Part 12
EWI
ARGON
Malam ini aku susah tidur. Pikiranku lagi kalut memikirkan anak istriku, aku tidak tau apakah semarah itu, hingga istriku pergi menghilang entah kemana. Dan yang membuat hatiku semakin pilu, aku tidak bisa melihat anakku, yang semakin hari semakin aku rindukan.
Rasa sesal mulai perlahan menghujam hatiku, darah mulai menggumpal di sel sel syaraf otakku, hingga aku harus mencari Koyok untuk menghangatkan kepalaku. dan itu kurang berhasil. Untuk mengurangi dan menghilangkan rasa Nyut Nyut yang belum hilang di kepalaku. Aku menghidupku Tv, dan menonton acara Dangdutan.
Aku bangun dari tempat tidurku, Volume suara Tv aku tinggikan. Kedua Tanganku mengepal, tapi jari jempolku berdiri, mataku tertutup, kakipun mulai bergerak, pinggulkupun bergoyang seirama jari jempolku mengikuti suara dendang yang di lantunkan Zaskia Gotik.
Jika ada yang melihatku dengan tingkah seperti ini, aku yakin mereka akan menganggapku orang Stres. Padahal Aku memang lagi Stres, dan untuk menurunkan tingkat stresku, hanya ada dua cara yang menurutku paling ampuh. Dengerin musik Dangdut sambil Joget, Atau melakukan hubungan Sex.
Dan untuk malam ini, pilihan hanya ada satu, Yaitu Dengar musik Dangdut sambil Joget dengan gaya ala orang mabuk. Sedangkan untuk pilihan kedua, sangat jauh panggang dari api.
Hampir satu jam lebih aku berjoget ria sendirian, tanpa ada satupun orang yang menemani, hingga akhirnya aku lelah sendiri, dan rasa haus memaksaku untuk keluar dari kamar dan menuju dapur untuk mengambil air. Tapi, ketika kau melewati kamar Ewi, aku mendengar suara desahan.
"Ohhhhh...... Oh....... Kentok pepekku...!"
"Ohhhhh.... Ohhhhh.... Teruuussss...!
Aku mencoba mencari celah untuk mengintip, tapi tidak ada satupun yang dapat kutemukan celah atau lubang untuk mengintip. Akupun meninggalkan kamar Ewi dengan suara desahannya.
Sesampainta didapur, aku memvuka kulkas, dan mengambil air es.
" Glleeekkkk.... Gleekkk... Gleekkk.!"
Satu cangkir air Es ludes kuminum, aku kemudian mengambil biskuit tanpa merek dan memakannya.
Kemudian akupun kembali kekamarku, ketika melewati kamar Ewi, aku sudah tidak mendengar lagi suara suara desahan, aku hanya mendengar suara Cicak yang lagi kawin dari kamir Ewi.
"Oohhhhh....ohhhhh...
Ccciiikkkk ..ciiiikkk..!
"Ohhhh..... Ciiikkk..... Cikkk..!
Aku mendengar begitu ramai suara Cicak dari kamar Ewi... Suara suara desahan Cicak yang hanya bisa di pahami oleh para Cicak sendiri membuat kupingku sakit. Menurut perkira'anku, para Cicak sedang melakukan Treesoome.. ( hanya Intermezzo )
Kita tinggalkan saja urusan para Cicak, karna sekarang aku mendengar suara Ewi yang lagi menangis. Aku menempelkan kupingku kepintu kamar Ewi, agar aku bisa lebih jelas mendengar suaranya.
" Aku nggak mau lagi melakukannya..! Hiiiikkkkk......hiiiiiikkkk..!"
Suara isakan tangis Ewi begitu jelas terdengar di kupingku.
"" Sudah kubilang aku nggak mau.. Tolong... Jangan paksa aku lagi..!"
Ada apa sebenarnya yang terjadi dengan Ewi, sepertinya dia menerima tekanan. Tapi siapa..? Aku tidak mendengar suara orang lain kecuali suaranya, atau apakah dia sedang menelfon seseorang, dan orang yang ditelfon Ewi itu sedang memerasnya.
Aku bingung harus bagaiamana, apakah aku harus menggedor pintu kamarnya, dan masuk seperti seorang pahlawan, tapi aku takut jika dia tersinggung, dan mengusirku dari rumah ini, karena terlalu mencampuri urusan pribadinya. Dan jika benat dia mengusirku, aku harus kemana. Apalagi ini tengah malam. Tapi aku juga penasaran akan kondisinya sekarang, apalagi mendengar suara isakan tangisnya itu, membuat hatiku sebagai seorang pria, merasa terenyuh.
Akupun memutusku untuk membiarkan Ewi dengan kesedihannya, dan pergi menuju kamarku kembali. Didalam kamar, aku rebahan dengan segala macam pikiran, aku mematikan Tv yang dari tadi hidup. Aku menarik nafas dengan dalam. Dan mencoba untuk tidur.
™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™
"TET... TENIT... TENOT.."
"NOT.. NOT.. TENOT.."
Suar Hp pemberian Tika berdering mengganggu tidurku. Dengan malas Aku menggapai Hp yang berada dekat kepalaku, ketika aku ingin menekan tombol terima, suara deringnya berhenti. Miscol.
Akupun melihat Jam di Hp. Ternyata sudah Jam 8 pagi, dan sebuah notifikasi "satu pesan belum dibaca". Dengan malas aku bangun, dan membuka pesan yang ternyata dari Tika.
" dua hari ini nggak usah datang, lakiku nginap selam tiga hari,,,, mmmmuuaaaahhh... Aku rindu kamu...
Tika.."!"
Sebuah pesan dari Tika. Dan sebuah senyuman terukir di bibirku yang hitam. Kalimat terakhir dari S..M.S nya membuat hatiku dipenuhi dengan mekar mekar bunga yang mewangi. Sepertinya aku telah jatuh cinta. Mungkinn..!!!!!!
Akupun keluar dari kamar, dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu aku kedapur untuk membuat secangkir Teh. Aku melihat meja makan masih kosong, dan aku yakin kalau Ewi masih belum bangun. Karena kalau dia sudah bangun, pasti meja makan telah berisi.
Akupun memutuskan untuk membuat sarapan untuk kami berdua, sarapan yang gampang untuk dimasak, apalagi kalau bukan Nasi Goreng dengan Telor Ceplok dengan sedikit Mentimun.
"Srekkkk.... Sreeeekkkk...!"
Dengan sedikit gaya ala Koki terkenal, aku memasak Nasi Goreng, yang hanya butuh waku 15 menit, setelah itu aku tata diatas meja makandengan rapi. Akupun menuju kamar Ewi untuk membangunkannya. CAPER Sedikit nggak apa apalah, namanya juga numpang.
Akupun mengetuk pintu kamar Ewi, dan hingga lima ketukan tidak ada juga sahutan dari dalam. Kupegang handel pintu, dan ketika kuputar, ternyata pintu kamarnya tidak terkunci. Aku memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut.
"Kreeeeekkk.!"
Pintu kamarnya terbuka setengah, dan aku melihat Ewi masih terlelap dengan posisi telentang, kedua kakinya melebar dan daster tidurnya tersingkap hingga menunjukkan pahanya yang mulus, bahkan celana dalamnya yang berwarna Pink melambai lambai dikelopak mataku, seakan memanggilku untuk memeriksa apa yang tersembunyi didalamnya.
Aku mencoba menahan gejolak di hati. walau sebenarnya jakunku naik turun akibat melihat pemandangan yang sangat exotic ini. Aku kembali membangunkannya dengan memanggil namanya.
"Ewii..... Ewiiii....! Aku memanggil namanya.
" Hmmmmmm......" Ewi hanya menggeliat.
"Udah pagi Wi..! Kau nggak kerja..."
"Hmmmmm... Ia....." Jawab Ewi.
Kemudian dia duduk dengan mata masih ketutup.
Sebelum dia melihat wajahku yang sedikt nafsu, akibat melihat selangkangannya yang terbuka, akupun menutup kembali pintu kamarnya dengan pelan, dan pergi kembali ke meja makan untuk menunggunya makan bersama.
Beberapa menit kemudian Ewi muncul dengan masih mengenakan Daster tidurnya yang tipis. Hingga celana dalam Pinknya kembali membayang, dan yang semakin membuat jakunku naik turun, Ewi ternyata tidak mengenakan Bh, hingga puting payudaranya tergambar dengan jelas.
Tapi ketika melihat wajahnya yang masih lusuh, dan kelopak matanya yang sembab, membuat perasa'anku berubah menjadi simpatik. Tanpa banyak bicara Ewi duduk dibalik meja makan dengan posisi menghadap kearahku. Dengan sigap aku melayaninya dengan mengambilkan nasi gorengnya, beserta sendoknya dan segelas Teh hangat. Ewi hanya tersenyum simpul, senyum yang terpaksa, senyum yang tidak memiliki makna.
"Yuk... Kita sarapan dulu.. Ini spesial aku masakin untukmu." Ucapku. Raut wajah Ewi tetap dingin dan diapun mulai makan nasi goreng buatanku.
Walau semangat hidupnya untuk melewati hari ini hilang, tapi semangatnya untuk menyantap Nasi Goreng buatanku nggak pudar sama sekali, dengan lahapnya Ewi menyantapnya hingga hanya menyisakan piring dan sepasang sendok.
"Gi mana??? Masakanku enak ya.. Sampai ludes kayak gitu..!!!???" Tanyaku.
"Kebetulan saja aku lapar.. Mmmmm.... Tapi lumayan lah..!!"
Kemudian Ewi pergi meninggalkanku menuju ke kamarnya lagi. Dan akupun merapikan meja makan, setelah itu aku menyusul Ewi kekamarnya. Sebelum masuk, aku mengetuk pintunya.
"Boleh aku masuk...!??"
"Masuk aja Gon...!!" Jawab Ewi dari dalam kamar. Suaranya masih menyisakan sendu.
Akupun masuk kedalam kemarnya. Kamarnya begitu rapi, hanya tempat tidurnya yang masih berantakan, mungkin dia belum sempat merapikannya. Aku melihat Ewi duduk didepan meja riasnya, matanya menatap kosong ke arah kaca. Aku hanya bisa menerka nerka, masalah apa yang tengah menimpa Ewi.
"Boleh aku nanya Wi...??" Aku mencoba membuka pembicara'an sambil merapikan tempat tidur Ewi.
" Nggak usah kau rapikan Gon..! Aku aja nanti yang ngerapikan...!" Ewi malah melarangku untuk merapikan tempat tidurnya, bukannya malah menjawab pertanya'anku.
"Nggak apa apa kok.!"
"Kau mau nanya apa Gon.? Ewi memutar badannya membelakangi kaca rias, dan menghadap kearahku.
" Gini...! Bukannya aku sok perhatian. Tapi aku lihat, sepertinya kau punya masalah dengan bang Sumanggor ya..!" Dengan sedikit ragu aku bertanya pada Ewi.
"Bukan urusanmu..! Sangat ketus jawaban Ewi.
Akupun terdiam, dan tidak ingin melanjutkan pertanya'an yang meyangkut kehidupan pribadinya. Aku kembali melanjutkan kegiatanku merapikan tempat tidur Ewi yang hanya tinggal meletakkan bantal pada tempatnya. Akupun pamitan untuk menuju kamarku lagi.
" Gon...!" Panggil Ewi ketika aku hendak menutup kembali pintu kamarnya dari luar. Akupun menghentikan langkahku.
"Ya..!" Jawabku pelan.
"Ma'af kalau aku terlalu ketus denganmu." Nada suaranya masih sendu, dan aku hanya diam terpaku. " bisakah kau menemaniku sebentar saja dikamar ini.?? Pintanya tanpa menoleh kearahku.
Aku kembali masuk kedalam kamarnya dan duduk di tepian ranjang yang sudah rapi oleh tanganku. Sejenak kami hanya diam dengan pikiran masing masing. Aku bingung, bagaimana caranya membuka pembicara'an dengan suasana dingin seperti ini. Ewi kemudian mengambil Hp nya, dan menghubungi seseorang.
"Kau datang kerumahku ya...! Aku lagi galau nih..!.".............. "Aku tunggu." ................ " Boleh"!
Ewi kemudian menutup Hp nya.dan berjalan kearahku, dan duduk tepat di sampingku.
.
.
LANJUT DI BAWAH
.