Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG THE MORO : Si Anak Terkutuk

Status
Please reply by conversation.
Wih cerita baru dengan tema anti mainsetrum :pandaketawa:

Tapi kalo boleh kasih saran, bahasanya jangan terlalu baku kaka, gimana juga pasukan hiro kan masih abege getoh, ya bahasa indonesia tapi gak baku aja gitu om hehehe :mati:
 
Wih cerita baru dengan tema anti mainsetrum :pandaketawa:

Tapi kalo boleh kasih saran, bahasanya jangan terlalu baku kaka, gimana juga pasukan hiro kan masih abege getoh, ya bahasa indonesia tapi gak baku aja gitu om hehehe :mati:
masalahnya ini kota kecil yang jauh dari kota, jadi ga ada abg alay yeyeye lalala :pandaketawa:
tapi setiap kritik dan saran pasti diterima dengan terbuka :ampun:




nie cerita setan ya?
duh belum disiapin karpet merah, udah datang :alamak:
 
beli lampu 100 watt dulu biar kamar terang :pandaketawa:
biar baca update ntar malem ga merinding disko :takut:
 
Update 4


Hani Novita Dewi

Semakin hari, aku semakin dekat dengan Hani. Hampir setiap hari aku mengantarkanya pulang. Sementara hubunganku dengan Mey semakin tak jelas, walaupun satu sekolah kami jarang ketemu. Entah kemana dia.

Malam ini aku sedang duduk di depan teras rumah, bersama Rio yang sedang menghibur Laras.

" sudahlah tante jangan sedih " ujar Rio pada Laras.

" kamu kenapa sedih gitu? Tambah serem tau " tambahku.

" hiiikk.. hiiiikkk... " tangisan laras, siapapun yang mendengar akan langsung merinding. Tapi aku sudah terbiasa mendengarkan semua itu.

" Rio, kenapa Laras sedih " tanyaku.

" aku gatau kak, tiba-tiba tante nangis " jawabnya.

" udah berhenti serem tau denger kamu nangis, untung kita gapunya tetangga. Kalo ada pasti mereka pada pergi denger suara kamu " ujarku.

" aku sakit hati.... hikssss.... hiksssss... " jawab Laras masih tetap menangis.

" sakit hati kenapa tante? " tanya Rio.

" pacarku ternyata sudah punya anak istri.. hikssss hikssss... " jawabnya, semakin kencang tangisanya.
" kemarin anak dan istrinya datang mencari pacarku kerumah keluarga Kurent.. " lanjutnya.

" apa istrinya kuntilanak sepertimu dan anaknya ada enam? " tanyaku pada Laras.

" hiks.. hikss.. darimana kau tau? " tanyanya.

Akupun menceritakan tentang bagaimana hantu itu mengganggu rumah Hani dan alasanya datang ke kota ini. Sampai aku mengusir dan memberitahukan dimana rumah keluarga Kurent. Tentu tanpa menceritakan tentang kejadian Sinta dan pacarnya.

" kau keterlaluan Hiro, gara-gara mu aku jadi sedih hiksss.. hiksss.. " ujarnya.

" kenapa aku yang disalahkan? " tanyaku.

" apa yang dilakukan Kaka sudah benar tante, kasian istri dan anaknya mencari suaminya yang pergi " tambah Rio.

" ah kalian tidak pernah mengerti perasaanku hikss... hikss... " jawab Laras tetap menangis.

" mending sama paman Tomi saja, dia itu baik dan suka banget sama tante " ujar Rio.

" apah ? Sama pocong jelek itu. Ga level banget yah " jawab Laras, tiba-tiba menyentak.

Hantu yang satu ini memang kacau, dia merasa hantu paling cantik di kota ini. Padahal kalo buat manusia, wajahnya itu menakutkan, tapi mungkin bagi hantu wajah seperti itu cantik.

Ketika kami bertiga sedang mengobrol, dari arah gerbang terdengar suara geraman seekor harimau. Aku mengenal suara harimau itu. Dia paman Rodat, sesepuh Harimau dari hutan Sancang Garut. Umurnya sekitar 700 tahun, sudah sejak lama paman Rodat dipercaya menjadi penyampai pesan dari pemimpin keluarga Kwehni.

" ada apa paman, apa ada pesan dari ayah? " tanyaku, ketika Rodat sampai didepan teras.

" benar Hiro, tapi hanya kau saja yang boleh tau " jawabnya.

" baiklah, ayo kita bicara didalam " ujarku, mempersilahkanya masuk kerumah.
" Rio, kau tunggu disini. Temani Laras biar ga nangis " lanjutku pada Rio.

Kulihat Rio menatapku dengan penuh tanya, sepertinya diapun ingin tau. Apa pesan dari ayah untuku, maklum lah Rio sudah lama tidak bertemu ibu dan ayah.
Aku tidak memperdulikan Rio, dan bergegas masuk kedalam rumah menyusul Rodat.

" Apa pesan dari ayah? " tanyaku.

" Ayah dan ibumu saat ini berada di Surabaya, mereka sedang mengadakan pertemuan dengan keluarga Kupaku dan Krisan "

" untuk apa pertemuan itu di adakan? " tanyaku memotong ucapan Rodat.

" sejak kejadian dua tahun lalu, dimana kerajaan Leak menghianati aliansi Timur. Dan mencuri obor api abadi dari madura, yang saat itu kurang penjagaan. Karena keluarga Krisan ikut berperang membantu aliansi Timur. " dia mulai bercerita.

" Keluarga Krisan, dibantu beberapa mantan pasukan aliansi timur, mencoba merebut kembali obor api abadi. Namun upaya itu gagal, karena dengan obor api abadi kekuatan kerajaan Leak semakin tangguh. Dan apa kau tahu kalau kerajaan Barong kalah, dan sekarang mereka hidup bergriliya "

" apa? " aku kaget dengan apa yang ku dengar. Karena yang aku tau Barong adalah kerajaan kuat, bahkan bisa selalu unggul jika terjadi perang kecil dengan kerajaan leak.
" bukankah mereka sedang melakukan gencatan senjata? " lanjutku bertanya.

" seharusnya kau bisa menebak, jika kerajaan Leak melanggar perjanjiaan. Disaat kerajaan Barong lengah, mereka menyerang " jawabnya.

" jadi sebenarnya apa yang ayah inginkan dariku " tanyaku.

" ayahmu ingin kau pergi menemui kerajaan-kerajaan, bekas aliansi barat. Bujuk mereka agar mau membantu menyerang kerajaan Leak " tuturnya.

" itu jelas sangat sulit paman..! Tidak mungkin mereka mau mengirimkan pasukan ketempat yang jauh, apalagi tidak ada untungnya bagi mereka " ujarku.

" ayahmu pun tau itu, tapi kau cobalah dulu. Kau sudah dianggap sangat berjasa bagi mereka " lanjutnya.

" baiklah akhir bulan aku pergi, karena seminggu ini aku masih ada urusan " jawabku.

" baiklah Hiro, aku percaya padamu. Tapi usahakan secepatnya " ujarnya.
" oh iya, ada pesan dari ibumu. Jaga Rio baik-baik dan juga jika kau akan pergi. Titipkan Rio kerumah nenekmu di Lembang " lanjutnya.

" Baik paman aku mengerti " jawabku.

" kalo begitu aku pergi dulu " dia meninggalkan rumah, sesekali terdengar geramanya.

Sepeninggal paman Rodat, aku duduk di sopa ruang tamu, banyak yang sedang aku pikirkan saat ini. Belum juga hubunganku dengan Mey yang membuatku pusing menjalaninya, sekarang ditambah ada tugas dari ayahku, yang sebenarnya sulit untuk berhasil. Belum, tentang kedekatanku dengan Hani akhir-akhir ini.

Terkadang aku menyesal harus terlahir dari keluarga ini. Dengan tugas yang menyulitkan dan berbahaya, belum lagi harus hidup berdampingan dengan berbagai jenis Hantu. Yang paling aku sesali adalah ketika tidak bisa bersama dengan orang yang aku sayangi. Dengan alasan keluarga.

" Kak " tiba-tiba Rio sudah ada didekatku.

" Ada apa ? " tanyaku.

" ehm tadi paman Rodat ngapain kesini? " tanyanya.

" dia menyampaikan pesan dari ayah " jawabku.

" pesan apa? " tanyanya penasaran.

" pesan itu hanya untuku dan kau tak boleh tau " jawabku.

" ayolah Ka, kasih tau aku " rengeknya.

" tidak bisa Rio " tolaku.
" oh iyah, ibu berpesan kalo akhir bulan nanti, kau disuruh kerumah nenek di lembang " lanjutku.

" emang ada apa kak disana " tanyanya lagi.

" aku tak tau pastinya Rio, ibu hanya berpesan seperti itu " jawabku.

" baiklah Ka, aku masuk kamar dulu yah " ujarnya berlalu pergi.

Adiku selalu menuruti perkataanku. Namun kadang aku jarang bersama denganya, ditambah ayah dan ibu yang sering pergi. Pasti kadang dia merasa kesepian. Hanya Laras dan hantu-hantu lain yang suka menemaninya. Teman sekolahnya tak pernah sekalipun dia ajak kerumah.

Aku baru ingat, tadi Hani menyuruhku datang kerumahnya. Entah apa alasanya dia menyuruhku datang kerumahnya. Mungkin dia ketakutan sendirian dirumah, apalagi setelah ada hantu yang mengganggu rumahnya beberapa hari yang lalu. Dan Sinta teman serumahnya jarang ada dirumah. Kalaupun dirumah sibuk sama pacarnya dikamar.

Aku pun meminta Faruk untuk mengantarkanku ke Kota. Dengan menaiki Faruk, aku hanya butuh 10 menit untuk sampai. Sedangkan jika jalan kaki butuh waktu sampai setengah jam. Sesampainya dibatas kota, akupun menyuruh Faruk kembali Pulang.

Aku berjalan menyusuri sepinya Kota, ditengah perjalanan aku disapa oleh paman Sukma, saudara sepupu ayahku. Dikota ini dia tinggal bersama anak tertuanya, dengan membuka bisnis arena pertarungan para Hantu. Banyak hantu kuat yang sudah datang ketempatnya.

" Hai Hiro " sapanya.

" eh paman, dari mana naik sepeda malam-malam gini " tanyaku.

" aku habis dari kota sebelah, menelepon anak bungsuku yang tinggal bersama ibunya dijakarta " ujarnya.
" kau sudah lama tidak datang ketempat paman " lanjutnya.

" hehe maaf paman, lain kali aku pasti sempatkan datang " jawabku.

" datanglah akhir bulan nanti, ada pertarungan besar " ujarnya.

" wah pasti seru itu paman " ujarku.
" tapi akhir bulan ini aku ada tugas dari ayahku " lanjutku kecewa.

" aku faham Hiro " ujarnya tersenyum.
" sekarang kau mau kemana? " lanjutnya bertanya "

" aku mau kerumah teman, sudah ada janji " jawabku.
 
" baiklah, paman duluan yah. Dan jangan lupa berkunjung " ujarnya.

" baik paman pasti " jawabku, dengan anggukan.
Paman pun pergi menjauh dengan mengayuh sepeda.

Aku kembali meneruskan perjalan menuju rumah Hani. Kembali jalanan nampak sepi, lampu jalan pun hanya remang-remang. Anehnya masih banyak orang yang tinggal dikota kecil ini, termasuk keluargaku.

Menjelang seratus meter dari rumah Hani. Aku mendengar suara-suara. Semakin dekat semakin jelas. Ku dengarkan dengan seksama.

" Bapak kamu pocong yah " terdengar suara lelaki.

" kok tau " jawab suara Wanita.

" karna kau telah meloncat-loncatkan hatiku " ujar suara lelaki.

" hihihihi " suara cewe tertawa malu.

Ku cari asal suara itu. Ternyata suara itu berasal dari atas pohon. Nampak sepasang hantu sedang pacaran. Dengan gombalan jijay nya, sihantu lelaki merayu si hantu cewe.

Aku menggelengkan kepala, melihat kejadian yang bisa merusak mataku. Tak ingin mengganggu mereka yang sedang asik pacaran. Aku kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Hani.

Akhirnya sampai juga aku dirumah Hani, ku ketuk pintunya. Namun tak ada jawaban. Kembali kuketuk berurang kali, cukup lama tak ada jawaban. Sampai akhirnya Hani membuka pintu. Kulihat hani mengenakan piyama tidur yang ketat, entah kekecilan. Menampakan lekuk tubuh dan payudaranya yang menyembul.

" hmm maaf yah aku ketiduran " jawabnya terlihat mengantuk.

" hmm iya gapapa kok " jawabku tersenyum.

" kamu kemana baru datang, udah jam sembilan lebih " ujarnya sambil beberapa kali menguap.

" wah udah malam banget yah. Yaudah aku pulang aja, kamu lanjutin aja tidurnya. Maaf ke ganggu " jawabku.

" eh jangan dong " dia langsung menarik tanganku ke dalam rumah.
" aku tuh nungguin kamu sampe ketiduran, masa mau pulang lagi " ujarnya menutup pintu.

" iyah maaf tadi dirumah ada kunti galau, barusan nonton dulu hantu pacaran " jawabku spontan.

" kunti galau ? Hantu pacaran? " tanyanya menyelidik. Namun tidak lama kemudian tertawa.
" hahaha kamu tuh kalo nyari alasan yang masuk akal " ujarnya.

" hehehe " aku tersenyum bingung.

" kamu tunggu dulu diruang TV yah, aku mau cuci muka dulu " ujarnya, kemudian masuk ke kamar mandi.

Seperti yang di suruh Hani, aku pun duduk di Sopa ruang Tv. Kuperhatikan rumah ini sangat sepi, pantas Hani kadang takut tinggal disini. Tak ku lihat keberadaan Sinta. Pertanyaan iseng ku muncul, apakah Sinta lagi sama pacarnya di kamar.

Tak lama ku lihat Hani kembali dari kamar mandi, dengan wajah yang terlihat lebih segar dan rambut panjangnya diikat. Hani terlihat sangat natural malam ini. Dia tersenyum sebentar kearahku kemudian berlalu kearah dapur.

Namun bayangan Mey kemudian muncul, membuyarkan imajinasiku tentang Hani. Senyuman Mey seakan menari didalam pikiran ku. Pertemuan terakhir sore itu masih teringat jelas dikepalaku.

" Hey malah melamun " suara Hani mengagetkanku.

" iyah lagi ngelamunin kamu " jawabku sekenanya.

" Dih gombal hehe " jawabya tersenyum.
" nih minum dulu, maaf cuma ada air putih " lanjutnya. Menyimpan gelas berisi air putih diatas meja.

" gapapa, makasih yah " jawabku, kemudian Hani duduk disebelahku.

" kamu lapar ga ? Mau aku bikinin nasi goreng lagi, kaya waktu itu " tanyanya.

" nggak, nggak, jangan.. " jawabku replek.

" kok gitu jawabnya, pasti karena ga enak yah " ujarnya sembari cemberut.

" bukan begitu, aku udah makan tadi, jadi masih kenyang " jawabku. Mencoba mencari alasan.

" kirain karena nasi gorengku ga enak hehe " jawabnya kemudian tersenyum.

Hani kemudian mengenggam tangan kiriku, lalu menyandarkan kepalanya dipundaku. Tak ada sepatah katapun yang dia ucapkan. Hanya terus bersandar dipundaku.

" sebenarnya, ada apa kamu nyuruh aku datang kesini " tanyaku, memacah kesunyian.

" hmm kangen aja " jawabnya dingin.

" tiap hari juga kan ketemu, pulang sekolah aku anterin " ujarku.

" aku kesepian tau dirumah, Sinta nginep dirumah pacarnya. Kamu nginep disini yah. Temenin aku " ujarnya.

" iya deh terserah " jawabku bingung.
Kemudian dia melepaskan genggaman ditanganku, berganti dengan memeluk perutku.
Tak lama dia bangkit tidak lagi bersandar dipundaku.

" peluk aku dong " ucapnya lirih, sambil menatap penuh harap.
Aku sempat kaget mendengar ucapanya. Namun aku lalu mengikuti keinginanya. Kudekap tubuhnya dalam pelukanku, kepalanya bersandar didadaku. Terasa hangat memeluknya, ditambah payudaranya yang kenyal terasa menekan.

" gatau kenapa, aku nyaman banget kalo deket kamu " ujarnya berbisik lirih. Ku elus mesra rambutnya.
" janji yah bakal selalu jagain aku " ucapnya lagi.

" iyah " jawabku.
Kemudian ia melepas pelukan, lalu menatapku nanar.

" janji dulu " ucapnya lirih.

" iyah aku janji " jawabku, sambil merangkul tubuhnya dan mendekap dalam pelukanku, tanpa sadar aku mengecup mesra keningnya. Sepertinya aku mulai nyaman dengan Hani.

" makasih yah " ucapnya lirih, memperat pelukanya. Payudaranya semakin terasa menekan.

Cukup lama kami berpelukan, Hani seperti tidak ingin lepas memeluku. Beberapa kali aku mengusap rambutnya dan sesekali mengecup mesra kepalanya.

Kemudian Hani mengajaku menonton film DVD, biar ga bosen katanya. Dia kemudian beranjak masuk kedalam kamar Sinta, dan keluar dengan membawa kaset. Sebenarnya dia tak tau itu film apa, tapi dari sampulnya ini, kaya film Korea bertemakan Kerajaan.
A Frozen Flower judul film itu.

Setelah Hani memasukan kasetnya dan film pun mulai. Dia kembali duduk disampingku, kepalanya bersender didadaku. Dengan posisi kepalaku yang lebih tinggi, aku dapat dengan jelas melihat belahan payudaranya. Karena satu kancing baju tidur bagian atasnya terbuka. Beruntung aku mampu mengendalikan nafsuku, kalo tidak mungkin payudara Hani sudah ku terkam dengan tanganku.

Film pun sudah dimulai, nampak Hani serius menontonya. Sepertinya ini memang film bertrmakan kerajaan. Hani bercerita kalo artis yang jadi pemeran wanitanya adalah artis yang ada di acara Runningman, katanya dia dulu suka lihat acara itu di Tv. Makanya dia penasaran ingin nonton film ini. Sementara aku hanya mendengarkan saja apa yang dia bicarakan. Karena aku tidak kenal artis yang dia bicarakan. Nonton Tv aja jarang, kalo bercerita tentang hantu baru aku faham.

Setelah film berjalanan, ternyata banyak adegan bercinta didalamnya. Setiap kali ada adegan itu, ku rasakan nafas Hani berhembus lebih sering dari biasanya, beberapa kali terlihat dia menelan ludah. Dan tatapanya tak lepas dari layar Tv. Sementara dibalik celanaku si junior mulai terbangun dari tidurnya.

Tak lama Hani terlihat menatapku, aku pun balik menatapnya. Entah siapa yang memulai, kini kedua bibir kami menempel. Hani tak lepas menatapku.
Ku mulai melumat bibirnya, dia sedikit demi sedikit mengikuti apa yang aku lakukan. Terasa dia masih kaku melakukanya. Namun pelan dengan pasti, Hani mulai rileks dan membalas setiap lumatanku. Kami terus berciuman dengan hangatnya.

Hani melepas ciuman kami, terlihat nafasnya memburu.
" ini ciuman pertama buatku " ujarnya malu.

" berarti aku cowo yang beruntung dong hehe " jawabku tersenyum.

" iyah, aku cuma mau sama kamu " ujarnya sambil mengusap wajahku.

" kenapa, kok gitu ? " tanyaku.

" udah aku bilangkan, aku tuh nyaman deket kamu. Aku ngerasa, kamu tuh beda dengan cowo lain yang pernah ngedeketin aku " ujarnya menatapku.
" aku sayang kamu Hiro " lanjutnya.

" makasih Hani " hanya itu yang aku ucapkan.

" apa kamu sayang sama aku ? " tanyanya.

" aku gatau " jawabku.

" apa sudah ada wanita lain dihatimu ? " tanyanya lagi.

" aku gatau Hani, kita dekat belum lama. tapi aku mulai merasa nyaman " ujarku.

" aku akan berusaha biar kamu bisa sayang sama aku, meskipun harus sakit menunggumu " lanjutnya kulihat matanya sedikit berkaca-kaca.

" makasih yah " jawabku, meskipun Hani sangat tulus, tapi dihatiku Mey masih juaranya.

Kembali kini kami telah hanyut dalam sebuah ciuman. Ciuman yang semakin lama semakin panas. Kedua lidah kami sudah saling menari didalam mulut. Hani semakin hebat berciuman. Tanpa melepaskan ciuman, aku mengangkat tubuh Hani hingga kini mengangkang duduk dipahaku.

" ini apa yang keras? tanyanya, tak sengaja menyentuh si junior.

" hehe itu si junior, temanku dari kecil " jawabku.
 
" ih dasarr hihi " ujarnya gemas, mendengar jawabanku.
Kembali dia menciumku, meneruskan berciuman.

" pindah ke kamar yu " ajaknya, ketika ciuman kami terhenti.

" boleh juga hhe " jawabku.
Aku memangku Hani menuju kamarnya.
Hani yang sedang ku pangku, membuka gagang pintu. Setelah kami berada didalam, kembali Hani menutup pintunya.

Ku amati setiap sudut ruangan kamar ini, kamar dan kasur yang cukup besar untuk ditempati satu orang. Dinding kamar dicat berwarna hijau muda, dengan hiasan motif daun.

" kamu ga cape terus mangku aku " suara Hani mengagetkan.

" engga kok, tenang aja " jawabku.

" aku tau kok, kamu kuat. Makanya aku yakin kamu bisa jagain aku. Aku gapernah takut kalo lagi sama kamu " ujarnya membuatku malu.

Kuturunkan Hani diatas kasur. Tanganya tak lepas menggenggam tanganku. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya.

" kamu mau berdiri aja ? " tanyanya mengejek.

" belum dapat ijin dari yang punya kamar hehe " jawabku.

" ih dasar, cepet sinih tiduran " Hani menarik tanganku, dan dia bergeser ketengah. Memberikanku tempat untuk tiduran.

" kok kamar ini, penuh dengan warna hijau dan motif bunga " tanyaku, sambil tiduran disampingnya.

" karena aku suka tumbuhan, makanya aku betah dikota ini. Banyak pepohonan dan udaranya sejuk " jawabnya, seperti membayangkan sesuatu.

" pantesan kamu selalu bisa menyejukan hatiku " ujarku gombal.

" ih dasar Hiro, baru tau aku kamu bisa gombal " jawabnya gemas.
Kemudian dia naik di atas badanku, terasa payudaranya menekan. Dan kami kembali hanyut dalam ciuman.

Ku balikan tubuhnya, kini aku yang berada dia atas. Ciuman kembali terus berlanjut. Nafasnya terasa semakin memburu. Si junior dibalik celanaku pun sudah semakin mengeras.
Perlahan tanganku sudah berada dipayudaranya. Ukuranya lebih besar dari punya Mey. Perlahan ku remas susunya, terasa sangat kenyal. Tak ada penolakan dari Hani, yang ada dia semakin panas ciumanya.

Remasanku berganti dari lembut kemudian keras lalu lembut lagi. Kurasakan ciumanya menyedot-nyedot lidahku. Tangan kananku, kini mulai membuka satu persatu baju tidurnya, masih tak ada penolakan dari Hani. Bahkan kini dia sedikit bangkit dan melepaskan baju yang ia pakai. Dibadanya kini hanya ada bra berwarna merah muda, yang tak mampu menutupi seluruh payudaranya yang putih dan besar.

Kembali ku remas susunya yang masih terbungkus Bra. Ku remas kembali, kadang halus kadang kasar. Kusingkap keatas bra nya, kini aku dapat menyentuh langsung mulus dan kenyalnya susu miliknya. Ciumanku kini turun keleher, sambil sesekali kutiup bagian tengkuknya. Dia sedikit mengangkat badanya, untuk melepaskan pengait bra dipunggungnya. Aku pun membantu agar bra yang dia pakai cepat terlepas.

Kini Hani sudah bertelanjang dada, tubuh Hani benar-benar seksi. Badanya putih mulus ditambah pesona payudaranya yang besar dan kenyal. Dengan puting berwarna coklat muda.

" seksi banget " pujiku.

" percuma kalo kamu, gamau sama aku " jawabnya sedikit cemberut.

Kucium kembali bibirnya, tapi kini tak ada balasan darinya. Mungkin dia kecewa, pikirku dalam hati. Tak menyerah, kini ku kecup keningnya lalu kucium lagi bibirnya. Dia sedikit merespon, lama kelamaan dia membalas hangat ciumanku. Tanganku tak henti meremasi susunya sambil sesekali memainkan putingnya.

Ciumanku kini turun keleher, terus turun kedada. Sampai akhirnya mulutku bertemu dengan putingnya yang sudah mengeras. Kuciumi susunya sambil sesekali menjilati putingnya. Sementara tanganku, tak henti meremasi susunya yang lain.

" ehmm geli sayang " ujarnya, sambil memegangi kepalaku.

Lidahku terus bermain diputingnya. Tangan Hani tiba-tiba sudah mengelus si junior. Aku bangkit sejenak dan melorotkan celana dan dalamanku sebatas lutut. Kini si Junior berdiri tegak mengahadap Hani.

" ih gede banget, warnanya lucu ada merah-merahnya gitu hehe " ujarnya.

Tak kupedulikan apa yang diucapkanya. Aku kembali menindihnya dan tak henti menjilati susunya. Tangan mulus Hani, dengan lembut mengurut si junior. Semakin kujilat susunya, semakin cepat dia mengurut si Junior.

" emm geli, tapi enak sayang " racaunya.

Aku menyedot puting hani, mirip bayi yang menyusu pada ibunya. Tak lama Hani bangkit lalu merebahkanku ditempat tidur. Tanganya tak henti mengurut si Junior, tanganku sesekali berusaha meremasi susunya yang besar mengantung. Tangan mulus Hani terasa nikmat mengurut si Junior.

Tiba-tiba Hani memasukan si Junior kedalam mulutnya.
" Awww " jeritku.
" jangan digigit sakit " lanjutku.

" hehe abis lucu gemisin " jawabnya.
Kembali si Junior sudah tenggelam didalam mulutnya, terasa beberapa kali giginya menyenggol si Junior. Hangat dan basah hanya itu yang aku rasakan.

Kutarik kembali Hani, kini kembali aku yang berada diatas. Ku jilati bergantian kedua puting susunya. Tangan kiriku mengelus lembut vaginanya yang masih tertutup celana dan Cd nya.

" ehmmm enak yank " racaunya, kadang menggigit bibir bawahnya.
Ku percepat usapanku divaginanya.

" ahhh yank.. enak.. ahh.. ehmm " racaunya tak jelas. Kulihat ekspresi wajahnya sangat seksi.

" ahhh udah yank " sebelah tanganya memegang tanganku. Tapi tidak menghentikan apa yang aku lakukan.
" ahh yank, aku mau pipis " seketika tubuhnya menegang, dan cukup lama bergetar. Celana dibagian vaginanya terasa basah. Nafasnya terlihat tersengal-senggal.

" aku lemes yank " ujarnya tersenyum malu.

Ku dekati wajahnya, keningnya ku kecup lembut sambil mengelus mesra rambutnya. Kini kembali kami sudah berciuman. sementara si junior masih tegak berdiri.

Ciumanku sudah berada disusunya. Seperti anak kecil aku kembali menyusu padanya.
Aku bangkit memegangi celananya yang dia pakai, aku berusaha menurunkanya. Tapi tangan Hani menahan tanganya.

" jangan yah, aku gamau " pintanya memohon.

" jadi gaboleh yah " tanyaku.

" bukan begitu, tapi kamu udah janji kan mau menjagaku " ujarnya, terlihat wajahnya memelas.

" baiklah aku ngerti " jawabku sedikit kecewa. Mungkin dia belum siap, lagian aku bukan siapa-siapanya. Aku tak mau dianggap lelaki yang cuma mau tubuhnya saja.

" maaf yah " ucapnya.

" gapapa, aku emang ga berhak " jawabku.

Kulihat dia menatapku, ada kesedihan dimatanya. Ku kecup lagi keningnya.
" yaudah, mending kamu tidur. Besok sekolah " bisiku.

" gamau, kamu belum keluar " ucapnya lirih.

" gapapa kok " jawabku, padahal dalam hati teriak kentang banget.

" kata Sinta, kalo cowok lagi pengen terus ga dikeluarin. Nanti suka pusing " ujarnya.

" hmmm " hanya itu yang aku ucapkan.

Kemudian dia bangkit memegang si junior.
" kamu tiduran aja yah " ucapnya, sambil tersenyum.

Si junior dengan telaten dia servis. Mulai dari urutan, jilatan, sampai sedotan. Sekarang Hani terasa lebih pandai melakukan BJ, ketimbang yang pertama tadi. Sampai akhirnya si Junior terasa mau memuntahkan spermaku.

" ahhh aku mau keluar " ucapku.
Hani semakin mempercepat gerakan mengurut si junior dengan tanganya.

" ahhh.... ahhh.. " lengguhku. Sekitar delapan kali spermaku keluar dari mulut si Junior dan membasahi tanganya.

" lengket tapi hangat hehe " ucapnya tersenyum.

" makasih yah " ucapku.

" iyah sayang hehe " ujarnya, kemudian bangkit mengambil tisu ditempat meja riasnya. Dan membersihkan lelehan sperma di tangan dan si junior.

Aku bangkit dan menaikan kembali celanaku, sementara Hani masih bertelanjang dada.

" ayo tidur, udah jam 1 " ucapku, sambil menoleh kearah jam.
" besok sekolah, nanti bangun kesiangan " lanjutku.

" temenin yah, kamu jangan pulang " pintanya.

" iyahh.. " jawabku.
Dibalasnya dengan senyuman manis.

Kemudian dia memeluku dan menariku tiduran diatas kasur.
" pake baju dulu sanah " ucapku.

" gapapa ko, gini aja " jawabnya.

" kalo engga pake baju, aku pulang nih " ancamku.

" jangan dong,,,, iyah aku pake baju sekarang " ujarnya bangun segera.
Hani berjalan kearah lemari pakaianya. Kemudian dia menurunkan celana dan Cd nya. Lalu berbalik kearahku.

" mau lihat ga ? Tapi cuma lihat doang yah hehe " ujarnya tersenyum menggoda. sambil menunjukan vaginanya yang putih mulus, serta terlihat masih sangat rapat dan ditimbuhi sedikit bulu halus.

Sementara aku yang melihatnya, hanya bisa menelan ludah. Si junior pun seperti mendapat sinyal untuk bangkit lagi.
 
Akhirnya dia memilih CD warna hijau, celana pendek dan kaos tanpa menggunakan Bra. Dia tiduran dikasur lalu memeluku. Ciuman kilat kembali kami lakukan.

" ayo cepet tidur " ucapku.

" iyah Hiroku " jawabnya.

Tangan kananku dijadikan sebagai bantalan kepalanya. Sementara tangan kiriku memeluk pinggangnya. Dan dia tak lepas balas memeluku.

" aku sayang kamu " ucapnya.
Ku balas dengan mengecup keningnya. Pelukanya semakin erat.

Tak lama kudengar suara dengkuran halus, tanda dia tertidur pulas. Sementara aku sama sekali tidak bisa tertidur. Sekuat apapun aku berusaha tidur, tetap saja sulit.

Tepat pukul 5 pagi, aku membangunkan Hani untuk pamit pulang. Terlihat dia berusaha memaksa membuka matanya.
" kamu mandi disini aja yah " ucapnya.

" aku ga bawa seragam kan " jawabku.

" pake seragam aku aja hehe " ujarnya becanda.

" huh dasarr " jawabku.

Tiba-tiba dia menciumku, kembali kami berciuman. Ciuman yang berbeda dari tadi malam, ciuman ini lebih lembut dan lebih mesra.

" udah ah, kalo gini terus. Aku bakal gajadi pulang " ucapku melepaskan ciumanya.

" iyah bener, jangan pulang aja hehe " jawabnya tersenyum.

" hmm dasar " ujarku, meleletkan lidah.

Hani pun mengantarku ke pintu depan, namun kami dikejutkan dengan suara pintu kamar mandi terbuka.

" Sinta, kapan pulang " tanya Hani kaget.
Sinta kini hanya menggunakan Bra dan CD dengan motif kulit macan.

URL=http://www.imagebam.com/image/2102b0479783875]
2102b0479783875.jpg
[/URL]
Sinta Andriani

" tadi malam, jam 2 kalo ga salah " jawabnya.
" Kalian kayaknya lagi asik dikamar. pintu depan ga dikunci, terus DVD ga dimatiin " lanjutnya meledek.
Membuat aku dan Hani saling pandang karena malu.

" hehe iyah lupa " jawab Hani.

" minimal pintu kunci, nanti ada maling masuk " ujar Sinta, sambil berlalu menuju kamarnya.

" uh dia kaya yang ngga aja, malah lebih parah kalo lagi sama pacarnya " gerutu Hani.

Ku tersenyum melihat ekpresi Hani.
" aku pulang yah " ujarku.

" iyah hati-hati, sampai jumpa disekolah " ujarnya lalu memeluku.

Akhirnya aku meninggalkan rumah Hani. Pagi ini kota tampak sedikit ramai dengan warga yang tinggal dipinggir kota dan perbukitan mau berbelanja dipasar.
Sesampainya dirumah, aku langsung masuk kekamar mandi. Bersiap untuk sekolah.
 
" Bapak kamu pocong yah " terdengar suara
lelaki.
" kok tau " jawab suara Wanita.
" karna kau telah meloncat-loncatkan hatiku
" ujar suara lelaki.

cie...ciee.... :ha: :lol:
bikin penasaran gimana yah ML nya hantu...:mati:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd