Tiga hari kemudian pak Rt ingin menjalankan sebuah rencana. Karna dirinya sudah terbayang bayang bagaimana rasanya menggagahi nyai siti, sang wanita bercadar itu. Dia masih teringat jelas payudara nyai siti yg begitu besar nan menonjol tertutup jilbab lebar dan baju gamisnya. Dengan bantuan kunci yg tlah dicurinya kala bertamu kerumah amy tiga hari yg lalu. Saat pak Rt numpang di toilet amy, dia mengambil kunci pintu belakang yg waktu itu ada 3 kunci dan di ambilnya satu.
Malam itu pak Rt berpakaian serba hitam, baju lengan panjang hitam, celana hitam dan penutup kepala warna hitam yg hanya memperlihatkan mata dan mulutnya saja. Waktu menunjukan jam 11 malam, saat itu hujan rintik rintik di temani suara suara kodok yg bernyanyi riang gembira.
Amy serta anaknya sudah tertidur lelap, sementara nyai siti masih asyk membaca buku dikamar tamu rumah amy. Bagaikan seorang maling atau perampok pak Rt berjalan mengendap endap menuju kerumah amy. Matanya yg tajam mengamati keadaan sekitar. Setelah keadaan aman, dimasukanlah kunci pintu yg didapatnya itu.beberapa kali putar dan berhasillah.
Kreeeeekkkkkkk......pintu itu tlah terbuka.kemudian pak Rt masuk dan menutupnya kembali. Dia berjalan pelan2 mengamati situasi di rumah itu.pak Rt berspekulasi kalau nyai siti pasti berada dikamar tamu dekat ruang dapur itu, yg pernah dipakainya dulu ngentot dengan amy. Tapi pak Rt terlebih dahulu menuju kamar amy, dibukalah pintunya perlahan lahan. Ternyata amy sudah tertidur lelap. Maka dikuncilah pintu kamar itu dari luar oleh pak rt. Kamar sang anaknya pun juga dikunci dari luar oleh pak Rt. Karna misinya malam ini adalah menjajah nyai siti mertua Amy.
Dengan langkah santai dia menuju kamar nyai siti. Diketuklah pintu itu.
Tok ...tok...tok...
Iya mi....ada apa? Kata nyai siti.
Mengira kalau yg ketuk pintu itu adalah amy.
Tok...tok...tokk...pintu diketuk kembali.
Tanpa berpikir panjang nyai siti berjalan menuju pintu, saat itu dia berpakaian piyama lengan panjang dan celana panjang tanpa berjilbab. Nampaklah rambut panjangnya yg lurus dipadu kulit yg putih bersih.
Begitu pintu dibuka sang perampok itu langsung membekap nyai siti. Dengan sekejap perampok itu mangalungkan pisau kecil ke leher nyai siti. Dengan kakinya perampok itu menutup kembali pintu kamar itu.
Nyai siti pun gelagapan ketika mulutnya dibekap tangan kiri perampok. Diam......atau kubunuh kau. Hardik sang perampok sambil memperlihatkan pisau kecilnya itu.
Setelah dikira kondisi aman, perlahan bekapan dimulut nyai siti mulai di buka. Nafas nyai siti ngos ngos an....
Cepat serahkan barang2 berhargamu...ancam sang perampok itu. Cepat lepaskan kalung yg kamu pakai ini dan cincin yg kamu pakai itu. Ancam sang perampok dengan senjatanya. Dengan wajah yg ketakutan, nyai siti melepas kalung yg dipakainya itu.
Ini kalungnya....tapi mohon, cincin ini jangan.kata nyai siti.
Aku mau semuanya...jawab perampok itu.
Ini adalah cincin pernikahan saya, dan satu satunya kenangan dari suami saya.kata nyai siti lagi.
Aku tak perduli...cepat serahkan. Kata sang perampok sambil mengacungkan senjatanya.
Ambil saja semua uangku yg ada didompet itu. Kata nyai siti sambil menunjuk dompet yg ada dimeja.
Perampok itu menggiring nyai siti kemeja untuk melihat uangnya.
Ternyata ada beberapa lembar uang seratus ribuan dan lima puluh ribuan.
Pokoknya semua akan aku ambil...atau kamu pilih mati...kata sang perampok.
Nyai siti menitihkan air matanya....tolong jangan bunuh saya. Silahkan ambil semuanya, tapi jangan cincin ini...saya mohon. Kata nyai siti sambil menangis.
Sang perampok mulai berfikir....
Baiklah kalau kamu minta cincin itu tetap ada di jari manismu. Aku punya satu tantangan buat kamu....kalau kamu mau dan berhasil. Aku tak akan ambil cincin itu, bahkan kalung dan uang kamu tak jadi ku ambil.
Apa tantangan kamu....?tanya nyai siti