Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tepian Hati

Bimabet
baloteli it yg mana sih?
yg item it ya?
yg cetak gol?
parah ah itu hufftttt

Yg item betol
Yg cetak gol betol
"Parah ah itu hufftttt" ckck sis" item cetak gol rambut jabriax apa lagi yg kurang kren sis to baloteli hahahaha :D
 
^
^
kemarin kan kata sist ether ente yang jadian ma paan_kek :p
Sialll enak aza
:|
Tuh si Rangga ngefans ama Balotelli jgn bw2 nama g
:bata:

Ini btw yg kmrn nebak2 sypa yg meninggal di cerita ini mana yah? Msh pd mo nebak Angel ap pindah neyh?
:D
 
Sialll enak aza
:|
Tuh si Rangga ngefans ama Balotelli jgn bw2 nama g
:bata:

Ini btw yg kmrn nebak2 sypa yg meninggal di cerita ini mana yah? Msh pd mo nebak Angel ap pindah neyh?
:D

katanya ente sehati ma rangga :p

kayak yg ane ngumung dulu :D kuncinya di vina :D blm bisa menentukan :D
 
Yahhh...Bro' si Vina msh buron tuh...lg dcariin ama teman2...and si Angel yahh...uda siuman siy...jd ap pd mo nebak Vina yg meninggal?
:D
 
ketinggalan update ama comment nya nih
-__-"

ketinggalan comment sama aja ketinggalan update,
sama sama penting
jadi comment nya ampe mana nih?? :p
 
ni komeng2 tread mengerikaaaan.. sgala macam ad..
dari pasangan trlarang (sanoo + paan_kek), zombi beserta kluarga, menyan, uero, ampe gay2 juga ada.. =))

:D

hati2 sist cerita lu kalah tenar ma komeng2 gokil para fans lu.. =))
----
mari kita menebak.. :)
vina ga bakal mati sblm smua beres.. :|
ryan yg mati, krn menyelamatkn jenny yg mau dibunuh peter.. :(( peter mikir mending ga dpt siapa2 si jenny.. =))
----
 
ni komeng2 tread mengerikaaaan.. sgala macam ad..
dari pasangan trlarang (sanoo + paan_kek), zombi beserta kluarga, menyan, uero, ampe gay2 juga ada.. =))

:D

hati2 sist cerita lu kalah tenar ma komeng2 gokil para fans lu.. =))
----
mari kita menebak.. :)
vina ga bakal mati sblm smua beres.. :|
ryan yg mati, krn menyelamatkn jenny yg mau dibunuh peter.. :(( peter mikir mending ga dpt siapa2 si jenny.. =))
----

Bisa juga pas sidang di pengadilan, saat semua kumpul tiba2 DUAR..!!
Ada teroris yg ngeledakin bom.. mati semua deh.. =))
 
ni komeng2 tread mengerikaaaan.. sgala macam ad..
dari pasangan trlarang (sanoo + paan_kek), zombi beserta kluarga, menyan, uero, ampe gay2 juga ada.. =))

:D

hati2 sist cerita lu kalah tenar ma komeng2 gokil para fans lu.. =))
----
mari kita menebak.. :)
vina ga bakal mati sblm smua beres.. :|
ryan yg mati, krn menyelamatkn jenny yg mau dibunuh peter.. :(( peter mikir mending ga dpt siapa2 si jenny.. =))
----

emank parah ya..
komennya gokil2
pada demen becanda semua.. mpe bikin gw ngakak..
bisa bisa sih kayak gitu endingnya hahahhaa
 
Tepian Hati : Jennifer Adrian 3#​

" Sayang.. " Angel terbangun dari tidurnya mendapati Jack yang tertidur di sebelahnya, sementara aku yang baru datang menaruh sebuah bunga di meja dekat Angel..

" Jenny.. " Dia tersenyum lemah, menatapku.

" Sorry ya semuanya jadi begini.. " Lanjutnya..

Aku menutup mulutnya dengan telunjukku, agar dia tidak terlalu banyak berbicara aku tahu dia masih sangat lemah.

" Maafin ci Vina ya .. " pintanya, setelah memastikan Jack masih terlelep kelelahan

Aku mengangguk.. aku tahu semua ini pasti ada hubungannya dengan Vina..

" Aku pasti maafin dia, aku juga memiliki sedikit andil dalam masalahnya, " Jawabku sementara Angel sudah tersenyum mendengar kata maaf dariku.

" Tapi Angel. Kamu bisa bantu ? " tanyaku ragu

" Kamu bisa bantu aku dan Ryan ? sekarang Ryan menyalahkan semua kesalahan ini ke dirinya, dia ditahan dengan tuduhan kepemilikan, penyalahgunaan dan penyerangan terhadap kamu.. " , " Kamu bisa kasih tahu aku ? aku bener-bener harus nyelametin dia.. " Pintaku sambil duduk di sisi berlawanan dengan Jack yang tertidur.

Angel menatapku ragu.

" Aku dah bilang kalau semua ini milik aku.. " Jawabnya

Aku tersenyum mengambil satu tangan Angel yang terpasang jarum infus..

" Jack ga mengizinkan itu, aku juga sudah minta tolong pengacaraku untuk mencabut pengakuan kamu, dan lagi Vic sudah memastikan rumah sakit ini membuat rekomendasi kalau yang kamu katakan kemarin hanya halusinasi setelah pemakaian obat-obatan terlarang itu, dengan begitu semua alibi kamu gugur.. " Jawabku

" Maaf.. " Sambungku lagi, melihat Angel yang terdiam

" Kalau begitu ci Vina ? " tanyanya..

" Berarti memang Vina terlibatkan.. " aku menangkap bahwa Vina memang ada disana. sebelum kemudian tersenyum.

" Ryan sama sekali ga menyebut nama Vina.. saat ini posisi dia aman, tapi dia menghilang.. kamu tahu kan dia dimana ? " tanyaku lagi, dan memberikan pernyataan kalau posisi Vina aman
Angel kembali diam sesaat sebelum mengangguk setelah berfikir sesaat.

" Aku tahu ci Vina dimana, dia sempat SMS aku semalam.. tapi sekarang ponselnya ga aktif. " Dia menunjuk ponselnya di cupboard, aku bergerak mengambilnya dan memberikan ponsel itu pada Angel sebelum dia memperlihatkan SMS dari Vina untuknya.

Kamu baik2 aja kan Ngel ? maafin aku.. semua ini rencana Peter, aku ga tahu kenapa semua menjadi seperti ini.. aku ada di apartment Peter sekarang.. kabarin aku kabar kamu gimana.. aku mau jenguk kamu tapi ga bisa..

" Peter.. " ucapku.

Dia mengangguk.. " Kamu bisa tolong ci Vina kan Jenn.. aku mohon.. " Ucapnya.

Aku mengiyakan, sambil mengambil ponselku, ada 3 tempat yang aku tahu mungkin menjadi tempat Peter menyembunyikan Vina sekarang, aku menelepon Rey memberitahukan alamat tempat Vina ditahan, dan yang pasti aku harus memberikan kesempatan untuk mereka menyelamatkan Vina..

" Kamu tenang aja ya.. aku pasti bisa bawa Vina kesini.. kita akan menyelesaikan semua masalah ini dengan baik.. ya " aku tersenyum menatap Angel.

Dia mengangguk berusaha percaya dengan keyakinanku itu

" Kamu istirahat sekarang, aku pergi dulu.. kasian Jack juga mau istirahat pasti dia sangat kelelahan sekarang.. " bisikku sambil beranjak keluar, memencet nomor dalam ponselku dan menuju basement tempat parkir rumah sakit ini.

##​

" Jadi Peter.. " , " Mau loe apa sebenernya ? " tanyaku dalam sebuah ruangan kamar hotel mengikuti keinginannya, aku duduk di sebuah sofa di dekat pintu kamar tidur.

Dia tersenyum duduk di depanku,

" Baru juga datang Jenn.. kenapa buru-buru sih.. kita punya banyak waktu kan.. " Dia tertawa panjang mengambil daftar menu..

" Domaine de la Romanee " dia menyebut sebuah wine yang harganya hampir 90 juta rupiah.

Aku mengangguk, mengiyakan permintaanya yang langsung mengangkat telepon untuk memesan wine itu.

" Gw ga mau lama-lama sama loe disini, gw dah nurutin mau loe.. " bentakku.. aku sudah mengikuti keinginannya, di sebuah hotel bintang lima kamar kelas suite, dengan menunggunya datang terlambat beberapa jam dan hanya mengenakan sebuah baju mandi.

" Ga mungkin loe bisa cepet Jenn.. " , " Gw ga kaya cowo-cowo loe selama ini yang keluar cepet.. " Dia tertawa ucapannya seolah sengaja mengalihkan pembicaraan..

" To the point Pete.. " , " Loe mau apa.. "

" Loe tahu gw mau apa Jenny.. Loe tahu.. " ucapnya tenang, sementara seorang roomboy mengetuk pintu kamar dan Peter membuka pintu itu, meminta pelayan untuk menyuguhkan wine itu untuk kami berdua sebelum memberikan tips yang cukup besar untuk pelayan itu.

" Sampai dimana tadi ? " tanya Peter lagi, dia memandangku remeh.

Aku memandang Peter kesal, sangat kesal memandang dia dengan pandangan marah..

" Oh iya.. memang apa aja yang dah loe siapin ? " tanya Peter lagi, lagi dengan nada suaranya yang begitu meremahkan.

" Ini... " aku menunjuk pakaianku, hanya sebuah baju mandi membalut tubuhku yang dengan jelas mencetak lekuk tubuhku dengan sempurna, ditambah lagi baju yang begitu pendek itu tak mampu menutup pahaku yang kini tersaji dengan sempurna di depan Peter.

" Ok.. " Terus yang lainnya..

" Loe sakit Peter.. " aku mengeluarkan dua buah borgol sesuai keinginannya..

" Bagus.. Pintar sekali.. " Peter bertepuk tangan, sambil meminum wine dari gelas itu.

" Kamu mau Jennifer ? " tanyanya lagi

Aku menggelengkan kepala.

" Kamu harus mau sayang.. " paksanya..

Aku berjalan mendekatinya..

" Stop... bukan dengan cara berjalan kamu kesini,, kamu harus merangkak manis.. " ucap Peter lagi sambil tertawa..

Aku mendengus kesal.

Perlahan aku menunduk, bertumpu pada kedua kaki, kedua tanganku berada didepan

'sabar Jenny.. sabar.. ' bisikku pada diriku sendiri

Aku mulai merangkak sambil menahan semua kekesalan ini, penghinaan yang terasa benar-benar menyiksaku,.. aku diam sambil menunggu sementara Peter tertawa puas melihatku merangkak mendekatinya.
Sebelum kemudian aku berhenti tepat di depannya.

Aku menatap Peter dalam-dalam, menatapnya penuh dengan kemarahan.. dan saat itulah
Ponselku berdering

Aku melihat pesan yang masuk, kemudian berdiri sebelum tersenyum pada Peter yang menatapku aneh..

Aku membuka baju mandiku, memperlihatkan kaus berbelahan rendah dengan celana hotpants yang aku sembunyikan di dalam baju mandiku sejak tadi, terlalu menjijikan kalau aku harus melakukan apa yang diinginkan oleh Peter, dan lagi orang selicik itu pantas untuk ditipu seperti ini.

" Jangan berharap gw akan menyerah sama loe Peter.. gw ga akan pernah kalah dari loe.. " Ucapku, sambil berjalan keluar, dia tidak akan berani melakukan apapun padaku setelah aku melangkah keluar, ada CCTV yang mengawasi dilorong sana.

" Jadi maksud loe ?? " tanyanya sambil berkeringat dingin, aku yakin dia tahu aku atau mungkin kami telah menipunya.

" Vina udah di tangan gw sekarang, loe bisa lari kalau loe mau, tapi suatu saat juga loe pasti akan tertangkap, gw yakin itu. " ancamku lagi, aku sendiri saat ini, tidak mungkin aku dapat menghadapi Peter seorang diri, dan sepertinya mengertak Peter adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Dia membanting gelas kesal, sementara aku meninggalkannya.. aku harus menjemput seseorang dengan begini mungkin Vina akan mau membantu aku dan Ryan nantinya.. semoga

##
Aku masuk ke kamar tempat Angel dirawat, bersama seseorang dan membantunya untuk berjalan masuk ke ruangan itu, sementara yang lain telah menunggu kami berdua di dalam ruangan itu bersama Vina..aku memapahnya perlahan sebelum dia berhenti sesaat sebelum tersenyum menatap Vina yang duduk di ruangan itu, sebuah senyuman yang penuh rasa sayang.

" Derrick.. " Vina terkejut dan membuang matanya tak melanjutkan kata-katanya lagi.

" Sudah lama ya kita ga ketemu.. Vina.. " Derrick berusaha berdiri tanpa bantuanku, kalimatnya terasa canggung namun dia berusaha menyapa Vina sewajar mungkin, aku tahu ini sangat sulit dilakukan olehnya, terlebih hari ini fisiknya kembali drop setelah sempat membaik beberapa hari sebelumnya, mungkin karena dia memaksakan untuk keluar memberikanku selamat saat pameran pertamaku 2 hari yang lalu.

Dia berjalan perlahan kearah Vina yang duduk di salah satu kursi sofa di ruangan itu, aku mengamati dari kejauhan sama dengan lain, menunggu apa yang bisa Derrick lakukan untuk meminta Vina membantu kami, ini beresiko mungkin Vina tak akan mau membantu kami, Angel tak bisa membantu kami, dia tak mau melakukan ini karena itu sama saja meminta Vina menyerahkan diri, tapi saat ini kami tidak lagi memiliki banyak pilihan, Vina sendiri diam tidak berusaha menghindari Derrick yang kemudian duduk di sebelahnya, sementara Jack berpindah posisi duduk, untuk memberikan kesempatan pada Derrick berbicara dengan Vina

" Maafin aku ya.. aku menghilang begitu saja dulu.. " dia mengengam tangan Vina dengan nada bergetar, air matanya seolah menunggu untuk mengalir, aku tahu ini akan menjadi sangat emosional untuk Derrick, dan mungkin Vina " Aku begini sekarang.. " dia melanjutkan kata-katanya dengan terbata.

Vina terdiam, menatap Derrick dengan pandangan penuh arti., sementara aku berdiri di dekat keduanya, memperhatikan tiap detail kata yang akan terucap dari keduanya nanti.

Vina diam.. dia seolah tak ingin mengucap satu katapun.

Derrick tersenyum hangat, mengenggam tangan Vina lebih erat lagi, sebelum kemudian terbatuk. Aku memperhatikan reaksi Vina yang terlihat begitu khawatir meski masih berusaha mengontrol dirinya.

" Kamu kenapa ? " tanya Vina

Derrick tersenyum seolah tak mau menjawab pertanyaan itu..

" Aku datang kesini, untuk minta bantuan kamu, aku berbicara sebagai orang yang menyayangi kamu, dan juga sebagai sepupu Jennifer.. " aku mengangguk, Derrick memang sepupuku dan dia juga alasan kenapa aku tak bisa meninggalkannya, aku berhutang budi padanya.

Dia yang selalu menemani aku dimasa-masa sulit hubunganku dengan Ryan, dia juga yang sedikit banyak memberikan contoh dengan apa yang terjadi pada dirinya agar aku tidak terjerumus terlalu dalam, memang kondisi dirinya membuatnya merasa terasing, butuh teman bicara, lemah dan butuh seseorang untuk menjadi tempatnya berbicara. Dia membutuhkan aku.. aku tahu itu seperti aku membutuhkannya di saat-saat kelamku dulu.

Vina mendengus.. seolah tak ingin perduli.. dia hanya menatap Derrick tajam, melihat dari ujung atas sampai ujung bawah.

Derrick tersenyum, memahami pandangan Vina.

" Ini aku sekarang.. " Derrick merentangkan tangannya, tubuhnya yang kurus, wajah tirus dengan mata berkantung, hidungnya yang kerap berair memaksanya untuk selalu mengengam sebuah tissue. Jauh berbeda dengan Derrick 7 tahun yang lalu, Derrick kakak sepupuku yang begitu tampan dan gagah.. tak tersisa tubuhnya yang cukup atletis, rambut tebal berombak yang dibiarkan terurai kini berganti dengan rambut tipis yang tersisa di kepalanya.

Derrick masih berusaha tersenyum lebar, sementara pandangan Vina melunak, seolah dia ingin bertanya lebih banyak, namun ada sesuatu yang menghalangi mulutnya untuk berucap.

" Aku.. AIDS.. kamu tahu aku terlibat obat-obatan terlarang.. aku ga mau kamu terinfeksi dari aku.. aku ga mau kamu menjadi seperti aku.. " jawab Derrick dengan tenang dia tahu apa yang ingin ditanyakan Vina, dia tak berusaha mengurai harga diri Vina terlebih dahulu.

" Kamu AIDS ?? " Vina terlonjak kaget. " Kenapa bisa ?? " dia bertanya seolah-olah tak percaya. Dia mengepal tangannya berusaha untuk tidak bereaksi berlebihan.
Derrick hanya tersenyum tak berucap, bibirnya bergetar seolah menahan emosi dalam dirinya yang ingin meledak saat ini.

" Iya dia AIDS Vin.. tapi selama ini dia ga pernah berhenti membicarakan kamu, dia mengisolasi dirinya sendiri, di rumahnya.. aku yang selama ini menemani dia beberapa kali selama seminggu ini.. Derrick juga ga bisa nerima semua ini.. dia mencintai kamu.. tuluss.. kamu liat ini.. " aku menyela pembicaraan mereka, Vina menatapku.. dia diam menunggu aku melanjutkan kata-kataku.

" Derrick merasa terisolasi, dia butuh orang-orang yang sama seperti dia, dia butuh merasa memiliki kesamaan dengan orang lain, dia tidak rela kalau kamu sedih dan menderita.. dia juga tidak rela kalau kamu harus melakukan apa yang aku lakukan " aku menarik lengan kaus berlengan panjang yang aku kenakan, menunjukan lubang-lubang jarum di tanganku.

" Kamu tahu, kondisi Derrick labil saat ini.. dia tahu dia tak ingin orang lain mengalami hal yang sama dengan dirinya, dia tak ingin kalau ada orang yang menderita karena kebodohan yang sama dengan dirinya, karena itu,.. dia juga yang menyelamatkan aku, dia yang mengajarkan aku bahwa obat-obatan bukanlah jalan keluar, aku yang nyaris terjerumus dalam jurang itu bangkit karena dia.. aku berhutang banyak pada Derrick. "

" Tapi.. terkadang dia membutuhkan orang yang sama dengan dia, dia butuh perhatian karena itu aku sering menusukan diriku dengan jarum suntik kosong hingga meninggalkan bekas-bekas ini. Aku berpura-pura terlibat dalam obat-obatan agar dia bisa berbicara banyak hal, menceritakan banyak hal, melarang aku untuk tidak terlibat narkotika.. ya seperti itu.. dia butuh perhatian seperti itu, teman bicara di dalam kemurungan dia.. kalau tidak seperti ini maka dia pasti memilih untuk diam dan mengurung dirinya. "
Vina mengangguk, mendengarkan tiap kata yang aku ucapkan

" Aku sepupu Derrick.. aku hanya bisa melakukan sebatas itu untuk dirinya, ya hanya sebatas itu, hanya ingin untuk sedikit menghibur dan menjaga perasaan dia. Tapi kamu Vina.. aku tahu dari cara kamu memandang Derrick sekarang aku tahu seberapa besar cinta kamu pada Derrick.. aku yakin kamu akan melakukan hal yang lebih dari aku untuk menemani Derrick.. " , " Aku yakin kamu akan begitu.. "

Derrick mengangguk " Dan aku ga mau kamu melakukan lebih dari itu Vina, aku tahu seberapa besar rasa sayang kamu ke aku.. itu yang membuat aku meninggalkan kamu.. aku tahu Jenny membohongi aku dengan lubang-lubang palsu itu, dia hanya ingin membuatku bisa berbicara panjang lebar.. tapi aku yakin.. sangat yakin kalau kamu mungkin akan mengunakan obat-obatan secara nyata untuk membuat aku merasa lebih baik.. " , " Sakit Vina.. sakit saat tubuhku membutuhkan obat-obatan itu.. Jenny bisa untuk tidak memberikannya.. tapi kamu.. aku yakin kamu tidak akan mampu.. dan pada akhirnya kamu akan menjadi pecandu.. sama dengan aku... "

" Maafin aku Vina, selama ini aku pergi begitu saja.. " , " Aku ga mau kamu sama seperti aku, aku mau kamu memiliki hidup yang lebih baik, tapi aku bener-bener ga tahu kalau kamu malah menjadi seperti ini.. " , " Maaf aku kalau aku tahu semua ini dari Jenny.. "

" Umur aku mungkin ga lama lagi.. aku tahu itu.. karena itu Jenny menerima kamu di pameran itu, dia ingin memberikan aku hadiah.. memberikan aku hadiah untuk melihat kamu di atas panggung itu, yang mungkin tadinya itu akan menjadi yang terakhir kalinya buat aku..tapi kamu cantik Vina.. selalu cantik.. " Aku menatap Vina yang mulai menangis, dia terlihat kehilangan pijakan, semua kebohongan yang menjadi dinding hidupnya selama ini runtuh seketika.

" Aku mohon.. aku mohon Vina.. disisa hidupku ini.. kalau kamu tidak keberatan.. kamu mau kan kita mengulang semuanya lagi.. mungkin ga akan lama.. tapi aku ingin merasakan lagi rasa sayang kamu seperti dulu, dan semoga dengan mengingat semua cinta kita dulu.. kamu juga bisa berubah Vina.. ya ?? " suasana berubah hening sesaat

Angel beranjak dari tempat tidurnya..memeluk Vina, dan menciumnya.. hanya Angel yang paling mengerti Vina saat ini.

" Cinta itu ada kan ci.. Cinta itu ada.. " bisik Angel
Aku mengangguk setuju.. ya sama dengan cinta aku untuk Ryan.. terasa begitu nyata meski aku berulang kali.. hmm maksudnya kami berulang kali mengingkari rasa cinta itu.

" Begitu juga cinta aku ke Ryan.. dan kamu yang memegang semua ini.. " pintaku, aku tak bisa lagi menahan diri.. mungkin akan terdengar egois, tapi aku takut kalau Vina menolak.. aku mungkin demi Ryan harus sedikit memaksanya..tak ada yang bisa aku lakukan lagi sekarang aku tahu itu hanya Vina yang mungkin dapat memberikan bantuan nyata., ya aku hanya bisa mengandalkan Vina.

" Aku mohon.. " aku berlutut di depan Vina yang terlihat ragu.

Vina menatap Derrick yang menatap Vina penuh kehangatan

" Kamu.. kamu bisa nunggu aku kan ? " tanya Vina pada Derrick yang dibalas dengan anggukan penuh keyakinan.

Vina tersenyum.. dia ikut berlutut di depan-ku..

" Tolong.. bantu aku supaya hukuman-ku ga terlalu lama.. bisa ?? " aku mengangguk cepat memegang tangan Vina..

Derrick tersenyum.. " Aku bisa, aku akan bertahan untuk kamu.. " , " aku yakin yang lain akan berusaha memperringan semuanya.. " ucap Derrick mengengam tangan Vina yang tadi tak jadi menyentuhnya.

Vina tersenyum dan mengangguk padaku, aku sendiri tersenyum lebar tak bisa menyembunyikan kegembiraanku, meski aku sadar ini berarti juga akan memaksa orang lain untuk berkorban untuk aku dan Ryan.

" Ci Vina...." Angel berteriak protes.

Vina memeluk Angel,

" Semua memang harus terjadi Angel.. aku gapapa.. aku yakin kalian pasti bisa membantu aku dan Derrick.. pasti bisa semua akan terlewati dengan mudah.. " Vina tersenyum, aku tahu dia sedang membohongi dirinya, membohongi Angel agar merelakan ini semua.

" Tapi ci, tetap aja.. ga ada jaminan semuanya akan berjalan sesuai rencana.. " Angel masih berusaha melarang Vina

" Angel.. ci Vina hanya melakukan sebuah kesalahan, dan cici harus berani mempertanggung jawabkannya, " , " Makasih ya Angel.. " Vina memeluk Angel erat-erat..

" Jack.. jangan marah sama Angel ya.. dia melakukan ini karena sayang sama aku.. tapi rasa cinta dia mutlak untuk kamu.. jangan pernah raguin itu.. " ucap Vina lagi masih memeluk Angel.

Jack tersenyum mengangguk dan mencium Angel.

Sementara Vina mendekati Derrick..

" Tunggu aku ya sayang.. aku mohon.. aku ga akan lama.. " bisik Vina dan mencium Derrick melepas semua rasanya selama ini.

Sekarang aku telah melepas satu beban lagi, aku yang telah berjanji menunggu Derrick sampai akhir nanti, sekarang aku tahu saat ini Derrick telah memiliki seseorang yang dapat merawatnya lebih dari aku, dan berarti berkurang juga satu alasanku untuk tidak kembali pada Ryan. Dan aku tahu perjuangan ini sebentar lagi akan berakhir.. sebentar lagi.

##​

Saya bekerja sama dengan saudara Peter Manuel, yang memiliki masalah pribadi dengan saudari Jennifer Adrian, hari itu sesuai dengan kesepakatan kami, saya menyusupkan psikotropika itu di mobil Jenny, dengan harapan Peter yang kemudian akan memancing Jennifer datang ke tempat parkir. Di sana saya sudah memancing saudara Ryan untuk datang ke parkiran, lalu orang-orang yang telah dibayar oleh saudara Peter akan memergoki kalau Ryan memiliki barang-barang itu, sedangkan Saudari Jennifer disini akan menjadi tertuduh sebagai pembeli dari barang tersebut. Saudara Peter disini memiliki 2 peran, yaitu mengomandoi orang untuk datang ke tempat kejadian, dan membujuk Jennifer untuk datang ke lokasi kejadian.

Saya memang pemakai, karena itu Peter memanfaatkan saya untuk mendapatkan barang itu dan meminta saya untuk melakukan rencananya,

Namun ternyata Saudari Angel yang datang ke tempat parkir, dan saudara Ryan terlalu cepat datang ke lokasi sehingga saya tidak sempat menyelesaikan semuanya. Hal itu membuat saya menjadi panik dan hendak menusukkan barang itu pada diri saya sendiri untuk menuduh saudara Ryan, disisi lain Saudari Angel yang kebetulan adalah sahabat saya mencegah saya melakukan itu semua, dia membantu saya untuk kabur dengan cara menusukkan obat-obatan itu ke dirinya, saat itulah orang-orang suruhan Peter yang sepertinya sengaja dibuat untuk terlambat datang, sampai ke lokasi kejadian.

Saya melarikan diri bersama Peter dengan bantuan Saudari Angel tadi. Sementara Saudara Ryan dan Saudari Angel menjadi korban dalam kasus ini

Dan ponsel di kantung saudara Ryan, mungkin adalah perbuatan Peter, karena dia memang sempat mengatakan rencana ini, tapi saya tidak secara jelas mengetahuinya. Tapi satu yang pasti Saudara Peter dan saya sempat kembali ke gedung itu untuk bertemu seseorang dan memberikan pada kami sebuah rekaman CCTV di tempat kejadian. Kalau tidak salah orang itu bernama Basri.

Vina selesai memberikan keterangan di depan para hakim, membacakan pengakuannya yang telah ditulis dengan sangat hati-hati oleh para pengacaraku, sementara para hakim tampak terlibat pembicaraan serius, mereka meminta sidang diskors selama setengah jam, sebelum dilanjutkan dengan pembacaan keputusan.

##​

" Dengan ini pengadilan memutuskan, Saudara Febryant Chester usia 22 tahun, dibebaskan dari semua tuduhan, dan pengadilan dengan ini memulihkan seluruh nama baiknya. " , hakim itu mengetuk palu setelah sidang ke 3 dalam minggu ini. Setelah pengakuan Vina dan bukti-bukti yang kami miliki, akhirnya kami berhasil membuktikan ketidakbersalahan Ryan.

Kutatap Ryan yang tersenyum menyalami para hakim dan jaksa, sementara Angel menatap Vina dengan begitu dalam, Vina yang tersenyum dalam pelukan Derrick.. dia memeluk tubuh lemah Derrick dan menciumnya mesra.

Vina mendapatkan hukuman selama 8 bulan, dan yang terbaik yang bisa kami lakukan adalah tidak adanya hukuman penjara untuk Vina, diganti dengan rehabilitasi narkotika, dengan begitu Vina akan lebih mudah untuk bertemu dengan Derrick, sesuai dengan perjanjianku dan Vina saat itu.

Sedangkan Peter melarikan diri dan menjadi buronan dalam kasus ini, tapi persetan dengan semua ini, dan itu aku sudah merasa cukup dengan semua penyelesaian ini, meski aku tahu akan berat untuk Vina dan Derrick.

Ya ini akan sulit bagi mereka berdua.. aku tahu bagaimana rasanya perpisahan, betapa sakitnya ini semua, tapi hanya ini yang bisa aku lakukan 8 bulan Vonis yang diberikan pada Vina dengan pengalihan tuduhan pada penyalagunaan Narkotika yang tersubsider pada rehabilitasi narkotika, Derrick harus bertahan 8 bulan lagi.. dengan tubuh lemahnya itu, dengan nafasnya yang bisa terhenti kapan saja.. Tapi aku tahu semangatnya sudah kembali, dia pasti bisa melalui semua ini, dan hanya satu yang diinginkan oleh keduanya.. diinginkan oleh Vina dan Derrick agar Vina dapat menemani Derrick sampai akhir hembusan nafasnya nanti.

Cinta mereka mungkin jauh lebih besar dari cintaku dan Ryan, namun takdir mengatakan lain untuk keduanya.. namun seberat dan sesulit apapun ini semua bukan berarti mereka tidak bisa merasakan kebahagiaan, kebahagiaan itu kita yang buat, bukan mereka. Kebahagiaan itu kita yang memutuskan untuk menjalaninya atau menolaknya. Kebahagiaan itu adalah ... ya itu lah kebahagiaan.

Aku menatap Ryan yang berjalan dari satu pelukan ke pelukan lain.. aku tahu dia akan segera sampai disini, memeluk-ku yang sedang menangis bahagia.. perjuanganku.. penantianku dan semua air mataku ini akan berakhir hari ini.. ya.. andai aku mau menerima kebahagiaan ini..

Tapi tidak aku tak mau semua berakhir seperti ini, terlalu mudah untuknya.

Aku berjalan keluar..

" Jenn.. mau kemana ?? " tanya Karen memanggil.

Aku menggeleng dan berlalu keluar, aku hanya ingin menangis sekencang-kencangnya sekarang sebuah tangisan kebahagiaan, tangisan yang telah begitu lama hilang dari hidupku..

Aku menghentikan taksi yang melintas di depan gedung pengadilan ini untuk membawaku pergi.

##​

Langit yang mulai gelap, disertai angin yang bertiup cukup kencang sementar beberapa petir yang sesekali menyambar memberikan guratan putih di langit yang menggelap.

Rintik hujan yang tadi turun, perlahan berganti menjadi deras hujan..

Aku berdiri di halte itu, halte tempat aku bertemu Ryan pertama kalinya. Febryant Chester, cinta dalam hidupku.. sosok Febryant dengan mata tipis dan sepasang bola mata coklatnya, kira-kira 183 cm tinggi tubuhnya dengan rambut yang dibiarkan sedikit panjang namun tetap rapi, wajah tampan indo-nya yang selalu menarik perhatian gadis manapun, berbalut kemeja putih dengan celana panjangnya yang dipakainya sejak di pengadilan tadi, dia membawa sebuah tas dan melirik jam tangannya sambil tersenyum padaku.

Aku berusaha menahan diri untuk tidak membalas senyumannya itu, andai aku bisa aku mau melompat dalam pelukannya. Namun aku belum bisa meluluhkan semua kekesalanku pada sosok Ryan, namun aku bahagia, begitu bahagia karena dia dapat menemukanku, mudah dia dapat dengan mudah menemukanku disini, rasanya aku ingin merasakan pelukannya sekarang namun tidak bisa, saat ini tidak hanya kami berdua di halte itu, masih ada beberapa orang lain yang berdiri disana berteduh, menunggu hujan reda. Mata kami bertemu, terus memandang satu sama lain seolah tak mau melepaskan masa ini sedikitpun, dan sekarang aku tidak bisa tidak untuk tidak membalas senyumannya itu, aku ingin memeluknya sekarang, memeluknya erat-erat.

Dia datang dengan motor lamanya itu, juga dengan helm lamanya..

Aku menatapnya dalam-dalam, mata dan bibirnya yang bergerak seolah mengatakan sesuatu.

" I love you.. don't ever leave me... again.. " aku membaca gerak bibirnya

" I hate you.. you're so bad.. you hurt me bad.. " aku membalas dengan gerakan bibir juga

" So sorry never ever leave you again, Jennifer Adrian Please marry me.. " aku terkejut mendengar apa yang diucapkannya, mungkin dia hanya bercanda ??

" What ? " tanyaku kali ini bersuara kaget.

Dia tersenyum.. melangkah mendekat..melututkan satu kakinya di depanku dan mengeluarkan sebuah cincin dengan mata permata kecil.

" Please Marry Me Jennifer Adrian.. " ucapnya dengan penuh rasa sayang..

" Hah ?? " Mataku memerah tak percaya, sementara orang-orang mulai berkerumun dan bertepuk tangan sambil tertawa renyah.. menunggu jawabanku.

" Tapi kita kan bukan pacar .. " Aku masih berusaha menolak..

" Kita memang ga pacaran Jenny.. tapi cinta aku, cinta aku ke kamu, cinta kamu ke aku.. cinta ini bertahan dalam semua rasa sakit dan pengorbanan kita .. 5 tahun,. Cinta ini lebih dari matang.. cinta ini sudah melalui banyak ujian, cinta ini ga pernah lelah menunggu.. " ucapnya

Beberapa orang mulai bersiul, sementara tubuh ku berdegub dengan begitu kencang.. aku harus menjawab apa..

" Aku masih kuliah.. " alasan yang konyol terucap dari bibirku.

" Ga masalah.. kamu tetep kuliah.. aku cuma mau kita menikah bukan kamu berhenti kuliah kan.. " Dia tersenyum.

" Jadi kamu mau aku jawab apa ? " tanyaku bingung

" Aku.. aku bukan anak orang kaya, cincin ini juga murah buat kamu.. tapi aku janji suatu saat aku bisa memberikan kamu yang lebih baik, aku ga bisa menjanjikan kamu sebuah pernikahan yang mewah, tapi aku bisa memberikan kamu sebuah pernikahan yang sangat berkesan, aku ga bisa menjanjikan kamu sebuah rumah yang besar.. tapi aku bisa memberikan kamu sebuah rumah sederhana yang hangat, aku ga bisa menjanjikan kamu hanya ada kebahagiaan sepanjang usia kita, aku tahu akan ada masa-masa sulit untuk kita, tapi aku bisa memberikan kamu sebuah keluarga yang sangat mencintai kamu. " ucapnya.

Dia mengucapkannya dengan penuh ketulusan, matanya yang tak berkedip sedikitpun menatapku membuatku tak punya pilihan lain, selain mengambil cincin itu dan memakainya di jari manisku.

Orang-orang bersorak sorai dan memberikan selamat untuk kami berdua.

" Kamu tuh.. malu kan di depan orang banyak begini " Aku mencubit Ryan sambil bersembunyi dalam pelukannya, wajahku pasti sangat merah sekarang, dan air mata ini murni sebuah kebahagiaan..

" Gapapa donk.. sekali-sekali.. " Jawabnya santai

" Kamu tahu aku bohong soal pertunangan aku ? " tanyaku lagi

" Aku tahu, cincin itu punya Mama kamu kan, aku pernah liat dan aku ga mungkin lupa kalau kamu pernah tunjukin itu walaupun cuma sekali ke aku.. " dia mencium keningku.

" Dasar.. " Aku mencubitnya lagi

" Terus darimana kamu tahu aku disini ? " tanyaku lagi

" Ya tahu donk, aku selalu tahu kamu dimana.. soalnya hati kita kan satu " sahutnya gombal

" Tapi kamu tega loh, sedingin itu sama aku, lama bangettt baru nengok ke aku, dan lagi kayaknya kamu cuek banget ke aku, kamu ga bantuin yang lain kan buat bebasin aku.. " sindirnya

" Jangan-jangan kamu udah ga sayang lagi.." dia cemberut lucu.

Sebuah cubitan,, itulah jawaban dariku.. aku kesal bagaimana pun aku berusaha bersikap dingin, dia pasti tahu betapa aku berusaha membebaskan dirinya.

" Awww " , " Sakit yang.. " Protesnya.. aku menaruh tasku berusaha membantu mengusap dadanya yang tadi aku cubit terlalu keras, " Maaf yang.. kamu ga tahu sekhawatir apa aku.. dan apa aja yang aku lakuin.. jangan ngomong gitu lagi.. " pintaku

" Aku tahu sayang, aku tahu.. cuma bercanda aja tadi.. " Dia tersenyum memelukku erat
Dan..

" Tolong, Kejar orang itu , Copet barang aku diambil !! " Aku berteriak menyadari seseorang melompat ke atas motor mengambil tas milikku dan bergegas pergi.

" Kejar yang.. " Ryan sudah berada diatas motornya dan aku segera ikut melompat ke atas motornya, sesaat kemudian kami tertawa..

" Kayaknya kita pernah begini ya.. " Ucap Ryan..

Aku ikut tertawa, dan memukul pundak Ryan..

" Udah kejar dulu, dan jangan pernah kesini lagi ini udah kedua kalinya aku kecopetan disini.. " aku meleletkan lidahku.. dia tertawa dan menyalakan motornya berusaha mengejar motor pencopet itu pelan.

" Padahal aku dah punya cita-cita mau nikah disini loh. " Katanya lagi

" Kalau gitu cari aja calon istri yang lain.. " aku tertawa lepas.

To Be Continued
The Last Chapter : Akhir dari Sebuah Awal
###​
 
Horeeeee sekali lagi update dan tamat, ga sabar liat tag tamat di thread ini
melelahkan hampir 4 bulan loh..
tapi akhirnya
ga berani janji ya, kapan release endingnya..
pasti kisaran minggu depan dech..
soalnya self satisfied first for the ending ^^

soal ending Ryan ini, sebenernya mau dibikin ada adegan ranjang,
kayak banyak diminta sama temen2.
tapi keinget comment clotingk di lounge yang mau buat cerita dejavu itu
jadinya kepikiran ikutin ide dejavu itu
mudah2an suka ya ma ending ryan dan jenny ini heheee

dan semua comment dan kritik diterima dengan baik,
supaya ending semua character chapter depan bisa lebih baik lagi ^^
 
happy ending........
xxx ... ga begitu perlu kayaknya....
alurnya udah ngebakar......

congrats sist

and PERTAMAX
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd