Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Bachelorette Party

Jaya Suporno

Guru Besar Semprot
Daftar
18 Jul 2012
Post
2.016
Like diterima
3.121
Lokasi
Ruang Nostalgia
Bimabet



-------------------------------------------

Namaku Jaya, Adipati Jaya Mahardika. Teman- teman biasa memanggilku "Jaya" atau "Jay" di kampus. Kadang-kadang ada yang memanggilku Ajay, Jijay, Tapi di forum internet aku paling terkenal dengan sebutan Ajay Vijay Hotahai, atau Jayporn, anything... asalkan jangan Jay-Ho.

Dan Cewek yang sedang manggut-manggut geleng- geleng nggak jelas di kamar kostku itu namanya Liz, cewek yang nggak jelas juntrungnya, entah cewek atau cowok, entah...

"Jay, bagi bokep, dong." Liz tiba-tiba berkata, lempeng.

"A-aku nggak punya bokep." Jawabku, dengan tampang poker face. *bad pokerface*

"Munafiqun...."

"Kamfret, kamu tahu dari siapa, Liz?"

"Slamet."

Slamet Bangsat, batinku.

Slamet adalah tetangga kostku -sekaligus teman kuliahku dan Liz. Nanti bakal dibahas lebih rinci mengenai bedebah laknat yang satu ini.

"Drive D/tugas kuliah/kewarganegaraan," aku menjawab malas.

Tak lama tangan Liz sibuk menggerakkan mouse, membuka-buka koleksi bokep 100GB(1)-ku.

(author's note: di jaman itu 100GB itu banyak buat koleksi film porno)

"Jay, kok kamu nyimpen bokep cowok telanjang?"

"M-mana? K-kamu J-jangan m-menebar fitnah, Liz!" Aku menjawab, sedikit panik.

"Nih." Liz menunjukkan Bokep ber-genre Male Humiliation.

Terpaksa aku menjelaskan bahwa bokep yang ditontonnya itu bergenre CFNM, atau Clothed Female Nude Male, di mana ada seorang cowok telanjang yang "diperkosa" oleh sekelompok wanita yang masih berpakaian lengkap, dan Liz cuma manggut-manggut mendengarnya.

Dari jauh, aku bisa menyaksikan mata Liz membelalak, kadang berbinar saat menyaksikan cowok bugil yang dikerjai oleh sekumpulan cewek. Sementara aku yang melihat cewek yang nonton bokep di kamarku, mau nggak mau akhirnya ikutan konak juga hahaha...

"J-jay..." Liz sesekali melirikku, malu-malu.

"A-apa, Liz...."

"Nggak.. nggak apa-apa.." Liz mengibas-ngibas wajahnya yang tersipu.

Liz menarik napas panjang, sebelum akhirnya berkata,

"J-jay... k-kamu... m-mau nggak... k-kayak gini...?" Ia menunjuk cowok bugil yang sedang berjoget sambil dikelilingi tante-tante.

Yo, dawg.. I've read enough erotica, to know where it‟s going...

"Bukan sekarang! Bego! Hahahahahah!" Liz menonjokku yang hendak membuka celana. "Buat... Um.. Buat Acara perpisahannya Anggit! dia kan minggu depan mau merit... buat seru-seruan aja! Daripada kami manggil stripper yang nggak kenal... mending kamu..."

Astagarangganaga....

"Rame-rame? Ogah!"

"Pliiis...." Liz memelas.

"Mpret!"

"Acaranya di rumah Grace, loh..." Liz berbisik, persis seperti Iblis yang menggoda Hawa untuk memakan buah terlarang.

Aku menelan ludah, Grace ini cewek paling seksi di kampus, bahan coli nomor dua setelah Ameri Ichinose.

"Mia juga ikut." Tambahnya. "...Ada Senja juga." Liz mendekat, membisikiku sesuatu, (kalian tak perlu tahu).

"Liz..."

Liz menatapku dalam-dalam, menunggu sebuah jawaban.

"Kutitipkan keperjakaanku pada kalian." Ucapku mantap, menyalaminya seperti ucapan Ijab Kobul.

Liz tersenyum puas, seperti Iblis yang berhasil memperdaya Adam dan Hawa. "Deal?"

"Deal. Ajay The Stripper, at your service."

= = = = = = = = = =

Seminggu kemudian. Seperti biasa, di sore hari yang cerah (ceile, bahasanya) Aku sedang membuka-buka kumpulan bokep yang belum sempat ku tonton, (Asal ngopi dari hard disk warnet), maklum masih jomblo.

Aku membuka satu file bokep dari flash disk, dan ternyata...

Buajigur, ternyata Bokep MAHO!!

Waduh-waduh, salah ngopi. (Serius! Buat apa aku ngopi bokep Maho? Eike 100% Straight, cyiiin!)

Buru-buru kuhapus itu bokep, kalau ketahuan Slamet atau Liz, bisa hancur reputasiku.

Kubuka file yang lain, ada bokep-nya Miyabi.... Yah, file-nya corrupt.

Mike's apartment.... Hmm, Lumayanlah bikin konak. Aku melongok keluar, kost-kostan sepi. Aku memelorotkan celana dan mengurut penisku sambil membayangkan wajah Liz.

Nggak seberapa lama, aku udah crot. Wah, jangan- jangan aku ED ya? Wkwkwkwk Sudahlah, buru-buru aku membersihkan ceceran sperma dengan tissue, dan aku langsung mandi.

= = = = = = = = = = = = = = =

Lama aku mandi. Kembalinya di kamar aku terkejut, melihat Liz dan teman-temannya memenuhi kamarku, bahkan ada yang membuka-buka komputerku.

"Ck ck ck... Ajay... Ajay... ternyata kamu suka sama yang beginian." Kata Mia, teman kuliahku. Di layar komputer terpampang video dua orang cowok sedang saling mengisap kontol dalam posisi 69.

Sementara Liz nampak memungut tissue yang penuh dengan bekas sperma.

"Eh, Eng-enggak! Enggak! Woi! Salah ngopi tu!!!" Aku merebut mouse dari tangan Mia, dan langsung menghapus bokep laknat tersebut.

"Sudahlah, Jay... kita nggak akan bilang-bilang ke temen-temen kok" Kata Mia sambil menepuk-nepuk pundakku. Wajahnya tampak serius –serius mengira aku homo-

Aku merengut. "Ngapain kalian rame-rame di sini?"

"Kamu lupa yah, Jay?" Liz angkat suara, cewek kampret itu cuma cengar-cengir di pojokan.

Aku menepuk jidatku "Wah, kalian nggak serius kan..?"

"Sudah dadan kaya gini dibilang nggak serius.." kata Senja, yang paling imut di antara mereka.

"Iya, mumpung papa mamaku keluar kota.." kata Grace.

"Besok aku udah nggak lajang, Jay..." tambah Anggit.

"Iya jay.. plis plis plis," mereka memohon-mohon sambil menarik-narik lenganku.

"Ogah! Nanti kalian cerita-cerita ke teman-teman di kampus lagi.." tolakku

"Tenang Jay.. kita nggak akan bilang-bilang ke temen- temen kok" Kata Mia sambil menepuk-nepuk pundakku. Wajahnya tampak serius –serius mengira aku stripper-

=================


Hari sudah malam ketika kami sampai di sebuah komplek perumahan mewah. Aku berada dalam mobil Grace diapit oleh Mia dan Liz. Di depan Grace memasukkan mobil ke halaman rumahnya, di samping Grace duduk Senja. Aku menoleh ke belakang, ada Rere, Kania, dan Anggit. Cewek-cewek itu terlihat kegirangan.

Rumah itu cukup besar namun sepi. Aku didudukkan di sofa panjang, mereka duduk mengelilingku.

Aku merasa seperti raja minyak –minyak ikan-

"Uhuk uhuk.." aku tegang. "Minta... minum..." kataku.

"Siap Yang Mulia Ajay" Grace langsung berlari ke dapur dan membawakanku segelas Sprite dingin.

Aku meminumnya.

"Ehem... Kita... belum berbicara masalah bayarannya," suaraku serak seperti tokoh dalam film-film gangster.

Mendengar itu, masing masing dari mereka membuka dompet, dan mengumpulkan uang seratusribuan, mengumpulkannya ke Grace.

Mataku melotot melihat 7 lembar uang 100 ribuan. Grace menepis tanganku ketika aku hendak mengambilnya.

"Eits.. buka dulu.." katanya.

Keringat dinginku mengucur. Aku ragu. Duitnya mau, bugilnya malu.

"Set! Lama amat! Mau buka sendiri atau kami yang buka?" kata Rere yang paling tomboi di antara mereka.

"Sabar jeng.. sabar.., " kataku sambil membuka kaus ku.

Belum sempurna aku membuka kaus, Cewek- cewek itu langsung kalap meraba-raba tubuhku, rusuh pokoknya. Aku kegelian. Ada yang meraba-raba perutku, ada yang mencubit-cubit puting susuku. Penutup tubuhku dilepas dengan kasar, bahkan ada yang histeris mencakar-cakar pundakku.

Aku panik, dan lari keluar dari kerumunan manusia barbar tersebut.

"Stop-stop! Yang tertib saudara-saudara!" kataku seperti petugas Sohibul Qurban menenangkan massa yang berebut daging kurban.

Grace menenangkan teman temannya. "Makanya buruan buka!"

Aku berdiri agak jauh dari mereka. Aku membelakangi mereka dan menurunkan celanaku sekalian kancutnya sehingga kontan pantatku terpampang di hadapan mereka.

Aku masih berdiri membelakangi mereka. Kubiarkan memandangi bagian belakang tubuhku yang polos. Aku mendengar mereka bergumam di belakangku.

Tubuhku tidak terlalu kurus, juga tidak teralu gemuk. (Meskipun perutku jauh dari sixpack)

"Balik!" kata seorang diantara mereka.

Aku membalikkan badan sambil menutupi kemaluanku. Bulu Jembutku yang lebat meyeruak dari balik tanganku. Kulihat tatapan kagum di mata mereka, seperti anak kecil yang dibelikan mainan baru.

"Emang kalian belum pernah liat cowok bugil sebelumnya?" kataku.

Kecuali Grace, semua menggeleng.

"Yaaah... cemen.. umur segini belum pernah liat cowok bugil" ledekku.

"Emang lo pernah liat?"

"Sering dong.."

Mereka menatap kasihan padaku

"Eh! M-ma-ma-maksudku cewek bugil!!!!" cepat-cepat aku meralat ucapanku.

"Tenang Jay.. kita ga akan bilang-bilang ke temen- temen kok" Kata Mia.

Wajahnya tampak serius ─serius mengira aku sering melihat cowok bugil-

==============

Aku masih berjalan sambil menutupi penisku, digiring Grace ke tempat kamar tidurnya

Aku dibaringkan di atas ranjang Grace. Aku masih menutupi penisku. Grace memberikan aba-aba agar Anggit dan Rere memegangi tanganku.

Sesaat sebelum tanganku terlepas, aku menyelipkan penisku di sela pahaku. Sehingga dari luar terlihat seperti aku tidak mempunyai penis. Mia mengernyitkan keningnya

"Ketinggalan di KOST," kataku sekenanya. Leluconku garing, mereka tidak tertawa.

Kania dan senja memegangi paha kiriku. Mia dan Liz memegangi paha kananku. Mereka meregangkan pahaku sesuai aba-aba Grace. Penis dan scrotum-ku menggantung-gantung di selangkanganku. Mata mereka berbinar-binar.

"Kecil banget..." kata Mia polos.

Aku tersinggung "Masih tidur ini,.. tadi sore habis coli"

"Coli pakai bokep maho?"

"Tai."

Grace mengambil cukuran jenggot. Aku terjejut "Eh. Woy.. kamu mau apa?!! Eh..."

Aku panik, karena tanpa tedeng aling-aling Grace dan teman-temannya mencukur habis Jembutku.

"Huff.. Huff.. pelan-pelan!! Anjrit!! sakit woy!" teriakku.

Tak lama, kemaluanku sudah halus seperti bayi. "Ck ck ck.. dasar ABG labil" kataku kesal.

Berapa saat kemudian, cewek-cewek itu mulai sibuk meraba-raba tubuhku. Kali ini lebih tertib dari yang sebelumnya. Mia meraba-raba perutku, sementara liz memutar-mutar trelunjuk-nya di atas puting susuku. Mataku terpejam, aku kegelian. Hampir seluruh tubuhku dijamah mereka, kecuali penisku. Jijik, alasan mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menyentuh penisku.

Rere malah meraba-raba paha dalam kiri ku, sementara Anggit mengusap-usap pangkal pahaku. Aku menggeliat-geliat kegelian, terlebih lagi saat Grace memijat-mijat perut bawahku. Spontan Penisku mulai mengembang maksimal, ukurannya memang tidak besar. Standar orang indonesialah panjang 13 cm, diameter 3 cm.

Ruangan itu gaduh, mereka takjub melihat pemandangan itu. Mereka berdiskusi, membandingkan penisku dengan apa yang pernah mereka tonton di film porno. Tapi tak ada yang berani menyentuh penisku, gengsi kali.

Liz akhirnya memberanikan diri menyentuh penisku. Pertama-tama dia menyentuh kepala penisku yang seperti jamur.

"Hiiiii..." katanya kegelian

Liz membelai-belai kepala penisku dengan lembut, seperti anak kecil yang asyik memainkan mainannya. Mataku terpejam keenakan, apalagi saat anak itu memainkan buah zakarku sambil bergidig-gidig geli.

Liz menggenggam batang penisku dan mengocoknya pelan, aku menelan ludah, namun lama-lama kocokannya semakin mantap dan kencang

"Aaah.. " aku melengguh tertahan sambi memejam keenakan.

"Ah! Aduh! Sakit kah?" kata Liz takut-takut.

"Ng-nggak papa Liz, lanjutin aja," jawabku lemah

Liz melanjutkan mengocok kemaluanku, sambil melihat wajahku yang merem melek keenakan.

"Oooh ohh.. aku mengerang-erang. Cewek –cewek yang lain memperhatikan dengan seksama. Beberapa dari mereka memainkan puting susuku. Aku sempat melirik Ke bawah, Grace sedang mengelus perut bawahku, sementara Anggit memijat selangkanganku.

"Aaaaah.." aku semakin terangsang. Badanku menggeliat-geliat. Yang lainnya memegangi tangan dan kakiku.

Kocokan Liz semakin kencang. Birahiku semakin memuncak, ditambah lagi dengan 7 pasang mata yang melihatku telanjang bulat. Aku tidak bisa menahannya lagi. Tubuhku terangkat ke atas. Tungkaiku bergerak-gerak liar hinggamereka kewalahan memegangiku.

"Aaaah aaaah" aku berteriak. Spermaku menyembur tepat ke wajah Grace yang berada tepat di atas perutku. Sisanya menetes di tangan Liz.

Grace berteriak histeris dan berlari ke kamar mandi. Syokor, itu balasan karena memotong jembutku. Liz menyusulnya. Langkahnya lunglai.

Aku terengah di atas kasur. Aku memperhatikan wajah teman-temanku, semua berwajah tegang dan menatap nanar ke arah tubuh telanjangku. Aku bangkit turun dari ranjang, kubiarkan air maniku menetes-netes dilantai. Aku melewati Mia, ia masih terpaku, napasnya memburu. Biarlah, aku tidak peduli. Aku membersihan sisa air maniku di kamar mandi. Di sana ada Grace yang masih histeris membersihkan wajahnya yang penuh mani. Liz melihatku datang.

"Ajay.. maaf ya.. a-aku nggak nyangka jadi ginii," Liz tampak menyesal

"Nggak papa hehehe" jawabku, sambil menepuk kepalanya.

Aku kembali ke ruang tengah, mencari pakaianku. Tidak ada.

"Wooy.. siapa yang ngumpetin bajuku?!!" teriakku

Rere tampak tertawa-tawa. Gawat! Rupanya mereka menyembunyikan pakaianku.

"Asem, dasar ABG labil," omelku

====================

Dua jam kemudian, aku belum juga menemukan bajuku. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan-jalan di rumah sambil bugil. Biarlah, toh mereka semua sudah melihatku telanjang. Aku pergi ke dapur untuk mengambil minum, di sana ada Senja dan Mia.

"Kyaaaa!!!! Ajaaay!" Mereka terkejut melihatku datang.

"Jiah, malah takut.. Tadi katanya mau lihat ane bugil."

Cuek, aku membuka kulkas, mengambil minuman dingin, dan kembali ke ruang tengah. Saat melewati ruang makan, aku berpapasan dengan Rere. Sekelebat aku melihatnya melirik penisku.

Di sana ada Kania, Senja, Anggit, dan Mia. Mereka nonton sinetron yang di dubbing itu. Aku duduk di sofa, Kania dan Senja pindah tempat duduk menjauhiku.

"Ya elah, rugi sekolah tinggi-tinggi nontonnya cuma beginian," mereka cuek aja. Apa boleh buat aku terpaksa ikut menyaksikan pendekar yang bertarung melawan Naga dari CGI murahan.

Sebenarnya aku merasa aneh, baru beberapa hari yang lalu kami diskusi tugas kelompok. Sekarang aku malah duduk tanpa busana di hadapan mereka. Aku merasakan ada sensasi yang berbeda. Aku merasa terangsang saat mereka mencuri pandang kemaluanku. Tak terasa, penisku tegak lagi.

"Hiii kok bangun lagi," kata Senja sambil menutup mata dengan telapak tangannya.

"Dilihatin terus sih.." kataku, kubiarkan penisku mengacung tegak ke udara. .

"Udaaah.. ngapain siiih!" kata Senja sambil menutup penisku dengan bantalan kursi. Aku hanya tertawa.

Grace datang bersama Liz dan Rere. Liz duduk di sampingku. Grace memasukkan sesuatu ke dalam Player.

"Iiiih kok diganti!" protes Kania.

"Nonton ini dulu... Koleksi Baru," kata Grace sambil memematikan lampu. Ruangan menjadi gelap seperti bioskop.

TV layar datar itu mulai menampilkan adegan percumbuan. Oh, Bokep-nya Sora Aoi. Aku sudah punya dari dulu. Mereka menontonnya dengan takjub, meski ada satu dua orang yang malu-malu.

Dibawah bantal, penisku sudah ngaceng nggak karuan.

"Jay, kamu pernah ML sama cewe belum?" tanya seseorang

"Belum.." jawabku.

"Kalau ML sama cowok?"

"Apalagi" jawabku ketus.

"Oooooo" wajah mereka seperti tidak percaya.

Sepanjang film, mereka mewawancariku dan menanyakan macam-macam: dari petting, intercourse, ejakulasi, dan nama-nama pemain bokep.

"Kamu kok jago sih, Jay?" mereka takjub

"Dari bokep lah!"

"Eh, Kapan-kapan aku ngopi ya.." kata Grace. "...tapi aku ga mau bokep maho ya" katanya lagi

"ANE GA PUNYA BOKEP MAHO!"

"Iya.. iiya.. percaya deh Gay.. eh Jay"

Aku melotot ke arah Grace.

Sekarang TV menayangkan adeggan laki-laki sedang mengocok kontolnya, sesaat kemudian sperma-nya muncrat ke wajah Sora Aoi.

"Coli itu apaan sih jay?" Tanya Mia

Aku menjelaskan seperti seorang salesman.

"Emang enak?" tanyanya.

"Enak dong, makanya nagih," jawabku.

"Jay, coli dong sekarang."

Jantungku seperti berhenti berdetak. Aku memandang wajah Mia, matanya tampak penassaran. Sementara yang lain memandang penuh harap.

"Okay.. okay... Eh Grace, minta Lotion dong" kataku

"Siap Yang Mulia Ajay Vijay Hotahai" Grace lari ke kamarnya, dan kembali membawa lotion.

Aku menuangkan lotion ke atas kemaluanku yang tanpa bulu, dan meratakannya. Sekarang kemaluanku licin dan berkilap-kilap ditimpa cahaya tv.

Grace berjongkok di depanku dan ikut-ikutan menuangkan lotion ke atas dada dan perutku, sementara Mia dan Liz yang duduk di kiri-kananku meratakannya. Aku menggeliat-geliat kegelian. Seluruh tubuhku mengkilat seperti atlit binarangka.

"Mmmh.." aku mengurut penisku yang licin, membayangkan sedang di oral oleh Grace. Aku semakin bernafsu melihat tatapan mereka, tanpa berkedip memandangi tubuh telanjangku.

Pinggulku naik turun, membayangkan di atas tubuhku Liz sedang meronta-ronta liar. Dan kocokanku semakin kencang. Cewek-cewek itu menelan ludah.

Aku melirik Liz, napasnya tidak teratur. Tanganku yang satunya memegang tangan Liz, terasa panas.

Napasku semakin tersengal. Beberapa dari mereka salah tingkah, aku bisa melihat duduknya sudah tidak tenang lagi. Liz melingkarkan tangannya di pundakku, merangkulku. Aku meliriknya, wajahnya tampak sayu kemerahan. Tiba-tiba Liz meraih batang kemaluanku, dan mengocoknya liar.

Mataku seketika terpejam keenakan.

Liz mendekatkan wajahnya ke wajahku, napasnya harum sekali.

"Lizhhh.. ngapain kamu...?" erangku tidak jelas saat Liz mulai mencium leherku, dan menggigit-gigitnya. Aku menggelinjang tidak karuan.

Cewek-cewek yang lain ikut bernafsu melihat aksi Lliz. Sekilas aku melihat Rere mengusap-usap kemaluannya sendiri

Bibirnya turun menuju puting kiriku. Ia menjilatinya, dan melumat putingku dengan rakus. Tangan kirinya mengocok batang penisku dengan RPM tinggi. Aku tak bisa berpikir jernih. Aku memeluk tubuh Liz dan meremas-remas payudaranya, terasa kenyal.

Para pembaca yang budiman, bisakah anda membayangkan? Telanjang Di coliin bahan coli anda selama ini? Dan disaksikan oleh sekian pasang mata? Sungguh sensasi yang luar biasa.

Tubuhku mengejang hebat. Aku memeluk tubuh Liz erat erat-erat. Aku menggelinjang liar. Kemaluan berkedut-kedut dan memuntahkan cairan kental –lebih banyak dari sebelumnya- ke dada dan tangan liz. Grace yang berjongkok kecipratan pada wajahnya. Kontan ia histeris dan berlari ke manar mandi –lagi-

Aku tersengal sengal, begitu juga Liz.

"Liz,.. lu gila juga ya..." kata Rere, celananya juga terlihat basah.

Aku melihat ke sekitar. Tampang yang lain sudah tidak karuan. Senja meringkuk di pojokan sambil memeluk bantal. Anggit dan kania berpelukan bingung. Mia -duduk di sebelahku- bengong, memandangi dada Liz yang setengah terbuka.

Aku memandangi wajah Liz, wajahnya tampak cantik. Pipinya yang chubby basah oleh keringat. Aku memandangi TV yang hanya menampilkan layar biru bertuliskan "VIDEO".

Aku menghela napas, alangkah gilanya malam ini.

= = = = = = = = = = = = = =

Sudah hampir tengah malam. Grace baru pulang dari mengantar Anggit balik ke rumahnya. Sekedar mengingatkan, sebentar lagi Anggit akan menikah.

Mereka berganti dengan pakaian tidur. Aku hanya menelan ludah melihat pakaian yang mereka kenakan: celana pendek-tank top, celana pendek- kaus ketat, daster tipis. Hanya Senja yang mengenakan piyama lengan panjang.

"Buset, seksi bener... ga malu ya, kan ada ane?" Aku melihat Rere mengenakan celana pendek dan singlet tanpa BH, putingnya terlihat jelas. Dibelakangnya ada Liz mengenakan daster batik pendek tanpa lengan. Aku bisa melihat pahanya yang mulus.

"Lah, loe sendiri makai apa?" kata Rere. Sepasang payudaranya berguncang-guncang di depanku.

"Oh iya, Hehhehe" aku cengegesan, sambil melihat penisku yang berdiri tegak tidak ditutupi apa-apa.

Para pembaca yang budiman, adalah bohong bin ngibul kalau aku mengatakan malam itu aku tidur bareng mereka dan ngentotin mereka satu-satu. Aku kecewa saat Grace menyuruhku tidur di ruang tengah.

"Huh, habis mani sepah dibuang" aku bersungut-sungut.

Tak lama kemudian aku bisa mendengar mereka tertawa-tawa dan bercanda di dalam kamar Grace. Mungkin berdiskusi tentang penisku.

Aku menyalakan TV, oh Grace ternyata berlangganan TV kabel. Lumayan, numpang nonton. Aku mengganti saluran, mencari Fashion TV. Mau cari bahan coli, pikirku. Yaaah, ternyata muncul tulisan -ANDA BELUM BERLANGGANAN SALURAN INI HARAP HUBUNGI TV BERLANGGANAN ANDA-. Aku menggantinya ke HBO, ada film tentang koboi, yah daripada ga ada kerjaan.

"hihihihi.." kudengar mereka tertawa-tawa di dalam kamar Grace.

"kyaa.. kyaaaa" sepertinya menyenangkan di dalam sana.

"Iiiih.. Grace ngapain siiih"

"hihihi" mereka tertawa lagi.

"iiii grace, dipakai sana bajunya..." aku menajamkan pendengaranku

"kyaaa.. kya.aa.. grace telanjang... hihihihi" mendengar itu mau tak mau batang penisku berdiri lagi.

"Liiiiiiz! Kamu juga bukaa" aku mendengar suara Grace

"kyaa kyaa..." mereka histeris di dalam kamar.

Entah apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Imajinasiku mulai liar. Aku mulai mengocok batang penisku. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan sedang ngentotin Liz dan Grace. Mendesah keenakan, tangan kananku mengocok batang penis, sementara tangan kiri mengurut-ngurut selangkanganku.

Tiba-tiba pintu terbuka, Liz dan Mia keluar kamar. Aku tidak mempedulikan mereka, sambil tetap mengocok penisku. Kubiarkan mereka menyaksikanku masturbasi.

Tak lama, pantatku terangkat, tubuhku kejang-kejang. Air maniku sudah habis, aku orgasme hanya mengeluarkan sedikit cairan encer.

Aku terenggah enggah, Liz dan Mia hanya melongo melihatku

"A-ajay.. ternyata kamu..." wajahnya seperti kasihan kepadaku. Aku bingung.

Aku menoleh ke layar TV, sedang ada adegan persetubuhan antara dua pria di dalam tenda. (Sekarang aku baru tahu, film itu berjudul Brokeback Mountain)

"Eh.. b-bukan... a-anu... ng-nganu..." aku segera mengganti channel.

"Tenang Jay.. kita nggak akan bilang-bilang ke temen-temen kok," kata Mia.

─Wajahnya tampak serius-

= = = = = = = = = = = = = = = =

Keesokan paginya, Liz mengantarku pulang ke kos dengan motor, aku duduk di depan.

"Wah, gila bener dah..." komentarku

Liz hanya tertawa kecil.

"Anggit akhirnya nikah juga, ya.."

"Iya.."

"Kamu kapan nyusul?" pancingku.

Semenjak pengalaman semalam, aku jadi kepikiran ganti menggebet Liz saja.

"Ng-nggak tahu deh.."

"Eh Liz, ntar malam ke mantenan Anggit barengan yuk!" ajakku.

"Umm, tapi aku sudah ada janji, berangkat ke sana sama Bang Igo."

Beberapa minggu kemudian, saat Ujian Akhir Semester, aku baru tahu bahwa Liz sudah jadian dengan Bang Igo, senior kami.

Well... Fuck...


TO BE CONTINUED ON:
"TRJBK NSTLG"

68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f334b74586a4968777752647343673d3d2d3631313332373533312e3135346532383263313036376532623936393835383031303036352e6a7067
 
cerita lama ini gan, cerpan kedua yg saya tulis
 
asekkk suhu, cerita yg sangat menarik, diselengi ama komedi kocak, konak juga bacanya

jd intinya lu gay kagak suhu???
hahahha:pandaketawa::pandaketawa:
 
Jiaaaaaa... Terjebak nostalgila di post dimarihh.. Jadi ini promo nih ya om jay.. Pastinya lancar lah ya. Di wattpad sampe bikin alternate ending.. :beer:
 
saluut suhu ...
seger bener bacanya ... tegang juga.

lanjut hu....
buka lapak dimari y...
:beer::semangat:
 
Akhirnya Suhu Jay kembali lagi. Welcome back suhu
 
Mantap cerita nya jay.. Bisa buat novel ini..
 
Jiaaaaaa... Terjebak nostalgila di post dimarihh.. Jadi ini promo nih ya om jay.. Pastinya lancar lah ya. Di wattpad sampe bikin alternate ending.. :beer:
alternate ending itu justru ending asli sejak masih di forum kr*c*l dulu
 
cerita lama ini gan, cerpan kedua yg saya tulis

udah nebak cerita lama, membayangkan zaman sekarang ce ga tau sex semasa kuliah agak absurd.
mungkin pelru diberi penjelasan di awal kisah ini berseting awal 2000an yang perawan tak berdosa banyak bertebaran
 
Kisah coli yang sungguh luar biasa hu... kyaaa...kyaaa..kyaaa....
 
Si Jay Anjaay... Kirain ada yang dieksekusi... Malah cuma coli. Hadeuh.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd