Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TERLANJUR NYEBUR (TAMAT)

~ TERLANJUR NYEBUR ~

III



Tiga hari yang dinanti itu pun tiba.

Untuk kali ini, Said tidak sembrono mengggunakan tetes cairan obat biusnya. Dia menggunakannya sesuai saran bang Anton. 2 tetes untuk 4 jam. Dirasanya 4 jam saja sudah cukup untuk menuntaskan hasrat birahinya.

Sambil menunggu reaksi dari obat bius tersebut. Said membuka file-file film download-annya. Hampir semuanya tentang incest ibu dan anak. Film paforitnya adalah yang pemerannya Brianna Beach. Tubuh bintang porno STW itu dirasanya mendekati tubuh semok ibunya. Walau pun tentu, wajah bule dan rambut blondenya berbeda dengan wajah ibunya yang ayu, manis dan berambut hitam bergelombang.

Penis Said sudah kaku maksimal. Tapi di ruang tengah, suara televisi masih terdengar. Tanda ibunya masih asik menonton sinetron.

“Apa emak ga minum teh manisnya?” gerutu Said dalam hatinya sambil bangkit dari tempat tidur. Melangkah hati-hati ke pintu kamar. Mengintip ke ruangan tengah. Ketika melihat keadaan di ruang tengah, pemuda itu terbengong!

Gelas teh manis di atas meja terlihat kosong, tanda ibunya telah meminum sampai tandas. Dan di atas karpet yang tergelar, ibunya tergeletak pulas di depan televisi!

“Oalah! Maaak! Mak! Kenapa mesti pules di situ sih!” Said menepuk jidatnya.

Dia kemudian berjongkok di samping tubuh Bu Ani, menggoyang-goyangkan tubuhnya. Seperti dugaannya, ibunya sudah dalam pengaruh obat biusnya.

Said duduk memeluk lutut, berpikir sejenak. Kalau dia melakukan kegiatannya di situ, dia khawatir ada yang mengintip. Jadi, mau tidak mau dia harus menggendong tubuh ibunya itu ke kamar. Dan dia merasa tidak yakin akan sanggup menggendong tubuh sebesar itu, masa iya harus diseret?

Akhirnya, dalam desakan birahi yang sudah tak tertahankan. Said memutuskan untuk menuntaskan kegiatannya di ruangan tengah tersebut. Namun dia terlebih dahulu harus memastikan, tidak ada orang yang iseng mengintip ke ruangan tersebut.

Pemuda itu melongok ke luar rumah kontrakannya, terasa sepi, selain deru suara mesin motor sesekali lewat di depan gang. Waktu saat itu memang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tentu saat-saat orang-orang terlelap dalam tidurnya. Setelah yakin aman dan mengunci pintu, tidak lupa ia untuk menutup rapat gorden jendela, masih merasa tidak yakin, dia kemudian menutup sela angin-angin di atas jendela dan pintu. Barulah dia merasa sangat aman.

Dengan buru-buru, mengingat waktunya hanya 4 jam yang mungkin sudah berkurang banyak. Said membuka seluruh bajunya. Telanjang. Dia menginginkan seluruh tubuhnya bersentuhan dengan tubuh ibunya tanpa terhalang apa pun.

Dengan nafsu yang menggebu-gebu, Said mempreteli semua kain yang menutupi tubuh molek yang tergolek tanpa sadar tersebut.

“Ohhh, Maaak. Mulus bener tubuhmu. Montok sekali kamu, Maaak!” desis Said dengan napas sesak, menyaksikan pemandangan menakjubkan di depan matanya itu.

Kalua pembaca tahu tentang Brianna Beach, tentu dapat sedikitnya membayangkan tubuh Bu Ani. Hanya yang tergolek molek ini Brianna Beach versi lokal. Pipinya yang tembem, ranum kemerahan. Dengan leher sedikit berlipat. Turun ke bawah, dua bukit besar dan sekal, membusung menantang. Turun lagi ke bawah, pinggangnya memang tidak ramping, namun proporsional dengan tubuhnya yang montok. Makin ke bawah, jantung Said hampir meledak. Sebuah bukit dihiasi hutan tipis, membusung dengan celah tipis, menggaris di tengah-tengahnya. Terjepit oleh sepasang paha gempal dan montok.

Kepala penis Said berdenyut-denyut. Kepalanya pusing bukan main, dibakar oleh api berahi yang menyala-nyala.

Sungguh sosok sempurna di mata si Anak Mesum itu. Sosok molek yang sudah sangat matang, ranum dan menggairahkan.

Mendadak dia teringat untuk mengabadikan momen indah tersebut. Said segera berlari ke kamarnya, mengambil HP. Sebentar saja sudah belasan foto dia ambil. Semua bagian tubuh ibunya, tidak luput dari jepretan foto anak kurang ajar tersebut.

“Ohhh, Maaak. Maafkan Said, Maaak!” desis Said, dengan jari-jari gemetar menelusuri tubuh Bu Ani. Mengelus, mengusap dan sedikit meremas ketika jari-jarinya sudah sampai di sepasang bukit kenyal ibunya. Sampai saat itu, dia belum berani bermain lebih jauh ke area vaginanya. Kecuali dua jempolnya yang sedikit mengelus bukit tembem tersebut. Dia masih takut, hatinya masih malu. Dan otaknya masih menyisakan sedikit kewarasan.

Tapi untuk bagian tubuh yang lain, Said sudah sangat berani. Tubuhnya sudah mengangkangi tubuh montok yang tergeletak telentang itu. Mulutnya dengan rakus mencucup-cucup puting bukit kembar tersebut bergantian. Dibantu tangannya yang meremas-remas kuat. Begitu kenyal dan padat. Kalua menuruti hasratnya, ingin dia menggigiti seluruh area bukit kenyal tersebut, namun dia tidak ingin meninggalkan jejak yang mencurigakan. Jadilah, dia hanya mengenyot-ngenyot putingnya. Sementara wilayah sekitarnya hanya berani menjilat-jilatnya saja.

Hingga akhirnya, Said menjatuhkan tubuhnya menindih tubuh Bu Ani. Penisnya menghunjam ke sela pangkal paha ibunya, terjepit di situ. Kemudian pantatnya mulai mengayun naik turun. Batang penisnya menggesek di vagina Bu Ani, terasa lembut dan empuk.

“Enghhh, Maaak. Enaaak!” erang Said sambil menghisap kuat-kuat salah satu puting payudara ibunya yang tak bereaksi apapun.

Dengus dan deru napas pemuda itu seakan berpacu dengan hentakan-hentakan kasar dari pantatnya.

“Plok-plok-plok!”

Leher dan payudara Bu Ani sudah berkilat oleh air liur Said yang tak pernah berhenti menjilat.

“Oooohhhrrr!” Said menggeram berat. Mengangkat pantatnya tinggi-tinggi ketika merasakan dia sudah tidak kuat menahan semburan air maninya.

“Serrr!”

Air maninya menyembur! Tertampung oleh lembah pangkal paha ibunya.

“Hosh! Hosh!” napas Said terdengar kencang. Kemudian tubuhnya ambruk di atas tubuh Bu Ani.

“Terima kasih, Mak. Said cinta emak!” kata anak mesum itu sambil mengecup bibir ibunya. Menjilat dan menghisap gemas bibir bawahnya. Hingga kemudian, tubuhnya yang sudah basah oleh keringat, terguling di samping tubuh montok tersebut. Terengah-engah lemas.

“Fyuhhh!” Said menghembuskan napasnya. Matanya melirik ke jam dinding.

Sudah hampir tengah malam. Ada waktu 1 jam lagi buatnya menuntaskan kembali hasratnya.

Dia kemudian bangkit, mengambil kausnya, kemudian dipakai mengelap air maninya di selangkangan ibunya. Air maninya sangat banyak, Sebagian berleleran ke karpet. Said kemudian mengambil handuk kecil yang dia basahi oleh air. Dengan telaten, mengelap sisa-sisa air maninya.

Said sedikit terhenyak, ketika mengangkat kedua kaki ibunya, agar dia bisa mengelap air maninya yang menetes ke karpet.

Vagina ibunya yang terjepit oleh paha, begitu tembem dan menggairahkan. Dua bibir vagina tersebut menggembung sedikit berkilat.

Si mesum segera mengambil HP-nya, mengambil beberapa foto dari keindahan di depan matanya tersebut. Penisnya kembali bereaksi. Mengeras kaku.

“Maafkan Said ya, Mak!” desisnya sambil menurunkan kembali kedua kaki Bu Ani. Kedua lututnya ditekuk dan direnggangkan.

Celah sempit yang membelah bukit tembem yang membusung itu, kini terkuak.

Said yang belum pernah melihat bentuk vagina secara langsung, menelan ludah.

Dua bibir tebal vagina tersebut terlihat kemerah-merahan, di atasnya ada sedikit daging kecil menonjol, tersembul menantang.

Dengan jari-jari gemetar, Said menelusuri bibir vagina tersebut. Mengelus dan menggaruk. Jempolnya menekan dan mengelus memutar daging kecilnya. Jari yang lain mencoba menusuk lubang yang kelihatannya masih rapat.

Walaupun Bu Ani saat itu masih tetap tidak sadarkan diri oleh pengaruh obat bius. Namun dikarenakan bagian paling sensitifnya disentuh terus-terusan, naluri alaminya bereaksi, cairan lubrikasinya mulai merembes melumuri jari-jari nakal si Mesum. Said menghentikan kegiatannya secara mendadak, rasa takut bahwa ibunya tersadar dikarenakan cairan tersebut, hinggap di hatinya.

“Mak! Mak!” Said menggoyang-goyangkan tubuh molek tersebut. Tapi Bu Ani tetap tidak bereaksi. Said menghembuskan napas lega.

Pemuda itu kembali meneruskan kegiatannya yang sempat tertunda barusan.

Terdorong oleh rasa penasaran, dia mendekatkan wajahnya ke vagina gemuk yang sudah merenggang bibir-bibirnya oleh jari pemuda itu. Dia mengendus bau asing. Dia terus mendekatkan wajahnya.

“Maaf, Mak,” bisiknya dengan rasa bersalah. Lidahnya terjulur, menjilat belahan vagina ibunya. Hanya dalam satu sapuan saja. Kemudian berdecap, merasakan rasa sedikit asin dan kesat dari cairan lubrikasi vagina Bu Ani.

Said makin penasaran, teracuni oleh tontonan video porno yang ditontonnya, dia menyerbu vagina ibunya tanpa ampun. Sementara kedua tangannya sudah berpindah meremas-remas payudara sekal tersebut.

Akhirnya Said tidak tahan, dia bangkit dan bersimpuh. Penisnya yang sudah menegang maksimal digenggamnya, lalu digesek-gesekannya ke belahan vagina ibunya. Dua bibir tebal vagina terbelah, terlihat mengkilat oleh cairan lubrikasi yang merembes dan air liur dari Said.

“Emmmh. Enaaak, nikmaaat,” erang Si Mesum sambil meram melek. Dia terus mengayun maju mundur. Kepala penisnya berdenyut-denyut geli dan ngilu.

“Cek-cek-cek!” terdengar bunyi pelan seiring gesekan-gesekan penis Said di vagina gemuk Bu Ani.

Punggung Said melengkung agar mulutnya bisa meraih puting payudara yang terngah digencet oleh kedua telapak tangannya. Dengan bernapsu sekali dia menggigit-gigit puting yang masih lunak tersebut.

Hanya saja, dengan Gerakan tersebut, pantatnya sedikit terangkat, begitu turun kembali, kepala penisnya terpeleset oleh licinnya cairan lubrikasi Bu Ani. Ujung kepala penis Said menekan ke lubang rapat vagina tersebut.

Said terkejut!

Dia cepat bangkit, memperhatikan kepala penisnya sudah tenggelam ditelan bibir vagina ibunya. Dengan penasaran, dibantu jari-jarinya dia menyibakkan bibir tebal vagina tersebut.

Benar saja, kepala penisnya tampak mengkilat tepat di lubang vagina ibunya.

Namun dia sudah tidak tahan. Otak kotornya sudah menendang jauh-jauh kewarasannya yang terus-terusan memberi peringatan. Yang pasti, kini dia ingin sekali merasakan kenikmatan hakiki bukan hanya sekedar fantasi yang berakhir dengan onani.

Tapi sebelumnya, dia harus mengabadikan pengalaman pertamanya ini. Said kemudian meraih HP dan merubahnya ke mode video.

Melalui lensa kamera HP, dengan tangan yan lain dia memegang batang penis yang kaku berurat keras tersebut. Dengan napas sesak, digesek-gesekannya ke belahan vagina gemuk yang basah tersebut.

“Emhhh!” Said melenguh keenakan oleh rasa geli nikmat gesekan tersebut. Kemudian, sambil menahan napasnya, helm mengkilat penisnya diarahkan ke lubang vagina yang masih rapat dan dalam tersebut.

Pantat Said menekan dan mendorong. Sulit. Mungkin dikarenakan penisnya besar juga hanya ada reaksi sepihak, akibat si empu vagina tidak bereaksi apa pun juga.

“Hmmppph!” Said terus menekan. Tangannya yang memegang HP tampak gemetar, sehingga lensa kameranya tidak bisa fokus.

Namun akhirnya:

“Prrrt! Blessht!”

Kepala penisnya telah berhasil menembus lubang vagina rapat tersebut.

Said terus menekan.

Mendorong.

Membobol.

Hingga seluruh batang penisnya tenggelam ditelan vagina gemuk yang bibir-bibirnya tampak makin menebal kemerah-merahan.

“Hhhh … hhh!” Said mengerang. Merasakan sensasi luar biasa yang baru pertama kali dirasakannya. Penisnya berdenyut gila-gilaan dijepit dinding kenyal di dalam vagina gemuk itu.

Nikmat yang gila!

Dua tahun berfantasi, malam inilah, malam bersejarah dimana dirinya melepas keperjakaannya di dalam vagina milik ibunya sendiri.

Memahami bahwa dia akan jebol tanpa bisa ditahan. Dia mulai menggenjot.

Agak susah payah. Mengingat vagina tersebut hanya membantu dengan cairan lubrikasi yang merupakan reaksi alami bukan karena reaksi dari si pemilik vagina itu sendiri. Namun itu tidak mengurangi kenikmatan hakiki dari sebuah persetubuhan, walau pun masih kenikmatan sepihak.

Agar tidak segera mencapai puncak nikmat. Said mencoba mengalihkan fokusnya, mengarahkan kamera ke bagian atas tubuh ibunya yang tersentak-sentak oleh tiap hentakan si Anak Mesum menggenjot barang paling berharga miliknya.

Dari layer HP-nya, Said melihat pemandangan menggairahkan, dua gundukan bukit kenyal itu bergetar dan berayun-ayun.

Tapi sayang, Said tidak bisa bertahan lama.

Desakan dahsyat dari penisnya sudah tak tertahankan.

“Maaak, Said keluar, Sayaaang!” geramnya melempar HP-nya sembarang. Tubuhnya bergetar, pantatnya menekan sedalam-dalamnya. Penisnya berdenyut-denyut kencang.

Semburan dahsyat meledak.

Said menyemburkan keperjakaannya di dalam vagina ibunya sendiri!

Dia seperti melayang-layang lemas tanpa tenaga di nirwana birahi.

Bruk!

Tubuhnya ambruk lemas di atas tubuh molek ibunya. Banjir keringat dan napas tersengal-sengal.

“Makasih Mak Sayang, Said cinta Mak!” desisnya sambil menciumi wajah Bu Ani, memagut bibirnya dan meremas-remas buah dadanya yang tergencet badannya sendiri.

Sampai kapan pun, Said tidak akan melupakan pengalaman pertamanya malam itu, menikmati tubuh ibunya sendiri.

Untuk Bu Ani sendiri. Pertama kali Said melepaskan keperjakaannya. Reaksi pagi harinya, ia hanya merasakan vaginanya terasa perih. Namun itu tidak terlalu diperhatikannya, ia menganggap mungkin ia kurang minum saja. Walau pun di malam itu, dirinya bermimpi aneh. Mimpi yang nikmat, namun tidak bisa diingatnya.

***​

Begitulah, dalam malam-malam ada kesempatan untuk menggauli ibunya, Said makin lihai mengendalikan nafsunya gar tidak jebol cepat-cepat.

Dalam setahun, dengan ‘Oedipus’ temannya berbagi rahasia, dia bercerita sudah berhasil memiliki ibunya.

“Tapi masih dalam keadaan dibius kan? Itu tidak hebat, Sobat!” ledek ‘Oedipus’ di suatu ketika.

“Gw tidak tau caranya. Mungkin nanti!” balas Said.

“Kapan?”

“Entahlah!”

Sati video dikirim ‘Oedipus’, video berdurasi 2 menit. Menapilkan persetubuhan panas dari dua manusia berbeda jenis dan berbeda usia.

“Itu saling menikmati, Sobat. Bukan kenikmatan sebelah pihak! Jadi, cepatlah kau miliki seutuhnya ibumu itu!”

“Gw belum tau caranya!”

“Gw kasih saran, mau?”

“Apa?”

“Bikin hamil ibumu!”

***​

Lanjut dah, 1 episode lagi yak.

Mohon maaf baru posting. Kena macet gila-gilaan waktu mudik. Lelahhhh Bestie… ha ha

:beer:

:ampun: :ampun: :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd