Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TETANGGA YANG BAIK (NO SARA)

Part 11.1 don't judge a book by the cover

Satu istilah yang menggambarkan bahwa kita jangan mudah menilai apapun dan atau siapapun hanya sebatas dari pandangan mata kita saja selama kita belum memasuki dan mengetahui lebih jauh akan hal itu atau seseorang itu..


Setelah menempuh perjalanan panjang yang cukup melelahkan yang hampir memakan waktu 8 jam perjalanan menggunakan Pajero sport milik ku.. sampailah kami ke tempat tujuan kami..

Beruntung memang Bu Ine ikut bersama kami, sehingga ada yang bisa menggantikan ku berkendara setelah kurasa lelah..

"Inilah lahannya pak"

Ujar Bu Anisa memperlihatkan lahan kosong yang terbentang luas..

"Wah luas juga ya Bu, seluas ini sih bisa sekitar 15 hektar Bu.."

Ujarku menatap bentangan luas lahan tersebut..

"Total ada 17 hektar pak, tapi yang jadi milik pribadi saya hanya 5 hektar. Selebihnya milik kakak dan adek saya"

Ucap istri pak Hadi menanggapi ucapan ku

"Oohh begitu Bu, tapi sepertinya lahan ini cocok untuk dijadikan objek wisata Bu.. tinggal kita cari investornya saja. Hehehe"

"Hehehe, beberapa saudara dan teman saya juga menyarankan seperti itu pak, tapi ya itu belum terpikir jauh sama saya, hehehe"

Kembali Bu Anisa menanggapi ideku.

......

......

Setelah ku rasa cukup melihat kondisi lahan tersebut dan mendapat penjelasan panjang lebar dari si pemilik lahan, aku pun lantas mengajak dua wanita yang bersamaku untuk mencari hotel untuk kami bermalam.

"Sepertinya udah mau sore Bu, saya rasa udah cukup berkeliling nya"

Ujarku

"Oh iya pak, udah jam 5 lewat. Indah banget pemandangannya jadi gak kerasa ya, hehehe"

Bu Ine yang sedari tadi gak banyak berkomentar pun kembali berucap

"Maaf pak, kalau saya minta tolong di anter ke rumah orang tua saya dulu boleh pak?"

Ucap Si pemilik lahan meminta tolong..

"Boleh Bu, jauh gak dari sini?"

Setujuku

"Gak jauh kok pak, sekitar 15 menit dari sini"

Jawabnya

"Baiklah, kita jalan sekarang aja ya"

Ucapku..

Kami pun akhirnya meninggalkan lahan milik Bu Anisa tersebut..

......

......

"Assalamualaikum Bu, Anisa pulang"

Ucap salam Bu Anisa di depan pintu rumah orang tuanya..

"Waalaikuumsalam ndok, Alhamdulillah akhirnya kamu sampe juga"

Ucap wanita yang ku taksir berusia 70 tahunan itu sembari memeluk putrinya.

"Bu, ini tetangga Nisa Bu Ine dan pak Harun"

Ucap Bu Anisa memperkenalkan kami..

"Harun Bu"

Ucapku sembari mencium tangan mertuanya pak Hadi

"Ine laraswati Bu"

Bu Ine pun ikut menyalami

"Yowess mari masuk, pasti kalian capek kan habis perjalanan jauh"

Ajak ibundanya Bu Anisa

"Mari pak, Bu,"

Bu Anisa mengajak kami masuk..

.......

.......

Cukup lama kami berada di rumah orang tuanya Bu Anisa, ku lihat sudah pukul 20.47 malam..

Meski harus aku akui kalau aku merasa kerasan di rumah itu, tapi aku harus segera ke kota untuk mencari hotel tempat kami menginap..

"Bu Ine, boleh minta tolong temuin Bu Anisa di dalam?"

Pinta ku ke Bu Ine yang sudah sekitar 1 jam lebih kami ngobrol di halaman depan rumah orang tuanya Bu Anisa.

Halam depan rumah itu cukup luas dan asri, terdapat bangku dan meja untuk kami bersantai..

"Ini udah malem banget Bu, kita harus segera cari hotel untuk kita nginep"

Lanjutku ke Bu Ine..

"Oh iya pak, keasyikan ngobrol kita sampe lupa, hahaha.."

Ucap Bu ine.

"Ehh maaf pak, apa gak sebaiknya pak Harun aja yang pamit ibu nya mba Anisa? Siapa tahu ibu nya masih kangen, hehehe"

Lanjut Bu ine

"Ya sudah Bu, kalau begitu saya ke dalam dulu"

Ujarku dilanjutkan dengan langkah kaki ku menuju ke rumah itu..

Sesampainya di daun pintu rumah orang tua bu Anisa langkah ku terhenti karna mendengar ibu dan anak itu sepertinya sedang serius bercerita dan samar terdengar seolah ada tangisan di tengah obrolan mereka..

Entah siapa yang menangis..

Awalnya aku tak ingin menguping pembicaraan ibu dan anak itu, tapi saat kaki ini ingin melangkah, terdengar tangisan itu semakin kencang..

"Nisa tuh udah capek Bu, Nisa udah pengen cerai aja. Kebiasaannya maen Judi nya gak akan bisa berubah"

Terdengar suara Bu Anisa dari dalam semakin keras di barengi dengan tangisnya yang semakin meledak..

Mendengar Bu Anisa dengan kondisi seperti itu, tentu aku urungkan niat ku berpamitan..

"Gimana pak, udah pamitannya?"

Tanya Bu Ine saat aku masih berjalan ke arahnya yang ku jawab hanya dengan gelengan kepalaku..

"Sepertinya Bu Anisa lagi asyik ngobrol sama ibu nya, tadi terdengar seru dan rindu sekali Bu. Jadi saya gak enak hati kalau mengganggu, hehehe"

Jawabku menjelaskan

"Oh gitu, terus gimana pak, kita nginep dimana jadinya?"

Kembali Bu Ine bertanya

"Saya coba cek di aplikasi dulu deh Bu, siapa tahu dekat dekat sini ada penginapan atau villa"

Ucapku menenangkan

"Tadi saya cari di aplikasi gak ada pak, hehehe"

Jawabnya ternyata sudah lebih dulu mencari penginapan di aplikasi di hp nya..

"Bu, minta tlg chat Bu Anisa aja deh, bilang aja kita ijin pamit duluan. Besok siang di jemput lagi kesini"

Ujarku ke Bu Ine

"Siap pak boss, hehehe"

Jawabnya menggoda ku

"Sudah pak"

Ucapnya lagi..

Mungkin sekitar 5 menit atau lebih kami menunggu yang akhirnya Bu Anisa datang menghampiriku dan Bu Ine..

Terlihat senyum dari bibirnya yang seolah di paksakan, dan masih terlihat mata yang sembab..

Setelah Bu Anisa datang aku pun mengutarakan niatku untuk pamit mencari hotel..

Tapi niatku itu di tolaknya Karna Bu Anisa meminta kami untuk menginap di rumah ibunya yang memang cukup luas dan memiliki beberapa kamar..

Setelah berdiskusi dengan Bu Ine, akhirnya aku pun menyetujui usulan dari Bu Anisa..

.........

.........

Malampun semakin larut, udara malang semakin dingin terasa menusuk sampai tulang..

Sungguh membuatku tak bisa tertidur karna dinginnya malam ini..

Kuputuskan untuk beranjak dari tempat tidurku dan melangkahkan kakiku ke halaman depan rumah orang tua Bu Anisa..

Tentu niatku hanya ingin menghisap batang beracunku dengan cuaca yang sangat amat dingin untukku..

Baru beberapa langkah berjalan, samar samar kudengar suara dari balik pintu kamar di samping kamarku..

"Hehehe, iya yank. Nanti kita maen kesini ya. Sekalian aku kenalin ke ibu aku.."

Terdengar suara Bu Anisa yang sepertinya sedang bicara lewat telpon..

"Eemmmmm, sepertinya Bu Anisa punya PIL deh"

Gumamku dalam hati..

"Iya yank aku juga kangen sama kamu, sabar ya. Nanti kita pasti bisa ketemu lagi"

Kembali terdengar Bu Anisa berbicara

Tak ingin mencampuri urusan yang bukan menjadi urusanku, aku pun lanjut dengan tujuan utamaku..

Braaaakkkk

Suara benda yang tak sengaja tersenggol saat aku berjalan..

"Siapa itu?"

Tanya Bu Anisa dari dalam

"Saya Bu, Harun. Maaf jadi ngebangunin Bu Anisa"

Ucapku dengan tenang

Tak lama si pemilik suara tersebut keluar..

Deeeeegghhhh

Bu Anisa keluar menggunakan baju seksi yang minim dan transparant dan tanpa hijabnya.

Daaammmnnnn

"Seksi banget Bu Anisa dengan pakaian seperti ini"

Kembali gumamku dalam hati dengan sedikit bengong melihat keindahan tubuh tetanggaku..

"Ehhhh, maaf pak saya lupa ganti baju"

Jawabnya seraya menutup payudaranya dengan kedua tangannya dan menunduk malu..


"Iya gak apa apa Bu, saya juga mohon maaf jadi ganggu"

Ucapku dengan senyum dan tatapan mataku masih tak bisa lepas dari tubuh seksi dan mulus istri tetanggaku ini..

"Saya mau keluar, mau ngerokok, ehh gak sengaja nyenggol ini"

Ucapku menjelaskan seraya mengambil barang tersebut yang tak jauh dari pintu kamar Bu Anisa.

Tentu saat aku menunduk mengambil barang tersebut, kembali aku disuguhkan pemandangan yang membuat ku terpana..

Dimana ku lihat kaki dan paha putih mulus Bu anisa yang saat itu menggunakan baju tidur seksinya.

"Oh begitu, iya pak"

Jawabnya singkat

"Mari Bu, saya ijin kedepan dulu"

Ucapku seraya meninggalkan Bu Anisa setelah ku letakan kembali benda yang jatuh tersebut ke tempatnya.

.......

.......

Dalam nikmatnya hisapan asap beracunku, otak dan pikiranku tentu masih terbayang tubuh seksi dan mulus dari Bu Anisa..

"Ini kopi nya pak, biar anget ke badan"

Suara Bu Anisa dari belakang mengagetkan ku..

"Ehh Bu Anisa, kok repot repot Bu"

Jawabku setelah menoleh ke belakang

"Gak apa apa pak, kebetulan saya juga belum bisa tidur"

Jawabnya seraya menyodorkan ku gelas kopi yang di bawanya

"Makasih Bu"

Ucapku sembari mengambil gelas kopi tersebut.

Terlihat Bu Anisa sudah mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih tebal dan sudah pakai jilbab langsung"

"Maaf pak, pak Harun tadi sempet denger saya telponan kah?"

Tanya nya sedikit mengejutkanku

"Ehhh, sepintas bu, dan gak cukup jelas. Maaf saya gak bermaksud nguping"

Ucapku sedikit berbohong

Tapi ucapanku tak di balasnya, terlihat dia hanya menunduk..

.....

.....

"Udara nya disini masih dingin banget ya bu"

Ucapku basa basi memecah kebisuan antara Bu Anisa dan aku.

"Pak, saya mohon untuk gak cerita ke suami saya ya atas apa yang bapak dengar tadi"

Jawabnya yang tak membalas basa basi ku.

"Oh itu, saya bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain Bu. Heheehe"

"Setiap orang punya cerita dan rahasia nya masing masing Bu"

Ucapku

"Iya pak, yang tadi bicara sama saya di telpon itu mantan saya waktu kuliah pak"

"Dan dia yang selama beberapa bulan terakhir sedikit membantu keuangan di keluarga saya"

Bu Anisa bercerita tanpa ku minta, masih dengan menunduk dan terlihat menangis.

"Maaf Bu, apapun rahasia Bu Anisa, cukup lah Bu Anisa dan tuhan saja yang tahu"

Ucapku yang memang tak ingin terlalu jauh tahu urusannya..

"Makasih pak"

Jawabnya singkat

"Sama sama Bu"

Balasku

"Makasih sudah mau bantu keluarga kami dengan bantuan pinjaman dari pak Harun"

Kembali dia berucap

"Iya sama sama Bu"

Kembali jawabku dengan singkat

"Pak, mohon maaf sebelumnya........"

Ucapnya yang tak di lanjutkan olehnya

"Iya kenapa Bu?"

Tanyaku

"Eeemmmm.. maaf, sepertinya saya tidak jadi pinjam dana nya"

Lanjutnya yang membuatku terkejut..

"Lohh, kok mendadak Bu? Sudah di bicarakan dengan pak Hadi?"

Tanyaku terkejut

Tak di jawabnya pertanyaan ku, Bu anisa hanya menggelengkan kepala..

"Ada apa Bu?"

Kembali aku bertanya

"Jujur pak, saya tidak mau mengecewakan pak Harun dan mba Sherly yang sudah sangat baik...."

"Saya tidak yakin kami bisa membayar pinjaman itu kedepannya"

Lanjutnya

"Saya masih belum paham Bu, maaf"

Ucapku yang penasaran

Haaaahhh

Bu Anisa terlihat menarik nafas dalam..

"Begini pak, rencana dari pinjaman ini sebetulnya untuk melunasi hutang hutang suami saya yang terjebak dalam judi online"

Lanjutnya dengan air mata yang semakin deras keluar

"Innalillahi"

Ucap singkatku


"Saya masih ragu dan khawatir sisa dari pinjaman setelah melunasi hutangnya, dia pake untuk judi lagi"

Kembali dia menjelaskan

Aku yang cukup mengerti akan ketakutan Bu Anisa pun memutar otak seketika untuk bisa memberikan solusi untuknya..

Setelah beberapa menit terdiam, aku pun memiliki satu solusi yang menurutku efesien..

"Bagini saja Bu, pinjamannya tetap kita lanjutkan, tapi......"

Ucapku memberikan saran dan solusi kepada Bu Anisa

Sempat terjadi silang pendapat antara saranku dengan kondisi yang dihadapi olehnya, yang tentu membuatku semakin tahu akan kondisi Bu Anisa dan suaminya.

Akan tetapi akhirnya dengan beberapa opsi yang aku berikan, terjadi kesepakatan antara aku dan Bu Anisa.

Bu Anisa pun terlihat sedikit lebih ceria dari sebelumnya..

"Pak, saya juga mohon maaf ya karna pakaian saya gak sopan tadi"

Ucapnya kembali menunduk

"Saya yang harusnya minta maaf Bu, karna gak menjaga pandangan mata saya"

Ucapku

"Wajar pak, namanya laki laki normal"

Jawabnya dengan sedikit senyum dari bibirnya

"Tadi tuh saya di minta untuk berpenampilan seksi oleh mantan pacar saya saat video call"

Kembali dia bercerita seolah ingin mencurhkan semua beban yang di tanggung nya

"Udah Bu, rahasia Bu Anisa cukup Bu Anisa saja yang tahu. Ok!"

Kembali aku mengingatkan

"Iya pak, maaf saya jadi cerita ke pak Harun. Saya hanya tertekan akan permintaan aneh aneh dari mantan saya itu"

Bu Anisa kembali menjelaskan dengan menunduk

Mau tak mau aku pun akhirnya menanggapi curhatannya

"Maksudnya? Aneh gimana Bu?"

Tanyaku

"Eeemmmmm.. ya seperti tadi pak, minta video call dengan pakaian seksi, bahkan kadang, maaf, minta gak pakai apa apa..."

"Saya khawatir di rekam dan di sebar pak"

Bu Anisa menceritakan kekhawatirannya..

"Oohh begitu, saya paham sekarang Bu.."

Jawabku

"Maaf Bu, saya boleh minta nomor telpon mantan Bu Anisa?"

Aku seketika memiliki niat untuk bantu Bu Anisa lebih jauh

"Ehh, buat apa pak?"

Tanyanya heran

"Gini Bu, di kantor saya, saya punya team IT. Besok saya minta team saya untuk membajak hp mantan Bu Anisa dan lihat file di dalamnya. Dan jika ada foto atau video Bu Anisa dengan kondisi seksi atau tak berbusana, biar langsung di hapus dari hp nya"

Aku menjelaskan panjang lebar

"Emang bisa seperti itu ya pak?"

Tanya Bu Anisa antusias

"InsyaAllah bisa Bu"

Jawabku

"Alhamdulillah, terima kasih banyak pak, terima kasih banyak.."

Jawabnya dengan bahagia dan menggenggam tangan saya.

"Iya sama sama Bu"

Jawabku

"Sudah jam 1 Bu, Bu Anisa istirahat duluan saja"

Ucapku saat setelah melihat jam di hp ku.

Ddrrrrrtttt ddrrrrrtttt ddrrrrrtttt

Belum di jawab oleh Bu Anisa, tiba tiba hp nya yang dia letakan di atas meja pun bergetar..

Mau tak mau aku pun melihat ke arah hp tersebut dan terlihat ada panggilan video dari kontak yang bernama Sandi.

"Mantan saya pak"

Bu Anisa memberitahuku

"Biar saya yang angkat ya Bu"

Ucapku seraya ku ambil hp tersebut

Terjadilah obrolan sengit antara aku dan mantan pacar Bu Anisa karna aku bohongi mengaku sebagai pacar dari Bu Anisa..

Cukup lama kami bersitegang lewat video call sampai akhirnya dia matikan panggilannya yang sebelumnya dia sempat ucapkan beberapa ancaman..

Tak mau berlarut larut, malam itu pun langsung aku telpon Karyawan IT ku dan ku jelaskan semuanya dan ku minta di selesaikan malam ini juga..

Terlihat Bu Anisa begitu ketakutan akan ancaman dari mantannya tersebut, tentu kembali ku tenangkan dia dan ku minta dia untuk istirahat saja di kamar..

......

......

Ku lihat jam di hp ku sudah pukul 3 kurang, tentu aku masih menunggu kabar dari karyawanku..

Sampai akhirnya satu notifikasi email masuk di layar laptopku, dan itu email dari karyawanku..

Lantas ku telpon untuk memastikan sudah aman dan menghapus semua dari hp milik mantan Bu Anisa, dan karyawanku pun confirm akan hal itu..

"Syukurlah"

Ucapku dalam hati

Aku pun membuka email tersebut, dan kulihat banyak folder besar di dalamnya dan dengan memory yang sangat besar yaitu 97GB..

Ku buka satu persatu folder video dan screen video..

Deeegghhhh

"Maniak juga ini orang"

Umpatku dalam hati

Terlihat dalam galerinya tidak hanya satu wanita yang dia pacari, tapi beberapa wanita..

Akhirnya ku temukan video bersama Bu Anisa..

Deeegghhh

Terlihat sangat erotis dan seksi Bu Anisa dalam record video call tersebut seolah tidak melakukan dengan tekanan yang membuat penis ku langsung berontak..

Seorang wanita alim dan santun, ternyata seliar itu video call dengan laki laki lain..

Sedang asyik melihat video erotis itu dan tentu aku pun mencoba onani dengan adegan erotis itu....

Dddrrrttttt ddrrrrrtttt ddrrrrrtttt

Hp ku bergetar dan ku lihat Bu Anisa telpon..

"Maaf pak, karyawan bapak sudah ada kabar?"

Tanya nya

Mendengar pertanyaan dari si pemeran dalam video tersebut, membuatku kembali tersadar..

"Ehhh, sudah Bu, ini seluruh file dari hp mantan Bu Anisa baru di kirim ke email saya"

"Bu Anisa mau cek terlebih dahulu atau mau langsung saya hapus?"

Tanyaku

"Ehhh emang di kirim ke bapak ya isi filenya?"

Tanyanya kaget

"Iya Bu, tapi seluruh isi file di hp nya sudah terhapus Bu"

Jawabku

"Boleh saya ke kamar pak Harun?"

Tanya nya

"Ehhh, ngapain Bu?"

Tanyaku kaget..

"Mau cek dulu boleh?"

Tanya nya lagi

Sempat berfikir beberapa detik, jika ku setujui, pasti akan terjadi seperti dengan Bu nur.
Apalagi saat itu kondisiku sudah mulai horny..

"Di luar saja Bu cek nya, saya gak enak kalau di dalam kamar"

Aku menjelaskan

"Oh iya pak boleh, di halaman depan saja"

Balasnya

.....

.....

Kembali kami duduk di bangku halaman depan rumah orang tua Bu Anisa..

"Silahkan Bu"

Aku menyodorkan laptop ku ke Bu Anisa dan aku berdiri agak menjauh agar dia tidak merasa malu..

Setelah beberapa menit, ku lihat Bu Anisa menangis saat melihat layar laptopku..

Ku hampiri kembali Bu Anisa..

Ku lihat di layar laptop bukan video antara Bu Anisa dan laki laki itu, melainkan dengan wanita lain..

"Jaaahhatt, jaahhatt banget kamu mas"

Ucap Anisa dengan tangis nya

Kututup layar laptop itu, lalu ku rangkul Bu Anisa..

"Yang sabar ya Bu, semua udah beres ko, semua sudah di hapus"

Ucapku menenangkan

"Apakah semua laki laki seperti ini pak?"

Tanya nya dalam pelukanku..

"Selalu akan ada alasan dalam setiap yang laki laki lakukan Bu, meski tidak semua yang kami lakukan memiliki pembenaran"

Jawabku

"Termasuk judi? Termasuk memiliki banyak wanita?"

Tanya nya lagi.

Tentu pertanyaan kedua dari nya itu secara tidak langsung sudah menamparku..

Bagaimana tidak, meski aku tidak memilki wanita idaman lain dalam hidupku, tapi aku juga sudah pernah melakukan kesalahan dengan Bu nur dan Bu Mila.

"Iya Bu"

Jawabku singkat

"Pak Harun termasuk di dalam kategori laki laki tersebut?"

Tanya nya yang tentu membuatku melepas pelukanku..

"Saya rasa sebaiknya segera di hapus Bu file nya, silahkan Bu Anisa yang hapus. Setelah itu kita istirahat"

Ucapku mengalihkan pembicaraan

"Pertanyaan saya belum di jawab pak"

Cecarnya seolah ingin tahu lebih jauh tentang kehidupan pribadiku..

"Maaf Bu, sebagai manusia biasa, saya pun tak lepas dari kesalahan dan dosa. Tapi biar itu jadi rahasia saya, dan ibu gak perlu jadi orang yang harus bersaksi di hadapan tuhan"

Jawabku tegas

"Maaf pak saya gak bermaksud lancang"

Ucapnya

"Silahkan dihapus Bu"

Kembali aku mengingatkan.

......

......

"Sudah pak"

Ucapnya singkat setelah menghapus semua file nya..

"Klo gitu mari masuk Bu, kita istirahat. Siang kita harus pulang"

Jawabku

"Beruntungnya mba Sherly...."

Suara Bu Anisa pelan yang masih terduduk di bangkunya, tapi masih terdengar olehku..

"Maaf Bu, gimana Bu?"

"Maaf pak saya sudah merasa iri terhadap mba Sherly yang menurut saya sudah sangat beruntung dalam hidupnya"

Ucapnya melanjutkan

"Istri saya, Bu Anisa, Bu Ine dan semua orang saya rasa memiliki keberuntungannya masing masing Bu, hanya saja tinggal bagaimana kita mensyukuri apa yang ada pada diri kita"

Ucap panjangku

"Termasuk mensyukuri penderitaan dan kesedihan yang saya alami pak?"

Pertanyaan Bu Anisa yang sebetulnya membuatku jengkel..

Ya jengkel karna terdengar mengeluh..

"Iya Bu"

"Coba Bu Anisa bayangkan, apakah istri saya akan sanggup, apakah istri saya akan kuat seperti Bu Anisa jika berada dalam posisi ibu sekarang?"

"Apakah Bu Anisa juga akan mampu untuk mengemban amanah yang sudah tuhan gariskan jika Bu Anisa ada di posisi istri saya?"

"Percayalah Bu, setiap manusia di dunia sudah punya porsinya masing masing dalam menjalani kehidupannya"

"Dan iya, kita harus mensyukuri semuanya termasuk derita dan kesedihan kita. Karna itu menjadi pengalaman dan pembelajaran hidup yang tuhan berikan untuk kita"

Ucapku panjang lebar karna saking jengkelnya..

"Apakah pak Harun selalu se'optimis dan se'positive ini dalam menjalani hidup?"

Jawabnya dengan pertanyaan baru dengan posisinya yang masih terduduk..

Aku yang sedari tadi sudah berdiri pun akhirnya duduk lagi..

"Bu, Bu Anisa dan tetangga di perumahan hanya melihat saya dengan kondisi saya saat ini, tapi tidak tahu proses yang saya jalani dari bawah"

"Satu kemunafikan jika saya gak pernah mengeluh, gak pernah meratapi nasib buruk saya. Bahkan saya pernah marah dan mengutuk tuhan saat saya berada di titik terendah.."

"Tapi akhirnya saya sadar bahwa mengeluh, meratapi nasib dan bahkan mengutuk tuhan tidak lantas merubah kondisi saya, yang ada hanya mempermalukan diri sendiri dan membuat tuhan jauh dari saya"

Kembali aku berceramah.

"Mau sampai kapan kita ngobrol seperti ini Bu?"

Tanyaku

"Semua masih bisa berubah Bu, apalagi sekarang dua masalah Bu Anisa sudah Tuhan berikan solusi dan jalan keluarnya"

"Dan sekarang waktu yang tepat untuk Bu Anisa membalikan dan merubah nasib Bu Anisa dan keluarga"

Cerocos ku yang masih belum puas melihat wanita ini belum mencoba bangkit dari keterpurukannya.

"Ternyata pak Harun bawel juga ya kalau lagi kesal, heeheehe"

Ucapnya seolah mengejekku..

"Bukan bawel Bu, tapi hanya mencoba membantu tetangga saya bangkit lagi"

Jawabku dengan memberikan senyum

Sungguh saat itu aku sudah terasa capek dan mengantuk sekali..

Bagaimana tidak, setelah 8 jam berkendara dan hampir 24 jam tidak tidur tentu sangat amat membuatku lelah..

"Pak, kenapa pak Harun tidak mengambil kesempatan dari kondisi saya saat ini?"

Kembali dia bertanya..

Tapi sungguh pertanyaan ini adalah satu pertanyaan yang amat membuatku tersinggung dan kekesalanku semakin menjadi..

"Maksudnya gimana Bu?"

Tanyaku dengan nada agak meninggi

"Maaf pak kalau pertanyaan saya menyinggung. Sebagai wanita yang gak baik, sebagai istri yang gak setia, dan dikarenakan banyak laki laki yang tahu kondisi saya, biasanya mereka mencoba mengambil kesempatan untuk mendekati saya dengan segala perhatian dan iming iming harta nya"

"Tapi kenapa pak Harun tidak melakukan hal itu?"

Jelasnya panjang lebar

Sungguh penjelasannya tak lantas membuat amarahku mereda, justru semakin tersulut emosiku dan membuatku kembali berdiri..

"Saya gak peduli dengan kondisi Bu Anisa dan keluarga, karna bukan ranah saya untuk memasuki urusan dan kehidupan kalian"

"Yang saya tahu, dengan amanah harta yang saya miliki, saya harus sebisa mungkin membantu orang di sekitar saya"

"Tapi kalaupun Bu Anisa merasa saya akan sama dengan laki laki lain, mohon maaf Bu sudah mengecewakan perspektif anda terhadap saya"

Emosiku meluap..

Tak ingin aku semakin terpancing emosi, ku ambil laptop ku, aku pun lantas melangkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah orang tuanya Bu Anisa..

"Pak, saya mohon maaf....."

Ucapnya melihatku meninggalkannya

Tak ku hiraukan ucapannya, kaki ku terus melangkah meninggalkannya..

.......

.......

Sungguh di luar ekspektasi ku akan wanita istri tetangga ku ini..

Aku tak pernah berfikir jelek terhadap siapapun, tak pernah men'justifikasi siapapun selama mereka tak mengusikku..

Tapi menjelang pagi ini aku harus kembali merasakan emosi dalam diri ku karna ulah wanita yang ku anggap baik ini..

.......

.......

Sinar mentari pagi di malang pun menyinari desa tempat rumah itu berdiri..

"Pak, di panggil Bu Anisa, kita sarapan dulu"

Bu Ine memanggilku yang saat itu sedang terduduk di tempat semalam aku di buat emosi oleh anak si pemilik rumah..

"Sarapan duluan saja Bu, saya gak biasa sarapan jam segini"

Ucapku datar

"Ehh Bu, sehabis sarapan kita langsung pulang saja ya, saya masih banyak kerjaan di kantor. Tolong sampein juga ke Bu Anisa"

Kembali aku berucap ke Bu Ine

"Lohh saya fikir mau agak siang pulangnya"

Tanyanya

"Pagi ini saja Bu, saya juga sepertinya kurang enak badan. Dan nanti saya minta tolong Bu Ine yang nyetir duluan ya"

Kembali aku meminta tolong nya

"Ok lah pak, kalau gitu saya rapi rapi dulu"

Jawabnya

"Makasih Bu"

Ucapku singkat

Setelah Bu Ine hilang dari pandanganku, tak lama berselang si anak pemilik rumah pun datang..

"Pak saya minta maaf untuk kejadian semalam, saya tahu pak Harun pasti marah besar sama saya"

Ucapnya setelah berada di hadapanku

"Iya Bu"

Ucapku singkat

"Kalau Bu Anisa mau pulang bareng kami, harap segera siap siap"

Perintahku

"Pak...."

Ucapnya langsung ku potong

"Udah ya Bu, saya banyak kerjaan di kantor. Jadi pagi ini saya harus segera pulang dan agar saya bisa segera melakukan pencairan untuk pengajuan pinjaman pak Hadi"

Ucapku agar wanita itu tak kembali bicara

Benar saja, dia tak lagi bicara dan memilih kembali masuk ke dalam rumah..

30 menit berlalu dan ku lihat dua wanita yang pergi bersama ku sudah rapi dan sudah siap untuk pulang..

"Udah siap pak, kita jalan sekarang?"

Tanya Bu Ine

"Oh iya Bu, sekarang saja"

"Bu, saya ijin pamit dulu ya. Makasih untuk jamuannya, dan mohon maaf sudah merepotkan"

Pamitku ke ibunda nya Bu Anisa..

"Iya nak sama sama, mohon maaf juga klo jamuannya kurang berkenan"

Jawabnya..

Dan berangkatlah kami dari rumah itu untuk kembali ke cluster Berkah..

.........

.........



Pasti pada nungguin ada eksekusi antara Harun dan Bu Anisa atau Bu Ine ya? 😅🙏

Maaf cerita nya tak sesimple itu 😁🙏

Sampai ketemu di part 12, semoga fans pak Harun gak pada kabur 😅🙏

Salam sengat dari lebah :lebah:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd