Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TERNYATA PACARKU...

Status
Please reply by conversation.
Baru baca dari page awal, seru euy...

Menunggu update :pandajahat:
 
EPISODE 12

"hmmm pacarku gk akan tau May meskipun dia disini, kan kita pake masker"

"haaa maksud mas?" tanya nya

"tu coba liat kearah kanan" ucapku pada Maya.

Mayapun menoleh kearah kanan dan terlihat lah hal yang ingin kuperlihatkan pada Maya.

Nampak Maya sejenak terdiam melihat 2 pasang manusia di samping kanan kami. Sengaja aku tak duduk berhadapan dengan Maya agar tak terlalu mencolok penyamaran kami.

Setelah beberapa saat Maya pun menoleh ke arahku. Tatapan kami bertemu satu sama lain.
Namun anehnya aku tak menemukan rasa kecewa dari sorot matanya.

"May,kamu gk papa kan?" tanyaku

"hmmm gk papa kok mas" jawabnya kembali menundukkan pandangannya.

"yakin May, kan itu pacar kamu May?" tanyaku kembali.

"tapi kan itu ada pacar mas juga" ucapnya.
Maya kembali mengangkat kepala dan menoleh ke arahku.

Dari sorot matanya, nampak Maya membutuhkan penjelasan ku. Tapi tak cuma dia, aku juga ingin tau kenapa Maya seperti terlihat biasa saja mengetahui pacarnya jalan bareng cewek yang tak lain adalah pacarku sendiri.

"hmm gimana ya ngejelasinnya" ucapku

"kalau gk bisa jelasin ndak papa mas, aku gk maksa" ucap Maya namun dia masih menatapku.
Aku tak tau apa yang ada di pikiran Maya, namun ia sangat berbeda dari Maya yang biasa aku kenal.
Kali ini ia berani bertatapan lama denganku.
Akhirnya aku menyerah

"huuufffttttt aku lagi mencari bukti perselingkuhan pacarku May" ucapku sambil menghadap kedepan.

"maksud mas, mas udah tau lama tentang ini, tentang mas Andre sama pacar mas?" tanyanya.

"hmmm sebenarnya sudah agak lama aku curiga sama pacarku, tapi untuk Andre ini aku juga baru mengetahuinya baru-baru ini. Masih ingat kejadian yang kita kepergok dengan pacarku? "

"iya masih ingat mas memangnya kenapa mas?"

"malam nya aku mengecek isi hp pacarku dan ya aku menemukan ajakan kesini atas nama Andre. Awalnya aku tak kepikiran kalau itu Andre pacarmu May" ucapku.
Aku tak bercerita awal mula kecurigaan ku, karena aku rasa itu tak terlalu penting.

"kenapa bisa mas menyangka kalau itu Andre pacar aku mas, kan yang punya nama Andre gk cuma 1 doank?" tanyanya.

"apakah mas sudah tau selama ini tapi mas diam saja, dan sekarang baru mas mengajakku untuk melihat sendiri kelakuan pacarku? Tanya nya bertubi-tubi.
Nampak kali ini kejelian dari Maya aku tak mengira dia akan tanya sedetail ini.

"emmm itu anu May..."

"permisi mas mbak, ini pesenannya sudah datang maaf kalau lama. Silahkan dinikmati" ucap pelayan yang mengantarkan pesanan kami.

"oh iya makasih mas" ucapku.

Setelah pelayan itu pergi, aku mengajak Maya untuk makan sejenak untuk mengalihkan pertanyaan bertubi - tubi dari Maya.

"sejak kapan mas tau semua ini?" tanya Maya di sela-sela makan kami.
Maya kembali menoleh kearahku, ia menatapku lekat-lekat.
Sengat berbeda dari Maya biasa yang terlihat manis dan kalem. Didepan ku kini Maya yang nampak tegas.

"hmm jadi gini May..."
Akhirnya aku mengalah dan menceritakan awal aku curiga, dari awal di tempat pacarku berlatih yoga. Namun hanya seputar kecurigan pada Andre saja yang kuceritakan, mobil fortuner milik Andre yang aku dapat info dari Ida temen kos pacarku. Isi pesan ke hp pacarku, dan puncak nya ya kejadian hari ini.

Setelah menceritakan semua itu, aku kembali memakan pesanan kami. Kulihat Maya nampak berfikir sejenak.

"trus kenapa gk kamu langsung kesana ngelabrak mereka May?" tanyaku.

"eh i-itu..." nampak Maya kebingungan menjawab pertanyaan ku.

"kamu kayak biasa aja gitu lihatnya, dari awal sorot matamu tak ada perasaan marah disana" ucapku padanya.

Kali ini Maya kembali menjadi dirinya yang biasa, menunduk untuk menghindari tatapanku.

Sembari tersenyum aku berinisiatif mengambil makanan dengan tangan kanan dan tangan kiriku meraih dagunya.

"aaaa.. aaaa... aaaaa... " ucapku seraya memperagakan seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya.

"enakkk.. ???" tanyaku.

Maya hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"tadi kan semua pertanyaan Maya sudah mas jawab, jadi sekarang gantian Maya yang jawab pertanyaan mas ya" ucapku menatap matanya sambil tersenyum.

Aku tau seperti ada yang di sembunyikan oleh Maya. Namun aku tak mau memaksa, wanita itu harus di perlakukan lembut agar apa yang kita inginkan tercapai, Ya meskipun harus bersabar. Kalau kita paksa yang ada dia merasa tak nyaman dan akan menjauh.

"hmmmm kalau belum mau cerita gk papa kok May" ucapku sambil mengusap kepalanya.
Ini pertama kalinya aku mengusap kepala Maya.

"emmm itu anu mas..." belum sempat Maya menyelesaikan kalimatnya. Aku dengan segera memakai kembali maskerku. Tak lupa memakaikan kembali masker Maya.

"kenapa mas..?" tanya Maya.

"ssssttttt diem dulu bentar ya May" ucapku lembut sambil menunjuk kearah pacarku dan Andre.

Mereka nampak sudah akan pergi dari tempat makan ini. Dan benar saja mereka pergi bergandengan tangan. Mereka pergi kearah kasir lalu membayar makanan mereka.

"ayo May kita ikutin mereka" ucapku menggandeng tangan Maya.

"ta-tapi mas makanannya...."

"udah biarin aja, nanti malam aku minta di buatin nasi goreng ya" ucapku mengedipkan mata.

Maya kembali hanya bisa pasrah atas ajakan ku.
aku pun mengajak Maya untuk membayar makanan kami.
Selesai membayar aku dengan bergegas mengikuti kemana pergi Andre dan pacarku.

"mas pelan mass..." ucap Maya menyadarkanku.

"ehh iya sory ya May hehehe...." ucapku perlahan.

Memang aku nampak buru-buru untuk mengejar mereka, namun aku tau jika terlalu cepat dan dekat akan terlihat mencurigakan.

Kulihat mereka masuk kearea butik pakaian, dimana pakaian dengan berbagai macam merek pakaian mahal ada disana.

Kembali dengan perlahan aku dan Maya mengikuti mereka masuk kedalam butik.
Agar tak menimbulkan kecurigaan aku mengajak Maya bersikap seolah mencari pakain juga sambil mendekati mereka.

Namun aku kehilangan jejak mereka.
"aduhh sial kemana lagi tu, perginya cepet amat dah" umpatku.

"kenapa mas..?" tanya Maya padaku

"ohh enggak ini loh mas lagi..." ucapanku terhenti saat melihat bagian seberang tatakan pakaian.

Tiba-tiba merekan sudah ada di depan mata, hanya tatakan yang berisi pakaian yang menjadi penghalang kami. Akupun memberi isyarat pada Maya agar diam.

"yang ini aja gimana..? " tanya Andre

"emmm terserah mas Andre aja sih tapi aku gk gitu yakin itu cocok mas" jawab Vani pacarku.

Kulihat Andre mengambil setelan blezer khas orang kantoran. Ya aku tau pacarku sedang magang di sebuah bank, tapi apa cocok. Lagi pula pacarku masih magang.

"yaelah kamu pakai apapun tetep cantik tau hahaha" ucap Andre.
Yang membuat aku kaget adalah Andre tiba-tiba merangkul Vani dan mau mencium Vani pacarku.
Namun pacarku mencegah Andre menciumnya.

"mas jangan disini ih, banyak orang" cegah pacarku

"hehe santai gk ada orang disini" ucapnya mencoba mencium kembali.

"emmm mas itu di sebelah ada orang mas" ucap Vani memberi penjelasan.

Kulihat Andre menoleh ke arahku dan Maya.

"halah santai aja kali ya gk mas hahaha" ucapnya padaku.
Aku hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

"emm mas sama mbak nya mau cari apa ya..? " tanya pacarku tanpa sadar yang dia tanya adalah pacarnya sendiri.

Kembali aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"wehhh bisu ya mas, dari di jawab hanya ngangguk-ngangguk doank.." ucap Andre

"mas gk boleh gitu ih.." ujar pacarku menenangkan Andre.

"ya habis udah bedua pake masker, ni yang cowok pake topi segala, noh liat pake kacamata hitam juga kan. Teroris ya lu bedua, mau ledakin ni mall ya" ucap Andre meledek ke arah ku dan Maya.

"mas udah ih, maaf ya mas mbak hehe suka sembarangan memang kalau ngomong ini" ucap Vani pacarku

Aku sebenarnya agak emosi di katain seperti itu. Namun aku tahan, sementara Maya dari tadi hanya diam menunduk.

"hahaha kayak gini aja kamu belain, ya udah deh. Nih ayo kita coba di kamar pas" ucap Andre sambil menyerahkan pakaian yang tadi dia pilih.

"yukk. Emm sekali lagi maaf ya mas mbak" ucap pacarku berlalu meninggalkan kami. Kembali aku hanya mengangguk.

"anjing lah baru kali ini gua di maki diem aja" umpatku dalam hati.

"masss..."

"ehh iya May"

"trus kita gimana ni sekarang?" tanya Maya padaku.

"emmm kita ikutin mereka sampe pulang" jawabku padanya

"mass.." kembali Maya memanggilku

"iya ada apa May? " tanyaku lembut.

"mas gk marah ya lihat kejadian ini, semua kenyataan ini?" tanya balik Maya padaku

Aku sendiri bingung harus menjawab apa. Di satu sisi aku marah, tapi di sisi lain aku masih menyayangi Vani pacarku. Tak mungkin aku menggunakan kekerasan pada Vani. Harga diri banget main fisik ke perempuan. Untuk saat ini aku harus mencari bukti-bukti sebelum aku melakukan balas dendam.

"emm nanti aku kasih tau ya, sekarang kita fokus ke mereka dulu" jawabku.

Akupun dengan segera mengandeng tangan Maya u tuk mengikuti mereka ke arah kamar pas.
Tak lupa aku mengambil pakaian, entah apa yang aku ambil. Akan terasa aneh dan mencurigakan kalau aku tak memegang apa-apa.

Saat aku melihat mereka, pacarku Vani masuk kesalah satu kamar pas. Namun ternyata Andre juga ikut masuk.

"what the fuck...!!!" umpatku

Dengan segera aku mendekati kamar pas tersebut. Dan untungnya kamar pas di samping kamar pas mereka itu kosong.

"loh mau ngapain kita masuk sini mas?" tanya Maya panik saat ku bawa masuk ke kamar pas.
Aku memberi isyarat untuk diam dengan menaruh jari telunjuk ku di depan masker yang ku gunakan.

"mereka lagi di kamar sebelah" bisikku pada Maya.
Maya pun hanya mengangguk mendengar instruksi dariku.

"mas kenapa harus ikut masuk sih?"

Samar-samar aku mendengar suara pacarku Vani dari bilik kamar pas sebelah.

"kan mas mau bantuin kamu pake ini hehehe" ucap Andre.

Aku semakin fokus mendengarkan percakapan mereka dengan menempelkan telingaku di dinding dan lucunya Maya juga mengikutiku.

*cuphh sluuurpppp cuphh sluuurpppp

Kali ini suara percakapan mereka sudah tak terdengar lagi namun berganti suara aneh yang kudengar. Ku fokuskan kembali pendengaran ku untuk memastikan suara apa itu.

"cuphh sluuurpppp cuphh sluuurpppp.. Ughhhh"

Meski samar-samar aku sangat kenal dengan suara itu. Itu sangat yakin kalau itu adalah suara orang yang sedang...

"mas itu suara apa..?" tanya Maya sambil memegang tanganku. Fokusku buyar saat Maya menanyaiku barusan.

"emmm itu anu May.."

"ahhhh...."
Kami berdua kaget mendengar suara barusan. Yang jelas itu bukan suara Maya. Dan sudah bisa di pastikan kalau itu suara Vani pacarku.

Maya semakin mengeratkan pegangannya begitu mendengar suara itu.

"gila lancang bener mereka di tempat umum kek gini" umpatku dalam hati.

*clokk clookkk clookkk
"ahhhh.... Mmmpppffff.... Ahhh... Ough... Ahhh!!
Kembali terndengar suara aneh itu, namun yang aku yakini itu adalah suara memek basah yang sedang di kobel.

Maya nampak semakin tegang. Pasti ia bertanya-tanya apa yang terjadi di bilik sebelah antara pacarku dan pacarnya.

"pela... cuphh sluuurpppp cuphh sluuurpppp.. Ughhhh" Nampak sepertinya mulut Vani kembali di lumat.

Walaupun dalam keadaan marah. Namun aksi mereka dan suara desahan Vani membuatku horni.
Kontolku perlahan mulai bangkit. Aku sedikit memundurkan pantatku agar tonjolan kontolku tak begitu terlihat.

"nggghhh... Pelan.. Ahhhh"
*CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK "ahhh....! Ngghhhh..... Ahhhhhh..."

suara kobelan di memek pacarku semakin terdengar jelas. Harus kuakui nyali Andre besar sekali berani mengerjai pacarku di tempat seperti ini.

"Ahh! Ahhh!... Ahhh.... Mmmmfffttttt.. U-udah mas please.. Ahhhhh...."
*CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK

Sepertinya Andre tak menghiraukan desahan pacarku dan malah semakin semangat memainkan memek pacarku. Aku malah semakin larut menguping dalam permainan mereka.

"anjing lah.. " umpatku karena kontolku semakin tegang mendengar desahan Vani.
Dan yang lebih anjing lagi, momen awkard terjadi antara aku dan Maya. Tatapan kami saling bertemu dimana sorot mata Maya seperti meminta penjelasan apa yang sedang terjadi di sebelah.

" ahhhh... Ahhh! Ahhh! Yesshh... Ohhhh... Aku mau dapet mass aahhh.... Ohhhh..."
Desahan Vani nampak semakin liar terdengar.

*CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK
"ahhh... Mass.. Aku keluar oohhh.... Aahhhhh... AARRRGGGGGGHHHHHHH"
Terdengar lolongan Vani pacarku yang telah meraih orgasmenya.

Cukup lama mereka terdiam, sampai akhirnya Andre membuka obrolan.
"hehe enak banget ya kayaknyaa?" tanya Andre.

"haahhhhh... Haahhhhh... Ihh mas jahat.." jawab pacarku sambil berusaha mengatur nafasnya

"hahaha kamu lagi di bikin enak kok malah ngatain orang jahat hahaha" ucap Andre tertawa.

"nanti kalau ada yang denger gimana mas ihh" ucap pacarku sedikit panik.

"udah ih santai aja sih kecuali..," ucap Andre tak meneruskan kata-katanya

"kecuali apa mas?" tanya pacarku

"haha udah lupain aja, ya udah yukk keluar..." ajak Andre pada Vani.

"tapi belum di coba ini mas"

"udah langsung beli aja, berapa sih harga nya. Biar gua yang bayar" ucap sombong Andre

Lama terdiam kudengar pintu bilik sebeleh terbuka yang menandakan mereka telah keluar.

"gua kira mau sekalian ngentot lu bedua" gumamku.

Namun langkah laki mereka seperti berhenti di depan pintu bilik kami.
"oh iyaa mas, jangan coli yaa yang di dalam sini hahahaha" ucap Andre mengagetkan ku.

Kembali aku dan Maya saling menatap satu sama lain.
"anjing anjing, kok binatang itu tau di sini ada orang" kembali aku mengumpat dalam hati.

Setelah ku rasa aman aku mengajak Maya untuk keluar dari bilik kamar ini.
Namun saat melangkah keluar kembali Maya menggenggam erat tanganku. Sorot mata yang meminta penjelasan kembali hadir menatap ku.

"hmmm nanti aku jelasin semua di kos.." ucapku seraya memberikan senyuman.

Mayapun mengendurkan pegangan tangannya. Kami pun dengan segera pergi dari mall ini untuk pulang.
Disepanjang jalan kami terdiam seakan larut dalam pikiran kami masing-masing.

**Tiba di Kos

Aku telah selesai mandi dan segera mengenakan pakaian. Ku ambil buah-buahan yang ada di kulkasku untuk ku bawa ke kamar Maya.
Malam ini kita berdua sepakat untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan hubungan yang sedang kita jalani bersama pacar kami masing-masing.

*tok tok tok

"May ini aku.." ucapku di depan kamar Maya

"masuk aja mas, enggk aku kunci" jawab Maya dari dalam.

Mendapat izin, aku segera masuk dan duduk di meja makan milik Maya. Tak lupa buah-buahan yang aku bawa aku taruh di atas meja.
Maya pun datang dari arah dapur membawa nasi goreng sesuai dengan janji nya di Mall tadi.
Mataku kembali terpana dengan wanita di depanku ini.

"emmm ini mas nasi nya udah aku goreng tadi, pake telor mata sapi kan" ucap Maya padaku
Kali ini Maya seperti sudah tak canggung saat berada di depanku
"ehhh i-iya May makasih ya" ucapku terbata.

"Kok jadi gua yang grogi anying.." umpatku

Kami berdua pun mulai menyantap makanan yang ada di depan kami.
Sungguh masakan Maya sangat enak. Nasi yang ada di piring ludes aku makan.

"laper banget ya mas?" tanya Maya sembari tersenyum manis kearahku

"ehhh hehehe aku kelihatan rakus ya May" ucapku cengengesan

"enggk kok mas, malah aku semakin suka kalau mas mau ngabisin makanan buatanku" ucap Maya kembali.

"haahhh semakin suka?." tanyaku

"ehhh i-itu anu mas..." kembali kini Maya menundukkan pandangan nya seperti biasa.

Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu wanita di depanku ini.

Setelah selesai makan aku duduk di ruang tamu kamar Maya sambil memakan buah apel yang ku bawa tadi.
Setelah selesai mencuci piring Maya mengikutiku duduk di ruang tamu ini.
Saat Maya telah duduk, aku menaruh apel yang ku makan.

"ok ladies first" ucapku
Paham dengan yang aku maksud Maya mulai menceritakan yang sempat dia pendam saat di Mall tadi

"emmm jadi gini mass...."



*Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd