Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TETANGGA PERKASA

Lanjutannya masih dalam proses hu.... πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

Lagi bingung milih pemimpin. Eh,... Maksudnya alur dan tema hu... πŸ™πŸ™πŸ™

Maaf klo agak telat, soalnya klo siang susah sekali mendapatkan imajinasi pas perut kosong.. Trus malamnya ya agak sibuk juga. 🀣🀣🀣
Akankah nanti asty dihibur amin dgn diajak ndaki gunung semeru. Hmm, kali aja, nanti ndaki di "tanjakan cinta" yg juga dgn ceritaΒ² mitos nya, benih cinta asty smakin tumbuh.
 
Seperti Malam Pertama.
________________________




POV PAK MUKHLIS



Hari ini tepat 6 bulan Deni di penjara. Sebenarnya Aku sedikit merasa kehilangan sosok laki laki tegas dan bertanggungjawab itu. Keberadaan nya sangat membantu kelancaran bisnis pertambakan yang sudah ku geluti hampir 6 tahun belakangan ini.

Usaha yang pada awalnya ku niatkan hanya sebagai kamuflase, ternyata memberikan keuntungan yang sangat lumayan.

Selain sebagai pengelola, setahun terakhir Deni ku tugaskan juga menjadi kordinator lapangan. Memang belum resmi, dan belum ku tetapkan nominal gajinya, karena Aku Bermaksud untuk terlebih dahulu melihat bagaimana kinerjanya. Dan ternyata laki laki muda itu sangat cerdas. Usahaku maju pesat. Sayangnya disaat Aku akan meresmikan jabatannya sebagai Korlap, dan menentukan berapa gajinya perbulan, pria itu malah terpaksa harus masuk penjara.

Pria muda yang malang... Tapi karena kemalangannya Aku justru bisa menikmati kehangatan tubuh Asty, istrinya uang cantik jelita. Sayangnya sekarang Aku kehilangan jejak Asty. Setelah peristiwa dirumah tempo hari wanita itu seperti lenyap ditelan bumi.

Aku menyesal mencoba mengumpan kan Asty pada Kristian Pekerja baru ku. Asty sekarang pasti sangat benci kepadaku karena kejadian itu. Padahal, Aku sangat merindukannya, merindukan kehangatan tubuhnya yang mungil menggairahkan.

Entah dimana wanita itu sekarang. Seandainya dia ada disini, tentu malam ini aku tak akan kesepian. Aku pasti akan menggeluti tubuhnya, mendaki puncak kenikmatan yang membuat aku ketagihan.

Aku benar benar bodoh malam itu.. Hanya demi terlihat hebat didepan Kristian, Aku justru membuat Merpati ku terbang.

Sebenarnya sebelum semua ini terjadi, Aku tak pernah sekalipun berpikiran buruk kepada istri pekerja tambakku itu. Deni sudah kuanggap seperti anak sendiri. Asty pun ku anggap sama. Bahkan ketika Aku menjemputnya untuk menghadiri pesta dirumah, aku masih tidak memiliki niat mesum sedikitpun. Tapi entah kenapa gairahku lepas tak terkendali sewaktu di mobil itu. Hingga akhirnya untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun, aku kembali merasakan nikmatnya jepitan lobang vagina.

Aku merasa sangat bersalah waktu itu, sehingga aku kemudian berniat mempertemukan asty dengan Kristian, dengan maksud agar Aku bisa cuci tangan seandainya Asty sampai hamil karena perbuatan ku.

Tapi semua tak berjalan sesuai keinginan. Bukannya sampai kejadian mereka bercinta, malah pestaku kacau karena kedatangan aparat pengganggu.

Dan kini... Bidadari mungil tak bersayap itu hilang entah kemana. Aku merasa kehilangan. Aku merindukan nya saat ini. Sesuatu yang lama terpendam, Asty lah yang membangkitkan, tapi ketika sesuatu itu telah bangkit sempurna, sang pembangkit malah pergi.

Aku akui memang sedikit teledor dan sampai beberapa waktu seperti lupa dengan kewajiban ku dan janji ku pada Deni untuk memperhatikan dan mencukupi segala keperluan hidup Asty dan dua anaknya.

Kesibukan ku mengurus bisnis asliku yang menyita waktuku sehingga tak sempat menyambangi Asty untuk waktu yang cukup lama.

Ketika aku datang kerumah Dahlan tempo hari, orang tua itu mengatakan Asty pergi mencari kerja karena tak lagi memiliki cukup uang sebagai pegangan. Aku benar benar merasa bersalah karena sebelumnya aku telah berjanji untuk menjamin hidup wanita cantik itu dan kedua anaknya. Jangankan sekedar menjamin keperluan hidup sehari hari, mengguyurnya dengan kemewahan pun aku tak keberatan, tapi ya itu tadi... Kesibukan bisnis membuat aku lupa. Dan lupa ku telah membuat hilang sang wanita cantik jelita.

Dan akibatnya Aku sendiri yang harus kelabakan setiap pagi karena jagoan ku sekarang sudah kembali rutin berontak setelah mencicipi rapatnya kepunyaan Asty tempo hari.

Hanum istriku tak bisa lagi diandalkan, wanita itu jangankan diajak bercinta, diminta untuk mengelus elus saja sudah tak lagi bersedia. Gelambir lemak ditubuhnya mungkin yang mempercepat Menopause nya.

Mencari pelampiasan dengan wanita panggilan...?. Aku takut kena penyakit. Memalukan saja nantinya.

Istri istri pekerja ku yang lain... ?
Memang ada beberapa yang cukup menarik, tapi aku belum punya keberanian untuk memulainya. Karena selama ini aku memang cukup konservatif untuk urusan wanita. Selingkuh saja aku tak pernah. Dengan Asty adalah pengalaman pertamaku bercinta selain dengan Hanum istriku.

Aku harus segera menemukan keberadaan Asty, mumpung kejantanan ku kembali bisa diandalkan. Mumpung belum loyo termakan usia.. Harus.....!!.




______________




POV ASTY



Malam ini malam pertama Aku menginap dirumah orang tua Mas Amin. Sebagai sepasang "suami istri", kami menempati kamar utama dirumah ini. Kamar terbesar yang tadinya ditempati oleh Aisyah. Tapi karena ada kami, adik perempuan Mas Amin yang cantik Jelita itu bersedia mengalah dan untuk sementara menempati kamar belakang. Dekat dapur.

Pukul sembilan malam.. Mas Amin baru saja pulang dari bertamu kerumah teman masa kecilnya. Aku sedang merapihkan sprei ketika mas Amin masuk ke kamar dan kemudian merangkul dari belakang.

"Kamu capek gak, dek...? ".

" Kenapa Mas...? ".Aku balas bertanya, pura pura tak tahu apa maksud pertanyaan Mas Amin. Aku merasakan tonjolan keras menempel dibokongku.

" Mas kepingin... ". Katanya berbisik ditelinga. Geli kurasakan hembusan nafasnya yang mulai memburu.

" Aku siap suamiku... ". Aku tertawa kecil meledek. Mas Amin terkekeh mendengar aku sedikit menekankan kata "suami" dan kemudian Dia melanjutkan kata.

" Seandainya benar benar terjadi kamu jadi istri ku, alangkah bahagianya hidupku dek... ". Lirih sekali suaranya.

" Mas, sepertinya itu gak mungkin. Aku sangat mencintai mas Deni.. ". Kataku berusaha mengembalikan Mas Amin pada kenyataan.

" Tapi untuk saat ini, aku bersedia kok kamu anggap sebagai istri.. ". Nakal sekali kata kataku. Tapi aku suka melihat wajah Mas Amin kemudian kembali berbinar setelah mendengar perkataan ku barusan.

" Lakukan apa yang Mas Amin ingin lakukan, lakukan selagi ada kesempatan...". Suaraku terdengar serak.

Sejujurnya aku sadar tidak ada cukup banyak cinta dalam perasaan ku tehadap lelaki ini, bahkan aku sempat sangat membencinya karena peristiwa dirumahnya tempo hari. Bahkan, aku memutuskan ke Jakarta pun karena sedikit banyak aku ingin menghentikan semua keterlanjuran yang terjadi. Tapi entah kenapa setiap berada di dekat Mas Amin hatiku langsung luluh lantak tak berdaya diterpa birahi. Aku seperti terkena pelet. Pelet yang menyenangkan hati.

Aku selalu tak punya daya untuk menahan keinginan bercinta dengan Mas Amin. Seperti malam ini. Aku telah siap dimasukinya. Bahkan aku tak akan keberatan jika harus hamil karenanya.

Ku balikan badan dalam pelukan lelaki menggairahkan yang merangkulku dari tadi. Kusentuh pipinya dengan kedua tangan.

"Mas Amin mencintai ku...? ". Aku mengutarakan tanya.

"Sangat. Teramat sangat dek... ". Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya.

"Bahkan jika perlu, Mas rela menukar segala yang Mas punya dengan dirimu.. Mas sudah tergila gila padamu dek... ".

"Mas, kata orang, mencintai tak perlu harus memiliki. Aku juga mencintai Mas, meski aku tak pernah punya keinginan untuk memiliki Mas Amin. Biarlah kita jalani apa adanya, kita nikmati mana yang bisa, dan lupakan yang dirasa tak mungkin.... ".

"Jangan berharap lebih dari apa yang bisa didapat, jika memang ada jodoh, kita pasti akan menemukan jalan... ". Aku berucap panjang lebar sementara Mas Amin hanya diam menikmati gerakan bibirku yang baginya sangat menggemaskan.

Dan kemudian bibirku tak lagi sanggup mengucap kata ketika kemudian lumatan hangat datang mengunci. Lumatan penuh gairah, lumatan yang sangat memabukkan. Membuat aku terlena dan tertengadah pasrah.

Gairah birahi di tubuhku menyala berkobar-kobar. Meledak mencari pelampiasan. Tak ada rasa lain selain rasa ingin dijamah, ingin dipuaskan. Tak ada rasa takut, tak ada juga rasa khawatir karena disini, dirumah ini aku adalah istri Mas Amin. Aku adalah milik Mas Amin sepenuhnya. Aku ingin dipuaskan, aku juga ingin memuaskan.

Mas Amin mengecup leherku dengan ganas, Aku beri dia kesempatan itu, aku tak khawatir lagi leher mulus ku bakal dipenuhi warna merah bekas cupangan, aku tak perduli karena disini aku adalah istrinya. Tak akan ada yang mempermasalahkan itu. Bahkan Bu Ratih pasti akan tersenyum puas jika besok Dia melihat bekas cupangan yang indah itu.

Kecupan bibir Mas Amin merayap kebawah. Kancing bajuku dilepas dengan giginya. Sementara kedua tangan Mas Amin semakin erat merengkuh pinggang, Menjelajahi bokongku yang sedikit menungging ke atas bentuknya.

Posisi berdiri begini, tinggiku hanya sebatas leher. Jadi aku harus benar benar menengadah saat menerima lumatan bibir lelaki berdada bidang ini. Menengadah dengan kedua kaki sedikit berjinjit.

Mas Amin kemudian berjongkok di hadapan ku. Wajahnya berada tepat diantar kedua paha ku yang masih terbalut celana tipis berbahan kain yang bisa melar. Hanya sebentar kemudian celana ketat itu dilepaskan dengan mudah sekali. Pinggang karetnya tak mampu bertahan dipinggang ku ketika tangan Mas Amin memelorotkannya kebawah.

Celana dalamku pun ternyata ikut tertarik sekalian sehingga kini kewanitaan ku terhampar bebas tanpa penghalang. Dengan bernafsu Mas Amin melumat vaginaku. Menjilati dinding dinding bagian dalam, memberikan rasa nikmat tiada tara. Aku melenguh tertahan....

"Massss.... ".

Mas Amin bangkit berdiri kemudian membopongku keatas kasur, berlahan tubuhku direbahkan. Baju yang kupakai mulai dibuka kancing kancing nya. Dengan telaten sekali lelaki ini membuka bajuku, kemudian membuka kaitan bra yang kukenakan, lantas menyingkirkan dua benda penutup tubuh itu jauh jauh.

Aku bergetar meresapi nikmat yang dia berikan. Kedua puting buah dadaku dia permainkan dengan kuluman bibir dan pilinan jemari tangan.

Puas melumat dan meremas, Mas Amin berdiri sejenak dan kemudian mulai melepas pakaiannya satu persatu. Tak lama kemudian lelaki itu telah telanjang bulat sama seperti ku. Melihat batang kejantanan yang mendongak aku kemudian duduk dan meraih batang itu dengan kedua tangan. Mas Amin tau maksudku.

Didekatkannya pinggangnya ke wajahku kemudian dengan penuh gairah ku lumat batang itu.

Mas Amin mengerang nikmat karena perlakuan ku.

"Terus dek... Oohhhh... ". Mas Amin merintih menahan kenikmatan di batang kejantannya yang semakin keras menegang.

Dengan sedikit sentakan Mas Amin medorong tubuhku jatuh kekasur kemudian dia menyusul rebah dengan wajah tepat dipahaku. Posisi kami kini seperti saling terbalik. Aku melumat batang kejantannya, dia melumat liang kewanitaan ku dengan ganas dan sedikit kasar.

Aku terbuai, melayang layang..... Ini luar biasa. Seperti tak ada lagi yang lebih nikmat dari ini.

Seiring lumatan dan jilatan di liang kewanitaan ku, aku pun semakin bernafsu mengulum dan menghisap hisap batang kejantanan Mas Amin yang semakin lama semakin keras dan sedikit berkedut.

Sesekali tubuh mungilku seperti tersentak sentak. Ada rasa yang ingin meledak. Aku menggigit bibir menahan gelombang nikmat yang seperti berbondong-bondong menuju ke ujung urat syaraf di liang kewanitaan ku.

Tapi aku tak bisa lama menggigit bibir karena batang Mas Amin tak mau terlalu lama berada diluar mulutku. Setiap kali batang itu kulepas sekedar untuk mengambil nafas, Mas Amin langsungnya saja menekan nekan batang itu minta dilumat kembali. Dan tentu saja sebagai "istri" Aku harus menerima dengan sepenuh hati.

Jilatan dan lumatan di liang kewanitaan ku terasa semakin nikmat.semua rasa Bercampur menjadi satu dan mengalir deras melalui pembuluh darah menuju ke satu titik. Tubuhku menegang kencang. Aku mendongak menahan badai gelombang nikmat yang luar biasa. Rasa itu semakin dekat, semakin dekat dan kemudian benar benar meledak.

"OOOUUUUHHHH..... ". Aku melolong panjang seperti serigala ditengah malam ketika gelombang itu datang menghempaskan ku kedalam lembah kenikmatan yang luar biasa. Cairan yang menyembur dari liang kewanitaan ku membuat Pinggang ku melonjak lonjak tanpa terkendalikan, sementara pandangan ku semakin lama semakin mengabur, aku merasa seperti diterbangkan tinggi ke awang awang.

Dalam ketidak berdayaanku karena diombang ambingkan oleh nikmat bertubi-tubi, Mas Amin merangkak berlahan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku, kemudian pahaku direnggangkan. Aku hanya diam menunggu apa yang akan Mas Amin lakukan.

Aku pasrah dalam nikmat, Aku rela dibuat sebagai pemuasnya, Karena aku ingin...aku ingin memuaskan Mas Amin..

Batang itu menyeruak dengan pasti tanpa keraguan sama sekali. Bibir vaginaku menyambutnya dengan hangat. Melingkupi lingkaran batang keras dan besar itu dengan jepitan erat seperti tak rela jika terlepas.

Mas Amin rebah diatas tubuhku, Dia melenguh menahan nikmat, matanya terpejam dengan nafas yang memburu. Berlahan pinggul itu bergerak naik turun membuat sang batang semakin lama semakin lancar menyelusup masuk kedalam liang kewanitaan ku, menghadirkan sensasi yang luar biasa. Pinggul ku tak mau kalah, bergerak luar menyongsong hujaman batang kejantanan Mas Amin yang terus memompa.

Semakin cepat dan mantap hujaman batang Mas Amin kurasakan. Semakin jauh pula batang itu menyelusup. Menyentuh bagaian paling dalam. Mencapai lubang rahim bahkan seperti akan melewatinya. Mataku membeliak menahan nikmat yang seperti tak bosan bosan mendera. Aku mengerang, merintih, melenguh, serasa ingin berteriak tapi malu.

"Berteriaklah dek... Lepaskan semua. Gak usah ditahan tahan... ". Mas Amin masih sempat sempatnya berbisik.

" Tak ada yang akan perduli.. Toh kita adalah suami istri... ". Pancing nya bergairah sekali. Aku meringis.. Kemudian ringisanku berubah jadi teriakan kecil yang tertahan ketika sesuatu terasa menyemprot keluar dari liang terdalam. Aku menggelepar dengan pinggul yang kembali terangkat. Liang kewanitaan ku menjepit erat sekali batang kejantanan itu, mengempot empot seperti menghisap batang Mas Amin membuat lelaki diatas tubuhku ini semakin blingsatan merasakan nikmat yang tak tertahankan.

Kemudian dalam tengadahku ku rasakan Mas Amin mempercepat gerakan pinggulnya, semakin lama semakin cepat dan cepat.. Ini kecepatan penuh Dan kekuatan penuh.

Aku terlonjak lonjak dihantam batang Mas Amin yang kesetanan. Tubuh Mas Amin menegang, sepertinya sebentar lagi dia akan sampai, sementara aku juga mulai merasakan aliran nikmat seperti tadi. Mengalir di urat nadi, menuju ke satu titik, berkumpul untuk kemudian meledak.

Mas Amin mengeram, tulang rahangnya menonjol. Urat urat lehernya terlihat mengencang. Genjotan batang kejantanannya semakin dalam menusuk, memancing kembali ledakan kenikmatan yang memang ku rasakan telah semakin dekat.

"AAHH.... ". Mas Amin terdengar mendesah.

" Aku mau keluar dek.. Kita keluarin bareng bareng ya.... ". Suaranya bergetar parau.

Genjotan batang Mas Amin ku balas dengan gerakan pinggul ku yang semakin liar, lumatan bibirnya ku balas dengan lumatan yang juga semakin liar. Aku semakin dekat. Tubuhku meliuk liuk dibawah himpitan tubuh besar lelaki perkasa ini. Dua tubuh yang bermandi keringat terus berpacu mendaki kenikmatan.

Aku sudah diambang batas, sedetik dua detik lagi kenikmatan itu seperti akan meledak.mataku mendelik, Bahkan bola mataku pun mungkin sudah tak lagi terlihat. Hanya putih nya saja mungkin yang tersisa.

"Terus Mass.... , lebih kuat lagi... Lebih cepat lagi.. Oouuuhh.... ".mulutku meracau.

" Aku sampai dek... ".

" Aku juga Mas... ".


"OOOUUUUHHHH........ ".

" AAAAAAAAHHHHHHH..... ".


Aku dan Mas Amin melenguh, melolong berbarengan merasakan kenikmatan bercinta yang tiada tara. Batang kejantanan Mas Amin terus saja berkedut kedut menyemprotkan cairan cintanya yang sangat banyak dan kental, sementara tubuhku terkapar dilanda sentakan sentakan kecil berulang kali. Setiap sentakan menghadirkan berjuta juta rasa nikmat.

Pelukan lelaki itu sangat erat, yang ku balas juga dengan pelukan yang tak kalah erat. Kenikmatan itu masih saja mendera..

"Ini luar biasa dek.. Kamu nikmat sekali... ". Aku tersenyum mendengarnya.

"Batang Mas Amin juga hebat.. ".

" Benarkah....? ". Mas Amin sedikit terkesima mendengar pengakuanku.

" Iya Mas. Belum pernah aku bercinta senikmat ini sebelumnya... ".

Mas Amin lantas saja mengecup keningku dengan mesra.

" Aku sayang kamu dek... ".

" Aku juga Mas, aku sayang Mas Amin... ". Balas ku kemudian.

Lantas mataku pun berlahan terpejam. Tidur dalam buaian kenikmatan. Dalam pelukan lelaki perkasa yang benar benar telah membawaku merasakan nikmat yang tiada bandingannya.




________________




Ditengah laut lepas, di sebuah kapal nelayan berwarna hijau yang sudah hampir seminggu ini melabuhkan jangkar.

" Dewi, kau serius dengan kata katamu..? ". Nahkoda kapal yang bernama Misdin tampak sedang memangku tubuh Dewi yang telanjang. Mereka baru saja berpacu saling mengendarai mendaki Bukit birahi.

" Kenapa pula saya main main Pak... Nyawa saya ditangan sampeyan. Kalo sampeyan bersedia untuk tetap membiarkan saya hidup, tentu saja saya rela mengabdi sepenuhnya kepada sampeyan... ". Dewi menjawab cepat.

" Kalau begitu, kamu nanti bisa tinggal di kontrakan ku. Kamu harus siap jadi pemuas nafsuku.. Ha ha ha.". Pak Misdin tertawa senang. Dewi jauh lebih cantik dan menggairahkan dibandingkan istrinya yang sudah kendor dan gendut bergelambir. Tentu saja menjadikan wanita ini sebagai simpanan jauh lebih bermanfaat ketimbang membuangnya ke laut.

Sementara Dewi pun bermain dengan segala macam pikiran di benaknya. Ketimbang mati sia sia, menjadi pelampiasan nafsu nelayan gendut jelek dan hitam ini tentu adalah pilihan yang jauh lebih baik.

Toh ini sementara, jika benar-benar dia bisa selamat, nantinya juga pasti akan ada kesempatan baginya untuk kabur menjauh dan kembali ke kehidupan normal seperti semula.

SEDIKIT MENGALAH PADA NASIB, UNTUK BISA MENGAMBIL KESEMPATAN MENYIASATI TAKDIR.




Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Seperti Malam Pertama.
________________________




POV PAK MUKHLIS



Hari ini tepat 6 bulan Deni di penjara. Sebenarnya Aku sedikit merasa kehilangan sosok laki laki tegas dan bertanggungjawab itu. Keberadaan nya sangat membantu kelancaran bisnis pertambakan yang sudah ku geluti hampir 6 tahun belakangan ini.

Usaha yang pada awalnya ku niatkan hanya sebagai kamuflase, ternyata memberikan keuntungan yang sangat lumayan.

Selain sebagai pengelola, setahun terakhir Deni ku tugaskan juga menjadi kordinator lapangan. Memang belum resmi, dan belum ku tetapkan nominal gajinya, karena Aku Bermaksud untuk terlebih dahulu melihat bagaimana kinerjanya. Dan ternyata laki laki muda itu sangat cerdas. Usahaku maju pesat. Sayangnya disaat Aku akan meresmikan jabatannya sebagai Korlap, dan menentukan berapa gajinya perbulan, pria itu malah terpaksa harus masuk penjara.

Pria muda yang malang... Tapi karena kemalangannya Aku justru bisa menikmati kehangatan tubuh Asty, istrinya uang cantik jelita. Sayangnya sekarang Aku kehilangan jejak Asty. Setelah peristiwa dirumah tempo hari wanita itu seperti lenyap ditelan bumi.

Aku menyesal mencoba mengumpan kan Asty pada Kristian Pekerja baru ku. Asty sekarang pasti sangat benci kepadaku karena kejadian itu. Padahal, Aku sangat merindukannya, merindukan kehangatan tubuhnya yang mungil menggairahkan.

Entah dimana wanita itu sekarang. Seandainya dia ada disini, tentu malam ini aku tak akan kesepian. Aku pasti akan menggeluti tubuhnya, mendaki puncak kenikmatan yang membuat aku ketagihan.

Aku benar benar bodoh malam itu.. Hanya demi terlihat hebat didepan Kristian, Aku justru membuat Merpati ku terbang.

Sebenarnya sebelum semua ini terjadi, Aku tak pernah sekalipun berpikiran buruk kepada istri pekerja tambakku itu. Deni sudah kuanggap seperti anak sendiri. Asty pun ku anggap sama. Bahkan ketika Aku menjemputnya untuk menghadiri pesta dirumah, aku masih tidak memiliki niat mesum sedikitpun. Tapi entah kenapa gairahku lepas tak terkendali sewaktu di mobil itu. Hingga akhirnya untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun, aku kembali merasakan nikmatnya jepitan lobang vagina.

Aku merasa sangat bersalah waktu itu, sehingga aku kemudian berniat mempertemukan asty dengan Kristian, dengan maksud agar Aku bisa cuci tangan seandainya Asty sampai hamil karena perbuatan ku.

Tapi semua tak berjalan sesuai keinginan. Bukannya sampai kejadian mereka bercinta, malah pestaku kacau karena kedatangan aparat pengganggu.

Dan kini... Bidadari mungil tak bersayap itu hilang entah kemana. Aku merasa kehilangan. Aku merindukan nya saat ini. Sesuatu yang lama terpendam, Asty lah yang membangkitkan, tapi ketika sesuatu itu telah bangkit sempurna, sang pembangkit malah pergi.

Aku akui memang sedikit teledor dan sampai beberapa waktu seperti lupa dengan kewajiban ku dan janji ku pada Deni untuk memperhatikan dan mencukupi segala keperluan hidup Asty dan dua anaknya.

Kesibukan ku mengurus bisnis asliku yang menyita waktuku sehingga tak sempat menyambangi Asty untuk waktu yang cukup lama.

Ketika aku datang kerumah Dahlan tempo hari, orang tua itu mengatakan Asty pergi mencari kerja karena tak lagi memiliki cukup uang sebagai pegangan. Aku benar benar merasa bersalah karena sebelumnya aku telah berjanji untuk menjamin hidup wanita cantik itu dan kedua anaknya. Jangankan sekedar menjamin keperluan hidup sehari hari, mengguyurnya dengan kemewahan pun aku tak keberatan, tapi ya itu tadi... Kesibukan bisnis membuat aku lupa. Dan lupa ku telah membuat hilang sang wanita cantik jelita.

Dan akibatnya Aku sendiri yang harus kelabakan setiap pagi karena jagoan ku sekarang sudah kembali rutin berontak setelah mencicipi rapatnya kepunyaan Asty tempo hari.

Hanum istriku tak bisa lagi diandalkan, wanita itu jangankan diajak bercinta, diminta untuk mengelus elus saja sudah tak lagi bersedia. Gelambir lemak ditubuhnya mungkin yang mempercepat Menopause nya.

Mencari pelampiasan dengan wanita panggilan...?. Aku takut kena penyakit. Memalukan saja nantinya.

Istri istri pekerja ku yang lain... ?
Memang ada beberapa yang cukup menarik, tapi aku belum punya keberanian untuk memulainya. Karena selama ini aku memang cukup konservatif untuk urusan wanita. Selingkuh saja aku tak pernah. Dengan Asty adalah pengalaman pertamaku bercinta selain dengan Hanum istriku.

Aku harus segera menemukan keberadaan Asty, mumpung kejantanan ku kembali bisa diandalkan. Mumpung belum loyo termakan usia.. Harus.....!!.




______________




POV ASTY



Malam ini malam pertama Aku menginap dirumah orang tua Mas Amin. Sebagai sepasang "suami istri", kami menempati kamar utama dirumah ini. Kamar terbesar yang tadinya ditempati oleh Aisyah. Tapi karena ada kami, adik perempuan Mas Amin yang cantik Jelita itu bersedia mengalah dan untuk sementara menempati kamar belakang. Dekat dapur.

Pukul sembilan malam.. Mas Amin baru saja pulang dari bertamu kerumah teman masa kecilnya. Aku sedang merapihkan sprei ketika mas Amin masuk ke kamar dan kemudian merangkul dari belakang.

"Kamu capek gak, dek...? ".

" Kenapa Mas...? ".Aku balas bertanya, pura pura tak tahu apa maksud pertanyaan Mas Amin. Aku merasakan tonjolan keras menempel dibokongku.

" Mas kepingin... ". Katanya berbisik ditelinga. Geli kurasakan hembusan nafasnya yang mulai memburu.

" Aku siap suamiku... ". Aku tertawa kecil meledek. Mas Amin terkekeh mendengar aku sedikit menekankan kata "suami" dan kemudian Dia melanjutkan kata.

" Seandainya benar benar terjadi kamu jadi istri ku, alangkah bahagianya hidupku dek... ". Lirih sekali suaranya.

" Mas, sepertinya itu gak mungkin. Aku sangat mencintai mas Deni.. ". Kataku berusaha mengembalikan Mas Amin pada kenyataan.

" Tapi untuk saat ini, aku bersedia kok kamu anggap sebagai istri.. ". Nakal sekali kata kataku. Tapi aku suka melihat wajah Mas Amin kemudian kembali berbinar setelah mendengar perkataan ku barusan.

" Lakukan apa yang Mas Amin ingin lakukan, lakukan selagi ada kesempatan...". Suaraku terdengar serak.

Sejujurnya aku sadar tidak ada cukup banyak cinta dalam perasaan ku tehadap lelaki ini, bahkan aku sempat sangat membencinya karena peristiwa dirumahnya tempo hari. Bahkan, aku memutuskan ke Jakarta pun karena sedikit banyak aku ingin menghentikan semua keterlanjuran yang terjadi. Tapi entah kenapa setiap berada di dekat Mas Amin hatiku langsung luluh lantak tak berdaya diterpa birahi. Aku seperti terkena pelet. Pelet yang menyenangkan hati.

Aku selalu tak punya daya untuk menahan keinginan bercinta dengan Mas Amin. Seperti malam ini. Aku telah siap dimasukinya. Bahkan aku tak akan keberatan jika harus hamil karenanya.

Ku balikan badan dalam pelukan lelaki menggairahkan yang merangkulku dari tadi. Kusentuh pipinya dengan kedua tangan.

"Mas Amin mencintai ku...? ". Aku mengutarakan tanya.

"Sangat. Teramat sangat dek... ". Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya.

"Bahkan jika perlu, Mas rela menukar segala yang Mas punya dengan dirimu.. Mas sudah tergila gila padamu dek... ".

"Mas, kata orang, mencintai tak perlu harus memiliki. Aku juga mencintai Mas, meski aku tak pernah punya keinginan untuk memiliki Mas Amin. Biarlah kita jalani apa adanya, kita nikmati mana yang bisa, dan lupakan yang dirasa tak mungkin.... ".

"Jangan berharap lebih dari apa yang bisa didapat, jika memang ada jodoh, kita pasti akan menemukan jalan... ". Aku berucap panjang lebar sementara Mas Amin hanya diam menikmati gerakan bibirku yang baginya sangat menggemaskan.

Dan kemudian bibirku tak lagi sanggup mengucap kata ketika kemudian lumatan hangat datang mengunci. Lumatan penuh gairah, lumatan yang sangat memabukkan. Membuat aku terlena dan tertengadah pasrah.

Gairah birahi di tubuhku menyala berkobar-kobar. Meledak mencari pelampiasan. Tak ada rasa lain selain rasa ingin dijamah, ingin dipuaskan. Tak ada rasa takut, tak ada juga rasa khawatir karena disini, dirumah ini aku adalah istri Mas Amin. Aku adalah milik Mas Amin sepenuhnya. Aku ingin dipuaskan, aku juga ingin memuaskan.

Mas Amin mengecup leherku dengan ganas, Aku beri dia kesempatan itu, aku tak khawatir lagi leher mulus ku bakal dipenuhi warna merah bekas cupangan, aku tak perduli karena disini aku adalah istrinya. Tak akan ada yang mempermasalahkan itu. Bahkan Bu Ratih pasti akan tersenyum puas jika besok Dia melihat bekas cupangan yang indah itu.

Kecupan bibir Mas Amin merayap kebawah. Kancing bajuku dilepas dengan giginya. Sementara kedua tangan Mas Amin semakin erat merengkuh pinggang, Menjelajahi bokongku yang sedikit menungging ke atas bentuknya.

Posisi berdiri begini, tinggiku hanya sebatas leher. Jadi aku harus benar benar menengadah saat menerima lumatan bibir lelaki berdada bidang ini. Menengadah dengan kedua kaki sedikit berjinjit.

Mas Amin kemudian berjongkok di hadapan ku. Wajahnya berada tepat diantar kedua paha ku yang masih terbalut celana tipis berbahan kain yang bisa melar. Hanya sebentar kemudian celana ketat itu dilepaskan dengan mudah sekali. Pinggang karetnya tak mampu bertahan dipinggang ku ketika tangan Mas Amin memelorotkannya kebawah.

Celana dalamku pun ternyata ikut tertarik sekalian sehingga kini kewanitaan ku terhampar bebas tanpa penghalang. Dengan bernafsu Mas Amin melumat vaginaku. Menjilati dinding dinding bagian dalam, memberikan rasa nikmat tiada tara. Aku melenguh tertahan....

"Massss.... ".

Mas Amin bangkit berdiri kemudian membopongku keatas kasur, berlahan tubuhku direbahkan. Baju yang kupakai mulai dibuka kancing kancing nya. Dengan telaten sekali lelaki ini membuka bajuku, kemudian membuka kaitan bra yang kukenakan, lantas menyingkirkan dua benda penutup tubuh itu jauh jauh.

Aku bergetar meresapi nikmat yang dia berikan. Kedua puting buah dadaku dia permainkan dengan kuluman bibir dan pilinan jemari tangan.

Puas melumat dan meremas, Mas Amin berdiri sejenak dan kemudian mulai melepas pakaiannya satu persatu. Tak lama kemudian lelaki itu telah telanjang bulat sama seperti ku. Melihat batang kejantanan yang mendongak aku kemudian duduk dan meraih batang itu dengan kedua tangan. Mas Amin tau maksudku.

Didekatkannya pinggangnya ke wajahku kemudian dengan penuh gairah ku lumat batang itu.

Mas Amin mengerang nikmat karena perlakuan ku.

"Terus dek... Oohhhh... ". Mas Amin merintih menahan kenikmatan di batang kejantannya yang semakin keras menegang.

Dengan sedikit sentakan Mas Amin medorong tubuhku jatuh kekasur kemudian dia menyusul rebah dengan wajah tepat dipahaku. Posisi kami kini seperti saling terbalik. Aku melumat batang kejantannya, dia melumat liang kewanitaan ku dengan ganas dan sedikit kasar.

Aku terbuai, melayang layang..... Ini luar biasa. Seperti tak ada lagi yang lebih nikmat dari ini.

Seiring lumatan dan jilatan di liang kewanitaan ku, aku pun semakin bernafsu mengulum dan menghisap hisap batang kejantanan Mas Amin yang semakin lama semakin keras dan sedikit berkedut.

Sesekali tubuh mungilku seperti tersentak sentak. Ada rasa yang ingin meledak. Aku menggigit bibir menahan gelombang nikmat yang seperti berbondong-bondong menuju ke ujung urat syaraf di liang kewanitaan ku.

Tapi aku tak bisa lama menggigit bibir karena batang Mas Amin tak mau terlalu lama berada diluar mulutku. Setiap kali batang itu kulepas sekedar untuk mengambil nafas, Mas Amin langsungnya saja menekan nekan batang itu minta dilumat kembali. Dan tentu saja sebagai "istri" Aku harus menerima dengan sepenuh hati.

Jilatan dan lumatan di liang kewanitaan ku terasa semakin nikmat.semua rasa Bercampur menjadi satu dan mengalir deras melalui pembuluh darah menuju ke satu titik. Tubuhku menegang kencang. Aku mendongak menahan badai gelombang nikmat yang luar biasa. Rasa itu semakin dekat, semakin dekat dan kemudian benar benar meledak.

"OOOUUUUHHHH..... ". Aku melolong panjang seperti serigala ditengah malam ketika gelombang itu datang menghempaskan ku kedalam lembah kenikmatan yang luar biasa. Cairan yang menyembur dari liang kewanitaan ku membuat Pinggang ku melonjak lonjak tanpa terkendalikan, sementara pandangan ku semakin lama semakin mengabur, aku merasa seperti diterbangkan tinggi ke awang awang.

Dalam ketidak berdayaanku karena diombang ambingkan oleh nikmat bertubi-tubi, Mas Amin merangkak berlahan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku, kemudian pahaku direnggangkan. Aku hanya diam menunggu apa yang akan Mas Amin lakukan.

Aku pasrah dalam nikmat, Aku rela dibuat sebagai pemuasnya, Karena aku ingin...aku ingin memuaskan Mas Amin..

Batang itu menyeruak dengan pasti tanpa keraguan sama sekali. Bibir vaginaku menyambutnya dengan hangat. Melingkupi lingkaran batang keras dan besar itu dengan jepitan erat seperti tak rela jika terlepas.

Mas Amin rebah diatas tubuhku, Dia melenguh menahan nikmat, matanya terpejam dengan nafas yang memburu. Berlahan pinggul itu bergerak naik turun membuat sang batang semakin lama semakin lancar menyelusup masuk kedalam liang kewanitaan ku, menghadirkan sensasi yang luar biasa. Pinggul ku tak mau kalah, bergerak luar menyongsong hujaman batang kejantanan Mas Amin yang terus memompa.

Semakin cepat dan mantap hujaman batang Mas Amin kurasakan. Semakin jauh pula batang itu menyelusup. Menyentuh bagaian paling dalam. Mencapai lubang rahim bahkan seperti akan melewatinya. Mataku membeliak menahan nikmat yang seperti tak bosan bosan mendera. Aku mengerang, merintih, melenguh, serasa ingin berteriak tapi malu.

"Berteriaklah dek... Lepaskan semua. Gak usah ditahan tahan... ". Mas Amin masih sempat sempatnya berbisik.

" Tak ada yang akan perduli.. Toh kita adalah suami istri... ". Pancing nya bergairah sekali. Aku meringis.. Kemudian ringisanku berubah jadi teriakan kecil yang tertahan ketika sesuatu terasa menyemprot keluar dari liang terdalam. Aku menggelepar dengan pinggul yang kembali terangkat. Liang kewanitaan ku menjepit erat sekali batang kejantanan itu, mengempot empot seperti menghisap batang Mas Amin membuat lelaki diatas tubuhku ini semakin blingsatan merasakan nikmat yang tak tertahankan.

Kemudian dalam tengadahku ku rasakan Mas Amin mempercepat gerakan pinggulnya, semakin lama semakin cepat dan cepat.. Ini kecepatan penuh Dan kekuatan penuh.

Aku terlonjak lonjak dihantam batang Mas Amin yang kesetanan. Tubuh Mas Amin menegang, sepertinya sebentar lagi dia akan sampai, sementara aku juga mulai merasakan aliran nikmat seperti tadi. Mengalir di urat nadi, menuju ke satu titik, berkumpul untuk kemudian meledak.

Mas Amin mengeram, tulang rahangnya menonjol. Urat urat lehernya terlihat mengencang. Genjotan batang kejantanannya semakin dalam menusuk, memancing kembali ledakan kenikmatan yang memang ku rasakan telah semakin dekat.

"AAHH.... ". Mas Amin terdengar mendesah.

" Aku mau keluar dek.. Kita keluarin bareng bareng ya.... ". Suaranya bergetar parau.

Genjotan batang Mas Amin ku balas dengan gerakan pinggul ku yang semakin liar, lumatan bibirnya ku balas dengan lumatan yang juga semakin liar. Aku semakin dekat. Tubuhku meliuk liuk dibawah himpitan tubuh besar lelaki perkasa ini. Dua tubuh yang bermandi keringat terus berpacu mendaki kenikmatan.

Aku sudah diambang batas, sedetik dua detik lagi kenikmatan itu seperti akan meledak.mataku mendelik, Bahkan bola mataku pun mungkin sudah tak lagi terlihat. Hanya putih nya saja mungkin yang tersisa.

"Terus Mass.... , lebih kuat lagi... Lebih cepat lagi.. Oouuuhh.... ".mulutku meracau.

" Aku sampai dek... ".

" Aku juga Mas... ".


"OOOUUUUHHHH........ ".

" AAAAAAAAHHHHHHH..... ".


Aku dan Mas Amin melenguh, melolong berbarengan merasakan kenikmatan bercinta yang tiada tara. Batang kejantanan Mas Amin terus saja berkedut kedut menyemprotkan cairan cintanya yang sangat banyak dan kental, sementara tubuhku terkapar dilanda sentakan sentakan kecil berulang kali. Setiap sentakan menghadirkan berjuta juta rasa nikmat.

Pelukan lelaki itu sangat erat, yang ku balas juga dengan pelukan yang tak kalah erat. Kenikmatan itu masih saja mendera..

"Ini luar biasa dek.. Kamu nikmat sekali... ". Aku tersenyum mendengarnya.

"Batang Mas Amin juga hebat.. ".

" Benarkah....? ". Mas Amin sedikit terkesima mendengar pengakuanku.

" Iya Mas. Belum pernah aku bercinta senikmat ini sebelumnya... ".

Mas Amin lantas saja mengecup keningku dengan mesra.

" Aku sayang kamu dek... ".

" Aku juga Mas, aku sayang Mas Amin... ". Balas ku kemudian.

Lantas mataku pun berlahan terpejam. Tidur dalam buaian kenikmatan. Dalam pelukan lelaki perkasa yang benar benar telah membawaku merasakan nikmat yang tiada bandingannya.




________________




Ditengah laut lepas, di sebuah kapal nelayan berwarna hijau yang sudah hampir seminggu ini melabuhkan jangkar.

" Dewi, kau serius dengan kata katamu..? ". Nahkoda kapal yang bernama Misdin tampak sedang memangku tubuh Dewi yang telanjang. Mereka baru saja berpacu saling mengendarai mendaki Bukit birahi.

" Kenapa pula saya main main Pak... Nyawa saya ditangan sampeyan. Kalo sampeyan bersedia untuk tetap membiarkan saya hidup, tentu saja saya rela mengabdi sepenuhnya kepada sampeyan... ". Dewi menjawab cepat.

" Kalau begitu, kamu nanti bisa tinggal di kontrakan ku. Kamu harus siap jadi pemuas nafsuku.. Ha ha ha.". Pak Misdin tertawa senang. Dewi jauh lebih cantik dan menggairahkan dibandingkan istrinya yang sudah kendor dan gendut bergelambir. Tentu saja menjadikan wanita ini sebagai simpanan jauh lebih bermanfaat ketimbang membuangnya ke laut.

Sementara Dewi pun bermain dengan segala macam pikiran di benaknya. Ketimbang mati sia sia, menjadi pelampiasan nafsu nelayan gendut jelek dan hitam ini tentu adalah pilihan yang jauh lebih baik.

Toh ini sementara, jika benar-benar dia bisa selamat, nantinya juga pasti akan ada kesempatan baginya untuk kabur menjauh dan kembali ke kehidupan normal seperti semula.

SEDIKIT MENGALAH PADA NASIB, UNTUK BISA MENGAMBIL KESEMPATAN MENYIASATI TAKDIR.




Bersambung....
Akhirnya update blm pokoknya joss buat suhu @Lidause πŸ‘πŸ‘πŸ‘
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd