Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TERNYATA PACARKU...

Status
Please reply by conversation.
END


"nasi goreng enak ya mas"

"beh juara pokoknya May" ucapku sambil menyunyah nasi goreng yang kami pesan. Ya malam ini aku sedang makan di warung nasi goreng bersama Maya, lebih tepatnya karena janji sih. Maya janji mau aku ajak untuk makan malam di luar, namun dia yang memilih tempatnya. Jadi ya di warung nasi goreng ini lah.

Aku tak masalah sih, aku tipikal orang yang apapun selama masih bisa di makan ya los masuk perut pokoknya hahaha.

"mas tapi beneran gk papa kan makan di sini?" tanya Maya.

"lah aku mah apapun gas, santai May" jawabku pada Maya. Kami melanjutkan makan kami dengan sedikit di bumbui canda tawa kami.
Maya sekarang sudah tak semalu dulu kalau berbicara denganku, ya walau kadang saat aku menatap matanya dia langsung menurunkan pandangan nya serta rona merah terpancar dari pipinya. Namun justru hal itu yang aku sukai dari Maya.

Hubungan ku dengan Vani?
Ya kami masih pacaran, namun komunikasi kami sudah tak begitu intens.
Terakhir kali kami bertemu, dia membahas tentang Rendi yang katanya terciduk polisi di kos nya. Sebenarnya aku tau kenapa sampai di ciduk, namun aku pura-pura bodoh saja bertanya ke Vani alasan kenapa dia di tangkap. Bahkan Vani tak menyangka kalau Rendi itu mengonsumsi *****. 1 orang sudah down.

Kalau Billy?
dari yang aku dengar info dari kelas Yoga nya, dia sudah menghilang entah kemana. Namun lagi-lagi bukan aku jika tak tau informasi. Billy sudah pergi meninggalkan kota ini untuk berobat. Akibat obat yang aku cekoki padanya berdampak sangat buruk pada kontol nya. Bisa ku tebak kalau di pergi keluar untuk mencari pengobatan untuk kontol nya yang sudah mati.

Kenapa tak membuatnya mati saja?
Hahaha kalau langsung mati, cuma beberapa detik donk dia menderita. Menyiksa dengan perlahan-lahan itu yang tak hanya membekas pada fisik nya, namun pada mental nya juga.

*

"udah siap??,, pegangan, ntar jatuh loh" pinta ku pada Maya setelah kami menyelesaikan makan kami. Kami hendak pulang karena ku rasakan dari angin malam yang menerpa kami, firasatku mengatakan kalau akan turun hujan.

"iya mas ini juga mau pegangan" balas Maya mencengkram jaketku. Segera saja ku pegang tangannya dan menaruhnya melingkar di perutku.

"ehh... Eehhh... Mass.. Kok.."

"sssttttt.... Biar gk jatuh manis" ucapku menggoda Maya. Ku lihat dari kaca spion Maya tersenyum setelah tangannya melingkar di perutku.

*Bruuuummmmmm.....

Baru saja 2 menit berjalan, kurasakan rintik air sudah menerpa Helm dan tubuhku. Dan benar saja hujan datang seketika bagaikan kang parkir yang tiba-tiba muncul saat kita hendak pergi.
Karena sudah kepalang tanggung di atas motor jadi ku pacu saja motorku sampai tiba di kos.
Setiba nya di kos, buru-buru kami turun dari atas motor dan segera menuju ke kamar kami.

"ssshhhh... Huuufffttttt..."

"Dingin ya May?" tanya ku khawatir pada Maya.

"dikit mas... Sshhhhh...." Jawab Maya menggosok-gosok tangannya.

"duh maaf ya, tadi mas kira cuma gerimis doank. Ternyata malah hujan deres" ucapku meminta maaf padanya.

"gk papa Mas, jarang juga aku bermain hujan kok" jawab nya dengan senyum manis tersungging di wajahnya. Saat sudah sampai di depan kamar Maya, entah setan mana yang merasuki ku, tiba-tiba aku memeluk Maya.

"ehhh... Mass.. Kok.."

"sssttttt mas dingin" ucapku mencoba menenangkan diri.

"lu ngapain meluk bego" gumamku memaki diri-sendiri.

"i.. Iyaaa.. Ta.. Tapi per.. Cu.. Maaa.. Maasss, baju aku basah.." ucap Maya terbata-bata.
Dapat kurasakan tubuh Maya bergetar entah karena kedinginan atau karena pelukanku ini.
Dapat juga kurasakan degupan jantung Maya bergerak begitu cepat.

"gimana?? Anget kan?" tanyaku yang masih memeluk nya dari depan. Maya hanya mengangguk menjawab pertanyaan ku.

Tiba-tiba tangan kananku bergerak mendekati wajahnya. Aku angkat dagu nya, terlihat wajah cantik dan manis di balut dengan bibir berwarna pink yang tak hilang terkena air. Matanya sayu memandangku,

"mass...." hanya itu yang keluar dari bibir Maya.

*Deg.. Deg... Deg...
Jantungku ikut berdegup cepat melihat dan memeluk tubuh gadis yang ada di dekapanku ini.

Dengan keberanian aku mencium bibir Maya. Ciuman ringan kembali untuk merasakan kedua kali nya bibir Maya di bibirku. Dulu saat pertama kali bibir kami bersentuhan, bibir Maya terasa manis di bibirku. Bahkan saat ini, saat kedua kali nya aku merasakan nya. Bibir itu tetap sama rasanya, Manis.

"smooccchhh......"

Kulihat Maya menutup matanya saat bibir kami bersentuhan. Dan saat terlepas, mata nya kembali melihat ke arahku. Mata lentik di balik kacamatanya menatap ku dengan tatapan seperti pengharapan.
Tak mendapat penolakan, kembali aku mencium bibir Maya.
Kulakukan dengan perlahan untuk merasakan tiap inci bibirnya baik yang atas atau yang bawah, bahkan lama-lama kecuapanku berubah menjadi lumatan. Maya yang awalnya pasif, kini mencoba membalas lumatan ku. Kurasakan bibir tipis nya mencoba melumat bibirku perlahan, ya ciuman kaku dari nya menandakan kalau ia tak mahir dalam hal ini.

"enghhhhh....." lenguh nya saat lidahku masuk kedalam mulutnya. Lidahku menari nari mencari lidah Maya dan saat ku dapat, aku langsung menyedot ringan lidah gadis cantik ini. Tiba-tiba lidah Maya juga ikut bergerak, kami pun saling bertukar air liur kami masing-masing. Kami lakukan dengan perlahan ciuman kami ini. Bahkan saat ini tanganku mulai aktif meraba punggung gadis di depanku.

Kontolku?
Udah dari tadi bangkit saat ciuman pertama tadi, dada nya yang kurasakan kenyal menempel ketat di tubuhku.Dapat ku rasakan nafas Maya menjadi agak berat.

"smooccchhh... Mmmmfffttttt... Smooccchhh... Ahhh...hhhhh"
Kami berdua seperti berlomba mencari nafas setelah cukup lama bertukar air liur. Wajah cantik nya memerah, menambah kesan seksinl di mataku.

Aku merogoh kantong celana ku guna mencari kunci kamar ku, dan begitu dapat. Kembali aku mencium bibir Maya. Sambil berciuman aku mendorong perlahan tubuhnya untuk mendekat ke arah pintu kamarku. Dan begitu terbuka, aku segera mendorong nya kedalam kamarku sambil kami masih bertukar air liur.

Saat sudah di dalam, aku mendesak tubuh Maya sampai menempel ke dinding, perlahan tanganku mengarah ke dada nya yang sudah menonjol sedari tadi karena memang baju nya telah basah.

"nnnngggghhhhh...."
Tubuh nya kembali bergetar saat tanganku sudah berada di dadanya. Dapat kurasakan dadanya seukuran dengan Vani, namun dada Maya terkesan bahkan rasanya sangat padat.

Ku remas perlahan dada padat dan juga kenyal itu yang membuat pemiliknya kembali bergetar seluruh tubuhnya.

