Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Production House

Awal Season 2 (eps. 7) enaknya ngapain nih?


  • Total voters
    372
5. OPEN RECRUITMENT Part 1



Hotel Pesona Bamboe, 23-07-20XX 08.33



“AAAAHH!! KAAAAK! AAAAH! AAAAAH! AAAAAAH!”, Seses mendongak penuh kenikmatan. Desahan sexy yang dikeluarkanya tidak seirama dengan goyangan pinggulnya. Eka tampak menikmati juga servis yang diberikan oleh Seses. Suara desahan dan juga suara basah dari peraduan kedua kelamin mereka teredam oleh suara TV yang sengaja dinyalakan untuk menyamarkan kegiatan morning sex yang tengah mereka lakukan.

“AAAAAH KAAAAAK! ENAK BANGEEEET! AAAAAH! AAAAAH!”, teriak Seses sembari mengangkat rambutnya keatas. Tangan kiri Eka mulai meremas-remas tubuh gadis yang sedang menggoyang penisnya.

“Aaaaah! Enak banget memek kamu, Ses. Fuck! Enak banget!”, Eka memberikan pujian kepada Seses. Mendengar dirty talk seperti itu membuat Seses semakin liar menggoyang vaginanya yang penuh dengan Penis Eka.

“AAAAAH! Kak, Ayo cepet keluar! Nanti teh Rere keburu balik! AAAAAH!”, Seses menatap kearah pintu kamarnya yang tertutup namun tidak terkunci.

Ingatan akan orgy yang terjadi semalam masih belum sepenuhnya kembali ke otak Eka. Setelah Eka dan Rere sama-sama mengalami orgasme, Ia mulai kehilangan kesadaran. Bahkan saat Seses masuk dan disetubuhi selama 10 menit oleh salah satu Founder dari Stand Agency, Rere dan Eka sama sekali tidak terbangun oleh bisingnya kegiatan seksual tersebut. Eka pun terbangun saat Seses mulai mengoral Penisnya saat ia masih tertidur. Seses mengatakan bahwa ia penasaran dengan rasa nikmat yang bisa diberikan oleh Penis kekar milik Eka. Ia pun meyakinkan Eka bahwa Rere sedang jalan-jalan disekitar hotel, sehingga mereka punya kesempatan untuk bersetubuh untuk beberapa saat.

“Anjing! Maksa banget nih Perek!”, Eka bangkit dan membalikan posisi menjadi missionary. Diangkatnya sedikit pinggul Seses, lalu dengan liar Eka mulai menggenjot vagina Seses. Eka pun mencekik Seses sambil terus memompa kelamin seses dengan kasar.

“A….AH! K-kak! Yes! Yes! Yes! Fuck me hard!”, Seses meracau tidak karuan. Tangannya memegang ujung kasur dengan keras, matanya terbelalak keenakan dari setiap hujaman penis Eka yang lebih besar dari penis-penis yang pernah masuk ke vaginanya. Tubuhnya pun mulai mengejang, Seses sepertinya akan mencapai klimaks.

“AH! FUCK! GUE KELUAR!”, Eka pun menyusul dengan klimaksnya. Eka mencabut penisnya dan keluar lah cairan klimaks Seses membasahi kasurnya. Eka pun mengocok penisnya dan memuncratkan spermanya dari pusar, payudara, hingga wajah Seses.

Croooot! Croooot! Croooot!


Seses merasakan kehangatan disekujur tubuhnya. Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka. Terlihat Rere masuk dan terkejut dengan pemandangan yang berada didepannya.

“Anjing! Aku kira kalian udah beberes! Malah ngentot! Cepet beberes, aku mau pulang!”, Rere menutup pintunya. Seses pun tersenyum nakal kepada Eka sembari memegangi penis Eka yang masih sedikit tegang. Seses lalu berdiri dan langsung menuju kekamar mandi.

“I’ll call you later, kak hehe”, Seses masuk ke kamar mandi. Eka pun membersihkan penisnya dengan tisu lalu memakai pakaiannya sebelum kembali ke kamarnya.

Ditengah perjalanan singkatnya menuju kamar hotelnya, Ia melihat Rere yang sedang melihat HP nya. Ia memutuskan untuk tidak menyapa Rere setelah kejadian awkward tadi. Didekat Kolam ia melihat beberapa model yang ia lihat semalam terlibat dalam orgy. Ia pun teringat kepada impian yang telah ia persiapkan semenjak ia mulai menjadi seorang photographer, mendirikan sebuah Production House. Namun ia harus mulai dari suatu yang kecil. Eka pun masuk kedalam kamarnya dan mulai membersihkan dirinya dikamar mandi. Ia pun melanjutkan Editing sebelum akhirnya ia pulang dan melakukan Finishing sebelum mengirimkan foto-fotonya ke Seses.



Square Office Bandung, 25-07-20XX 16.53

Ruang meeting yang terdengar sunyi dari luar, dinding dengan tema bata-bata dan furniture serba gelap memancarkan vibes cozy, intellect, vintage, dan intimate. Eka duduk dimeja rapat yang memanjang, dengan kedua sisinya diisi oleh 4 kursi kosong dan satu kursi diseberang tempat Eka terduduk. Terlihat tumpukan berkas yang merupakan CV dari pelamar-pelamar berada didepan Eka. Yup, hari ini Eka telah melaksanakan proses interview untuk calon pegawai dari agensi nya nanti. Eka membutuhkan dua Admin Talent Acquisition, dua Photographer, dan satu Finance and Tax Manager. Setelah menginterview para calon crew dari agensinya, sudah ada 5 kandidat yang cocok dari segi skills, komunikasi, dan juga “Good Looking”. Ya, itu lah kriteria yang Eka taruh di pamphlet loker agensinya. Tentu saja Eka sudah memiliki pikiran bejat untuk menjadikan karyawati-karyawatinya nanti tidak hanya sebagai tenaga kerja, namun pemuas birahi nya dalam aspek bisnis dikehidupannya. Workplace affair merupakan suatu trend yang tidak bisa dipungkiri adanya didunia ini. Dan Eka pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Omong-omong tentang workplace affair, Seorang Wanita berkerudung tengah berjongkok didepan Eka. Terlihat Reseleting celana panjang Eka terbuka dan penisnya mencuat tegang tengah dikulum oleh sosok wanita cantik didepannya. Erina Azzahra, yang sekarang menjabat menjadi Private Secretary Eka ini merupakan crew pertama dari agensi yang didirikan oleh Eka, 180mm Agency. Nama 180 mili yang dipilih Eka mengandung 2 makna. Makna resmi dari 180mm Agency diambil dari Lensa yang memiliki Sensor 180mm. Makna keduanya menggambarkan penis eka yang panjangnya 18cm atau 180mm. bahkan moto dari agensi nya yang berbunyi “The Images that Reach Deep into You” juga ambigu. Erina tampak dengan taatnya mengulum penis Eka, tangan kiri Eka pun mengelus-elus kepala Erina yang dibalut kerudung itu. Sedangkan tangan kiri Eka sedang melihat foto-foto dari calon-calon crew nya. Eka sudah tidak melihat berkasnya lagi, ia hanya melihat foto-foto mereka sambil membayangkan bagaimana rasanya jika saat ini mulut-mulut mereka yang tengah mengulum penisnya. Eka pun makin tidak tahan dengan kuluman Erina dan pikirannya sendiri.



“mmmmh mmmmhhh... GLUK! GLUK! GLUK! PLAK! PLAK! PLAK! Aaaaaaah! Kaget tau, Ka.”, Eka yang tiba-tiba menekan kepala Erina membuat mulut dan tenggorokan Erina penuh dengan penis Eka, sehingga Erina tidak bisa bernafas dan terbatuk-batuk. Terlihat mulutnya basah dari air liurnya sendiri.

“Kalau kita lagi ngewe, kamu harus manggil aku, “Master”. Inget?”, Eka mengankat Erina dengan mencekik lehernya dan menahan tengkuknya. Eka lalu mendorong Erina ke arah meja dan mengangkat gamis yang digunakan Erinam menunjukan bokong mulus Erina. Ia tidak menggunakan celana dalam karena Eka menyuruhnya untuk tidak menggunakan pakaian dalam sama sekali.

“K-kan kita belum ngew-aaaaaah!”, dua jari Eka masuk kedalam vagina Erina sebelum Erina bisa menyelesaikan kalimatnya.

“Ngelawan ya kamu? Udah basah aja nih memek”, Eka mengobok-obok vagina Erina yang sudah basah itu. Tubuh Erina menggelinjang, kedua tangannya menutup mulutnya mencoba untuk tidak mengeluarkan suara yang terlalu keras. Ia menopang tubuhnya ke meja menggunakan kedua sikutnya.

“Bener ta—aaaaaah!! Tapi kan? Kita belum ngewaaaaaah-e. Kita belum ngeweaaaaaah!”, Erina kewalahan dengan permainan jari Eka divaginanya. Eka pun mulai mengocok penisnya agar tidak layu sebelum permainan dimulai.

“Mau di ewe sekarang?”, tanya Eka sembari terus mempersiapkan kedua kelamin yang akan segera menyatu. Erina hanya menganggukkan kepalanya.

“Aaah”, Erina mendesah saat Eka mencabut jarinya yang ada divagina Erina. Eka pun mengarahkan penisnya yang sudah fully erect ke vagina Erina dan memasukan ujungnya kedalam.

“Aaaahhfff!”, Erina menutup mulutnya, walau hanya ujung penis Eka yang masuk, diameternya saja sudah bisa membuat Erina merasa keenakan.

Plak!

“Kata siapa kamu bisa diewe gitu aja. Minta yang bener!”, Ucap Eka sembari menampar bokong Erina hingga merah.

“Aaaaw! Iya..Iyaaa. Ewe aku ka….Fuck me, master…”, Erina menolehkan wajahnya kearah Eka. Ia pun menggoyangkan pinggulnya secara tidak sadar seakan tubuhnya sudah tidak tahan dengan birahinya sendiri.

Plak!

“Emang gitu cara yang aku ajarin?!”, Sekali lagi Eka menampar pantat Erina. Ia menggoyangkan selangkangannya keatas-kebawah sehingga kepala penisnya menekan ke bagian atas dan bawah dari mulut vagina Erina.

“Aaaaah! Iya! Entot aku, master. Fuck me like your bitch master!”, Erina menaruh tangannya yang menutupi mulutnya dimeja dan mengucapkan permohonanya sesuai yang telah diajarkan Eka.



“Aaaaah! Aaaaah! Aaaaaaah! Aaaaah aaaaah..kaaa….aaaah aaaah!”, Eka pun menghujamkan penisnya dalam-dalam ke vagina Erina sebanyak tiga kali. Lalu Eka menusuk-nusukan penisnya dengan tempo cepat. Eka memompa Erina tanpa ampun selama 5 menit dengan posisi doggy. Ia memang tidak berniat menyetubuhi Erina berlama-lama. Hanya quickie saja cukup dalam pikiran Eka. Karena dalam beberapa hari kedepan, Eka harus menguji kebisaan tiap calon pegawainya dengan jobdesk mereka masing-masing. Lalu Eka juga ingin “menguji” kebisaan mereka dalam memuaskan nafsunya.

“Kaaaa aaaaah! Kaaaa! Aaaaaah aaaaah aaaah”, Erina mendesah seiringan dengan tubuhnya tergoyang maju mundur dari genjotan Eka. Payudaranya yang menjiplak ke gamisnya pun terlihat terayun-ayun. Tampak samar pantulan permainan mereka dari kaca sekat ruangan rapat tempat mereka bersetubuh. Eka pun mengangkat pinggang Erina hingga kakinya tidak lagi berpijak kelantai, lalu tanpa mencabut penisnya, Eka memutar tubuh Erina sehingga Erina kini berhadapan dengan Eka dengan kedua kaki nya ditopangkan ke lengan Eka yang sedang menahan pinggul Erika dari belakang. Mereka pun melanjutkan permainan mereka. Eka pun melumat bibir Erina dan sesekali memainkan lidahnya kedalam mulut Erina. Berkas yang tadinya berada dibawah Erina saat posisi doggy, berceceran tidak karuan. Kedua tangan Erina kini merangkul Eka agar tubuhnya tidak terjatuh.

“Aaaah! AAaaahkaaa! Eka!”, Erina mendesah saat Eka mulai melepas lumatan bibirnya. Eka pun membuka reseleting belakang dari gamis Erina. DIplorotkannya gamis Erina hingga serendah perut. Hanya Jilbab Erina kini yang menutupi bagian atas tubuhnya. Gunung kembar milik Erina terlihat bergoyang naik turun seirama dengan hentakan Eka.

“Cuh! You are mine, bitch!”, Melihat mulut Erina yang menganga, Eka pun meludahi mulut Erina. Erina pun menelan ludah Eka dan mengangguk tanda patuh terhadap Eka.

“Aaaaah! Aaaaaah! Yess! I’m yours aaaah m-master aaaaaah!”, Erina memvalidasi klaim Eka terhadap dirinya. Eka pun mulai mengenyot puting Erina dan sesekali menggigit kecil ke sekitar payudara Erina, menghasilkan bercak-bercak merah disekujur dada Erina. Eka merasakan kedutan dari penisnya. Ia akan segera mencapai klimaks.

“Anjing! Mau keluar! Turun…”, Eka mencabut penisnya lalu mengocoknya sembari menunggu Erina yang langsung turun dari Meja untuk menerima semprotan sperma dari Eka. Namun dengan cepat Eka meraih kepala Erina lalu memasukan penisnya dalam-dalam kemulut Erina.



Croooot! Crooooot! Crooooot!

“mmmh! Gluuuk! Gluuuk! Aaaaah! Slurp banyak banget…”, Eka meledakan isi penisnya ke mulut Erina. Sebagian besar spermanya masuk kedalam tenggorokan Erina, namun sisa-sisa sperma Eka tampak memenuhi mulut dan bibir Erina.

“Cepat beberes. Abis ini kita pulang. Besok aku masih ada sesi sama calon-calon staf kita”, Ucap Eka yang sedang mengambil tisu dan membersihkan penisnya dan juga memberikannya kepada Erina yang masih menelan sperma Eka. Eka, Erina, dan ruang meeting mereka tampak sangat berantakan. Mereka pun membenahi pakaian mereka, lalu Erina membereskan ruangan meeting yang dipenuhi berkas berceceran. Eka pun berjalan menuju ruangannya. Erina masih bimbang dengan keadaannya saat ini. Ia merasa tidak enak dengan Arga, pacarnya, karena dia sudah beberapa kali berhubungan seks dengan Eka dibelakang Arga semenjak job pertama Eka. Namun dia belum bisa memberikan alasan jelas untuk meminta putus dengan Arga. Namun hal tersebut mungkin akan segera berubah lebih cepat dari yang ia kira.



Square Office Bandung, 26-07-20XX 09.01





Rena Fauziah, Finance and Tax Manager, 25, 36D

Diruang tunggu 180mm Agency Office, terlihat seorang wanita memakai atasan putih dengan cardigan hitam untuk menutupi bahunya yang putih mulus, dengan rok hitam selutut yang menunjukan kakinya yang sexy dan mulus, sedang duduk tegak menunggu panggilan interview tahap kedua. Wajah cantiknya menunjukan ekspresi tenang dan percaya diri, bahwa dia siap untuk mempresentasikan dirinya sebagai kandidat yang tepat untuk posisi yang tengah ia lamar, Finance and Tax Manager. Sekitar 3 Meter darinya, terlihat Erina sedang mengerjakan kontrak kerja untuk tiap kandidat yang nantinya akan menjadi karyawan di agensi milik Eka ini.

Ting! Sebuah notifikasi muncul dari HP Rena.

“Semangat interviewnya, sayang!”, Chat dari Budi, Pacar Rena yang telah menemaninya semenjak SMA hingga sekarang.

“Mba Rena?”, Erina berdiri dari mejanya dan memanggil Rena yang tengah melihat chat dari kekasihnya tersebut. Rena pun berdiri dan menghampiri wanita yang memanggilnya.

“Iya saya, bu”, Jawab Rena dengan tangannya yang masih memegang HP nya.

“Panggil Teteh aja hehe, Silahkan Masuk keruangan Bapak diujung sana.”, Ucap Erina sembari menunjukan ruangan Eka kepada Rena.

“Ooh, Iya. Terima Kasih, teh. Punten ya….” Rena pun beranjak kearah ruangan Eka mengikuti Erina yang berjalan memandunya.

“Iya ayangku <3 Doain Yaaa”, Balas Rena sambil berjalan menuju ruangan Eka. Rena pun mematikan dering HP nya lalu menaruhnya kedalam tasnya. Ia lalu merapihkan pakaiannya agar tampil lebih pantas dihadapan calon atasannya ini.

“Pak Eka, punten. Ini Mba Rena.”, Ucap Erina setelah membuka pintu dan menunjukan Rena kedalam ruangan Eka.

“Silahkan masuk, mba. Boleh langsung duduk”, Jawab Eka berdiri dan menjabat tangan Rena. Erina pun menutup pintu ruangan Eka dan kembali ke mejanya.

“Selamat Pagi, pak. Terima kasih sudah mempertibangkan saya untuk melanjutkan ke interview tahap dua. Izin duduk ya pak”, Ucap Rena sembari menerima jabatan tangan Eka, lalu duduk dikursi didepan meja Eka.

“Pagi… Oke, mba Rena Fauziah. Boleh perkenalkan diri anda kembali dan presentasikan diri anda.”, Ucap Eka sambil kembali duduk dan membaca sedikit Resume milik Rena yang sedikit kusut bekas permainannya dengan Erina dihari sebelumnya.

“Baik, Pak Eka. Izin memperkenalkan diri saya kembali. Nama saya Rena Fauziah. Saya lahir di Padang, 12 Februari 199X. Saya lulus dari Fakultas Ekonomi UNP4D di tahun 201X.”, Rena memperkenalkan dirinya kembali kepada Eka setelah sebelumnya sudah dia lakukan di Interview pertama saat Eka ditemani Erina saat interview. Kali ini hanya Eka yang melakukan proses wawancara kepada calon pegawainya. Rena berusaha mempertahankan kontak mata dan juga menjaga body language nya agar lebih menarik kepada pewawancaranya. Eka juga tampak mencoba menjaga wibawanya dengan mempertahankan posisi sedikit menyandar , sikunya bersandar di lengan kursi dengan tangan menopang wajahnya yang tersenyum memperhatikan Rena.

“Setelah lulus, saya sempat bekerja menjadi Admin Finance di PT. Japfa selama 2 tahun. Dan dari rentang waktu saya lulus kuliah hingga sekarang saya masih aktif mengikuti seminar-seminar yang terus menambah dan mengasah kemampuan saya dibidang keuangan. Mungkin sekian saja dari saya. Terima kasih banyak atas waktunya”, Tidak hanya mulut Rena yang berusaha menjaga ketertarikan Eka. Tangan, Bahu, dan matanya secara harmonis menunjukan kepercayaan diri terhadap kemampuannya yang akan menguntungkan agensi milik Eka. Eye contact pun menjadi salah satu fokus Eka disini, ia berusaha untuk tidak menunjukan niat bejatnya diawal pertemuannya dengan para calon pegawainya.

“Baik… Terima kasih, mba Rena. Orang Padang ya? Berarti kalau mudik jauh dong?”, Eka membenahi lengan jas nya, lalu mendudukan kedua tangannya ke meja. Ia menanyakan pertanyaan santai agar tensinya tidak terlalu tegang diantara mereka.

“Tidak, Pak. Keluarga saya udah pindah ke Bandung sejak saya SMP. Dan saudara-saudara saya juga mayoritas sudah merantau.”, Jawab Rena sembari menaruh tangannya dipangkuan lututnya.

“Oh begitu. Tadi kamu bilang sebelumnya di PT. Japfa ya? Itu kenapa berhenti, mba?”, Tanya Eka kepada Rena.

“Kalau boleh jujur, karena lingkungannya yang toxic pak.” Jawab Rena dengan ekspresi sedikit cemberut.

“Oh begitu. Karena nanti mba Rena jadi salah satu pioneer di agensi kami, saya yakin mba tidak akan toxic juga dengan pegawai lainnya. Dan saya juga tidak suka lingkungan kerja seperti itu.”, Ucap Eka sambil tersenyum.

“Tentu saja, pak! Saya tidak suka tempat kerja seperti itu, maka saya juga tidak mau menciptakan suasana seperti itu hehe.”, Rena tertawa kecil.

“Oke, didepan anda sudah kami sediakan laptop. Kalau kamu buka dan nyalakan, sudah terbuka file excel dengan beberapa sheet berisi contoh laporan, nominatif, statements, dan database. Juga ada file word di desktop yang berisi mailing invoice yang nantinya terhubung dengan excel yang sudah kamu kerjakan. Coba untuk melengkapi kolom atau baris yang kosong dengan rumus-rumus yang sesuai setelah selesai, coba untuk print out invoice dari hasil mailing kerjaan kamu. Saya beri waktu 20 menit, dimulai dari kamu buka laptop.”, Eka membuka stopwatch dari HP nya. Dan Rena pun membuka laptop didepannya yang sedang dalam keadaan sleep. Stopwatch pun berjalan, dan Rena pun mulai bekerja. Rena mulai dari Laporan keuangan, ia mulai mengisi rumus-rumus pencarian dan pejumlahan berkriteria seperti SUMIFS, VLOOKUP dan HLOOKUP. Selama 3 menit pertama ia habiskan untuk menjumlahkan beberapa value dengan kriteria-kriteria tertentu. Untuk mencocokan data yang ada dinominatif, ia juga menggunakan rumus V/HLOOKUP.

“Masih single mba? Katanya kalau di Padang, Cewe nya ya yang bayar buat nikahin cowonya?”, Eka mencoba untuk menggali sedikit tentang kehidupan pribadi Rena.

“Saya udah punya pacar, pak hehe Iya di Padang seperti itu. Tapi kan saya disini, jadi ga perlu ikut adat sana”, Rena menjawab sembari berusaha terus fokus ke pekerjaannya. 7 menit pertama sudah 47% dari pekerjaanna selesai. Ia hanya perlu mengisi beberapa kolom lagi sebelum mengecek statements nya.

“Oalah Pacarnya orang sini ya? Gimana cowo Bandung? Bukannya jahat-jahat ya?” Tanya Eka semakin memancing Rena.

“Engga sih pak, dia baik banget. Terlalu baik malah hehe”, Jawab Rena sekarang melakukan eye contact dengan Eka dan juga tersenyum. Entah kenapa badannya sedikit ringan dan hangat. Ia merasa sedikit gelisah tanpa tau kenapa.

“Kenapa terlalu baik? Saya juga masih muda kali mba. Saya tau kok pergaulan jaman sekarang kayak gimana.”, Eka semakin memancing Rena kearah yang dia rencanakan. Tanpa disadari siapapun, Eka mengganti parfum otomatis diruangannya dengan parfum aphrodisiac. Sehingga beberapa menit sekali, baunya makin kuat dan membuat penghirupnya makin naik birahinya. Eka pun sudah memikirkan secara matang-matang rencananya yang akan menghasilkan uang dan juga bejat diwaktu yang bersamaan. Eka tidak merombak layout dari office nya agar Erina cukup jauh dari ruangannya, dan ruangannya yang cukup kedap suara ini mampu menjaga agar suara dari ruangannya tidak sampai kemeja Erina. Ia juga mengatur jadwal agar satu kandidat dengan yang lainnya terpisah beberapa jam dalam jadwal interview mereka.

“Ya justru itu pak, karena terlalu baik jadi jarang mengarah kesana hehe duh panas pak, saya lepas cardigan gapapa ya pak?”, Rena makin merasa gerah dan gelisah.



“Oh panas ya? Gapapa mba, senyamannya saja. Ini AC nya saya turunin suhunya. Anyways, pacar kamu jarang mengarah kesana, tapi kamu nya emang mengarah kesana”, Rena pun melepas kardigannya. Terpampang didepan Eka bahu mulus Rena dan juga payudaranya yang tadi sedikit tertutup oleh cardigan sekarang terlihat menonjol dibalik bajunya. Rena merasakan putingnya mulai mengeras, memberikan sensasi tidak nyaman karena menekan ke bra Rena.

“Yaaa kan tadi kan bapak yang bilang kalau pergaulan jaman sekarang seperti itu.”, Jawab Rena dengan senyuman yang sedikit berbeda. Ia pun bertanya pada dirinya, kenapa ia seterbuka ini dengan laki-laki yang tidak dia begitu kenal. Eka yang melihat reaksi Rena seperti ini merasa kepuasan bahwa rencananya berhasil.

“Berarti jarang penuhi dong kebutuhannya”, Tanya Eka mencoba Langkah yang lebih berani. Rena yang sudah 94% menyelesaikan pekerjaannya ini makin tidak fokus dengan kerjaannya.

“Ya begitu pak. Susah banget kalau diajakin”, Rena menjawab sambil bertanya kepada dirinya mengapa ia seterbuka ini. Seakan memberikan celah bagi Eka untuk menodai dirinya.

“Wah kalau gitu terus, nanti ga fokus dong kerjanya kalau kebutuhannya ga dipenuhin? Masa cewe secantik kamu gabisa bikin pacar kamu nafsu”, Eka mendapatkan lampu kuning seperti itu makin menjadi-jadi, belum lagi perangsang yang memenuhi ruangan membuat penisnya tegang. Ia mulai mengelus-ngelus penisnya yang masih tertutupi celana dan celana dalamnya.

“Waduh semoga engga sih pak hehe gatau nih kalau lanjut gini. Ih bapak bisa aja”, Rena menjawab sambil mengaruk-garuk leher belakangnya. Eka yang melihat ini langsung berdiri dan berjalan kearah Rena.

“Selain tunjangan-tunjangan yang disediakan agensi ini, kamu mau ga dapat tunjangan yang memenuhi ‘kebutuhan’ kamu yang lain?”, Eka mulai memegang pudak Rena dan memberikan sedikit pijitan untuk memancing birahi Rena agar meningkat.

“mmmfh Pak, Emang gapapa pak?”, Rena tidak menolak pijitan dari Eka. Ia pun merasa makin terangsang dengan pijitan Eka.

“Gapapa banget kok. Kan kesejahteraan pegawai juga harus diberikan.”, Eka mulai memberanikan diri untuk memasukan tangannya ke celah baju Rena hingga menyentuh payudara Rena. Eka pun meremas payudara Rena tanpa ada perlawanan dari Wanita tersebut.

“mmmmhf Aaah pak…”, Eka mulai menyupang leher Rena sembari meremas-remas payudara padat Rena. Ia dan pacarnya rajin berolahraga digym dan mengikuti senam-senam sehingga tubuhnya terbentuk dengan bagus dan padat.

“Enak kan?”, Tanya Eka sambil terus menyupang Rena. Kini kedua tangannya sudah memegang kedua asset Rena. Eka juga sesekali melintir puting Rena, membuatnya menggeram keenakan. Satu tangannya memegang rambut Eka, dan satunya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang terlalu keras.

“e-enak pak aaaah aaaah aaaaah!”, Rena mulai sangat terangsang. Ia merasakan vaginanya sudah basah dari semua stimulus yang ia rasakan. Eka lalu melumat bibir Rena sambil terus menservis payudaranya. Rena membalas permainan lidah Eka dengan penuh semangat. Setelah beberapa saat, Eka melepas lumatan bibir dan genggaman tangannya dari payudara Rena.

“Bukain.”, Eka mendekatkan pinggangnya, terlihat sesuatu yang besar menonjol dari balik celanannya. Rena pun dengan patuh membuka sabutk dan reseleting dari celana Eka. Ia langsung menarik kebawah celana dan celana dalam Eka hingga kebawah. Penis Eka yang sudah tegang mencuat didepan wajah Rena. Tampak ekspresi terkejut dari wajah Rena melihat kelamin laki-laki didepannya yang berurat dan panjang besar.

“Astaga! Gedenya pak”, Ucap Rena dengan suara berbisik. Ia mulai memegang penis Eka lalu mengocoknya dengan tangan halusnya.

“Hehehe sepong dong”, Ucap Eka menatap wanita yang masih terpesona dengan penis yang ada didepannya. Rena lalu mulai menjilati penis Eka sambil terus mengocoknya. Lalu ia memasukan penis Eka ke mulutnya. Makin kagum Rena setelah seperempat penis Eka sudah hampir memenuhi mulutnya. Ia mulai mengulum Penis Eka perlahan. Selama dua menit, kuluman nyam akin terasa nikmat untuk Eka sehingga Eka mendongak keatas.


“huuuuf fuuck enak banget Ren”, Eka memegangi kepala Rena yang asik maju mundur memuaskan Penis Eka dengan mulunya. Lidahnya pun tidak diam saja selama sesi blowjob tersebut. Eka yang sudah sangat nafsu langsung mengangkat Rena, membuat Rena melepas kulumannya.

“aaaah paaaak”, Eka mengangkat Rena dan memutar balikan Rena sehingga ia menopangkan tubuhnya kepada meja. Eka mengangkat rok Rena dan menurunkan CD Rena. Terlihat Vagina Rena yang sudah sangat basah, sudah siap untuk disetubuhi oleh Eka.

“Masukin pak… aku ga kuat aaaah!, Eka memasukan penisnya tanpa aba-aba. Rena yang jarang melakukan hubungan seks dengan pacarnya meski memiliki birahi tinggi, kini merasakan salah satu seks yang sangat memicu adrenalin, Office Sex. Eka memasukan setengah bagian penisnya kedalam kemaluan Rena. Tanpa basa basi, Eka langsung menggenjot Rena dengan tempo pelan. Vagina Rena terasa sangat terjepit bagi Eka. Tidak hanya jarang dimasuki penis pacarnya, perbedaan ukuran penis Eka dan Budi membuat vagina Rena terasa sangat mejepit.

“aaaaaah aaaaaah aaaaah… ngilu pak.. tapi enak aaaah terus aaaah paaak.”, Rena mendesah dengan pelan karena takut suaranya terdengar keluar. Eka yang sudah sedari tadi menaha nafsunya pun makin meliar dalam menyodok-nyodokan penisnya ke kemaluan Rena.

“Enak ya? Pacar kamu bego banget punya cewe secantik kamu tapi jarang disikat.”, Eka menarik rambut Rena sambil terus menggenjot vaginanya, membuat mereka makin mendekat dan penisnya bisa masuk lebih dalam.

“aaaaah iyaaa paaak enak aaaah aaaah aaah”, Rena mendongak dengan tangan satunya mencoba menutup mulutnya untuk mengurangi kebisingan yang ia buat.

“Emang punya pacarmu segimaa sih? aaaah fuck… kalau saya terima, mau ga saya entot terus kayak gini?”, Eka memancing Rena.

“aaaaaah aaaaaah gaada aaaaah setengahnyammmmmfh gaaada setengahnya punya bapak aaaaah aaaah…. m-mauaaah mau pak aaaaah… mau… tapi-tapi janganaaaaah bilang siapammmmfh siapa”, Ucap Rena sambil terus menutup mulutnya karena sudah tidak bisa Manahan desahannya.

“Deal ya… anjing enak banget, saya terima… ffuck… kalau saya mau ngentot kamu, kamu harus ffffuck… siap.”, Ucap Eka mulai menancapkan penisnya sampai ujung. Eka pun kewalahan dengan vagina Rena yang masih sempit.

“Deal paaaaak aaaaaah aaaaahh mfffffh”, Eka mengangkat kaki Rena sehingga Rena berposisi layaknya anjing yang sedang kencing. Lalu diambilnya celana dalam Rena dan disumpalkan kemulut Rena. Setelah menurunkan kembali kaki Rena, Eka mula melucuti kancing baju Rena menyisahkan kancing paling bawahnya. Eka lalu menurunkan baju Rena sehingga terpampang bra merah Rena yang menahan payudara Sekal miliknya.

“mmmmmfh mmmmmfh mfffffffhhh”, Eka yang semakin dalam menancapkan penisnya secara bertubi-tubi membuat Rena mendesah keras, namun tertahan sumpalan celana dalamnya sendiri. Eka merasa ia hampir mencapai klimaksnya.

Kriiiing! Kriiiiing!

Handphone milik Eka berdering. Eka menekan punggung Rena sehingga iya tertekan kearah meja. Tangan kiri Eka menyekik leher Rena dari belakang sambil terus menggenjotnya. Lalu Eka mengambil HP nya dengan tangan kanan. Lalu ia mengangkat telefon yang ternyata dari Erina.

“apa….? Iya? Oh udah dateng.”, Eka mempercepat tempo genjotannya. Erina mengabari bahwa kandidat selanjutnya sudah datang.

“Suruh tunggu aja… ini…. Aku …. Bentar lagi… keluar”, Eka mengucapkan nya sambil mengarahkan wajah Rena kebelakang sehingga Rena tau bahwa itu juga kode bahwa Eka telah mencapai klimaks. Eka mencabut penisnya lalu mengocoknya dengan cepat. Rena yang mengerti langsung berlutut didepan Eka sambil mendongak dan membuka mulutnya.

Croooot! Crooooot! Croooooot! Croooot!



Empat kali sperma Eka menyembur kewajah cantik Rena. Rena pun menelan sperma yang masuk kemulutnya. .

“aaaah gapapa-gapapa. Tadi aku keselek. Ini udah aman hehe. Suruh tunggu ya, thanks Er”, Eka menutup teleponnya.

“aaaah pak banyak banget. Enak banget mainnya. Sampe lemes aku. Jadi… aku diterima kan?” Tanya Rena sambil mengelap sisa sperma diwajah dan rambutnya dengan tisu.

“Jelas enak dong. Nanti kamu bisa terus ngentot sama aku disini. Panggil kang aja, bapak itu terlalu tua. Diterima dong. Nanti ada chat dari teh Erina. Oke?”, Jawab Eka sambil membersihkan penisnya dan mulai membenahi pakaiannya.

“Siap, kang. Hehehe”, Mereka pun merapihkan pakaian mereka lalu Rena keluar dari ruangan Eka. Setelah itu Rena pamit kepada Erina dan menuju keluar bangunan. Ternyata diparkiran Budi sudah menunggu Rena, ia menjemput kekasihnya yang baru selesai interview.

“Halo, ayaaang. Gimana interview nya?”, Tanya lelaki yang mengendarai motor astrea tersebut.

“Amaaan. Aku positif diterima kok”, Erina tersenyum penuh kebahagiaan. Tidak hanya dia tau bahwa pintu karirnya baru saja dibuka, ia menemukan pemenuhan kebutuhan birahinya dsini.

“Enak ga boss nya kira-kira?”, Tanya Budi kepada Rena yang tengah naik kemotornya.

“Enak baaaaaaangeeeet. Tenang aja, aku bakal betah disini.”, Rena menjawab kepada pacarnya dengan makna yang berbeda. Mereka pun pulang dari area perkantoran tersebut.

Sementara itu didalam…



Square Office Bandung, 26-07-20XX 10.00



Amanda Meiriza, Photographer, 22, 34B

Tidak terasa Eka telah menggarap Rena selama 30 Menit. Quickie dikantor tidak hanya lebih memacu adrenalin, tapi juga merangsang sehingga kenikmatan terasa berkali kali lipat. Tanpa disadari, kandidat selanjutnya sudah hadir. Gadis Cantik yang baru saja lulus kuliah Bernama Amanda Meiriza, atau yang akrab dipanggil Manda, sedang menunggu diruang tunggu. Ia tadi sempat melihat Rena keluar dengan keadaa penuh senyum. Hal tersebut meningkatkan ketenangan baginya yang masih minim pengalaman bekerja secara full time.

“Kayaknya bosnya baik hehe”, ucap Manda dalam hati. Wanita berhijab dengan Kemeja Rumbai putih, dan celana cokelat, duduk dengan kaki yang menginjak-injak lantai dengan pelan, Manda merasa gugup. Lalu pintu ruangan yang tadi ditinggalkan oleh Rena terbuka, Manda yang gugup sedikit terkejut saat pintu tersebut terbuka. Eka keluar membawa tas kamera sambil memainkan HP nya.

“Ini Mba Amanda? Amanda Meirizan?”, Eka bertanya kepada Erina yang langsung menghampirinya setelah melihat Eka keluar dari ruangannya.

“Betul, Pak. Mba Amanda, hari ini jadwalnya uji pengambilan gambar ya? Silahkan ikut bapak ketempat test.”, Jawab Erina dari samping Eka.

“Pagi, pak. Saya Amanda”, Amanda mengulurkan tangannya sambil tersenyum kepada Eka.

“Pagi, Mba Manda. Ayo, kita berangkat. Naik mobil saya aja.”, Eka menjabat tangan Manda dan langsung memandu Manda keluar Gedung.

“Erina, kamu lanjut sendiri ya disini, setelah menguji mba Manda, saya ada urusan lain.”, Ucap Eka sambil berjalan menjauh dari Erina.

“Baik, pak. Hati-hati dijalan.”, Erina mejawab, terlihat Eka dan Manda keluar dari ruangan secara bersamaan.

Mereka pun naik ke mobil Eka, dan berangkat ke rumah Eka. Bangunan yang dulunya digunakan sebagai vila itu memiliki banyak spot aestetik. Namun bukan itu saja alasannya. Eka bisa mengetes skill photography milik Manda dan juga memprospeknya lebih lanjut sebagai pemuas Hasrat bejatnya. Rencana Eka tidak hanya melibatkan kantornya, namun rumahya yang sepi itu juga. Ia telah menyiapkan obat perangsang agar bisa dimasukan keminuman yang nanti diberikan ke korban-korbannya. Ditambah lagi pacarnya Nanda yang telah pulang kampung, menjadikan rumah nya salah satu spot aman untuk menggarap perempuan-perempuan yang ditarget Eka.





Cisarua , 26-07-20XX 11.15




Eka dan Manda turun dari mobil Eka yang telah diparkirkan dicarport Rumahnya. Manda yang menyukai scenery pegunungan dan bangunan aesthetic terpesona denga lingkugan rumah Eka. Ia merasa tenang, seperti beban pikirannya terangkat. Awalnya dia takut karena harus ikut ketempat lain berduaan dengan Laki-laki yang baru ia kenal. Namun sekarang pikiran tersebut mulai terangkat.

“Oke, mba Manda. Karena Mba ngelamar sebagai photographer di agensi saya, ga perlu saya nanya banyak- banyak terkait background kamu. Hal tersebut lewat Resume cukup. Portofolio Mba cukup menarik, namun saya mau lihat hasil jepretan mba secara langsung. Bisa dimengerti?”, Ucap Eka sembari membuka tas kamera, mengeluarkan lensa lalu melepas cover lensa dan memasangnya di kamera.

“Terima kasih banyak pak, saya mengerti.”, Manda yang tadinya asyik melihat pemandangan disekitarnya langsung berjalan ke Arah Eka.

“Semua calon photographer di agensi saya akan saya test seperti ini, walau dengan tempat dan waktu yang bereda. Ini saya sudah sediakan kamera, full battery, Tolong ambil 75shot diluar dan 75 shot didalam, saya beri waktu 1 jam. Saya hitung dari sekarang.”, Eka menyerahnkan kamera kepada Manda sambil memulai stopwatch di HP nya. Manda menerima kamera tersebut lalu menaruh sling nya disekitar lehernya.

Manda pun mulai mengambil gambar disekitar Rumah Eka. Dimulai dari taman dan kolam kecil yang ada didekatnya. Ia mengambil beberapa foto close up dari bunga-bunga. Lalu ia mengambil beberapa foto dengan fokus ke kolam dengan background pepohonan yang ada disekitar rumah Eka. Saat Manda sedang fokus melakukan ujiannya, Eka masuk kerumahnya dan mengecek keadaan rumahnya. Sepertinya cleaning yang ia sewa untuk membersihkan rumahnya sudah pulang. Ia memang menyewa jasa cleaning servis untuk membersihkan rumahnya dua hari sekali. Eka mampu mengumpulkan harta sebanya ini diusia yang relatif muda bukan hanya dari job photographynya saja. Eka juga aktif trading, ditambah lagi saat orang tuanya mendapatkan warisan dari kakek dan nenek Eka yang meninggal, Eka diberikan jatah uang yang langsung ia invest kan dengan membangun IndoApril dan AlfaApril. Sehingga Eka bisa mapan diusianya yang masih muda ini. Eka lalu menuju dapur untuk mempersiapkan obat perangsangnya untuk Manda. Udara didaerah perbukitan Bandung memang tidak panas, namun tetap saja sedikit sinar matahari dan kegiatan yang menuntut Manda untuk bergerak terus akan membuatnya berkeringat dan haus. Sehingga tawaran minuman segar akan membuatnya luluh. Eka yang telah selesai membuat minuman melihat stopwatchnya, sudah berjalan 25 menit. Manda pun mulai memasuki rumah Eka dari salah satu pintu belakang yang sengaja Eka buka agar calon photographernya bisa bebas masuk dan mengambil gambar didalam rumah. Manda masuk ke reading room Eka, Terilihat ada satu sofa mengarah kepintu kaca yang menampakan pemandangan langsung ke kota Cimahi dari atas bukit, Di malam hari tempat ini akan memanjakan mata dengan pemandangan city lights yang indah. Dengan lampu tiang dan meja kopi dihiasi dengan vase bunga indah. Lantai kayu yang diselimuti oleh karpet coklat sehingga tempat ini sangat nyaman untuk digunakan bersantai atau berhubungan badan. Dua rak buku tiga tingkat berbahan mahogany berdempetan, dipenuhi puluhan buku Novel-novel berbahasa inggris yang menutrisi Eka agar lancer dalam perkuliahannya. Manda mulai mengambil foto-foto disekitar reading room Eka. Namun baru beberapa shot yang diambil Manda, Eka tampak memasuki ruangan membawa nampan dengan dua gelas berisi ice cube, dan satu teko kaca berisi sirup jeruk.

“Aman?”, Tanya Eka sambil menaruh nampan nya dicoffee table. Disamping nya ada buku “Pillow Talk”, dengan pembatas yang menandakan sampai mana Eka sudah membacanya.

“Eh pak, jadi ga enak… Aman kok pak, sedikit lagi nyampe target hehe”, Jawab Manda sembari melihat kearah Eka, menghentikan kegiatan mengambil gambarnya.

“Santai aja. Yakali ada tamu ga disuguhin. Kalau cape minum dulu duduk dulu santai.”, Jawab Eka sambil menuangkan sirup jeruknya ke kedua gelas yang ada dimeja. Lalu Eka menyeruput minumannya, lalu mengambil Novel yang ada dimeja dan membuka halaman dengan pembatasnya.

“Hehe makasih pak. Diluar lumayan panas. Ini boleh saya mium pak?”, Nanda duduk disamping Eka secara malu-malu.

“Santai aja kali… Panggil aku ‘Kang’ aja, Aku ga setua itu hehe. Asal kalian kerja bener, gausah formal banget sama aku. Keringetan banget kamu, Diminum dulu”, Eka menawari kembali minuman yang sudah dia tambah dengan obat perangsang.

“Oke kang. Ku minum yaaa…”, Nanda pun mengambil gelasnya dan mulai meminum sirupnya sedikit demi sedikit. Dalam hati Eka ia sudah berhasil dilangkah pertamanya.

“Pillow talk? Ga nyangka baca yang gituan hehe”, Manda melihat novel yang dibaca Eka. Nampaknya Manda mengetahui buku tersebut.

“Loh tau? Iya lumayan sih ini. Aku udah baca beberapa kali, masih baca lagi. Kamu udah pernah baca?”, Tanya Eka kepada Manda yang mengipas-ngipas kan tangan nya kewajahnya.

“Pernah hehehe rada dewasa ya hehe … duh panas kang, aku boleh buka jilbab ga? hehe”, Tanya Manda yang sudah berkeringat

“Boleh aja. Dibilang santai ae”, Jawab Eka sambil lanjut membaca novelnya, menunggu obatnya berpengaruh kepada Manda.

“Hehehe maaf ya. Kang. Aku juga kalau dirumah jarang jilbaban. Kalau keluar emang suka pake jilbab.”, Manda membuka jilbabnya. Kini Rambut Pendekn sebahu milik Manda terpampang dihadapan Eka.



“Iyaaa ngerti kok. Cantik juga kamu rambutnya keliatan.”, Eka memuji Manda.

“Ih kang moduuus… berarti aku ga cantik kalau jilbaban?”, jawab Manda yang mulai akrab dengan Eka. Ia mulai merasa kurang nyaman. Obat perangsangnya sudah mulai berpengaruh.

“Cantik lah. Cuma cantikan gini hehe btw berarti suka dong genre semi semi gini”, Tanya Eka kepada Manda. Rambut Manda tampak sedikit basah dari keringatnya.

“Hehehe modus terus nih. Iya gitu deh hehehe Malu ah bahas itu”, Manda sambil menyeruput kembali minumannya.

“Ngapain malu. Kan punya selera masing-masing. Hati hati aja nanti nafsu sendirian hehe”, Eka sedikit memanaskan pembicaraan mereka.

“Nah itu sih kang yang bahaya hehehe”, Jawab Manda dengan bergerak kegelahan. Ia tampak makin gelisah.

“Apalagi detail-detail kayak pas Felix wot sama sahabatnya sendiri”, Eka mengambil salah satu adegan dari novel tersebut.

“Aaaaah udah kang, jangan ngadi ngadi”, Manda menarik lengan Eka sebagai isyarat untuk berhenti memancing birahinya.

“Lah kan bahaya kalau sendirian. Kan kita berdua.”, Eka mulai memberikan kode kepada Manda yang sudah naik nafsunya.

“Ihhhh akang…”, Manda tidak memundurkan dirinya, Eka melihat kesempatan tersebut langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Manda yang sudah terlihat ngosngosan dan penuh nafsu. Eka pun melumat bibir Manda. Eka melepas lumatannya untuk melihat Manda. Lalu ia lanjut melumat bibir Manda dan menekan tubuhnya kearah Manda. Kini Eka menindih Manda diatas sofa. Mereka bercumbu dengan penuh nafsu. Manda sudah tidak memikirkan apa apa termasuk uji photography nya. Tangan Eka memainkan rambut Manda yang berkeringat. Tangan Manda pun mengelus-elus punggung dan rambut Eka.

“aaaaah kaaang mmmfff mmmfff kang mmmmf”, Manda semakin turned on dengan permainan mereka.

“aaaah kaaang… kaaaang aaaah”, Eka mulai membuka kancing Manda satu persatu. Mulutnya menggigit-giti kecil dileher Manda. Terbawa suasana, Manda pun mencoba membuka kancing Eka satu persatu. Namun kesulitan karena ia diposisi yang tidak menguntungkan. Setelah Eka berhasil membuka semua kancing Manda, Gadis tersebut langsung mengerti dan mengangkat tubuhnya sedikit agar kemeja nya bisa dilepas oleh Eka. Lalu Eka dengan cepat melepas bra Manda, dan disaat yang bersamaan Manda berhasil membuka semua kancing Eka. Setelah semua atasan mereka terlepas, Eka mengangkat Manda dan secara refleks manda pun melingkarkan kakinya di pinggang Eka. Karena Eka menopang Manda, Manda Mulai melepas sabuk dan resleting Eka.

“mmmmmmhh aaah mmmffff Pengen banget yaaa”, Eka menyupang Manda sambil menurunkan celananya dengan cara menggoyan pinggangnya.

“Yes aaaaah aaaaah mmmmf banget”, Eka memojok kan manda hingga punggungnya menempel ditembok. Eka pun menurunkan Manda dan membuka celana dalamnya. Mencuatlah Penis Eka yang sudah Tegang dihadapan Manda. Manda pun lansung mengocok dan memasukan penis besar tersebut kedalam mulutnya.

“oooh fuuuck yes…”, Eka merasakan kenikmatan mulut kecil Manda menyedot-nyedot Penisnya. Manda pun mengeluarkan penis Eka dan mengocok penis tersebut tepat diatasnya sambil menatap mata Eka.

“aaaaah so big…”, Manda langsung memasukan kembali penis tersebut kedalam mulutnya. Kepala nya maju mundur dan mulutnya terus menyedot penis berurat tersebut.

“Pengalaman nih…. Aaaah enak banget.”, Eka memegangi kepala Manda, mengelus-elus rambut pendeknya.Selama 4 menit Manda memberikan servis oral kepada Eka

“Ia kang. Tapi udah lumayan lama ga lagi. Aaaah”, Eka mengangkat Manda. Mereka pun bercumbu kembali sembari Eka menggendong Manda. Walau masih memakai Celana, Manda bisa merasakan Penis yang besar dan keras itu dibawah selangkangannya. Eka juga bisa merasakan ada sesuatu yang basah dari balik kain yan menempel ke penisnya. Eka menggendong Manda ke kamarnya. Eka lalu memembanting Manda keatas kasur.

“aaaah kang….”, Eka langsung mempereteli celana dan celana dalam Manda. Tampak vagina yang dikelilingi sedikit rambut. Eka langsung memposisikan wajah nya didepan vagina tersebut. Lidah Eka langsung menjamah vagina Manda luar dalam tanpa basa basi.

“aaaaaaah aaaaaah aaaaah kang! Aaaaaah!”, Manda mendongak keenakan. Kedua tangannya memegangi rambut Eka. Lidah Eka masuk dan bergerak naik turun. Mulut Manda menganga tanpa mengeluarkan suara. Tangan kanannya meremas kasur, menahan tubuhnya dari belakang, Tangan kiri Manda menjambak Rambut Eka dengan keras. Selama lima menit Eka terus menjilati vagina Manda yang sudah sangat basah. Tangan kanan Eka sekarang ikut bermain. Memelintir puting Manda secara sensual. Mendapat stimulus tersebut Manda pun kewalahan.

“AAAAH! AAAAAH! AAAAAH! AING NGELUARIN!”



Crooot! Crooot! Crooot! Crooot!

Manda mencapai orgasmenya. Satu semprotan sempat mengenai mulut Eka sebelum sempat menghindar. Disusul 3 semprotan lainnya membasahi kasur Eka.

“aaaaaah aaaaah pertama kali aku keluar seumur hidup”, Manda masih megatur nafasnya.

“Masa pertama kali?”, Tanya Eka sambil mengocok penisnya. Ia membiarkan Manda untuk beristirahat sebentar sebelum lanjut mengeksekusinya.

“Iyaaaa kang haaa…haaaa. Mantan ku belum pernah bikin aku nyampe”,Jawab Manda yang sudah mulai normal nafasnya.

“Wah kasian banget. Tapi enak kan udah ngerasain?”, Tanya Eka masih terus mengocok kemaluannya.

“BANGEEET! Omaygad. Enak banget.”, Manda melihat kearah Eka

“Sekarang aku mau bikin akang crot juga”, Manda membuka lebar selangkangannya, tangannya melebarkan vaginanya yang baru saja orgasme. Manda menggigit bibirnya, tampak sangat bernafsu. Melihat hal tersebut, Eka langsung menempelkan penisnya kemulut vagina Manda. Manda menggelengkan kepalanya merasakan benda tumpul yang sangat keras menempel dilubang surganya. Blesssss…. Penis Eka masuk ¼ nya.

“aaaaaaaaah! Gede bangeeeeet”, Manda mendesah panjang. Badannya yang terlihat sangat kecil dibading kan Eka. Hanya 154cm. sehingga penis panjang Eka terasa hampir penuh di vagina Manda.

“aaaaah aaaaaaah aaaaaaah aaaah kang terus aaaah”, Eka mulai menggenjot manda dengan posisi MOT. Selama lima menit Eka terus memompa Penisnya makin dalam ke vagina kecil Manda. Sesekali Eka meremas-remas payudara ranum milik Manda. Merasa keenakan, manda pun menggeleng-geleng kan kepalanya sembari tangannya meremas kuat ke kasur.

“Kang aaaaaah aaaaah kaaaang akuaaaaaah akum au aaaah diataaaaaaaas”, Manda meminta berganti posisi. Eka pun mencabut penisnya lalu ber baring diatas kasur. Manda pun menyusul Eka dan mulai memposisikan dirinya untuk WOT.

“aaaaaah mentok kang aaaaaah dalem banget!”, Manda yang sudah tidak sabar langsung memasukan penis Eka kevagina nya lagi. Manda mulai bergoyang maju mundur. Ia mengangkat rambutnya yang jatuh kedepan wajahnya. Lalu Manda meremas-remas payudaranya sendiri sambil menikmati Benda panjang yang ada didalam kemaluannya.

“aaaah anjing enak banget manda!”, Eka pun menikmati goyangan vagina Manda yang menjepit Penisya. 3 menit berjalanan Manda semakin nafsu menggoyang penis calon atasannya tersebut.

“Aku mau doggy”, Eka meminta berganti posisi kembali. Manda mengangguk, lalu melepaskan jepitannya dari Penis Eka. Ia langsung memposisikan dirinya disamping Eka dengan menungging. Eka pun bangun dan memposisikan dirinya dibelakang Manda yang sedang menungging. Ditampar-tamparkannya penis besarnya ke bokong mulus Manda. Lalu tanpa basa basi, Eka memasukan penis nya ke Vagina Manda.

“aaaaah! Kaaaaaang Aaaaaaah aaaaah aaaah”, Eka langsung menggenjot dengan liar. Kedua kelamin mereka yang basa terdengar kesekeliling ruangan. Suara tersebut dan gemaan dari desahan mereka berdua membuat mereka makin bersemangat dalam persetubuhan mereka. 8 menit berlalu dalam posisi doggystyle

“ohhhh ffffuck…! Bakal gue entot terus kalau kamu jadi pegawai aku”, Eka menari tangan Manda hingga punggung Manda nempel dengan dada Eka. Lalu Eka meremas-remas payudara Manda sambil terus memompa vaginanya dengan kasar.

“aaaaaah! Entot aku terus aaaah kang! Terima aku!! Aaaaah aaaah aku mau gini terus”, Manda menyetujui perkataan Eka. Eka merasa akan segera mencapai klimaksnya. Hujamana penisnya pun semakin cepat.

“aaaaah aku keluar”, Eka mencabut penis nya dan melepaskan pegangannya dari tubuh Manda hingga ia terbaring dikasur. Manda membalikan tubuhnya ke posisi terlentang dan disambut penis Eka yang sedang dikocok Eka tepat diatas pusarnya.



Crooooot! Crooooot! Croooot! Croooot! Croooot! Croooot!

Enam muncratan sperma menodai badan Manda. Dari perut, payudara, hingga wajah Manda, berceceran sperma hangat dari Eka. Sebuah ejakulasi yang dahsyat karena Eka baru saja mendapakan vagina yang sangat sempit.

“aaaaah Enak banget kontolnya kang… haaaa haaaa”, Manda melihat Eka yang ikut berbaring disampingnya.

“Memek kamu enak banget anjir.”,Eka pun terlentang disamping Manda

“Jadi aku diterima kan?”, Tanya manda kepada Eka.

“Jelas dong. Asal mau dientot terus”, Eka membalikan wajahnya kepada Manda.

“Mau…. Haaaa haaaa…. Mau banget”, Manda tersenyum karena puas.

Mereka pun ketiduran karena terlalu Lelah dengan kegiatan mereka. Eka merasa sangat Lelah karena telah dua kali menggarap dua wanita yang berbeda disamping pekerjaannya. Dan ia harus mempersiapkan dirinya untuk hari kedepannya…





To be continued….​
 
Maaf lama updatenya suhu-suhu. Pekerjaan ane sedang hectic-hecticnya. :ampun::ampun::ampun: Dan Episode 5 saya jadi dua part karena cast nya banyak banget hehehe. Terima kasih atas dukungannya:beer::beer::beer: Untuk yang bertanya tanya"Kenapa selebgram dan orang ga dikenal? Artis gede nya kapan?",Mohon sabar ya huuu. Sejauh ini draft Ane udah sampe season 4, cuma banyak pertimbangan juga gimana alur cerita jalannya. Sejauh ini masih di sekitar kota kembang saja. Doakan saja biar ane bisa ngelarin kerjaan biar bisa nulis hehe dan doain Eka cepet sukses biar cepet exe artis besar hehehe. salam semprot!
 
Warbiyasah apdetnya lanjoooooot
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
keren hu, salah satu cerita terbaik dgn alur oke yg pernah saya baca
 
Wah udah ada update lagi. Welcome back kang.
 
Bimabet
Bisa nih maen sama selebgram bandung kaya agatha chelsea atau grup girlband starbe 😍😍💦
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd