Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tantangan Aki Gila

nagari

Suka Semprot
Daftar
4 Jun 2015
Post
11
Like diterima
7
Bimabet
"Biar saya gaek... dalam bercinta saya yakin
saya lebih perkasa dari kamu!" begitu Aki Uum
sesumbar saat kami mengobrol santai sepanjang
jalan sepulang jumatan.
Kebetulan, nggak lama setelah aku, tetangga
belakang rumah, si duda gaek Aki Uum, juga
menikah. Istrinya Lidya si janda kembang yang
jangkung bongsor.
"Iyalah, Ki. Aki kan pengalaman, sedang saya
ting-ting." aku merendah.
"Ayo. Kita berlomba bercintaan dengan istri
masing-masing," kata si Aki asal.
"Pegimana caranya tuh?" Balap karung sih aku
masih ngerti, tapi lomba bercinta... mana
mungkin istriku mau? Kalo bini dia sih serba
bebas!
"Caranya gampang. Balkon loteng rumah kita kan
belakang-belakangan. Siang ini, saya bakalan
bercinta dengan istri di loteng, kamu silakan
ngintip. Nah, besok... giliran kamu dengan istri
kamu. Saya yang mengintip. Hasilnya kita
bandingkan. Yang kalah nraktir sate kambing,
ya?"
Udah aki-aki gila juga tuh idenya. Eh, tapi lama-
lama aku jadi mikir juga. Kenapa nggak aku iyain
aja, ya? Ini kan jadinya kesempatanku melihat
aksi akrobatik Lidya melawan si Aki. Kapan lagi
kalo nggak sekarang? Hmm... tapi, nanti kalo
Mira nggak mau gimana? Ah, pusing amat. Abis
aku puas nonton, ngaku kalah aja kan beres, jadi
nggak usah ikut-ikutan life show. Bener nggak?
Toh dia yang duluan.
Sesuai janji, akhirnya siang itu juga aku
nongkrong ngintip di loteng. Si aki menepati janji.
Lidya dia giring ke situ. Istri si Aki masih oke
banget, body-nya proporsional, gede tapi gak
gendut. Sambil becanda-becanda, tangan Aki
Uum mulai mengelus-elus paha Lidya yang
masih dilapisi daster hijau tipis.
”Apaan sih,” bisik Lidya sambil mencubit pelan
dada si Aki.
”Pengeen...” sahut Aki Uum manja, dan tanpa
malu-malu segera memagut bibir tipis Lidya
penuh nafsu. Dia juga lekas melepas kaos dan
celana yang dipakainya.
Aku tersenyum melihat body si Aki yang kurus
krempeng. Aku ngebayangin kaya apa kontolnya
kalo dah ngaceng. Sementara Lidya, wow... bikin
horny. Tangan si Aki kembali menggerayangi
pahanya sambil tangan satunya merangkul Lidya
dan mulai meremas tokednya.
"Kamu bener-bener napsuin," kata Aki Uum di
telinga Lidya.
"Napsuin gimana, ’kan toked aku gak gede?"
tanya Lidya sambil menggelinjang geli.
’Gila! Nggak gede darimana?’ protesku dalam
hati. Ditangkup dengan dua tangan aja, benda itu
pasti gak akan cukup. Terus aku perhatikan Aki
Uum yang kini menjilati leher Lidya, ciumannya
terus mengarah ke atas untuk menggelitik kuping
dan menyapu wajah Lidya yang cantik, membuat
sang istri meringis dan mendesah panjang saat
menerimanya.
”Ihh, Aki...” Lidya melenguh.
"Kamu imut, punyamu masih rapet." kata Aki
Uum selanjutnya. Dengan penuh nafsu ia
menangkup gundukan besar di selangkangan
sang istri yang masih tertutup celana dalam, dan
meremasnya lembut.
”Auw! Geli, Kii...” Lidya bergidik, tapi tidak
menolak. Malah ikut meletakkan tangannya di
pangkal paha si Aki. ”Wah, dah bangun, Ki...
gede banget!” pekik Lidya gembira.
Aki Uum tersenyum dan kembali memagut bibir
tipis Lidya. Ia lumat daging merah basah itu
dengan penuh nafsu, sementara di bawah, ia
biarkan Lidya melepas celana dalamnya agar
bisa memegangi penisnya secara langsung.
"Kocok, Sayang...” pinta Aki Uum, sementara dia
sendiri sibuk melepas daster Lidya dan mengurai
ikatan bra-nya.
Dalam sedetik, payudara Lidya yang bulat besar
meloncat keluar, terekspos dengan indahnya di
depan mataku. Aki Uum langsung mencaploknya,
dimulai dari yang kiri, lalu dilanjut yang kanan.
Dua-duanya ia pagut dengan liar dan ganas,
pipinya sampai kempot dipake untuk menyedot-
nyedot putingnya yang memerah kenyal. Aku
bergidik, tak terasa penisku ikut ngaceng melihat
semua itu.
”Aki...” pekik Lidya saat salah satu tangan Aki
Uum mengorek-ngorek liang memeknya dari
samping cd yang sudah sedikit melenceng.
Sambil melakukannya, si Aki masih terus
menciumi bulatan payudara Lidya yang kini
terlihat mengkilat basah oleh air liur. Kadang
ciuman Aki Uum juga kembali ke atas, menyapu
rongga mulut Lidya yang menganga menggiurkan,
yang segera dibalas oleh Lidya dengan hisapan
dan kuluman yang tak kalah rakus dan liar.
Sambil berciuman, tak henti-henti tangan Aki
Uum menggesek-gesek pentil Lidya yang sudah
menegang runcing, sambil diselingi pencetan dan
pelintiran yang sungguh sangat membangkitkan
gairah. Aku harus mempraktekkan itu kepada
Mira. Lidya sendiri makin intens meremas kontol
si Aki, malah kini ia disuruh sedikit merunduk
sehingga posisinya setengah jongkok. Aku tahu
maksudnya, Aki Uum ingin agar Lidya mengemut
kontolnya. Aku menebak-nebak, mau gak ya si
Lidya? Walah, tak kusangka, Lidya yang kelihatan
pendiam, ternyata dengan begitu bernafsunya
melayani kontol si Aki. Ia melahap benda itu
seperti makan eskrim batangan, mula-mula buah
pelirnya yang dijilat-jilat, baru kemudian
batangnya dengan pola naik-turun, dan berlanjut
ke ujungnya yang tumpul kaya jamur. Lidya
sengaja menggelitiknya dengan memakai ujung
lidah sambil dikulum sedikit-sedikit hingga
membuat pemiliknya sampai mengerang-ngerang
karena keenakan.
”Ughh... sayang...” desis Aki Uum sambil
meremasi toket Lidya yang menggantung indah.
Aku merenung, kalau diperlakukan seperti itu, aku
pasti bakal merintih-rintih juga. Habis
kelihatannya enak banget sih, Mira tidak pernah
melakukan yang seperti itu. Satu catatan lagi
buatku. Kulihat Aki Uum menarik cd Lidya hingga
terlepas, kini keduanya sudah sama-sama
telanjang. Dengan mudah kini tangan si Aki
mengobok-obok memek Lidya dengan jari-jarinya.
Aku tidak bisa melihat dari tempatku mengintip,
tapi dari suaranya, bisa kutebak kalau liang itu
sudah begitu becek. Cairannya yang kental
nampak menetes membasahi lantai keramik
loteng yang berwarna gelap. Hmm, rupanya Lidya
tipe wanita yang gampang basah.
"Enghh... uuhh... uhh!" desah Lidya disela-sela
hisapannya. Kemudian ia rebah ke lantai saat Aki
Uum mengajaknya untuk berposisi 69.
Kini mereka saling bertindihan dengan mulut
menguasai alat kelamin pasangannya. Lidya
kembali mengocok sambil mengemut pelir Aki
Uum, sementara si Aki menjulurkan lidahnya
untuk menyapu bibir vagina Lidya yang sudah
merekah kemerahan.
”Ehm... ahhh...” mereka melenguh secara hampir
bersamaan. Lidya sesekali menyentil-nyentilkan
lidah pada lubang kencing Aki Uum saat
mulutnya terasa kelu oleh batang besar itu.
Sesaat kemudian mereka berganti posisi, Aki
Uum berlutut sedangkan Lidya berbaring
menyamping dan meneruskan oral seksnya
terhadap penis suaminya yang sudah tua bangka
itu. Lidya terus bergumam dan meliukkan
lidahnya dengan sangat terampil dan sangat
berpengalaman. Tangan keriput si aki remas-
remas kedua payudaranya hingga membuat
putingnya mengacung lancip. Aki Uum
menggoyangkan pantatnya maju mundur
sehingga membuat penisnya masuk lebih dalam
ke mulut istrinya. cukup lama mereka beroral
seks sejak posisi 69 tadi, hingga hampir setengah
jam.
Aki Uum yang sepertinya sudah horny berat,
merintih memprotes, "Ayo dong, Say, masukin.
Jangan cuma dibikin geli gitu." ujarnya sambil
menekan penisnya masuk ke mulut Lidya.
”Hmph,” Lidya spontan membelalak karena
sesak, tapi sama sekali tidak bisa menolak.
Posisinya yang berada di bawah tidak
memungkinkannya untuk mengendalikan
permainan.
Lidya kembali memaju-mundurkan kepalanya
untuk mengemut penis Aki Uum. Mulutnya terasa
penuh oleh batang besar itu sehingga hanya
terdengar desahannya yang tertahan saat si Aki
mulai mengelus-elus pantat dan pahanya yang
putih mulus.
‘Ahhh...sekarang Ki..akuu..uuuuhhh...***k tahan!
Masukin aja ya?” pintanya
“iyaaa sayaaannng....mmmmmuaaachhh! jawab
si aki sambil mengecup keningnya
Aki Uum menggesek-gesekkan kepala penisnya
yang bersunat itu di bibir vagina istrinya yang
sudah becek oleh lendir, naik-turun dan sesekali
menekanya. Terus berulang-ulang hingga kepala
penisnya mulai menyeruak daging sempit Lidya,
terasa menghimpit dan nikmat. Aki Uum
mendorong semakin dalam, terus dan akhirnya
setengah penisnya tertelan vaginanya.
BLESSSSSSS....BLESSSSSSSSSSSSSSSSS.....
“AUW... AAAAAAHHHH...!!” Lydia mengerang lirih
dengan badan menggeliat
Dengan berpegang pada kedua payudara istrinya,
aki Uum mempercepat goyangannya, maju-
mundur dengan memutar-mutarkan penisnya
sebagai selingan. Lydia pun merem melek
kenikmatan merasakan genjotan si aki.
‘OOOHH....OH...OOOUUUGGHHHH...Ki...nikmaaaaaaaaa
aaaattttt....auw....remas tetekku Ki,
mmmmmm...iya
teruuuuuuuussss....oooooooooohhhh...enak Ki!!
ceracaunya
“aku suka
memekmu...Lid....aaahhhh...nikmaaaaaaaaat
ttt!!” lenguh Ki Uum
Kaki Lidya melingkar semakin kuat di pinggang
suaminya hingga membuat tubuhnya ikut
bergoyang seirama dengan ayunan pantat si aki.
Hemmmmmmmmmm....semakin bernafsu aku
menyaksikan adegan mereka sehingga semakin
cepat pula aku mengocoki penisku. Nampak si
aki menusuk vagina Lidya hingga penisnya
tertelan semua terasa membentur dinding yang
berlendir hangat. Aki terus
bergoyang....memainkan penisnya di dalam
vagina istrinya yang semakin banjir.
“AAAHHHHHHHH...Ki...aku...
akuuuuuuuuuuuu...keluaaaaaaaaaaarrr!” jerit
Lidya disertai letupan lava orgasme yang
melumuri penis Aki Uum dari ujung hingga
pangkalnya.
Tetapisi aki tidak menghentikan goyangannya,
bahkan mempercepatnya sambil berpegang pada
kedua gunung kembar itu dan meremasnya makin
brutal. Hingga akhirnya, sekitar sepuluh menit
kemudian hampir secara bersamaan mereka
menyemprotkan cairan orgasme yang kental dan
hangat.
”Ahh... eughhh...” Aki Uum melenguh dalam
kenikmatan saat melepaskan spermanya di dalam
vagina sang istri.
Setelah mencabut penisnya, si aki merayap turun
ke bawah, kepalanya menuju ke selangkangan
sang istri. Rupanya ia ingin membersikan vagina
istrinya dari cairan yang bereleleran ketika
orgasme. Ia pun membenamkan wajahnya di
wilayah kewanitaan Lidya.
“Aaahh...Ki” Lidya mendesah dan menggeliatkan
tubuhnya.
Aki Uum menbiarkan pinggul sang istri meliuk-liuk
keenakan akibat jilatannya. Malah ia memakai
dua jari untuk membuka bibir vagina Lidya dan
lekas menyapu daerah itu dengan lidahnya,
membuat daging berbelah tengah itu jadi tambah
basah, baik oleh ludah si Aki maupun cairannya
sendiri.
"Emmh... emmhh... aghh!" Lidya mendesah
tertahan dengan mata merem-melek keenakan.
Cairan bening terus meleleh membasahi liang
vaginanya dan mulut si aki, sementara mulut Aki
Uum terus menempel di permukaan
selangkangannya untuk mencucup dan
menghisap-hisapnya selama mungkin,
membersikannya dari cairan orgasme. Kurang
lebih lima menit mereka dalam posisi seperti itu.
Aku yang masih setia mengintip jadi senewen
sendiri, kubayangkan aku yang jadi Aki Uum dan
sedang menyetubuhi Lidya. Ughh, betapa
nikmatnya. Tak terasa aku sudah memelorotkan
celana dan mulai mengocok-ngocok penisku
sendiri. Selama itu kuperhatikan tubuh montok
Lidya menggelinjang hebat, sementara
sepongannya pada kontol Aki Uum juga semakin
bersemangat. Puas menikmati vagina sang istri,
Aki Uum mengambil posisi duduk dan menaikkan
Lidya ke pangkuannya. Tangannya yang satu
membuka lebar bibir vagina sang istri, sedangkan
yang lain membimbing penisnya memasuki
liangnya yang sudah membengkak kemerahan.
Lidya menurunkan tubuh untuk menduduki penis
si Aki, pelan-pelan ia melakukannya hingga benda
coklat panjang itu melesak masuk ke dalam
celah kewanitaannya yang sempit diiringi
erangan panjang dari si Aki.
”Auhhh... Say!!” Aki Uum melenguh nikmat akibat
jepitan vagina Lidya yang masih sangat kencang
meski sudah sering dipakai.
”Emghh...” Lidya ikut merintih, terasa sekali penis
si Aki seperti membelah vaginanya yang belum
pernah kemasukan penis sebesar itu.
Mereka terdiam sejenak. Aku ikut menahan
nafas, dan baru menghembuskan begitu kulihat
Lidya mulai bergerak naik-turun di pangkuan Aki
Uum. Sementara sang istri menggoyang, Aki Uum
menjulurkan tangan untuk meremas-remas toket
Lidya yang menggantung indah dengan begitu
gemas dan keras.
”Hah... hah...” melenguh keenakan, Lidya terus
menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh
semangat, semakin lama semakin cepat dengan
mulut terus menceracau tak karuan. Terasa
sekali desakan penis Aki Uum yang selain besar
juga panjang, sehingga seakan-akan menembus
hingga ke rongga perutnya.
"Oohh... auuhh... ahh... ahh!" lolong Lidya
dengan kepala mendongak ke atas, bersamaan
dengan itu, tubuhnya yang sintal mengejang.
Ia mendekap kepala Aki Uum erat-erat sehingga
wajah si Aki terbenam di belahan tokednya yang
bulat dan besar. Selanjutnya perempuan cantik
keturunan Arab itu ambruk di pelukan Aki Uum
dengan penis si Aki masih menancap dalam di
liang senggamanya. Mereka saling mendekap
dan bercumbu mesra, lidah mereka kembali
berpaut dan saling menghisap. Tak kusangka, Aki
Uum yang sudah keriput bisa mengalahkan Lidya
yang masih kinyis-kinyis. Kalau begini, sepertinya
aku beneran kalah.
Setelah sedikit tenang, Lidya kemudian bangkit
untuk mengambil air minum dari dalam rumah.
Pelan-pelan ia melepas penis Aki Uum yang
masih terjepit di liang vaginanya. Kuperhatikan
saat dia berlenggak-lenggok masuk ke dalam
rumah dengan tubuh telanjang. Uhh, benar-benar
sangat indah dan menggairahkan. Memandangi
Mira yang telanjang saja, aku tidak pernah
memiliki perasaan yang seperti ini. Dengan Lidya,
entahlah... aku sangat terangsang. Mungkin
benar ungkapan pribahasa; rumput tetangga lebih
hijau daripada rumput sendiri. Aku sudah
membuktikannya. Lidya keluar sambil membawa
dua gelas air, satu diberikannya pada Aki Uum,
sedang yang satu diminumnya sendiri. Si Aki
langsung menenggaknya sampai habis.
"Haus ya, Ki?" tanya Lidya sambil menggelayut
manja di pundak Aki Uum, dibiarkannya tangan
nakal si Aki yang kembali mempermainkan
bulatan payudaranya.
"Iya, kan habis kerja keras.” sahut Aki Uum, jari-
jarinya dengan gemas meremas-remas tetek
sang istri.
”Aki belom ngecret tadi," kata Lidya memastikan.
Aki Uum mengangguk dan lekas merebahkan
tubuh montok Lidya ke atas meja. Kedua
pergelangan kaki perempuan cantik itu
dipegangnya lalu ia bentangkan lebar-lebar.
Setelah menaikkan kedua betis Lidya ke bahu,
Aki Uum segera menyentuhkan kepala kontolnya
ke bibir vagina sang istri.
”Siap untuk ronde yang kedua?” tanyanya sambil
merenggangkan memek Lidya semaksimal
mungkin agar bisa menampung kontol besarnya
yang sudah mulai menerobos masuk.
”Lakukan, Ki... uhhh!” Lidya kembali mengerang
nikmat.
”Uuhh... sempit banget sih," erang Aki Uum
akibat jepitan dinding vagina Lidya yang sempit
saat ia mulai menggerakkan kontolnya pelan,
menyetubuhi tubuh mulus sang istri.
Aku yang melihatnya, kembali memegang dan
mengocok-ngocok penisku pelan-pelan. Aku tak
mau ketinggalan momen langka ini.
”Auhh,” Lidya merespon dengan rintihan lembut
saat Aki Uum mulai menaikkan tempo
permainannya, ia terus menyodok sambil sesekali
menggoyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan
untuk variasi. Tak ketinggalan tangannya
meremasi pantat Lidya yang putih mulus.
”Ahh... ahh...” sang istri makin menggeliat
keenakan, desahannya pun semakin jelas
terdengar. Aki Uum merundukkan badannya agar
bisa menyusu ke toked Lidya yang bulat besar, ia
mengemut dan menarik-narik putingnya dengan
gemas. Selain toked, ketiak Lidya yang bersih
juga tak luput dari jilatannya sehingga
menimbulkan sensasi geli-geli nikmat bagi sang
istri.
”Auw... ahh... ahh.. uhh...” Lidya mengerang
sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala dan
menggigiti ujung jarinya.
Kini Aki Uum merubah posisi dengan menurunkan
setengah tubuhnya dari meja, dibuatnya Lidya
menungging dengan kedua lutut bertumpu di
lantai, tetapi badan atasnya masih di atas meja
sehingga kedua tokednya yang bulat besar
tertekan hingga gepeng. Jleebb!! Aki Uum
kembali menusuknya, tapi kali ini dari belakang.
Posisi ini membuat sodokannya terasa semakin
deras dan nikmat. Lidya ikut menggoyangkan
pantatnya untuk menyambut genjotan itu
sehingga terdengar suara plak-plok-plak-plok
saat badan mereka beradu kencang, bercampur
dengan dengan erangan Lidya yang tak lama
kemudian kembali menyambut orgasmenya.
Air cinta mengucur deras dari liang surgawinya,
terlihat dia jadi lemas sekali setelah sebelumnya
mengejang hebat. Keringat sudah membasahi
tubuh sintalnya, begitu banyaknya hingga
menetes-netes di meja loteng. Namun Aki Uum
sepertinya masih belum selesai, nampak dari
kontolnya yang masih tegak dan menegang
panjang. Aku jadi geleng-geleng kepala
dibuatnya, makan apa dia hingga bisa jadi kuat
seperti itu. Aku harus mengetahui rahasianya!
Lidya sekarang diangkat dan dibaringkan di kursi
panjang. Aki Uum kembali menghampiri dan
menghimpitnya. Diciumnya sejenak bibir tipis
Lidya sebelum akhirnya mengangkat salah satu
kaki perempuan cantik itu dan mulai
mendekatkan batang penisnya ke vagina Lidya.
Dengan dibantu tangan sang istri dan dorongan
badannya, masuklah kontol Aki Uum kembali ke
vagina Lidya. Mereka mulai menggenjot ringan,
dan berangsur-angsur menjadi bertambah
kencang seiring waktu yang terus berlalu. Lidya
menolehkan wajah menatap rumahku, tapi tentu
saja ia tidak dapat melihatku. Malah aku yang
bisa melihatnya begitu jelas saat ia
mengeluarkan desahan nikmat dari mulutnya
yang tipis.
”Hmm...” rintihnya saat Aki Uum kembali
melumat ujung tokednya dan mengisapnya
dengan begitu rakus dan gemas, membuatnya
jadi semakin lancip dan menegang tak karuan.
Aki Uum memang sungguh perkasa, dia sudah
dua kali membuat Lidya kelojotan, sementara dia
sendiri tampak belum apa-apa. Pantas dia berani
menantangku. Aku yang cuma menonton dan
ngocok sendiri saja sudah mulai kecapekan, tapi
si Aki masih dengan brutalnya mengesek-
gesekkan penisnya ke lorong vagina sang istri.
Sungguh sangat luar biasa sekali. Dan itu terus
berlangsung sampai 20 menit kemudian. Mataku
sampai pedih saat melihatnya, hingga akhirnya...
dengan didahului teriakan panjang, Aki Uum pun
klimaks. Pejunya yang hangat mengalir mengisi
liang vagina Lidya. Nafasnya terlihat memburu
dan sangat ngos-ngosan, dan dia langsung
ambruk menindih tubuh molek Lidya yang terlihat
tak kalah lelahnya begitu alat kelamin mereka
terpisah. Aku yang puas menonton segera turun
ke bawah. Aku konak dan butuh pelampiasan.
Mira, mana Mira?! Kucari istriku yang dari tadi
sibuk memasak di dapur. Segera kupeluk
tubuhnya begitu sudah kutemukan. Kupencet-
pencet toked kirinya dan kumainkan pentilnya.
Seperti biasa, kalau di dalam rumah, Mira tidak
pernah memakai daleman. Pahanya kubuka
lebar-lebar dan tanganku lekas bermain diantara
kerimbunan jembut vaginanya, kukocok benda
yang baru kunikmati selama 2 bulan itu dengan
dua jari. Tak ketinggalan bahu kirinya yang mulus
kucupangi dengan bibirku.
”Ahhh... Mas!” Mira hanya mendesah dengan
ekspresi wajah menunjukkan kepasrahan dan
rasa nikmat. Sudah biasa ia kuperlakukan seperti
itu, kuserang saat sedang tidak siap, jadi dia
sudah tidak kaget lagi.
Mira kemudian kudorong ke bawah, menuju ke
selangkanganku. Tahu apa yang kuinginkan, ia
segera menggenggam batang penisku dan mulai
memainkannya di mulut. Diawali dengan menjilati
kepala penisku hingga basah, lalu menciumi
bagian batangnya, dan diteruskan hingga ke biji
pelirku. Kantong bola itu ia emut-emut disertai
dengan mengocok batangnya menggunakan
tangan.
Perlahan tapi pasti, penisku mulai ereksi penuh.
Kunikmati sekali permainannya, mataku terus
merem-melek sambil mendesah tiada henti-
hentinya saat Mira mulai mengulum dan
menghisap-hisapnya. Lama juga ia mengoralku,
sebenarnya aku ingin Mira menerapkan tekniknya
Lidya, tapi aku tak tega meminta saat kulihat ia
mulai kepayahan. Itu bisa ditunda buat kapan-
kapan, yang penting sekarang hasratku terpenuhi
dulu. Segera kuangkat dan kupagut bibirnya, Mira
membalas dengan tak kalah panas, ia memainkan
lidahnya sambil tangannya memijat-mijat batang
penisku. Kudorong tubuhnya agar berbaring
telungkup di meja dapur, kutelanjangi dia agar
bisa kulihat tubuh sintalnya yang selama ini
sudah menemani hari-hariku. Kubelai dan kucium
punggungnya yang putih mulus.
”Ahh... Mas!” Mira mendesah merasakan
rangsangan erotis itu. Apalagi saat ciumanku
makin turun ke arah pantatnya yang bulat dan
padat, kusapukan lidahku pada bongkahannya
yang putih, kuciumi, bahkan kugigit-gigit kecil
hingga membuat Mira menjerit keenakan.
”Ughh...” Mulutku turun ke bawah lagi, kuciumi
setiap jengkal kulit pahanya yang halus mulus.
Betis kanannya kutekuk sehingga kakinya jadi
lebih lebar terbuka.
”Auw... Mas!!” Mira sedikit tersentak saat mulai
kusentuh liang vaginanya, dua jariku masuk ke
liangnya yang sempit, sementara satu jari
menggosok-gosok itilnya yang menyembul
kemerahan. Bulu-bulu jembutnya aku sibakkan
hingga ia bisa merasakan hembusan nafasku
yang begitu dekat. Mulai kujilati kemaluannya
sambil tanganku terus mengocok lembut di sana.
”Ahh... hah... hah...” Mira tertawa-tawa kecil
sambil mendesah hebat. Dia memang suka
rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.
Puas menjilat, segera kuangkat pantat bulatnya
ke atas, kusuruh dia untuk sedikit menungging.
Sesaat kemudian, Mira menjengit saat batang
tumpulku mulai menyeruak masuk ke liang
vaginanya. Ia terpejam menghayati momen-
moment saat penisku mengisi liang
senggamanya.
”Ahhh...” Mira tak kuasa menahan desahan saat
aku mulai menghujam-hujamkan penisku ke
dalam tubuhnya.
Rasanya sungguh luar biasa, terutama waktu
kuputar-putar penisku di liang vaginanya yang
sempit dan ketat, rasanya seperti dipijit dan
dicekik saja, membuatku tak rela kalau sensasi
ini cepat-cepat berlalu.
”Mir, enak...” bisikku di telinganya.
Kocokanku bertambah cepat dan kasar, otomatis
erangan Mira pun semakin bertambah tak karuan,
sesekali bahkan ia menjerit kalau sodokanku
terlalu keras.
”Terus, Mas... terus... jangan berhenti!” Mira
meminta. Selangkangannya yang sudah basah
kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap kali
menerima tusukan penisku. Ia merintih dan
meringis karena nyeri, namun juga merasa
nikmat.
Kurasakan dia sebentar lagi akan klimaks,
dinding-dinding vaginanya terasa berdenyut
kencang memijit batang penisku yang masih
bergerak cepat.
”Ayo, Mas... terus... Mira sudah mau...”
desahnya dengan nafas tersengal-sengal.
Tak lama kemudian kurasakan tubuhnya
menggeliat sambil mendesah panjang
menandakan orgasmenya yang sudah tiba.
Kurasakan air cinta mengucur deras membasahi
selangkangannya yang masih dipenuhi oleh
batang penisku. Aku yang juga merasa sudah
hampir meledak segera menarik penisku hingga
terlepas. Kubalik tubuh Mira dan pejuhku
kukeluarkan di atas payudaranya, setelah itu
kuratakan cairan kental itu ke seluruh tokednya
hingga basah mengkilap. Tersenyum keenakan,
Mira segera meraih batang kontolku dan
membersihkannya. Ia menjilati sisa-sisa pejuhku
hingga bersih.
”Kenapa gak dikeluarin di dalem aja, kan lebih
nikmat?” tanya Mira dengan keringat bercucuran
di seluruh tubuhnya yang sintal.
”Pengen variasi aja,” jawabku dengan cepat
karena ngos-ngosan.
Selesai itu, kami berbenah. Terbayar deh rasa
penasaranku akibat ngintip si Aki-Aki gila. Meski
tidak 100% tapi cukup untuk meredam hasratku
hari itu. Pertandingan selesai. Sore itu juga,
tergopohlah aku mentraktir Aki Uum di warung
sate kambing di mall depan kompleks. Kebetulan
sore-sore itu para istri sibuk arisan juga.
"Saya ngaku kalah, Ki. Nggak apa, kan... saya
nggak usah nyoba nandingin?"
"Ya udah, nggak apa. Nandingin juga percuma,
saya nggak bisa lihat. Mata saya kan udah
burem, kacamata kemaren pecah," begitu dia
bilang.
"Gile bener. Mata sih burem, tapi giliran sama
Lidya, perkasanya kayak superhero!" aku
memujinya. "Eh, ngomong-ngomong, boleh tahu
apa rahasianya bisa dahsyat kayak tadi siang
itu?" Jelas... aku penasaran dong.
Si Aki pun nyengir. "Hehehe... itu tadi
sebenernya saya ada salah megang."
"Salah megang? Salah megang apa?" tanyaku.
"Salah megang tiang lampu. Lha padahal, tiang
lampu itu kan nyetrum!" katanya.
Whahaha... Saya pun ngakak abis. "Kirain sakti...
Ternyata Aki tadi bisa bergetar dahsyat 20 menit
itu karena kesetrum?!! Hahaha... dasar koplak!"
By: Iisamu Takeo
 
Kesetrum 20menit udah lengket kali ki aki... Wkwkwkwk mantap tapi suhu...
 
karya iisamu takeo yg blognya stau ane ud tutup...pdhl bgus" karyanya aplg yg genre jilbab
 
karya suhu iisamu takeo...blognya stau ane ud tutup n genre jilbabnya ane suka,aplg yg ad kakek dewonya :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd