga buka-buka komputer kamu, emang pas aku datang juga di komputer kamu juga udah ada film BF yang adegannya di pause"

Tentu saja tidak ada pembelaan apapun yang bisa saya pakai, karena saya tidak memiliki saudara yang bisa saya salahkan sebagai pelaku yang membuka film porno di komputer saya. Tidak ada pilihan lain selain mengakui kalau memang saya menonton film porno di komputer sebelumnya.

Saya : "Tadi siang kayaknya aku lupa buat nutup sama matiin komputer sehabis nonton film"
Anggi : "Ga ada kerjaan amat sih nonton BF kayak gini, mana durasinya aja sampai 30 menit gini"
Saya : "Aku tadi siang itu capek ingin tidur, makannya ya nonton film BF gitu"
Anggi : "Ya kalau capek ingin tidur tinggal langsung tidur aja kali, ga perlu nonton yang kayak ginian"
Saya : "Susah tau buat langsung tidur tuh, ya makannya aku nonton film BF kayak gini"
Anggi : "Apa jangan-jangan kamu nonton BF ini buat bahan coli?
Saya : "Iya emang, udahlah jangan dibahas lagiiii"
Anggi : Ih jorok banget dah, terus berarti kamu habis coli belum mandi besar sama shalat ashar ya?
Saya : "Iya, kan tadi aku ketiduran terus kamu tiba-tiba datang. Aku ga sempat lah buat mandi besar dulu terus shalat ashar"
Anggi : "Parah banget dih, udah atuh sana kamu mandi besar dulu terus buruan shalat ashar. Aku dulu numpang shalat ashar disini, terus kamu baru mandi besar. Pinjem dulu mukena mamah kamu sini"
Saya : "Iya dah iya, yaudah ayo kebawah kamu wudhu dulu terus aku ambilin mukena nya"

Kami berdua langsung ke bawah, Anggi pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan saya pergi ke kamar orangtua untuk mengambil mukena. Setelah saya mengambil mukena, saya bergegas ke kamar mandi untuk memberikan mukena kepada Anggi :​

Saya : "Ini mukena nya ya"
Anggi : "Terus aku shalatnya di mana?"
Saya : "Di kamar aku lagi aja, arah kiblatnya ke arah pintu kamar ya"
Anggi : "Yaudah, sana buruan mandi wajib terus shalat ashar. Ini udah hampir jam setengah 5 lho"
Saya : "Iya iya, ini kan mau mandi"

Ketika saya mandi, perasaan malu dan takut memenuhi kepala saya. Tentu saja hal ini wajar karena Anggi yang merupakan pacar saya menangkap basah perilaku saya melakukan onani dengan video bokep, dan yang saya tahu pada saat itu bahwa hal-hal berbau porno itu selalu dianggap negatif oleh para pelajar perempuan. Mereka (pelajar perempuan) tidak menyukai pelajar laki-laki yang terlihat selalu berpikir dan melakukan tindakan cabul, dan hal tersebutlah yang memunculkan perasaan takut jika Anggi akan membenci saya. Tapi mau bagaimanapun juga Anggi sudah mengetahui bahwa saya bukanlah sepenuhnya laki-laki yang polos, apa yang hanya bisa saya lakukan adalah membuat Anggi tidak merasa terganggu apalagi takut dengan diri saya yang sebenarnya.