"smooccchhh..... Ahh... Masss..." desah Maya begitu kedua tanganku meremas kedua bohkahan dada ini.
Setelah nya, tangan kananku mencoba membuka dan melepas jilbab yang di kenakan oleh Maya. Dan setelah terlepas, aku langsung menyerang leher jenjang nya.

" hmmmmmm... Aaaakkkhhhhh.. " desahnya saat lidah ku menyapu lehernya. Ku kecup perhalan kemudian ku main kan lidahku di area lehernya dan sampai di telinganya.

"ssshhhh... Oughhhh... Mass... Ge..gelii mas... Oughhh" ucap Maya meremas rambutku. Tanganku tak henti-hentinya meremas dada Maya, dan sejurus kemudian aku mulai melepas satu persatu kancing yang melekat di pakaiannya. Setelah terbuka, aku melepas kecupanku pada telinga dan beralih melihat ke arah dada nya yang masih terbungkus bra.

"sshhh... Aahhh... Hhooossshhhh.. Hoosshhhh"
Kembali perlahan aku melepas bra yang menempel pada dadanya dan setelah terlepas, terlihat lah dada ranum yang belum terjamah oleh laki-laki. Besar, padat, kenyal, putih berurat membuatku melongo, areola yang melingkar berwarna coklat muda serta di puncak dadanya menyembul kecil pentil berwarna coklat muda juga.

"masss.... Hoosshh.. Hooosshhh.." ucap Maya menatapku sambil tangan nya menutupi bagian pentil dadanya, namun percuma karena dadanya malah nampak menyembul. Dengan sabar aku mencium kembali bibirnya dan perlahan melepas tangannya agar tak menutupi dada indah nya.

" mmmuaaahh.... Mmffggfhhhh... Smooccchhh... Ahhhh"
Setelah mencium nya lagi, ku lihat dadanya mulai naik turun mengikuti tarikan nafas gadis ini.

"mmffggfhhhh... Ougghhhhh.. Maasss.... Aaahh...."
Desah Maya saat aku berhasil mengecup puncak dadanya yang berwarna coklat muda itu. Tubuhnya bergetar hebat, tangannya kembali meremas pelan rambutku.

Aku mulai perlahan mencumbui dada ranum ini. Kumainkan lidah ku berputar mengelilingi areola, kemudian dengan cepat menyedot bagian pentil nya. Hal ini aku lakukan berulang-ulang yang membuat gadis di depan ku ini mendesah hebat.

"Ougghhhhh... Aaahhh... Ge.. Geelii... mass...."

Puas bermain dengan dadanya, kembali aku menyerang bibirnya. Kini tangan kananku turun ke arah selangkangan gadis ini, ku masukkan tanganku melewati rok dan juga CD nya.

"eengghhhh..... Aaahhhh....."
Kembali tubuh gadis ini bergetar hebat saat jariku berhasil menyentuh bibir memeknya. Dapat ku rasakan dengan jariku, memeknya masih seperti garis yang menandakan belum ada tangan laki-laki lain yang sampai disini.

Ku usap perlahan klitorisnya naik turun, kemudian berputar membentuk huruf O. Ku lakukan perlahan agar sang gadis gelonjotan kenikmatan.

"aahh.... Engggg... Oughhhhh.. Maaassss... Aahhhhh.. Ge.. Geli... Maasss ougghhhh..."
Kembali aku menyerang dada montok gadis ini dengan memainkan lidah ku di puncak dadanya.
Setelah beberapa menit berlalu, ku rasakan tubuh gadis ini mulai menegang.

"aahh... Maass... U.. Dahh... Maass... Ada yang mau keluar ougghhh... Mass... Aahhh.."
Mendengar itu, tanganku semakin cepat memainkan klitorisnya, mulutku semakin kuat menyedot dadanya.

"awwhhh.. Masss.. Oughhh.. Keluar.. Masss... Aaahhhh.... AARRRGGGGGGHHHHHHH...." desah panjang Maya di iringi dengan cairan keluar dari memeknya serta tubuhnya bergetar hebat kemudian hatuh ke pelukan ku. Aku menghentikan jari dan mulutku agar Maya dapat beristirahat menikmati orgasme yang mungkin orgasme pertama kali di hidup nya.

