Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terlahir Kembali Menjadi Pria Tamvan

Engga perlu ada adegan ++ juga om, yg penting alurnya santai tp relate sama kehidupan mahasiswa maba
 
Chapter 2: Indah

“Buat apa itu kompres hangatnya?” tanya salah seorang suster ketika melihat Indah sedang mempersiapkan kain dan air hangat.

“Untuk pasien di kamar 69, dia terkena demam makanya aku ingin mengompresnya,” jawab Indah.

“Ah, pasien ganteng yang koma itu, ya? Ah kamu bisa aja, kan istirahat terus minum obat aja demamnya bisa turun. Mau modusin pasien itu ya kamu? Ingat umur woy!”

Indah hanya memeletkan lidahnya ketika mendengar hal itu.

“Gak apa-apa kali, udah sana kamu urus kakek-kakek di kamar 60, haha!” ucap Indah.

Saat sampai di kamar Budi, Indah melihat bahwa Budi masih menggigil kedinginan.

“A, Aa,” panggil Indah sambil menepuk-nepuk lengan Budi.

“Hmm,”

“Dahinya dikompres dulu ya A, permisi,” ucap Indah kemudian mulai mengompres dahi Budi.

“Duh, ganteng banget sih Aa!” batin Indah yang terpikat dengan wajah tampan Budi. Indah secara refleks mulai membelai-belai rambut Budi.

“Hmm,” respon Budi ketika tangan Indah mulai menyentuh rambutnya.

“Hmm… kayaknya badannya bagus, ini tangannya kekar, euy,” pikir Indah. Dia kemudian berpikir sebentar untuk mencari cara bagaimana agar bisa melihat tubuh Budi.

Tiba-tiba sebuah cara terpikirkan olehnya, kompres kan boleh di leher dan di ketiak.

“Permisi ya A, bajunya mau dibuka dulu,” ucap Indah kemudian menarik tali baju pasien yang memang bisa dibuka dari depan.

“Uhh… badan Aa nya bagus banget,” pikir Indah ketika melihat otot dada dan perut yang mulai terbentuk. Dia tanpa sadar meletakkan tangannya di dada Budi.

“Eh? Apa ini?” pikir Budi ketika menyadari ada sebuah tangan halus yang mulai menyentuh dadanya. Dia membuka matanya sedikit dan melihat Indah sedang menatap tubuhnya dengan tatapan kagum.

“Permisi ya, A,” ucap Indah lagi dan mulai mengompres bagian leher Budi. Satu tangannya dia pakai untuk menahan kompresan itu dan tangan satunya digunakan untuk meraba-raba dada berotot milik Budi.

“Perutnya juga bagus, kayak oppa oppa korea” pikir Indah dan mulai mencoba mengelus elus perut 2 pack milik Budi.

“Eh?” wajah Indah seketika memerah ketika dia melihat ada sebuah tenda yang cukup tinggi yang terlihat di celana Budi.

“Apa dia terangsang?” pikir Indah.

Sementara Budi yang baru pertama kali disentuh oleh wanita, mulai menikmati sentuhan itu dan imajinasinya mulai menjadi liar.

“Apakah gue akan ngentot di ranjang rumah sakit? Kayak di film-film yang sering gue nonton?” pikir Budi.

Larut dalam pikirannya, kontol Budi mulai menegang.

“Wow,” Indah menelan ludahnya sendiri ketika melihat arah selangkangan Budi, “panjang banget itu kontolnya kayaknya,” pikir Indah.

Saat ini Budi memang hanya mengenakan celana kain dan tidak mengenakan celana dalam, jadi kontolnya yang panjang berkat keturunan papanya yang bule mulai berdiri dengan kokoh karena pikiran mesum Budi. Alhasil, celananya semakin terangkat seperti sebuah tenda.

Mata milik Indah tak lepas dari kontol Budi, tangannya juga masih membelai dada dan perut Budi.

Tiba-tiba Indah merasakan bahwa kain kompres nya udah menjadi dingin, dia kemudian membasahinya sekali lagi dan tiba-tiba terdiam.

“Itu kontolnya sebesar apa sih sampe celananya jadi kayak gitu, bikin penasaran aja,” pikirnya.

“Permisi ya, A,” ucap Indah yang sudah mengambil keputusan, di selangkangan juga bisa dijadikan tempat untuk mengompres, kalau pasiennya protes, dia bisa menjelaskan hal tersebut.

Akhirnya, tangan Indah membuka celana itu, dan kontol Budi akhirnya bebas dari sangkarnya!

“Wow,” ucap Indah tanpa sadar dan menelan ludahnya. Sebagai wanita yang sudah pernah melakukannya dengan beberapa pria, itu adalah kontol terpanjang, terbesar, dan indah yang pernah dilihat oleh Indah.

Kontol Budi panjangnya sekitar 20 cm dan diameter yang cukup besar, kontolnya juga tidak berwarna hitam seperti yang pernah Indah lihat sebelumnya.

Indah kemudian mencoba untuk mengompres daerah selangkangan Budi, namun tiba-tiba pergelangan tangannya menyentuh kontol itu.

“Eh, permisi ya, A,” ucap Indah lagi dan melirik ke arah Budi.

Budi yang menikmati sentuhan-sentuhan Indah dari tadi hanya memejamkan matanya, sebagai seorang perjaka, dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan di kondisi saat ini.

Gugup.

Takut.

Terangsang.

Merasakan sentuhan kulit di kontolnya, kontol Budi berkedut.

“Apa Aa nya tertidur, ya?” pikir Indah ketika melihat Budi yang menutup matanya.

Masih penasaran, Indah mencoba untuk sesekali memindahkan kain kompresnya dan dengan sengaja menyentuh kontol itu.

“Duh, bikin sange aja nih kontol,” ucap Indah akhirnya yang menyerah pada nafsunya. Dia kemudian menggunakan tangan satunya yang tadi bermain-main di dada dan perut Budi untuk memegang kontol itu.

“Hampir gak muat,” pikir Indah ketika menggenggam kontol Budi dan mengocoknya secara perlahan.

Budi yang baru pertama kali di kocokin oleh tangan orang lain, merasakan perasaan yang tidak bisa digambarkan oleh Budi, dia juga deg-deg-an sekaligus bikin tambah terangsang!

“Jadi ini rasanya dikocokin oleh wanita!” pikir Budi yang mulai menikmati ritme kocokan yang dilakukan oleh Indah.

Indah yang sedang memberikan kocokan juga semakin terangsang, ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini kepada pasien, dan entah kenapa, dia menyukainya!

“Itu kira-kira kalo dimasukin ke mulut, bakal muat gak ya?” pikir Indah setelah sekitar 1 menit mengocok-ngocok kontol Budi.

Lagi-lagi karena dikendalikan oleh nafsunya, Indah mengambil kembali kain kompres yang sudah kembali dingin itu dan mengelap kontol Budi.

“Kenapa dia mulai mengelap kontol gue, ya?” pikir Budi yang masih menutupi matanya.

“Ahh,” tiba-tiba Budi mengeluarkan sebuah desahan ketika sesuatu yang hangat melahap kontolnya dan sesuatu yang basah mulai menyapu-nyapu kontolnya.

“Bener kan, Aa cuma pura-pura tidur, dasar Aa!” ucap Indah yang telah berdiri kembali namun tangannya masih mengocok-ngocok kontol Budi.

“Enak, A?” tanya Indah lagi sambil tersenyum genit.

Budi yang tidak tahu harus berbuat apa hanya mengangguk.

“Yaudah Aa diam aja dulu ya, Indah masih penasaran ini kontolnya bisa masuk semua di mulut Indah apa nggak,” ucap Indah akhirnya kemudian mulai menunduk dan mulai melahap kontol Budi lagi.

“Hmmph… hmphh…” Indah terus berusaha untuk memasukkan semua kontol itu, tapi tak peduli bagaimana dengan usaha Indah, dia hanya bisa memasukkan ¾ dari kontol itu.

“Ahh.. Iya.. terus… Ahh, “ Budi yang baru pertama kali merasakan kontolnya dimasukkan ke dalam mulut menggerakkan kedua kakinya ke atas ke bawah.

“Phaa… Jangan gerak-gerak ih A kakinya! Diam aja dong A, rileks!” ucap Indah sambil mengocok-ngocok kontol yang telah dipenuhi oleh air liur Indah.

Budi hanya bisa tersenyum malu dan tak bicara lagi. Indah yang melihat wajah Budi tersenyum,

“Duh, nih brondong! Bikin gemes aja,” pikir Indah.

Indah kemudian mencoba untuk naik di atas ranjang dan berlutut tepat di celah kedua kaki Budi.

“Enak A?” tanya Indah sekali lagi sambil tersenyum genit. Budi lagi-lagi hanya mengangguk karena tidak tahu harus berbuat apa.

“Dia memang sudah tak terhitung berapa kali melihat film porno atau membaca bacaan tentang seks, tapi entah kenapa pikirannya menjadi blank. Dia tidak tahu harus bagaimana atau berkata apa.

Apakah dia harus menyuruh suster itu untuk menjilat kontolnya?

Atau dia harus menyerang suster itu dan membuka pakaiannya?

Dia tidak tahu harus bagaimana!

“Buka semua aja ya A celananya,” ucap Indah tiba-tiba yang langsung menarik celana Budi.

Indah kemudian menunduk secara perlahan-lahan sambil melakukan eye contact dengan Budi. Ketika mulutnya sampai di depan kontol itu, dia menciumnya beberapa kali sambil tetap mempertahankan eye contact itu.

Tak puas dengan itu, Indah mulai memainkan lidahnya di kepala kontol Budi sambil sesekali mengocoknya.

“Anjirt! Memek aku kayaknya udah mulai becek, coba masukin semuanya sekali lagi deh baru masukin ke memek,” pikir Indah yang kemudian melepaskan tangannya dari kontol Budi dan menahan kedua paha milik pria itu. Biar kakinya tidak gerak-gerak lagi.

“Ahh… Ahh… Ohh… Terus,” desah Budi ketika Indah sedang melahap kontolnya.

Namun, baru sekitar setengah kontolnya yang masuk ke mulut Indah, tiba-tiba tubuh Budi mengejang.

Crottt… Crott… Crott

“Ahh.. Ahh..” desah Budi ketika dia orgasme.

Indah memandang Budi dengan tatapan tidak percaya!

Anak ini!

Padahal baru beberapa menit Indah mengocok dan mengulum kontolnya! Dia bahkan belum memasukkan kontol yang indah itu ke memeknya yang mulai becek!

Dan yang lebih parah lagi, dia keluar di dalam mulutnya!

Sementara Budi hanya tersenyum senang dalam hati ketika dia keluar.

“Jadi begini rasanya keluar di dalam mulut,” batin Budi yang tersenyum puas

***

Woah, gak nyangka yang nungguin bakal serame ini, padahal sebenarnya niatnya di post nanti besok xD
Yaudah kalau rame lagi, nanti postnya hari kamis ya '-'/

Ngomong-ngomong, karena saya penulis baru, sekalian mau nanya.
Itu tiap chapter harus wajib ada adengan ++ nya gak sih?
Menurut para pembaca gimana?
Kritik dan sarannya ditunggu, ya!
Salam,
Pas sudah....lancrotkan hu
 
Chapter 3: Balik ke Asrama
“Kamu udah bangun?” ucap Ayu ketika melihat Budi telah membuka matanya.

“Sepertinya demam kamu sudah mulai turun,” jawab Ayu lagi setelah meraba dahi Budi.

“Kapan mama sampai ke sini?” tanya Budi yang keadaannya sudah mendingan.

“Satu jam yang lalu kayaknya, tadi mama datang pas ada suster yang bawa kompresan mau masuk ke kamar kamu, katanya kamu demam,” ucap Ayu.

“Bentar? Kok beda dari cerita yang gue tau ya? Bukannya tadi Indah udah bawa kompresannya?” pikir Budi yang merasakan sesuatu yang aneh.

“Mama yakin dia baru mau masuk? Bukannya dia yang kompres aku, ya?” tanya Budi.

Ayu memandang anaknya dengan kaget, jangan-jangan kondisi anaknya telah memburuk. Ayu kemudian menghela nafas dan tersenyum,

“Iya, dia baru mau masuk kok, daritadi mama yang kompres dahi kamu,” jawab Ayu.

Budi terdiam kembali, “Apakah yang tadi itu cuma mimpi, ya?” pikirnya.

Dia kemudian memegang lehernya, kalau itu nyata, lehernya pasti sedikit basah karena kompres yang diberikan Indah.

Tapi pandangan Budi langsung tertuju ke arah celananya yang sudah seperti tenda. Ayu yang mengikuti arah tatapan Budi hanya bisa tersenyum malu.

“Ehem, mama gak nyangka anak mama udah dewasa, seperti tadi saat kamu tidur, kamu memimpikan sesuatu sampai itu kamu bisa berdiri kayak gitu, hihihi. Untung mama udah bawakan baju ganti untuk kamu sama celana dalam juga, biar itunya gak terlalu jelas gitu, hihihi,” ucap Ayu yang tersenyum malu.

Sejak dia mulai mengompres anaknya, tiba-tiba ada sesuatu yang berdiri dari arah celana anaknya. Ayu hanya bisa geleng-geleng dan tak menyangka anaknya sudah besar bahkan sampai memimpikan hal seperti itu.

“Apa sih ma,” ucap Budi yang tiba-tiba malu dan kemudian membelakangi mamanya.

“Jadi yang tadi itu cuma mimpi? Syukurlah,” pikir Budi. Ketika mengingat mimpinya yang keluar terlebih dahulu ketika dia bahkan belum merasakan jepitan memek wanita, dia tak bisa memaafkan dirinya!

Dia harus bisa memasukkan kontolnya ke dalam memek agar bisa bertahan hidup!

“Oh ya, papa mana ma?” tanya Budi tiba-tiba. Kalau tidak salah mamanya akan datang dengan papanya, tapi kenapa mamanya cuma datang sendirian?

“Ah itu…” Ayu terdiam sebentar, “tiba-tiba papamu ada urusan di kantor. Oh iya, ini mama belikan kamu handphone baru, handphone kamu yang sebelumnya sudah rusak pas kecelakaan soalnya,” ucap Ayu kemudian mengambil handphone yang dia beli ketika pulang dari rumah sakit.

“Anjirt! Ini kan handphone keluaran terbaru! Jangan-jangan gue sekarang jadi anak keluarga kaya, ya? Gue juga baru sadar kalau sekarang gue lagi di kamar VIP, makanya gue cuma pasien sendirian di kamar ini,” pikir Budi ketika menerima handphone itu.

“Makasih ya, ma,” jawab Budi akhirnya.

“Sekarang hari sabtu ternyata, gue hidup lagi pas kemarin, jadi batas waktu gue tinggal 12 hari lagi,” pikir Budi setelah melihat layar handphone baru miliknya

***

“Kamu yakin udah mau balik ke kampus? Gak mau nunggu hari senin aja sekalian?” tanya Ayu. Saat ini dan dan Budi sudah berada di depan gerbang kampus mereka. Setelah dua hari kemudian setelah dia mendapatkan handphone barunya. Budi akhirnya bisa pulang ke rumah.

Tapi Ayu yang khawatir akan kesehatan anaknya belum mengizinkan Budi untuk kembali ke kampus. Jadi Budi disuruh tinggal di rumah terlebih dahulu.

Tiga hari kemudian pun telah lewat dengan begitu saja...

Meski Budi senang karena bisa melihat mama barunya yang seksi itu setiap hari karena dia berada di rumah. Dia belum berani untuk menggoda mamanya.

Dia juga tidak mau untuk melepaskan keperjakaannya kepada pembantu yang sesekali mencuri pandang padanya di rumah.

Dia setidaknya harus melepaskan keperjakaannya kepada wanita yang sesuai dengan seleranya.

Jadi dia memutuskan untuk segera kembali ke kampus untuk mencari wanita yang sesuai dengan seleranya.

“Iya ma, aku kan udah absen lama, bentar lagi juga kayaknya udah mau UTS,” jawab Budi.

“Yaudah kalau kamu maunya gitu, kamu sampai sekarang belum mengingat nomor kamar asrama kamu?” tanya Ayu lagi.

Universitas Ternama memang mewajibkan kepada mahasiswa baru untuk tinggal di dalam asrama kampus. Tak peduli jika rumah mereka berjarak dekat dengan kampus. Para mahasiswa baru itu nanti baru boleh keluar dari asrama ketika mereka sudah berada di semester 3. Mereka dibebaskan untuk tetap tinggal di asrama atau mau ngekos atau tinggal di rumah.

Selama di asrama, para mahasiswa itu hanya bisa pulang ke rumah selama 2 minggu sekali dan itu harus mendapatkan persetujuan dari kepala asrama

“Belum ma, hehe,” ucap Budi yang kemudian tersenyum sedih.

“Yaudah, ayo mama antarkan kamu ke asramanya, sekalian ngobrol sama penjaga dan kepala asrama dan teman sekamar kamu,” ucap Ayu kemudian.

***

“Serius lo gak ingat gue?” tanya Peter, teman sekamar Budi ketika Ayu telah pergi setelah menjelaskan keadaan anaknya.

“Hmm…” Budi mencoba terlihat untuk berpikir sebentar, biar mendramatisir keadaan.

“Maaf ya,” ucap Budi.

“Hoo… Seorang David White meminta maaf ke gue! Kayaknya lo emang bener-bener hilang ingatan, deh!” ucap Peter

“Anjirt! Emang nih anak dulu kelakuannya gimana deh,” pikir Budi.

“Tapi kayaknya gue sekarang memang dari keluarga kaya, deh! Ini aja dia di asrama cuma berdua doang!” pikirnya lagi setelah melihat kamar asramanya yang hanya berdua.

Setau Budi, Universitas Ternama memang menyediakan 3 paket yang berbeda untuk kamar asrama. Mulai dari sekamar yang berenam orang, berempat, dan berdua. Tentu saja harganya lebih murah jika sekamar itu berenam orang dan jika berdua harganya juga mahal.

“Oh ya, lo tau gak KRS (Kartu Rencana Studi) gue ada di mana?” tanya Budi lagi yang kini telah duduk di tempat tidurnya.

“Coba cari aja di laci meja belajar lo, atau tas lo. Itu meja yang di depan tempat tidur lo adalah bagian lo, begitu juga lemari yang ada di dekat tempat tidur lo,” ucap Peter menjelaskan.

Di dalam kamar itu, karena mereka hanya berdua, mereka tidak menggunakan ranjang susun seperti di kamar berempat dan berenam. Jadi kedua ranjang itu diletakkan di dekat dinding dan di depannya terdapat meja belajar.

“Oh, jadi dosen PA (Pembimbing Akademik) gue Mrs. Dinda. Dia ditugaskan untuk jadi dosen PA para maba ternyata,” batin Budi ketika melihat nama dosen PA-nya di KRS.

“Oh ya, lo tau gak gue punya cewek atau gebetan, gitu?” tanya Budi akhirnya.

Secara dia saat ini telah menjadi pria tamvan! Pasti setidaknya dia punya satu atau dua cewek, kan?

Jika memang benar, dia akan melihat mereka terlebih dahulu dan kemudian menggoda mereka untuk melakukan seks dengannya jika mereka sebelumnya belum pernah melakukannya.

Jadi dia tidak perlu repot-repot lagi, apalagi sekarang sisa waktunya tinggal 7 hari!

“Pftt… hahaha, lo bener-bener hilang ingatan ternyata!” ucap Peter yang tertawa terbahak-bahak.

“Hah? Kenapa sih?” tanya Budi yang terheran heran.

“Lo beneran lupa kalau di fakultas lo ada rumor lo itu suka sesama jenis?”

HAH?

KEHIDUPAN MACAM APA SEBENARNYA YANG DIALAMI ANAK INI?

***

Maaf jika update an kali ini pendek, karena ada pekerjaan lain yang deadlinenya mepet xD
Dan aku baru membuat chapter kali ini malam ini, sebenarnya nanti mau di update besok, tapi gak nyangka cerita ini bakal di notice oleh banyak orang '-'/
Jadi aku akan tetap berusaha untuk update 2 hari sekali, ya. dengan minimal 1000 kata / chapter '-'
Makasih atas sarannya sebelumnya '-'/
Dikarenakan alurnya terlalu cepat buat Budi langsung dapat blowjob, jadinya dibuat mimpi aja. Haha xD
Kritik dan sarannya juga ditunggu ya!

Oh ya, Aku sama sekali ada masalah dan tidak mendukung para kaum pelangi.
Hal itu dibahas biar ceritanya semakin menarik dan para pembaca semakin penasaran aja, haha
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd