Halo para suhu sekalian..
Setelah 7 purnama ngga muncul di mari, ane merasa perlu sesekali untuk cek forum tercinta kita ini di bulan penuh berkah kali ini
Awalnya, ane ngga berniat melanjutkan ceritanya. Tapi berhubung kegabutan mulai menyerang kembali, ada baiknya cerita ini ane tuntaskan aja. Biar ane ngga di tuntut sama suhu sekalian di akhirat nanti
.
...Gila ! Benar - benar gila.
Anak perempuannya masih tertidur pulas sebagaimana saat kami melakukan video call tadi.
" ehmm yakin mau sama kakak? "
Ucapnya mencoba meyakinkan kembali apa yang akan terjadi malam ini.
" iya yakin. Ayolah kak "
Aku mencoba mendesaknya. Tidak sabar untuk mewujudkan fantasi aku selama ini. Tapi, teringat wajah nan lugu di tepi ranjangnya.
" itu gimana kak? Nanti dia kebangun gimana"
Aku mencoba mengingatkannya, bagaimana nanti kalau anak perempuannya terbangun, dan melihat semuanya. Lalu menceritakan kepada ayahnya? Mampus kami.
" ngga kok, tenang aja "
Oke. Aku percaya saja. Rasa nafsu yang memuncak membuatku tidak lagi rasional.
Beberapa saat kemudian, dia sudah membuka celananya hingga tak ada apapun yang tersisa dibawah sana.
Kemudian, ia membuka kamar lemarinya. Mengeluarkan satu bungkusan. Sesuatu yang aku tau itu kondom. Jelas dari tulisannya. Yah walaupun baru kali ini aku melihat isi kemasannya. Dan baunya rada aneh, dan berminyak.
Nafsu-ku sedikit menurun. Sialan.
Gimana rasanya nanti? Menyetubuhi wanita beranak 3, lalu menggunakan kondom pula? Fikirku.
Tapi baiklah. Untuk berjaga-jaga.
Akupun mulai membuka celanaku. Mengocok sebentar, lalu kemudian memakaikan karet mungil itu.
" ya ampun..besar banget..itu belum tegang banget kan? "
Dia sedikit kaget melihat ukuran kemaluanku. Aku sedikit tersenyum. Bertanya - tanya. Memang sebesar apa milik suaminya? Sedangkan saat ini, kemaluanku bahkan belum sampai ereksi sepenuhnya.
Karet sialan ini begitu sempit fikirku. Belum lagi baunya yang menurutku agak mengganggu.
Setelah siap, ia langsung berbaring. Tepat di samping putrinya.
Dengan pelan, tangannya menuntun kemaluanku ke arah kemaluannya. Sedikit di gesekin, kemudian ia memintaku untuk mendorong masuk.
Ia melenguh. Matanya terpejam. Ada suara rintihan kecil yang langsung ku tutup dengan tanganku. Jujur saja, aku sedikit panik dibuatnya.
Ku akui, ini ketiga kalinya aku melakukan hubungan badan, setelah dengan mantanku dan pembantu di asrama perusahaanku.
Tapi ada yang terasa aneh. Aku ngga merasakan jepitan yang wah.
Bukannya tidak bersyukur, hanya saja jepitannya begitu kurang terasa. Rasanya tanganku lebih baik melakukan tugasnya dibandingkan liang pepeknya ini.
" gimana..enak gak? Masih sempit gak? "
Gumam-nya di tengah genjotanku.
Aku hanya meng-iyakan saja. Jujur saja, aku ngga menikmati sama sekali.
Ekspektasiku benar-benar jauh dari ini.
Menggunakan kondom, kemudian jepitannya pun tidak terasa, menurut yang ku rasakan melalui kemaluanku ini.
Tak berselang lama, tubuhnya mengejang. Aku tau, ia mengalami kontraksi orgasme.
Apa-apaan ini ?
Aku bahkan belum merasakan nikmatnya. Dan sekarang, ia sudah orgasme duluan?
Aku hentikan goyanganku. Tidak ada yang kunikmati malam ini selain ekspresinya ketika orgasme, dan tentu saja. Adrenalin menyetubuhi pelangganku sendiri, tetanggaku pula.