Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TERNYATA PACARKU...

Status
Please reply by conversation.
EPISODE 8

"kira-kira begitu ya adik-adik" Ucap lelaki paruh baya

Ya saat ini aku dan teman-teman magangku sedang rapat dengan Pak Ridwan. Aku tak begitu memperhatikannya karena saat ini otakku di penuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang Vani pacarku.

8 hari setelah kami pergi berlibur, Vani jadi jarang mengabariku. Paling hanya malam saat dia sudah sampai kos. Karena siang hari ketika ku hubungi selalu tak bisa. Alasannya tidak boleh pegang HP di saat kerja.

Saat pulang dari tempat liburan pun suasanya jadi agak awkard baik aku, Rio, dan Rendi tak begitu banyak bicara. Hanya Vani yang terlihat seperti biasa saja, seperti tak terjadi apapun.
Aku tidak bodoh, pasti ada sesuatu yang bahkan membuat Rio jadi jarang bicara ketika di dalam mobil saat kami perjalanan pulang. Karena aku sangat tau karakter sahabatku ini.

Gara-gara memikirkan hal ini, aku jadi sering hilang fokus saat bekerja. Pak Ridwan sudah beberapa kali menasehatiku, dia tak berani marah karena beliau tau siapa aku. Ya aku hanya bisa meminta maaf.

"kenapa aku jadi seperti ini. Apa karena rasa sayangku terhadap Vani" gumamku mempertanyakan diri sendiri.

"hmmm aku tak bisa seperti ini terus. Aku akan mencari tau apa yang di sembunyikan oleh Vani. Terutama dengan Rendi"


Aku pun kembali meminta izin untuk pulang duluan.
Tempat pertama yang akan aku tuju adalah kosnya Vani.

*

Sesampainya dikamar kos Vani, aku tak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Jangan tanya kenapa aku bisa masuk.
Aku dan Vani sudah menduplikasi kunci kos kami masing-masing jadi aku bisa keluar masuk ke kosnya sesuka hatiku begitupun sebaliknya.

Karena tak menemukan petunjuk apapun, aku pun keluar dari kosnya.

*ceekkklllleeeekkkkk

"loh Mas Rian, tumben Mas main kemari?" tanya sesosok gadis yang ada di sebelah kosnya Vani

"oh iya Da hehe lagi pengen kesini aja" jawabku sekenanya

"loh tapi jam segini ya Vani nya belum pulang Mas" jelas gadis yang bernama Ida ini

"iya aku tau kok, hmmm Da aku boleh tanya sesuatu gk sama kamu" tanyaku meminta izin

"mau tanya apa Mas kayaknya serius banget ni sampe nanya ke aku" jawabnya

"emmmm aku ingin kamu ceritakan semua yang kamu tau tentang Vani" pintaku padanya

"e-emmm aku gk begitu dekat dengan Vani Mas" ucapnya padaku

"gk papa Da, sekecil apapun itu aku terima kok" ucapku

Tampak ada sedikit keraguan di wajahnya. Ida pun sempat menoleh kekanan dan kiri.

"ngobrolnya di dalam aja deh Mas" ucap Ida sambil membawaku masuk ke kosnya.

"jadi gimana Da, ada sesuatu yang kamu ketahui tentang Vani. Belakangan ini sikapnya sudah mulai berubah" ucapku memberi penjelasan.

"emmm tapi Mas Rian jangan bilang kalau dapat info dari aku ya" pinta Ida

"iya aku janji gk bakal bawa-bawa nama kamu Da" ucapku mantap

"emmm sudah beberapa waktu ini aku sering melihat Vani di antar pulang oleh laki-laki lain Mas. Dan dan...." ucapan Vani tiba-tiba terhenti

"dan apa Da?" tanyaku semakin dibuat penasaran

"dia sering di Antar pulang oleh Re-Rendi Mas" ucapnya sambil terbata

*DEGGGG

Kembali aku termenung mendengar penuturan Ida. Ada hubungan apa Rendi dan Vani sampai-sampai harus Rendi yang mengantar Vani pulang.

"Mas, Mas Rian haloo" ucap Ida memanggil ku

"ehh i-ya di lanjutin aja Da ceritanya" ucapku berusaha tenang.
Jujur emosi ku jadi tidak stabil mendengar penuturan dari Ida.

"emmm maaf Mas jika ini dapat merusak persahabatan Mas dengan Rendi" ucap Ida meminta maaf

"sudah tidak papa Da, aku memang butuh informasi seperti ini" ucapku padanya

"trus apa lagi yang kamu Da" tanyaku kembali

"emmm selain Rendi, ada 2 lagi laki-laki yang pernah mengantarkannya pulang Mas"

*DEGGGGG

"si-siapa Da?" tanyaku

"aku tidak begitu kenal Mas, tapi sering di antarnya itu pas jadwal senamnya Vani mas" tambahnya

*DEGGGGG

Tiap informasi yang di sampaikan oleh Ida membuat jantungku berdegup dengan kencang.
Aku sangat tau siapa yang di maksud oleh Ida. Dia pasti Billy tapi 1 nya lagi siapa.

"Vani di antar pakai apa Da" tanyaku balik

"emmm kalau sama Rendi naik motor mas, kalau sama yang 2 lagi ada yang pakai motor dan ada yang pakai Mobil mas" jelas Ida

"mobil Da, emmm merek dan warna apa mobilnya Da?" tanyaku kembali

"warna Fortuner warna hitam mas" jelasnya

"kamu hafal nomor platnya" tanyaku lagi

"kalau itu enggk Mas" jawab Ida.

Jujur aku tambah emosi dengan kenyataan yang sedang aku dengar ini. Bagaimana bisa pacarku tega melakukan ini padaku.

"mas Rian gk papa" tanya Ida yang nampak khawatir

"gk papa Da, lanjutin aja yang kamu tau" pintaku

"emmm a-anu mas beberapa kali aku mendengar suara desahan dari kamarnya Vani" terang Ida kembali

"ka-kamu yakin Da?" tanyaku memastikan

"yakin Mas, walaupun itu samar-samar aku sangat yakin itu suara desahan" ucap Ida

Nafasku agak tercekat mendengar tiap kata yang keluar dari Ida.

"Mas, Mas Rian kenapa Mas" tanya Ida yang nampak khawatir

"aku gk papa Da" ucapku mengatur nafas seraya memegang dadaku

"haahhhhh ada lagi yang kamu tau Da" tanyaku kembi setelah nafasku kembali teratur

"emmm enggk ada Mas, udah itu aja" jawabnya

Namun dari sorot matanya aku masih yakin ada ygang disembunyikan oleh Ida.

"ya udah Da, makasih banget ya infonya. Hmmm btw aku balik dulu ya Da" kataku

"e eh i-iya Mas" jawabnya terbata

Ida mengantarkan ku sampai ke pintu depan.

"sekali lagi makasih ya Da" ucapku padanya sambil berbalik badan

Saat aku akan jalan...

"emmm Mas sebenarnya Rendi itu mantan pacarnya Vani Mas. Dulu putus setelah Rendi lulus SMA. Aku tau karena dulu aku 1 angkatan dengan Vani. Tapi kami beda jurusan jadi mungkin Vani tak begitu mengenalku. Dulu Vani dan Rendi itu pasangan Hitz di sekolah jadi wajar banyak yang kenal. Sekali lagi maaf ya Mas" ucap Ida setelah itu dia menutup pintu kos nya

Aku hanya diam mematung mendengar kenyataan ini. Rendi sahabatku dan Vani pacarku.

********

Sesampainya di kosku Aku berbaring di atas kasurku. Aku termenung memikirkan keadaan ini, aku bingung kenapa Rendi ataupun Vani tak pernah memberitahukan hal ini. Kenapa harus menutupi hal ini. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepalaku setelah mendengar penuturan dari Ida tadi siang, terutama desahan-desahan yang si bicarakan Ida.

Seketika aku teringat kejadian liburan kemarin dimana aku seperti setengah sadar mendengar desahan seorang wanita di sebalah tempat tidurku.
Aku jadi sangat yakin kalau semua yang aku alami itu bukan mimpi.

*ddrrrrttttttttttt

Getaran HP membuatku sedikit terkejut.
"Rio?" gumamku

A : Aku
R : Rio

A : hngggggg knp Yo?
R : eee Rian, lu besok malam ada waktu gk ada yang mau gua omongin?
A : yaelah ribet amat, tinggal ngomong sekarang.
R : emmm gk bisa Rian harus gua omongin secara langsung.
A : hedeh kayak sama siapa aja lu Yo. Ya udah deh besok kita ketemuan dimana?
R : emm di Cafe deket kampus kita gimana?
A : ya udah, jam brp kesana?
R : jam 8 Yan.
A : oke. Inget kalau janji ketemu jam 8 tu jam dah siap-siap bukan jam 8 baru lahir wkwkwk
R : iya Yan. Gua pasti ontime. Ya udah ketemu besok yak
A : woke brother

*tutttttttt

Setelah sambungan terputus aku jadi berpikir sejenak. Ada yang aneh dari cara bicara Rio barusan.
Ya laki-laki ketika sudah kumpul dengan temannya, 90% tidak akan memanggil dengan nama aslinya. Tapi ini Rio langsung menyebut namaku, pasti ada hal penting yang ingin dia sampaikan.

*******

"Hoaaaammmmm"
Shittt aku ketiduran. Ya semalam setelah menerima telfon dari Rio, aku tak sadar telah tertidur.
Saat mengecek HP aku melihat ada panggilan tak terjawab dari Vani. Namun entah kenapa aku tak ingin dihubungi dulu olehnya. Bukan karena aku tak sayang.
Aku sangat sayang dengan Vani. Tapi aku tak suka dibohongi. Terlebih ini berhubungan dengan sahabat, eh mantan sahabat bernama Rendi.

Akupun bergegas untuk kembali ke aktivitas ku yaitu kembali ke tempat Magang.

****

*brruummm

Mesin motor kembali kupanasi. Pikiranku benar-benar kacau. Aku harus sesegera mungkin menyelesaikan masalahku ini.
Apakah dengan kekerasan?
Tentu tidak, aku punya prinsip jika tidak diserang, aku tidak akan menyerang duluan.

Jika aku menghajar Rendi saat ini, yang ada aku yang akan disalahkan karena main hakim sendiri tanpa adanya bukti.

"Assalamualaikum Mas" sapa seseorang padaku

"eh i-iya waalaikumsalam" jawabku sambil menoleh ke sumber suara.
Aku terpaku melihat gadis berjilbab didepanku. Bukan karena tak pernah melihat, hanya saja wajahnya yang cantik, manis serta sikap pemalu nya yang membuatku selalu penasaran dengan gadis didepanku ini. Terlebih lagi aku pernah merasakan bibir lembutnya.

"mas, mas kok bengong" ucap maya menyadarkan lamunanku

"eh i-iya kenapa May" ucapku tersadar

"Mas Rian dari tadi ngelamun, jadi aku agak khawatir" ucapnya sambil menunduk seperti biasanya

"aaa luluh aku diperhatiin bidadari, hehehe enggak papa cuma banyak pikiran aja di tempat magang. Banyak banget kerjaannya" jawabku sekenanya

"emmmm ya u-udah, syukurlah ka-kalau mas Rian gk kenapa-kenapa" ucap Maya

Aku tersenyum melihat Maya yang terlihat khawatir denganku.

*ttiiiiinnnnnnnnnnnn

Seketika aku dan Maya menoleh karena mendengar suara klakson.

"hedehhhh herdernya datang pula" gumamku

Kulihat Andre keluar dari mobil dengan pandangan sinis kearahku.

"emmm a-aku permisi dulu ya Mas assalamualaikum" ucap Maya seraya pamit padaku

"iya May waalaikumsalam. Hati-hati ya"

Saat hendak masuk mobil kulihat Maya tersenyum manis kearahku.

*DEGGGGG

Ah jantungku lagi-lagi seperti berhenti berdetak.
Aku pun menggeleng-geleng wajahku agar tersadar.

Akupun tersenyum. Ya bertemu dengan Maya seperti obat untuk permasalahanku saat ini. Entah kenapa Melihat senyumnya membuatku jadi tenang.

"masa iya gua suka sama Maya" gumamku sambil tersenyum

Namun aku jadi melihat dengan seksama kearah mobil yang ditumpangi oleh Maya.
Fortuner Hitam.
Seketika aku teringat dengan perkataan Ida kalau Vani sering diantar oleh 3 orang yang berbeda, namun ada 2 orang yang muncul hanya pada saat jadwal senamnya. Aku jadi ingat kembali kalau di tempat Vani melakukan Yoga, lantai 1 nya adalah tempat gym. Dan dari prawakannya Andre ini pasti sering ngegym.

Potongan-potongan petunjuk mulai aku dapatkan.
Setelah itu kujalankan motorku menuju tempat magangku.

*******

*ddrrrrttttttttttt

A : Halo iya-iya gua lagi otw ni.
R : gua kira lu lupa Yan.
A : ya kagak lah cuy mana mungkin gua lupa. Dah ah gua udah di atas motor ni
R : hmmm ya udah gua sampai ketemu di Cafe Yan.
A : woke

Aku pun menstarter motorku guna menuju tempat janjianku dengan Rio.

*****

"dah lama nunggu?" tanyaku pada Rio

"kagak Yan baru aja kok gua" jawab Rio

"hmmm ya udah, ni gua udah didepanlu. Sekarang kasih tau gua apa yang mau lu omongin. Kalau lu ada masalah tinggal cerita aja ama gua" ucapku

"emmmm gua bingung harus mulai dari mana Yan" ucap Rio bimbang

"mulai dari Nol ya kaka" ucapku meniru pegawai pom bensin

"Yan gua lagi serius" jawab Rio menatap ku

Dari sini aku sadar kalau benar-benar ada hal penting yang ingin disampaikan Rio padaku.

"hufffftttt ya udah buruan kasih tau gua" ucapku

"emmm Yan. Si Vani Yan. Cewek lu Yan.... " ucap Rio menggantung

"Vani kenapa Yo?" tanyaku

"Va-Vani selingkuh Yan sama Rendi" ucap Rio terbata

Aku pun terdiam. Bukan karena kaget mendengar kalau Vani beneran selingkuh namun aku diam karena sampai Rio sahabatku mengetahui hal ini.

"e-elu serius Yo" ucapku mencoba santai

"se-serius Yan. Gua liat pakai mata kepala gua sendiri waktu kita nginap di resort kemarin" ucap Rio memberi penjelasan.

"hmmm apa lu punya bukti Yo" tanyaku diplomatis

"gua mungkin gk punya bukti Yan, tapi gua ini sahabat lu dari kecil. Jadi gk mungkin lah gua bohongin lu" ucap Rio meyakinkanku

"oke oke, apa dasarnya sampai lu bilang kalau Vani selingkuh sama Rendi" tanyaku kembali

"ee gu-gua liat mereka pelukan dan ciuman di sebelah lu tidur Yan"

*DEGGGGG

"eemm saat itu entah kenapa kepala gua pusing Yan. Jadi gua berjalan buat nyari obat. Pas sampe depan kamarlu gua gk sengaja ngeliat mereka begitu Yan. Tapi tiba-tiba semua gelap dan gua pingsan Yan" ucap Rio memberi penjelasan.

Bener dugaanku, hal yang aku rasakan saat tak bisa berbuat apa-apa saat di resort saat itu adalah nyata. Ya Vani selingkuh dibelakangku.
Emosiku seketika naik.

"Yan, Rian, Yan lu gk papa Yan" tanya Rio

Jelas aku kenapa-kenapa. Orang yang dekat denganku. Orang yang aku percayai menjadi temanku tega menusukku dari belakang
Terlebih lagi dengan pacarku sendiri.

Aku tak tau lagi harus berbuat apa. Kenyataan-kenyataan yang aku dapat malah membuat pikiranku semakin kacau. Kenapa kenapa dan kenapa. Hanya itu pertanyaan yang selalu muncul di kepalaku.

"gua gk tau harus ngomong apa ke elu Yo" ucapku memandang keluar Cafe

"Gua balik duluan ya Yo" ucapku sambil berdiri

"Yan, Yan lu gk bakal nekat berbuat macem-macem kan Yan" tanya Rio yang nampak khawatir

"Yan gua tau lu pasti syok dan emosi. Gua juga emosi Yan Tapi lu harus bisa kontrol emosi lu Yan. Jangan sampe lu sendiri yang rugi" ucap Rio menyadarkan ku

"hmmm tenang aja Yo, gua gk bakal berbuat aneh-aneh yang bakal ngerugiin gua kok" ucapku

Ya, sesaat yang lalu aku hampir kalap untuk mendatangi Rendi. Rasanya ingin ku hajar habis-habisan tu orang. Namun ucapan Rio tadi menyadarkan ku.

"tenang Yan, gua bakal bantuin lu kalau lu mau balas dendam. Tapi ingat jangan lu main tangan. Gua sangat tau lu Yan" ucap Rio menenangkanku

"thanks Yo, lu emang bener-bener sahabat gua" ucapku menepuk pundaknya

"ya udah gua balik duluan Yo" ucapku padanya

"oke Yan. Tapi ingat kata gua, jangan gegabah." ucap Rio mengingatkanku

Aku pun akhirnya pamit duluan pada Rio.

*

Di perjalanan pulang aku termenung. Entah kenapa Vani dan Rendi tega seperti itu.
KEBOHONGAN adalah hal yang paling tidak di sukai siapapun termasuk aku. Namun ini, aku dibohongi oleh 2 orang sekaligus.

Dilain sisi aku bingung. Apakah aku harus memutuskan Vani atau tidak. Aku sangat sayang pada Vani, aku bahkan berdoa agar kelak menikah dengannya. Namun kejadian ini membuatku bimbang antara melepaskan Vani atau tidak. Jujur melepaskan Vani adalah hal berat untukku.

Sementara Rendi. Tunggu saja, aku akan buat hidupmu mati secara perlahan-lahan.
Tak hanya Rendi, namun Billy dan 1 lagi laki-laki yang belum aku ketahui identitasnya yang akan aku buat menderita.

Yang harus aku lakukan sekarang adalah mencari bukti sambil mengikuti tiap permainan yang sedang berjalan. Aku akan berpura-pura tidak tau tentang kelakuan Vani sampai semua nya terbongkar.

"liat saja, aku akan buat kalian tau siapa Rian Atmajaya sebenarnya" gumamku


*Bersambung.......


Note : 'Suhu Maya mana, Maya bikin penasaran Hu'

Sabar Gan, nanti ada porsinya sendiri

'alurnya lambat hu'

Sabar gan, nafsu amat hehehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd