Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terbukanya Wawasan Setelah 15 Tahun Menduda

waduhhh belum update juga....nunggu tania hamil ahhh
 
Punya sekertaris body aduhai kaya tania mh harus di garap tiap hari om, tp aku salut bisa konsisten selama 15 tahun :jempol:
 
Untuk agan-agan sekalian..mohon maaf sebesar-besarnya karena saya benar-benar gak bisa ngontrol waktu di RL. ada beberapa kendala seperti transisi besar2an di kantor. mungkin baru bisa stabil pada pertengahan februari. tapi saya usahakan terus posting setiap pekan. ini saya ceritakan mengenai Ilona.
***


Semenjak kejadian di Bandung itu, saya selalu mendapat jatah dari Tania dan Marin. Frekuensi dengan Marin nyaris seminggu sekali sementara dengan Tania paling banyak dua kali dalam sebulan. Tania yang di antar jemput oleh suaminya bikin pergerakan saya tak semudah ketika bermain dengan Marin.

Sementara yang masih mengatar jadwal jatah saya adalah Tania. Tania tak pernah cemmburu ketika mengatur jadwal saya dengan Tania. Ia sama sekali tak cemburu ketika saya bercinta dengan Marin. Karena kalau bole jujur. Kedua wanita tersebut masih berharap saya mencari kekasih lain. Tania walaupun tertekan juga masih sayang sama suaminya.

Nanti saya akan cerita mengenai Tania dan Marin di tahun yang sama. Namun perkenankan saya menceritakan kejadian setahun setelah kegiatan persami. Ini terjadi waktu Dena kelas delapan. Dan selama setahun saya masih dapat jatah dari Tania dan Marin. Tania masih belum juga dikaruniai anak. Tetapi saya pastikan cerita berikutnya sama sekali bukan tentang kedua wanita sempurna tersebut.

***

Sudah tengah malam, setelah mengucapkan selamat tidur untuk Dena saya memutuskan untuk kembali ke kamar. Sebelum tidur sudah biasanya sebagai pekerja media untuk mengecek grup bbm atau email masuk. Untuk sementara email saya kosong dan tinggal grup bbm yang mendadak ramaih. Seingat saya sebelum ke ruangan Dena grup pekerjaan sudah tenang dan tampaknya ingin merasakan malam minggu yang panjang.

Rupanya benar, grup yang ramai bukan grup pekerjaan melainkan grup futsal kantor. Walau saya jarang main futsal, namun saya tetap beradad di grup futsal kantor yang terdiri dari semua divisi perusahaan saya. Sebagai atasan saya memang kerap menonton mereka bertanding melawan perusahaan lain dari Perusahaan Grup kami. Yah maklum lah, kalau mantan orang lapangan pasti sebenarnya gak bisa lama-lama di belakang meja, ada rame-rame dikit langsung hinggap akhrnya saya langsung diajak bergabung ke grup tersebut.

Meski jabatan saya paling tinggi di grup tersebut, namun tak ada rasa canggung. Sekalilagi harap maklum karena kami kerja di media semua benar-benar fleksibel. Anak magang bisa saja memanggil saya dengan hanya nama atau mas. Itu adalah suatu hal yang wajar.

Saya memutuskan untuk membuka grup tersebut. Ternyata mereka bukan membahas rencana futsal melainkan membahas wanita. Adalah Ilona yang merupakan anak baru di HRD. Saya terus terang terkesan dengan Ilona waktu wawancara pekerjaan. Ia terdengar pintar. Ya, terdengar. Waktu ia wawancara dengan saya sebagai atasan. Saya menyambi dengan membaca laporan keungan jadi saya sama sekali tak memperhatikan parasnya.

Adi: Lu pada merhatiin Ilona ga? Sabi ya?
Eka: sabi apaan nih? Hahaha...tocil bro...
Imam: sabs sih kayaknya....doi kalo ke kantor gak pernah pake bra ya? Oi Ron! Anak HRD nyaut dong...ada barang bagus jangan disempen...
Saya: *mantau*
Robet: Hahaha gawat ada bos mantau.
Roni: bukan saya ya pak...
Roni: Tapi emang sabs sihhh....bener mam doi kadang2 gak pake bra. Cuman gara-gara tocil jadi gak bakal ngeh kalo gak lama-lama...
Saya: *Screen shot* *sebarin ke istri sama pacar lo semua*
All: ampuunnn bapak...

Kira kita itu adalah percakapan di grup. Meski saya sudah sedikit mengancam, namun nyatanya percakapan malam tersebut terus berlanjut. Saya termasuk yang memantau saja. Karena setelah beberapa foto di share, Ilona memang sangat cantik. Ia baru lulus usianya masih 21...ia juga merupakan lulusan Adelaide, Australia. Mengenai kebiasaanya itu konon memang benar tetapi saya tak pernah memperhatikan. Grup pun akhirnya bertarung dulu-duluan bisa menjadikan Ilona pacara... sementara saya cukup mantau saja..

Sampai akhirnya

“Mas, kamu nanti jam 11 ikut anak HRD ke parung ya buat ngecek vila yang mau kita pake buat outbond,” ujar Tania mengampiri saya yang sedang duduk di balik meja sambil membaca laporan. Namun pernyataan Tania tersebut sedikit membuat saya kesal karena awalnya saya tak memiliki rencana tersebut. Terlebih lagi, sorenya saya harusnya mendapat jatah dari Tania.

“Loh, emang aku harus banget ikut? Kan kita udah ada jadwal?”balas saya dengan sedikit kesal..

“ooh...ada yang ngambek..sini cium dulu mmuuahhh...***nti besok aja ya? Gimana besok pulang kantor? Cuman bentar kok hari ini...cuman survey terakhir sebelum deal aja...ya? kasian tuh anak-anak sepi...”

“emang siapa aja?” jawab saya ketus..

“Ada rani,rian, dito, sama Ilona...mau ya? Pleaseee... ntar pulang dari sana aku kasih hadiah deh...”

“okeh” jawab saya sigap.

Selama di perjalanan saya berada di kursi belakang supir. Dito yang menyupir dan Rian ada di depan. Itu membuat saya berada di belakang bersama dengan dua wanita. Ilona duduk tepat di samping saya sementara Rani ada di pintu seberang saya. Sepanjang perjalanan saya mencuri-curi pandang ke Ilona sembari mengobrol. Saya mau memastikan bahwa Ilona benar-benar tidak menggunakan BH. Namun karena kemeja gombrongnya, nampaknya terlalu sulit untuk memastikan. Hari itu ilona mengenakan kemeja hitam dengan rok pendek yang cukup memberikan saya pemandangan paha putih mulus....tak mendapat jawaban saya memutuskan untuk tidur dan melupakan misi saya...jujur saya memang mengakui dia cantik, tetapi terlalu jauh usianya jika dibandingkan dengan saya hehehe...

Akhirnya saya tertidur sepanjang perjalanan..dan baru tersadar setelah sampai di tujuan...ketika memutuskan untuk mengumpulkan nyawa, tiba-tiba ada yang menyapa

“Mas udah bangun...jangan-jangan keganggu saya ya mas?” Ujar Ilona sambil sibuk membongkar tasnya.

“Enggak, emang udah bangun aja.. yang lain kemana?”

“Itu mas lagi pada survey sama ngobrol-ngobrol sama yang punya. Mas mau turun apa di mobil?”

“di sini aja lah...kemarin udah deal harga kok..cuman survey terakhir. Lagian anak-anak yang lain juga cuman recheck buat lokasi games dll kan..terus males lah...yang punya villa cerewet...mending di sini tidur.” Ujar saya sembari mengucek-ngucek mata dan membuka jendela..

“kalau gitu aku temenin aja deh ya mas...masa bos besar gak ada yang nemenin...”

“boleh,,,”

Akhirnya saya ngobrol panjang lebar dengan Ilona dan berusaha untuk mengorek-ngorek informasi tentang dirinya. Saya berpikir, Yah kalau memang nggak ada kesempatan tinggal di umpan lambung ke bawahn. Siapa tau emang rejekinya anak-anak.

Setelah ngobrol panjang, saya tahu bahwa dirinya awalnya tak disetujui oleh orang tuanya untuk bekerja di media. Meski bekerja di bagian HRD, orang tuanya beranggapan kerja di media adalah kerjaan kuli. Maksudnya 24 kerja nggak ada istirahat. Dan saya setuju itu. Tetapi rupanya kerja di media memang sudah jadi impian Ilona.

Dari obrolan di dalam mobil itu pula saya tahu bahwa Ilona ternyata hobinya jalan-jalan. Selama kuliah di Australia ia tinggal seapartemen dengan pacarnya. Tujuannya agar bisa menghemat duit dari orang tua untuk jalan-jalan. Maka tak heran ia mengenal beberapa negara seperti jepang, dll. Namun Ilona mengatakan ke orang tua ia tinggal sendiri. Jika orang tuanya datang ke Adelaide, maka sang pacar yang Jerman-Turki di suruh mengungsi ke tempat lain...

“eh mas punya instagram nggak? Nanti liat foto ku jalan-jalan di situ aja...” tanya Ilona.

“punya dong...anak fotografi masa nggak punya instagram,” jawab ku sambil menunjukkan akun Instagram saya. Sekedar informasi buat suhu-suhu sekalian, saya yang pernah menjadi orang lapangan memang sudah terbiasa untuk menulis dan memotret. Jadi meski sudah tak berada di lapangan, saya terus berusaha untuk menjaga kemampuan tersebut dengan menulis di blog dan menunggah foto di instagram...

“oh iya...bagus-bagus nih. Keren ih mas, aku follow ya..” setelah itu kami kembali mengobrol tetapi tidak ada yang serius. Setelah acara selesai saya kembali ke kantor. Namun sayang saya tak mendapatkan janji yang ditawarkan Tania karena suaminya datang lebih cepat.

Malamnya saya seperti biasa menjalani ritual cek-cek hape sebelum tidur. Setelah email dan bbm kerjaan saya bales semua, tibalah giliran mengecek Instagram melalui tablet. Ketika itu saya melihat bahwa Ilona memfolow sesuai dengan pernyataanya tadi siang. Saya kemudian gantian memfollow instagramnya dan menyaksikan banyak foto-foto pemandangan dan street photography. Wah setipe nih dari gaya fotonya, pikir saya. Tiba-tiba bbm, saya berbunyi dan kembali meraih handphone..

“asik di follow bos besar” tulis Ilona.

“bisa aja, saya bukan bos besar kali...masih ada yang lebih besar lagi..”bales saya dengan sigap.

“iya aja deh...btw besok sabtu aku mau hunting foto di ragunan mas. Belum pernah foto hewan heheh kayanya lucu juga. Mau ikut gak? Kebetulan aku sendiri.”

“hehe tau aja kamu saya mantan pawang di sana. Siap deh bu, janjian di sana ya. Eh tapi jangan bilang-bilang orang kantor ya hihihi”

“haha bener kata anak-anak, mas Aldi lucu...oke pak. Siap sampai jumpa..”


***
Sabtu pagi saya ketemuan di pintu utara. Udah kaya abg mau ngedate aja ketemuan di depan trus jalan bareng. Perjalanan ini sengaja saya tak beri tahu Tania atau Dena. Karena tujuan saya memang untuk hunting foto sama menggali informasi untuk anak buah tercinta. Yah kalau dapet kesempatan untuk secelup-dua celup juga saya nggak nolak.

Rupanya Ilona lebih dulu datang dan menghampiri saya. Pagi itu Ilona semakin terlihat cantik dengan Tank Top tanggungnya menunjukkan sedikit perut ratanya, tak terlalu terbuka karena bagian atas tubuhnya ia lapisi dengan jaket. Sementara itu di bagian bawah Ilona menggunakan rok jeans pendek dengan rambut sedada yang dibiarkan tergerai. Jujur Ilona cantik banget gan, dengan kulit putih mulusnya karena keturunan tiongkok, jadi kaya bersinar gitu hehe..

“Mas Aldii...” teriak Ilona sambil terus berlari dan memeluk saya..meski sedikit canggung namun saya mendapatkan satu informasi, rupanya Ilona tak pakai Bra, saya meraasakan betul ketika dadanya menyentuh dada saya. Dan benar menurut data intelejen yang saya terima, ia tergolong tocil yakni sekira 34 b. Setelah berbincang-bincang kami memutuskan masuk. Cukup lama kami hunting dan ia saya jadikan model. Di sela-sela memotret saya menceritakan ambisi saya dalam fotografi.

“sebenarnya aku pengen nyoba yang nude gitu Na, gimana ya..kayaknya keren aja bisa nyalurin emosi si model ke foto..”ujar saya memulai obrolan.
“seru sih mas emang. Eh btw kita ke smutszer yuk...katanya banyak tempat hunting bagus,” ajak Ilona berusaha mengalihkan isu. Jangan-jangan saya dicap mesum lagi gara-gara ngomong gitu akhirnhya saya manut saja mengikuti pergerakkannya.

Stelah di smutszer rupanya benar gan, banyak tempat bagus untuk hunting. Di situ saya kembali membuka pembicaraan untuk melepas rasa canggung. Saya rasa gak perlu di bahas mengenai obrolannya karena bener-bener nggak penting hu. Yang penting bikin Ilona ketawa hehe...

“Pacar kamu gak marah kamu jalan sama om-om?”

“mana berani marah, ntar gak dapet jatah dia. Lagia di ausy, mau apa juga...iya gak om?” ledek Ilona sambil gelendotan di sisi saya sembari berjalan dan membuat saya canggung.

“kaku amet sih om? Rileks aja lagi hihihi,”

“jangan rileks-rileks omnya ganas,” balas saya sekenanya. Kami kemudian terus mengitari pusat primata tersebut. Karena kami datangnya sangat pagi, bisa dipahami kalau smutser cukup sepi kali itu, sampai ada suatu tempat yang sangat sepi Ilona tiba-tiba berlari ke depan. Sampai di depan, ia melepas jaketnya. Ayo coba foto aku, katanya suka foto2 sensual gitu..astagah hu, kulitnya makin keliatan mulus banget. Setelah sejepret dua jepret saya memintanya untuk kembali jalan tetapi ia malakukan tindakan gila.

“mas tunggu dulu. Lagi lah, mumpung sepi,” sejurus kemudian Ilona menurunkan rok pendeknya dan membuatnya hanya menggunakan celana dalam dan tanktop. Tahu kondisi harus dimanfaatkan saya mengarahkan dia untuk berpose dan ketika itu pula saya mendengar tawa beberapa anak-anak yang sepertinya sudah dekat. Ilona langsung lari balik semak dan kembali memakai pakainnya. Ia hanya bisa tertawa ketika selesai dan memeluk saya lagi.

“ehhehehe dapet nggak tadi gambarnya?”

“dapet dong...gila kamu, di sini kan ada cctv,”

“biarin ah...rejeki yang jaga...”

“enak banget yang jaga baru kenal udah dapet pemandangan. Gua bos nya boro-boro,” goda saya sambil terus berjalan ke arah parkiran untuk pulang. Tapi lagi-lagi tanggapan saya tak digubris oleh Ilona. Yah salah kata-kata lagi deh.

Sepanjang perjalanan saya dan Ilona diem-dieman hu, tapi bukan kami berantem tapi karena saya yang gak tau mau ngomong apa. Takut nyinggung lagi. Singkat cerita sampai di apartemennya saya lmendapat kecupan manis.

“muahhh...makasih ya mas udah nemenin hunting, masuk aja yu,” buka Ilona di depan apartemennya di kawasan kebayoran.

“enggak deh...aku janji mau makan siang sama Dena,” ujar saya ogah-ogahan.

“ayolah...makan siang di sini aja, sekalian aku mau liat foto yang tadi.” Akhirnya saya tak bisa menolak ajan Ilona dan memutuskan untuk masuk apartemennya. Lumayan gede juga, bener deh emang anak orang khaya. Hehe. Skip lagi. Saya dan Ilona udah masuk kamar. Saya sambil duduk di sofa dan menonton tv sementara Ilona lagi ngambil minuman.

“adanya bir mau ya? Aku males bikin teh hehehe..”

“siap bu gakpapa..” jawab saya.

“aku liat foto-fotonya ya,” ujar Ilona yangkemudian merogoh tas kamera saya. Namun karena terburu-buru, dompet yang saya taruh di tas tersebut jadi terpental keluar termasuk isinya. Iya gan, isinya.

“ih bandel apaan nih!” ujar Ilona sambil menunjukkan cadangan kondom dari Tania di depan muka saya.

“hehe buat jaga-jaga,” ujar saya gugup

“bandel.” Bales Ilona dengan cubitan di pipi dan melanjutkan melihat foto-foto.

“Ih keren mas...kapan-kapan aku mau deh jadi model kamu,” ujar Ilona yang kemudian kembali mencium pipi saya.
“sekarang juga sabi...” jawab saya.

“katanya mau maksi sama Dena. Hmm? Lagian aku juga lagi gak mood nih sebenarnya,”

Saya kemudian menanyakan alasan Ilona gak mood. Setelah dipancing dikit akhirnya ia mau cerita. Rupanya Ilona lagi berantem sama pacarnya. Sang pacar mau balik ke Jerman tapi nnggak mau ketemu dia di Jakarta. Dan hubungan keduanya jadi sedikit berantakan. Sebagai bos yang juga lebih tua akhirnya saya hanya bisa memeluk untuk menenangkan pikirannya yang terlihat sedikit emosi.

Setelah cukup tenang, Ilona memandangi saya dengan senyuman manisnya. Saya yang terpana dengan tatapan dan senyumnya secara reflek mencium bibirnya. Kami berpagutan dan saya melirik matanya yang masih memandangi saya. Selintas terlihat ia tersenyum sambil bibir kami salin bersentuhan. Sesaat ia memejamkan mata dan ciuman kami berdua semakin memanas.


“hmmm....bandel. bos mesum....hmmm” ujar Ilona di sela-sela ciuman sembari menyubit pipi saya dan melingkarkan tanganya di leher saya.

“hmm...kamu cantik banget..hmmm”

“gombal” bales Ilona. Saya bener-bener gak nyangka, dengan usia yang terpaut sekitar 16 tahun, kami saling berpagut dan menikmati satu sama lain di sofa apartmen Ilona.

“hmmm mass...hmmm...pindah yuk masuk kamar.hmm” saya setuju dengan anuran Ilona dan menggendongnya ke kamar...kami terusberpagutan bahkan ketika saya duduk di pinggir kasur empuknya.. Ilona yang sudah bernafsu mendorong saya sampai terlentang di atas kasur.

Ilona yang masih duduk di pinggang saya kemudian melepaskan tanktopnya yang sedari tadi digunakan. Maka muncul lah pemandangan indah berupa dua payudara putih yang tak seberapa besar namun dengan puting mengacung. Saya pun langsung bangkit dari kasur dan terus menyergap payudaranya. Saya jilati seluruhnya hingga basah. Lidah saya memainkan putingnya.

“hmmmm...enak mas...di situ aja mas” ujar Ilona ketika saya memainkan ujung putingnya. Tak lupa beberapa kali saya melakukan kombinasi gigit-hisap yanng membuat payudara Ilona kini tak lagi mulus. Terdapat beberapa bekas gigi yang membuat payudaranya berwarna merah.

“hmpff mas... enak banget sih....” saya tak bisa membalas karena terlalu sibuk dengan payudaranya. Terlebih lagi tampaknya Ilona memang tak mebutuhkan jawaban dari saya karena ia terus menerus menekan kepala saya di payudara kenyalnya. Akhirnya saya membalikkan keadaan, saya biarkan Ilona telentang di kasurnya. Saya berharap ia lebih menikmati ketimbang duduk berhadapan.

Dalam proses pergantian posisi tersebut saya sekaligus berusaha untuk melepaskan roknya. Alhasil kini Ilona hanya mengenakan celana dalam namun begitu saya tak ingin terus terburu-buru. Saya kembali melanjutkan gerilya di payudaranya yang ranum tersebut. Setelah puas dengan sisi kiri kini saya menelusuri sisi kanan.

“duh..hmphhh...enak mas terusin...” sambil terus melancarkan jurus yang sama saya dengan iseng memasukan tangan saya di balik celana dalam putih milik Ilona. Saya dapat rasakan bahwa celana dalamnya sudah basah. Basah keringat dan tentu saja cairan pelumasnya sudah siap dipercaya untuk melancarkan tugas.

“udah basah nih...” ujar saya di sela-sela mengulum dan menjilati lereng putingnya.

“bandel...terusin dulu ah.. lagi enak..” jawab Ilona.

Saya melanjutkan kuluman di payudara Ilona. Namun kali ini jari-jari saya di celana dalam lebih aktif dari sebelumnya. Saya menggesekkan jari saya ke belahan kenikmatan rupanya rangasangan itu membuat pinggul Ilona naik. Tahu mendapat lampu hijau saya berusaha untuk mencari klitorisnya. Tak membutuhkan waktu lama bagi saya untuk menemukannya. Dengan mudah saya berikanr angsanan di daerah tersebut dengan saya elus-elus..hasilnya Ilona mengeluarkan desahan-desahan yang lebih hebat... terus melihat pinggulnya menegang, saya tak mau membiarkan itu cepat reda. Saya masukkan jari tengah ke dalam vaginanya.

Gerakan saya tersebut rupanya membuat Ilona bereaksi. Kepala saya yang masik aktif di dadanya semakin didekap. Sementara pinggulnya terus menegang. Saya coba keluar masukan tangan saya dengan perlahan. Kini suasana hening benar-benar hilang, Ilona terus mendesah mendapat rangsangan dari jari saya.

Aksi fingering yang saya lakukan juga memberikan saya rasa penasaran. Maklum, jari saya terasa terus ditarik untuk masuk kedalam. Sementara dinding kiri dan kana terus mengimpit rasanya bagaikan di sedikit tersengat listrik.

“hmmmm...mas enak mas...arhhhhh terus....fuck me ahhh” racau Ilona sambil teris membenamkan wajah saya.

“suka sayang? Punya kamu basah niih” jawab saya sambil mengkeluar-masukan jari saya dengan cepat di vaginanya.


“apa nya sayang yang basah?hhhh arhhh mppphhhhhhhhh ah....puter yang...pentokin ke pinggir...hahhhh”

“memek kamu sayang...memek ilona basah banget...” pancing saya sembari menuruti permintaanya.

“hhmmmm aku ahhhh kerasin yang..dasarhhh bos mesummm arhhh” ujar Ilona disertai teriakan karena saya menghujam vaginanya terlalu keras

“..hmpshhh asss aku keluar aaaahhhh gila enak mas!” desah Ilona mendadak sembari tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku untuk beberapa detik. Setelah cukup tenang meski masih terengah-engah, Ilona akhirnya kembali menjambak rambut saya dan menariknya di hadapan saya...

“liat tuh seprei jadi berantakan gara gara kamu...” kata Ilona kemudian mengecup bibir saya dengan mesra.

“yang narik-narik kan kamu...” jawab saya.

“hmmm hehehe masih terasa sampe sekarang enaknya. Pinter deh bos mesum.. kamu suka ya sama dada ku? Apa kekecilan?”

“enggak kok...gembul gini masa dibilang kecil...gembul nih kaya pipi kamu” jawab saya sambil menyium pipinya.

“ah betee ahhh...” gerutu Ilona sambil mennarik selimut dan menutupi dirinya.

“ehh jangan ngambek dong...udah ada yang nunggu dapet jatah nih...”

Ilona langsung keluar dari selimut ketika saya selesai berkata demikian. Ia melirik ke arah celana saya dan tanpa ditunggu ia langsung menelanjangi saya dengan sangat agresif.

“oh jadi ini yang bikin Ibu Marin hampir setiap minggu ke kantor?” ujar Ilona yang spontan membuat saya kaget.

“gak usah kaget gitu lagi...walaupun Mba Tania gak mau cerita, tapi kita anak-anak juga paham bosku itu ada main belakang sama ibu Marin. Iyakan ? hehehe” saya hanya bisa terdiam tanpa kata-kata sementara penis saya mengacung sembari saya telentang dan Ilona berada di atas..

“kamu lucu mas kalau lagi panik....tapi tau gak? Anak-anak, termasuk aku juga penasaran. Cewe sama cowo, seberapa hebat sih kamu sampai Marin tiap minggu minta jatah ‘makan siang’...dan ternyata dari jarinya aja kamu udah bisa bikin aku puas..”

“hmm..e...tapi itu belum semua..hehehe coba deh nanti kamu liat...sekarang, garap dulu ya penis ku.” Jawab saya dengan terbata-bata di awal. Jujur saya panik namun kini sedikit lega, ternayta anak-anak tak tahu hubungan saya dengan Tania lebih lanjut. Kalau soal Marin saya sudah tak peduli diketahui sama anak-anak. Karena mereka bawahan saya juga sudah tau betapa moleknya Marin.

Ilona kemudian menurunkan badanya dengan fokus ke daerah penis saya, ia raba-raba dari pangkal kantung menyang sampai ke ujung peni saya. Ia raba dengan dua jari yang membuat saya merinding. Kulitnya yang mulus membuat suasana semakin sakral.Terlebih lagi Ilona tersenyum ke wajah saya ketika melakukan itu...sungguh pemandangan dan pengalaman yang nikmat.

“boleh juga punya mu mas....”senyumnya yang kemudian diikuti dengan juluran lidah..Ilona menyapu seluruh kantung menyan saya ia jilatai semua hingga basah dan ia kulum, sementara tangannya terus memberikan elusan-elusan halus yang tak bisa saya hindari....

Puas bermain dengan buah zakar saya Ilona naik dan menjilati lereng peni saya. Tempat pertemuan antara kantung menyan dengan batang. Saya..entah ia tahu dari mana itu daerah sensitif saya...ia bahkan beberapa kali membuat pinggul saya terangkat saking nikmatnya...

“hmm...ahh..shhhhh enak sayang, pinter deh kamu...” puji saya. Ilona tak membalas pujian tetapi ia pilih fokus dengan tugasnya. Kini pekerjaanya sudah meningkat. Giliran seluruh batang saya yang ia jilati, rasanya lebih nikmat hu...jika tadi di elus dengan jari yang lembut, ini bagaikan surga tingkat tujuh karena batang saya di sentuh dan ditekan dengan daging basah yang terus memutari penis. Sungguh nikmat...saya beberapa kali harus mengakui keunggulan oralnya dengan mengangkat pinggul.

Sampai ketika Ilona mengulum kecil daerah kepala peni saya, kesabaran rasanya sudah tidak bisa menahan nafsu. Saya sodok penis saya ke dalam mulutnya. Suatu hal yang diprotes oleh Ilona tetapi saya sudah tidak mengerti apa yang ia katakan. Penis saya membuat ia hanya mampu berguman..
Ilona yang sempat kaget kemudian tak mebutuhkan waktu lama untuk kemudian menarik turunkan mulutnya. Bibirnya yang lembut membuat saya bisa sdikit membayangkan bagaimana vagina Ilona nantinya. Bibirnya saja sudah lembut bagaimana nanti vaginanya. Pikir saya dalam hati...

“hmmm...ahhhh” suara yang terdengar dari bibir Ilona sembari terus mengulum penis saya.

Ilona terus bersemangat sementara saya hanya bisa membantu menyingkirkan rambutnya. Beberapa kali Ilona mendongak ke arah wajah saya yang membuat hati menjadi deg-degan. Kulumannya benar pandai...

‘kayaknya doi sering ni sama cowoknya,’ pikir saya dalam hati.

“suka bos?” ujar Ilona dengan senyuman nakal sambil mengocok penis tegang saya..

“suka banget. Kamu jago sih...” jawab saya sambil membelai rambutnya..

“habis punya bos ku gemesin deh..jadi pengen masukin nih...”

Tanpa pikir panjang saya langsung menarik Ilona untuk terlentang. Sementara saya langsung berada di atas wanita penuh gairah ini. Sambil sesekali terus mengecup bibirnya, saya arahkan penis saya ke bibir vaginanya. Saya gesekan ujung penis saya ke bibir vaginanya. Penis saya menyisir seluruh permukaan bibir vagina Ilona. Perlakuaan saya kepada vagina merahnya mendapat respon positif. Pinggul Ilona mula bergerak ke kiri dan ke kanan tak kuasa menahan rangsangan. Bahkan beberapa kali ia naikkan pinggulnyya sembari mencuri-curi kesempatan untuk bisa memasukkan penis saya..

Namun saya sigap. Saya senang melihat Ilona tak bisa mengontrol rangsangan yang saya berikan. Bahkan tangan kanannya berusaha meraih bokong saya dan kanan kirinnya berusaha meraih penis saya. Saya tahu ia ingin segera menyelesaikan penderitaan yang saya berikan.

Saya tepis kedua tangannya sambil terus mengitari bibir vaginanya dengan kepala penis saya...namun kali ini saya sedikit memberikan tekanan yang jsutru semakin membuat Ilona belingsatan bergerak ke kiri dan ke kanan. Wanita muda ini bimbang apakah ingin menghindari rangsangan atau mendapatkan sesuatu yang lebih.

“Hmpfff...mas...arhhhhh...shhhham....pun...mashhh ....”rintih Ilona sambil memasang tampang memelas.

“kenapa sayang?” respon saya

“masukin kontol kamu mas.... pleaseee...aku hmmpp....udah...*** tahannn..ahhhh” ujar Ilona mulai mengeluarkan kata-kata erotis.

Ilona langsung melebarkan selangkangannya dan membuat saya langsung menghujamkan rudal berurat ini untuk menerobos gundukan bukit nan indah. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Setiap cm yang saya lewati, semakin saya merasa di tarik...masuknya penis saya layaknya seorang artis yang terus mendapat dorongan dari para fans...dinding-dinding vagina Ilona bagaikan fans yang terus ingin memeluk artis idolanya...hebatnya lagi, semakin ia lebarkan pahanya, maka semakin besar juga daya sedot vagina Ilona. Tak membutuhkan waktu lama hingga dasar penis saya menemukan bibir vagina Ilona. Kami terdiam sejenak. Walau tak sesulit melakukan penetrasi dengan Tania dan Marin, tetapi kami tetap ngos-ngosan.

“Wihhh penuhnya...shhhh hosh hosh hosh”ujar Ilona sambil mencium bibir saya yang tepat berada di depan wajahnya.

“yuk” ajak saya yang kemudian dilanjtukan dengan gerakan naik turun.

Proses pertama saya lalui dengan perlahan. Saya ingin benar-benar menikmati nikmatnya dinding vagina Ilona yang terus menekan. Secara perlahan saya tarik keluar dan secara perlahan pula saya turunkan. Meski perlahan namun Ilona sama sekali tak bisa tenang, ia merasa tersiksa sama seperti ketika saya sisir bibir vaginanya. Ilona pun akirnya melingkarkan kakinya di pinggul saya. Tak tahan dengan perlakuan lembut yang bikin PHP, akhirnya Ilona menghentakan pinggulnya ke badan saya dengan bertumpuan pada kaki yang melilit di pinggul saya...

“kerasin kaya gini mas...kontol mu enak..” pinta Ilona. Mungkin ini yang membuat saya selalu kewalanah kalau bermain dengan anak muda. Saya inginnya bermain dengan tempo yang teratur dan bisa bermain selama mungkin sementara para anak muda benar-benar tak sabar untuk merasakan orgasme. Tapi kali ini Ilona akan saya beri pelajaran. Betapa nikmatnya jika bisa menahan tempo dan kemudian orgasme di akhir...

Saya menurutinya dengan mengeraskan hentakan...tetapi saya tak turuti mengenai tempo cepat.. saya terus hujamkan penis saya ke dalam vagina ilona. Hasilnya Ilona hanya mampu berteriak sekeras mungkin karena mungkin saya sedikit berlebihan. Namun rupanya Ilona tak mengeluhkan hal tersebut.

“Hmphhh yess boss.. fuck me like harhhhhhhh that....yesss. im your bitch now...” teriak Ilona. Sprei di atas ranjang dan rambut saya bergiliran menjadi remasan tangannya sambil terus menahan perih karena dihujam penis saya...
Sekitar 10 menit memainkan tempo lambat namun keras, Ilona mulai ikut naik turun dan mempercepat gerakan...saya tahu betul ia akan orgasme dalam waktu dekat...

“aaaaahahahaaa aha aha aha ah” teriak Ilona kencang sambil berusaha menjaga matanya tetap terbuka. Saat itulah saya tahu Ilona sudah di ujung tanduk. Dan di saat itu pula saya buru-buru tarik penis saya.

“AHHHH MAS! Tanggung tadi!!! Ah rese deh!!!” ujar Ilona yang benar-benar kesal. Saya langsung menaruh wajah saya di depan vaginanya. Ilona awalnya masih kesal dan menutup vaginanya dengan tangan. Namun karena saya cium bibirnya sejenak, tangan Ilona mulai menyingkir. Bahkan ia lebarkan pahanya untuk membiarkan wajah saya menikmati pemandangan indah yang terlihat sedikit memar. Bukan karena ukuran penis saya melainkan karena ia nyaris saja sepersekian detik akan mendapatkan orgasme...

“muahh...maaf ya...bikin kamu nanggung...muahh” ujar saya kepada vagina Ilona sambil beberapa kali mengecupnya..hasilnya Ilona cukup terhibur dan tersenyum sambil semakin melebarkan pahanya. Saya sendiri sudah memiliki cukup informasi bahwa bibir vaginanya merupakan daerah yang sensitif. Itu yang membuat saya meluncurkan lidah saya sambil menyisir daerah pinggir bibir vaginanya. Saya gunakan ujung lidahh agar ada tenaga untuk sedikit memberikan tekanan. Ilona rupanya sudah kembali on fire. Jika sebelumnya ia hanya menaikkan pinggulnya, kini hampir seluruh badanya merespon. Ia berusa bergerak ke kiri dan ke kanan melepaskan siksaan yang saya berikan. Bahkan ketika saya memainkan klitorisnya menggunakan lidah, Ilona seakan gatal. Ia berusaha untuk memasukkan jari tengahnya ke dalam vaginanya sendiri. Namun saya tepis..

“duh mash....ampunnn...pleaseeee”

“masukin lagi dong...hhhhh...aku gak kuat nih,,,,”

Saya merasakan betul penderitaan Ilona terlebih lagi setelah dirinya menekan-nekan kepala saya untuk terus melahap vaginanya. Ia tekan tak menggunakan tangan melainkan kedua pahanya. Membuat saya semakin tenggelam.

“Hhhhhh” 15 menit kemudian badan Ilona menegang. Tahu ia akan orgasme, lagi-lagi saya memberontak dan melepaskan oral. Saya memutuskan untuk memberikan kecupan manis kepada Ilona. Namun apa yang saya dapat:

PLAK! Sebuah tamparan.

“Gila kamu mas... sadis banget...” ujar Ilona sambil terengah-engah....

“tega kamu mas bener-bener...aku tadi udah mau sampai. Kamu jahat...” tambah Ilona...mendapat penolakan saya tak masalah. Kembali dadanya saya garap. Daerah puting yang menjadi daerah sensitif dengan mudah saya bangunkan kembali...tak memerlukan waktu lama bagi Ilona untuk turn on meski ia sempat marah besar dengan saya. Saya memberikan kode agar dirinya menungging...

Dari posisi tersbut saya dapat melihat betapa mulusnya bokong anak muda ini.. itu pula yang membuat saya langsung memberikan penetrasi ke vagina Ilona. Ilona sedikit kaget kali ini karena saya tak memberikan gerakan php terlebih dahulu di bibir vaginanya. Karena kalau boleh jujur, pemanadangan Ilona menungging membuat nafsu saya menggebu-gebu. Saya teringat ketika malam pertama dengan mantan istri saya. Malam yang panas ketika itu karena mantan istri saya menungging dengan tubuh yang sangat eksotis. Sama seperti Ilona saat ini.

“Yes...enak mas punya mu.. please mas kali ini ijinin aku orgasme ” pinta Ilona memelas sambil menghadap ke belakang. Saya hanya tersenyum dan berusaha untuk mengecup bibirnya meski posisi kami sedikit sulit karena saya tengah menunggangi nya... dalam hati saya memang ragu bisa melepaskan diri dari pemandangan ini.

Akhirnya penetrasi saya mulai seperti awal. Perlahan-lahan sekitar 10 menit saya memainkan tempo yang lambat tak ada protes dari Ilona. Tampaknya Ilona sudah mulai memahami pola permainan saya meski di bawah alam sadarnya...Ilona pun kooperatif dengan terus memajukan bokongnya dan membenturkannya ke pangkal paha saya. Tak terburu-buru melainkan dengan tempo yang pelan. Tak ada pula desahan berlebihan karena Ilona benar-benar seperti merasa diurut.

Saya memutuskan untuk meningkatkan tempo ke cepat. Pada momen ini Ilona mulai kewalahan. Badanya semakin memberontak dan pangkal penis saya semakin sering merasakan dorongan dari bokongnya. Saya pun dapat merasakan bahwa jepitan di vaginanya semakin keras dan saya dapat merasakan denyut di dalam vaginany...

“ahhh mas.... enak....shhhh ...arh arh arh ah ah ah ” racau Ilona mulai kewalahan. Sekilas mengintip saya melihat payudaranya bergoyang-goyang tanpa kendali. Rupanya Ilona tak hanya memberikan saya pemandangan seperti malam pertama, namun rasa menunggangi Ilona benar-benar mirip saat menunggangi mantan istri di malam pertama...malam yang mungkin saja menjadi awal kehidupan Dena.

Peluh keringat kami semakin menyatu seiring dengan bergulirnya waktu,,, kami sama sekali tak mengganti posisi selam sekitar 20 menit karena Ilona benar-benar menikmatinya, begitu juga dengan saya. Terlebih lagi kamarnya kini hanya terisi suara teriakan kami berdua dan suara pertemuan antara bokognya dengan pangkal paha saya.

Plak plak plak plak begitu suaranya. Hampir mirip suara tamparan yang saya terima namun rasanya lebih nikmat.
“ahsss shhh mass...am pun....aku mau ke ...hmmmm luar nih....” ujar Ilona.

Benar saja, tak beberapa lama tubuh Ilona yang menekuk tiba-tiba menegang. Sodokan bokongnya membeku dan lehernya mendongak ke atas sambil terdengar suara teriakan yang lebih keras dari sebelum-sebelumnya.

“arhhhhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,,shhhhhhhh” ketegangan tersebut langsung hening dan keluarlah carian yang menyerbu penis saya. Sementara itu saya terus menghujam vaginanya. Orgasme yang dirasakanoleh Ilona berimbas positif dengan penis saya. Penis saya benar-benar merasa tertekan seperti memaksa saya untuk mengeluarkan lahar.

“keluar di mana?” ujar saya terbata-bata sambil terus menjaga tempo.

“jangan di dalam...di mulutku aja” ujar Ilona sambil membalikkan badan

Ilona tak melakukan apa-apa ia hanya menganga karena tampaknya wanita muda ini sudah tak memiliki tenaga lagi.. akhirnya orgasme yang saya tunggu-tunggu keluar juga, mulut Ilona dipenuhi sperma saya hingga meluap...namun dengan sigap Ilona terus melahap dan menelan seluruh peju saya.

“hmmpfff...enak masss. Baru kali ini aku orgasme cuman sekali tapi sampai tegang banget kaya tadi...aku suka mas...hos hoh hos” ujar Ilona sambil merebahkan dirinya dan tersengal-sengal.

“tadi katanya aku jahat...” ledek saya yang kemudian tiduran di samping bidadari ini. Ilona hanya bisa tertawa sambil memeluk saya.

“sekarang taruhan ku udah sampai berapa” ujar Ilona sesaat melepaskan lamunan ku.

“Hah?”

“udah gak usah basa-basi....aku tau kok cowok-cowok di kantor kan taruhan buat tidur sama aku...aku bener2 jual mahal. Tapi kalo sama bosnya aku nyerah deh...” terang Ilona.

“gak tau...tapi yang pasti aku gak ikut taruhan... tenang aja...” jawab saya sambil dihajar senyum manisnya.

“kamu gak tau aja, cewek2 di kantor kan juga taruhan buat tidur sama bosku sayang ini” lanjut llona sambil menyubit hidung saya. Saya terkejut setengah mati.

“tapi tenang. Aku gak ikut taruhan...yang taruhan tuh yang pada gatel2 aja...udah di marahin mba tania sih. Tapi pada nekat..” saya lega dengan keterangan Ilona karena dia dan Tania berarti tak ikut dalam bursa tersebut hehe.

***

Semenjak kejadian tersebut Ilona dan saya beberapa kali melakukan hubungan badan. Namun saya atur sedemikian rupa agar tak terendus Tania dan Marin. Begitu juga dengan Ilona. Ia tak ingin ada orang kantor yang tahu bahwa ia memilii hubungan dengan atasan.

Sementara di kantor semua terlihat baik-baik saja dan normal. Ilona memang beberapa kali datang ke ruangan saya karena mengeluhkan kelakuan ayahnya yang selalu memintanya keluar dari industri media. Ia diminta sang ayah untuk mengurus perkebunan kelapa sawit keluarga besar yang ada di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia..

Sampai akhirnya ayah Ilona datang ke kantor. Saya diminta melakukan negosiasi oleh Ilona. Saya berhasil. Namun satu hal mengejutkan saya ketika tahu nama perusahaan sang ayah. Rupanya ia masih satu keluarga dengan sahabat SMA saya. Rupanya Ilona adlaah keponakan sahabat saya sendiri. Saya sedikit canggung karena selama ini telah tidur dengan keponakan sahabat saya dari sma sampai saat ini. Namun tentu saya tak pernah menceritakan ini ke sahaba saya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd