Chapter 6 Tiba di Kota Besar : Nasib Buruk Dimulai
Sesampainya di kota besar Harni yang masih takjub dengan bangunan bangunan megah nan tinggi serta kendaraan berlalu lalang dengan ramainya, para wanitanya berbusana serba modern nan indah tak selesai selesai mengaguminya. Tibalah mereka dikompleks ruko ruko yang cukup tersembunyi dari jalan utama. Di depan ruko tertulis tulisan besar yang bisa menyala "Kinanti SPA" .
Hingga detik ini Harni belum tau jika dirinya akan bekerja di Spa pijat plus plus yang memberikan jasa kenikmatan bagi para pria.
Terlambat sudah ketika Harni mengetahuinya, nasi sudah menjadi bubur, mau pulang kembali dia malu karena pergi sehari, mau maju terus dia bimbang. Memang Harni sudah tidak perawan, di desa dia pernah berpacaran dengan salah seorang kawan pria dan kebablasan. Tapi baru satu kali itu dia berhubungan badan. Ditambah lagi Koh Welly bos spa itu jatuh hati melihat tubuh sekal nan kencang Harni.
"Masuk War, wah wah kamu kembali War, aku udah kangen lo" ucap Koh Welly yang menyambut Warti dan Harni masuk ruangan khususnya di lt 3 ruko tersebut. Tak membuang waktu Koh Welly pun langsung memeluk dan mencium panas Warti tak memedulikan Harni yang terkaget kaget dengan kelakuan Koh Welly. Sebaliknya Warti tak kalah panas, dirangkul leher Koh Welly sambil melancarkan ciuman panas beradu lidah sampai bunyi berkecipak.
"Terapis idolaku memang paling the best" ucap Koh Welly sambil melepas ciuman panasnya.
"Ini siapa War? Kerabat kamu?" Tanya Koh Welly yang bermata sipit, dan perutnya agak membuncit. Senyum licik nan penuh nafsu tersungging, matanya bagai akan menelanjangi Harni menatap naik turun dari ujung kepala hingga ke kaki.
"Ini Harni, sahabat aku yang mau ikut kerja di sini koko cayang" terang Warti.
"Hummm mau kerja di sini, boleh aja, tapi apa udah tau kerjaan nya kayak gimana?"
Harni yang mulai takut hanya bisa terdiam dan mengangguk pelan. Meskipun dia lugu dan tidak berpengalaman tapi melihat bentuk bangunan, pakaian yang dipakai pekerja di sana, dan bentuk ruang seperti bilik dalam jumlah banyak dia paham apa jenis pekerjaan di sini. Kepalang basah Harni hanya bisa berpikir terus maju adalah jalan satu satunya.
"Ya udah, kalo memang mau kerja di sini pertama aku mau cek dulu kamu ky gimana?"
"War kamu jangan pergi dulu, stay di sini ya bantu temenmu ini buat uji coba sama i ya"
Tau apa yang dimaksud Warti langsung maju dan kembali mencium Koh Welly ciuman panas Warti perlahan mulai merambat turun ke leher, dibuka pelan pelan kemeja Koh Welly dan dijilati dada putih yang mulus tanpa bulu seperti kepala plontos Koh Welly.
Warti mendorong Koh Welly hingga terduduk di sofa besar yang ada di ruang kerjanya. Dengan sigap Warti membuka sabuk dan celana panjang Koh Welly, mengeluarkan batang penisnya yang tidak bersunat. Dimasukkannya kedalam mulut untuk dikulum dan dijilat dengan rakus sambil menimbulkan suara kecipak.
Warti yang masih memakai pakaian lengkap bangkit berdiri dan perlahan dia melepas kaos ketatnya, menunjukan payudara berukuran sedang yang masih terbungkus beha. Dilepaskan juga celana jeans nya menunjukan bongkahan pantat padat dan perut rata yang masih berbalut celana dalam berwarna merah terang bertali tipis. Kulit Warti lebih putih dari Harni. Tapi badan Harni lebih montok berisi. Dihampiri Harni yang masih diam membeku dan digandeng tangannya oleh Warti.
"Gak papa Har, sama sama kita diewe pria, kalo disini kita malah dapet duit, kamu rileks aja, santai, nanti kamu malah ketagihan kok" bisik pelan Warti.
Warti menggandeng tangan Harni untuk bersimpuh di depan Koh Welly yang duduk di sofa dengan setengah telanjang. Sambil burungnya sudah mengacung tegak. Dibimbing tangan Harni untuk membelai burung Koh Welly dan mulai mengocok pelan. Harni sudah paham apa maksud uji coba ini dan kemana arah tujuannya. Hatinya berkecamuk tak karuan.
Dengan pelan dan ragu, sambil menundukan wajah Harni mencoba mengocok pelan batang penis Koh Welly. Ketika harni masih sibuk mengocok batang Koh Welly sambil berharap cepat selesai dengan tangan saja. Tiba2 Warti sudah berada dibelakang nya, meremas payudara Harni dari luar kaos longgarnya. Disibakkan kaos Harni hingga terlololos dengan mudah melalui kepalanya. Kaget Harni spontan menutup kedua payudaranya yang masih terbungkus beha.
Payudara besar berwarna sawo matang tampang mencuat tertekan beha lusuhnya. Melihat bentuk tubuh dan warna kulit Harni Koh Welly langsung bangkit dari sandarannya dan matanya makin terbelalak lebar. Yang model seperti ini adalah kesukaan Koh Welly, bosan dengan wanita berkulit putih membuat Koh Welly ingin mencoba tipe wanita lain. Seketika Koh Welly menjadi beringas melihat payudara Harni yang masih terbungkus beha. Ditarik nya Harni hingga terduduk dipangkuannya. Diremas keras payudaranya sambil berusaha mencium kuping dan leher Harni, bergantian ke pipi dan berusaha mencium bibir Harni. Harni yang ketakutan semakin membeku dan berusaha mengelak tapi pelukan erat Koh Welly begitu erat membuat Harni tidak bisa bergerak.
Warti duduk disamping Harni dan melepas kait beha dibelakang, resleting rok Harni pun dilepaskan dan ditarii hingga kini Harni tinggal mengenakan celana dalam saja. dibagian atas Koh Welly merangsang leher dan payudaranya. Dibagian bawah Warti mengelus elus paha dan sesekali ke belahan bibir memek Harni.
Diperlakukan seperi itu pun kelamaan Harni tak kuasa menahan hawa nafsunya, celana dalamnya terasa makin lembab akibat cairan memeknya yang mulai membanjir. Ketika Harni masih terbuai, direbahkan tubuh Harni ke sofa dan tanpa aba aba
"blessssssss......" Masuk menyeruaklah penis Koh Welly menusuk rongga memeknya.
Harni yang terhenyak sedikit kaget, nikmat, takut, ingin berontak bercampur menjadi satu. Koh Welly berada diatasnya sambil memegangi lutut Harni agar terus terbuka. Tangannya sesekali meremas dengan kencang dan gemas payudara besar Harni yang terguncang guncang hebat kekanan kiri seirama genjotan Koh Welly.
Harni menoleh ke arah Warti untuk meminta pertolongan. Matanya berubah sayu dilanda birahi, mulutnya sedikit terbuka sambil mendesah lirih perlahan, berusaha mencari Warti yang tadi disampingnya. Ternyata Warti telah pindah berdiri disamping Koh Welly sudah telanjang bulat. Mereka berdua berciuman ganas sambil Warti menggesekkan puting payudaranya yang sudah mengeras. Pompaan dan pompaan Koh Welly makin kencang. Membuat Harni sudah tak bisa berpikir jernih. Dia hanya bisa pasrah dan menikmati apa yang sedang terjadi.
Kini posisi sudah berubah, Warti berdiri membuka lebar kakinya diatas tubuh Harni. Kaki kanannya dinaikkan keatas punggung sofa menghadap Koh Welly. Sambil terus menggenjot Harni, mulut Koh Welly sibuk menjilati kemaluan Warti, tangan kanan sibuk memijat lembut itil Harni, tangan kiri sibuk meremas pantat Warti. Harni yang akhirnya mencapai orgasme melolong panjang menandakan puncak kenikmatan yang didapatnya. Memeknya menyemburkan cairan hangat membasahi batang penis Koh Welly. Malang melintang di dunia lendir membuat Koh Welly paham jika Harni telah usai.
Koh Welly pun beralih ke Warti, ditarik Warti ke arah meja kerja, dan di dorong agar menungging. Diayunkannya batangnya menusuk dari belakang, Warti yang sedari tadi menanti akhirnya merasakan nikmat juga disodok batang seorang pria. Harni yang sudah kelelahan jiwa dan raganya perlahan tertidur sambil diiringi desahan mengerang Warti yang entah sampai kapan digenjot Koh Welly.
Bersambung