"mass...." ucap Maya dan dengan tangan tiba-tiba memegang tanganku sambil menatap ke arahku. Aku tak tau apa arti tatapan itu, apakah untuk terus lanjut atau menyesal dengan yang sudah terjadi

"kita balik ke kamar mu ya" ucapku sambil tersenyum ke arahnya. Aku tau kalau Maya ini menyukaiku, jujur saja perasaan ku pada Maya juga mulai tumbuh rasa suka. Namun aku tak mau merusak masa depannya karena ku. Aku masih bisa berpikir jernih walau kontolku sudah ngaceng berat.
Segera saja aku menggendong tubuhnya dan membawa nya kembali ke kamarnya, tak lupa aku menanyakan kunci kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya, aku segera menurunkan tubuhnya dan tampaknya Maya sudah dapat berdiri kembali.

"aku balik ke kamar dulu ya" ucapku pada Maya.
Saat aku berbalik tiba-tiba Maya memelukku dari belakang.

"aku sayang kamu mas hikkksss..." ucapnya lirih di belakangku. Tak tega dengan nya, aku berbalik badan dan kembali memeluknya. Tubuh kami yang seharusnya dingin terkena air hujan tadi seolah hilang begitu saja.

"kalau kita berjodoh, setelah lulus kuliah mas langsung ngelamar kamu" ucapku spontan dan kembali kami menatap satu sama lain dan...

"smooccchhh... Muachhhh... Smooccchhh.." bibir kami kembali merasakan satu sama lain.
Setelahnya, aku meminta Maya untuk segera mandi dan mengganti pakaiannya sementara aku kembali ke kamar ku dan melakukan hal yang serupa dengannya.


*Keesokan Hari.

"anjirr gini ya rasanya jadi bos" ucap ku yang tengah duduk di meja kerja Ayahku. Ya kini aku sedang berada di ruangan ayahku. Aku disini karena tau dari sektretaris ayah ku kalau beliau sedang dinas ke luar kota. Jadi aku iseng-iseng ke ruangannya.

*Tok.. Tok.. Tok..

"ya masuk..." ucapku mendengar suara ketukan pintu.

"hehe permisi pak, bapak manggil saya?" tanya seorang laki-laki yang suara nya sangat aku kenal.
Aku yang masih menghadap ke belakang memutarkan kursi kerja ayahku sambil tersenyum ke arah laki-laki yang tengah berdiri di depan ku.

Dan sudah dapat ku tebak raut wajah laki-laki ini nampak kaget dan kebingungan dengan apa yang ada di hadapannya..

"k.. Ka... Kau.. " ucap nya terbata.

"ohh pak Andre, ya saya tadi memanggil bapak untuk datang ke ruangan saya" ucapku santai dengan menaikkan kaki ku ke atas meja.

"e.. E.. Lu ngapain di sini hahhhh?" tanyanya.

"wah bapak tidak kenal siapa saya?" tanyaku.
Kemudian aku bangkit dari kursi ku mendekatinya dan berdiri tepat di depan nya.

"kenalkan penerus perusahaan Atmajaya Grup. Rian Atmajaya" ucapku mengambil tangannya untuk menyalami ku. Ku lihat dia hanya mematung, kebingungan, kaget dan sedikit emosi terpancar di wajahnya.

"kaget ya, hahaha..." ucap ku mulai berjalan mengelilingi tubuhnya.

"ya kemarin gua ke sini itu ya di panggil bokap gua, bukan untuk magang di tempat ini. Masih ingat kan elu, ya saat itu gua sempat di pukul sih, tapi kagak berasa anjirr, berasa di pukul wanita" ucapku mencoba menyindir dan memainkan emosi nya.
Nampak sekali nafas nya mulai tidak teratur, tangan nya mulai mengepal.

"oh iya lupa, tujuan saya kemari untuk membahas tiap laporan - laporan yang pak Andre buat dan setelah saya liat seksama dan teliti laporan yang anda buat ini sepertinya sangat bagus sampai-sampai mungkin ayah saya tidak sadar kalau anda sudah berbuat curang" ucapku.

"maksud lo apa anjing...?" ucapnya mulai emosi sambil meremas kerah baju ku.

"maksud gua, elu udah gunain dana kantor seenak jidat lu" ucapku di depan mukanya.

"anjing....." ucapnya mencoba melayangkan pukulan.
Namun dengan cepat aku melepas tangan kirinya yang masih memegang kerahku, memutar tangannya ke belakang dan mengunci lehernya dengan menggunakan tangan kanan ku.

"hhhgggggg.... Aahhhkkkkk... Huuuekkk..." hanya itu suara yang keluar saat aku berhasil mengunci tubuhnya.

"elu gk usah macem-macem bangsat. Elu kemarin berhasil mukul gua itu karena lagi gua kasih aja, gk usah Geer bisa mukul gua lu"

"oh iya, ini laporan-laporan yang elu kasih bisa gua jadiin bukti buat elu nginep di hotel pemerintah" ucap ku

"oh iy 1 lagi, gua juga udah tau kerjaan haram sampingan elu. Tinggal masalah waktu aja elu di grebek" sambungku kembali. Dan kemudian aku melepas dan mendorong tubuhnya menjauh dari ku.

"hhhngggg... Uhukkk.. Uhukkk m. Hooekkk....haaahhhhh.. Hhaaahhh... Hahahaha lu pikir bisa menjarain gua anak bau kencur" ucap nya memegangi lehernya dengan wajah yang memerah dan air mata yang keluar.

"hahaha santai saja bapak Andre, saya tidak akan memecat bapak kok. Biar waktu saja yang menjawab" ucapku santai sambil tersenyum.

"hoosshh... Hoosshh.. Urusan kita belum kelar ya anjing.. Awas aja lu.." ucap nya masih berani menunjukku dan kemudian meninggalkan ruangan ini sementara Aku hanya tersenyum melihat nya.

*dddrrrtttttt..... Dddrrtttttt..... Dddrrtttttt...

Aku merogoh saku celanaku untuk melihat siapa yang menghubungi ku. Aku hanya tersenyum melihat nama di layar hp ku.

A : Halo...
V : halo sayang, ntar malam jadi kan?
A : iya jadi sayang
V : iya udah aku bakal dandan cantik pokoknya hihihi
A : iya sayang. Udah lanjut kerja sana
V : iya bawel

*tutttt......
Panggilan pun aku akhiri, ya aku ada janji malam ini untuk makan malam bersama Vani pacarku. Ya aku sudah menyiapkan sesuatu yang tidak akan di lupakan oleh nya.

*tok.. Tok... Tok...

"permisi mas, gimana urusannya?" tanya mbak Siska yang langsung menerobos masuk.

"hehehe aman mbak, makasih ya mbak sudah kasih info mengenai ayah saya" jawabku.

"ihh.. Justru kita yang harus makasih mas, kalau bukan karena mas. Kita gk bakal tau kelakuan si bangsat Andre itu" umpatnya

"wuihhh bisa maki juga ya mbak nya hehe" ucapku kaget dengan ucapan yang keluar dari mulut mbak Siska.

"ehh maaf mass hehe terlanjur emosi" ucapnya malu.

"hehehe santai aja mbak, ya udh mbak saya balik dulu ya" ucapku berpamitan.

"eh iya mas" balasnya.
Akupun segera kembali ke kos ku untuk mempersiapkan malam malam spesial untuk Vani pacarku.

*Malam nya

Aku tengah berada di tempat yang memang telah aku persiapkan. Ruangan outdoor di lantai 2, sehingga dapat melihat jalanan, serta gedung pencakar langit di sekitarnya. Aku menaruh 3 kursi disini dan juga tablet yang ku taruh di meja makan yang sudah ku persiapkan. Setelah semua siap, aku menunggu kedatangan Vani pacarku namun aku tak langsung duduk namun bersembunyi dulu.

Beberapa menit kemudian dari tempat ku mengintai, aku melihat Vani datang. Ya ku akui memang pacarku ini memang cantik, tak perlu ku jelaskan pakaian nya saat ini inti nya cantik dengan lekuk tubuhnya tercetak jelas.

Dia langsung duduk di kursi yang sudah ku siapkan. Namun wajahnya nampak bingung saat melihat ada 3 kursi di situ. Tak lama kemudian datang seorang pria yang aku undang dengan menggunakan nomor nya Vani pacarku. Ya laki-laki itu adalah Andre, dia dengan cepat langsung memeluk Vani dari belakang dan langsung mencium nya.

Kulihat Vani tampak panik dan terkejut begitu mengetahui kalau orang yang memeluknya bukan aku, dia berusaha melepas pelukan Andre dan setelah terlepas entah ocehan apa yang di lontarkan Vani pada Andre.

"it's show time" gumamku.
Aku keluar dari persembunyianku dan bergerak menuju ke arah mereka.

"selamat malam.." sapa ku pada mereka berdua.
Keduanya sontak menoleh ke arahku dan kaget setengah mati mendapatiku ada di sana terutama Vani. Aku cuek saja dan terus berjalan ke arah kursi tengah yang sudah aku siapkan.

"loh gak mau duduk?" tanyaku begitu aku sudah duduk dengan santai.

"maksud lo apa haaa, apalagi sekarang yg elu buat haaa?" ucap Andre emosi.

"i.. Ini maksudnya apa sayang??" tanya Vani padaku.

"hahhh sayang??, ja.. Jadi dia..??" tanya Andre nampak bingung.

"kenapa??, kaget lagi ya??" tanyaku pada Andre. Tangan ku secara otomatis memplay sebuah video yang ada pada tablet di atas meja makan.

"aahhh... Oughhh.... Aawwwhhh..."
Suara desahan keluar dari video yang aku putar di hadapan mereka berdua. Ku lihat mereka berdua nampak syok melihat video yang sedang aku putar.

*klikk

"so tujuan gua ngundang kalian berdua kemari itu untuk mengklarifikasi isi video ini" ucapku dengan tenang. Kulihat Vani menutup mulut nya.

"ohh jadi ni lonte pacar lu ya, hahaha dunia ini memang sempit yaa. Oke gua aku gua udah ngentot dengan cewek lo ini. Dan elo tau, memek ama pantat nya gua kontolin, hahaha dan aneh nya ni lonte punya memek ama pantat paling enak yang pernah gua rasain" ucap Andre. Hal ini membuat Vani jatuh terduduk kemudian menangis.
Aku yang melihat hal itu berdiri dan mendekati Andre.

"kenapa, gk terima lu anjing haaa?" ucap Andre menantang diriku.

*buuuuakkkkkk......

"AARRKKKKKK....." teriak Andre langsung tersungkur menerima pukulan telak ku tepat mengenai pelipis nya. Ya di karena kan pelipis adalah bagian muka yang rentan, jadi otomatis keluar darah segar dari pelipis kananya.

"huuufffttttt.... Ini pertama dan terakhir gua mukul lu ya anjing. Jaga itu mulut lu, perempuan itu gk layak lu sakitin kayak begini" ucap ku santai.
Kulihat Andre sedang berusaha menghentikan pendarahan di pelipisnya.

"bangun sini kalau lu mau lawan gua anjing" ucap ku dengan keras. Di tengah keheningan perkelahian kami, suara tangis Vani mengiringi.

"cuihhhh..... Urusan kita belum selesai" ucap Andre berdiri. Setelah berhasil berdiri, dia berjalan meninggalkan kami berdua namun jalan nya sempoyongan.

"apa sekuat itu ya pukulan ku" gumamku.

"sayang.. Hiikkksss... Hikkssss.. Maaf.." ucap Vani bangkit dan memeluk ku dari belakang.

"a.. Aakuu.. Sayang sama kamu yank... Hiikkssss... Maafinn aku.." sambung nya.

"maafin?, udah berapa berapa kali kamu boongin aku haa???" ucap ku melepas pelukannya dan menghadap ke arah Vani. Vani tak berani menatap ku sama sekali.

"kenapa kamu gk mau jujur, tentang hubungan mu dengan Rendi haaa???" tanyaku padanya.
Vani tampak kaget karena aku mengetahui hal itu.

"kenapa kaget??, aku tau semuanya, dari awal sejak kita liburan di pantai, kejadian mu dengan Billy di tempat Yoga. Dan beberapa Video yg aku dapat ini karena aku pasang kamera di kos mu. Semua nya" ucapku.

"kenapa Van kenapa??" tanyaku lagi

"a.. Aakuu minta maaf sayang,, Hiikkksss aku janji gk bakal ngulang lagi. Lagi pula yang aku sayang dan cinta cuma kamu sayang hiikkksss.. Lagi pula hanya tubuh aku aja sayang, hati aku enggk" ucap Vani memberi penjelasan.

"jadi menurut kamu kalau hanya tubuh tapi gk pakai hati itu gk selingkuh namanya??" tanyaku sedikit emosi. Dan di jawab anggukan kepala oleh Vani.
Aku mengusap wajahku begitu mendapat jawaban dari Vani.

"Sadar gk selingkuh itu aktivitas apapun dengan lawan jenis yang tidak jujur terhadap pasangan. Mau itu pakai hati atau tidak tetap aja namanya selingkuh" ucapku kesal.

"Hikkssss.... Hiikkksss... Hiikkssss" hanya itu yang keluar dari bibir Vani.

"kita putus..." ucapku datar.

"sayang... Pleasee... Aku gamau putuss sayang... Aku sayang dan cinta sama kamu hikkkss...." ucap Vani memegang tanganku.

"keputusanku udah bulat" ucapku melihat ke langit-langit.

"enggk... Enggk.. Aku gamau putus hikkkssss... Aku janji aku bakal berubah sayang hiikkksss... Kasih aku 1 kesempatan lagi please... Hiikkssss.." ucap nya memelas.

"kamu bisa dapat yang lebih baik dari aku. Kamu harus belajar menghargai suatu hubungan, menghargai pasangan mu nanti" ucapku memberi nasehat.

"hhiikkkssss... Gamau sayang... Hikkksss" tangisan Vani semakin menjadi, air matanya membasahi pipi nya.

"jaga diri ya sayang" ucapku.

"muuuuaccchhhh...."
Aku mencium kening nya cukup lama sebelum akhirnya berjalan meninggalkannya. Sementar Vani, terdunduk sambil menangisi kepergianku.

Kalau ada yang bilang, cuma segitu aja hukuman buat Vani?
Ya aku rasa itu sudah cukup, aku tak bisa menyakiti wanita lebih dari ini. Dengan memperlihatkan Video nya sendiri, bahkan di hina seperti itu oleh laki-laki yang sudah menyebutnya lonte, pasti mental nya sudah down saat ini.


Di perjalanan turun, aku mendengar suara ribut - ribut dari luar.

*Dorrrr......

Aku tersenyum mendegar suara tembakan pistol.

*Dorrrr......

"hahhh 2 kalii..." gumamku.
Akupun bergegas turun menuju asal suara tembakan itu. Setelah sampai aku sudah melihat Andre di bawa oleh pihak kepolisian dengan kedua kaki nya mengeluarkan darah.
Aku tersenyum sambil meninggalkan area tersebut.

Buat yang tidak tau, aku sudah menyiapkan semuanya polisi yang berjaga di bawah karena ingin menangkap Andre. Ingat kerjaan sampingan Andre yang aku sebut saat menemuinya di kantor?
Ya sampingan Andre adalah bandar Narkoba. Dengan semua info dan bukti yang sudah ku kumpulkan selama ini, polisi akhirnya bergerak menangkap Andre.

Masalah suara tembakan?
Itu pasti dia mencoba melawan para aparat. Tapi dasar nya orang nya ini bebal, jadi setelah mendapat tembakan pertama pasti dia mencoba kabur lagi.
Mission Completed??
Ya bisa di bilang bagitu.

*

Setibanya di kos, aku di sambut oleh senyuman manis gadis tetangga kos ku. Aku perlahan mendekati nya dan memeluk tubuhnya.

"aku akan melamar mu" ucapku

"aku tunggu mas" balasnya


* T A M A T *
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd