Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TETANGGA PERKASA

Dua pria bertubuh tegap berambut cepak menerobos gerbang rumah Pak Mukhlis yang tidak terkunci.

Setelah mencapai teras, salah satunya mengacungkan sebuah pistol keatas dan menarik pelatuknya tiga kali.

Sontak saja suara dentuman musik terhenti.

Puluhan ibu ibu menjerit kaget dan berkumpul menjadi satu di sisi kanan ruangan itu.

Sementara bapak bapak yang tadinya asyik berjingkrak jingkrak mengikuti irama musik terdiam kelu dengan wajah tegang.

"MANA TUAN RUMAHNYA...?".

Lelaki cepak yang tadi menembak tiga kali keatas bertanya dengan suara keras.

Melihat ini Pak Mukhlis melangkah kedepan dengan senyum tipis. Dia mengenali dua pria bercelana loreng berjaket hitam yang barusan merangsek masuk.

" Apakah tidak bisa dibicarakan baik baik....? "

Tanyanya dengan suara yang berwibawa.

Sejenak dua pria yang baru masuk ini nampak terdiam begitu mengetahui siapa yang menjadi tuan rumah.

Pak Mukhlis...? ".

Lelaki tua itu tersenyum sinis.

" Kenapa...? ".

" Mmmm.... Begini Pak... ".

Pria pemegang pistol berusaha menjelaskan setelah beberapa kali menelan ludah.

" Apakah setoran ku kurang... ? ".

Kalimat terakhir Pak Mukhlis membuat dua pria itu terlihat serba salah.

Pistol dalam genggaman dimasukkan kembali ke sarungnya. Kemudian dua pria ini melangkah mendekati Pak Mukhlis dan salah satu dari mereka terdengar berucap lirih.

" Maafkan kami Pak. Kami benar-benar tidak tahu kalau ini rumah sampean.. ".

Pak Mukhlis hanya diam dengan tatapan tajam.

" Kami permisi. Silahkan lanjutkan acaranya.. ".

Pria itu melanjutkan kalimatnya dan kemudian melangkah keluar.

Pulang..


"Siapa mereka Pak..? ".

Salah satu pria yang tadi berjoget paling heboh mendekati Pak Mukhlis dan bertanya.

" Anak buah Pak Bimo.. ".

" Pak Bimo D*nr*mil....? ".

Tanya pria itu lagi dan Pak Mukhlis cuma sedikit mengangguk.


_____________


Sementara di teras samping yang masih gelap Kristian bermaksud kembali melanjutkan aksinya setelah melihat kedua pria cepak itu berboncengan motor dan berlalu cepat menjauhi pintu gerbang.

Tapi rasa kaget teramat sangat yang dirasakan Asty barusan berhasil mengembalikan kesadarannya yang sempat hilang.

Ditepis nya kasar tangan Kristian yang terjulur hendak merangkul pinggangnya kemudian wanita itu berlalu masuk kerumah.


_____________


Pak Mukhlis membubarkan acara pesta karena moodnya telah lenyap.

Beberapa pria terlihat berdiri bergerombol sambil berbisik bisik.

Sebagian besar Ibu Ibu lantas berpamitan pada Bu Hanum dan mengajak para suami untuk segera pulang karena hari memang sudah larut malam.

Kristian Kentang.
Batang kontolnya masih saja menegang.

Tapi tak mungkin dia memaksa Asty untuk memuaskannya.

Terpaksa laki laki dari timur ini menuju belakang rumah dan cepat cepat memasuki kamar mandi khusus pembantu yang berada di samping sebuah sumur.


______________


Sementara itu di malam yang sama...

Amin duduk di sebuah kursi dengan kaki yang terselonjor diatas meja.

Tangan kanannya memegang sebuah handphone yang layarnya menyala terang sementara jari tangan kiri memjepit sebatang rokok.

Mata nya nanar menatap sebuah foto dilayar handphone.

Foto seorang wanita yang sedang tersenyum dengan posisi wajah agak menyamping.

Foto Asty....

Amin menghisap rokok dalam dalam dan menghembuskan berlahan.


Rasa suka kepada gadis ini sudah lama sekali ada.tapi beberapa waktu belakangan ini rasa suka itu berwarna lain.

Ada binar binar cinta yang menghiasi rasa suka.

Ada getar getar cemburu jika mengingat Asty adalah istri sahabatnya.

Hati kecil pria ini berharap Deni selamanya membusuk di penjara. Dengan begitu akan ada banyak sekali kesempatan baginya untuk medapatkan hati wanita pujaan.

Sudah dua kali Amin merasakan nikmat nya tubuh Asty, tapi laki laki itu masih merasa kurang. Dia sama sekali belum puas. Dia ingin lagi dan lagi.

Tadi siang Amin bertengkar hebat dengan sahabatnya Tarjo. Pria gendut itu sangat membuat jengkel.

Bisa bisanya Tarjo minta ditemani kerumah Asty. Terang terangan Tarjo berkata ingin sekali mencicipi tubuh mungil dan seksi istri Deni.

Mumpung Deni dipenjara. Katanya.

Ketika Amin menolak ajakan Tarjo, lelaki bermuka jelek itu malah mengungkit ungkit peristiwa di teras belakang rumah Amin waktu panen udang ditambaknya dulu.

Tentu saja Amin terbakar emosi.
Jika dihati Amin tak ada rasa cinta, mungkin tak akan semarah itu Amin kepada sahabatnya.

Hampir saja tinju Amin mendarat di bibir Tarjo dan mematahkan giginya yang besar besar dan berwarna kekuningan itu.

Dasar Tarjo bajingan... Amin mengumpat pelan mengingat kejadian tadi siang.


__________________

Pukul 23.30...


Tiba tiba Amin merasakan ada resah yang teramat sangat mendera dihatinya.

Asty.... Sedang apa kamu sekarang sayang....

Jiwa pria matang ini merintih dalam kesunyian malam.

Kejantanannya terasa menggeliat ketika duda ini mengingat detik detik mereka berdua berpacu mendaki puncak nafsu didalam kamar dirumah Asty beberapa hari yang lalu.

Jepitan liang senggama milik Asty seperti masih terasa hingga sekarang di batang kontolnya yang besar panjang hitam berurat urat itu.

Masih terbayang jelas dipelupuk mata Amin bagaimana begitu indahnya wajah Asty ketika terpejam meresapi orgasmenya.

___________


Keesokan harinya ketika matahari belum pula naik terlalu tinggi.

Sebuah nada notifikasi terdengar dari handphone milik Amin yang tergeletak dimeja.

"MAK KLUNTING.......!! ".

Amin meraih hp itu dengan tangan kiri karena tangan kanannya sedang menggenggam gagang cangkir keramik berisi kopi.

Sebuah chat dari nomor tak dikenal masuk di WA nya.

" Mas, aku Asty. Bisa kerumah gak nanti malam...? ".

Amin tersenyum ceria.
Bathinnya mengira Asty kangen kepadanya.


____________


Menjelang sore Asty tiba dirumahnya.

Dia pulang sendiri naik angkutan umum.

Pak Mukhlis sebenarnya berniat mengantar. Tapi Asty yang letih jiwa letih raga dengan tegas menolak.

Kedua anaknya menyambut kedatangan sang ibu dengan gembira.

Terlebih lagi si kecil...

Tangan mungil nya merentang lebar minta digendong.Tentu saja dengan penuh kasih Asty meraih dan menggendong sikecil yang kemudian tertawa tawa.

"Acara Selamatan nya lancar
Nak...? ".

Bu Utari bertanya ketika Anak bungsunya itu baru saja menghenyakkan pantatnya di sebuah kursi.

Asty cuma mengangguk kemudian meneruskan menggoda si kecil dalam pangkuannya.

" Tadi kakakmu Anin nelpon.. "

Asty menoleh menatap ibunya.

Asty lantas terbayang kejadian belasan tahun yang lalu ketika Kakaknya Anin pamit pergi dari rumah dengan bercucuran air mata dan sampai sekarang tak pernah lagi kembali kerumah ini.

Peristiwa itu hanya seminggu setelah Asty resmi menjadi istri Deni.

"Rupanya kakakmu sekarang ada di Riau. Bekerja sebagai mandor di perusahaan perkebunan sawit".

Sang ibu melanjutkan.

" Oh ya.. Tapi kenapa kak Anin tak pernah pulang bu...? ".

Asty bertanya sedikit merasa kesal kepada kakaknya itu.

" Katanya lebaran nanti dia akan pulang kesini bersama suami dan anak anaknya... " .

Ucap Bu Utari dengan nada yang terdengar sangat bahagia.

Asty tahu ibunya sangat kehilangan Anin selama ini.

Hanya karena demi menjaga perasaan anak anaknya yang lain lah maka sang ibu berusaha mati matian untuk tidak terlalu menunjukan rasa kehilangannya.

Meski Ardi, Ambar dan Asty melihat dengan mata kepala sendiri betapa tubuh sang ibu yang tadinya cukup berisi berlahan lahan kian mengurus.

____________


Pukul 19.30..

Suara deru mesin motor terdengar memasuki pekarangan.

Amin mengurungkan niatnya untuk mematikan mesin motor ketika Dilihatnya Asty setengah berlari mendekati dan langsung naik membonceng dibelakang.

"Kita keluar... ".

Bisik wanita itu pelan ditelinga Amin.

Tanpa banyak bertanya Amin pun langsung saja menarik gas kembali dan keluar dari pekarangan.

Dirasakannya tangan halus Asty melingkar erat di perutnya. Hati Amin berbunga bunga.

Sengaja laju motor dipelankan demi bisa meresapi pelukan Asty yang hangat.

Menyadari kelakuan lelaki itu spontan Asty mencubit pelan pinggang Amin yang membuat motor sedikit oleng.

Karena kaget Asty malah mempererat pelukannya.

"Kemana kita...? ".

Asty hanya menjawab.

" Terserah... ".



___________________



Motor yang ditumpangi dua anak manusia berbeda jenis kelamin tampak melaju pelan memasuki sebuah dermaga kecil yang sudah tidak berfungsi.

Dermaga beton yang dibangun untuk kegiatan bongkar muat udang dari perusahaan udang di seberang sungai besar itu tak lagi ada pihak yang menggunakan setelah empat tahun lalu perusahaan itu dinyatakan bangkrut.

Hanya beberapa kapal kayu kecil yang sesekali bersandar di dermaga itu.

Suasana dermaga cukup sepi malam ini.

Biasanya ada beberapa pemancing yang mengadu nasib melempar kail berharap mendapatkan ikan besar.

Tapi entah kenapa malam ini tidak terlihat.

Setelah dua kali berputar motor beat merah hitam itu berhenti ditepian dermaga.

Sepasang lelaki dan perempuan yang ternyata adalah Amin dan Asty duduk bersisian menjuntaikan kaki di tepi dermaga tua itu .

Asty terdengar terisak isak.

Amin yang sedikit terkejut menggeser duduknya lebih dekat kemudian merengkuh bahu wanita itu dan menyandarkan kepala Asty di dadanya.

"Bercerita lah... ".

Bisik sang lelaki seraya mengecup pelan kening wanitanya.

Sejenak Asty meragu. Tapi kemudian dengan lancar menceritakan semua peristiwa yang dialaminya dari kemarin siang hingga malamnya.

Termasuk soal serbuk putih yang baru diketahui Asty setelah dengan terisak lirih Ayumi menceritakannya tadi pagi sebelum Asty pulang.

Amin yang mendengar cerita Asty terlihat semakin mempererat pelukannya.

Selesai bercerita Asty menangis dengan cukup keras. Tubuhnya terguncang guncang didada Amin yang bidang.

Lima menit kemudian tak terdengar lagi suara isak tangis.

Berganti suara desahan Asty yang semakin tenggelam dalam pelukan sang pria perkasa.

Asty sangat nyaman diposisi itu. Rasa nyaman dipelukan laki laki yang sudah setengah tahun tak ia rasakan lagi semenjak Deni suaminya mendekam di penjara.

Jujur saja, sekarang ini hanya Amin yang bisa membuat Asty merasa sedikit tenang.

Amin yang awalnya terbawa sedih berlahan mulai bergairah.

Wangi tubuh wanita ini membangkitkan kejantanannya.

Asty bukannya tidak tahu.

Geliat kecil dibalik celana Amin tak luput dari tangkapan matanya.

Tapi Asty ingin menunggu.. Menunggu keberanian sang pejantan untuk mulai mencumbu betinanya...





Bersambung..
Gass terus suhu:cendol:
 
Mengganggu Saja...
____________________






Masih di pinggiran sebuah Dermaga tua....


"Mas.. ".

Lirih sekali suara Asty terdengar.

Tangan Amin yang tadi bergerak mulai liar di balik baju kemeja berkancing lepas tiga berhenti merayap.

" Kenapa.. ".

Tanya sang pria tak kalah pelan.. Sangat pelan sehingga seekor nyamuk pun tak mampu mendengar.

Tapi Asty mendengar...

" Aku takut, mas... ".

Amin tak bersuara hingga Asty kembali berucap.

" Ini terlalu jauh. Aku takut sekali kalau sampai Mas Deni tau.. ".

" Kamu tenang saja Asty, gak mungkin suamimu tau".

Sang duda keren mencoba menenangkan hati wanita dalam pelukan. Dikecupnya kening wanita pujaan dengan sangat mesra. Tapi Asty malah merasa sangat sedih dengan perlakuan itu.

Asty merasa sudah rusak. Tubuhnya kotor oleh nafsu. Meski tak ada satupun dari beberapa persetubuhan yang dia alami belakangan ini benar benar dia yang menginginkan dan memulai, tapi tak dipungkiri Asty menikmati.

Wanita itu merasa sangat berdosa pada suaminya. Disaat sang suami mendekam di penjara demi membela kehormatan isterinya, sang istri malah terjerat pesona duda ganteng sahabat suaminya sendiri.

Asty dalam hati tak bisa memungkiri ada rasa nyaman jika bersama Amin. Hanya bersama Amin.

Perasaan nyaman dan terlindungi. Entah terlindungi dari apa, karena buktinya Amin belum pernah menjadi penyelamat nya..

Justru Amin lah yang pertama kali memancing sisi liarnya. Membuat Asty merasa sekotor sekarang. Merasa telah menjadi wanita pemuas nafsu para pria kesepian berkontol besar.

Tarjo, Jarot,Alek,Pak Mukhlis, Kristian, dan juga Amin sendiri adalah predator predator ganas yang siap melumat tubuhnya bergantian.

Asty merasa menjadi seekor menjangan kecil yang terpisah dari rombongan di padang rumput liar.

Saat ini Suaminya memang tak akan tahu, tapi nanti.....?

Bagaimana jika suaminya bebas nanti dan Asty sendiri belum bisa lolos dari jeratan para lelaki durjana ini...?

Asty tentu tak ingin berpisah dengan Deni suaminya. Asty mencintai suaminya itu dengan sepenuh hati.

Suami yang didapat nya dengan perjuangan yang cukup berat. Sampai mengakibatkan wanita ini hilang kontak dengan kakaknya Anin.

Asty masih tenggelam dalam lamunan tentang kedua kakak perempuan nya Ambar dan Anin ketika tangan lelaki yang mendekap erat tubuhnya kembali terasa merayapi kulit. Seperti ular melata tangan itu terus saja menyentuh bagian bagian sensitif ditubuhnya membuat tak urung sang wanita kesepian di tinggal suami masuk penjara itu mendesah desah.

"Mas Deni.... ".

Lirih sekali Asty menyebut nama suaminya.

Ada rasa cemburu meronta didalam dada Amin yang mendengar lirih suara itu. Dengan penuh nafsu sang lelaki melumat bibir Asty. Seperti ingin menghapus nama Deni yang baru saja terucap dari bibir sang pujaan.

Asty sedikit meronta menyadari lelaki pelumat bibirnya barusan bukan pria yang baru saja dia sebut namanya.

Tapi dikegelapan dan kesunyian dermaga tua ini Asty bisa apa.

Berlahan.. Sangat berlahan Asty mulai terbuai..

Kancing kemeja merah maroon terlepas satu lagi menjadi empat. Tinggal satu kancing lagi yang masih membuat baju itu masih membalut tubuh sang wanita.

Desah halus ditingkahi debur ombak menjadi Simfoni yang terdengar indah membangkitkan birahi anak manusia.

Asty kembali dikalahkan nafsu angkara. Akal sehatnya tenggelam dalam deburan ombak sungai besar yang menghantam tiang tiang dermaga.


Sebuah kapal nelayan kecil melaju pelan melintasi dermaga. Hanya berjarak sekitar dua puluh meter ketengah.

Seorang pria yang berdiri didepan kapal menyorotkan cahaya senternya kearah dua insan yang sedang terbuai birahi.

"Woiii.. Apodio gawie kamu disitu. Bekenoan apo...? ".

Teriaknya nakal.

" Nelayan Pribumi kurang ajar... ".

Asty tersipu dan merutuk pelan.

Menyadari cahaya senter masih saja menyorot, Asty kemudian iseng menunjukkan kebinalannya.

Dirangkul nya leher Amin erat erat Kemudiannya dilumat nya sepasang bibir Amin dengan gaya yang sangat bernafsu.

" Ai... Tambah jadi.. ".

Sang nelayan berteriak keki kemudian mematikan senter dan sedikit memaki.

" Lonte nian betino itu.... ".

_________________


Sepasang muda mudi.. Atau lebih tepatnya sepasang tua tui itu bangkit berdiri. Niat mereka untuk memadu kasih terbang hilang gara gara kelakuan nelayan tadi.

" Kita kemana ya bagusnya....? ".

Amin mengucap tanya ketika motor mulai melaju meniggalkan Dermaga.

" Terserah.... '.


Selalu begitu jawaban Asty jika ditanya.



_____________



Malam yang sama disebuah pondok kecil ditepi sawah.....

Pinggul Jarot terus memompa sesosok tubuh wanita dibawahnya. Tak diperdulikan teriakan teriakan histeris si wanita.

Jarot terus menghujamkan batang kejantanannya dengan kekuatan penuh sampai pondok kecil itu berderak derak seperti mau roboh saja.

Si wanita meronta ronta.

"Ohhhh.... ".

Jarot mendesah meresapi kenikmatan yang mendera batang kontolnya.

" Lobang perawan yang legit.. ".

Bathin Jarot berkata.

Wanita dibawah tubuh Jarot adalah Nirmala putri Pak Mardikun. Tetangga Asty lain gang.

Gadis manis yang baru menginjak usia 18 tahun sebulan lalu. Gadis yang berwajah cukup menarik untuk ukuran Desa.

Tapi malam ini gadis yang baru mekar itu harus mendapati tubuh sintalnya dihajar hujaman kontol pria tinggi besar yang setahunya adalah seorang anggota keamanan kampung.

Anggota keamanan yang seharusnya menjaga keamanan dan ketentraman para penduduk, bukan malah memperkosai anak gadis warga.

Tubuh Jarot menegang, Nirmala memekik kencang. Gadis itu panik ketika merasakan kedutan kontol Jarot didalam lobang kewanitaannya seperti akan menyemburkan cairan .

Gadis itu tentu tak mau hamil. Tak sudi dia mengandung buah perbuatan durjana pemerkosanya.

Tapi himpitan tubuh besar Jarot sama sekali tak terlawan oleh sang Perawan yang telah hilang mahkota itu.

Wajah Nirmala memucat seperti dak berdarah ketika merasakan lima kali semburan hangat memenuhi Liang senggamanya.

Cairan sedikit kental itu meluber keluar, menetes membasahi lantai pondok.

Nirmala menangis sesegukan sementara Jarot mengerang kenikmatan.




Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Masih di pinggiran sebuah Dermaga tua....


"Mas.. ".

Lirih sekali suara Asty terdengar.

Tangan Amin yang tadi bergerak mulai liar di balik baju kemeja berkancing lepas tiga berhenti merayap.

" Kenapa.. ".

Tanya sang pria tak kalah pelan.. Sangat pelan sehingga seekor nyamuk pun tak mampu mendengar.

Tapi Asty mendengar...

" Aku takut, mas... ".

Amin tak bersuara hingga Asty kembali berucap.

" Ini terlalu jauh. Aku takut sekali kalau sampai Mas Deni tau.. ".

" Kamu tenang saja Asty, gak mungkin suamimu tau".

Sang duda keren mencoba menenangkan hati wanita dalam pelukan. Dikecupnya kening wanita pujaan dengan sangat mesra. Tapi Asty malah merasa sangat sedih dengan perlakuan itu.

Asty merasa sudah rusak. Tubuhnya kotor oleh nafsu. Meski tak ada satupun dari beberapa persetubuhan yang dia alami belakangan ini benar benar dia yang menginginkan dan memulai, tapi tak dipungkiri Asty menikmati.

Wanita itu merasa sangat berdosa pada suaminya. Disaat sang suami mendekam di penjara demi membela kehormatan isterinya, sang istri malah terjerat pesona duda ganteng sahabat suaminya sendiri.

Asty dalam hati tak bisa memungkiri ada rasa nyaman jika bersama Amin. Hanya bersama Amin.

Perasaan nyaman dan terlindungi. Entah terlindungi dari apa, karena buktinya Amin belum pernah menjadi penyelamat nya..

Justru Amin lah yang pertama kali memancing sisi liarnya. Membuat Asty merasa sekotor sekarang. Merasa telah menjadi wanita pemuas nafsu para pria kesepian berkontol besar.

Tarjo, Jarot,Alek,Pak Mukhlis, Kristian, dan juga Amin sendiri adalah predator predator ganas yang siap melumat tubuhnya bergantian.

Asty merasa menjadi seekor menjangan kecil yang terpisah dari rombongan di padang rumput liar.

Saat ini Suaminya memang tak akan tahu, tapi nanti.....?

Bagaimana jika suaminya bebas nanti dan Asty sendiri belum bisa lolos dari jeratan para lelaki durjana ini...?

Asty tentu tak ingin berpisah dengan Deni suaminya. Asty mencintai suaminya itu dengan sepenuh hati.

Suami yang didapat nya dengan perjuangan yang cukup berat. Sampai mengakibatkan wanita ini hilang kontak dengan kakaknya Anin.

Asty masih tenggelam dalam lamunan tentang kedua kakak perempuan nya Ambar dan Anin ketika tangan lelaki yang mendekap erat tubuhnya kembali terasa merayapi kulit. Seperti ular melata tangan itu terus saja menyentuh bagian bagian sensitif ditubuhnya membuat tak urung sang wanita kesepian di tinggal suami masuk penjara itu mendesah desah.

"Mas Deni.... ".

Lirih sekali Asty menyebut nama suaminya.

Ada rasa cemburu meronta didalam dada Amin yang mendengar lirih suara itu. Dengan penuh nafsu sang lelaki melumat bibir Asty. Seperti ingin menghapus nama Deni yang baru saja terucap dari bibir sang pujaan.

Asty sedikit meronta menyadari lelaki pelumat bibirnya barusan bukan pria yang baru saja dia sebut namanya.

Tapi dikegelapan dan kesunyian dermaga tua ini Asty bisa apa.

Berlahan.. Sangat berlahan Asty mulai terbuai..

Kancing kemeja merah maroon terlepas satu lagi menjadi empat. Tinggal satu kancing lagi yang masih membuat baju itu masih membalut tubuh sang wanita.

Desah halus ditingkahi debur ombak menjadi Simfoni yang terdengar indah membangkitkan birahi anak manusia.

Asty kembali dikalahkan nafsu angkara. Akal sehatnya tenggelam dalam deburan ombak sungai besar yang menghantam tiang tiang dermaga.


Sebuah kapal nelayan kecil melaju pelan melintasi dermaga. Hanya berjarak sekitar dua puluh meter ketengah.

Seorang pria yang berdiri didepan kapal menyorotkan cahaya senternya kearah dua insan yang sedang terbuai birahi.

"Woiii.. Pedie gawi kamok disitu. Bekayokan ape...? ".

Teriaknya nakal.

" Nelayan Pribumi kurang ajar... ".

Asty tersipu dan merutuk pelan.

Menyadari cahaya senter masih saja menyorot, Asty kemudian iseng menunjukkan kebinalannya.

Dirangkul nya leher Amin erat erat Kemudiannya dilumat nya sepasang bibir Amin dengan gaya yang sangat bernafsu.

" Ai... Tambah jadi.. ".

Sang nelayan berteriak keki kemudian mematikan senter dan sedikit memaki.

" Lonte nian betine itu.... ".

_________________


Sepasang muda mudi.. Atau lebih tepatnya sepasang tua tui itu bangkit berdiri. Niat mereka untuk memadu kasih terbang hilang gara gara kelakuan nelayan tadi.

" Kita kemana ya bagusnya....? ".

Amin mengucap tanya ketika motor mulai melaju meniggalkan Dermaga.

" Terserah.... '.


Selalu begitu jawaban Asty jika ditanya.

_____________


Malam yang sama disebuah pondok kecil ditepi sawah.....

Pinggul Jarot terus memompa sesosok tubuh wanita dibawahnya. Tak diperdulikan teriakan teriakan histeris si wanita.

Jarot terus menghujamkan batang kejantanannya dengan kekuatan penuh sampai pondok kecil itu berderak derak seperti mau roboh saja.

Si wanita meronta ronta.

"Ohhhh.... ".

Jarot mendesah meresapi kenikmatan yang mendera batang kontolnya.

" Lobang perawan yang legit.. ".

Bathin Jarot berkata.

Wanita dibawah tubuh Jarot adalah Nirmala putri Pak Mardikun. Tetangga Asty lain gang.

Gadis manis yang baru menginjak usia 18 tahun sebulan lalu. Gadis yang berwajah cukup menarik untuk ukuran Desa.

Tapi malam ini gadis yang baru mekar itu harus mendapati tubuh sintalnya dihajar hujaman kontol pria tinggi besar yang setahunya adalah seorang anggota keamanan kampung.

Anggota keamanan yang seharusnya menjaga keamanan dan ketentraman para penduduk, bukan malah memperkosai anak gadis warga.

Tubuh Jarot menegang, Nirmala memekik kencang. Gadis itu panik ketika merasakan kedutan kontol Jarot didalam lobang kewanitaannya seperti akan menyemburkan cairan .

Gadis itu tentu tak mau hamil. Tak sudi dia mengandung buah perbuatan durjana pemerkosanya.

Tapi himpitan tubuh besar Jarot sama sekali tak terlawan oleh sang Perawan yang telah hilang mahkota itu.

Wajah Nirmala memucat seperti dak berdarah ketika merasakan lima kali semburan hangat memenuhi Liang senggamanya.

Cairan sedikit kental itu meluber keluar, menetes membasahi lantai pondok.

Nirmala menangis sesegukan sementara Jarot mengerang kenikmatan.
Suwun update nya 👍
 
Bimabet
Terimakasih buat suhu suhu yang sudah mampir ke tread ini dan mau meninggalkan jejak. 🙏🙏🙏🙏
Jempol dan juga Cendol sangat memotivasi saya yang baru pertama kalinya bikin cerita.

Saya terharu.... 🤣🤣🙏🙏🙏

Coba seandainya berpuluh gelas cendol itu bisa di tukar mentahnya aja Hu.... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd