kisaku
Adik Semprot
- Daftar
- 7 Sep 2012
- Post
- 117
- Like diterima
- 266
SEPULUH SARAN UNTUK MENIKMATI CERITA HASIL : CWK GTL - CWK GNS - CWK SDS:
1. Cerita ini adalah khayalan belaka , tak ada kaitan dengan tokoh manapun dalam kehidupan sebenarnya
2. Nikmatilah cerita ini dengan rileks , buanglah kepenatan setelah berjuang seharian mencari sesuap nasi
3. Boleh dinikmati sekali , dua kali atau tiga kali sehari - tak ada keharusan pemakaian dengan resep dokter
4. Dapat dinikmati sebelum makan , disaat makan atau sesudah makan , tidak akan mengganggu lambung
5. Boleh dinikmati dengan busana resmi-lengkap , pakaian bebas , pakaian daerah , juga boleh tanpa baju
6. Dapat dinikmati dalam posisi duduk , berdiri , tiduran , terlentang , terlungkup , atau bahkan nungging
7. Boleh dibaca dikamar tamu, dikamar makan, dikamar mandi, dikamar tidur, tapi jangan dikamar kerja
8. Baca sendirian boleh tapi pasti lebih mantab bersama partner dan keduanya berpakaian ala Adam & Eva
9. Ilham cerita dari CWK GNS - di tulis menjadi cerita oleh CWK GTL - tambahan foto-foto dari CWK GNS
10. Sebagai finishing touch dikoreksi, diberi bumbu lezat dan ditambahkan foto dimana perlu oleh CWK SDS
#######################
EPILOG
Cerita ini adalah lanjutan dari kisah hangat pernah di rilis diawal blogs yang semarak memenuhi cyberspace Nusantara. Pernah dimuat di weblog "ah-uh****" dengan judul "Desahan Santi dkk." , Hampir dalam waktu bersamaan tampil pula di weblog "17 Tahun.com" serta "Sawomatang.com" dan masih ada beberapa weblogs lainnya yang kini sudah almarhum. Tentunya tak terlupakan pula pernah muncul di-blog asuhan boss Shusaku namun judulnya diganti oleh sang pengarang menjadi "The Hottest Liveshow". Penasaran ? Silahkan tanya karena pasti boss Shu tahu persis cerita apa dimaksud - atau research sendiri sambil baca cerita-cerita lama tak kalah hot dengan yang baru.
########################
Preview
tiga orang gadis cantik rupawan dari kalangan upper class (the beauties) memenuhi undangan rekan sekuliah Erwin yang kaya raya untuk "sukarela" melakukan orgy dan bahkan bergantian di-gangbang oleh lima orang kuli pekerja kasar pekerja (the beasts) dari perusahaan milik orang tua Erwin di rumah yang juga masih satu kompleks dengan pabriknya di kota Bandung. Kini beberapa tahun telah berlalu dan ketiga gadis yang bernama Santi, Sandra dan Ivana telah lulus kuliah , telah sukses dalam kehidupan karier mereka dan dua orang telah menemukan jodohnya , sedangkan yang seorang masih tetap sendirian karena mungkin memang "berat" jodoh" dan agaknya lebih mementingkan kehidupan bebas.
Setelah mereka menempuh jalan kehidupan masing-masing secara kebetulan mereka pernah bertemu dan berkumpul kembali - reunian kecil katakanlah tanpa partner mereka. Dalam pertemuan dengan percakapan bebas itu muncul kenangan disaat mereka mengalami peristiwa di rumah Erwin , dan dengan ke-genitan wanita dewasa yang tak kalah dengan kegenitan ABG mereka saling menceritakan kembali apa rasa tubuh mereka disaat orgy party di rumah teman pria mereka itu. Bagai anak kecil tak mau kalah dengan temannya membanggakan mainan baru , mereka berusaha membandingkan apa dan bagaimana bentuk badan kuli kuli yang menggarap tubuh mereka, bahkan bau badan, mulut, kemaluan serta sperma yang terpaksa (?) mereka telan juga dijadikan bahan pergunjingan. Mereka secara bebas menceritakan kuli mana (nama tepatnya sang kuli sebagian sudah mereka lupakan) yang menurut mereka masingmasing paling "hebat" dan jago sanggup membangunkan gairah mereka. Tanpa disadari mereka sampai membandingkan rasa yang dialami disaat dipaksa (?) orgasmus berulang-ulang baik saat digarap berulang , bergantian dan massal sekaligus.
Sebagaimana wanita modern ketika berkumpul sesama jenis mereka sambil tertawa geli dan terbahak amburadul mnceritakan bagaimana fantasy mereka setelah peristiwa di rumah Erwin. Akhirnya mereka berkesimpulan dan secara jujur mengakui satu sama lain bahwa kejadian tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sex mereka.
Mereka berterus terang satu sama lain bahwa tidak mau untuk dijadikan seterusnya budak sex didalam kehidupan suami istri. Namun misalnya suami mereka disaat ML ingin bermain "sandiwara" memaksakan hubungan sex baik secara halus maupun (agak) kasar dan untuk semalam dijadikan budak sex yang harus patuh dan menyerah atas kemauan dan diapakan saja oleh suami (asal tak sampai luka) maka tak ada satupun yang menolak......
Setelah reunian tak resmi itu mereka kembali sibuk dengan tugas sehari-hari, juga tugas diranjang melayani suami, dan tanpa disadari kenangan di saat mengalami orgy itu menambah semaraknya ML dengan sang suami.
.
Sequel ini adalah kelanjutan hidup mereka yang mungkin karena sudah suratan takdir memiliki episodes tak kalah hangatnya dibandingkan dengan pengalaman mereka di rumah teman mereka ketika menghadapi kelima kuli kasar itu.
Dibawah ini adalah pengalaman dari Santi.
############################
Mobil Peugeot 308 Luxus Edition berwarna light green silver metallic memasuki halaman dan garasi sebuah villa mewah di kompleks perumahan elite diluar kota Jakarta. Setelah mobil memasuki garasi keluarlah pengendaranya, seorang wanita ayu manis bertubuh ramping namun padat sekal bahenol kata orang Sunda. Dilepasnya kaca mata mahal khusus penahan sinar matahari model terbaru merk Yves St. Laurent, lalu dengan langkah gemulai wanita cantik ini masuk kedalam rumah melewati pintu penghubung antara garasi , ruang kecil tambahan diantara dapur dan ruang tamu. Sesampainya diruang tamu dihempaskannya tubuhnya yang sintal keatas sofa , diletakkannya kunci mobil dan kunci rumah yang menjadi satu dalam portemonaé kulit asli dengan initial VSO - dan ini merupakan singkatan dari nama si wanita : Valentina Santi O.............. Sepatunya yang ternyata juga model terakhir dari mode Italia "Salvatore" terlepas sehingga terlihat kaki yang kecil dengan jari-jari mungil dan kulit telapak licin berwarna agak kemerahan. Di pergelangan kaki kanannya terdapat lilitan kalung amat tipis halus berwarna keemasan dengan tulisan gravur "Belong to my love, Edo".Wanita cantik dengan nama panggilan sehari-hari "Santi" ini masih single dan hidup sendirian hanya dengan pembantu tua bernama Misem, villa tempat tinggalnya adalah milik sendiri yang dibelinya satu tahun lalu. Santi adalah wanita pengejar karier, sarjana ekonomi lulusan perguruan tinggi terkenal di Bandung , selain itu mempunyai tambahan titel MBA (Master of Bussiness Administration) dari Universitas Nyenrode Breukelen Utrecht, di negeri Belanda. Ia melanjutkan study-nya di Belanda karena kebetulan tantenya yang menikah dengan orang Indo telah bermukim lebih dari tigapuluh tahun disitu. Oleh karena sarjana lulusan Belanda umumnya multi lingual maka Santi selain fasih berbahasa Inggris, juga lancar dalam bahasa Belanda, Jerman serta Perancis.Dengan modal seperti itu dan pergaulan yang cukup luas sejak ia sering survey dan research untuk memperoleh ijazah S3 (PhD) tak heran setelah kembali di Indonesia Santi yang memang sangat intelligent itu langsung memperoleh pekerjaan dan posisi sangat tinggi di sebuah Bank Internasional di daerah Jakarta Selatan Kompleks World Trade Centre. Posisinya itu hanya dalam waktu setahun sudah melonjak mencapai Vice Director , titik berat kegiatannya adalah dalam bidang valuta asing [forex], juga semua yang menyangkut persoalan asuransi, dan terutama ia selalu menjadi penghubung penting bagi nasabah orang asing , karena kepandaiannya dalam pelbagai bahasa. Kecantikannya dan keramah tamahannya namun disamping itu penampilan yang anggun disertai ketegasan membuat semua orang sangat hormat padanya. Dalam meeting yang dilakukan setiap minggu di ruangan conference direksi , dimana dengan hubungan langsung satelit dapat berdiskusi dengan bank-bank asing LN, terlihatlah bagaimana Santi tanya jawab dan berceramah begitu lancar dalam pelbagai bahasa asing , sehingga direktur sendiri merasa iri dan segan terhadap wanita karier ini. Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana pendapatan Santi dengan kedudukannya yang tinggi itu, selain villa yang dimiliki, mobil Peugeot untuk sehari-hari serta Daimler Mercedes Benz SLE - AMG tuning untuk keperluan resmi, juga uang tabungannya di pelbagai bank di empat benua (Amerika, Australia , Asia dan Eropa) cukup dipakai tujuh turunan hidup di Indonesia.
Di rumahnya yang mewah berbentuk villa itu juga dilengkapi dengan ruangan fitness serta sauna, dimana Santi setelah letih bekerja selalu memelihara kesehatan tubuhnya. Oleh karena itu tubuhnya tetap elok dan langsing, buah dada membusung dengan ukuran 36B , pinggul dan bulatan pantat sangat membangunkan gairah lelaki , apalagi jika sedang berjalan terlihat mengayun dan bergoyang alamiah bagai terputar kekiri kekanan namun tak di buat-buat seperti pelbagai penyanyi dangdut pengebor diatas panggung. Tak ada kesan bahwa goyangan paha dan pinggul itu menghentak-hentak, namun lemah gemulai bak penari puteri keraton setelah latihan bertahun tahun. Santi memejamkan matanya dan berusaha melupakan pekerjaannya di hari Jum'at ini setelah sibuk dengan meeting dengan team direksi dari Hongkong , selain itu juga tiga nasabah lelaki dari Afrika dan Timur Tengah.
Sebagaimana sering terjadi maka nasabah dari pelbagai Timur Tengah serta benua Afrika agaknya kurang atau belum dapat menerima bahwa seorang wanita muda cantik jelita menjabat kedudukan tinggi. Mereka sering sekali berusaha untuk mengabaikan bank employé jika itu seorang wanita , juga setelah mengetahui bahwa si wanita itu kedudukannya sangat tinggi dan intelligent maka mereka berusaha pelbagai cara untuk merayu. Yah sudahlah fikir Santi selalu - mereka datang dari belahan dunia lain , selain itu mungkin sekali akibat tradisi ribuan tahun rendahnya posisi wanita masyarakat disana dan keyakinan yang di-anut mempengaruhi sifat mereka. Rasa kesebalan Santi terhadap nasabah itu pudar ketika nasabah terakhir yang datang tak terduga sama sekali adalah teman akrab sejak kuliah yang sudah beberapa waktu tak berjumpa : Sandra ! Sudah agak lama juga Sandra tidak ke bank tempat Santi bekerja , biasanya yang lebih sering datang adalah suaminya Sandra yaitu Hendra karena urusan transfer uang asing yang berhubungan dengan urusan bussiness. Hendra pernah mengalami kesulitan dalam persoalan transfer valuta asing namun atas bantuan Santi maka semua dapat diselesaikan tepat pada waktunya , sehingga urusan bussinessnya tetap lancar tanpa gangguan hingga kini. Sebagai rasa terima kasih maka Hendra pernah mengajak Santi makan malam disebuah restoran sangat mewah di complex pusat perbelanjaan mahal setelah keduanya selesai dengan tugas di tempat kerja masing-masing. Diner khusus sangat luxus yang terdiri dari enam babak itu disertai pula dengan champagne Chardonnay Chateau Provance Perancis dengan harga satu botolnya melebihi lima setengah juta Rupiah. Pada saat itu Sandra sedang ikut tour keliling Eropah Selatan dan Laut Tengah selama dua minggu bersama dengan rombongan kaum wanita berdompet tebal.
Hendra tak dapat ikut karena kebetulan sedang sibuk sekali mengurus proyek baik di Indonesia maupun beberapa negara lain di Asia Tenggara , jadi setelah pulang kerja cukup penat merasa kesepian. Santi yang sampai saat itu juga masih lajang tanpa partner pasti karena terlalu sibuk pula dengan urusan karrier sendiri terkadang kesepian pula setelah sibuk dengan urusan perbankan internasional. Dua insan nan kesepian itu terbawa pengaruh latar belakang musik romantis selama makan malam bersama, ditambah aperitif Kir Royal dan champagne, akhirnya turun ke lantai dansa menjelang tengah malam , dan tanpa menyadari penuh kelanjutannya memasuki kamar tidur yang sama di hotel kelas internasional bintang enam yang terletak di seberang complex perbelanjaan mahal itu.
Perselingkuhan yang berlangsung beberapa jam itu rupanya tak hanya berlangsung sekali , karena Hendra yang telah mencicipi lezatnya "jajanan" kelas satu ini menjadi ketagihan. Terutama kepandaian Santi mengoralnya sedemikian rupa sehingga Hendra merasakan terbang dilangit ke tujuh. Istrinya sendiri, Sandra juga pandai sekali mengoralnya, namun Santi dengan kuluman dan kocokannya cepat dapat membuat Hendra hampir mencapai puncak. Berbeda dengan Sandra istrinya maka Santi justru menghentikan kegiatannya , tak dibiarkannya Hendra mencapai orgasmus, membuat Hendra ter-engah² mengharapkan kepuasan. Setelah Hendra mulai mereda ketegangan ereksinya maka Santi memulai kembali kepandaiaan mulut , bibir dan lidahnya sehingga Hendra seolah² dipaksa kembali menaiki keterjalan puncak gunung yang justru baru dituruninya. Beberapa kali Hendra diperlakukannya sedemikian rupa, dan setelah Hendra penasaran merespons memakai gaya posisi 69, barulah akhirnya keduanya mencapai orgasmus bersama - pengalaman ini membuat Hendra bagaikan kecanduan hebat. Dimana ada kesempatan Hendra selalu ingin bertemu lagi dengan Santi , namun Santi merasa tak enak hati karena Sandra adalah teman lamanya, sehingga dengan pelbagai alasan selalu ia berusaha menghindar. Oleh karena itu perselingkuhan Hendra dengan Santi "hanya" sempat berlangsung sebanyak tiga kali - namun perselingkuhan ketiga terjadi di hotel Grand Melia tanpa disadari keduanya terlihat oleh salah seorang cleaning service yang mengenali Hendra karena adik wanita cleaning service bekerja dirumah Hendra sebagai pembantu. Tanpa mereka ketahui maka cleaning service ini membuat beberapa foto dengan HP-nya ketika mereka sedang check-in , bersama-sama masuk lift , berjalan gandengan di corridor dan masuk kedalam kamar tidur bersama. Foto ini diperlihatkan oleh si cleaning service kepada adik perempuannya yang tentu saja gossip dan menceritakan lagi kepada majikannya yaitu Sandra. Tentu saja dengan segala macam taktik Hendra diawal mula membantah persoalan perselingkuhannya itu sampai diperlihatkan fotonya dihotel barulah Hendra mengaku dan sekaligus berjanji bersumpah untuk tak akan mengulang perselingkuhannya dengan Santi. Namun Sandra yang sedang mengalami schock karena belum lama dilecehkan oleh mang Usep, Andang, Kyai Musiroh dll. (baca kisah Sandra sebelum ini) merencanakan untuk "membalas" perselingkuhan suaminya itu.
Sandra tak segera menemukan jalan bagaimana membalas perbuatan Hendra suaminya karena ia sendiri kesulitan berada dalam kekuasaan dan cengkraman mang Usep dkk. Sehingga fikiran nakal dan cemburunya sementara diarahkan kepada teman lamanya Santi yang semakin lama semakin sukses dibidang karrier , namun agaknya belum berniat mengikatkan dirinya di dalam jenjang pernikahan. Benak Sandra berusaha mencari jalan bagaimana menjebak Santi agar menjadi mangsa kumpulan lelaki-lelaki kasar seperti yang telah dan sedang dialaminya - dan untuk itu hanya tinggal menunggu waktu dan tempat yang baik. Akhirnya Sandra merencanakan untuk "membagi nasibnya" dengan Santi di villa baru milik Hendra terletak antara Puncak dan Cipayung, dan kesempatan itu ternyata datang lebih cepat daripada semula diduga. Tentu saja harus diatur di saat Hendra berada di LN dan para tokoh lelaki 'beast'-nya sedang tidak sibuk bekerja di pembangunan. Kebetulan seminggu setelah perayaan Imlek seperti lazimnya hampir tiap tahun hujan deras tak henti²nya sehingga Jakarta sampai ke Bogor dan Bandung pun dimana-mana banjir dan kegiatan pembangunan oleh kontraktor juga terpaksa dihentikan sementara sejak hari Rabu. Sandra yang bertemu Santi di Bank Internasional di tempat kerjanya mengajak temannya untuk week-end di villa Hendra yang memang belum pernah di kunjungi oleh Santi. Tak terfikir oleh Santi bahwa ia akan mengalami jebakannya Sandra dan "de-ja-vu" seperti beberapa tahun lalu. Santi menelan beberapa beberapa teguk air juice merk 'Jilliz' yang dingin karena baru diambilnya dari lemari es, rasa campuran buah citrun, anggur dan apel manis Italia itu memang sangat di senangi dan menjadi favoritnya. Lamunan Santi mengarah ke jurusan lain yaitu pertemuannya beberapa hari lalu juga ditempat kerjanya dengan pria ganteng , seorang dokter ahli bedah tulang keturunan Indo Belanda bernama Dr. Jimmy van de Lange. Sesuai dengan nama "de Lange" yang dalam bahasa Belanda berarti panjang, memang dokter ini badannya tinggi besar untuk ukuran Asia/Indonesia : melebihi 1,95 meter, gagah tegap atletis dengan berat badan hampir 100 kilo, namun sama sekali tak terlihat gemuk atau berlemak, semuanya hanya otot² keras karena ia selalu berolah raga. Kedatangan Jimmy ke Indonesia adalah dalam rangka kerjasama penukaran tenaga ahli di bidang bedah tulang, terutama yang menyangkut persoalan operasi koreksi kelainan tulang punggung yang diderita kanak² sejak lahir. Dokter yang berusia sedikit lebih tua daripadanya itu telah dikenalnya sepintas ketika masih kuliah di Belanda, di saat pesta malam Tahun Baru dengan para mahasiswa/-siswi yang tergabung dalam perhimpunan mahasiswa/i internasional Amsterdam. Dengan cepat mereka terlibat dalam percakapan mengasyikkan karena ternyata Jimmy memiliki darah Indo campuran Indonesia Belanda dan sedikit Chinese sehingga masih sangat fasih berbahasa Indonesia. Bukan hanya soal bahasa ternyata karena ibunya Jimmy berasal campuran Jawa Menado maka ia masih kenal dan menyukai segala macam makanan dari pelbagai daerah di Indonesia. Masih terkenang oleh Santi saat Jimmy mendekapnya erat² ketika mereka dansa Wiener slow-waltz menjelang dentang jam tengah malam memasuki pertukaran tahun baru. Setelah meneguk champagne dari tangan yang saling melibat sebagaimana kebiasaan dipelbagai negara Eropah Barat, Santi yang untuk ukuran wanita Asia cukup tinggi, namun hanya setinggi bahu partner dansanya itu merasakan Jimmy mengecup dahinya dengan lembut mesra kemudian kecupan itu menurun ke pipi dan akhirnya merangkuh bibirnya yang basah merekah. Santi telah sering merasakan ciuman pria sejak masih kuliah di Indonesia, namun kali ini dia merasakan ciuman mesra dokter Indo muda tampan ini "lain daripada yang lain". Terasa bahwa ciuman itu mesra sekali , hangat dan passionate sebagaimana seorang pria mencium kekasihnya , namun juga tidak kasar atau tergesa². Saat itu Santi merasakan tubuhnya agak lemas, gemetar dan "melayang" , namun itu dianggapnya karena ia telah meneguk champagne sebelumnya. Setelah itu mereka berpisah kembali dan meskipun masing² telah mencatat nomor tilpon serta alamat e-mail , namun karena kesibukan masing-masing , terutama setelah Santi kembali ke Indonesia , maka akhirnya hubungan mereka terputus. Tak diduganya beberapa hari lalu Jimmy muncul ditempat kerjanya untuk mengurus soal asuransi kesehatannya yang diperlukan selama ia berada di Indonesia , dan karena kebetulan Santi berada ditempat , maka oleh rekannya ia diminta menangani seluk beluk soal yang memang merupakan bidang keahliannya. Dengan spontanitas sebagai seorang Indo maka Jimmy menyapa Santi dan bersalaman saling berjabatan tangan, disaat mana dengan galant Jimmy menunduk dan mencium tangan Santi menyebabkan yang terakhir ini tersipu mulai merona merah pipinya. Hal ini belum pernah dialami dari nasabah manapun dan tentunya hal ini diperhatikan oleh rekan-rekannya yang lain
Lamunan Santi terganggu ketika ponsel-nya berdering , dan dilihat dari display-nya bahwa yang menilpon adalah Sandra, dan ini memang sesuai dengan janjinya akan menilpon di hari Jum'at ini untuk pergi bersama.
"Hi Santi, udah pulang, sendirian aja dirumah, lagi ngapain, yuk kita makan diluar barengan mau engga ?", tanya Sandra dengan suara khas logat Betawi.
"Uuuh, gue masih capek nih, lagian belon lapar banget, mau makan dimana sih, ada tempat makanan baru yang enak dan gue belum tahu ?", demikian balas Santi, masih dalam setengah melenggut karena ngantuk.
"Hmmmmh, kemana ya , tempat makanan yang kita belum pernah cicipin , ntar gue tanya sopir , ngkali dia tahu, tapi ngomong-ngomong jadi kan kita beberapa hari ke villa gue di luar kota, sumpek banget kan dirumah aja, mana selalu dikepung banjir", lanjut Sandra yang mulai memasang jeratnya.
"Iya sih bener juga, sumpek dirumah , tapi di villa loe yang baru ada apa aja sih , kan katanya waktu itu belon jadi semua ?", balas Santi yang terpaksa melawan kantuknya karena terus diajak bicara.
"Baru aja kemarin jadi, yang penting ada kolam renang air panas diluar , selain itu di bawah tanah juga ada sauna gede untuk delapan orang, selain itu ruangan spa khusus untuk kita berduaan, fitness, pokoknya siiiip lah", bujuk Sandra yang merasa yakin bahwa rencana untuk "membagi nasib"nya sebagai budak sex kepada temannya, juga sekaligus sebagai "pembalasan" karena Santi berselingkuh dengan suaminya beberapa kali.
"Oke lah, semau loe aja, kalo emang ada tempat makan enak yang gue seneng menunya mau juga gue ikut, tapi untuk ikut ke villa loe ya gue mesti tuker pakaian dulu, lagian mesti bebenah bawa baju di suitcase dan koper, kan maksudnya nginep dua tiga hari ?", sahut Santi sambil setengah duduk melihat arlojinya merk Mido.
"Gue denger-denger ada restoran baru khas makanan Parahiangan di dekat "Duck King" yang dulu sering kita mampir abis belanja, inget engga, gue belon pernah ke situ , kita nyobain mau engga. Buat nginep di luar kota engga usah bawa baju banyak, kan badan loe ama badan gue engga beda banyak , bisa pake pakaian gue. Lagian disitu engga ada orang lain , jadi kita mau telanjang seharian juga engga ada yang protes , pokoknya santai aja , gue jemput sama sopir sekitar satu jam lagi pasti loe udah siap kan?", sambung Sandra tak ada putusnya menyebabkan Santi malas untuk berdebat dengannya, dan beranjak bangun menuju kamar tidur untuk mempersiapkan kopernya.
"Iya lah, gue ngikut aja, tapi kalo gue udah bosen di villa , loe jangan marah ya jika gue pulang duluan sendirian , dan sopir loe boleh kan gue minta anterin gue pulang ?", tanya Santi yang sebenarnya masih agak ragu ikut.
"Siiiip lah, pokoknya kalo loe sampe bisa ampe bosen nginep di villa gue kali ini, gue ngga tau lagi deh apa hobby loe saat ini, gue jamin loe akan puas dan justru bisa ketagihan tiap waktu pengen balik lagi", jawab Sandra.
Santi hanya mendengarkan kalimat terakhir ini dengan setengah telinga dan tak mencoba menelaah apa arti serta maksud lebih mendalamnya Sandra, dianggapnya memang sahabat lamanya itu sangat senang ngoceh semaunya.
Setelah ragu sebentar maka Santi akhirnya menukar juga baju yang dipakainya karena terasa sudah agak pekat dipakai seharian kerja. Dipakainya gaun mini berwarna biru muda yang mencapai atas lututnya, dan kalau ia duduk maka gaun itu akan naik tersingkap memperlihatkan lebih dari sepertiga paha mulusnya yang putih halus.
Untuk bagian atasnya Santi mengambil keputusan memakai blouse berwarna putih agak cream kuning muda yang kancing teratas tak dipasangnya karena memang udara diluar agak panas, sehingga jika Santi menunduk maka terlihatlah belahan buah dadanya terlindung BH tipis sehingga puting susunya akan "mencetak" dibawah blouse. Sebagaimana telah diduga maka Sandra baru datang dengan sopirnya bernama Murad sekitar dua jam kemudian karena akibat banjir dimana-mana maka mereka harus mengambil jalan lain, dan dimana-mana sebagaimana biasa Jakarta selalu macet. Santi memeriksa sekali lagi semua pintu dan jendela rumahnya, semua sistim alarm diaktifkan dan pembantu kepercayaannya Misem yang sudah tua di pesan wanti-wanti agar hati-hati tak membuka pintu rumah untuk siapapun yang tak dikenal. Diberikannya pembantunya itu uang saku extra untuk belanja lebih untuk seminggu, dan sesudah itu barulah Santi memberikan kopernya kepada Murad, kemudian mereka berangkat dengan memakai mobil SUV Volvo milik Sandra. Pertama-tama mereka menuju ke tempat pusat makan (food court) di PIM, dan memang ternyata disitu ada restoran yang Sandra sebutkan. Kebetulan memang Santi sangat memilih dalam soal makan daging , ia lebih senang sayuran karena membuat semua kulit tubuhnya halus dan tak cepat keriput katanya. Sedangkan Sandra tak begitu perduli soal mutu atau gizi makanan, asal enak semuanya dinikmatinya. Agak lama juga mereka duduk makan minum disitu sehingga akhirnya mereka diperingatkan oleh Murad dengan mengatakan bahwa perjalanan mereka masih cukup jauh, dan terutama karena musim hujan maka dimana-mana banjir.
Ketika jam dinding di restoran hampir menunjukkan setengah tujuh petang barulah kedua wanita muda elite itu meninggalkan restoran lalu menuju tempat parkir mobil , dimana Murad telah lama duduk dan berulang-ulang melihat arah arlojinya. Diperkirakannya bahwa paling cepat mereka akan sampai di tujuan sekitar setengah sembilan, tapi kalau harus jalan putar apalagi sampai terpaksa harus lewat tol ke arah Bandung dahulu, lalu dari situ balik ke arah Puncak maka ada kemungkinan mereka baru tiba satu dua jam lebih lambat lagi. Di dalam mobil Sandra adalah yang selalu mengambil inisiatif untuk berbicara ngobrol ngalor ngidul, sedangkan Santi sudah terlalu letih dengan tugas kantornya seharian sehingga hanya menjawab seperlunya saja. Akhirnya kegelapan telah menguasai alam sehingga tak ada yang dapat dilihat diluar. Selain itu hujan rintik-rintik menyebabkan Murad tak berani mengendarai terlalu cepat dengan akibat suasana di mobil semakin menjemukan. Untuk sedikit menyenangkan perjalanan maka Sandra meminta Murad memutar musik modern cukup berisik, namun Santi menanyakan apakah tak ada jenis musik lebih tenang. Akhirnya setelah mencari-cari dan tak menemukan musik yang cocok barulah Santi ingat bahwa ia membawa USB-stick dengan isi melodi bernada slow, campuran setengah klasik ringan dengan diselang seling lagu romantis, lalu diberikannya kepada Murad untuk segera di-play.
"Hmmm, gue engga nyangka loe masih senengnya lagu-lagu kaya ginian, ituh kan lagu zaman baheula. Gue engga ngarti loe gitu romantis dan begitu banyak cowok yang pasti naksir , juga pasti ada babe-babe kelas kakap, tapi koq loe masih sendirian terus , mau cari yang gimana sih ?", demikian Sandra berusaha memulai percakapan kembali.
Santi hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan temannya itu, selain ia terlalu ngantuk dan juga mereka telah sering berdiskusi soal itu tanpa ada solusinya , karena watak keduanya memang sangat berbeda. Kembali ia memejamkan matanya menikmati musik favoritnya, dan anehnya kini muncul kembali wajah ganteng Jimmy !.
Untunglah di mobil itu sudah gelap sehingga Sandra tak melihat senyum kecil disudut bibir Santi yang melenggut. Setelah itu mereka tak banyak bercakap-cakap lagi di mobil, diluar sangat gelap sehingga tak terlihat apapun, hujan semakin lama semakin deras sehingga mengatasi bunyi musik, Murad harus konsentrasi penuh mengendarai kendaraan. Santi yang telah letih sepanjang hari lelap tertidur. Hanya Sandra yang tetap sadar dan otaknya terus merancang bagaimana mengatur pesta gangbang yang diharapkannya akan lebih hangat dari beberapa tahun lalu. Sehari sebelum berangkat Sandra sudah berhasil kontak dengan mang Usep dan mengatakan bahwa ia akan disuguhkan "makanan" yang pasti akan mereka sangat senangi. Sandra tidak menceritakan lebih lanjut apa yang dimaksudkannya dengan "makanan lezat" itu. Namun untuk meyakinkannya maka Sandra menjanjikan bahwa selain mang Usep, juga rekan-rekannya yang lain : pak Andang, pak Endang dan Kyai Musiroh pasti akan menikmati hidangan lezat itu. Mereka yang terpaksa sedang nganggur karena hujan deras tak henti²nya sehingga tentu saja ingin mempergunakan waktunya menikmati tubuh Sandra itu akan diberikan bonus sebesar dua kali upahan gaji mereka sebagai pekerja bangunan. Untuk Sandra uang bukan soal tapi sebaliknya untuk pekerja bangunan harian maka upah mereka sehari-hari adalah seperti hidup matinya mereka. Uang sebesar itu hanyalah cukup untuk bayar tempat tidur dan makan , ibarat pepatah "kais pagi makan pagi , kais petang makan petang".
Sandra yakin semua rencananya akan berhasil dan sudah tak sabar menantikan saat dapat menyaksikan Santi dibantai oleh para pria tua yang selama ini meminta jatah kepada tubuhnya. Ia merasa akan dapat "merebut" lagi perhatian suaminya Hendra jika adegan gangbang Santi dengan para pemerkosanya dapat direkam dan kemudian diperlihatkannya kepada Hendra. Namun malam baik Sandra maupun para kuli kasar itu harus sabar menunggu, jika mereka sampai di villa Puncak maka hari sudah terlalu malam, Sandra juga sudah tak begitu minat untuk melayani mereka. Selain itu Sandra juga telah menjanjikan bahwa jika mereka mau bersabar sampai keesokan harinya, maka "makanan lezat" yang dijanjikan akan lebih "meresap" untuk dapat dinikmati. Sebodoh-bodohnya mereka yang hanya berpendidikan seadanya itu mulai menduga bahwa akan ada pengikut baru didalam sexual orgie yang selama ini hanya mengenal Sandra sebagai pemain perempuan utama satu²nya. Hanya mereka belum menduga bahwa "makanan lezat" yang akan disajikan adalah peserta wanita yang pernah dinikmati pula oleh mang Usep.
Akhirnya mereka tiba di villa yang dituju ketika arloji tangan Sandra sudah menunjukkan hampir jam sepuluh malam. Namun tak sebagaimana biasanya , meskipun telah Sandra masuk ke dalam rumah dan memanggil-manggil, sang pembantu tak langsung menjawab. Karena penasaran maka Sandra keluar lagi ke teras di belakang rumah untuk memanggil lagi berulang-ulang dengan suara semakin nyaring. Satu menit kemudian barulah pembantunya yang sudah setengah baya itu masuk lewat pintu pagar belakang dan segera dengan tergesa-gesa menyambut kedatangan majikan perempuannya. Pembantu Sandra yang sudah melebihi usia lima puluh tahun bernama Rosinah itu ternyata tak langsung mendengar kedatangan majikannya karena berada disebelah villa Sandra dimana terdapat bungalow yang juga lumayan mewah sedang dibangun. Bungalow yang belum selesai dibangun itu dimaksudkan sebagai tempat penginapan untuk pegawai berkedudukan tinggi dari salah satu Bank Bumidaya Nasional yang besar. Kontraktor yang membangun bungalow itu ternyata sama dengan kontraktor pembangunan pelbagai proyek perumahan baru di pinggiran ibukota, dimana Usep bekerja. Rosinah atau sehari-hari hanya disebut Inah memang sering ke sebelah untuk ngobrol dengan keponakannya yang juga bekerja sebagai buruh bangunan disitu dan sekaligus telah diserahi tugas menjadi mandor menjaga segala macam bahan bangunan serta perlengkapan sanitair. Mungkin memang sudah suratan takdir , keponakan Inah yang biasa dipanggil sehari-hari mang Obar ini dulu pernah menjadi buruh kasar dari perusahaan kayu dan kaca rumah dengan majikan muda bernama Erwin (bacalah cerita awal dalam weblog boss Shu ini juga : "The Hottest Liveshow") dimana mang Usep juga bekerja. Rosinah akhirnya "keceplosan" omong kepada keponakannya dan menceritakan mengenai majikannya Sandra yang sering di datangi oleh pelbagai lelaki kasar dan pada saat seperti itu maka Rosinah diberikan satu dua hari libur dan juga uang extra. Tentu saja tak sukar menduga apa yang terjadi pada saat Rosinah dipersilahkan cuti satu dua hari itu , karena Rosinah melihat bagaimana nakal dan penuh gairah mata para buruh dan lelaki tua yang diterima sebagai "tamu" di villa majikannya, si neng Sandra itu. Inah yang telah bekerja demikian lama, dimulai sejak Sandra baru berusia tiga tahun tak tega mengkhianati majikannya dengan menceritakan hal itu kepada suaminya Hendra, tapi tak sengaja terlanjur gossip dengan keponakannya. Tentu saja rasa ingin tahu mang Obar muncul karena mengingat pengalamannya sendiri beberapa tahun lalu , dan salah satu peserta wanita dalam "sport" gratis bersama Erwin majikannya dulu sama juga namanya Sandra, akibatnya mang Obar mulai melamun mengkhayal, apakah .........? Pertanyaan yang muncul di benak mang Obar itu mulai terjawab sekitar dua minggu lalu ketika Inah ngobrol membawakan makanan kesenangannya yaitu urapan genjer dan kecipir, sehari setelah "rombongan tamu" di sebelah rumah pulang. Dari gambaran yang di ceritakan Inah padanya makin yakinlah mang Obar bahwa Sandra memang yang pernah di"kenal"nya beberapa tahun lalu , hanya mang Obar tak mimpi bahwa "rejeki"nya bukan hanya Sandra yang dapat di"cicipi"nya lagi melainkan juga neng Santi !
########################
1. Cerita ini adalah khayalan belaka , tak ada kaitan dengan tokoh manapun dalam kehidupan sebenarnya
2. Nikmatilah cerita ini dengan rileks , buanglah kepenatan setelah berjuang seharian mencari sesuap nasi
3. Boleh dinikmati sekali , dua kali atau tiga kali sehari - tak ada keharusan pemakaian dengan resep dokter
4. Dapat dinikmati sebelum makan , disaat makan atau sesudah makan , tidak akan mengganggu lambung
5. Boleh dinikmati dengan busana resmi-lengkap , pakaian bebas , pakaian daerah , juga boleh tanpa baju
6. Dapat dinikmati dalam posisi duduk , berdiri , tiduran , terlentang , terlungkup , atau bahkan nungging
7. Boleh dibaca dikamar tamu, dikamar makan, dikamar mandi, dikamar tidur, tapi jangan dikamar kerja
8. Baca sendirian boleh tapi pasti lebih mantab bersama partner dan keduanya berpakaian ala Adam & Eva
9. Ilham cerita dari CWK GNS - di tulis menjadi cerita oleh CWK GTL - tambahan foto-foto dari CWK GNS
10. Sebagai finishing touch dikoreksi, diberi bumbu lezat dan ditambahkan foto dimana perlu oleh CWK SDS
#######################
EPILOG
Cerita ini adalah lanjutan dari kisah hangat pernah di rilis diawal blogs yang semarak memenuhi cyberspace Nusantara. Pernah dimuat di weblog "ah-uh****" dengan judul "Desahan Santi dkk." , Hampir dalam waktu bersamaan tampil pula di weblog "17 Tahun.com" serta "Sawomatang.com" dan masih ada beberapa weblogs lainnya yang kini sudah almarhum. Tentunya tak terlupakan pula pernah muncul di-blog asuhan boss Shusaku namun judulnya diganti oleh sang pengarang menjadi "The Hottest Liveshow". Penasaran ? Silahkan tanya karena pasti boss Shu tahu persis cerita apa dimaksud - atau research sendiri sambil baca cerita-cerita lama tak kalah hot dengan yang baru.
########################
Preview
tiga orang gadis cantik rupawan dari kalangan upper class (the beauties) memenuhi undangan rekan sekuliah Erwin yang kaya raya untuk "sukarela" melakukan orgy dan bahkan bergantian di-gangbang oleh lima orang kuli pekerja kasar pekerja (the beasts) dari perusahaan milik orang tua Erwin di rumah yang juga masih satu kompleks dengan pabriknya di kota Bandung. Kini beberapa tahun telah berlalu dan ketiga gadis yang bernama Santi, Sandra dan Ivana telah lulus kuliah , telah sukses dalam kehidupan karier mereka dan dua orang telah menemukan jodohnya , sedangkan yang seorang masih tetap sendirian karena mungkin memang "berat" jodoh" dan agaknya lebih mementingkan kehidupan bebas.
Setelah mereka menempuh jalan kehidupan masing-masing secara kebetulan mereka pernah bertemu dan berkumpul kembali - reunian kecil katakanlah tanpa partner mereka. Dalam pertemuan dengan percakapan bebas itu muncul kenangan disaat mereka mengalami peristiwa di rumah Erwin , dan dengan ke-genitan wanita dewasa yang tak kalah dengan kegenitan ABG mereka saling menceritakan kembali apa rasa tubuh mereka disaat orgy party di rumah teman pria mereka itu. Bagai anak kecil tak mau kalah dengan temannya membanggakan mainan baru , mereka berusaha membandingkan apa dan bagaimana bentuk badan kuli kuli yang menggarap tubuh mereka, bahkan bau badan, mulut, kemaluan serta sperma yang terpaksa (?) mereka telan juga dijadikan bahan pergunjingan. Mereka secara bebas menceritakan kuli mana (nama tepatnya sang kuli sebagian sudah mereka lupakan) yang menurut mereka masingmasing paling "hebat" dan jago sanggup membangunkan gairah mereka. Tanpa disadari mereka sampai membandingkan rasa yang dialami disaat dipaksa (?) orgasmus berulang-ulang baik saat digarap berulang , bergantian dan massal sekaligus.
Sebagaimana wanita modern ketika berkumpul sesama jenis mereka sambil tertawa geli dan terbahak amburadul mnceritakan bagaimana fantasy mereka setelah peristiwa di rumah Erwin. Akhirnya mereka berkesimpulan dan secara jujur mengakui satu sama lain bahwa kejadian tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sex mereka.
Mereka berterus terang satu sama lain bahwa tidak mau untuk dijadikan seterusnya budak sex didalam kehidupan suami istri. Namun misalnya suami mereka disaat ML ingin bermain "sandiwara" memaksakan hubungan sex baik secara halus maupun (agak) kasar dan untuk semalam dijadikan budak sex yang harus patuh dan menyerah atas kemauan dan diapakan saja oleh suami (asal tak sampai luka) maka tak ada satupun yang menolak......
Setelah reunian tak resmi itu mereka kembali sibuk dengan tugas sehari-hari, juga tugas diranjang melayani suami, dan tanpa disadari kenangan di saat mengalami orgy itu menambah semaraknya ML dengan sang suami.
.
Sequel ini adalah kelanjutan hidup mereka yang mungkin karena sudah suratan takdir memiliki episodes tak kalah hangatnya dibandingkan dengan pengalaman mereka di rumah teman mereka ketika menghadapi kelima kuli kasar itu.
Dibawah ini adalah pengalaman dari Santi.
############################
Mobil Peugeot 308 Luxus Edition berwarna light green silver metallic memasuki halaman dan garasi sebuah villa mewah di kompleks perumahan elite diluar kota Jakarta. Setelah mobil memasuki garasi keluarlah pengendaranya, seorang wanita ayu manis bertubuh ramping namun padat sekal bahenol kata orang Sunda. Dilepasnya kaca mata mahal khusus penahan sinar matahari model terbaru merk Yves St. Laurent, lalu dengan langkah gemulai wanita cantik ini masuk kedalam rumah melewati pintu penghubung antara garasi , ruang kecil tambahan diantara dapur dan ruang tamu. Sesampainya diruang tamu dihempaskannya tubuhnya yang sintal keatas sofa , diletakkannya kunci mobil dan kunci rumah yang menjadi satu dalam portemonaé kulit asli dengan initial VSO - dan ini merupakan singkatan dari nama si wanita : Valentina Santi O.............. Sepatunya yang ternyata juga model terakhir dari mode Italia "Salvatore" terlepas sehingga terlihat kaki yang kecil dengan jari-jari mungil dan kulit telapak licin berwarna agak kemerahan. Di pergelangan kaki kanannya terdapat lilitan kalung amat tipis halus berwarna keemasan dengan tulisan gravur "Belong to my love, Edo".Wanita cantik dengan nama panggilan sehari-hari "Santi" ini masih single dan hidup sendirian hanya dengan pembantu tua bernama Misem, villa tempat tinggalnya adalah milik sendiri yang dibelinya satu tahun lalu. Santi adalah wanita pengejar karier, sarjana ekonomi lulusan perguruan tinggi terkenal di Bandung , selain itu mempunyai tambahan titel MBA (Master of Bussiness Administration) dari Universitas Nyenrode Breukelen Utrecht, di negeri Belanda. Ia melanjutkan study-nya di Belanda karena kebetulan tantenya yang menikah dengan orang Indo telah bermukim lebih dari tigapuluh tahun disitu. Oleh karena sarjana lulusan Belanda umumnya multi lingual maka Santi selain fasih berbahasa Inggris, juga lancar dalam bahasa Belanda, Jerman serta Perancis.Dengan modal seperti itu dan pergaulan yang cukup luas sejak ia sering survey dan research untuk memperoleh ijazah S3 (PhD) tak heran setelah kembali di Indonesia Santi yang memang sangat intelligent itu langsung memperoleh pekerjaan dan posisi sangat tinggi di sebuah Bank Internasional di daerah Jakarta Selatan Kompleks World Trade Centre. Posisinya itu hanya dalam waktu setahun sudah melonjak mencapai Vice Director , titik berat kegiatannya adalah dalam bidang valuta asing [forex], juga semua yang menyangkut persoalan asuransi, dan terutama ia selalu menjadi penghubung penting bagi nasabah orang asing , karena kepandaiannya dalam pelbagai bahasa. Kecantikannya dan keramah tamahannya namun disamping itu penampilan yang anggun disertai ketegasan membuat semua orang sangat hormat padanya. Dalam meeting yang dilakukan setiap minggu di ruangan conference direksi , dimana dengan hubungan langsung satelit dapat berdiskusi dengan bank-bank asing LN, terlihatlah bagaimana Santi tanya jawab dan berceramah begitu lancar dalam pelbagai bahasa asing , sehingga direktur sendiri merasa iri dan segan terhadap wanita karier ini. Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana pendapatan Santi dengan kedudukannya yang tinggi itu, selain villa yang dimiliki, mobil Peugeot untuk sehari-hari serta Daimler Mercedes Benz SLE - AMG tuning untuk keperluan resmi, juga uang tabungannya di pelbagai bank di empat benua (Amerika, Australia , Asia dan Eropa) cukup dipakai tujuh turunan hidup di Indonesia.
Di rumahnya yang mewah berbentuk villa itu juga dilengkapi dengan ruangan fitness serta sauna, dimana Santi setelah letih bekerja selalu memelihara kesehatan tubuhnya. Oleh karena itu tubuhnya tetap elok dan langsing, buah dada membusung dengan ukuran 36B , pinggul dan bulatan pantat sangat membangunkan gairah lelaki , apalagi jika sedang berjalan terlihat mengayun dan bergoyang alamiah bagai terputar kekiri kekanan namun tak di buat-buat seperti pelbagai penyanyi dangdut pengebor diatas panggung. Tak ada kesan bahwa goyangan paha dan pinggul itu menghentak-hentak, namun lemah gemulai bak penari puteri keraton setelah latihan bertahun tahun. Santi memejamkan matanya dan berusaha melupakan pekerjaannya di hari Jum'at ini setelah sibuk dengan meeting dengan team direksi dari Hongkong , selain itu juga tiga nasabah lelaki dari Afrika dan Timur Tengah.
Sebagaimana sering terjadi maka nasabah dari pelbagai Timur Tengah serta benua Afrika agaknya kurang atau belum dapat menerima bahwa seorang wanita muda cantik jelita menjabat kedudukan tinggi. Mereka sering sekali berusaha untuk mengabaikan bank employé jika itu seorang wanita , juga setelah mengetahui bahwa si wanita itu kedudukannya sangat tinggi dan intelligent maka mereka berusaha pelbagai cara untuk merayu. Yah sudahlah fikir Santi selalu - mereka datang dari belahan dunia lain , selain itu mungkin sekali akibat tradisi ribuan tahun rendahnya posisi wanita masyarakat disana dan keyakinan yang di-anut mempengaruhi sifat mereka. Rasa kesebalan Santi terhadap nasabah itu pudar ketika nasabah terakhir yang datang tak terduga sama sekali adalah teman akrab sejak kuliah yang sudah beberapa waktu tak berjumpa : Sandra ! Sudah agak lama juga Sandra tidak ke bank tempat Santi bekerja , biasanya yang lebih sering datang adalah suaminya Sandra yaitu Hendra karena urusan transfer uang asing yang berhubungan dengan urusan bussiness. Hendra pernah mengalami kesulitan dalam persoalan transfer valuta asing namun atas bantuan Santi maka semua dapat diselesaikan tepat pada waktunya , sehingga urusan bussinessnya tetap lancar tanpa gangguan hingga kini. Sebagai rasa terima kasih maka Hendra pernah mengajak Santi makan malam disebuah restoran sangat mewah di complex pusat perbelanjaan mahal setelah keduanya selesai dengan tugas di tempat kerja masing-masing. Diner khusus sangat luxus yang terdiri dari enam babak itu disertai pula dengan champagne Chardonnay Chateau Provance Perancis dengan harga satu botolnya melebihi lima setengah juta Rupiah. Pada saat itu Sandra sedang ikut tour keliling Eropah Selatan dan Laut Tengah selama dua minggu bersama dengan rombongan kaum wanita berdompet tebal.
Hendra tak dapat ikut karena kebetulan sedang sibuk sekali mengurus proyek baik di Indonesia maupun beberapa negara lain di Asia Tenggara , jadi setelah pulang kerja cukup penat merasa kesepian. Santi yang sampai saat itu juga masih lajang tanpa partner pasti karena terlalu sibuk pula dengan urusan karrier sendiri terkadang kesepian pula setelah sibuk dengan urusan perbankan internasional. Dua insan nan kesepian itu terbawa pengaruh latar belakang musik romantis selama makan malam bersama, ditambah aperitif Kir Royal dan champagne, akhirnya turun ke lantai dansa menjelang tengah malam , dan tanpa menyadari penuh kelanjutannya memasuki kamar tidur yang sama di hotel kelas internasional bintang enam yang terletak di seberang complex perbelanjaan mahal itu.
Perselingkuhan yang berlangsung beberapa jam itu rupanya tak hanya berlangsung sekali , karena Hendra yang telah mencicipi lezatnya "jajanan" kelas satu ini menjadi ketagihan. Terutama kepandaian Santi mengoralnya sedemikian rupa sehingga Hendra merasakan terbang dilangit ke tujuh. Istrinya sendiri, Sandra juga pandai sekali mengoralnya, namun Santi dengan kuluman dan kocokannya cepat dapat membuat Hendra hampir mencapai puncak. Berbeda dengan Sandra istrinya maka Santi justru menghentikan kegiatannya , tak dibiarkannya Hendra mencapai orgasmus, membuat Hendra ter-engah² mengharapkan kepuasan. Setelah Hendra mulai mereda ketegangan ereksinya maka Santi memulai kembali kepandaiaan mulut , bibir dan lidahnya sehingga Hendra seolah² dipaksa kembali menaiki keterjalan puncak gunung yang justru baru dituruninya. Beberapa kali Hendra diperlakukannya sedemikian rupa, dan setelah Hendra penasaran merespons memakai gaya posisi 69, barulah akhirnya keduanya mencapai orgasmus bersama - pengalaman ini membuat Hendra bagaikan kecanduan hebat. Dimana ada kesempatan Hendra selalu ingin bertemu lagi dengan Santi , namun Santi merasa tak enak hati karena Sandra adalah teman lamanya, sehingga dengan pelbagai alasan selalu ia berusaha menghindar. Oleh karena itu perselingkuhan Hendra dengan Santi "hanya" sempat berlangsung sebanyak tiga kali - namun perselingkuhan ketiga terjadi di hotel Grand Melia tanpa disadari keduanya terlihat oleh salah seorang cleaning service yang mengenali Hendra karena adik wanita cleaning service bekerja dirumah Hendra sebagai pembantu. Tanpa mereka ketahui maka cleaning service ini membuat beberapa foto dengan HP-nya ketika mereka sedang check-in , bersama-sama masuk lift , berjalan gandengan di corridor dan masuk kedalam kamar tidur bersama. Foto ini diperlihatkan oleh si cleaning service kepada adik perempuannya yang tentu saja gossip dan menceritakan lagi kepada majikannya yaitu Sandra. Tentu saja dengan segala macam taktik Hendra diawal mula membantah persoalan perselingkuhannya itu sampai diperlihatkan fotonya dihotel barulah Hendra mengaku dan sekaligus berjanji bersumpah untuk tak akan mengulang perselingkuhannya dengan Santi. Namun Sandra yang sedang mengalami schock karena belum lama dilecehkan oleh mang Usep, Andang, Kyai Musiroh dll. (baca kisah Sandra sebelum ini) merencanakan untuk "membalas" perselingkuhan suaminya itu.
Sandra tak segera menemukan jalan bagaimana membalas perbuatan Hendra suaminya karena ia sendiri kesulitan berada dalam kekuasaan dan cengkraman mang Usep dkk. Sehingga fikiran nakal dan cemburunya sementara diarahkan kepada teman lamanya Santi yang semakin lama semakin sukses dibidang karrier , namun agaknya belum berniat mengikatkan dirinya di dalam jenjang pernikahan. Benak Sandra berusaha mencari jalan bagaimana menjebak Santi agar menjadi mangsa kumpulan lelaki-lelaki kasar seperti yang telah dan sedang dialaminya - dan untuk itu hanya tinggal menunggu waktu dan tempat yang baik. Akhirnya Sandra merencanakan untuk "membagi nasibnya" dengan Santi di villa baru milik Hendra terletak antara Puncak dan Cipayung, dan kesempatan itu ternyata datang lebih cepat daripada semula diduga. Tentu saja harus diatur di saat Hendra berada di LN dan para tokoh lelaki 'beast'-nya sedang tidak sibuk bekerja di pembangunan. Kebetulan seminggu setelah perayaan Imlek seperti lazimnya hampir tiap tahun hujan deras tak henti²nya sehingga Jakarta sampai ke Bogor dan Bandung pun dimana-mana banjir dan kegiatan pembangunan oleh kontraktor juga terpaksa dihentikan sementara sejak hari Rabu. Sandra yang bertemu Santi di Bank Internasional di tempat kerjanya mengajak temannya untuk week-end di villa Hendra yang memang belum pernah di kunjungi oleh Santi. Tak terfikir oleh Santi bahwa ia akan mengalami jebakannya Sandra dan "de-ja-vu" seperti beberapa tahun lalu. Santi menelan beberapa beberapa teguk air juice merk 'Jilliz' yang dingin karena baru diambilnya dari lemari es, rasa campuran buah citrun, anggur dan apel manis Italia itu memang sangat di senangi dan menjadi favoritnya. Lamunan Santi mengarah ke jurusan lain yaitu pertemuannya beberapa hari lalu juga ditempat kerjanya dengan pria ganteng , seorang dokter ahli bedah tulang keturunan Indo Belanda bernama Dr. Jimmy van de Lange. Sesuai dengan nama "de Lange" yang dalam bahasa Belanda berarti panjang, memang dokter ini badannya tinggi besar untuk ukuran Asia/Indonesia : melebihi 1,95 meter, gagah tegap atletis dengan berat badan hampir 100 kilo, namun sama sekali tak terlihat gemuk atau berlemak, semuanya hanya otot² keras karena ia selalu berolah raga. Kedatangan Jimmy ke Indonesia adalah dalam rangka kerjasama penukaran tenaga ahli di bidang bedah tulang, terutama yang menyangkut persoalan operasi koreksi kelainan tulang punggung yang diderita kanak² sejak lahir. Dokter yang berusia sedikit lebih tua daripadanya itu telah dikenalnya sepintas ketika masih kuliah di Belanda, di saat pesta malam Tahun Baru dengan para mahasiswa/-siswi yang tergabung dalam perhimpunan mahasiswa/i internasional Amsterdam. Dengan cepat mereka terlibat dalam percakapan mengasyikkan karena ternyata Jimmy memiliki darah Indo campuran Indonesia Belanda dan sedikit Chinese sehingga masih sangat fasih berbahasa Indonesia. Bukan hanya soal bahasa ternyata karena ibunya Jimmy berasal campuran Jawa Menado maka ia masih kenal dan menyukai segala macam makanan dari pelbagai daerah di Indonesia. Masih terkenang oleh Santi saat Jimmy mendekapnya erat² ketika mereka dansa Wiener slow-waltz menjelang dentang jam tengah malam memasuki pertukaran tahun baru. Setelah meneguk champagne dari tangan yang saling melibat sebagaimana kebiasaan dipelbagai negara Eropah Barat, Santi yang untuk ukuran wanita Asia cukup tinggi, namun hanya setinggi bahu partner dansanya itu merasakan Jimmy mengecup dahinya dengan lembut mesra kemudian kecupan itu menurun ke pipi dan akhirnya merangkuh bibirnya yang basah merekah. Santi telah sering merasakan ciuman pria sejak masih kuliah di Indonesia, namun kali ini dia merasakan ciuman mesra dokter Indo muda tampan ini "lain daripada yang lain". Terasa bahwa ciuman itu mesra sekali , hangat dan passionate sebagaimana seorang pria mencium kekasihnya , namun juga tidak kasar atau tergesa². Saat itu Santi merasakan tubuhnya agak lemas, gemetar dan "melayang" , namun itu dianggapnya karena ia telah meneguk champagne sebelumnya. Setelah itu mereka berpisah kembali dan meskipun masing² telah mencatat nomor tilpon serta alamat e-mail , namun karena kesibukan masing-masing , terutama setelah Santi kembali ke Indonesia , maka akhirnya hubungan mereka terputus. Tak diduganya beberapa hari lalu Jimmy muncul ditempat kerjanya untuk mengurus soal asuransi kesehatannya yang diperlukan selama ia berada di Indonesia , dan karena kebetulan Santi berada ditempat , maka oleh rekannya ia diminta menangani seluk beluk soal yang memang merupakan bidang keahliannya. Dengan spontanitas sebagai seorang Indo maka Jimmy menyapa Santi dan bersalaman saling berjabatan tangan, disaat mana dengan galant Jimmy menunduk dan mencium tangan Santi menyebabkan yang terakhir ini tersipu mulai merona merah pipinya. Hal ini belum pernah dialami dari nasabah manapun dan tentunya hal ini diperhatikan oleh rekan-rekannya yang lain
Lamunan Santi terganggu ketika ponsel-nya berdering , dan dilihat dari display-nya bahwa yang menilpon adalah Sandra, dan ini memang sesuai dengan janjinya akan menilpon di hari Jum'at ini untuk pergi bersama.
"Hi Santi, udah pulang, sendirian aja dirumah, lagi ngapain, yuk kita makan diluar barengan mau engga ?", tanya Sandra dengan suara khas logat Betawi.
"Uuuh, gue masih capek nih, lagian belon lapar banget, mau makan dimana sih, ada tempat makanan baru yang enak dan gue belum tahu ?", demikian balas Santi, masih dalam setengah melenggut karena ngantuk.
"Hmmmmh, kemana ya , tempat makanan yang kita belum pernah cicipin , ntar gue tanya sopir , ngkali dia tahu, tapi ngomong-ngomong jadi kan kita beberapa hari ke villa gue di luar kota, sumpek banget kan dirumah aja, mana selalu dikepung banjir", lanjut Sandra yang mulai memasang jeratnya.
"Iya sih bener juga, sumpek dirumah , tapi di villa loe yang baru ada apa aja sih , kan katanya waktu itu belon jadi semua ?", balas Santi yang terpaksa melawan kantuknya karena terus diajak bicara.
"Baru aja kemarin jadi, yang penting ada kolam renang air panas diluar , selain itu di bawah tanah juga ada sauna gede untuk delapan orang, selain itu ruangan spa khusus untuk kita berduaan, fitness, pokoknya siiiip lah", bujuk Sandra yang merasa yakin bahwa rencana untuk "membagi nasib"nya sebagai budak sex kepada temannya, juga sekaligus sebagai "pembalasan" karena Santi berselingkuh dengan suaminya beberapa kali.
"Oke lah, semau loe aja, kalo emang ada tempat makan enak yang gue seneng menunya mau juga gue ikut, tapi untuk ikut ke villa loe ya gue mesti tuker pakaian dulu, lagian mesti bebenah bawa baju di suitcase dan koper, kan maksudnya nginep dua tiga hari ?", sahut Santi sambil setengah duduk melihat arlojinya merk Mido.
"Gue denger-denger ada restoran baru khas makanan Parahiangan di dekat "Duck King" yang dulu sering kita mampir abis belanja, inget engga, gue belon pernah ke situ , kita nyobain mau engga. Buat nginep di luar kota engga usah bawa baju banyak, kan badan loe ama badan gue engga beda banyak , bisa pake pakaian gue. Lagian disitu engga ada orang lain , jadi kita mau telanjang seharian juga engga ada yang protes , pokoknya santai aja , gue jemput sama sopir sekitar satu jam lagi pasti loe udah siap kan?", sambung Sandra tak ada putusnya menyebabkan Santi malas untuk berdebat dengannya, dan beranjak bangun menuju kamar tidur untuk mempersiapkan kopernya.
"Iya lah, gue ngikut aja, tapi kalo gue udah bosen di villa , loe jangan marah ya jika gue pulang duluan sendirian , dan sopir loe boleh kan gue minta anterin gue pulang ?", tanya Santi yang sebenarnya masih agak ragu ikut.
"Siiiip lah, pokoknya kalo loe sampe bisa ampe bosen nginep di villa gue kali ini, gue ngga tau lagi deh apa hobby loe saat ini, gue jamin loe akan puas dan justru bisa ketagihan tiap waktu pengen balik lagi", jawab Sandra.
Santi hanya mendengarkan kalimat terakhir ini dengan setengah telinga dan tak mencoba menelaah apa arti serta maksud lebih mendalamnya Sandra, dianggapnya memang sahabat lamanya itu sangat senang ngoceh semaunya.
Setelah ragu sebentar maka Santi akhirnya menukar juga baju yang dipakainya karena terasa sudah agak pekat dipakai seharian kerja. Dipakainya gaun mini berwarna biru muda yang mencapai atas lututnya, dan kalau ia duduk maka gaun itu akan naik tersingkap memperlihatkan lebih dari sepertiga paha mulusnya yang putih halus.
Untuk bagian atasnya Santi mengambil keputusan memakai blouse berwarna putih agak cream kuning muda yang kancing teratas tak dipasangnya karena memang udara diluar agak panas, sehingga jika Santi menunduk maka terlihatlah belahan buah dadanya terlindung BH tipis sehingga puting susunya akan "mencetak" dibawah blouse. Sebagaimana telah diduga maka Sandra baru datang dengan sopirnya bernama Murad sekitar dua jam kemudian karena akibat banjir dimana-mana maka mereka harus mengambil jalan lain, dan dimana-mana sebagaimana biasa Jakarta selalu macet. Santi memeriksa sekali lagi semua pintu dan jendela rumahnya, semua sistim alarm diaktifkan dan pembantu kepercayaannya Misem yang sudah tua di pesan wanti-wanti agar hati-hati tak membuka pintu rumah untuk siapapun yang tak dikenal. Diberikannya pembantunya itu uang saku extra untuk belanja lebih untuk seminggu, dan sesudah itu barulah Santi memberikan kopernya kepada Murad, kemudian mereka berangkat dengan memakai mobil SUV Volvo milik Sandra. Pertama-tama mereka menuju ke tempat pusat makan (food court) di PIM, dan memang ternyata disitu ada restoran yang Sandra sebutkan. Kebetulan memang Santi sangat memilih dalam soal makan daging , ia lebih senang sayuran karena membuat semua kulit tubuhnya halus dan tak cepat keriput katanya. Sedangkan Sandra tak begitu perduli soal mutu atau gizi makanan, asal enak semuanya dinikmatinya. Agak lama juga mereka duduk makan minum disitu sehingga akhirnya mereka diperingatkan oleh Murad dengan mengatakan bahwa perjalanan mereka masih cukup jauh, dan terutama karena musim hujan maka dimana-mana banjir.
Ketika jam dinding di restoran hampir menunjukkan setengah tujuh petang barulah kedua wanita muda elite itu meninggalkan restoran lalu menuju tempat parkir mobil , dimana Murad telah lama duduk dan berulang-ulang melihat arah arlojinya. Diperkirakannya bahwa paling cepat mereka akan sampai di tujuan sekitar setengah sembilan, tapi kalau harus jalan putar apalagi sampai terpaksa harus lewat tol ke arah Bandung dahulu, lalu dari situ balik ke arah Puncak maka ada kemungkinan mereka baru tiba satu dua jam lebih lambat lagi. Di dalam mobil Sandra adalah yang selalu mengambil inisiatif untuk berbicara ngobrol ngalor ngidul, sedangkan Santi sudah terlalu letih dengan tugas kantornya seharian sehingga hanya menjawab seperlunya saja. Akhirnya kegelapan telah menguasai alam sehingga tak ada yang dapat dilihat diluar. Selain itu hujan rintik-rintik menyebabkan Murad tak berani mengendarai terlalu cepat dengan akibat suasana di mobil semakin menjemukan. Untuk sedikit menyenangkan perjalanan maka Sandra meminta Murad memutar musik modern cukup berisik, namun Santi menanyakan apakah tak ada jenis musik lebih tenang. Akhirnya setelah mencari-cari dan tak menemukan musik yang cocok barulah Santi ingat bahwa ia membawa USB-stick dengan isi melodi bernada slow, campuran setengah klasik ringan dengan diselang seling lagu romantis, lalu diberikannya kepada Murad untuk segera di-play.
"Hmmm, gue engga nyangka loe masih senengnya lagu-lagu kaya ginian, ituh kan lagu zaman baheula. Gue engga ngarti loe gitu romantis dan begitu banyak cowok yang pasti naksir , juga pasti ada babe-babe kelas kakap, tapi koq loe masih sendirian terus , mau cari yang gimana sih ?", demikian Sandra berusaha memulai percakapan kembali.
Santi hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan temannya itu, selain ia terlalu ngantuk dan juga mereka telah sering berdiskusi soal itu tanpa ada solusinya , karena watak keduanya memang sangat berbeda. Kembali ia memejamkan matanya menikmati musik favoritnya, dan anehnya kini muncul kembali wajah ganteng Jimmy !.
Untunglah di mobil itu sudah gelap sehingga Sandra tak melihat senyum kecil disudut bibir Santi yang melenggut. Setelah itu mereka tak banyak bercakap-cakap lagi di mobil, diluar sangat gelap sehingga tak terlihat apapun, hujan semakin lama semakin deras sehingga mengatasi bunyi musik, Murad harus konsentrasi penuh mengendarai kendaraan. Santi yang telah letih sepanjang hari lelap tertidur. Hanya Sandra yang tetap sadar dan otaknya terus merancang bagaimana mengatur pesta gangbang yang diharapkannya akan lebih hangat dari beberapa tahun lalu. Sehari sebelum berangkat Sandra sudah berhasil kontak dengan mang Usep dan mengatakan bahwa ia akan disuguhkan "makanan" yang pasti akan mereka sangat senangi. Sandra tidak menceritakan lebih lanjut apa yang dimaksudkannya dengan "makanan lezat" itu. Namun untuk meyakinkannya maka Sandra menjanjikan bahwa selain mang Usep, juga rekan-rekannya yang lain : pak Andang, pak Endang dan Kyai Musiroh pasti akan menikmati hidangan lezat itu. Mereka yang terpaksa sedang nganggur karena hujan deras tak henti²nya sehingga tentu saja ingin mempergunakan waktunya menikmati tubuh Sandra itu akan diberikan bonus sebesar dua kali upahan gaji mereka sebagai pekerja bangunan. Untuk Sandra uang bukan soal tapi sebaliknya untuk pekerja bangunan harian maka upah mereka sehari-hari adalah seperti hidup matinya mereka. Uang sebesar itu hanyalah cukup untuk bayar tempat tidur dan makan , ibarat pepatah "kais pagi makan pagi , kais petang makan petang".
Sandra yakin semua rencananya akan berhasil dan sudah tak sabar menantikan saat dapat menyaksikan Santi dibantai oleh para pria tua yang selama ini meminta jatah kepada tubuhnya. Ia merasa akan dapat "merebut" lagi perhatian suaminya Hendra jika adegan gangbang Santi dengan para pemerkosanya dapat direkam dan kemudian diperlihatkannya kepada Hendra. Namun malam baik Sandra maupun para kuli kasar itu harus sabar menunggu, jika mereka sampai di villa Puncak maka hari sudah terlalu malam, Sandra juga sudah tak begitu minat untuk melayani mereka. Selain itu Sandra juga telah menjanjikan bahwa jika mereka mau bersabar sampai keesokan harinya, maka "makanan lezat" yang dijanjikan akan lebih "meresap" untuk dapat dinikmati. Sebodoh-bodohnya mereka yang hanya berpendidikan seadanya itu mulai menduga bahwa akan ada pengikut baru didalam sexual orgie yang selama ini hanya mengenal Sandra sebagai pemain perempuan utama satu²nya. Hanya mereka belum menduga bahwa "makanan lezat" yang akan disajikan adalah peserta wanita yang pernah dinikmati pula oleh mang Usep.
Akhirnya mereka tiba di villa yang dituju ketika arloji tangan Sandra sudah menunjukkan hampir jam sepuluh malam. Namun tak sebagaimana biasanya , meskipun telah Sandra masuk ke dalam rumah dan memanggil-manggil, sang pembantu tak langsung menjawab. Karena penasaran maka Sandra keluar lagi ke teras di belakang rumah untuk memanggil lagi berulang-ulang dengan suara semakin nyaring. Satu menit kemudian barulah pembantunya yang sudah setengah baya itu masuk lewat pintu pagar belakang dan segera dengan tergesa-gesa menyambut kedatangan majikan perempuannya. Pembantu Sandra yang sudah melebihi usia lima puluh tahun bernama Rosinah itu ternyata tak langsung mendengar kedatangan majikannya karena berada disebelah villa Sandra dimana terdapat bungalow yang juga lumayan mewah sedang dibangun. Bungalow yang belum selesai dibangun itu dimaksudkan sebagai tempat penginapan untuk pegawai berkedudukan tinggi dari salah satu Bank Bumidaya Nasional yang besar. Kontraktor yang membangun bungalow itu ternyata sama dengan kontraktor pembangunan pelbagai proyek perumahan baru di pinggiran ibukota, dimana Usep bekerja. Rosinah atau sehari-hari hanya disebut Inah memang sering ke sebelah untuk ngobrol dengan keponakannya yang juga bekerja sebagai buruh bangunan disitu dan sekaligus telah diserahi tugas menjadi mandor menjaga segala macam bahan bangunan serta perlengkapan sanitair. Mungkin memang sudah suratan takdir , keponakan Inah yang biasa dipanggil sehari-hari mang Obar ini dulu pernah menjadi buruh kasar dari perusahaan kayu dan kaca rumah dengan majikan muda bernama Erwin (bacalah cerita awal dalam weblog boss Shu ini juga : "The Hottest Liveshow") dimana mang Usep juga bekerja. Rosinah akhirnya "keceplosan" omong kepada keponakannya dan menceritakan mengenai majikannya Sandra yang sering di datangi oleh pelbagai lelaki kasar dan pada saat seperti itu maka Rosinah diberikan satu dua hari libur dan juga uang extra. Tentu saja tak sukar menduga apa yang terjadi pada saat Rosinah dipersilahkan cuti satu dua hari itu , karena Rosinah melihat bagaimana nakal dan penuh gairah mata para buruh dan lelaki tua yang diterima sebagai "tamu" di villa majikannya, si neng Sandra itu. Inah yang telah bekerja demikian lama, dimulai sejak Sandra baru berusia tiga tahun tak tega mengkhianati majikannya dengan menceritakan hal itu kepada suaminya Hendra, tapi tak sengaja terlanjur gossip dengan keponakannya. Tentu saja rasa ingin tahu mang Obar muncul karena mengingat pengalamannya sendiri beberapa tahun lalu , dan salah satu peserta wanita dalam "sport" gratis bersama Erwin majikannya dulu sama juga namanya Sandra, akibatnya mang Obar mulai melamun mengkhayal, apakah .........? Pertanyaan yang muncul di benak mang Obar itu mulai terjawab sekitar dua minggu lalu ketika Inah ngobrol membawakan makanan kesenangannya yaitu urapan genjer dan kecipir, sehari setelah "rombongan tamu" di sebelah rumah pulang. Dari gambaran yang di ceritakan Inah padanya makin yakinlah mang Obar bahwa Sandra memang yang pernah di"kenal"nya beberapa tahun lalu , hanya mang Obar tak mimpi bahwa "rejeki"nya bukan hanya Sandra yang dapat di"cicipi"nya lagi melainkan juga neng Santi !
########################