Bab 01
Perjalanan
"Siapa orang yang suka membabi buta meneriakkan kata2 makian pada sesamanya pastilah akan dan mungkin sedang dimaki orang....
Itulah hukum sebab akibat...
Intinya begini, kamu tempeleng orang, pastilah ada masanya kamu ditempeleng...
Itusaja...
Pasti akan terjadi...
Semisal kamu saat menempeleng itu tanpa.rasa kasihan sedikitpun, pasti nantinya kamu akan merasakan tak ada yang mengasihanimu...
Itu saja..
Sesederhana itulah hidup kita, aku kamu dan kalian semua....
Sesederhana itu...
Baik dan buruk itu soalan kita saja....
Kita baik pasti akan menerima kebaikan...
Sebaliknya juga demikian....
Sesederhana itulah hidup kita kelak di akhirat...."
Abah Kesang memberikan petuahnya dalam pengajian rutin dirumahnya....
Abah Kesang adalah ulama kampung yang begitu dihormati di kampung panjang jiwo, desa Sumping Halu, Dayueh luhur- Cilacap....
Pelosok terdalam pegunungan yang memisahkan jawa barat dan jawa tengah....
Tempat yang sejuk karena posisinya 1000m dpl (diatas permukaan laut)...
Hawa segar benar2 segar apalagi di oagi hari membuat penduduknya yang cuma ratusan orang itu hidup sehat dan giat bekerja menanam di sela2 hutan milik negara...
Tumpang sari istilahnya....
***
Kata2 abah Kesang benar2 sangat dalqm terpateri di hati para penduduk, entah saking tuanya beliau atau karena terkenal saktinya, yang jelas beliau adalah orang yang benar2 baik....
Sangat baik bahkan...
Kegemarannya adalah menolong orang lain, dan itu benar2 menolong begitu saja tanpa mengharapkan balas budi...
Cuma saking saktinya, menurut cerita beliau bisa mengambil uang berapa saja secukupnya untuk menolong orang....
Ada yang butuh sejuta misalnya untuk berobat, ya diberi....
Ada yang mau operasi butuh 10 juta ya ada...
Padahal selain mengajar, karena beliau sudah tua tidak bekerja apapun....
Ramai diperbincangkan orang kesaktian beliau ini, utamanya soal duit nya yang seolah tak ada habisnya.....
Suka mengadakan acara makan bersama...
Ya...
Sekedar makan bersama saja....
Beliau undang banyak orang makan bareng beliau...
Lauknya apa saja yang pasti menurut ukuran orang kampung dipelosok gunung merupakan kemewahan tersendiri...
Memperbaiki jalan desa ramai2 swadaya masyarakat, selalu sebagian besar dananya ya dari beliau...
Jarang marah dan murah senyum...
Pokoknya semua kebaikan ada pada beliau...
Semua orang hormat...
Ya pastilah...
***
Kapan itu ada yang datang meminta do'a agar menang pemilu, eh diusir nya oleh beliau orang tersebut, padahal.bawa duit satu kotak besar....
Entah karena kesombongannya atau karena apa, yang pasti sikap nya sangat membuat marah Abah....
Bahkan dia sampai mengeluarkan kotak yang jauh lebih besar dan isinya duit yang lebih banyak.....
Saking marahnya beliau meminta semua warga berkumpul dan membagikan uang itu ludes tandas.....
Di depan tamunya.....
"Sono pergi....
Kalau mau menang, sono bagi duitmu sama tetanggamu....
Punya duit saja sombongnya minta ampun...
Pergi sono...
Kasih tetanggamu sono...."
Lucunya, kata2 abah dilakuin benar itu sama si orang tamunya abah...
Dibaginya uangnya ke tetangganya...
Terutama yang membutuhkan bantuan, dirinya entah kenapa merasa harus begitu...
Dan ajaibnya dia menang.....
Bulan depannya datang lagi sambil menangis di pelukan si abah....
Meminta maaf dan seterusnya beliau menjadi murid yang datang secara rutin belajar mengaji.....
***
Ya itulah si abah, muridnya ga ketulung banyaknya...
Semuanya datang mengaji di waktu yang anehnya selalu tak sama dengan orang2 di dusun itu....
Yang diajarkan apa ya pada ga tahu....
Yang pasti, semakin kesana, semakin banyak saja murid si Abah Kesang.....
Hingga suatu ketika, entah kenapa si Abah menutup diri....
Menutup pintu rumahnya sama sekali...
Beliau hanya membukanya sesekali dan itu entah kenapa hanya sebentar saja beliau keluar duduk di bangku depan rumahnya dan masuk lagi...
Sudah sebulan lebih beliau begitu...
Ya hampir 2 bulan malah seperti itu...
Kenapa dan apa alasannya tak ada yang tahu, hanya kepada beberapa orang pembantu beliau, beliau berkata tak mau diganggu sama sekali sampai nadzarnya tercapai...
Apa nadzarnya ga ada yang tahu....
***
Sampai suatu ketika, tepat setelah 3 bulan menyendiri tanpa menerima tamu bahkan yang merupakan tetangganya....
Abah mengumpulkan seluruh tetangganya utk acara makan2 dan itulah pertemuan dimana beliau mengungkapkan soal perjalanan hidup dan urusan sebab akibat....
Abah hari itu terlihat sangat bahagia....
Banyak tertawa dan tersenyum malah...
Padahal ucapannya sebelumnya bukan ucapan yang menunjukkan kelegaan....
Para tetangga yang awalnya sangat resah akan sikap menutup diri abah juga sangat gembira...
Awalnya para tetangga takut akan terjadi kenapa2 sebab abah sedang marah atau tidak berkenan dengan tetangganya....
Ada yang takut kena tulahnya...
Pokoknya selama 3 bulan ini penduduk sekitar stress berat, takut kena tulah, kualat atau sejenisnya lah...
Hari ini mereka bergembira saling lempar candaan dan tertawa bersama....
Plok.....
Tepukan abah pelan saja, namun semua suara sirap....
Para tetangga diam membisu menundukkan kepala mereka...
Soalnya mereka takut tertawanya tadi menyinggung abah...
"Ha ha ha, jangan takutlah para tetanggaku saya bukan tidak suka semuanya bergembira, saya suka semuanya bergembira ha ha ha, tapi maaf saya menyela sebentar...
Besok pagi sebelum subuh, kalau dibelakang rumah kalian ada suara bayi....
Jangan takut, tapi bersyukurlah karena kalian akan mendapatkan seorang bayi di belakang pintu rumah....
Jangan takut, bukalah pintu kalian dan terimalah berkah buat kalian berupa seorang bayi....
Kalau kalian merasa kesusahan merawatnya, jangan takut, bawa saja kemari, biar aku saja yang merawatnya....
Tapi kalau kalian ntah siapa menerimanya sebagai anak, saya masih berharap saya bisa menjadikannya murid saya...
Itu saja dari saya....
Silahkan dimakan dan diminum hidangan yang ada...
Silahkan...."
***
Aneh, sungguh aneh bin ajaib....
Pak Surat dan istri yang waktu itu memohon do'a agar dikaruniai anak...
Malam masih gelap...
Subuh belum menjelang....
Tiba2 pintu belakang rumahnya seperti digedor2 orang....
Pak Surat dan Istrinya yang sudah berusia menjelang 45 tahun jelas terperangah dan sangat kaget....
Ketakutan juga adalah...
Malam2 begitu ada yang gedor2 rumah, siapa yang ga takut.......
Dengan agak gemetar kakinya, dan membawa goloknya, pak Surat berteriak...
"Siapa malam2 menggedor rumah saya....?"
Hening....
Tak ada jawaban....
Senyap....
Tiba2....
"Oeeekk oeeekkk......."
Terdengar suara bayi di luar rumah, tepatnya dari arah pintu belakang....
Bu Surat yang mendengarkan itu langsung melompat dari tempat tidurnya...
Berlari kebelakang dan membuka pintu belakang rumahnya....
Nampak ada keranjang belanja an yang dibalut dengan selimut
Ada bayi mungil didalamnya....
Sangat cakep....
Sangat lucu...
Kulitnya putih bersih dan sedang tersenyum dalam keranjang tersebut....
Segera bu Surat mengambilnya dan menggendongnya, bayi itu seolah senang tertawa dan mengeluarkan suaranyanyang lucu....
"Duuh paaakkk.... Lucunya.....
Buat kita paakkk seperti kata Abah Kesang tadi sore pak....
Duuh ya Allah....
Matur nuwun sanget......"
Pak Surat.....
Dengan sedikit kekagetan dan syukur mendekati istrinya....
Melihat bayi itu menoleh dan seolah menyapa dengan suara2 anehnya...
Senyumnya mengembang laksana matahari terbit....
Pak Surat memeluk istrinya....
Menangis bersamanya...
"Duuh buu....
Akhirnya kita punya anak ya bu......
Duuuh....
Matur nuwun sanget gusti......"
***
"He he he.... Dek Surat, ini amanah lho...
Jangan disia2kan....
Kalau boleh ya dek....
Saya pengen nitip nama, satu kata saja..."
"Waduh abah....
Kami kemari juga mau minta nama abah...
Silahkan abah saja yang kasih nama...."
"He he he.... Saya hanya nitip satu kata dari namanya saja dek... Lainnya adek sendiri nambahi ya...
ARGO.....
Saya nitip satu kata itu ya dek...."
"Bagaimana kalau nama lengkapnya Argo Waskita Mukti abah ?"
"Ha ha ha .... Bagus dek Surat... Bagus....
Saya suka nama itu....
Cuma tiap hari wetonnya dek Surat bawa kemari ya...
Biar saya urut nya...."
"Dduuuuh, abah, terima kasih abah... Terima kasih...."
"Oh ya....
Ini ada titipan dari Allah buat dek Surat...
Ada uang yang dititipkan buat merawat bayi ini dek Surat....
Jangan ditolak...
Soalnya saya sendiri ga tahu gimana ceritanya uang ini bisa nyampe ke tangan saya....
Diterima saja sebagai bekal merawat bayi dek Surat...."
Tentu saja pak Surat dan istrinya rikuh....
Dah dapat anak...
Dapet duit pula...
Bayangkan saja bagaimana mereka seolah menyembah2 saking senangnya....
***
Desa Sumping Halu, seolah berubah setelah hadirnya si bayi yang bernama mentereng...
Argo Waskita Mukti....
Seolah do'a yang melekat pada namanya adalah agar jadi anak yang kokoh pendirian bak gunung, bijaksana dan berpengetahuan luas serta sakti mandraguna....
Semua sifat pemimpin ada melekat dalam doa doa sepanjang namanya...
Selama 5 tahun ini abah Kesang selalu memberikan banyak latihan2 pada Argo, pijatan2 padanya sejak bayi malah....
Membuat Argo menjadi anak yang benar2 berbeda dibanding anak lainnya....
Sejak kecil, Argo seolah memiliki banyak orang tua, yang pasti Pak Surat dan Istrinya, Abah Kesang, semua orang tua di desanya seolah juga orang tuanya....
Entah kenapa, awalnya hanya isyu semata....
Katanya kalau menyanyangi Argo akan dapat berkah langit...
Katanya kalau mencintai Argo akan mujur...
Katanya Argo suka langitpun suka...
Macam2 lah...
Hingga akhirnya Argo seolah jadi anak sekampung...
Semuanya mencintainya...
Semuanya menyayanginya...
Semuanya suka padanya...
Itulah Argo....
Argo Waskita Mukti.....
Si anak langit....
***
Waah ini cerita kok edian nya luar biasa ya...?
Ngawur e poll...
Jian ga layak baca sama sekali...
Ha ha ha...
Makanya jangan dibaca....
Paham kah ?
Salam Edan E