Saya pun merasa jika saya terlalu lama mandi besar, saya pun segera menyelesaikannya. Saya bergegas memakai baju dan shalat di kamar orang tua saya, dikarenakan saya takut menganggu Anggi yang tengah shalat di atas. 5 menit saya shalat ashar, saya pun segera kembali ke kamar dan menemukan Anggi tengah duduk di depan meja komputer saya sambil menatap monitor, ternyata dia tengah mengecek koleksi video porno yang saya miliki. Saya pun menghampiri Anggi dan berdiri di sampingnya.
Saya : "Udah selesai shalatnya?"
Anggi : "Udah kok daritadi, sana buruan kamu shalat"
Saya : "Aku udah kok tadi di kamar mamah, terus itu kamu lagi ngapain di depan komputer aku?
Anggi : "Tadi aku ngecek aja koleksi film BF yang kamu punya, ternyata banyak banget coba filmya. Parah banget sih kamu"
Saya : "Dih cuma ada sekitar 20 film doang, lagian juga kan cuma buat ditonton sendiri doang.Terus juga ya, selama kita pacaran juga ga pernah ada masalah kan? macam aku minta hal-hal berbau porno gitu"
Anggi : "Ya emang ga pernah sih, tapi ngapain juga sih koleksi kayak ginian segitu banyaknya?"
Saya : "Emang udah umurnya mulai penasaran ama yang kayak gituan, ditambah buat informasi pribadi aja supaya tau tentang hal-hal semacam itu"
Anggi : "Okelah kalau misalkan masuk ke vagina ya, tapi itu kok kamu koleksi juga yang masukin penisnya ke pantat sih?

Jujur, pertanyaan Anggi tentang alasan mengapa saya mengoleksi video anal seks membuat saya mulai terangsang hingga membuat kontol saya mulai berdiri. Kondisi saya yang pada saat itu tidak memakai celana dalam membuat saya terpaksa menekan bagian selangkangan saya dengan tangan kiri agar kontol saya yang tegang ini tidak diketahui oleh Anggi.

Perasaan terangsang yang saya rasakan pada saat itu diakibatkan oleh kondisi ketidaktahuan perempuan tentang hal-hal seksual, di satu sisi mereka penasaran namun juga ada perasaan tidak nyaman dan bersalah jika membahas hal tersebut. Pada saat itu secara refleks saya merasa harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Anggi dengan hati-hati, agar jawaban saya tersebut membuat rasa penasaran Anggi mengalahkan rasa ketidaknyamanan dan merasa bersalah. Namun pada saat itu, saya hanya menduga kegiatan kami ini hanya akan sebatas membahas hal-hal seksual tetapi tidak sampai melakukan tindakan seksual.​
Saya : "Hubungan seks gitu juga ga cuma di vagina doang kali, kan ada juga ke mulut sama ke pantat gitu"
Anggi : "Lubang pantat kan kecil, emang ga sakit apa ceweknya kalau dimasukin penis gitu?"
Saya : "Ya engga lah, kan lubang pantat itu elastis. Lagian kalau mau main di pantat ya dibiasain dulu anusnya supaya terbiasa"
Anggi : "Dibiasain gimana maksudnya?"
Saya : "Ya dibiasain, kayak dimasukin dulu nih sama yang ukurannya lebih kecil. Misalkan pake 1 jari dulu, terus nanti 2 jari, terus 3 jari, baru nanti kalau dirasa lubang pantatnya siap itu tinggal dimasukin aja sama penis"
Anggi : "Ih aku ga kebayang emang bisa ya? terus emang ga sakit apa?"
Saya : "Nih kalau ga kebayang, aku ada contoh filmnya sebentar aku pilihin dulu."

Saya : "Tuh liat, dimasukin sama 1 jari dulu terus didiemin. Nanti kalau udah dirasa ceweknya rileks, jari cowoknya itu dikeluar masukin gitu di pantat ceweknya. Nanti lama-lama jadi 2 jari, terus 3 jari, terus kalau udah rileks ceweknya tinggal dimasukin sama penis. Sakit atau engga sakitnya itu tergantung laki-lakinya itu main nya lembut atau engga, kalau main nyantai sama ga buru-buru mah ga akan sakit, malah ceweknya keenakan digituin"
Anggi : "Tapi aku tetep ga kepikiran aja gitu, lubang pantat kan buat BAB dan bukan buat hubungan seks gitu. Selain kotor, buat apa juga main di pantat?
Saya : "Ya namanya juga mencoba hal-hal baru, lagian kenikmatan hubungan seks itu ga cuma dapat dari masukin penis di vagina tau. Main di pantat itu keuntungannya selain enak buat cewek sama cowoknya, juga supaya ceweknya sendiri ga hamil"
Anggi : "Emang ga akan hamil ya kalau main di pantat gitu?"
Saya : "Ya ga akan hamil lah, kan beda lubang. Ditambah kalau main di pantat itu juga kan ceweknya bisa tetep perawan gitu"
Anggi : "Oh gitu ya"
Saya : "Iyalah"​

Disini saya menyadari jika percakapan tentang seks kami berdua mulai buntu dan terancam berhenti. Saya berpikir bagaimana caranya agar Anggi terus melontarkan pertanyaan agar percakapan ini terus berjalan, karena jika saya yang memegang kendali percakapan ini, ditakutkan Anggi merasa risih karena saya yang terus berusaha membahas hal-hal berbau seks. Sebisa mungkin yang memegang kendali percakapan seks ini adalah Anggi sebagai perempuan, karena dengan begitu dia tidak akan menyalahkan saya yang membahas hal-hal seksual.​

Anggi : "Kamu koleksi film-film gini, emang ga pernah gitu penasaran sama sensasi nya gimana?"
Saya : "Ya penasaran, tapi kan belum ada juga ceweknya buat jadi partner. Jadi ya untuk sekarang cuma bisa difantasikan aja sih"
Anggi : "Lah kan aku ini cewek loh"

Mendengar ucapan Anggi tersebut, saya kaget dan juga bimbang tentang apa yang harus saya ucapkan untuk membalas ucapan dia sebelumnya. Tentu saja saya tahu jika Anggi ini seorang perempuan, sehingga bisa menjadi partner saya untuk merasakan sensasi seperti di koleksi film-film porno saya. Tetapi pada saat itu saya bingung, apa jawaban yang diharapkan oleh Anggi sebenarnya pada saat itu, apakah sebenarnya Anggi berusaha memberikan kode jika dia bersedia menjadi partner saya untuk mencoba hal-hal yang ada di koleksi film porno saya, atau hanya sekedar ucapan refleks tanpa ada maksud di dalamnya. Namun pada akhirnya saya tetap menggunakan strategi di awal, biarkan bola liar percakapan itu dipegang oleh pihak perempuan dan bukan laki-laki, biarkan perempuan yang menyepakati dan laki-laki hanya menjadi pihak yang mengikuti kemauan perempuan.
Saya : "Aku juga tau lah kamu itu cewek, tapi yang jadi pertanyaan itu emangnya kamu mau ngelakuin hal-hal di dalam film BF tadi?"
Anggi : "Ya ga mau lah, belum waktunya juga kali. Ntar yang ada malah dosa kalau ngelakuin hal kayak gitu"​

Mendengar jawaban Anggi, ada perasaan lega sekaligus kecewa dalam diri saya. Perasaan lega karena itu berarti saya tidak salah memberikan jawaban yang berpotensi membuat marah atau benci Anggi, dan perasaan kecewa karena rasa penasaran Anggi tidaklah membuahkan hasil. Namun pada saat itu saya tidak kehilangan akal agar percakapan tersebut tetap berjalan dan menjaga rasa penasaran Anggi tetap tinggi, saya coba memelintir sedikit pemahaman agama tentang jenis-jenis hubungan seks yang dilarang itu apa saja.
Saya : "Lagian dosa itu kalau berhubungan intim ketika penis laki-laki masuk ke vagina, kalau penis laki-laki masuk ke mulut atau pantat perempuan sih ga akan masalah"
Anggi : "Lah emang iya ya?
Saya : "Ya emang gitu, sok aja baca kalau larangaan-larangannya itu ketika masukin penis ke vagina tanpa ikatan suami istri. Kalau ke mulut sama ke pantat kan bukan lah"
Anggi : "Ah masa sih?"
Saya : "Ya sok aja nanti cek aja di google, lagian yang terpenting selama ceweknya ga hamil di luar nikah dan tetap perawan sih tetep ga masalah"​

Tentu saja itu bohong, dan saya sadar tentang hal tersebut. Tapi yang menjadi kunci utama pada saat itu adalah rasa penasaran Anggi yang sudah sangat tinggi namun tetap terhalang oleh pandangan Agama yang dia miliki, sehingga saya ucapkan kebohongan tadi bahwa oral dan anal itu bukan termasuk hubungan seks diluar nikah agar pandangan agama nya tentang hubungan seks di luar nikah menjadi berubah, sehingga pada akhirnya Anggi menerima dan menganggap bahwa oral dan anal sebagai hal yang diperbolehkan di dalam Agama.
Anggi : "Tapi ya walaupun gitu juga tetep takut sih, takut sakit rasanya kalau coba-coba masukin jari apalagi penis ke pantat gitu. Ditambah juga takut kita kebablasan gitu"
Saya : "Ga bakalan sakit lah, aku juga pasti bakal pelan-pelan gitu. Lagian ya, aku itu dikenal sama keluarga kamu, sama hal nya juga kamu yang dikenal oleh keluarga aku. Pas awal aku suka sama kamu dan milih pacaran, aku itu serius supaya hubungan kita itu terus sampai kita nikah nanti pas udah lulus SMA"
Anggi : "Ih kita baru aja kelas 1 SMA, masih lama kali kalau bahas nikah"
Saya : "Emang masih lama, tapi ya aku itu emang orangnya gitu. Ngapain pacaran kalau misalkan cuma main-main ga sampai ke jenjang pernikahan"
Anggi : "Yaudah nanti aja bahas nikahnya, kalau emang kamu serius ya nanti buktiin pas udah lulus SMA"
Saya : "Iya yaudah, nanti liat aja ya pas udah lulus SMA bakal aku buktiin"
Anggi : "Yaudah okee, aku tunggu"​

Setelah itu percakapan kami terhenti, dan sayangnya topik terakhir yang dibahas bukanlah tentang seks melainkan pernikahan. Saya tidak mau mencoba membahas ulang tentang rasa penasaran Anggi akan sensasi anal seks dikarenakan takut jika dia menganggap saya terlalu bernafsu membahas hal tersebut, dan Anggi pun memilih diam tidak membahas apapun bahkan ketika dia menyadari bahwa kami berdua sudah berhenti mengobrol. Anggi pun menekan tombol pause sehingga video BF Anal Seks yang tengah berjalan menjadi terhenti, kemudian dia berdiri dari kursi komputer dan duduk di kasur dan menatap saya yang masih berdiri dan berada di depan dirinya.

Apa yang saya rasakan pada saat itu adalah kondisi di mana saya dan Anggi memilih untuk diam dan tidak melanjutkan percakapan, karena masing-masing dari kami mengharapkan agar lawan bicara kami lah yang memulai pembahasan tadi. Anggi mengharapkan agar saya menanyakan kembali kepastian apakah dia ingin menjadi partner untuk melakukan anal seks dengan saya, begitupula saya yang juga berharap yang sama. Kondisi ini terjadi karena rasa takut jika Anggi akan dipandang negatif oleh saya ketika melanjutkan percakapan sebelumnya, begitu juga dengan saya sebaliknya.

Namun posisi Anggi yang duduk menghadap saya yang tengah berdiri, membuat kedua matanya tepat berada di depan selangkangan saya yang pada saat itu tengah tegang. Anggi yang melihat hal tersebut tertawa karenanya :
Anggi : "Lah itu berdiri kok penisnya?"
Saya : "Ya wajarlah, tadi kan kita bahas hal-hal tentang seks gitu. Kecuali kalau ga berdiri, baru tuh ga wajar karena bisa aja tandanya aku itu impoten"
Anggi : "Itu kayaknya gede banget sih berdirinya, ga pake celana dalam apa?"
Saya : "Kalau di rumah emang biasanya ga pernah pake celana dalam, cuma celana pendek doang"
Anggi : "Emang panjang penis kamu berapa sih?"
Saya : "Panjangnya sih sekitar 15cm terus lebarnya sekitar 4cm kurang sih"

Anggi pun pada saat itu mencoba menyentuh penis saya dari luar celana dengan ujung telunjuk jari kanannya. Sensasi tersebut pada saat itu membuat saya ereksi dengan sangat keras, tentu saja karena hal tersebut adalah pengalaman pertama bagi saya. Beberapa kali dia menekan-nekan batang penis saya dengan telunjuk jarinya, hingga tidak lama kemudian nada dering HP Anggi pun bersuara. Anggi bergegas mengambil HP nya dan ternyata Ibunya lah yang menelepon dia.
Anggi : "Halo, iya bu ada apa?"
Ibu Anggi : (Tidak terdengar ucapannya karena tidak di loudspeaker)
Anggi : "Aku ini masih di rumah Fajar, tadi dia ga ada di rumah soalnya jadi aku baru ketemu dia sekitar jam 4 lewat"
Ibu Anggi : (Tidak terdengar ucapannya karena tidak di loudspeaker)
Anggi : "Iya bu oke, ini bentar lagi pulang. Nanti aku beliin sekalian pulang ya"
Ibu Anggi : (Tidak terdengar ucapannya karena tidak di loudspeaker)
Anggi : "Iya bu, ada kok uangnya. Udah ya"​

Anggi pun menutup HP nya, lalu dia pun tersenyum dan tertawa ke arah saya. Senyuman Anggi pada saat itu bercampur dengan ekspresi kesal dan juga pasrah, kesempatan yang muncul dengan susah payah harus hancur karena panggilan dari Ibunya.

Anggi : "Haha Ibu minta aku beli beras sekalian di jalan pulang"
Saya : "Oh gitu, yaudah mau gimana lagi kan?
Anggi : "Iya haha, kapan-kapan lagi ya kalau ada kesempatan, nanti kita cobain bareng supaya ga penasaran rasanya kayak gimana ya"
Saya : "Oh kamu mau nyoba? Penasaran ya?" - ujar saya pada Anggi sambil tersenyum menggoda
Anggi : "Emang kamu ga penasaran? -ujar Anggi dengan ekspresi sedikit cemberut
Saya : "Ya penasaran juga sih, cuma ya kan kedua belah pihak harus sama-sama penasaran, ga bisa dipaksa gitu"
Anggi : "Aku juga penasaran rasanya penis gitu masuk ke pantat itu kayak gimana, kalau ke vagina sih nanti aja kalau kita udah nikah"
Saya : "Untuk yang itu sih emang nanti aja pas udah nikah"
Anggi : "Iya, cari yang aman dulu sekarang mah. Terus buku yang aku ingin pinjem mana?"
Saya : "Ini ya buku nya, nanti kapan-kapan aja kalau mau dikembaliin. Santai aja"
Anggi : "Okee"

Setelah itu Anggi pun saya antarkan ke teras depan rumah, Anggi pun mengenakan alas kakinya dan pamit dengaan melambaikan tangan kearah saya, saya pun membalas demikian. Saya cek jam di HP, waktu menunjukkan sekitar pukul 17:00 yang merupakan jam rawan di mana orangtua saya mulai pulang ke rumah. Tentu saja mungkin itulah hikmah mengapa kesempatan yang ada pun runtuh secara tiba-tiba. Namun setidaknya kesempatan tersebut melahirkan sebuah harapan, bahwa kemungkinan kami berdua melakukan hubungan seks semakin terbuka lebar.

=== BERSAMBUNG ===

Main Story​

___________________________​

Tidak terima ajakan 3S, Swinger, Dsb..​

Tidak menerima PM apapun..​

 
Terakhir diubah:
wah kerenn ane menikmati setiap kata dari cerita ente. jadi ga sabar sebinal apasih nanti si anggi hehe

btw thanks updatenya hu. ditunggu update selanjutnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd