Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Teh Hani: Fantasi yang Jadi Kenyataan

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part-12

Setelah pertempuran ronde pertama yg sedikit menguras tenaga. Kami berdua terkulai lemas di atas tempat tidur. Teh Hani tidur di pelukanku dan sesekali meraba-raba dadaku. Tak lupa aku menciumi keningnya dengan mesra.

"Makasi ya Dit.. Teteh puas bangeett..hehe" ucap teh Hani manja.

"Sama2 teteh sayaaangg" jawabku

"Punya kamu kok bisa keras banget sih, itu diapain? Tanya teh Hani penasaran.

"Gak diapa-apain kok udah bawaan pabrik" jawabku dgn bangga.

Aku yang merasa kalau penisku biasa2 saja sedikit terharu mendengar ucapan teh Hani. Sempat terpikir dibenakku apakah selama ini suaminya bener2 tidak mampu memuaskannya di tempat tidur seperti yg diceritakan oleh teh Riska.

"Emang si aa gak sekuat aku gitu teh?" tanyaku penasaran.

"Enggak.. Paling lama juga 5 menitan, itu juga gak ada foreplay dulu. Pengen langsung aja dia mah, nafsu doang yg gede" jawab teh Hani terlihat kecewa dengan suaminya.

"Terus sekarang mau lanjut ronde dua gak.. Hehee" ucapku karna gemes mendengar teh Hani curhat tentang suaminya.

"Heheee.. Nanti dulu teteh masih lemes, kamu jg masih lemes tuh..tuhhtuh" jawab teh Hani sambil menggoyang-goyangkan penisku yg memang masih terkulai lemas.

Aku yg melihat tingkah teh Hani seperti itu, cuma bisa tertawa ngakak. Lalu kami yg masih sama2 bugil kembali lanjut mengobrol.

"Tadi di jalan ngobrolin apa aja sama si Riska?" tanya teh Hani tiba2.

"Gak ngomong apa2 kok" jawabku.

"Gak percaya ahh.. Riska orangnya kan agak cerewet" Ucap teh Hani.

"Ya cuma ngobrolin tentang kerjaan aku sama kepoin hubungan aku sama adik teteh (mantan istri ane)". Jawabku dengan santai.

"Ohh gak ada nanya masalah yg di rumah tadi gitu, yang lama bukain pintu" Tanya teh Hani masih penasaran.

"Gak ada" jawabku singkat padahal sebenernya iya.

"Syukur deh kalo dia gak kepoin masalah yg di rumah tadi..hehe" Jawab teh Hani dengan senyum.

"kenapa gitu teh?" tanyaku

"Malu aja sih..hehe" balasnya lg.

"Ohhh. krain knpa" ucapku

"Kalau dia masih single mah pengen deh teteh jodohin sama kamu" ucap teh Hani yg bikin aku kaget.

"Wahh.. Kenapa gitu?" jawabku malu2.

"Kamu pasti suka sama dia mah, dia kan orangnya cantik, putih, montok, gak kyak teteh bulukan" ucap teh Hani merendah..

"Hahhahahh.. Ada2 aja teteh mah" ucapku sambil tertawa.

"Tapi dia emang baik kok orangnya, trus nafsu seksnya juga tinggi loh, sama kyak kamu, kyaknya cocok banget deh" ucap teh Hani menjelaskan spek teh Riska.

Mendengar perkataan teh Hani tentang teh Riska membuatku tambah penasaran dengannya.

"Hahhhh.. Teteh tau dari mana nafsu seks teh Riska tinggi? Tanyaku penasaran.

"Dia sendiri yg bilang,, kita mah udh kyak adik kakak saling curhat" jawab teh Hani.

"Trus suaminya bisa nggak mengimbangi nafsu teh Riska?"

"Yang dia bilang sih kurang tp gak masalah bagi dia asal uang dapur lancar" jawab teh Hani.

"Ehh.. Kamu kok jadi nanya2 tentang Riska atau jangan2 kamu beneran suka sama dia?" tanya teh Hani menyelidiki.

"Gak kok cuma penasaran aja" jawabku membela diri.

"Tapi gak rela ahh kalau kalian sampai deket, apalagi sampai tidur bareng juga, gak kebayang deh gmn perasaan teteh" ucap teh Hani kyak yg sedih.

"Aneh teteh mah, bilangnya tadi mau dijodohin sekarang gak lagi.. Hahhaa lucu". Ucapku sambil ketawa.

"Teteh juga bingung Dit.. Kyaknya teteh baper sama kamu deh.. Gak mau ahh kalau sampai baper sama kamu..hik..hik..hik.." ucap teh Hani sambil merengek kyak anak kecil.

"Yang teteh suka dari aku apa gitu?" Tanyaku ke geeran.

"Kamu orangnya kalem, baik, pokoknya nyaman aja kalau deket kamu terus pinter lagi" ucap teh Hani memujiku.

"Pinter apa teh..? hhee" tanyaku penasaran.

"Pinter bikin teteh jadi binal kyak gini, trus yg paling teteh suka vagina teteh dijilatin sama kamu.
Sumpah enak banget, kamu pinter banget jilatinnya. Gak kyak suami teteh gak pernah mau kalau diminta dijilatin" jawab teh Hani dengan muka memerah.

"Emg vagina teteh belum pernah sama sekali dijilatin sama si aa?" tanyaku penasaran.

"Pernah sih waktu dulu awal2 nikah paling dua atau tiga kali lah habis itu gak pernah lagi" jawab teh Hani.

Aku yg mendengar ucapan teh Hani menjadi kembali nafsu. Penisku kembali mulai keras. Kemudian aku kembali melumat bibir teh Hani.

"Yuk mulai lagi" ucapku manja sambil meremas payudaranya.

"Ougghhhh" suara teh Hani sambil mengangguk.

"Tapi gak usah pake kondom yah" ucapku sedikit memohon.

"Pake aja lah, takuuut.." ucap teh Hani dengan senyum tipis menambah kebinalannya.

"Gimana kalau dikeluarin di lubang anal?" ucapku kembali menantang teh Hani.

"Gak mau ahh, pokoknya gak mau.. Sakiiiitt" jawab teh Hani menggelengkan kepala.

"Hmmmmm" ucapku sedikit kecewa dgn jawaban teh Hani.

"Udah hayu nanti dikeluarin di mulut teteh aja" Ucap teh Hani yg membuatku kaget.

"Tapi ditelen ya?" ucapku sambil nyengir.

"Ogah kalau harus ditelan" jawab teh Hani cemberut.

Kemudian aku kembali memasang kondom di penisku lalu bersiap untuk kembali menjebol lubang pipis teh Hani. Tetapi karna vagina teh Hani belum terlalu basah penisku agak susah masuk. Karna susah masuk kemudian aku kembali ke posisi untuk menjilat vagina teh Hani.

"slurp..slurp..slurp" suara jilatanku di vagina teh Hani.

"Ougghh Dit.. Enak banget.. Terus sayaaaanngg" Suara teh Hani meracau keenakan.

Kemudian aku memasukan lidahku ke dalam lubang pipis teh Hani,, terasa vagina teh Hani sangat basah. Dan teh Hani terus2an meracau keenakan. Badannya meliuk-liuk seperti cacing kepanasan. Sesekali rambutku dijambak lalu ditekan dalam2 ke vaginanya.

"Diiiittt... Masukin sekarang sayangg... Ouuggghhhh..shhhttttt" suara teh Hani mengerang memohon.

Tanpa memperdulikan ucapan teh Hani, aku terus menggoyang-goyangkan lidahku di dalam vagina teh Hani. Karena sudah tidak tahan, teh Hani beranjak duduk lalu mendorong tubuhku ke posisi telentang. Sekarang situasi berbalik aku yg dibawah teh Hani diatas.

Tanpa menunggu lama teh Hani langsung melumat bibirku dengan sangat buas. Tanpa melepaskan ciumannya dibibirku tangan teh Hani mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Setelah ujung penisku masuk, teh Hani beranjak duduk lalu menekan dalam2 penisku ke lubang pipisnya.

"Blessss.." penisku masuk seluruhnya.

"Ouugghhhhh..sssttttt" teh Hani menikmati penisku yg masuk ke lubang pipisnya.

Aku yg mendapatkan serangan seperti itu hanya bisa pasrah menikmatinya.

Kali ini nafsu teh Hani bener2 seperti kesetanan. Sambil menggoyangkan pinggulnya di atas penisku teh Hani tanpa henti meracau.

"Adiittt..sumpah enak banget ini mahhh..."

"aaahhhhhhhh..ssttttt.." suara teh Hani mengerang.

Sesekali teh Hani menaik turunkan pinggulnya di atasku.

"Plok..plok..plok.." suara vagina teh Hani beradu dengan penisku.

Semakin lama nafsu teh Hani semakin memuncak diikuti goyangan teh Hani yg makin cepat yg membuat penisku terasa ngilu. Karena nafsunya yg sudah menggebu teh Hani semakin mempercepat goyangannya. Seperti yg kesetanan teh Hani terus mengerang keenakan.

"Sayaaaannngggg..ahhhhh...sstttt"

"Ouuggghhhh,, kerasss bangeeettt" erangan teh Hani gemes.

Karena goyangannya yg semakin cepat membuat penisku ngilu dan terasa mau patah. Tak ada nikmat yg aku rasakan,, yg dirasa cuma ngilu. Aku yg sudah tidak nyaman berusaha menghentikan goyangan teh Hani menggunakan kedua tanganku.

"Tehhtehh..pelan2 ya sakit" ucapku merengek.

Dengan nafas tersenggal-senggal teh Hani menghentikan goyangannya. Lalu tersenyum manja melihatku.

"Kenapa sakit ya syanngg?" tanya teh Hani manja.

"Iya pelan2 ya" jawabku jg dengan nafas tersenggal.

"Maaff ya syangg.. Teteh jd kesetanan gini.. Soalnya enak bangeeettt hehee" jawab teh Hani lalu mencium bibirku.

Setelah kami berciuman aku meminta teh Hani untuk berganti posisi. Aku meminta teh Hani menggeser pinggulnya ke pinggir tempat tidur. Lalu aku turun dari tempat tidur dan berdiri di depan teh Hani. Lalu aku mengangkat kedua kaki te Hani ke atas bahuku. Kemudian menghujamkan penisku ke lubang pipis teh Hani.

"ahh..ahh..ahhh.." teh Hani mendesah karena sodokan penisku.

"Ahhhhhhhh... Enak banget teeehhh" ucapku ikut mengerang.

Kemudian aku membalas serangan teh Hani dengan menggenjot dengat cepat vagina teh Hani.

"Aaahhhhhh sayaaaannggg terussss" suara teh Hani meracau.

Beberapa menit menggenjot vagina teh Hani terasa penisku mau muncrat. Dengan cepat aku memperlambat genjotannku lalu mengeluarkan penisku dari vagina teh Hani. Terasa kondom dipenisku jg terasa agak longgar. Lalu aku meminta untuk melepas kondomnya.

"Teh kondomnya dilepas aja ya.. Soalnya kurang enak" Ucapku memohon.

"Ya udah buka aja, trus cepet masukin lagi" jawab teh Hani.

Dengan persetujuan teh Hani aku melepaskan kondom dipenisku. Lalu menggeser posisi teh Hani agak ke atas. Kemudian aku mengarahkan penisku ke lubang pipis teh Hani.

Setelah penisku bener2 masuk seluruhnya aku menindih tubuh teh Hani. Sambil melumat bibirnya aku memaju-mundurkan penisku di vagina teh Hani.

"Aahhhh..agak cepet syang".

"Ahh..ahh..ahhh...."

"plok..plok..plok"

"Teruss disitu,,, cepetin teteh mau keluar"

"Ougghhhh.. Enak banget sayang teruusss.." erangan teh Hani.

"Aku jg mau keluar tehh..aahhhhhh" Ucapku mengerang nikmat.

"Jaaaannggggaaannn di dalaaaaammmmm...ahhhhh"

"Plok..plok..plok..plokk..." suara genjotan penisku di vagina teh Hani semakin cepat.

"Aahhhhh yanngg teruuussss"

"Isssttt aku mau keluaaarrrr" ucapku sedikit teriak..

"Teteehhh juga Diitt... Jangan dikeluarin di dalaaaammm" erangan teh Hani sambil kembali mengingatkanku agar tidak keluar di dalam.

"Aaaahhhhhhhhhh...." eranganku diikuti erangan teh Hani.

Terasa penisku berdenyut mau memuntahkan spermanya. Dengan segera aku mecabut penisku lalu mengarahkan ke mulut teh Hani. Teh Hani yg karna sudah berjanji untuk dikeluarin di dalam mulutnya cuma bisa pasrah dan membuka mulutnya.

Karena sudah hampir muncrat, dengan menggunakan kedua tanganku aku menekan dalam2 penisku di dalam mulut teh Hani.

"Croooottt...croooottt...crooottt" Spermaku menyembur di dalam mulut teh Hani.

"Ouugghhhhh" suara teh Hani seperti tersedak.

Teh Hani berusaha mendorongku dari mulutnya dan menepuk-menepuk punggungku, tetapi aku terus menahannya dan terus menekan dalam2.

"Telen ya teh jangan dikeluarin" ucapku dengan nafas tersenggal-senggal dan lega karna sudah klimaks.

"Klukk..klukk.." terasa teh Hani menelan spermaku.

Karena teh Hani sudah menelan spermaku kemudian aku melepaskan penisku dari mulut teh Hani. Dengan cepat teh Hani meraih tissu lalu mengelap mulutnya dari sisa2 spermaku.

"Kamu apa2an sih teteh jd gak bisa nafas tauu.. Uekkkkkkk" protes teh Hani dengan mata merah berkaca-kaca seperti menahan tangis.

Aku yg telah puas kemudian berbaring di sebelah teh Hani.

Setelah teh Hani selesai membersihkan mulutnya dia kembali memprotes dan memarahiku.

"Habis ini teteh gak mau lagi crot di mulut, kamu ingkar janji aahhh" ucap teh Hani.

"Tapi enak kan,, protein itu mah" ucapku dengan senyum nakal.

"Jijik.. Ueekkk" ucap teh Hani sambil menutup mulutnya menahan muntah.

Kemudian teh Hani juga ikut berbaring disebelahku. Lalu aku memeluknya dan kembali mencium keningnya. Tak terasa kami berdua tertidur dalam keadaan sama2 bugil karena kelelahan.

Pagi hari sekitar pukul 6 aku dibangunkan oleh Hani.

"Adiit bangunn.. Teteh mau pulang" ucap teh Hani membangunkanku.

"Hmmmmm..." jawabku karna masih mengantuk.

"Mau mengambil jatah pagi gak? Teteh mau pulang nih.. Keburu si aa sama si dede pulang" ucap teh Hani menawarkan ronde ketiga.😅

Aku yg mendengar ucapan teh Hani kembali "On". Dan mata yg mengantuk dengan cepat hilang dengan sendirinya.

"Mau atuh hayu" ucapku dengan senyum nakal.

"Tuh kannn giliran ditawarin lubang memek langsung melek,, dasaaarrr" ucap teh Hani ceplas ceplos.

"Kan enak teteh sayanggg.. hehe.." ucapku dgn senyum nakal.

"Iya tau kok enak,, ya udah hayu teteh mau pulang nih.." Ucap teh Hani sambil menyerahkan lubang pipisnya.

Tanpa basa basi aku menindih teh Hani yg posisi telentang. Terasa di dadaku payudara teh Hani sangat kenyal. Dan penisku menerobos celah2 vagina teh Hani yg berbulu tipis.

Tetapi karena belum bersih2, aku merasa kurang pede. Lalu beranjak berdiri dan menarik tangan teh Hani ke kamar mandi. Teh Hani cuma menurut apa yg aku minta.

Selesai sikat gigi dan air mulai membasahi tubuh kami. Lalu kami menyabuni tubuh kami masing, sesekali aku menggrepe payudara teh Hani yg menggantung. Payudara teh Hani terasa sangat licin karena sabun.

Kemudian aku menggesek-gesekan penisku di belahan pantat teh Hani. Lalu memeluk teh Hani dari belakang dan memainkan vaginanya menggunakan tanganku. Mendapat perlakuan seperti itu teh Hani cuma pasrah menikmati.

Masih dibawah semburan air hangat shower aku meminta teh Hani untuk sedikit memiringkan tubuhnya ke arah dinding kamar mandi. Lalu menghujamkan penisku ke dalam lubang pipisnya.

"Blessss,,," penisku masuk ke vagina teh Hani.

"Ahhhh..." Teh Hani kembali mengerang.

"Plok..plok..plok.." suara kelamin kami beradu.

"Ahhh..ahhh..ahhh" erangan teh Hani.

Karena capek dgn posisi ini aku langsung menarik teh Hani untuk keluar kamar mandi menuju tempat tidur lalu menghempaskan tubuhnya.

"Ehhh" ucap teh Hani setelah terhempas.

Rambut dan tubuh kami yg masih sangat basah mengakibatkan sprei tempat tidur juga ikutan basah. Tanpa memperdulikannya aku menindih tubuh Hani lalu melumat bibirnya. Teh Hani cuma meleguh menahan nikmat.

Sesekali aku meremas payudaranya yg mulai mengeras. Kemudian mengarahkan penisku ke lubang pipisnya. Mata teh Hani hanya terpejam merasakan terobosan penisku ke dalam vaginanya.

Setelah kira2 15 menit menggenjot tubuh Hani dengan berbagai gaya aku merasakan penisku mau memuntahkan lahar panasnya. Dengan posisi aku menindih tubuh teh Hani aku mempercepat genjotanku di lubang pipis teh Hani.

"Aaahhhhhhh.. Enak banget tehhh aahhhh" suaraku mengerang nikmat.

" ouugghhh trus Diiittt agak cepeeett..." balas teh Hani.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh.... Crot..crot.. Crot.." spermaku muncrat di dalam vagina teh Hani.

Dengan nafas yg tersenggal-senggal sehabis klimaks aku teringat dengan penisku yg tidak memakai kondom tetapi keluar di dalam. Seketika aku sedikit shock. Tetapi kembali menenangkan diri sambil berharap teh Hani tidak menyadarinya.

Tetapi akhirnya teh Hani menyadarinya kalau penisku muncrat di dalam.

"Adiiiittt.. Kamu keluarin di dalam? Kan gak pake kondom?" ucap teh Hani teriak bertanya karena baru tersadar.

"Maaf teh aku lupa, lagian keluarnya cuma dikit kok" jawabku membela diri.

"Kamu mah ahhhhh" ucap teh Hani sedikit marah sambil berjalan ke kamar mandi.

Aku yg terkulai lemas hanya bisa pasrah di tempat tidur. Beberapa menit kemudian teh Hani kembali keluar dari kamar mandi dan langsung memakai kembali pakaiannya.

Sambil memakai make-up teh Hani memintaku untuk memesankan taxi online.

"Pesenin gr*b doongg..!!" ucap teh Hani.

"Ok.. Tp aku gak ikut nganterin ke bawah ya?" ucapku sedikit memelas.

"Ya udah cepet pesenin,, cowo emg selalu begitu setelah puas menikmati tubuh teteh kamu ogah2an" jawab Hani sedikit menyindir.

"Hehee" jawabku cuma dengan senyuman.

Tak berapa lama taxol-nya pun sudah sampai lobby. Dan teh Hani sudah selesai mengemasi barang2nya. Aku yg dari tadi bugil di bawah selimut cuma bisa memperhatikan tubuh teh Hani yg sudah berpakaian lengkap.

"Teteh pulang ya byee...." ucap teh Hani pamit.

Kemudian sebelum teh Hani membuka pintu kamar buru2 aku menarik tubuhnya lalu menghempaskannya ke dinding kamar lalu melumat bibirnya.

"Ehhhh" cuma suara itu yg keluar dari mulutnya.

Sambil melumat bibirnya aku menyelipkan beberapa lembaran merah ke dalam celana dalamnya yg sebelumnya sudah aku persiapkan. Teh Hani sedikit kaget merasakan tanganku yg masuk ke dalam celana dalamnya.

"Apa ini" ucap Hani sambil mengeluarkan uang yg aku selipkan.

"Buat jajan" jawabku dengan senyum nakal.

"Dasarrrr... Ya udah byeee..." jawab teh Hani dengan senyum manja.

Setelah pintu tertutup teh Hani pun berlalu begitu saja. Lalu aku kembali untuk rebahan di tempat tidur. Beberapa menit kemudian ada pesan dari teh Hani masuk ke Hp-ku.

"Makasi ya sayaaannggg atas semuanya.. Teteh puas banget" isi pesan teh Hani.

Aku yg mendapat pesan seperti itu dari teh Hani hanya tersenyum membacanya.....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd