Episode 4
Hari itu adalah hari yang tak akan pernah bisa gue lupakan! Menjadi awal mula, kepribadian gue terbelah menjadi dua.
Diri gue yang gue jalanin seperti hari-hari biasa dan diri gue yang berupa kelemahan atas perangkap orang itu.
Disetiap akhir kejadian-kejadian yang terjadi karna ulah orang itu, diri gue seakan ditarik lagi menuju kewarasan. Tak seharusnya gue terperangkap
dalam kejadian ini..
Iya tak seharusnya
Tak seharusnya
Tak seharusnya...
Taak..seharusnyahh...
Taak..akh... sehh...
Ssh...
Sehnngh.....
“Aaaakhhhhh...aku keluar tuan”
***
Mengenal orang ini, membuat hariku yang kelam ini sungguh sangatlah berwarna.
Asupan-asupan cinta dan kasih yang ia berikan adalah harapan-harapan yang kupanjatkan setiap harinya.
Sungguh aneh, aku bisa jatuh cinta kepada orang ini, dan kisah ini dimulai dari kejadian ‘kecelakaan’ di pesta aku.
“Egiiii!!”
isi pesan singkatku kepadanya.
Hari ini aku ingin sedikit mendapatkan kepercayaan diri darinya. Sebagai seorang perempuan, di momen seperti inilah, saat-saat penentuan
penyesalan atau tidaknya atas sebuah keputusan singkat, namun bisa berembet kemana-mana jika tidak mendapatkan sebuah validasi.
“Apa San?”
balasnya tak lama.
“Lagi senggang ya kamu?”
tanyaku.
“Iya nih San, ada apa San?”
“Hihi, ini Gi, aku mau nanya sama kamu...”
“Menurutmu, aku kayak gini cocok gak ya?”
*sent picture*
*before*
(ilustrasi Sania sebelum potong rambut)
*after*
(ilustrasi Sania setelah potong rambut)
“Wow!!”
“Cantik bangetttt San dipotong pendek kayak gitu rambutnya!!”
balas Egi.
“Hihi makasih, aku baru banget selesai dari salon.”
“Jadi aku mau langsung nanya ini sama kamu soal hasilnya.”
“Seneng deh kalau kamu suka.. hihihi.”
balasku kegirangan atas sanjungannya.
“Loh kenapa kalau aku suka ?”
“Wogh masih ditanya lagi.”
“Kamu gak mau ngajak jalan aku nih, dengan rambut baru aku?”
“Yuk, kamu mau kemana?”
balasnya cepat.
“Terserah kamu aja Gi.”
“Aku tahu kamu bisa nyenengin aku ”
Ya, aku tahu, aku akan selalu senang bersama kamu Gi.
***
Nghah hah..hah...
“Anjrit..”
“Untung Cuma mimpi...”
ucapku.
(ilustrasi Shinta)
Gue langsung melihat sekelilingku, untuk memastikan bahwa yang barusan itu hanyalah mimpi. Tak lama gue sadar, kalau saat ini gue masih ada di kosannya si Unge.
Udah 3 hari gue nginep disini. Hari pertama saat gue memutuskan untuk menginap di kosan Unge, gue pikir gue akan canggung, karna kita gak deket. Tapi semua berubah
saat gue melihat banyak sekali merch K-Pop Idol yang bertebaran dikamarnya, dan itu jadi faktor kebocoran mulut gue ini bersama dia. Hampir semalaman kita ngebahas K-Pop
sampe melupakan esensi mengapa gue harus berdikusi sama dia, dan juga apa yang menjadi pikiran gue. Ternyata gue sama Unge punya banyak kesamaan. Gue sempet pulang
ke kosan gue untuk ambil baju dan minta izin untuk nginap lagi di kosan dia, sambil gue ajak nonton bareng Drakor yang lagi gue suka.
Hari-hari kemarin gue bener-bener fokus untuk gak mikirin chat dari orang “itu”, hari-harinya pun gue coba untuk jalanin seperti biasanya.
Sempet ingin mengajak main Shanny dan Sani, namun mereka ada kesibukan masing-masing. Shanny bilang dia ada urusan urgen kemarin, sedangkan Sania..
hmmm gue rasa dia punya pacar deh, tapi gak cerita.
Ya insting wanita.
Gue gak abis pikir, kenapa gue bisa bermimpi secercah kondisi yang pernah gue alamin.
Hari-hari dimana gue seperti punya dua kepribadian., Shinta yang gue ini, dan Shinta yang suka ko...
“Can you hear the bass boom? I'm ready (woo hoo)”
“Anjrit ngagetin gue aja musiknya BTS”
“Unge lupa matiin playlisytnya lagi!”
#Bersambung