Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terbukanya Wawasan Setelah 15 Tahun Menduda

Anjir gw baca pas endingnya senyum2 aja sambil bayangin 😊😊😊😊 mantap nih suhu @peveral. Kenapa ya kok gw ngebayangin si Marin kayak Melissa Karim gitu hahaha 😁
 
Penutupan Edisi Bali. Update ekse sabtu atau minggu gan.


---

Minggu sore, kami sudah menyelesaikan acara dengan seluruh orang tua murid di Bali. Maaf sekali suhu-suhu sekalian kami tidak melakukan threesome karena setelah cerita sebelumnya, kami harus bergabung dengan tim orang tua murid yang lain untuk berlibur. Saya, Amel, dan Marin memisahkan diri sejenak di bandara sebelum naik ke pesawat. Kami bertiga seperti biasa memang suka memisahkan diri dari rombongan untuk sekedar ngobrol sambil ngopi.

“Kemarin aku bilangin Rin. Dia tuh harus mulai cari pacar lagi. Dena udah gede, terus dia juga ternyata napsunya masih gede kan. Daripada jatuh ke tangan yang gak bener,” terang Amel ke Marin sambil menyeruput es teh manis.

“Hmm.. gua juga setuju sih sebenernya. Coba deh lo mulai lagi. Taapi tetep ya, sampai belum dapet calon, gua tetep dapet jatah,” balas Marin sambil gelendotan ke saya. Saya hanya terdiam mendengarkan orang-orang yang lebih tua dari saya ini.

“Kok diem sih!” protes Marin ke saya.

“Iya-iyaaaa… cerewet semua,” balas saya. Dalam pembincaraan ini saya juga baru tau kalau Amel dulu punya pacar bule ketika masih kuliah. Dan mereka berdua rupanya sering cerita tentang performa saya. Biasanya Marin yang suka cerita ke Amel.

Mas, besok capek nggak kalau masuk? Kalau nggak cuti lagi aja
. Tulis Tania di pesan Whatsapp yang saya baca sebelum naik ke pesawat. Saya baru membalas ketika mendarat di Jakart pada malam hari.

“Aku tanya Dena dulu. Kasihan ditinggal dari kemarin-kemarin. Kalau dia mau kutemenin, aku cuti ya. Nanti kamu ke rumah ngurus berkas-berkas aja,” balas saya di whatsapp. Setelah membalas pesan tersebut saya membaca beberapa updatean kerjaan yang diberikan Tania melalui Whatsapp. Lumayan banyak yang saya lewati tapi rupanya bisa dikerjakan dengan anak buah saya dengan baik. Sayapun berpikir untuk ambil cuti lagi besok. Karena Selasa saya seperti biasa ada meeting dengan beberapa jajaran BOD induk perusahaan.

Malam semakin larut. Saya mengobrol dengan Dena di pinggir kolam renang di belakang rumah. Saya memang selalu berusaha untuk menghabiskan waktu berdua dengan Dena baik sekedar menanyakan sekolahnya maupun menanyakan hal-hal lain. Malam ini, saya berbicara dengan Dena soal saran dari Amel.

“Dek, papah mau tanya dong,” buka saya. Saya kemudian menanyakan apakah dia menginginkan sosok ibu setelah sejak lahir tak mengenal sosok ibu. Saya cukup terkejut ketika ia mengatakan bahwa sebenarnya ia butuh sosok ibu. Saya kaget karena selama ini Dena tak pernah mengeluh. Dena bilang, kalau tak semua hal bisa ia ceritakan ke saya. Sementara jika hal-hal perempuan ia harus bercerita ke neneknya. Tapi tak setiap hari ia bisa bertemu dengan neneknya. Saya pun sedih, ternyata saya tak sepeka itu dengan kondisi anak saya sendiri. Saya memeluk Dena.

“Papah jangan bilang punya pacar sekarang!” ujar Dena curiga.

“Hah? Enggak papah nanya aja,” balas saya sambil mengecup keningnya.

“Awas ya kalau punya pacar gak bilang aku!” ujarnya.

“Eh besok papah cuti nih kayaknya, kamu bolos dong,” ajak saya.

“Siap komandan!” tutup Dena.

----

“Pah bangun. Ada tante Tania,” Dena membangunkan saya di senin pagi. Badan pegal-pegal weekend kemarin sudah tak terasa. Sayapun terbangun dan menyuruh Dena menemani Tania dulu. Saya berbenah merapikan pakaian kemudian turun ke bawah untuk menemui Tania.

Saya melangkahkan kaki menuju ruang kerja. Saya membuka pintu dan melihat Dena sedang duduk di depan meja kerja bersama Tania. Mereka terlihat akrab mengobrol.

“Tante, tau gak papah punya pacar lagi!” ujar Dena ngawur.
“Nggak usah sembarangan ngomong,” ujar saya menjewer kuping Dena dan memerintahkannya untuk keluar ruang kerja. Begitu Dena keluar dan menutup pintu, Tania bangkit dan memeluk saya.

“Kangen tau,” saya kemudian membalas pelukannya.

“Jadi siapa sih pacar barunya?” selidik Tania.

“Nggak, Dena ngawur aja. Aku kemarin di Bali dinasihatin sama Marin sama Amel buat cari ibu buat Dena. Terus aku tanya lagi aja ke Dena eh dia malah ngambil kesimpulan aku punya pacar,” jawab saya.

“Oalaahhh… emang kamu udah siap mau nikah lagi?”


saya terdiam mengendar pertanyaan tersebut. Sayapun ragu sebenarnya. Tapi setidaknya saya telah memutuskan untuk membuka perasaan saya dan membuka kesempatan untuk mencari kekasih.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd