Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 20 : Tolong Menolong Sodok Menyodok 2

"Aughhhh........auuughhhhh.......oowwhhhhhh........hhhnngghhhhhh"

Hanya itu suara yang menggema di kamar Witi. Tubuhnya terlunjak lunjak dengan brutal. Rambutnya makin acak acakan sebagaian menutupi wajah. Tangannya terkulai pasrah di kanan dan kiri kepalanya. Membuat payudaranya terekspos dengan jelas bergetar dan berguncang seirama hentakan Barkah.

Sesekali Barkah meremas kencang payudara Witi tanpa ampun. Asi muncrat muncrat dari putingnya hingga ke kasur dan perut Witi.

Witi hanya bisa memandang lemah Barkah yang kini sedang tegap berlutut diselakangan nya sambil berciuman panas dengan Darsih saudaranya. Sesekali ciuman panas itu turun hingga ke payudara Darsih. Tangan kiri Barkah sibuk mengobel memek Darsih.

Kemudian Barkah turun dari ranjang. Ditariknya kedua kaki Witi hingga badannya terseret kebawah. Barkah bagai tanpa ampun akan meluluh lantakkan tubuh Witi. Dibaliknya tubuh Witi hingga tengkurap di atas kasur. Kakinya tertekuk menjuntai menyentuh lantai. Kembali dilesakkan dengan kejam batang penisnya membuat Witi teriak kencang merasakan kenikmatan di rongga memeknya.

Barkah menarik keras tubuh Darsih untuk berdiri diatas tubuh Witi yang sedang tengkurap. Kaki kiri Darsih dinaikkan ke pundak Barkah. Dengan lidahnya dijilati bibir memek dan itil Darsih hingga Darsih gelagapan meremas kencang rambut dan kepala Barkah. Makin dijilat makin ditekan kepala Barkah menempel erat ke selakangan nya.

Barkah sudah sangat ahli memberikan jilatan jilatan di memek berkat seringnya dia menjilat memek Bu Marsih ketika terapi. Jilatannya membuat Darsih begitu menggelinjang hingga tubuh bawahnya bergetar hebat dan kelojotan.

Witi dibawah sana sudah menggelepar gelepar hebat, dia kembali melolong panjang. Cairan memek nya membanjir begitu hebat, membuat kecipak dan buih putih semakin membanjir di bibir memek dan belahan pantatnya.

"Auugggghhhh......ampunnnnn.......enaaakkkkk Massss.....Ampunnn Massss.....aku metuuu masssss......"

Lolongan panjang menandakan orgasme nya telah tercapai.

Melihat Witi sudah kewalahan, Darsih merasa ini kesempatannya untuk beraksi, dia turun dari pundak Barkah. Darsih langsung tiduran disamping Witi yang masih tengkurap tidak berdaya. Darsih langsung otomatis mengangkang membuka kedua belah kakinya memamerkan bibir memek nya yang sudah basah akan liur Barkah. Dielus elus dan dimainkan itil Darsih dengan tangannya sendiri.

Barkah pun langsung mencabut penisnya dari memek Witi dan beralih mencoblos memek Darsih. Rasa kesal tadi siang ditinggal kena tanggung tanpa ejakulasi membuat dia ingin balas dendam.

Posisinya kali ini berada di atas lebih diuntungkan untuk mengatur jalurnya pertempuran. Bibir memek yang sudah basah memudahkan Barkah untuk melakukan penetrasi.

"Blessss.......clokkk clokkkk clokkk clokkkk...."
"Plak....plakkkk.....plakkkk.....pakk....pakkkkk.....pakkkkkk"

Bunyi benturan kulit Barkah dan Darsih berbenturan. Barkah langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi memompa memek Darsih. Sudah tiga kali ini Darsih dipompa memeknya oleh Barkah. Hal ini membuat dia mulai terbiasa dengan ukuran batang penis Barkah. Kenikmatan yang dari tadi hanya bisa dia lihat sekarang akhirnya di dapatkan. Darsih bagaikan bendungan yang dindingnya jebol. Dilepaskan dan dilampiaskan semua birahi dan nafsunya yang sudah sedari tadi dia tahan. Dibuka kakinya lebar lebar. Diremas remas sendiri payudaranya dengan kencang.

Darsih sudah tidak menahan lagi. Kali ini ditarik leher Barkah agar mendekat kepada dia. Kedua lengannya dikalungkan di leher Barkah. Diciumi wajah, bibir, dan leher Barkah dengan liar. Leher dada dan telinga Barkah tidak luput dari jilatannya. Keringat yang mengalir di badan Barkah dijilati dan disesap bagaikan air pegunungan yang memberikan kesegaran.

Hingga satu titik orgasme Darsih hampir mencapai puncaknya. Seluruh tubuhnya mengejan, bersiap menyambut orgasme ini. Tangan kanannya menggelepar meremas kencang sprei kasur. Tangan kirinya sibuk meremas payudaranya sendiri dengan dua jari memilin milin putingnya sendiri.

"Nggghhhhhh........ahhhhh......Barrrrrr akuuu muncrattttt Barrrrr"

"Crutttt.....creertttt.....crrtttt....." Barkah sampai merasakan ada cairan yang membasuh batang penisnya. Terasa hangat mengalir membasuh seluruh batangnya.

Barkah yang masih tegak berdiri merasa belum mencapai ejakulasinya. Dia bagai kesetanan mencari mangsa untuk dilumat. Kali ini tubuh Witi yang sudah terkapar kembali dihampiri. Dibalikkan tubuhnya dan kembali dicoblos dengan posisi missionary.

Malam itu tak terhitung berapa kali Barkah menyetubuhi Witi dan Darsih. Tubuh Witi dan Darsih menjadi bulan bulanan keganasan penis Barkah. Tak terhitung berapa kali Witi dan Darsih teriak teriak karena kenikmatan orgasme.

Pergumulan tiga insan tersebut baru berakhir ketika akhirnya Barkah mengalami ejakulasi yang ditandai dengan disemburkan sperma nya kedalam mulut Darsih. Diacungkan penisnya dan dilesakkan ke dalam mulut Darsih. Barkah seperti ingin melecehkan Darsih sampai puas.

Malam itu mereka bertiga tergeletak di kasur. Barkah tidur di tengah. Witi di sebelah kanan, dan Darsih di sebelah kiri menggelayut manja. Kedua payudara telanjangnya dilesak lesakkan agar menghimpit lengan Barkah seakan menyuguhkan untuk dicabuli kapanpun.

Akhirnya mereka bertiga tertidur kelelahan bersama.

Sementara itu di luar kamar, Bu Sarmi pembantu Witi sedang berdiri di depan pintu kamar. Tangannya sibuk mengobel memeknya. Matanya sibuk mengintip dari celah pintu menyaksikan pergumulan birahi yang panas itu.

"Ya gusti.....Mas Barkah.....manukmu gede bangettt mass....."

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd