Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 17 : Asal Muasal Desa 2

Di dalam kamar tidur, Barkah sudah berbaring terlentang di kasur. Tubuhnya sudah telanjang bulat. Bu Marsih meminta Barkah untuk melepaskan semua bajunya dan berbaring sembari melemaskan semua ototnya.

Kamar tidur utama itu cukup besar, tertata rapi. Diatas meja kecil disamping kasur terdapat sebuah mangkuk besi yang di dalamnya ada dupa yang menyala. Membuat kamar itu beraroma wangi dupa, menambah birahi bagi manusia yang menghirupnya.

Bu Marsih sudah mengenakan kebaya tipis menerawang sama seperti saat dia memberikan terapi terakhir kepada Barkah.

Sembari membawa minyak khusus untuk pijat, Bu Marsih naik dan duduk diatas perut kekar berotot Barkah. Kebaya tipis itu sudah terbuka ikatannya, tapi masih dikenakan oleh sang pemilik. Barkah dapat melihat jelas payudara besar milik Bu Marsih yang menggantung. Perutnya yang sedikit berlipat juga nampak menggoda Barkah hingga tersulut birahinya.

Sambil mengusap dada bidang barkah dan memijit lembut dengan minyak khusus. Bu Marsih mulai bercerita.

"Bar kamu pasti sudah paham kalo di desa kita ini berbeda dengan tempat lain.

Di sini para wanita yang memegang peranan sebagai pemimpin. Para pria menjadi tunduk bahkan tak jarang para pria ditindas oleh para wanita

Ini memang sudah terjadi sejak lama Bar, tapi dulu tidak separah ini"

Sembari bercerita Bu Marsih mulai menggerakkan pantatnya sedikit turun. Bongkahan pantat besar nya mulai mengenai batang penis Barkah dan mulai digesek gesekan. Menimbulkan rangsangan dan sensasi nikmat bagi Barkah.

"Dulu memang pendiri desa kita itu seorang wanita, makanya hal itu terbawa sampai sekarang. Tapi sebenarnya dulu wanita dan pria di sini itu saling menghormati dan menghargai"

Gesekan pantat Bu Marsih makin lama makin turun, kini bibi memeknya telah menempel dengan batang penis Barkah. Makin digesek gesekan memeknya hingga mulai becek dan lendirnya membaluri batang perkasa Barkah

"Sssttt.....owhhhh enak.......la...lama kelamaan, Sssstttt......mmmhhh" para wanita disini merasa berkuasa berlebihan dan jadilah kondisi seperti sekarang ini"
Sambil menggesekan memeknya Bu Marsih tetap melanjutkan ceritanya.

"Dalam hidup ini...owwwhhh....... kita harus hidup selaras dengan alam, hidup dalam keseimbangan"

sedikit demi sedikit kepala penis barkah mulai masuk menekan bibir memek Bu Marsih, membuat ceritanya terputus putus oleh desahan

"Blesss...." ambles lah penis Barkah dengan mudah ke memek Bu Marsih.

"Hngggghhh...." Cerita Bu Marsih sedikit terputus ketika itu, butuh waktu bagi Bu Marsih untuk membiasakan memeknya tersumpali batang milik Barkah.

"Emmhhh.....ada...siang....ada malam.....nnhhhh....ada terang.....ada gelap.....ada pria....ada wanitaaaahhhhh.....

sssttttt....ya gusti enak banget.....

Para wanita leluhur kita dulu berhasil memimpin desa ini sehingga makmur, lama kelamaan mereka jadi lupa diri, dan menganggap diri mereka berada jauh di atas para pria......mmhhhhh........

owwhhhhh.....Bar ayo sodok dari bawah yang kenceng"

Mendengar aba aba itu, Barkah langsung patuh dan menghentakan burungnya dengan kuat dari bawah, mengobok obok dan menjebol lubang memek Bu Marsih. Akibat sodokan maut yang diberikan Barkah, Bu Marsih menghentikan ceritanya dan ambruk memeluk Barkah. Decak suara lendir yang muncul dari peraduan kelamin mereka terdengar nyaring.

"Owwhhh......terussss......terussssss SUBARKAH" erang Bu Marsih sambil mendengus dengus keras.
"Serrrrrrrr........." akhirnya keluar juga cairan orgasme Bu Marsih menandakan orgasme pertamanya telah sampai. Sejak Barkah menceritakan kentu dengan Prapti, Bu Marsih sudah terangsang berat. Hingga menyebabkan orgasmenya cepat sekali tercapai untuk kali ini.

Mengetahui hal itu Barkah pun menghentikan pompaannya memberikan waktu bagi Bu Marsih untuk istirahat.

"Hah....hah....hah......hal ini....hah...hah....hal ini berlangsung lama dan mereka tidak sadar mereka telah merusak keseimbangan unsur alam yang harusnya terjaga. Karena pria tak bisa hidup tanpa wanita dan wanita tak bisa hidup tanpa pria.

Masih dalam posisi menelungkup di atas badan Barkah. Bu Marsih bersandar tengkurap dengan kepala berada di pundak Barkah. Memeknya masih terganjal penis Barkah yang masih jauh dari ejakulasinya.

"Demi mengembalikan keseimbangan unsur alam antara pria dan wanita, Mbah Marinem nenek buyutku yang juga ahli pengobatan mengembangkan ramuan alam untuk meningkatkan vitalitas pria. Agar suatu saat digunakan pada orang yang tepat, dan bisa menyadarkan para wanita di desa ini. Agar mereka sadar bahwa tak selamanya menjadi pemimpin itu harus berada di atas dan menang sendiri kepada orang orang yang dipimpinnya"

Sambil terus bercerita Bu Marsih berguling ke samping sembari penis Barkah masih tertancap di memek nya. Saat ini mereka berdua dalam posisi tidur menyamping dan berhadapan. Perlahan Bu Marsih menggerak gerakan pelan pinggulnya membuat penis barkah terasa dipilin pilin dengan nikmat nya. Barkah terpejam meresapi nikmatnya rongga memek Bu Marsih yang bergerinjal lembut memijat batangnya.

"Sayangnya....mmhhhhmmmm.....enak lagi Bar memek ku...

Sayangnya, sampai beliau meninggal belum juga bisa menemukan pria yang tepat untuk dipercayakan ramuan ini.....owwhhhhh....."

"Sebelum beliau meninggal, beliau berpesan agar kelak keturunannya bisa meneruskan impian beliau dan menemukan sosok pria yang tepat .......augghhh......dan mengembalikan keseimbangan di desa ini"

Bu Marsih makin gencar menggeol geol pantatnya. Sedangkan Barkah diam menikmati batang penisnya dipilin pilin. Sambil terpejam Barkah mendengarkan baik baik cerita Bu Marsih.

"Ramuan yang kuberikan kepadamu.......hnngghhhhh......jika diberikan pada pria yang salah......ooowwhwhhhh Bar ya gusti..........justru akan menimbulkan seorang tirani dari pihak priaaaaaa.....Auuughhhhhh BARRR AKU NYAMPEEEE LAGIIIII....."

Sambil melakukan goyangan menyamping ini Bu Marsih kembali mendapatkan orgasme keduanya.

Dengan lemas Bu Marsih mengubah posisinya menjadi terlentang dan melepaskan tancapan penis Barkah dari memeknya. Kini mereka berdua tidur bersampingan sama sama terlentang. Penis Barkah masih mengacung tegak menjulang belum terpuaskan. Tidak sedikitpun Barkah protes akan hal ini. Dia tetap mendengarkan cerita Bu Marsih dengan seksama.

"Sampai akhirnya aku ketemu kamu Bar. Aku sudah kenal kamu dari kamu masih kecil, dan ketika malam dimana kita melakukan kentu pertama kali di kamar mandi, entah kenapa hatiku merasa bahwa kamu selama ini orang yang aku cari. Pada saat kentu kita di kamar mandi itu, aku meraba otot otot tubuhmu dan detik itu juga aku mengetahui ada potensi besar yang bisa dibangkitkan dari dirimu .

Ditambah kepribadian dan hatimu yang baik, sudah aku ketahui sejak kamu masih kecil"

"Oleh karena itu aku ingin wanita wanita seperti Prapti dan Darsih bisa kamu sadarkan. Unsur wanita di desa ini terlalu dominan, harus diseimbangkan dengan Unsur pria. Buyutku pernah membaca buku pengobatan dari tiongkok dan mengatakan bahwa unsur Yin dan Yang mesti seimbang"

"Jika tidak, maka kelamaan desa ini bisa mengalami musibah akibat ketidak seimbangan unsur ini. Saat ini unsur wanita lebih besar daripada unsur pria. Walaupun para wanita yang memimpin tapi kedua unsur ini harusnya tetap seimbang dan saling menopang"

Bu Marsih bangkit duduk di kasur menghadap Barkah, seraya berkata "jadi kamu pahamkan Bar mengapa aku menyuruh mu untuk melalukan kentu dengan Prapti. Karena cara paling efektif yang ditemukan oleh buyutku adalah melalui jalan kenikmatan kentu sehingga para wanita merasa membutuhkan para pria dan para wanita menyayangi para wanita. Sepengetahuan ku, belum ada pria di desa ini yang betul betul perkasa sampai bisa membuat wanitanya menggelepar tak berdaya saat kentu"

Barkah tidak menjawab, dia hanya memandang wajah Bu Marsih yang sudah mulai menua tapi masih tampak cantik di matanya. Barkah merespon perkataan Bu Marsih dengan senyuman dan anggukan.

Melihat senyuman Barkah, tangan Bu Marsih membelai belai lembut penis Barkah. Dia tahu Barkah masih ingin melanjutkan pergumulan ini. Tapi tubuhnya yang sudah lemas dan usia yang tak lagi muda sepertinya tak sanggup jika harus orgasme lebih dari 2 kali.

Maka Bu Marsih mengarahkan kepalanya menuju burung Barkah, dan kemudian berusaha memuaskan Barkah menggunakan mulutnya. Barkah sungguh terbuai dengan rasa yang memabukkan. Kehangatan seorang ibu yang lama tidak dia rasakan, kemolekan tubuh wanita berpayudara besar, kenikmatan seks yang dia rasakan dimana batang penisnya dimanjakan dengan lidah dan mulut hangat Bu Marsih menimbulkan suara kecipak dan decakan saat mengoral Barkah. Hingga akhirnya Barkah memuntahkan spermanya ke dalam mulut Bu Marsih yang kemudian disedot habis dan ditelan oleh Bu Marsih. Setelah itu Bu Marsih masih mengulum mesra seakan hendak membersihkan batang penis Barkah dari sisa percintaan malam itu.

Malam itu mereka tidak lagi bercinta. Mereka berdua pun tidur bersama dalam satu ranjang setelahnya.

Ketika Bu Marsih sudah terlelap. Barkah terjaga sendirian dalam kesunyian malam. Barkah melamun sambil menatap langit langit kamar dan berpikir. Tak disangka bahwa dalam hidup ini ada suatu aliran kehidupan yang lebih besar dan lebih penting dari dirinya. Barkah merasa dirinya selama ini begitu kecil, bagaikan butiran pasir di tengah lautan kehidupan yang begitu luas. Andai saja benar, dirinya bisa berguna bagi desanya, maka dia sama sekali tidak merasa keberatan.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd